i PENGARUH KELOMPOK SOSIAL PEREMPUAN PEMANDU LAGU KARAOKE TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI PERDESAAN AGUS DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016 ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Kelompok Sosial Perempuan Pemandu Lagu Karaoke terhadap Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga di Perdesaan” benar-benar hasil karya saya sendiri yang belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun dan tidak mengandung bahan-bahan yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh pihak lain kecuali sebagai bahan rujukan yang dinyatakan dalam naskah. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya bersedia mempertanggungjawabkan pernyataan ini. Bogor, 26 Juli 2016 AGUS NIM. I34120015 iii ABSTRAK AGUS. Pengaruh Kelompok Sosial Perempuan Pemandu Lagu Karaoke terhadap Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga di Perdesaan. Di bawah bimbingan AMIRUDDIN SALEH. Dunia kerja, membentuk kelompok diupayakan untuk memudahkan pembagian kerja dan semangat kerja. Perempuan membentuk kelompok-kelompok secara terbuka dengan azas persamaan dengan individu lain, kelompok yang dibentuk oleh perempuan cenderung merunut pada kelompok–kelompok yang tidak terlegalkan atau informal diantaranya adalah kelompok–kelompok sosial, baik dibentuk atas diri sendiri atau dibentuk oleh individu yang lain. Rumusan masalah dalam penelitian antara lain: bagaimana karakteristik dalam perempuan pemandu lagu karaoke, pengaruh karakteristik perempuan pemandu lagu karoke terhadap karakteristik kelompok sosial, sikap dalam kelompok, pengaruh kelompok sosial terhadap sikap dalam kelompok dan kesejahteraan rumah tangga. Dari hasil kelompok sosial dihitung pengaruhnya kepada kesejahteraan rumah tangga. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif didukung data kualitatif dengan analisis data berupa analisis statistik deskripsi (rataan skor, frekuensi, persentase, dan tabulasi silang) dan analisis inferensial. Pengolahan data menggunakan uji regresi linier sederhana. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa pada peubah pengaruh karakeristik perempuan berperngaruh terhadap peubah karakteristik kelompok sosial dan peubah sikap dalam kelompok, serta karakteristik kelompok sosial berpengaruh terhadap peubah sikap dalam kelompok, peubah sikap dalam kelompok berpengaruh terhadap peubah tingkat kesejahteraan rumah tangga, serta peubah karakteristik kelompok sosial berpengaruh terhadap peubah tingkat kesjahteraan rumah tangga. Kata Kunci: Kelompok sosial, perempuan, tingkat kesejahteraan ABSTRACT AGUS. The Influence of Ladies Companion Social Group for Household Welfare Level in Village. Supervised by AMIRUDDIN SALEH. In work world, forming the group strived to facilitate the division of labor and morale. Women form groups openly with the principle of the equality with other individuals, groups formed by women tend to be traced to groups that do not include the informal social groups, both established on themselves or formed by another individual. The problems of the research include: how the characteristics of the female guides karaoke song, the effect of ladies companion characteristics of social groups, attitudes within the group, the influence of social groups on attitudes within the group and household welfare. From the results of social groups calculated influence on household welfare. The study used a quantitative approach with a qualitative analysis of backed up data is a description of the statistical analysis (average score, frequency, percentages and cross tabulation) and inferential analysis. Processing data used simple linear regression. The results showed that the variables influence characteristics ladies companion of the variable characteristics of social groups and variables attitude in the group, as well as the characteristics of social groups affect the variable of attitude in the group, variable attitudes in a group affect the variables household welfare level, as well as the variable characteristics of social groups welfare variables affect the household welfare level. Keywords: Social groups, welfare, women iv PENGARUH KELOMPOK SOSIAL PEREMPUAN PEMANDU LAGU KARAOKE TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI PERDESAAN Oleh AGUS I34120015 Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016 vi PRAKATA Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh Kelompok Sosial Perempuan Pemandu Lagu Karaoke terhadap Tingkat Kesejahteraan Rumah tangga di Perdesaan” ini dengan baik. Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat kelulusan studi pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr Ir Amiruddin Saleh, MS selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini; 2. Prof Aida Vitayala Hubeis dan Ir Fredian Tonny Nasdian, MS selaku dosen penguji skripsi; 3. Mahmudi Siwi, Msi dan Prof Endiratmo Soetarto, selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingannya selama ini; 4. Seluruh staf pengajar Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat yang telah mendidik penulis selama ini; 5. Edi Mulyadi dan Murtini sebagai orang tua atas dukungan, doa, dan motivasi tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik; 6. Pupu Marpuah, Muyaman Soepardi Drs sebagai kakak atas bantuan doa dan semangat; 7. Shifa Anindhita S.Kpm, Efriska Ginasti, Suhaila Abdat, dan Nanda Puteri Riyani S.Kpm sebagai sahabat atas dukungan yang diberikan selama ini; 8. Febina Talitha, Desztiami Andaliva, dan Efriska Ginasti sebagai teman satu bimbingan; 9. Seluruh pihak yang turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan komunikasi dan pengembangan masyarakat, khususnya terkait efektivitas komunikasi kelompok. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bernilai positif bagi semua pihak yang membutuhkan. Bogor,18 Juli 2016 AGUS NIM. I34120015 vii DAFTAR ISI PERNYATAAN ABSTRAK PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Penelitian Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Kelompok Kelompok Sosial Faktor Pembentukan Kelompok Sosial Sikap Karakteristik Perempuan Kesejahteraan Kesejahteraan Rumah tangga Penelitian Sebelumnya KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir Hipotesis Penelitian PENDEKATAN LAPANG Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumen Definisi Operasional Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografi dan Keadaan Alam Jumlah Perempuan Pemandu Lagu Karaoke HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik Perempuan Pemandu Lagu Karaoke Deskripsi Karakteristik Kelompok Sosial Deskripsi Sikap dalam Kelompok Deskripsi Tingkat Kesejahteraan Rumah tangga Pengaruh Karakteristik Perempuan Pemandu Lagu Karaoke terhadap ii iii vi vii ix ix ix 1 1 2 2 3 5 5 5 6 6 6 8 8 9 11 10 10 11 11 11 11 12 12 14 14 15 16 16 16 19 19 20 21 22 viii Karakteristik Kelompok Sosial Pengaruh Karakteristik Perempuan Pemandu Lagu Karoke terhadap Sikap dalam Kelompok Pengaruh Karakteristik Kelompok Sosial terhadap Sikap dalam Kelompok Pengaruh Sikap dalam Kelompok terhadap Tingkat Kesejahteraan Rumah tangga Pengaruh Karakteristik Kelompok Sosial terhadap Tingkat Kesejahteraan Rumah tangga PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA 23 24 25 26 33 33 34 35 ix Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 DAFTAR TABEL Populasi dan Sampel Rataan skor berdasarkan karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke 2016 Rataan skor berdasarkan karakteristik kelompok sosial 2016 Rataan skor berdasarkan sikap dalam kelompok 2016 Rataan skor berdasarkan tingkat kesejahteraan Rumah tangga 2016 Pengaruh karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke terhadap karakteristik kelompok sosial 2016 Pengaruh karakteristik karakteristik perempuan pemandu lagu karoke terhadap sikap dalam kelompok 2016 Pengaruh karakteristik kelompok sosial terhadap sikap dalam kelompok 2016 Pengaruh sikap dalam kelompok terhadap tingkat kesejahteraan Rumah tangga 2016 Pengaruh karakteristik kelompok sosial terhadap tingkat kesejahteraan Rumah tangga 2016 13 14 23 25 26 28 29 31 33 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Alur pikir keterkaitan faktor-faktor yang mempengaruhi kelompok sosial perempuan pemandu lagu dan tingkat 12 kesejahteraan rumah tangga DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Halaman Peta lokasi penelitian 39 Distribusi jumlah perempuan pemandu lagu karaoke tahun 40 2014-2016 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Jadwal penelitian Daftar responden Dokumentasi penelitian Hasil reduksi data kualitatif 41 42 43 44 x 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah utama pembangunan lapangan kerja di Kota Bogor adalah tingginya angka pembangunan gedung hiburan malam yang berkembang tujuh tahun terakhir seperti:club, lounge, karaoke, bar, dan sebagainya. Dalam perencanaan pembangunan dewasa ini, pembangunan manusia senantiasa berada di garda terdepan. Pembangunan manusia (human development) dirumuskan sebagai perluasan pilihan bagi penduduk yang dapat dilihat sebagai proses upaya ke arah “perluasan pilihan” dan sekaligus sebagai taraf yang dicapai dari upaya tersebut. Di antara berbagai pilihan tersebut, pilihan yang terpenting adalah untuk peningkatan ekonomi. Perda No 6 Tahun 2014 Kota Bogor tentang pariwisata menyebutkan bahwa perluasan lapangan pekerjaan bidang pariwisata, setiap usaha-usaha hiburan wajib disesuaikan dengan tujuan dan sasaran pengunjung serta meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Perempuan pemandu lagu karaoke tersebut secara tidak langsung membentuk kelompok yang telah dikelompokkan oleh perusahaan karaoke keluarga tersebut. Sherif (1962) memaparkan bahwa kelompok adalah unit sosial yang terdiri dari sejumlah individu yang mempunyai hubungan saling ketergantungan satu sama lain sesuai dengan status dan perannya secara tertulis atau tidak mereka telah mengadakan norma yang mengatur tingkah laku anggota kelompoknya. Pada analisa lanjut tentang kelompok ditemukan beberapa jenis kelompok diantaranya: Kelompok kerja, Kelompok Sosial, Kelompok Formal, Kelompok Informal dan Kelompok Semangat. Perempuan membentuk kelompok-kelompok secara terbuka dengan azas persamaan dengan individu lain, kelompok yang dibentuk oleh perempuan cenderung merunut pada kelompok–kelompok yang tidak terlegalkan atau informal diantaranya adalah kelompok–kelompok sosial, baik dibentuk atas diri sendiri atau dibentuk oleh individu yang lain. Hal ini mengakibatkan cepatnya kelompok-kelompok yang dibentuk oleh perempuan.Dalam kasus penelitian ini promosi perusahaan dan minat konsumen dalam hiburan karaoke relatif bervariasi sebab permintaan konsumen untuk membuat rasa senang dalam dirinya bertambah. Orientasi kelompok sosial adalah kesenangan, sebagai bentuknya anatara lain seperti kedekatan, kesamaan, kekarabatan, kepuasan. Perempuan yang bekerja di karaoke malam atau karaoke keluarga dibentuk secara koersif atau paksaan tanpa melihat aspek–aspek dalam konsep kelompok perempuan untuk bergabung dalam kelompoknya (Abidin, 2010). Kelompok dalam hakikatnya memliki syarat tertentu seperti: tujuan khusus, struktur, dan pembagian tugas pada individu yang tergabung dalam kelompoknya. Perempuan yang tergabung dalam kelompok karaoke memiliki tanggung jawab agar berpengaruh untuk pencapaian dirinya terpenuhi, karena perempuan pemandu karaoke yang bekerja di perusahaan karaoke tersebut memiliki tanggung jawab khusus dalam rumah tangganya. Selain pencapaian untuk dirinya sendiri terhitung tingkat kesejahteraan perdesaan di Kabupaten Bogor dalam Badan Pusat Statistika dinyatakan rendah dari data pembanding di kota-kota lain (BPS 2009). 2 Hal tersebut menyebabkan tanggung jawab perempuan yang bekerja semakin tinggi karena untuk meningkatkan aspek-aspek rumah tangga seperti: kualitas pendidikan anggota rumah tangga, kualitas kesehatan, bentuk fisik finansial, dan terpenuhinya kebutuhan pokok rumah tangga. Melalui peubah antara kelompok perempuan tersebut didefinisikan sebagai faktor-faktor sikap dan perilaku mana yang melalui pembentukan kelompok modal sosial dan modal hidup mempengaruhi tingkat kesejahteraan rumah tangga, pengertian sikap adalah perbuatan yang didasari oleh keyakinan berdasarkan norma-norma yang ada di masyarakat dan biasanya norma agama. Namun demikian perbuatan yang akan dilakukan manusia biasanya tergantung apa permasalahannya serta benar-benar berdasarkan keyakinan atau kepercayaannya masing-masing. Berdasarkan uraian diatas penulis merasa perlu untuk mengidentifikasi sejauhmana pengaruh kelompok sosial perempuan pemandu lagu karaoke terhadap tingkat kesejahteraan di perdesaan. Rumusan Masalah Pembentukan kelompok perempuan pemandu lagu karaoke dimaksudkanb agar terjadi peningkatan kesejateraan rumah tangga. Dalam satu perusahaan terdapat beberapa kelompok perempuan. Setiap kelompok terdiri dari beberapa anggota kelompok. Setiap anggota saling berkomunikasi satu sama lain. Pengaruh kelompok tersebut berpengaruh pada beberapa aspek.Mulai dari sikap dalam kelompok, kedekatan sesama anggota, serta rumah tangga perempuan tersebut. Setelah bergabung dalam kelompok tersebut dapat dilihat hasilnya yang memengaruhi rumah tangga. Dari pemaparan tersebut, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Bagaimana karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke? Bagaimana pengaruh karakteristik perempuan terhadap karakteristik kelompok sosial? Bagaimana pengaruh karakteristik perempuan terhadap sikap dalam kelompok? Bagaimana pengaruh karakteristik kelompok sosial terhadap sikap dalam kelompok? Bagaimana pengaruh karakteristik kelompok sosial tingkat kesejahteraan rumah tangga? Bagaimana pengaruh sikap dalam kelompok terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga? Tujuan Penelitian Pengaruh kelompok sosial tersebut dapat dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan kesejahteraan rumah tangga. Apabila pengaruh kelompok sosial tersebut tidak berpengaruh dalam peningkatan sejahteraan rumah tangga dikatakan gagal. Setelah melakukan pembentukan kelompok sosial maka dapat dilihat dari aspek–aspek yang terpengaruh dalam rumah tangga dan lingkungannya. Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: 3 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menganalisis karakteristik kelompok sosial perempuan pemandu lagu karaoke Menganalisis pengaruh karakteristik perempuan terhadap karakteristik kelompok sosial Menganalisis pengaruh karakteristik perempuan terhadap sikap dalam kelompok Menganalisis karakteristik kelompok sosial terhadap sikap dalam kelompok Menganalisis karakteristik kelompok sosial terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga Menganalisis pengaruh sikap dalam kelompok perempuan pemandu lagu karaoke terhadap kesejahteraan rumah tangga Kegunaan Penelitian Hasil penelitian dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh kelompok sosial perempuan pemandu lagu karaoke terhadap tingkat kesejahteran rumah tangga di perdesaan. Khususnya kepada: 1. Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur dalam melakukan penelitian selanjutnya. Penelitian ini juga sebagai pembelajaran mengenai fenomena masalah sosial di masyarakat 2. Pemerintah Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan saran untuk pemerintah maupun kementrian dalam hal pembangunan dan regulasi untuk sektor informal terutama dari segi dampak dan sasaran hiburan 3. Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas mengenai fenomena dan permasalahan sector informal di Kota Bogor. Sekaligus sebagai ajang wadah aspirasi kepada pemerintah. 4 5 TINJAUAN PUSTAKA Kelompok Menurut Homans (2001) kelompok adalah kumpulan individu yang melakukan kegiatan, interaksi, dan memiliki perasaan untuk membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi dan berhubungan timbal balik. Syarat kelompok. Hendropuspito (2006): (i) Interaksi, anggota-anggota seharusnya berinteraksi satu sama lain; (ii) Interdependen, apa yang terjadi pada seorang anggota akan mempengaruhi perilaku anggota yang lain; (iii) Stabil, hubungan paling tidak ada lamanya waktu yang berarti (bisa minggu, bulan dan tahun); (iv) Tujuan yang dibagi, beberapa tujuan bersifat umum bagi semua anggota; (v) Struktur, fungsi tiap anggota harus memiliki beberapa macam struktur sehingga mereka memiliki set peran; (vi) Persepsi, anggota harus merasakan diri mereka sebagai bagian dari kelompok. Menurut Bierstedt (1950), kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok berdasarkan ada tidaknya organisasi hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis menjadi empat macam antara lain: (i). Kelompok statis, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan; (ii). Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya; (iii).Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat, dan lain-lain; (iv). Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama.Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: negara, sekolah, dan lain-lain. Kelompok Sosial Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya. Kelompok-kelompok sosial merupakan himpunan manusia yang saling hidup bersama dan menjalani saling ketergantungan dengan sadar dan tolong menolong Macler dan Charles (1961). Kelompok sosial atau social group adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, karena adanya hubungan di antara mereka. Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong (Soekanto, 2006). Ciri dan syarat kelompok sosial antara lain: (i) Terdapat dorongan atau motif yang sama antar individu satu dengan yang lain; (ii) Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu satu dengan yang lain berdasarkan rasa dan kecakapan yang berbeda-beda antara individu yang terlibat di dalamnya; (iii) 6 Adanya penegasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan-peranan dan kedudukan masing-masing; (iv). Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan yang ada; (v). Berlangsungnya suatu kepentingan ; (vi) Adanya pergerakan yang dinamik. Faktor Pembentukan Kelompok Sosial Faktor pembentukan kelompok sosial bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan.Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu.Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan.Perempuan sendiri dalam hal pembentukan kelompok sosial cenderung lebih memperketat dalam hal syarat syarat tertentu dalam halnya berorientasikan kepada tujuan yang sama Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan perempuan membentuk kelompok tersebut Hoff (2001) adalah kedekatan dan kesamaan.(i) Kedekatan:Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita.Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal.Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi.Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi.Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial.Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan; (ii) Kesamaan :Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggotaanggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakterkarakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga. Sikap Menurut Gerungan (2000) sikap atau attitude senantiasa diarahkan pada suatu hal, suatu objek.Tidak ada sikap tanpa adanya objek.Sikap menentukan keajegan dan kekhasan perilaku seseorang dalam hubungannya dengan stimulus manusia atau kejadian-kejadian tertentu. Sikap merupakan suatu keadaan yang memungkinkan timbulnya suatu perbuatan atau tingkah laku (dalam Dayakisni & Hudaniah, 2003). Dalam kelompok pemikiran ini adalah kelompok yang berorientasi pada skema triadik (triadic schema). Menurut Azwar (2007) suatu sikap merupakan konstelasi komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi didalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek.Jadi berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap adalah kecenderungan individu untuk memahami, merasakan, bereaksi dan berperilaku terhadap suatu objek yang merupakan hasil dari interaksi komponen kognitif, afektif dan konatif. 7 Komponen sikap menurut Azwar (2007) antara lain: (a) Komponen kognitif merupakan komponen yang berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap; (b) Komponen afektif merupakan komponen yang menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu; (c) Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Karakteristik Perempuan Sumberdaya yang terpenting dalam organisasi adalah sumberdaya usia, status dalam rumah tangga, keanggotaan dalam organisasi tersebut. Setiap manusia memeliki karakteristik individu yang berbeda-beda anatara satu dengan yang lainnya. Menurut Robbins (2003), karakteristik individu mencakup usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status dalam keluarga, status perkawinan, dan masa kerjanya. 1. Usia Siagian (2008) menyatakan bbahwa usia adalah hal penting karena mempunyai kaitan sangat erat dengan berbagai segi kehidupan organisasi/kelompok. Hubungan kinerja dalam kelompok karena adanya keyakinan yang sangat eratnya, untuk membuat akses hubungan atau relasi individu terutama perempuan 2. Tingkat pendidikan Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan-kehgiatan mental seperti kempuan untuk menganalisis atau meramalkan kondisi pasar, ekonomi, sosial, dan politik 3. Status dalam rumah tangga Branding individu untuk memaksa tanggung jawab yang membuat suatu pekerjaan menjadi berharga dan penting. Seseorang yang menjadi bagian dalam rumah tangga dalam kegiatan pencaharian pekerjaan akan menjadi suatu jaminan untuk konsisten dalam tanggung jawabnya. 4. Keanggotaan Bentuk suatu label dalam organisasi atau kelompok, yang berkaitan dengan kinerja dalam kelompok atau organisasi tersebut, keanggotaan sendiri berpengaruh dalam konteks kelompok untuk peningkatan dan pengaruh kinerja dalam kelompoknya. 5. Masa Kerja Menurut Robbins (2003), masa kerja dan kepuasan saling berkaitan positif, masa kerja yang lama akan cenderung membuat seseorang engga meninggalkan pekerjaan yang telah ditekuninya. Kesejahteraan Sumarti (1999) mendefinisikan bahwa kesejahteraan merupakan kondisi relatif yang dibentuk masyarakat melalui interaksi sosial, kesejahteraan juga dapat diidentifikasikan sebagai total darinet wort (manfaat yang benar-benar diperoleh) 8 dan human capital wealth (kesejahteraan sumber daya manusia). Kesejahteraan menurut Cahyat (2007) merupakan kondisi dapat memenuhi kebutuhan dasar baik material maupun non-material yang mencakup aspek gizi dan kesehatan, pengetahuan, dan kekayaan materi.Kemiskinan sendiri merupakan bentuk ketidakmampuan untuk meraih kesejahteraan dipandang dari sisi ekonomi - dalam memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan- yang diukur dari sisi pengeluaran. Kesejahteraan menurut Badan Pusat Stastistika (2009) keluarga tergolong miskin di Kabupaten Bogor sebanyak 44% jika dibandingkan dengan persentase populasi keluarga miskin (49,8%). Rendahnya presentase keluarga miskin disebabkan oleh terlalu rendahnya garis kemiskinan yang digunakan jika dibandingkan dengan pendapatan, sehingga pengeluaran rumah tangga jauh lebih tinggi, garis kemiskinan berada jauh dibawah pengeluaran. Kelemahan penentuan kesejahteraan BPS adalah banyakanya data dan informasi yang harus dikumpulkan dengan tingkat pemahaman yang cukup tinggi, masih adanya sistem KKN dalam kasus perdesaan dalam contoh program JPS, raskin, beasiswa, dan pelayanan obat gratis, dan yang terakhir adanya adanya kemampuan untu mengakases berbagai informasi dalam bentuk cetak maupun elektronik. Kesejahteraan Rumah Tangga Kesejahteraan menurut presepsi keluarga yaitu bedasarkan BKKBN (2001), antara lain kebutuhan dasar (pangan, sandang, papan, dan kesehatan), kebutuhan sosial psikologi (pendidikan, rekreasi, transportasi, interaksi sosial internail, dan eksternal), serta kebutuhan pengembangan (agama, tabungan dan akses informasi). Kekurangan kriteria ini adalah pendekatan yang subjektif untuk mengukur tingkat kemiskinan sehingga pendekatan ini tidak dapat digunakan pada tingkat nasional dan makro. Kelebihannya adalah penggunakan pendekatan subjektif akan membantuk dalam mengembangkan program-program intervensi pada kelompok sasaran spesifik, paling terpengaruh oleh kritis. Dari penjelasan tersebut adanya kekurangan dan kelebihan antara berbagai pesepsi kesejahteraan pengukur kemiskinan, namun pada hal tersebut adanya kriteria BKKBN dapat dijadikan sebagai indikator alternatif dengan berbagai pertimbangan.Adanya pengukuran BKKBN berbasis pada pengukuran indikator kemiskinan menurut BPS, adanya pendekatan dari tingkatan terbawah yaitu rumah tangga sampai tingkat makro/nasional. Tingkat kesejahteraan masyarakat antara lain dapat diukur melalui besarnya pendapatan/pengeluaran. Pengeluaran untuk kebutuhan konsumsi dapat mencerminkan tingkat kemampuan ekonomi masyarakat, dan kemampuan daya beli masyarakat dapat memberikan gambaran tentang tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi daya beli masyarakat menunjukkan meningkatnya kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan selanjutnya akan berdampak meningkatnya kesejahteraan masyarakat (BPS, 2008). Dalam mengukur kesejahteraan rumah tangga diperlukan indikator moneter, indikator yang banyak digunakan adalah pendapatan dan pengeluaran (BPS, 2008, dan The World Bank, 2007). Indikator pengeluaran, dalam hal ini 9 disebut juga konsumsi, dipilih karena sifatnya tetap dan relatif stabil terhadap berfluktuasinya pendapatan dari tahun ke tahun. Suryadarma (2005) mengungkapkan peubah-peubah yang menjadi ciri kesejahteraan suatu keluarga antara lain: kepemilikan asset, kepemilikan binatang ternak, status perkawinan kepala rumah tangga, jenis kelamin kepala rumah tangga, tingkat pendidikan kepala rumah tangga dan pasangannya, anggota rumah tangga yang bekerja, sektor pekerjaan, akses terhadap rumah tangga, konsumsi makanan dan indikator kesehatan, indikator kesejahteraan lainnya serta partisipasi politik dan akses kepada informasi. Jumlah anggota rumah tangga diduga mempunyai keterkaitan erat dengan kesejahteraan rumah tangga karena kemiskinan dihitung berdasar pengeluaran dan jumlah anggota rumah tangga.Makin besar jumlah anggota rumah tangga akan makin besar pula resiko untuk menjadi miskin apabila pendapatannya tidak meningkat (Faturochman dan Molo, 1995). Penelitian Sebelumnya Berdasarkan referensi dan jurnal elekronik yang telah ditelaah penelitian tentang kelompok sosial hanya berfokus bagaimana kelompok – kelompok sosial membagi tugas dan pencapainya pada tujuan.Hal tersebut seperti judul penelitian tentang suporter sepak bola Persib Bandung dengan judul penelitian The Viking Fansshop. Farhan (2005) menjelaskan bahwa bagaimana pembentukan kelompok sosial dilakukan, hal tersebut menyebabkan bahwa pengaruh kelompok sosial yang tinggi membuat keterikatan antar anggota dimasing–masing daerah terhubung dengan nenunjuk leader dari masing–masing daerah tersebut. Penelitian ini menjelaskan bahwa adanya pengaruh yang tinggi pada kelompok sosial terhadap perilaku anggotanya yang tergabung secara terbuka. Seperti kasus– kasusnya suporter sepak bola Viking tersebut berimbas pada anggota seperti kasus bentrok antar kelompok sosial lain. Dalam penelitian ini tidak dijelaskan secara terperinci bagaimana kerangka sampling yang dipili hanya menjadikan anggota di daerah penelitiannya menjadi responden, bagaimana anggota dalam kelompok sosial ini dalam kesehariannya dan interaksi dengan individu non-member lain . Soedijati (1995) dalam penelitian yang berjudul Solidaritas dan Masalah Waria di Kota Bandung, menjelaskan bahwa dalam kelompok sosial yang dibentuk atas tujuan yang sama dan karakteristik tertentu memberikan pengaruh pada pendapatan mereka dalam berstrategi nafkah masing–masing anggota kelompok sosial tersebut. Dijelaskan bahwa kelompok sosial dalam kelompok waria di Bandung berpengaruh tinggi, dalam proses pembentuknya dalam penelitian tersebut terdapat beberapa aspek yang terpengaruh oleh kelompok sosial diantaranya adalah : (i). Jaringan penjajaan setiap malam; (ii). Pendapatan permalam; (iii). Barang yang dibeli selama satu minggu; (iv). Tabungan yang dimiliki selama satu bulan.Dalam peneltian ini terlihat bahwa kelompok sosial berpengaruh pada aspek – aspek tersebut. Irmawati (2014) dalam penelitian ini yang berjudul Konsep Diri Dalam Dinamika Psikologi sosial Wanita Pemandu Karoke di Kota Solo. Menjelaskan bahwa perempuan dalam penelitian ini digolongkaan kedalam freelance tidak terikat dalam kelompok hal ini disebabkan bahwa : (i) pengalam diri (ii) 10 pendapatan (iii) hubungan. Oleh karena jika tergabung dalam kelompok pendapatan menurun. Berdasarkan penelitian–penelitian yang telah dilakukan, pengaruh kelompok sosial hanya berpengaruh pada pendapatan pribadi serta cara berperilaku dalam kehidupan, berbeda dengan penelitian ini yang menjadikan kelompok sosial perempuan pemandu lagu karoke berpengaruh pada tingkat keseahteraan rumah tangga yang melihat dari konsep modal sosial, karakteristik kelompok, serta karakteristik perempuan yang direkrut menjadi anggota kelompok. Penelitian ini berfokuskan pada perempuan pemandu lagu karoke yang berasal dari di Kabupaten Bogor yang tergabung dalam kelompok sosial pengaruhnya terhadap kesejahteraan rumah tangga di perdesaan dengan aspek : kualitas kesehatan, pendidikan, pendapatan 11 KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Pemikiran Karakteristik perempuan dalam kerangka penelitian ini memiliki aspekaspek seperti: usia, tingkat pendidikan, status dalam rumah tangga, dan keanggotaan. Karakteristik perempuan ini dijelaskan dengan analisis deskriptif. Perempuan dalam lingkungannya membagikan diri kepada individu lain yang sesuai dengan tujuan serta prinsipnya. Karakteristik perempuan ditentukan oleh lingkungan sosial yaitu usia, tingkat pendidikan,status dalam keluargadan keanggotaan, memberikan pengaruh pada konsep karakteristik kelompok berdasarkan aspek-aspek seperti kekerabatan, kesamaan, dan kedekatan dan konsep sikap dalam kelompok yang didalamnya terdapat aspek kognitif dan aspek perilaku. Konsep karakteristik kelompok sosial dan sikap dalam kelompok memiliki pengaruh nyata terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga diantaraya adalah aspek kesehatan, aspek pendidikan, aspek pendapatan, dan aspek asset fisik. Karakteristik Perempuan: Usia Tingkat Pendidikan Status dalam keluarga Keanggotaan Karakteristik Kelompok Sosial : Kekerabatan Kesamaan Kedekatan Sikap dalam kelompok : Aspek Kognitif Aspek Perilaku Gambar 1 Alur pikir keterkaitan faktor-faktor yang mempengaruhi kelompok sosial Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga : Kesehatan Pendidikan Pendapatan Aset fisik Keterangan : Mempengaruhi : Analisis Deskripsi perempuan pemandu lagu dan tingkat Hipotesis Penelitian Berdasarkan hasil dari alur pikir peubah pada Gambar 1 ,terdapat beberapa hipotesis penelitian yang dapat disajikan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh nyata karakteristik perempuan terhadap karakteristik kelompok sosial 2. Terdapat pengaruh nyata karakteristik perempuan terhadap sikap dalam kelompok 3. Terdapat pengaruh nyata karakteristik kelompok sosial terhadap sikap dalam kelompok 4. Terdapat pengaruh nyata karakteristik kelompok sosial terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga 5. Terdapat pengaruh nyata sikap dalam kelompok terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga 12 13 PENDEKATAN LAPANGAN Desain Penelitian Peneltian merupakan penelitian kuantitatif serta menggunakan metode survai dengan instrumen berupa kuisioner yang diberikan kepada responden untuk mengetahui terhadap karakteristik perempuan, pembentukan kelompok sosial, pengaruh kelompok sosial, kesejahteraan rumah tangga. Sementara itu, data kualitatif diperoleh melalui metode wawancara mendalam dengan menggunakan panduan pertanyaan wawancara kepada informan, observasi dan studi dokumentasi. Teknik wawancara mendalam dilakukan untuk menelusuri fenomena pengaruh kelompok sosial terhadap kesejahteraan rumah tangga. Singarimbun dn Effendi (1989) menagtakan penelitian survai adalahpenelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data primer. Lokasi dan Waktu Penelitian Penentuan lokasi untuk penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu perusahaan karaoke. Lokasi tersebut di pilih dengan pertimbangan, antara lain: 1. Perusahaan karaoke yang terdapat kelompok sosial perempuan pemandu lagu 2. Sebagian besar responden berasal dari daerah perdesaan Penelitian dilaksanakan dalam waktu satu bulan, mulai bulan Januari 2016 hingga Juni 2016. Kegiatan penelitian meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium, pengambilan data lapangan, penulisan draft skripsi, uji petik, sidang skripsi, dan perbaikan laporan penelitian. Populasi dan Sampel Unit analisis dalam penelitian adalah individu, sedangkan populasi penelitian yaitu perempuan pemandu lagu sebanyak 60 orang. Pemilihan responden yang diambil berjumlah sebanyak 40 orang. Pemilihan responden dilakukan dengan teknik accidental sampling dengan mengambil responden berdasarkan dari kelompok, sebabkan kelompok sosial ini tidak mempunyai lembaga berbadan hukum karena dibentuk secara azas kedekatan dalam perusahaan. Tabel 1 Populasi dan sampel No Nama Kelompok Populasi Sampel (Orang) (Orang) 1 Happy Puppy 10 5 2 Mamih Vera 8 5 3 Mamih Putri 8 5 4 Mamih Anas 8 7 5 Mamih Dina 8 5 6 Hebring Intisari 8 4 7 Borju Lieur 10 5 8 Borju Rempong 10 4 Total 60 40 14 Tabel 1 memaparkan populasi perempuan pemandu lagu karaoke didapat dari wawancara manager perusahaan BLR dan HK Karoke Kota Bogor, terdapat delapan kelompok dengan jumlah jumlah rata-rata sembilan perempuan pemandu karoke dalam kelompok. Jumlah responden diambil sebanyak 5 orang dalam kelompok hingga total responden penelitian adalah 40 orang, berdasarkan jumlah minumum pengambilan responden dalam penelitia sosial yaitu 30 orang. Data dan Instrumen Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil dari wawancara dengan responden dan informan. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber rujukan atau literatur berupa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan topik penelitian ini. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu kuisioner. Kuisioner ini terdiri dari empat bagian, yaitu bagian pertama berupa karakteristik perempuan, bagian kedua berupa karakteristik kelompok sosial, bagian ketiga berupa sikap dalam kelompok, bagian keempat tingkat kesejahteraan rumah tangga. Definisi Operasional Definisi operasional untuk masing-masing variabel sebagai berikut: 1) Karakteristik perempuan diukur berdasarkan beberapa sub peubah seperti usia, status sosial, tingkat pendidikan, dan relasi. a) Usia diukur berdasarkan umur lamanya seseorang hidup yang dihitung semenjak lahir hingga penelitian ini dilakukan dalam satuan tahun. Selanjutnya usia dikategorikan berdasarkan rata-rata usia responden di lapang dengan menggunakan skala nominal. b) Status dalam kelurga diukur berdasarkan kedudukan responden dalam keluarga yang tercatat di dalam tanda pengenal dalam keluarga seperti anak/istri/kepala keluarga. Pernyataan responden tentang status sosial dikategorikan dengan skala nominal. c) Tingkat pendidikan diukur berdasarkan ijazah atau pencapaian responden mengenyam pendidikan. Selanjutnya dikategorikan berdasarkan etnis responden di lapang dengan menggunakan skala ordinal. d) Keanggotaan diukur berdasarkan lamanya keanggotaan dihitung dengan bulan responden tergabung dalam kelompok sosial. Selanjutnya dikategorikan menggunakan skala nominal. 2) Karakteristik kelompok sosial diukur berdasarkan beberapa sub peubah seperti kekerabatan, kesamaan, dan kedekatan. a) Kekerabatan diukur berdasarkan hubungan responden dengan anggota kelompok yang tergabung dalam kelompok yang sama seperti teman, saudara, dan perusahaan. Diukur dengan skala ordinal dan selanjutnya kekerabatan dikategorikan dengan skala interval. b) Kesamaan diukur berdasarkan jumlah tujuan responden yang sama dengan anggota kelompok yang sama seperti tujuan untuk membeli 15 barang mewah, memperluas relasi, menghasilkan pendapatan tambahan, dan kesenangan. Diukur dengan skala ordinal dan selanjutnya kesamaan dikategorikan dengan skala interval. c) Kedekatan diukur dengan jumlah pertemuan yang dilakukan oleh responden dengan anggota dalam kelompok dalam satu minggu seperti menginap, arisan, dan menghabiskan waktu luang bersama. Diukur dengan skala ordinal dan selanjutnya kedekatan dikategorikan dengan skala interval. 3) Konsep sikap dalam kelompok diukur berdasarkan dua sub peubah seperti aspek kognitif dan aspek perilaku. a) Aspek kognitif diukur berdasarkan pengetahuan, kepercayaan responden didasarkan pada informasi yang berhubungan dengan objek yang didapatkan dari kelompok. Diukur dengan skala ordinal dan selanjutnya aspek kognitif dikategorikan dengan skala interval. b) Aspek perilaku diukur dengan tindakan bantuan menolong responden pada anggota dalam kelompok. Diukur dengan skala ordinal dan selanjutnya aspek perilaku dikategorikan dengan skala interval. 4) Tingkat kesejahteraan rumah tangga diukur berdasarkan beberapa sub perubah seperti tingkat kesehatan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan asset fisik. a) Tingkat kesehatan diukur dengan tempat kesehatan yang sering dikunjungi setelah dan sebelum responden masuk ke dalam kelompok dan dibiayai oleh responden. Selanjutnya tingkat kesehatan diukur dengan skala rasio dikategorikan dengan skala interval. b) Tingkat pendidikan diukur dengan jumlah anggota keluarga yang dibiayai oleh responden sampai pendidikan akhir. Selanjutnya tingkat pendidikan diukur dengan skala ordinal dikatergorikan dengan skala interval. c) Tingkat pendapatan diukur dengan jumlah tabungan responden sebelum dan sesudah tergabung dalam kelompok. Selanjutnya tingkat pendapatan diukur dengan skala rasio serta dikategorikan dengan skala interval. d) Aset fisik diukur dengan jumlah barang berharga di rumah tangga yang dimiliki oleh responden sebelum dan sesudah tergabung dalam kelompok. Aset fisik diukur dengan skala rasio selanjutnya diukur dengan skala interval. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Suatu instrumen dikatakan layak untuk digunakan dalam pengukuran apabila kuisioner tersebut telah di uji validitas (kesahihan) dan reliabilitasnya (keterandalan). Kuisioner terlebih dahulu disusun dengan berpedoman kepada variabel yang ingin diukur pada kerangka pemikiran, kemudian diuji validitas dan reliabilitasnya. Validitas secara umum yaitu mengukur apa yang seharusnya di ukur, validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dilakukannya tes tersebut. Menurut Muljono (2012) validitas adalah sejauh mana ketepatan dan 16 kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Riduwan dan Sunarto (2009) menyatakan variabel pertanyaan dikatakan valid jika skor total item (nilai r hitung) lebih besar dari r tabel, sedangkan pertanyaan yang tidak valid jika r hitung < r tabel. Nilai rhitung > 0.361 Berdasarkan uji statistik yang dilakukan diperoleh nilai r tabel secara keseluruhan terendah sebesar (0.210) dan tertinggi (0.809). Pertanyaan yang angka korelasinya di bawah angka kritik dimodivikasi kembali, agar dapat valid. Reliabilitas berasal dari kata reliability, pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat menghasilkan suatu data yang reliabel atau hasil yang dapat dipercaya. Reliabilitas menurut Singarimbun dan Effendi (2010) adalah sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau 25 dapat diandalkan. Menurut Muljono (2012) reliabilitas instrumentasi berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Dalam menghitung reliabilitas instrumen penelitian yang digunakan adalah koefisien Alpha Cronbach. Menurut Riduwan dan Sunarto (2009) instrumen dapat dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari nilai r tabel. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan diperoleh nilai Alpha Cronbach sebesar 0.733 untuk variabel karakteristik kelompok sosial, 0.934 untuk variabel interaksi sikap dalam kelompok, 0.740 untuk tingkat kesejahteraan Rumah tangga. Pengumpulan Data Teknik pengambilan data wawancara mendalam merupakan teknik pengambilan data dengan melakukan interaksi dua arah. Melakukan wawancara mendalam dimaksud adanya temu muka antara peneliti dan responden. Wawancara mendalam dilakukan secara sengaja. Informan dipilih secara sengaja. Wawancara yang digunakan untuk pengambilan data dari responden menggunakan kuisioner. Responden yang dipilih untuk penelitian ini adalah perempuan pemandu lagu yang berasal dari desa dan tergabung dalam suatu kelompok. Responden ditentukan dengan penarikan sampel yang berjumlah 35 perempuan. Wawancara yang digunakan untuk pengambilan data dari informan menggunakan panduan wawancara mendalam. Pengolahan dan Analisis Data Penelitian ini memiliki dua jenis data yang sudah diolah dan dianalisis yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2013 dan IBM SPSS Statistic 20. Data yang sudah diolah menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferesial. Analisis deskriptif berupa frekuensi, presentase, rataan skor, dan tabulasi silang. Analisis inferensial berupa uji koefisien regresi linier sederhana yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar dua variabel yang berskala interval. Uji koefisien regresi linier sederhana digunakan untuk melihat pengaruhi variabel kelompok sosial terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga. Rumus uji koefisien regresi linier sederhana sebagai berikut: Y’ = a+bX Keterangan: Y’ = Variabel dependen X = Variabel independen a = Konstanta b = Koefisien regresi 17 Data kualitatif dianalisis melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Pertama ialah proses reduksi data dimulai dari proses pemilihan, penyederhanaan, abstraksi, hingga transformasi data hasil wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Tujuan dari reduksi data ini ialah untuk mempertajam, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang data yang tidak perlu. Kedua ialah penyajian data yang berupa menyusun segala informasi dan data yang diperoleh menjadi serangkaian kata-kata yang mudah dibaca ke dalam sebuah laporan. Ketiga ialah verifikasi berupa langkah terakhir yang merupakan penarikan kesimpulan dari hasil yang telah diolah pada tahap reduksi. 18 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis dan Kondisi Alam Secara geografis Kota Bogor terletak di antara 106’ 48’ BT dan 6’ 26’ LS, kedudukan geografis Kota Bogor di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya sangat dekat dengan Ibukota Negara, merupakan potensi yang strategis bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa, pusat kegiatan nasional untuk industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan pariwisata. Kondisi iklim di Kota Bogor suhu rata-rata tiap bulan 26’ C dengan suhu terendah 21,8’ C dengan suhu tertinggi 30,4’ C. Kelembaban udara 70 %, Curah hujan ratarata setiap tahun sekitar 3.500 – 4000 mm dengan curah hujan terbesar pada bulan Desember dan Januari. Batasan wilayah Kota Bogor secara administratif diantaranya: a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Kemang, Bojong Gede, dan Kec. Sukaraja Kabupaten Bogor; b) Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Sukaraja dan Kec. Ciawi, Kabupaten Bogor; c) Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Darmaga dan Kec. Ciomas, Kabupaten Bogor; d) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Cijeruk dan Kec. Caringin, Kabupaten Bogor. Tempat hiburan Kota Bogor memiliki potensi wisata terdepan seperti Karaoke. Karaoke Kota Bogor tersebar di beberapa bagian Kota, menurut Dinas Pariwisata tempat hiburan di Kota Bogor mencapai angka 43 Perusahaan baik secara berbangun fisik dan dalam pusat perbelanjaan. Letak perusahaan karaoke tersebar dibeberapa bagian pusat Kota Bogor. Akses untuk mencapai lokasi penelitian mudah dijangkau, baik menggunakan kendaraan umum dan kendaraan pribadi. Ada kendaraan umum yang melintasi perusahaan karaoke tersebut. Jumlah perusahaan karaoke yang berdiri sendiri tanpa bergabung dengan jenis perusahaan lain terhitung banyak Jumlah Perempuan Pemandu Lagu Karaoke Lampiran 2 memaparkan bahwa terdapat delapan kelompok perempuan pemandu lagu di tiga perusahaan karaoke di Bogor. Dalam delapan kelompok tersebut terdapat 60 perempuan pemandu lagu karaoke. 40 orang bertempat tinggalkan di Kabupaten Bogor. Empat puluh sembilan orang bertempat tinggalkan di Kota Bogor. Jumlah mamih atau pemimpin dari delapan kelompok itu berjumlah delapan orang. Pemimpin laki-laki disebut papih berjumlah dua orang, pemimpin dari perempuan berjumlah enam orang. Mamih dan papih bertugas sebagai perekrut perempuan pemandu lagu karaoke yang akan dimasukan kedalam kelompok ditemukan sebnyak empat orang mamih dan dua orang papih. 19 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Perempuan Pemandu Lagu Karaoke Karakteristik responden terdiri dari karakteristik individu. Karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke dengan empat aspek yaitu usia, tingkat pendidikan, lamanya keanggotaan dan status dalam keluarga. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil mengenai karakteristik subyek yang dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut. Tabel 2 Jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke, 2016 Karakteristik Perempuan Jumlah (Orang) Persentase (%) Usia Remaja Awal (16 – 23 Tahun) 8 20,0 Remaja Tengah (24 – 29 Tahun) 30 75,0 Remaja Akhir (≥30 Tahun) 2 5,0 Tingkat Pendidikan Tamat SMA 33 82.5 Perguruan Tinggi 7 17.5 Lamanya Keanggotaan Rendah (4 – 10 bulan) 6 15,0 Sedang (11 – 17 bulan) 20 50,0 Tinggi (≥18 bulan) 14 35,0 Status dalam Keluarga Anak 25 62.5 Istri 6 15,0 Kepala keluarga 9 22.5 n=40 Usia diukur berdasarkan umur lamanya seseorang hidup yang dihitung semenjak lahir hingga penelitian ini dilakukan dalam satuan tahun. Berdasarkan data yang didapat dibagi tiga kategori yaitu; Remaja awal (16–23 Tahun), remaja tengah (24–29 Tahun), dan remaja akhir (≥30 Tahun). Distribusi responden berdasarkan usia dijelaskan pada tabel. Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa perempuan pemandu lagu karaoke didominasi oleh usia berpersentase 75 persen atau sebanyak 30 responden di usia 24–30 tahun, dibuktikan dengan pernyataan salah satu informan sebagai berikut. Remaja tengah yang mendominasi usia dalam karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke. “...kebanyakan perempuan pemandu lagu disini umurnya tidak terlalu lalu tua karena kadang kalau udah berumur suka datang sendiri sesuai panggilan (freelance) tapi kalau yang bikin grup kaya gini biasanya yang muda muda..” WNS 28 Tahun Tingkat Pendidikan adalah tahun tempuh anggota kelompok dalam memperoleh pendidikan formal yang terstruktur. Tingkat pendidikan 20 dikategorikan rendah (Tidak lulus SD–Tamat SMP), sedang (Tamat SMA), dan tinggi (Perguruan Tinggi). Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan dijelaskan pada Tabel 2. Dapat dijelaskan bahwa tingkat pendidikan di perempuan pemandu lagu karaoke di Kota Bogor cukup sedang dengan persentase 82.5 persen atau 33 responden tamat SMA. Hal ini dapat dijelaskan bahwa rata-rata pendidikan responden dalam penelitian ini menuntaskan sekolah menengah atas dengan persentase 82.5 persen. Pada indikator tingkat pendidikan tujuh responden sudah menuntaskan pendidikan sekolah tinggi dengan persentase 17.5 persen, dibuktikan dengan pernyataan salah satu informan sebagai berikut, “... hampir semuanya sih temen-temen sesama ini lulus SMA, tapi ada juga yang masih kuliah....” HNA 22 tahun Lama Keanggotaan adalah lamanya setiap anggota kelompok tergabung dalam kelompok hingga penelitian ini dilakukan dalam satuan bulan. Data yang di dapat lama keanggotaan kelompok diantara 4–23 bulan. Dibedakan kedalam kategori rendah (4–10 bulan), Sedang (11-17 bulan) dan tinggi (≥18 bulan). Distribusi responden berdasarkan lama keanggotaan dalam kelompok dijelaskan pada tabel terhitung sedang lamanya keanggotaan dalam kelompok dengan persentase 50 persen atau 20 responden dikategorikan sedang, 35 persen atau 14 responden dikategorikan tinggi, dan 15 persen atau 6 responden dikategorikan rendah. “... kalau lama engganya gabung sama kelompok rata-rata dua tahun saya sendiri kalau menetap sampe tahun-tahunan ga ngejamin sesuatu hal lebih...” GSC 26 Tahun Hasil penelitian tertera dalam Tabel 2 dapat dilihat, dari 40 responden yang memberikan respon, sekitar 62.5 persen atau sebanyak 25 responden berstatus anak dalam keluarga, 15 persen berstatus istri dalam keluarga atau sebanyak enam responden, dan 22.5 persen berstatus kepala keluarga atau sebanyak sembilan responden. Rata-rata responden adalah anak yang berperan sebagai pemandu lagu karaoke. “... perempuan disini belum berkeluarga masih tinggal sama orang tuanya masing-masing atau engga ngekos, yang sudah berkeluarga juga ada...” TKA 24 Tahun Usaha responden dalam meningkatkan kesejahteraan Rumah tangga yang diperolehnya karena ruang lingkup pergaulannya semakin luas. Remaja yang menjadi responden memiliki karakter yang berbeda, perbedaan karakter ini dikarenakan oleh beberapa hal diantaranya usia, pendidikan, lamanya keanggotaan dan status dalam keluarga. Perbedaan ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap kognitif, perilaku, pembentukan kelompok, serta kesejahteraan rumah tangga. Semua hal ini terlihat dalam diri perempuan ketika wawancara, pengisian kuisioner dan pengamatan lapang. 21 Karakteristik Kelompok Sosial Karakteristik kelompok sosial terdapat tiga aspek yaitu kekerabatan, kedekatan, dan kesamaan. Hasil penelitian diperoleh hasil mengenai karakteristik kelompok sosial yang dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3 Rataan skor karakterisik kelompok sosial, 2016 Karakteristik Jumlah Kelompok Sosial (Orang) Kekerabatan Rendah (skor 5-8) 14 Sedang (skor 9-12) 10 Tinggi (skor 13-15) 16 Kedekatan Rendah (skor 5-8) 3 Sedang (skor 9-12) 26 Tinggi (skor 13-15) 11 Kesamaan Rendah (skor 5-8) 18 Sedang (skor 9-12) 16 Tinggi(skor 13-15) 6 n=40 Persentase (%) 35,0 25,0 40,0 7,5 65,0 27,5 45,0 40,0 15,0 Tabel 3 memaparkan bahwa karakteristik kelompok sosial perempuan pemandu lagu karaoke Kota Bogor dilihat dari kekerabatan dalam kelompok sosial rata-rata tinggi dengan persentase 40 persen yaitu 16 responden bergabung dalam kelompok sosial. “...Saya bergabung dalam kelompok memang awalnya ada saudara saya yang gabung ke kelompok ini jadi dibawa sama saudara saya...” SHR 19 Tahun Tabel 3 memaparkan untuk persentase sebesar 65 persen untuk kedekatan dalam kelompok sosial dikategorikan sedang yaitu 26 responden bergabung kedalam kelompok sosial berdasarkan kedekatan responden satu dengan yang lain. “...Bikin “geng” atau kelompok kayanya kalau dibuat berdasarkan keinginan orang lain ga sreg, mending bikin sendiri. Kita bikin sebab orang-orang terdekat aja sih...” NVI 22 Tahun Tabel 3 memarparkan untuk persentase sebesar 45 persen untuk kesamaan dalam kelompok sosial dikategorikan rendah yaitu 18 responden bergabung dalam kelompok sosial berdasarkan kesamaan. “...Sama atau engganya tujuan atau pencapaian masingmasing anggota engga diliat sih kalau mau buat kelompok kaya biasa aja gitu...” ZLF 22 Tahun 22 Nilai persentase yang diperoleh membuktikan bahwa perempuan pemandu lagu karaoke belum cukup terdedah dengan hal-hal untuk peningkatan kesejahteraan rumah tangga, karena kekerabatan, kekerabatan dan kesamaan dalam penelitian yaitu kekerabatan, kedekatan dan kesemaan untuk memberikan kesejahteraan kepada keluarga. Hal ini perlu diperhatikan karena nilai persentase pada kedekatan tergolong sedang, sehingga jika intensitas kedekatan pada perempuan pemandu lagu karaoke akan berpeluang dalam filter pembentukan kelompok dan memberikan peningkatan kesejahteraan pada rumah tangga. Hasil penelitian dilapang, kedekatan seperti seringnya perempuan menghabiskan waktu bersama (hang out) merupakan suatu kebudayaan dalam kelompok sosial atau saat menghabiskan waktu luang. Perempuan pemandu lagu karaoke Kota Bogor selalu menghabiskan waktu bersama di waktu senggang mereka. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari salah satu responden. “...Kalau makin kita deket sama PL yang lain kita kadang suka disuruh masuk room bareng, kadang kalau ada temen yang sering maen bareng ya dianya yang saya sering ajak cari uang lebih malahan sering diajak ke tempat-tempat yang branded banget...” MRS, 23 tahun Setiap bentuk kedekatan yang dilakukan bersama oleh sesama pekerja pemandu lagu koreke memiliki dampak tersendiri diantara membuka akses kepada jaringan yang lebih luas seperti pernyataan MRS di atas. Sikap dalam kelompok Sikap merupakan suatu keadaan yang memungkinkan timbulnya suatu perbuatan atau tingkah laku. Kognitif merupakan komponen yang berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya terutama dalam pemecahan masalah, perepuan lebih komplek untuk memecahkan suatu masalah. Hasil penelitian diperoleh hasil mengenai sikap dalam kelompok yang dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut. Tabel 4 Rataan skor sikap dalam kelompok, 2016 Sikap dalam kelompok Jumlah (Orang) Aspek Kognitif Rendah (skor 7-13) 8 Sedang (skor 14-20) 25 Tinggi (skor 21-28) 7 Aspek Perilaku Rendah (skor 8-15) 7 Sedang (skor 16-23) 27 Tinggi (skor 24-32) 6 n=40 Persentase (%) 20,0 62,5 17,5 17,5 67,5 15,0 23 Tabel 4 memaparkan mengenai persentase sikap dalam kelompok berdasarkan dua indikator yakni kognitif dan perilaku. Tabel 4 menunjukan bahwa perempuan pemandu lagu karaoke lebih tinggi persentase aspek perilaku dalam kelompok sebesar 67.5 persen dan 62.5 untuk aspek kognitif dan dikategorikan dalam kategori sedang, aspek kognitif dalam penelitian ini adalah perilaku dalam kelompok yang dapat meningkat kesejahetraan Rumah tangga masing-masing anggota yang tergabung dalam kelompok. “...Kalau anaknya baik sopan gitu ya saya suka aja dan kadang suka saya ajak kerja bareng kadang jadi tempat curhat masalahmasalah tertentu ga jarang juga kalau dia baik atau sopan saya ngasih tau tempat-tempat buat berobat dan saya kasih tau tempatnya, ga jarang juga saya ngasih tau cara strategi nyari uang cepet..” HNA, 22 tahun Setiap bentuk perilaku dalam kelompok yang dilakukan bersama oleh sesama pekerja pemandu lagu koreke memiliki dampak tersendiri diantaranya adalah membuka akses ke jaringan yang lebih luas seperti pernyataan HNA di atas. Tingkat Kesejahteraan Rumah tangga Tingkat kesejahteraan rumah tangga di perdesaan antara lain dapat diukur melalui besarnya pendapatan/pengeluaran. Pengeluaran untuk kebutuhan konsumsi dapat mencerminkan tingkat kemampuan ekonomi masyarakat, dan kemampuan daya beli masyarakat dapat memberikan gambaran tentang tingkat kesejahteraan masyarakat. Dalam penelitian ini tingkat kesejahteraan rumah tangga diukur dengan indikator antara lain kesehatan, pendidikan, pendapatan, dan aset fisik diuraikan sesuai dengan tabel 5. Tabel 5 Rataan skor tingkat kesejahteraan rumah tangga, 2016 Tingkat Kesejahteraan Jumlah Persentase Rumah tangga (Orang) (%) Kesehatan Rendah 3 7,5 Sedang 37 92,5 Pendidikan Rendah 3 7,5 Sedang 37 92,5 Pendapatan Rendah 11 27,5 Sedang 20 50,0 Tinggi 9 22,5 Aset Fisik Rendah 3 7,5 Sedang 26 65,0 Tinggi 11 27,5 n=40 24 Tabel 5 memaparkan mengenai persentase tingkat kesejahteraan rumah tangga berdasarkan indikator kesehatan, pendidikan, pendapatan, dan aset fisik. Tabel 5 menunjukkan bahwa persentase perempuan pemandu lagu karaoke lebih tinggi pada aspek kesehatan, aspek pendidikan, aspek pendapat dan aset fisik yaitu rata-rata di kategorikan sedang sebesar 92.5 persen untuk kesehatan dalam rumah tangga responden. “... Kesehatan nomor satu, kalau kita sakit siapa lagi yang mau nyupplay dana buat keluarga. Masalah kesehatan mah nyari dokter kadang tanya-tanya dokter mana aja yang bagus...” CHI 30 Tahun Tabel 5 memampartkan untuk persentase 92.5 persen atau 37 responden dikategorikan sedang untuk aspek pendidikan dalam rumah tangga responden.hasil tersebut didukung dengan pernyataan salah satu responden yang menyatakan bahwa aspek pendidikan dikatergorikan sedang “... Pendidikan dalam keluarga menjadi prioritas saya dalam bekerja saya ga mau adik atau anak saya nanti kerja seperti ini terjun ke dunia malam...” AJG 29 Tahun Tabel 5 memaparkan untuk persetase 50 persen atau 20 responden dikategorikan sedang untuk aspek pendapatan dalam rumah tangga responden. Pendapatan yang dihasilkan dikategorikan sedang didukung dengan pernyataan salah satu responden. “... Kalau masalah gaji atau uang dari hasil kerja sih cukup buat keluarga ini selama ini sih tapi pengeluaran juga sama kaya penghasilan juga...” GSC 26 Tahun Tabel 5 memaparkan untuk persentase 65 persen atau 26 responden dikategorikan sedang aspek aset fisik yang dimiliki dalam rumah tangga. Aset fisik dikategorikan sedang karena aset yang dimiliki oleh 20 responden mayoritas hampir sama dan didukung dengan salah satu penyataan responden “...Sejauh ini ya kebeli handphone, motor sama kebayar hutang-hutang orang tua...” HNA 22 Tahun Tingkat kesejahteraan rumah tangga dalam penelitian perempuan pemandu lagu karaoke ini sebelumnya sudah memiliki tingkat kesejahteraan yang mayoritas tercukupi, terlihat saat beberapa responden di atas. 25 Pengaruh Karakteristik Perempuan Pemandu Lagu Karaoke terhadap Karakteristik Kelompok Sosial Pembentukan kelompok merupakan hal pilihan setiap individu dalam menunjang kehidupan atau cara bersosialisasi dengan individu lain vivin et. al 2015 dalam kriterianya untuk membentuk suatu kelompok. Pada bab ini dijelaskan mengenai pengaruh antara karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke dengan karakteristik, Karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke dilihat dari beberapa indikator yang telah ditentukan yaitu usia, pendidikan, lamanya keanggotaan dan status dalam keluarga. Setiap indikator dilihat pengaruhnya terhadap karakteristik kelompok sosial. Pengujian karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke terhadap karakteristik kelompok sosial dilakukan dengan analisis regresi linier sederhana skala pengukuran ordinal untuk melihat signifikansi pengaruh karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke terhadap karakteristik kelompok sosial dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Pengaruh karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke terhadap karakteristik kelompok sosial, 2016 Karateristik Karakteristik Kelompok Sosial Perempuan pemandu (β) lagu Kekerabatan Kedekatan Kesamaan Usia 5.734* 7.678* 9.711* Tingkat Pendidikan 8.393* 4.993* 8.221* Lamanya 9.447** 6.665* 10.789* Keanggotaan Status dalam 8.873* 1.289 3.772 Keluarga Keterangan: *signifikan pada p≤0.05 β = Koefisien regresi **high signifikan pada p≤0.01 Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa semakin tinggi usia, tingkat pendidikan, lamanya keanggotaan dan status dalam keluarga maka semakin tinggi tingkat karakteristik kelompok sosial. Usia berpengaruh nyata (p≤0,05) terhadap kekerabatan, kedekatan, dan kesamaan. Semakin tinggi usia maka semakin meningkat tingkat kekerabatan, kedekataan, dan kesamaan. Pendidikan berpengaruh nyata (p≤0,05) terhadap kekerabatan, kedekatan, dan kesamaan. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin meningkat tingkat kekerabatan, kedekatan, dan kesamaan. Lamanya keanggotaan sangat berpengaruh nyata (p≤0,05) terhadap aspek kekerabatan, kedekatan, dan kesamaan. Semakin lama reponden tergabung menjadi anggota maka semakin meningkat tingkat kekerabatan, kekerabatan, dan kedekatan. Status dalam keluarga berpengaruh nyata (p≤0,05) terhadap kekerabatan. Semakin tinggi status dalam keluarga maka semakin meningkat tingkat kekerabatan, namun status dalam keluarga tidak berpengaruh nyata terhadap kedekatan dan kesamaan, hal tersebut dijelaskan oleh pernyataan responden. 26 “... ngeliat status cewe-cewe PL disini kayanya sama sekali ga dilihat kalau ngelihat dalam pembentukan kelompok yang terpenting mereka bisa membaur dan asik dalam ngejalin hubungan satu sama lain baik diliat deket atau sama atau engganya tujuan cewe tersebut...” MRS 23 Tahun Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa masing-masing indikator memiliki nilai koefisien regresi yang berbeda. Nilai positif pada koefisien regresi menjelaskan mengenai sifat pengaruh indikator terhadap karakteristik kelompok sosial. Nilai koefisien positif menunjukan ke arah linier dan menunjukan bahwa kenaikan atau memungkinkan yang lebih besar. namun pada aspek status dalam keluarga tidak berpengaruh nyata terhadap aspek kedekatan dan kesamaan, hal tersebut dijelaskan oleh pernyataan responden. Berdasarkan hasil regresi yang diperoleh untuk usia, pendidikan, lamanya keanggotaan, dan status dalam keluarga memiliki nilai signifikan yang kurang dari taraf nyata 0.05, maka hipotesis yang menyatakan bahwa “terdapat pengaruh nyata antara pengaruh karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke terhadap karakteristik kelompok sosial” diterima. Berikut penjelasan tentang dari setiap indikator karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke. “... Kalau masalah kita lulusan SMA atau Kuliah kayanya suka minder kalau bikin kelompok, malah siapa aja kalau mau masuk kecuali ada bahasan topik tertentu kadang butuh juga yang pinter bahasa buat ngobrol sama tamu kalau tamunya ngomong pake bahasa inggris soalnya kita butuh banget orang yang jago kaya gitu berarti sekolah dia pinter banget..” GSC 26 tahun “...Kita kalau mau bikin “geng” kadang kita ngga terlalu melihat umur ko yang ada makin tua atau muda makin asik, emang sih kalau faktor umur juga suka kagok kalau mau minta tolong, tapi menurut saya umur menjadi hal penting juga kalau isinya orang-orang tua sih gaasik bikin geng kaya gitu enakan bervariasi, apalagi kalau maen kita bisa kemana-mana ama anak muda kalau banyak anak-anak muda di grup kita, kan jadinya kebawa muda..” TKA, 26 tahun Pengaruh Karakteristik Perempuan Pemandu Lagu Karaoke terhadap Sikap dalam kelompok Perempuan marginal yang berusia remaja, masalah kemiskinan biasanya diartikan sebagai kurangnya pengetahuan dan ketrampilan akibat tingkat pendidikan formal serta penguasaan teknologi yang rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Yanti et. al 2000 sikap dalam pembentukan suatu kelompok. Pada bab ini dijelaskan pengaruh karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke terhadap sikap dalam kelompok. Karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke dilihat dari beberapa indikator yang telah ditentukan yaitu usia, pendidikan, lamanya keanggotaan dan status dalam keluarga. Setiap indikator dilihat 27 pengaruhnya terhadap sikap dalam kelompok. pegujian karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke terhadap sikap dalam kelompok dilakukan dengan regresi logistik ordinal. Pengaruh karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke terhadap sikap dalam kelompok dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Pengaruh karakteristik perempuan pemandu lagu laraoke dengan sikap dalam kelompok, 2016 Karakteristik Perempuan Sikap dalam Kelompok (β) Kognitif Perilaku Usia 8.348** 6.687* Pendidikan 3.382* 7.781** Lamanya Keanggotaan 6.992** 11.456** Status dalam Keluarga 7.884 3.495 Keterangan: *signifikan pada p≤0.05 β = Koefisien regresi **high signifikan pada p≤0.01 Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa semakin tinggi usia, tingkat pendidikan, lamanya keanggotaan dan status dalam keluarga maka semakin tinggi tingkat sikap dalam kelompok. Usia berpengaruh nyata (p≤0,01) terhadap kognitif dan perilaku. Semakin tinggi usia maka semakin meningkat tingkat kognitif dan perilaku. Pendidikan berpengaruh nyata (p≤0,05) terhadap kognitif dan perilaku. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin meningkat tingkat kognitif dan perilaku. Lamanya keanggotaan sangat berpengaruh nyata (p≤0,05) terhadap kognitif dan perilaku. Semakin lama reponden tergabung menjadi anggota maka semakin meningkat tingkat kognitif dan perilaku. Status dalam keluarga tidak berpengaruh nyata (p≤0,05) terhadap kognitif dan perilaku. menyatakan bahwa usia adalah hal penting karena mempunyai kaitan sangat erat dengan berbagai segi kehidupan organisasi/kelompok. Status dalam keluarga tidak berpengaruh pada aspek kognitif dan perilaku hal tersebut didukung oleh salah satu penyataan responden terkait tidak adanya pengaruh. “... Kalau kita punya status istri atau anak kadang dalam hal sikap sama sekali tidak terlihat dan tercermin karena kadang kita ngeliat sama aja sesama wanita dalam konteks jadi wanita penghibur ga berperilakuan baik, kadang ga kelihatan juga...” HNA 22 tahun Berdasarkan hasil regresi yang diperoleh untuk usia, pendidikan, lamanya keanggotaan, dan status dalam keluarga memiliki nilai signifikan yang kurang dari taraf nyata 0.05, maka hipotesis yang menyatakan bahwa “terdapat pengaruh nyata antara pengaruh karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke terhadap sikap daam kelompok” diterima. Berikut penjelasan tentang dari setiap indikator karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke. 28 Pengaruh Karakteristik Kelompok Sosial terhadap Sikap dalam kelompok Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya. Kelompok-kelompok sosial merupakan himpunan manusia yang saling hidup bersama dan menjalani saling ketergantungan dengan sadar dan tolong menolong menurut R.M. Macler et. al 1961. Pada bab ini dijelaskan pengaruh karakteristik kelompok sosial terhadap sikap dalam kelompok. Karakteristik kelompok sosial dilihat dari beberapa indikator yang telah ditentukan yaitu kekerabatan, kedekatan dan kesamaan. Setiap indikator dilihat pengaruhnya terhadap sikap dalam kelompok. pegujian karakteristik kelompok sosial terhadap sikap dalam kelompok dilakukan dengan regresi logistik ordinal.Pengaruh karakteristik kelompok sosial terhadap sikap dalam kelompok dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Pengaruh karakteristik kelompok sosial terhadap sikap dalam kelompok, 2016 Karakteristik Kelompok Sikap dalam kelompok Sosial (β) Kognitif Perilaku Kekerabatan 2.776 9.372* Kedekatan 6.792* 2.294 Kesamaan 2.164 1.500 Keterangan: *signifikan pada p≤0.05 β = Koefisien regresi Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa semakin tinggi kekerabatan dan kedekatan maka semakin tinggi tingkat sikap dalam kelompok. kekerabatan berpengaruh nyata (p≤0,05) terhadap perilaku. Semakin tinggi kekerabatan maka semakin meningkat tingkat perilaku. Kedekatan berpengaruh nyata (p≤0,05) terhadap kognitif. Semakin tinggi kedekatan maka semakin meningkat tingkat kognitif. Kesamaan tidak berpengaruh nyata (p≤0,05) terhadap kognitif dan perilaku. Kelompok sosial adalah kedekatan dan kesamaan.(i) Kedekatan; Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita tergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi.Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial, John Hoff (2001:23). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh nyata karakteristik perempuan kelompok sosial terhadap tingkat sikap dalam kelompok, hipotesis yang menyatakan bahwa “terdapat pengaruh nyata antara pengaruh karakteristik kelompok sosial terhadap sikap dalam kelompok” diterima. Berikut penjelasan tentang dari setiap indikator karakteristik kelompok sosial “... kalau kita sama-sama PL jarang untuk memberikan pengalaman pribadi baik itu tentang pengatasan masalahmasalah berperilaku baik dalam kelompok, kadang kesamaan 29 tujuan seperti untuk mendapatkan sesuatu kadang tidak terlihat dalam kelompoknya...” LSN 28 Tahun Pengaruh Sikap dalam kelompok terhadap Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Kelompok sosial berpengaruh tinggi, dalam proses pembentukan dan pengaruhnya terdapat beberapa aspek yang terpengaruh oleh kelompok sosial diantaranya adalah : (i). Jaringan penjajaan setiap malam; (ii). Pendapatan permalam; (iii). Barang yang dibeli selama satu minggu; (iv). Tabungan yang dimiliki selama satu bulan (soedjati, 1995). Pada bab ini dijelaskan pengaruh karakteristik sikap dalam terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga. Sikap dalam kelompok dilihat dari beberapa indikator yang telah ditentukan yaitu Kognitif dan Perilaku. Setiap indikator dilihat pengaruhnya terhadap tingkat kesejahetraan Rumah tangga. pegujian sikap dalam kelompok dilakukan dengan regresi logistik ordinal. Pengaruh sikap dalam kelompok terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Pengaruh sikap dalam kelompok dengan tingkat kesejahteraan rumah tangga, 2016 Sikap dalam Tingkat Kesejahteraan Rumah tangga (β) kelompok Pendidikan Kesehatan Pendapatan Aset Fisik 9.671* 8.607* 9.088* 9.910* Kognitif 7.784* 6.784* 6,958* 7.474* Perilaku Keterangan: *signifikan pada p≤0.05 β = Koefisien regresi Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat kognitif dan perilaku maka semakin tinggi tingkat kesajhetraan Rumah tangga. Kognitif berpengaruh sangat nyata (p ≤ 0,01) terhadap pendidikan, kesehatan, pendapatan dan aset fisik. Semakin tinggi tingkat perilaku maka semakin tinggi tingkat pendidikan, kesehatan, pendapatan dan aset fisik. Kognitif berpengaruh sangat nyata (p ≤ 0,01) terhadap pendidikan, kesehatan, pendapatan dan aset fisik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh sangat nyata sikap dalam kelompok terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga. Sikap menentukan keajegan dan kekhasan perilaku seseorang dalam hubungannya dengan stimulus manusia atau kejadian-kejadian tertentu. Sikap merupakan suatu keadaan yang memungkinkan timbulnya suatu perbuatan atau tingkah laku (Dayakisni dan Hudaniah, 2003). Dalam kelompok pemikiran ini adalah kelompok yang berorientasi pada skema triadik (triadic schema). Dapat disimpulkan bahwa dengan menggunkan karakteristik sikap mendapatkan suatu perubahan finansial dan bentuk kesejahteraan di dalam rumah tangga. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara kepada salah satu informan. “...Semakin baik sikap temen-temen dalam kelompok semakin sering juga membagi pekerjaan dan informasi seputar kesehatan. Tidak hanya itu bila sikapnya semakin baik semakin banyak yang suka juga didalam kelompok...” EMR 29 Tahun 30 Berdasarkan hasil regresi yang diperoleh untuk kognitif dan perilaku memiliki nilai signifikan yang kurang dari taraf nyata 0.05, maka hipotesis yang menyatakan bahwa “terdapat pengaruh nyata antara pengaruh sikap dalam kelompok terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga” diterima. Pengaruh Karakteristik Kelompok Sosial terhadap Tingkat Kesejahteraan Rumah tangga Kelompok sosial dalam proses pembentukan dan pengaruhnya terdapat beberapa aspek yang terpengaruh oleh kelompok sosial diantaranya adalah : (i). Jaringan penjajaan setiap malam; (ii). Pendapatan permalam; (iii). Barang yang dibeli selama satu minggu; (iv). Tabungan yang dimiliki selama satu bulan (soedjati, 1995). Pada bab ini dijelaskan pengaruh karakteristik kelompok sosial terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga. Kesejahteraan menurut Badan Pusat Stastistika (2009) keluarga tergolong miskin di Kabupaten Bogor sebanyak 44% jika dibandingkan dengan persentase populasi keluarga miskin (49,8%). Rendahnya presentase keluarga miskin disebabkan oleh terlalu rendahnya garis kemiskinan yang digunakan jika dibandingkan dengan pendapatan, sehingga pengeluaran rumah tangga jauh lebih tinggi, garis kemiskinan berada jauh dibawah pengeluaran. Karakteristik kelompok sosial dilihat dari beberapa indikator yang telah ditentukan yaitu kekerabatan, kedekatan dan kesamaan. Setiap indikator dilihat pengaruhnya terhadap tingkat kesejahteraan Rumah tangga. pegujian karakteristik kelompok sosial dilakukan dengan regresi logistik ordinal. Pengaruh karakteristik kelompok sosial terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Pengaruh karakteristik kelompok sosial terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga, 2016 Karakteristik Tingkat Kesejahteraan Rumah tangga Kelompok (β) Sosial Pendidikan Kesehatan Pendapatan Aset Fisik Kekerabatan 6.589* 5.387** 6.433* 2.433 Kedekatan 6.168** 5.819* 5.932** 5.932** Kesamaan 8.721** 1.833 3.250 2.500 Keterangan: *signifikan pada p≤0.05 β = Koefisien regresi **high signifikan pada p≤0.05 Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat kekerabatan, kedekatan dan kesamaan maka semakin tinggi tingkat kesejahteraan Rumah tangga. Kekerabatan berpengaruh sangat nyata (p ≤ 0,01) terhadap pendidikan, kesehatan, dan pendapatan. Semakin tinggi tingkat kedekatan maka semakin tinggi tingkat pendidikan, kesehatan, pendapatan dan aset fisik. Kedekatan berpengaruh sangat nyata (p ≤ 0,01) terhadap pendidikan, kesehatan, pendapatan dan aset fisik. Kesamaan berpengaruh sangat nyata (p ≤ 0,01) terhadap pendidikan. 31 Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh sangat nyata karakteristik kelompok sosial terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga. Berdasarkan indikator kesamaan dalam pembentukan kelompok dilihat dari tabel 10 tidak berpengaruh pada indikator terpengaruh kesehatan, pendapatan, dan aset fisik. Kelompok sosial atau social group adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, karena adanya hubungan di antara mereka, hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong (Soejono Soekanto, 2006). Dapat disimpulkan bahwa dengan menggunkan karakteristik kelmpok sosial mendapatkan suatu perubahan financial dan bentuk kesejahteraan di dalam rumah tangga. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara kepada salah satu informan. “...dalam kelompok kadang banyak yang mempunyai tujuan sama yakni ingin meningkatkan kesejahteraan Rumah tangga namun hanya di mulut saja, terkadang kita maalah saingan seperti contohnya jika di rekomen beli handphone atau motor kadang dia ngerekomkan merk tertentu tapi dia malah beli yang lain sama halnya pun dalam pemilihan tempat berobat jika salah satu ada yang sakit pasti suruh dirujuk ke tempat A katanya mahal tapi dia yang ngasih rujukan ke tempat A...” INC 24 tahun Pada indikator kesamaan yang tidak berpengaruh terhadap kesehatan, pendapatan, dan aset fisik. Berikut pernyataan pendukung dari beberapa informan yang telah diwawacara. “... beberapa cewe disini ada persaingan gitu kalau temen kelompoknya dapet yang lebih baik dari tip atau upah gaji jadi kalau diliat dari kesamaan ga pengaruh juga...” LSN 28 Tahun “...dulu saya disyirikin sama temen satu kelompok sebab punya barang yang dia inginin katanya dia tujuan kita sama tapi nyatanya engga...” GSC 26 Tahun Berdasarkan hasil regresi yang diperoleh untuk kognitif dan perilaku memiliki nilai signifikan yang kurang dari taraf nyata 0.05, maka hipotesis yang menyatakan bahwa “terdapat pengaruh nyata antara pengaruh karakteristik kelompok sosial terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga” diterima. Berikut penjelasan tentang dari setiap indikator karakteristik kelompok sosial. 32 33 PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik beberapa hal sebagai simpulan yang merupakan jawaban dari perumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Beberapa hal yang dapat ditarik sebagai simpulan adalah sebagai berikut. 1. Karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke meliputi usia, tingkat pendidikan, lamanya keanggotaan dan status dalam kelurga. Perempuan pemandu lagu karaoke dikategorikan di remaja tengah . Tingkat pendidikan perempuan pemandu kebanyakan lulus atau tamatan SMA. Perempuan pemandu lagu karaoke kebanyakan tergabung dalam kelompok sekitar 11 sampai 17 bulan. Perempuan pemandu lagu karaoke kebanyakan serstatuskan sebagai anak yakni sebanyak. Karakteristik kelompok sosial meliputi kekerabatan, kedekatan dan kesamaan. Kekerabatan yang dijadikan sebagai modal utama perempuan pemandu lagu karaoke untuk membentuk kelompok. Sikap dalam kelompok meliputi kognitif dan perilaku. Aspek perilaku yang sering gunakan oleh perempuan pemandu lagu karaoke dibandikan dengan aspek kognitif. Tingkat kesejahteraan rumah tangga kesehatan, pendidikan, pendapatan, dan aset fisik. Kesehatan dan pendidikan lebih tinggi dibanding pendapatan. 2. Karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke berpengaruh nyata terhadap karakteristik kelompok sosial. Karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke meliputi usia, tingkat pendidikan, lamanya keanggotaan dan status dalam keluarga. Pengaruh usia, tingkat pendidikan, dan lamanya keanggotaan berpengaruh terhdap kekerabatan, kedekatan dan kesamaan dirasakan oleh perempuan pemandu lagu karaoke dibanding status dalam rumah tangga yang tidak berpengaruh terhadap kedekatan dan kesamaan. 3. Karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke berpengaruh nyata terhadap sikap dalam kelompok. Karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke yang meliputi usia, tingkat pendidikan, lamanya keanggotaan. Status dalam keluarga tidak berpengaruh nyata terhadap aspek kognitif dan perilaku. 4. Karakteristik kelompok sosial berpengaruh nyata terhadap sikap dalam kelompok yang meliputi kekerabatan dan kedekatan. Kekerabatan hanya berpengaruh perilaku. Kedekatan berpengaruh kognitif. Kesamaan tidak berpengaruh pada aspek kognitif dan perilaku. 5. Tingkat kesejahteraan rumah tangga terpengaruh nyata sikap dalam kelompok yang meliputi kognitif dan perilaku. 6. Tingkat kesejahteraan rumah tangga terpengaruh nyata karakteristik kelompok sosial yang meliputi kekerabatan, kedekatan, dan kesamaan. 34 Kesamaan tidak berpengaruh nyata terhadap kesehatan, pendapatan, dan aset fisik Dalam kelompok sosial perempuan pemandu lagu karaoke berpengaruh nyata terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga di perdesaan. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka saran yang dapat dijadikan bahan evaluasi yang dapat bermanfaat bagi beberapa pihak terkait yaitu. Perusahaan karaoke seharusnya dapat mengaktifkan informa kelompok yang dibentuk secara informal menjadikan kelompok tersebut berlegal. Kelompok sosial jika dilihat dari kesimpulan berpengaruh dalam peningkatan kesejahteraan rumah tangga masing-masing individu, sebab dari beberapa aspek dalam kelompok sosial membuktikan pengaruh nyata. Perusahaan seharusnya mewadahi kelompok dan mengembangkan kuliatas kelompok sosial tanpa melihat dari aspek kesamaan dan kedekatan individu yang tergabung dalam kelompok. Selain itu, perusahaan menjalin hubungan baik dengan perempuan pemandu lagu untuk peningkatan sikap dalam kelompoknya. Keluarga sebagai lembaga sosial pertama bagi remaja, perlu memberikan kontrol dan perhatian lebih kepada anak/istri sehingga saat bekerja selalu berada dalam aturan dan norma yang berlaku. Orangtua perlu membangun sebuah hubungan keluarga yang sifatnya tidak kaku agar anak tidak takut untuk menanyakan hal-hal mengenai informasi pengeluaran dan kegiatan dalam kelompok 35 36 DAFTAR PUSTAKA Abidin, Zainal. 2010. Analisis Pengaruh Keandalan dan Etos Kerja Terhadap Pelayanan Publik Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota. Medan [ID]: USU. Aditama,Hadi S. 2004. Metodologi Research. Perpustakaan Nasional.Yogyakarta. Azwar, Saifudin.2007. Sikap Manusia: Teoridan Pengukurannya. Yogyakarta [ID]: Pustaka Pelajar BPRANOWO, Pembelajaran Yang Menumbuhkan Sikap Wirausahawan. [diakses di http://www.ekofeum.or.id/artikel.php?cid=513 febuari 2016]. [BPS]. 2009. Berita Resmi Statistik: Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2009.BPS Kabupaten Bogor[ID]. ____. 2009. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2008 Provinsi Jawa Barat.BPS Provinsi Jawa Barat. Bogor [ID]. Bierstedt, Robert.1950. An Analysis of Social Power, American Sociological Review.diterjemahkan oleh: Sukarsih.Solo [ID]: Pustaka Pelajar. [BKKBN], 2011. Kajian Implementasi Kesejahteraan Rumah tangga UD.Jakarta [ID].[diakses di http://www.bkkbn.go.id pada tanggal 05 febuari 2016]. Cahyat, A., Gonner, C., dan Haug, M.. (2007). Mengkaji Kemiskinan dan Kesejahteraan Rumah Tangga: Sebuah Panduan dengan Contoh dari Kutai Barat, Indonesia. Bogor [ID]. CIFOR. Djaali dan Muljono, P. 2007. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta [ID]. Grasindo Effendi, Ridwan. 2007. Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi. Bandung [ID]: CV. Yasindo Multi Aspek. Ellis F. 2000. Rural Livelihood and Diversity in Development Countries. New York (US): Oxford University Press.Fakih, Mansour. (2008). Analisis Gender danTransformasiSosial. Yogyakarta [ID]: Pustaka Pelajar Farhan.2005.The Orginal Viking Fanshop. [skripsi].Bandung [ID].Universitas Ilmu Komunikasi [diakses http://dir.unikom.ac.id/s1-final-project/fakultassospol/ilmu-komunikasi/2011/jbptunikompp-gdl-praditaoct-24567/3unikom-p-i.pdf/pdf/3-unikom-p-i.pdf 10 Febuari 2016]. Faturochman.2006.Pengantar Psikologi Sosial, Yogyakarta [ID]: Penerbit Pustaka. Gagne, Robert M., dan Leslie J. Briggs. 1974. Principles of Instructional Design. New York [US]: Holt, Rinehart and Winston, Inc Gerungan WA. 2000. Psikologi Sosial. Bandung [ID]: Refika. Hoff. John. 2001. Psikologi dalam Sosiologi. Jakarta [ID]. Homans, George C. 1974, Social Behaviour; Its Elementary Form.Rev Editions.Harcourt Brace Jovanovich. New York [US]. Hendropuspito.1986. Sosiologi Sistematik.Yogyakarta[ID]: Kanisius. Irmawati.2015.Konsep Diri Dalam Dinamika Psikologi sosial Wanita Pemandu Karoke di Kota Solo.[skripsi].Solo [ID].Universitas Muhammadiyah Surakarta [diakses http://eprints.ums.ac.id/30711/ pada 10 febuari 2016]. Kendler. 1974. Basic Psychology. Philipines: Benyamin/Cummings Hurlock, ElizabethB.1978. Perkembangan Anak. Jakarta [ID]: PT. Erlangga Keterkaitan Sikap, Perilaku Toleransi Dengan Nilai Moral Lainnya.[diakses di 37 http://www.edukasi.net/mol/mo_full.php?moid=14&fname+ppkn101_03.h m pada 3 febuari 2016]. Macler, R.M. & Charles H. 1961. Page: Society, An Introductory Analysis. London: Macmillan &Co.Ltd.edisi ke 2. Diterjemahkan oleh: Marlina. Jakarta [ID]. R.Erlangga. Munandar, Utami. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta [ID]: Rineka Cipta Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakart [ID]: Sebelas Maret University Press Murniati, Nunuk A, 2004. Getar Gender,Magelang [ID] : Indonesia Tera. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta _______. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta[ID] : PT. Rineka Cipta Poerwadarminta.2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta [ID]: PN Balai Pustaka. Riduwan. 2009. Skala pengukuran variable-variable penelitian. Bandung [ID]. Alfabeta. Robbins, Stephen P, Timothy A. Judge 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta [ID]: PT. Salemba Empat Rogers, C.R. 1951. Client Centered Therapy. Boston: Houghton Mifflin Company. Sherif.1962.Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta [ID]:PT Rienika Cipta Siagian, Sondang P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta[ID] .PT Bumi Aksara: Singarimbun M, Effendi S. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta [ID]. LP3ES. 336 hal. Soedijati.1995. Masalah Waria di Kota Bandung. [skripsi]. Bandung [ID]: Unversitas Padjajaran [diakses di https://repository.unpad.ac.id/fisip/672517/2011pdf04 Februari 2016]. Soekanto, Surjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta [ID]: PT Raja Grafindo Persada. Sumantri. 1999. Strategi Sikap dan Hubungan dalam Kelompok.Yogyakarta [ID]: Turgawa. Soerdanawati, Maya.,dan Hanum Siregar.1995. Konsep Karakteristik Perempuan Malam. Bandung: www.jurnalperempuan.com/jurnal/Psikologi/perempuan Suryadarma, D., Akhmad, H., dan Nina, T.2005.Ukuran Obyektif Kesejahteraan Keluarga untuk Penargetan Kemiskinan: Hasil Uji Coba Sistem Pemantauan Kesejahteraan oleh Masyarakat di Indonesia. SMERU. Jakarta [ID]. The World Bank Institute.2002.Dasar-dasar Analisis Kemiskinan.Jakarta [ID].Cipta Negara. Yuarsi, S.E. 2006. Wanita dan Akar Ketimpangan Gender. Yogyakarta [ID]: Pustaka Pelajar 38 LAMPIRAN 39 Lampiran 1 Peta lokasi 40 Lampiran 2 Distribusi jumlah perempuan pemandu lagu karaoke tahun 2014-2016 Jumlah Perempuan Papih 3% PL dari Kota 30% PL dari Desa 61% Mamih 6% 41 Lampiran 3 Jadwal penelitian Kegiatan Febuari Maret April Mei Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Penyusun -an Proposal Skripsi Kolokium Perbaikan Proposal Skripsi Pengambi lan Data Lapang Pengolahan dan Analisis Data Penulisan Draft Skripsi Uji Petik Sidang Skripsi Perbaikan Laporan Skripsi 42 Lampiran 4 Daftar responden No Nama Alamat 1 SAN Desa Cipelang RT03/04 Kec Cijeruk 2 DWI Kampung Pasir Bogor Kec Cijeruk 3 NTL Kampung Bungur Kec Cijeruk 4 EAR Cihideung Kec Cijeruk 5 ALY Desa Cibanteng Kec Dramaga 6 AJG Desa Ciawi Kab Bogor 7 LSN Kampung Pasir Bogor Kec Cijeruk 8 HAN Desa Sukaraja Kec Sukaraja 9 IZF Desa Mulyaharja RT 07/02 Kab Bogor 10 SLV Desa Cipelang RT 06/02 Kec Cijeruk 11 OKT Desa Cipelang RT 06/02 Kec Cijeruk 12 YNI Desa Cipelang RT 06/03 Kec Cijeruk 13 PPW Kampung Bungur Kec Cijeruk 14 MLI Ciapus Kab Bogor 15 VMI Ciawi Kab Bogor 16 ANG Kampung Loa Kec Tenjolaya Kab Bogor 17 SHR Kampung Angin Pasir Desa Cijeruk Kab Bogor 18 NVI Kampung Legok Nyenang Desa Cibedug Kab Bogor 19 GNA Kampung Cukang Ponteng Desa Cadas Ngampar Kec Sukaraja Kab Bogor 20 KRN Desa Muarasari Kab Bogor 21 ZLF Desa Mulyaharja Kab Bogor 22 LKN Desa Cijulang No 02 04/03 Kec Sukaraja Kab Bogor 23 BNG Desa Cijulang No 04/03 Kec Sukaraja Kab Bogor 24 ALK Desa Babakan Madang RT 01/01 25 TSH Kampung Bungur Desa Tajur Halang 26 RSF Desa Cipelang No 66 RT 3/8 Kec Cijeruk 27 SYR Desa Jayanti Kec Sukaraja 28 MAP Desa Gadog Kab Bogor 29 OCH Ciomas Kab Bogor 30 MLN Karadenan No 4 RT 6/- Kab Bogor 31 RCH Desa Nutug Kec Citeureup 32 CYN Desa Ciapus Kab Bogor 33 FTR Kampung Ciheranf Kec Dramaga Kab Bogor 34 CKH Kampung Geblug Desa Cijeruk 35 CHI Kampung Cijengkol Kec Cijeruk 36 EVC Desa Nagrak Kec Sukaraja Kab Bogor 37 RMK Kampung Cogreg Kab Bogor 38 WDI Kampung Ciasin Kec Ciawi 39 ADW Kampung Batu luhur kab Bogor 40 CCN Desa Megamendung Kabupaten Bogor Umur 21 22 21 28 17 29 23 22 21 22 16 22 23 22 20 20 18 22 22 20 22 23 22 23 22 17 21 18 21 22 23 17 22 23 30 22 21 17 17 23 43 Lampiran 5 Dokumentasi peneltian 44 Lampiran 6 Hasil reduksi data kualitatif Topik Karakteristik Perempuan Alasan membentuk kelompok “ Kelompok sih bikin kita lebih mudah mendapatkan akses informasi kalau ada kerjaan segala sesuatu diasa saling mengingatkan satu sama lain” MRS 23 Tahun “kalau bikin kelompok pada saat kerja bareng jadi ga canggung soalnya kita awalnya memang ngebentuk buat bikin asik pada saat kerja” AJG 29 Tahun “kalau ga punya kelompok rasanya bete aja jadi kurang pas kalau buka obrolan kalau punya kelompok kan lebih enak” HNA 22 Tahun “Orang-orang bilang kalau bentuk kelompok dibuat ga sendiri ga enak jadi membentuk kelompok sendiri lebih pas aja rasanya” LSN 28 Tahun “Kelompok lebih enak aja kalau udah beres kerja kita bisa keluar bareng maen bareng” NVI 22 Tahun “kelompok cenderung bikin tidak membosankan” EMR 29 Tahun Usia “kebanyakan perempuan pemandu lagu disini umurnya tidak terlalu lalu tua karena kadang kalau udah berumur suka datang sendiri sesuai panggilan (freelance) tapi kalau yang bikin grup kaya gini biasanya yang muda muda” WNS 28 Tahun “Kelompok yang dibentuk sebenernya lebih enak macem-macem umurnya yang penting pembicaraan yang pas kita ga matokin umur berapa yang mau masuk kedalam kelompok kita asal sopan dan terbuka aja” NVI 22 Tahun “Masalah usia ga nentuin kelompok mana buat gabung sih terkadang” MRS 23 Tahun “Umur gajadi batesan buat gabung atau bikin kelompok” LSN 28 Tahun “Kita kalau mau bikin “geng” kadang kita ngga terlalu melihat umur ko yang ada makin tua atau muda makin asik, emang sih kalau faktor umur juga suka kagok kalau mau minta tolong, tapi menurut saya umur menjadi hal penting juga kalau isinya orang-orang tua sih gaasik bikin geng kaya gitu enakan bervariasi, apalagi kalau maen kita bisa kemana-mana ama anak muda kalau banyak anak-anak muda di grup kita, kan jadinya kebawa muda” TKA, 26 tahun Tingkat Pendidikan “hampir semuanya sih temen-temen sesama ini lulus SMA, tapi ada juga yang masih kuliah” HNA 23 tahun “Kalau masalah kita lulusan SMA atau Kuliah kayanya suka minder kalau bikin kelompok, malah siapa aja kalau mau masuk kecuali ada bahasan topik tertentu kadang butuh juga yang pinter bahasa buat ngobrol sama tamu kalau tamunya ngomong pake bahasa inggris soalnya kita butuh banget orang yang jago kaya gitu berarti sekolah dia pinter banget” GSC 26 tahun Lamanya Keanggotaan “kalau lama engganya gabung sama kelompok rata-rata dua tahun saya sendiri kalau menetap sampe tahun-tahunan ga ngejamin sesuatu hal lebih” GSC 26 Tahun “saya hampir 2 tahun jadi PL berkelompok” LSN 28 Tahun 45 “Makin lama dalam kelompok makin banyak link” EMR 29 Tahun Status dalam Keluarga “perempuan disini belum berkeluarga masih tinggal sama orang tuanya masingmasing atau engga ngekos, yang sudah berkeluarga juga ada.” TKA 24 Tahun “Kalau kita punya status istri atau anak kadang dalam hal sikap sama sekali tidak terlihat dan tercermin karena kadang kita ngeliat sama aja sesama wanita dalam konteks jadi wanita penghibur ga berperilakuan baik, kadang ga kelihatan juga” HNA 22 tahun Topik Karakteristik Kelompok Sosial Kekerabatan “Saya bergabung dalam kelompok memang awalnya ada saudara saya yang gabung ke kelompok ini jadi dibawa sama saudara saya” SHR 19 Tahun “ada iketan keluarga sebelum masuk kelompok karena ngeliat lebih enakan masuk kedalem kelompok saya minta bantuan saudara saya deh” EMR 29 Tahun “Kebanyakan sih disini masuk ke kelompok pasti ada saudaranya atau temen deketnya” NVI 22 Tahun “temen deket yang membantu saya masuk kelompok” LSN 28 Tahun Kedekatan “Kalau makin kita deket sama PL yang lain kita kadang suka disuruh masuk room bareng, kadang kalau ada temen yang sering maen bareng ya dianya yang saya sering ajak cari uang lebih malahan sering diajak ke tempat-tempat yang branded banget” MRS, 23 tahun “Bikin “geng” atau kelompok kayanya kalau dibuat berdasarkan keinginan orang lain ga sreg, mending bikin sendiri. Kita bikin sebab orang-orang terdekat aja sih” NVI 22 Tahun “Kalau satu kosan atau kontrakan bisa lebih akrab kalau sama-sama satu kelompok” AJG 29 Tahun Kesamaan “kalau kita sama-sama PL jarang untuk memberikan pengalaman pribadi baik itu tentang pengatasan masalah-masalah berperilaku baik dalam kelompok, kadang kesamaan tujuan seperti untuk mendapatkan sesuatu kadang tidak terlihat dalam kelompoknya” LSN 28 Tahun “Sama atau engganya tujuan atau pencapaian masing-masing anggota engga diliat sih kalau mau buat kelompok kaya biasa aja gitu” ZLF 22 Tahun “ngeliat status cewe-cewe PL disini kayanya sama sekali ga dilihat kalau ngelihat dalam pembentukan kelompok yang terpenting mereka bisa membaur dan asik dalam ngejalin hubungan satu sama lain baik diliat deket atau sama atau engganya tujuan cewe tersebut.” MRS 23 Tahun “dalam kelompok kadang banyak yang mempunyai tujuan sama yakni ingin meningkatkan kesejahteraan Rumah tangga namun hanya di mulut saja, terkadang kita maalah saingan seperti contohnya jika di rekomen beli handphone atau motor kadang dia ngerekomkan merk tertentu tapi dia malah beli yang lain sama halnya pun dalam pemilihan tempat berobat jika salah satu ada yang sakit pasti suruh dirujuk ke tempat A katanya mahal tapi dia yang ngasih rujukan ke tempat A” INC 24 tahun 46 “beberapa cewe disini ada persaingan gitu kalau temen kelompoknya dapet yang lebih baik dari tip atau upah gaji jadi kalau diliat dari kesamaan ga pengaruh juga” LSN 28 Tahun “dulu saya disyirikin sama temen satu kelompok sebab punya barang yang dia inginin katanya dia tujuan kita sama tapi nyatanya engga” GSC 26 Tahun Topik Sikap dalam Kelompok Kogitif “kalau urusan pribadi kadang saya ga ngasih tau apa-apa, tapi kalau masalah seperti keluarga atau hubungan dan masalah kecil saya sering bantuin” RDH 26 Tahun “Semakin baik sikap temen-temen dalam kelompok semakin sering juga membagi pekerjaan dan informasi seputar kesehatan. Tidak hanya itu bila sikapnya semakin baik semakin banyak yang suka juga didalam kelompok” EMR 29 Tahun Perilaku “Kalau anaknya baik sopan gitu ya saya suka aja dan kadang suka saya ajak kerja bareng kadang jadi tempat curhat masalah-masalah tertentu ga jarang juga kalau dia baik atau sopan saya ngasih tau tempat-tempat buat berobat dan saya kasih tau tempatnya, ga jarang juga saya ngasih tau cara strategi nyari uang cepet” HNA, 22 tahun “Kalau kita punya status istri atau anak kadang dalam hal sikap sama sekali tidak terlihat dan tercermin karena kadang kita ngeliat sama aja sesama wanita dalam konteks jadi wanita penghibur ga berperilakuan baik, kadang ga kelihatan juga” HNA 22 tahun “ kalau kita sama-sama PL jarang untuk memberikan pengalaman pribadi baik itu tentang pengatasan masalah-masalah berperilaku baik dalam kelompok, kadang kesamaan tujuan seperti untuk mendapatkan sesuatu kadang tidak terlihat dalam kelompoknya” LSN 28 Tahun Topik Kesejahteraan Rumah Tangga Kesehatan “selama ini saya bergabung dalam kelompok PL banyak sih kalau disebutin mah, dulu berobat ke puskemas tapi sekarang rumah sakit katanya obatnya lebih manjur itu juga kata anak-anak yang lain yaudah saya ikutin, banyak juga sih bentuk barang yang saya direkomen sama temen-temen di kelompok yang berbeda waktu saya frelance ama jadi kelompok” JSC, 26 tahun “Kesehatan nomor satu, kalau kita sakit siapa lagi yang mau nyupplay dana buat keluarga. Masalah kesehatan mah nyari dokter kadang tanya-tanya dokter mana aja yang bagus.” CHI 30 Tahun Pendidikan “Pendidikan dalam keluarga menjadi prioritas saya dalam bekerja saya ga mau adik atau anak saya nanti kerja seperti ini terjun ke dunia malam” AJG 29 Tahun “Rata-rata tamatan dalam keluarga lulusan SMA” HNA 22 Tahun 47 “Pendidikan anak dan adik harus lebih tinggi dari saya” GSC 26 Tahun Pendapatan “Pendapatan kalau diitung-itung lumayan mencukupi kebutuhan sehari-hari” HNA 22 “Pendapat kalau jadi freelance kadang ga menentu dibanding pendapatan pas masuk kelompok” AJG 29 Tahun “Uang yang didapet kadang lebih mudah kalau di kelompok” LSN 28 Tahun “Kalau masalah gaji atau uang dari hasil kerja sih cukup buat keluarga ini selama ini sih tapi pengeluaran juga sama kaya penghasilan juga” GSC 26 Tahun Aset Fisik “Sejauh ini ya kebeli handphone, motor sama kebayar hutang-hutang orang tua” HNA 22 Tahun “Alhamdulillah udah kebeli motor bulan kemaren” EMR 29 Tahun “Uang ditabung buat nyicil rumah sama mobil” INC 24 Tahun 48 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 22 Agustus 1993 dari ayah Edi Mulyadi dan Ibu Murtini. Penulis adalah putra ke empat dari lima bersaudara.Tahun 2006 penulis lulus dari SD Cipaku 1 Bogor, Tahun 2009 penulis lulus dari SMP Dasa Semesta Kota Bogor, Tahun 2012 penulis lulus dari SMA PGRI 1 Bogor dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia. Selama masa pendidikan penulis aktif dalam berbagai organisasi seperti: Forum Komunikasi Osis Bogor periode 2010/2011 menjabat sebagai Ketua II; Peer Counselor periode 2010/2011 menjabat sebagai staaf divi Keremajaan. penulis menjadi asisten praktikum Komunikasi Kelompok pada tahun ajaran 2014/2015 dan 2015/2016, Asisten Praktikum Komunikasi Bisnis pada tahun ajaran 2015/2016, dan Mejememen Kawasan Konservasi tahun ajaran 2015/2016. Penulis juga aktif sebagai staf Research and Development Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Prestasi yang diraih oleh penulis adalah Juara favorit Duta Telkomsel Kota Bogor dan Juara Harapan I Duta Telkomsel Se-Bogor, penulis meraih prestasi Juara II Lomba Dogeng Sunda SMA Kota Bogor.