pengaruh kelompok sosial perempuan pemandu

advertisement
i
PENGARUH KELOMPOK SOSIAL PEREMPUAN PEMANDU
LAGU KARAOKE TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN
RUMAH TANGGA DI PERDESAAN
AGUS
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Kelompok
Sosial Perempuan Pemandu Lagu Karaoke terhadap Tingkat Kesejahteraan
Rumah Tangga di Perdesaan” benar-benar hasil karya saya sendiri yang belum
pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga
manapun dan tidak mengandung bahan-bahan yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh pihak lain kecuali sebagai bahan rujukan yang dinyatakan dalam naskah.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya bersedia
mempertanggungjawabkan pernyataan ini.
Bogor, 26 Juli 2016
AGUS
NIM. I34120015
iii
ABSTRAK
AGUS. Pengaruh Kelompok Sosial Perempuan Pemandu Lagu Karaoke terhadap
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga di Perdesaan. Di bawah bimbingan
AMIRUDDIN SALEH.
Dunia kerja, membentuk kelompok diupayakan untuk memudahkan pembagian kerja
dan semangat kerja. Perempuan membentuk kelompok-kelompok secara terbuka dengan
azas persamaan dengan individu lain, kelompok yang dibentuk oleh perempuan
cenderung merunut pada kelompok–kelompok yang tidak terlegalkan atau informal
diantaranya adalah kelompok–kelompok sosial, baik dibentuk atas diri sendiri atau
dibentuk oleh individu yang lain. Rumusan masalah dalam penelitian antara lain:
bagaimana karakteristik dalam perempuan pemandu lagu karaoke, pengaruh karakteristik
perempuan pemandu lagu karoke terhadap karakteristik kelompok sosial, sikap dalam
kelompok, pengaruh kelompok sosial terhadap sikap dalam kelompok dan kesejahteraan
rumah tangga. Dari hasil kelompok sosial dihitung pengaruhnya kepada kesejahteraan
rumah tangga. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif didukung data kualitatif
dengan analisis data berupa analisis statistik deskripsi (rataan skor, frekuensi, persentase,
dan tabulasi silang) dan analisis inferensial. Pengolahan data menggunakan uji regresi
linier sederhana. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa pada peubah pengaruh
karakeristik perempuan berperngaruh terhadap peubah karakteristik kelompok sosial dan
peubah sikap dalam kelompok, serta karakteristik kelompok sosial berpengaruh terhadap
peubah sikap dalam kelompok, peubah sikap dalam kelompok berpengaruh terhadap
peubah tingkat kesejahteraan rumah tangga, serta peubah karakteristik kelompok sosial
berpengaruh terhadap peubah tingkat kesjahteraan rumah tangga.
Kata Kunci: Kelompok sosial, perempuan, tingkat kesejahteraan
ABSTRACT
AGUS. The Influence of Ladies Companion Social Group for Household Welfare
Level in Village. Supervised by AMIRUDDIN SALEH.
In work world, forming the group strived to facilitate the division of labor and
morale. Women form groups openly with the principle of the equality with other
individuals, groups formed by women tend to be traced to groups that do not include the
informal social groups, both established on themselves or formed by another individual.
The problems of the research include: how the characteristics of the female guides
karaoke song, the effect of ladies companion characteristics of social groups, attitudes
within the group, the influence of social groups on attitudes within the group and
household welfare. From the results of social groups calculated influence on household
welfare. The study used a quantitative approach with a qualitative analysis of backed up
data is a description of the statistical analysis (average score, frequency, percentages
and cross tabulation) and inferential analysis. Processing data used simple linear
regression. The results showed that the variables influence characteristics ladies
companion of the variable characteristics of social groups and variables attitude in the
group, as well as the characteristics of social groups affect the variable of attitude in the
group, variable attitudes in a group affect the variables household welfare level, as well
as the variable characteristics of social groups welfare variables affect the household
welfare level.
Keywords: Social groups, welfare, women
iv
PENGARUH KELOMPOK SOSIAL PEREMPUAN PEMANDU LAGU
KARAOKE TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH
TANGGA DI PERDESAAN
Oleh
AGUS
I34120015
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
vi
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi berjudul “Pengaruh Kelompok Sosial Perempuan Pemandu Lagu Karaoke
terhadap Tingkat Kesejahteraan Rumah tangga di Perdesaan” ini dengan baik.
Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat kelulusan studi pada Departemen
Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia,
Institut Pertanian Bogor.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr Ir Amiruddin Saleh, MS selaku dosen pembimbing skripsi atas
bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini;
2. Prof Aida Vitayala Hubeis dan Ir Fredian Tonny Nasdian, MS selaku dosen
penguji skripsi;
3. Mahmudi Siwi, Msi dan Prof Endiratmo Soetarto, selaku dosen pembimbing
akademik atas bimbingannya selama ini;
4. Seluruh staf pengajar Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat yang telah mendidik penulis selama ini;
5. Edi Mulyadi dan Murtini sebagai orang tua atas dukungan, doa, dan motivasi
tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik;
6. Pupu Marpuah, Muyaman Soepardi Drs sebagai kakak atas bantuan doa dan
semangat;
7. Shifa Anindhita S.Kpm, Efriska Ginasti, Suhaila Abdat, dan Nanda Puteri
Riyani S.Kpm sebagai sahabat atas dukungan yang diberikan selama ini;
8. Febina Talitha, Desztiami Andaliva, dan Efriska Ginasti sebagai teman satu
bimbingan;
9. Seluruh pihak yang turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan komunikasi dan pengembangan masyarakat, khususnya terkait
efektivitas komunikasi kelompok. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bernilai positif bagi semua pihak yang membutuhkan.
Bogor,18 Juli 2016
AGUS
NIM. I34120015
vii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN
ABSTRAK
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah Penelitian
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Kelompok
Kelompok Sosial
Faktor Pembentukan Kelompok Sosial
Sikap
Karakteristik Perempuan
Kesejahteraan
Kesejahteraan Rumah tangga
Penelitian Sebelumnya
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Kerangka Berpikir
Hipotesis Penelitian
PENDEKATAN LAPANG
Desain Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Populasi dan Sampel
Data dan Instrumen
Definisi Operasional
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Letak Geografi dan Keadaan Alam
Jumlah Perempuan Pemandu Lagu Karaoke
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Karakteristik Perempuan Pemandu Lagu Karaoke
Deskripsi Karakteristik Kelompok Sosial
Deskripsi Sikap dalam Kelompok
Deskripsi Tingkat Kesejahteraan Rumah tangga
Pengaruh Karakteristik Perempuan Pemandu Lagu Karaoke terhadap
ii
iii
vi
vii
ix
ix
ix
1
1
2
2
3
5
5
5
6
6
6
8
8
9
11
10
10
11
11
11
11
12
12
14
14
15
16
16
16
19
19
20
21
22
viii
Karakteristik Kelompok Sosial
Pengaruh Karakteristik Perempuan Pemandu Lagu Karoke terhadap
Sikap dalam Kelompok
Pengaruh Karakteristik Kelompok Sosial terhadap Sikap dalam
Kelompok
Pengaruh Sikap dalam Kelompok terhadap Tingkat Kesejahteraan
Rumah tangga
Pengaruh Karakteristik Kelompok Sosial terhadap Tingkat
Kesejahteraan Rumah tangga
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
23
24
25
26
33
33
34
35
ix
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Tabel 10
DAFTAR TABEL
Populasi dan Sampel
Rataan skor berdasarkan karakteristik perempuan
pemandu lagu karaoke 2016
Rataan skor berdasarkan karakteristik kelompok sosial
2016
Rataan skor berdasarkan sikap dalam kelompok 2016
Rataan skor berdasarkan tingkat kesejahteraan Rumah
tangga 2016
Pengaruh karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke
terhadap karakteristik kelompok sosial 2016
Pengaruh karakteristik karakteristik perempuan pemandu
lagu karoke terhadap sikap dalam kelompok 2016
Pengaruh karakteristik kelompok sosial terhadap sikap
dalam kelompok 2016
Pengaruh sikap dalam kelompok terhadap tingkat
kesejahteraan Rumah tangga 2016
Pengaruh karakteristik kelompok sosial terhadap tingkat
kesejahteraan Rumah tangga 2016
13
14
23
25
26
28
29
31
33
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1
Alur pikir keterkaitan faktor-faktor yang mempengaruhi
kelompok sosial perempuan pemandu lagu dan tingkat 12
kesejahteraan rumah tangga
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Halaman
Peta lokasi penelitian
39
Distribusi jumlah perempuan pemandu lagu karaoke tahun 40
2014-2016
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Jadwal penelitian
Daftar responden
Dokumentasi penelitian
Hasil reduksi data kualitatif
41
42
43
44
x
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah utama pembangunan lapangan kerja di Kota Bogor adalah
tingginya angka pembangunan gedung hiburan malam yang berkembang tujuh
tahun terakhir seperti:club, lounge, karaoke, bar, dan sebagainya. Dalam
perencanaan pembangunan dewasa ini, pembangunan manusia senantiasa berada
di garda terdepan. Pembangunan manusia (human development) dirumuskan
sebagai perluasan pilihan bagi penduduk yang dapat dilihat sebagai proses upaya
ke arah “perluasan pilihan” dan sekaligus sebagai taraf yang dicapai dari upaya
tersebut. Di antara berbagai pilihan tersebut, pilihan yang terpenting adalah untuk
peningkatan ekonomi.
Perda No 6 Tahun 2014 Kota Bogor tentang pariwisata menyebutkan
bahwa perluasan lapangan pekerjaan bidang pariwisata, setiap usaha-usaha
hiburan wajib disesuaikan dengan tujuan dan sasaran pengunjung serta
meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Perempuan
pemandu lagu karaoke tersebut secara tidak langsung membentuk kelompok yang
telah dikelompokkan oleh perusahaan karaoke keluarga tersebut.
Sherif (1962) memaparkan bahwa kelompok adalah unit sosial yang terdiri
dari sejumlah individu yang mempunyai hubungan saling ketergantungan satu
sama lain sesuai dengan status dan perannya secara tertulis atau tidak mereka
telah mengadakan norma yang mengatur tingkah laku anggota kelompoknya. Pada
analisa lanjut tentang kelompok ditemukan beberapa jenis kelompok diantaranya:
Kelompok kerja, Kelompok Sosial, Kelompok Formal, Kelompok Informal dan
Kelompok Semangat.
Perempuan membentuk kelompok-kelompok secara terbuka dengan azas
persamaan dengan individu lain, kelompok yang dibentuk oleh perempuan
cenderung merunut pada kelompok–kelompok yang tidak terlegalkan atau
informal diantaranya adalah kelompok–kelompok sosial, baik dibentuk atas diri
sendiri atau dibentuk oleh individu yang lain. Hal ini mengakibatkan cepatnya
kelompok-kelompok yang dibentuk oleh perempuan.Dalam kasus penelitian ini
promosi perusahaan dan minat konsumen dalam hiburan karaoke relatif bervariasi
sebab permintaan konsumen untuk membuat rasa senang dalam dirinya
bertambah.
Orientasi kelompok sosial adalah kesenangan, sebagai bentuknya anatara lain
seperti kedekatan, kesamaan, kekarabatan, kepuasan. Perempuan yang bekerja di
karaoke malam atau karaoke keluarga dibentuk secara koersif atau paksaan tanpa
melihat aspek–aspek dalam konsep kelompok perempuan untuk bergabung dalam
kelompoknya (Abidin, 2010). Kelompok dalam hakikatnya memliki syarat
tertentu seperti: tujuan khusus, struktur, dan pembagian tugas pada individu yang
tergabung dalam kelompoknya.
Perempuan yang tergabung dalam kelompok karaoke memiliki tanggung
jawab agar berpengaruh untuk pencapaian dirinya terpenuhi, karena perempuan
pemandu karaoke yang bekerja di perusahaan karaoke tersebut memiliki tanggung
jawab khusus dalam rumah tangganya. Selain pencapaian untuk dirinya sendiri
terhitung tingkat kesejahteraan perdesaan di Kabupaten Bogor dalam Badan Pusat
Statistika dinyatakan rendah dari data pembanding di kota-kota lain (BPS 2009).
2
Hal tersebut menyebabkan tanggung jawab perempuan yang bekerja semakin
tinggi karena untuk meningkatkan aspek-aspek rumah tangga seperti: kualitas
pendidikan anggota rumah tangga, kualitas kesehatan, bentuk fisik finansial, dan
terpenuhinya kebutuhan pokok rumah tangga.
Melalui peubah antara kelompok perempuan tersebut didefinisikan sebagai
faktor-faktor sikap dan perilaku mana yang melalui pembentukan kelompok
modal sosial dan modal hidup mempengaruhi tingkat kesejahteraan rumah tangga,
pengertian sikap adalah perbuatan yang didasari oleh keyakinan berdasarkan
norma-norma yang ada di masyarakat dan biasanya norma agama. Namun
demikian perbuatan yang akan dilakukan manusia biasanya tergantung apa
permasalahannya serta benar-benar berdasarkan keyakinan atau kepercayaannya
masing-masing. Berdasarkan uraian diatas penulis merasa perlu untuk
mengidentifikasi sejauhmana pengaruh kelompok sosial perempuan pemandu lagu
karaoke terhadap tingkat kesejahteraan di perdesaan.
Rumusan Masalah
Pembentukan kelompok perempuan pemandu lagu karaoke dimaksudkanb
agar terjadi peningkatan kesejateraan rumah tangga. Dalam satu perusahaan
terdapat beberapa kelompok perempuan. Setiap kelompok terdiri dari beberapa
anggota kelompok. Setiap anggota saling berkomunikasi satu sama lain. Pengaruh
kelompok tersebut berpengaruh pada beberapa aspek.Mulai dari sikap dalam
kelompok, kedekatan sesama anggota, serta rumah tangga perempuan tersebut.
Setelah bergabung dalam kelompok tersebut dapat dilihat hasilnya yang
memengaruhi rumah tangga. Dari pemaparan tersebut, maka dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bagaimana karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke?
Bagaimana pengaruh karakteristik perempuan terhadap karakteristik
kelompok sosial?
Bagaimana pengaruh karakteristik perempuan terhadap sikap dalam
kelompok?
Bagaimana pengaruh karakteristik kelompok sosial terhadap sikap dalam
kelompok?
Bagaimana pengaruh karakteristik kelompok sosial tingkat kesejahteraan
rumah tangga?
Bagaimana pengaruh sikap dalam kelompok terhadap tingkat kesejahteraan
rumah tangga?
Tujuan Penelitian
Pengaruh kelompok sosial tersebut dapat dikatakan berhasil apabila terjadi
peningkatan kesejahteraan rumah tangga. Apabila pengaruh kelompok sosial
tersebut tidak berpengaruh dalam peningkatan sejahteraan rumah tangga
dikatakan gagal. Setelah melakukan pembentukan kelompok sosial maka dapat
dilihat dari aspek–aspek yang terpengaruh dalam rumah tangga dan
lingkungannya. Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat dirumuskan tujuan
penelitian sebagai berikut:
3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Menganalisis karakteristik kelompok sosial perempuan pemandu lagu
karaoke
Menganalisis pengaruh karakteristik perempuan terhadap karakteristik
kelompok sosial
Menganalisis pengaruh karakteristik perempuan terhadap sikap dalam
kelompok
Menganalisis karakteristik kelompok sosial terhadap sikap dalam kelompok
Menganalisis karakteristik kelompok sosial terhadap tingkat kesejahteraan
rumah tangga
Menganalisis pengaruh sikap dalam kelompok perempuan pemandu lagu
karaoke terhadap kesejahteraan rumah tangga
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh
kelompok sosial perempuan pemandu lagu karaoke terhadap tingkat kesejahteran
rumah tangga di perdesaan. Khususnya kepada:
1. Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur dalam melakukan
penelitian selanjutnya. Penelitian ini juga sebagai pembelajaran mengenai
fenomena masalah sosial di masyarakat
2. Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan saran untuk pemerintah
maupun kementrian dalam hal pembangunan dan regulasi untuk sektor
informal terutama dari segi dampak dan sasaran hiburan
3. Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan kepada masyarakat
luas mengenai fenomena dan permasalahan sector informal di Kota Bogor.
Sekaligus sebagai ajang wadah aspirasi kepada pemerintah.
4
5
TINJAUAN PUSTAKA
Kelompok
Menurut Homans (2001) kelompok adalah kumpulan individu yang
melakukan kegiatan, interaksi, dan memiliki perasaan untuk membentuk suatu
keseluruhan yang terorganisasi dan berhubungan timbal balik. Syarat kelompok.
Hendropuspito (2006): (i) Interaksi, anggota-anggota seharusnya berinteraksi satu
sama lain; (ii) Interdependen, apa yang terjadi pada seorang anggota akan
mempengaruhi perilaku anggota yang lain; (iii) Stabil, hubungan paling tidak ada
lamanya waktu yang berarti (bisa minggu, bulan dan tahun); (iv) Tujuan yang
dibagi, beberapa tujuan bersifat umum bagi semua anggota; (v) Struktur, fungsi
tiap anggota harus memiliki beberapa macam struktur sehingga mereka memiliki
set peran; (vi) Persepsi, anggota harus merasakan diri mereka sebagai bagian dari
kelompok.
Menurut Bierstedt (1950), kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan
berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan
kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok berdasarkan ada
tidaknya organisasi hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis
menjadi empat macam antara lain: (i). Kelompok statis, yaitu kelompok yang
bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di
antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan;
(ii). Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok yang memiliki persamaan tetapi
tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya;
(iii).Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis
dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terikat dalam ikatan
organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat, dan lain-lain; (iv). Kelompok
asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada
persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama.Dalam asosiasi,
para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta
memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: negara, sekolah, dan lain-lain.
Kelompok Sosial
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran
bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh
anggota masyarakat. Kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku para
anggotanya. Kelompok-kelompok sosial merupakan himpunan manusia yang
saling hidup bersama dan menjalani saling ketergantungan dengan sadar dan
tolong menolong Macler dan Charles (1961). Kelompok sosial atau social group
adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, karena adanya
hubungan di antara mereka. Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan
timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling
menolong (Soekanto, 2006).
Ciri dan syarat kelompok sosial antara lain: (i) Terdapat dorongan atau
motif yang sama antar individu satu dengan yang lain; (ii) Terdapat akibat-akibat
interaksi yang berlainan terhadap individu satu dengan yang lain berdasarkan rasa
dan kecakapan yang berbeda-beda antara individu yang terlibat di dalamnya; (iii)
6
Adanya penegasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas
dan terdiri dari peranan-peranan dan kedudukan masing-masing; (iv). Adanya
peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur
interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan yang ada; (v).
Berlangsungnya suatu kepentingan ; (vi) Adanya pergerakan yang dinamik.
Faktor Pembentukan Kelompok Sosial
Faktor pembentukan kelompok sosial bergabung dengan sebuah kelompok
merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara
kebetulan.Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu.Namun, ada juga
yang merupakan sebuah pilihan.Perempuan sendiri dalam hal pembentukan
kelompok sosial cenderung lebih memperketat dalam hal syarat syarat tertentu
dalam halnya berorientasikan kepada tujuan yang sama
Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan perempuan
membentuk kelompok tersebut Hoff (2001) adalah kedekatan dan kesamaan.(i)
Kedekatan:Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap
keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk
kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita.Kita bergabung dengan
kelompok kegiatan sosial lokal.Kelompok tersusun atas individu-individu yang
saling berinteraksi.Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin
mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi.Singkatnya,
kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama
yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial.Jadi, kedekatan
menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya
kelompok pertemanan; (ii) Kesamaan :Pembentukan kelompok sosial tidak hanya
tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggotaanggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih suka berhubungan dengan
orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah
kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakterkarakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam memilih
calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga.
Sikap
Menurut Gerungan (2000) sikap atau attitude senantiasa diarahkan pada
suatu hal, suatu objek.Tidak ada sikap tanpa adanya objek.Sikap menentukan
keajegan dan kekhasan perilaku seseorang dalam hubungannya dengan stimulus
manusia atau kejadian-kejadian tertentu. Sikap merupakan suatu keadaan yang
memungkinkan timbulnya suatu perbuatan atau tingkah laku (dalam Dayakisni &
Hudaniah, 2003). Dalam kelompok pemikiran ini adalah kelompok yang
berorientasi pada skema triadik (triadic schema). Menurut Azwar (2007) suatu
sikap merupakan konstelasi komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling
berinteraksi didalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu
objek.Jadi berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap adalah
kecenderungan individu untuk memahami, merasakan, bereaksi dan berperilaku
terhadap suatu objek yang merupakan hasil dari interaksi komponen kognitif,
afektif dan konatif.
7
Komponen sikap menurut Azwar (2007) antara lain: (a) Komponen
kognitif merupakan komponen yang berisi kepercayaan seseorang mengenai apa
yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap; (b) Komponen afektif
merupakan komponen yang menyangkut masalah emosional subjektif seseorang
terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan
perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu; (c) Komponen perilaku atau komponen
konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau
kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek
sikap yang dihadapinya.
Karakteristik Perempuan
Sumberdaya yang terpenting dalam organisasi adalah sumberdaya usia,
status dalam rumah tangga, keanggotaan dalam organisasi tersebut. Setiap
manusia memeliki karakteristik individu yang berbeda-beda anatara satu dengan
yang lainnya. Menurut Robbins (2003), karakteristik individu mencakup usia,
jenis kelamin, tingkat pendidikan, status dalam keluarga, status perkawinan, dan
masa kerjanya.
1. Usia
Siagian (2008) menyatakan bbahwa usia adalah hal penting karena
mempunyai kaitan sangat erat dengan
berbagai segi kehidupan
organisasi/kelompok. Hubungan kinerja dalam kelompok karena adanya
keyakinan yang sangat eratnya, untuk membuat akses hubungan atau relasi
individu terutama perempuan
2. Tingkat pendidikan
Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk
melakukan kegiatan-kehgiatan mental seperti kempuan untuk menganalisis atau
meramalkan kondisi pasar, ekonomi, sosial, dan politik
3. Status dalam rumah tangga
Branding individu untuk memaksa tanggung jawab yang membuat suatu
pekerjaan menjadi berharga dan penting. Seseorang yang menjadi bagian dalam
rumah tangga dalam kegiatan pencaharian pekerjaan akan menjadi suatu jaminan
untuk konsisten dalam tanggung jawabnya.
4. Keanggotaan
Bentuk suatu label dalam organisasi atau kelompok, yang berkaitan dengan
kinerja dalam kelompok atau organisasi tersebut, keanggotaan sendiri
berpengaruh dalam konteks kelompok untuk peningkatan dan pengaruh kinerja
dalam kelompoknya.
5. Masa Kerja
Menurut Robbins (2003), masa kerja dan kepuasan saling berkaitan positif,
masa kerja yang lama akan cenderung membuat seseorang engga meninggalkan
pekerjaan yang telah ditekuninya.
Kesejahteraan
Sumarti (1999) mendefinisikan bahwa kesejahteraan merupakan kondisi
relatif yang dibentuk masyarakat melalui interaksi sosial, kesejahteraan juga dapat
diidentifikasikan sebagai total darinet wort (manfaat yang benar-benar diperoleh)
8
dan human capital wealth (kesejahteraan sumber daya manusia). Kesejahteraan
menurut Cahyat (2007) merupakan kondisi dapat memenuhi kebutuhan dasar baik
material maupun non-material yang mencakup aspek gizi dan kesehatan,
pengetahuan, dan kekayaan materi.Kemiskinan sendiri merupakan bentuk
ketidakmampuan untuk meraih kesejahteraan dipandang dari sisi ekonomi - dalam
memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan- yang diukur dari sisi
pengeluaran.
Kesejahteraan menurut Badan Pusat Stastistika (2009) keluarga tergolong
miskin di Kabupaten Bogor sebanyak 44% jika dibandingkan dengan persentase
populasi keluarga miskin (49,8%). Rendahnya presentase keluarga miskin
disebabkan oleh terlalu rendahnya garis kemiskinan yang digunakan jika
dibandingkan dengan pendapatan, sehingga pengeluaran rumah tangga jauh lebih
tinggi, garis kemiskinan berada jauh dibawah pengeluaran.
Kelemahan penentuan kesejahteraan BPS adalah banyakanya data dan
informasi yang harus dikumpulkan dengan tingkat pemahaman yang cukup tinggi,
masih adanya sistem KKN dalam kasus perdesaan dalam contoh program JPS,
raskin, beasiswa, dan pelayanan obat gratis, dan yang terakhir adanya adanya
kemampuan untu mengakases berbagai informasi dalam bentuk cetak maupun
elektronik.
Kesejahteraan Rumah Tangga
Kesejahteraan menurut presepsi keluarga yaitu bedasarkan BKKBN
(2001), antara lain kebutuhan dasar (pangan, sandang, papan, dan kesehatan),
kebutuhan sosial psikologi (pendidikan, rekreasi, transportasi, interaksi sosial
internail, dan eksternal), serta kebutuhan pengembangan (agama, tabungan dan
akses informasi).
Kekurangan kriteria ini adalah pendekatan yang subjektif untuk mengukur
tingkat kemiskinan sehingga pendekatan ini tidak dapat digunakan pada tingkat
nasional dan makro. Kelebihannya adalah penggunakan pendekatan subjektif akan
membantuk dalam mengembangkan program-program intervensi pada kelompok
sasaran spesifik, paling terpengaruh oleh kritis.
Dari penjelasan tersebut adanya kekurangan dan kelebihan antara berbagai
pesepsi kesejahteraan pengukur kemiskinan, namun pada hal tersebut adanya
kriteria BKKBN dapat dijadikan sebagai indikator alternatif dengan berbagai
pertimbangan.Adanya pengukuran BKKBN berbasis pada pengukuran indikator
kemiskinan menurut BPS, adanya pendekatan dari tingkatan terbawah yaitu
rumah tangga sampai tingkat makro/nasional.
Tingkat kesejahteraan masyarakat antara lain dapat diukur melalui
besarnya pendapatan/pengeluaran. Pengeluaran untuk kebutuhan konsumsi dapat
mencerminkan tingkat kemampuan ekonomi masyarakat, dan kemampuan daya
beli masyarakat dapat memberikan gambaran tentang tingkat kesejahteraan
masyarakat. Semakin tinggi daya beli masyarakat menunjukkan meningkatnya
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan selanjutnya akan
berdampak meningkatnya kesejahteraan masyarakat (BPS, 2008).
Dalam mengukur kesejahteraan rumah tangga diperlukan indikator
moneter, indikator yang banyak digunakan adalah pendapatan dan pengeluaran
(BPS, 2008, dan The World Bank, 2007). Indikator pengeluaran, dalam hal ini
9
disebut juga konsumsi, dipilih karena sifatnya tetap dan relatif stabil terhadap
berfluktuasinya pendapatan dari tahun ke tahun.
Suryadarma (2005) mengungkapkan peubah-peubah yang menjadi ciri
kesejahteraan suatu keluarga antara lain: kepemilikan asset, kepemilikan binatang
ternak, status perkawinan kepala rumah tangga, jenis kelamin kepala rumah
tangga, tingkat pendidikan kepala rumah tangga dan pasangannya, anggota rumah
tangga yang bekerja, sektor pekerjaan, akses terhadap rumah tangga, konsumsi
makanan dan indikator kesehatan, indikator kesejahteraan lainnya serta partisipasi
politik dan akses kepada informasi.
Jumlah anggota rumah tangga diduga mempunyai keterkaitan erat dengan
kesejahteraan rumah tangga karena kemiskinan dihitung berdasar pengeluaran dan
jumlah anggota rumah tangga.Makin besar jumlah anggota rumah tangga akan
makin besar pula resiko untuk menjadi miskin apabila pendapatannya tidak
meningkat (Faturochman dan Molo, 1995).
Penelitian Sebelumnya
Berdasarkan referensi dan jurnal elekronik yang telah ditelaah penelitian
tentang kelompok sosial hanya berfokus bagaimana kelompok – kelompok sosial
membagi tugas dan pencapainya pada tujuan.Hal tersebut seperti judul penelitian
tentang suporter sepak bola Persib Bandung dengan judul penelitian The Viking
Fansshop. Farhan (2005) menjelaskan bahwa bagaimana pembentukan kelompok
sosial dilakukan, hal tersebut menyebabkan bahwa pengaruh kelompok sosial
yang tinggi membuat keterikatan antar anggota dimasing–masing daerah
terhubung dengan nenunjuk leader dari masing–masing daerah tersebut. Penelitian
ini menjelaskan bahwa adanya pengaruh yang tinggi pada kelompok sosial
terhadap perilaku anggotanya yang tergabung secara terbuka. Seperti kasus–
kasusnya suporter sepak bola Viking tersebut berimbas pada anggota seperti kasus
bentrok antar kelompok sosial lain. Dalam penelitian ini tidak dijelaskan secara
terperinci bagaimana kerangka sampling yang dipili hanya menjadikan anggota di
daerah penelitiannya menjadi responden, bagaimana anggota dalam kelompok
sosial ini dalam kesehariannya dan interaksi dengan individu non-member lain .
Soedijati (1995) dalam penelitian yang berjudul Solidaritas dan Masalah
Waria di Kota Bandung, menjelaskan bahwa dalam kelompok sosial yang
dibentuk atas tujuan yang sama dan karakteristik tertentu memberikan pengaruh
pada pendapatan mereka dalam berstrategi nafkah masing–masing anggota
kelompok sosial tersebut. Dijelaskan bahwa kelompok sosial dalam kelompok
waria di Bandung berpengaruh tinggi, dalam proses pembentuknya dalam
penelitian tersebut terdapat beberapa aspek yang terpengaruh oleh kelompok
sosial diantaranya adalah : (i). Jaringan penjajaan setiap malam; (ii). Pendapatan
permalam; (iii). Barang yang dibeli selama satu minggu; (iv). Tabungan yang
dimiliki selama satu bulan.Dalam peneltian ini terlihat bahwa kelompok sosial
berpengaruh pada aspek – aspek tersebut.
Irmawati (2014) dalam penelitian ini yang berjudul Konsep Diri Dalam
Dinamika Psikologi sosial Wanita Pemandu Karoke di Kota Solo. Menjelaskan
bahwa perempuan dalam penelitian ini digolongkaan kedalam freelance tidak
terikat dalam kelompok hal ini disebabkan bahwa : (i) pengalam diri (ii)
10
pendapatan (iii) hubungan. Oleh karena jika tergabung dalam kelompok
pendapatan menurun.
Berdasarkan penelitian–penelitian yang telah dilakukan, pengaruh
kelompok sosial hanya berpengaruh pada pendapatan pribadi serta cara
berperilaku dalam kehidupan, berbeda dengan penelitian ini yang menjadikan
kelompok sosial perempuan pemandu lagu karoke berpengaruh pada tingkat
keseahteraan rumah tangga yang melihat dari konsep modal sosial, karakteristik
kelompok, serta karakteristik perempuan yang direkrut menjadi anggota
kelompok. Penelitian ini berfokuskan pada perempuan pemandu lagu karoke yang
berasal dari di Kabupaten Bogor yang tergabung dalam kelompok sosial
pengaruhnya terhadap kesejahteraan rumah tangga di perdesaan dengan aspek :
kualitas kesehatan, pendidikan, pendapatan
11
KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Karakteristik perempuan dalam kerangka penelitian ini memiliki aspekaspek seperti: usia, tingkat pendidikan, status dalam rumah tangga, dan
keanggotaan. Karakteristik perempuan ini dijelaskan dengan analisis deskriptif.
Perempuan dalam lingkungannya membagikan diri kepada individu lain yang
sesuai dengan tujuan serta prinsipnya.
Karakteristik perempuan ditentukan oleh lingkungan sosial yaitu usia,
tingkat pendidikan,status dalam keluargadan keanggotaan, memberikan pengaruh
pada konsep karakteristik
kelompok berdasarkan aspek-aspek seperti
kekerabatan, kesamaan, dan kedekatan dan konsep sikap dalam kelompok yang
didalamnya terdapat aspek kognitif dan aspek perilaku.
Konsep karakteristik kelompok sosial dan sikap dalam kelompok memiliki
pengaruh nyata terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga diantaraya adalah
aspek kesehatan, aspek pendidikan, aspek pendapatan, dan aspek asset fisik.




Karakteristik
Perempuan:
Usia
Tingkat
Pendidikan
Status dalam
keluarga
Keanggotaan
Karakteristik Kelompok
Sosial :
 Kekerabatan
 Kesamaan
 Kedekatan
Sikap dalam kelompok :
 Aspek Kognitif
 Aspek Perilaku
Gambar 1 Alur pikir keterkaitan faktor-faktor
yang mempengaruhi kelompok sosial
Tingkat Kesejahteraan
Rumah Tangga :
 Kesehatan
 Pendidikan
 Pendapatan
 Aset fisik
Keterangan
: Mempengaruhi
: Analisis Deskripsi
perempuan pemandu lagu dan tingkat
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan hasil dari alur pikir peubah pada Gambar 1 ,terdapat beberapa
hipotesis penelitian yang dapat disajikan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh nyata karakteristik perempuan terhadap karakteristik
kelompok sosial
2. Terdapat pengaruh nyata karakteristik perempuan terhadap sikap dalam
kelompok
3. Terdapat pengaruh nyata karakteristik kelompok sosial terhadap sikap dalam
kelompok
4. Terdapat pengaruh nyata karakteristik kelompok sosial terhadap tingkat
kesejahteraan rumah tangga
5. Terdapat pengaruh nyata sikap dalam kelompok terhadap tingkat
kesejahteraan rumah tangga
12
13
PENDEKATAN LAPANGAN
Desain Penelitian
Peneltian merupakan penelitian kuantitatif serta menggunakan metode
survai dengan instrumen berupa kuisioner yang diberikan kepada responden
untuk mengetahui terhadap karakteristik perempuan, pembentukan kelompok
sosial, pengaruh kelompok sosial, kesejahteraan rumah tangga. Sementara itu,
data kualitatif diperoleh melalui metode wawancara mendalam dengan
menggunakan panduan pertanyaan wawancara kepada informan, observasi dan
studi dokumentasi. Teknik wawancara mendalam dilakukan untuk menelusuri
fenomena pengaruh kelompok sosial terhadap kesejahteraan rumah tangga.
Singarimbun dn Effendi (1989) menagtakan penelitian survai adalahpenelitian
yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat
pengumpul data primer.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penentuan lokasi untuk penelitian ini dilakukan secara sengaja
(purposive), yaitu perusahaan karaoke. Lokasi tersebut di pilih dengan
pertimbangan, antara lain:
1. Perusahaan karaoke yang terdapat kelompok sosial perempuan pemandu lagu
2. Sebagian besar responden berasal dari daerah perdesaan
Penelitian dilaksanakan dalam waktu satu bulan, mulai bulan Januari 2016
hingga Juni 2016. Kegiatan penelitian meliputi penyusunan proposal skripsi,
kolokium, pengambilan data lapangan, penulisan draft skripsi, uji petik, sidang
skripsi, dan perbaikan laporan penelitian.
Populasi dan Sampel
Unit analisis dalam penelitian adalah individu, sedangkan populasi
penelitian yaitu perempuan pemandu lagu sebanyak 60 orang. Pemilihan
responden yang diambil berjumlah sebanyak 40 orang. Pemilihan responden
dilakukan dengan teknik accidental sampling dengan mengambil responden
berdasarkan dari kelompok, sebabkan kelompok sosial ini tidak mempunyai
lembaga berbadan hukum karena dibentuk secara azas kedekatan dalam
perusahaan.
Tabel 1 Populasi dan sampel
No
Nama Kelompok
Populasi
Sampel
(Orang)
(Orang)
1
Happy Puppy
10
5
2
Mamih Vera
8
5
3
Mamih Putri
8
5
4
Mamih Anas
8
7
5
Mamih Dina
8
5
6
Hebring Intisari
8
4
7
Borju Lieur
10
5
8
Borju Rempong
10
4
Total
60
40
14
Tabel 1 memaparkan populasi perempuan pemandu lagu karaoke didapat
dari wawancara manager perusahaan BLR dan HK Karoke Kota Bogor, terdapat
delapan kelompok dengan jumlah jumlah rata-rata sembilan perempuan pemandu
karoke dalam kelompok. Jumlah responden diambil sebanyak 5 orang dalam
kelompok hingga total responden penelitian adalah 40 orang, berdasarkan jumlah
minumum pengambilan responden dalam penelitia sosial yaitu 30 orang.
Data dan Instrumen
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer berupa hasil dari wawancara dengan responden dan
informan. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber rujukan atau literatur
berupa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan topik penelitian ini.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu kuisioner. Kuisioner
ini terdiri dari empat bagian, yaitu bagian pertama berupa karakteristik
perempuan, bagian kedua berupa karakteristik kelompok sosial, bagian ketiga
berupa sikap dalam kelompok, bagian keempat tingkat kesejahteraan rumah
tangga.
Definisi Operasional
Definisi operasional untuk masing-masing variabel sebagai berikut:
1) Karakteristik perempuan diukur berdasarkan beberapa sub peubah seperti
usia, status sosial, tingkat pendidikan, dan relasi.
a) Usia diukur berdasarkan umur lamanya seseorang hidup yang dihitung
semenjak lahir hingga penelitian ini dilakukan dalam satuan tahun.
Selanjutnya usia dikategorikan berdasarkan rata-rata usia responden di
lapang dengan menggunakan skala nominal.
b) Status dalam kelurga diukur berdasarkan kedudukan responden dalam
keluarga yang tercatat di dalam tanda pengenal dalam keluarga seperti
anak/istri/kepala keluarga. Pernyataan responden tentang status sosial
dikategorikan dengan skala nominal.
c) Tingkat pendidikan diukur berdasarkan ijazah atau pencapaian
responden mengenyam pendidikan. Selanjutnya dikategorikan
berdasarkan etnis responden di lapang dengan menggunakan skala
ordinal.
d) Keanggotaan diukur berdasarkan lamanya keanggotaan dihitung
dengan bulan responden tergabung dalam kelompok sosial. Selanjutnya
dikategorikan menggunakan skala nominal.
2) Karakteristik kelompok sosial diukur berdasarkan beberapa sub peubah
seperti kekerabatan, kesamaan, dan kedekatan.
a) Kekerabatan diukur berdasarkan hubungan responden dengan anggota
kelompok yang tergabung dalam kelompok yang sama seperti teman,
saudara, dan perusahaan. Diukur dengan skala ordinal dan selanjutnya
kekerabatan dikategorikan dengan skala interval.
b) Kesamaan diukur berdasarkan jumlah tujuan responden yang sama
dengan anggota kelompok yang sama seperti tujuan untuk membeli
15
barang mewah, memperluas relasi, menghasilkan pendapatan tambahan,
dan kesenangan. Diukur dengan skala ordinal dan selanjutnya kesamaan
dikategorikan dengan skala interval.
c) Kedekatan diukur dengan jumlah pertemuan yang dilakukan oleh
responden dengan anggota dalam kelompok dalam satu minggu seperti
menginap, arisan, dan menghabiskan waktu luang bersama. Diukur
dengan skala ordinal dan selanjutnya kedekatan dikategorikan dengan
skala interval.
3) Konsep sikap dalam kelompok diukur berdasarkan dua sub peubah seperti
aspek kognitif dan aspek perilaku.
a) Aspek kognitif diukur berdasarkan pengetahuan, kepercayaan
responden didasarkan pada informasi yang berhubungan dengan objek
yang didapatkan dari kelompok. Diukur dengan skala ordinal dan
selanjutnya aspek kognitif dikategorikan dengan skala interval.
b) Aspek perilaku diukur dengan tindakan bantuan menolong responden
pada anggota dalam kelompok. Diukur dengan skala ordinal dan
selanjutnya aspek perilaku dikategorikan dengan skala interval.
4) Tingkat kesejahteraan rumah tangga diukur berdasarkan beberapa sub
perubah seperti tingkat kesehatan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan
asset fisik.
a) Tingkat kesehatan diukur dengan tempat kesehatan yang sering
dikunjungi setelah dan sebelum responden masuk ke dalam kelompok
dan dibiayai oleh responden. Selanjutnya tingkat kesehatan diukur
dengan skala rasio dikategorikan dengan skala interval.
b) Tingkat pendidikan diukur dengan jumlah anggota keluarga yang
dibiayai oleh responden sampai pendidikan akhir. Selanjutnya tingkat
pendidikan diukur dengan skala ordinal dikatergorikan dengan skala
interval.
c) Tingkat pendapatan diukur dengan jumlah tabungan responden sebelum
dan sesudah tergabung dalam kelompok. Selanjutnya tingkat
pendapatan diukur dengan skala rasio serta dikategorikan dengan skala
interval.
d) Aset fisik diukur dengan jumlah barang berharga di rumah tangga yang
dimiliki oleh responden sebelum dan sesudah tergabung dalam
kelompok. Aset fisik diukur dengan skala rasio selanjutnya diukur
dengan skala interval.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Suatu instrumen dikatakan layak untuk digunakan dalam pengukuran apabila
kuisioner tersebut telah di uji validitas (kesahihan) dan reliabilitasnya (keterandalan).
Kuisioner terlebih dahulu disusun dengan berpedoman kepada variabel yang ingin
diukur pada kerangka pemikiran, kemudian diuji validitas dan reliabilitasnya.
Validitas secara umum yaitu mengukur apa yang seharusnya di ukur, validitas berasal
dari kata validity yang memiliki arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu
instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dapat dikatakan
memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau
memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dilakukannya tes
tersebut. Menurut Muljono (2012) validitas adalah sejauh mana ketepatan dan
16
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Riduwan dan Sunarto
(2009) menyatakan variabel pertanyaan dikatakan valid jika skor total item (nilai r
hitung) lebih besar dari r tabel, sedangkan pertanyaan yang tidak valid jika r hitung <
r tabel. Nilai rhitung > 0.361 Berdasarkan uji statistik yang dilakukan diperoleh nilai r
tabel secara keseluruhan terendah sebesar (0.210) dan tertinggi (0.809). Pertanyaan
yang angka korelasinya di bawah angka kritik dimodivikasi kembali, agar dapat valid.
Reliabilitas berasal dari kata reliability, pengukuran yang memiliki reliabilitas
yang tinggi adalah pengukuran yang dapat menghasilkan suatu data yang reliabel atau
hasil yang dapat dipercaya. Reliabilitas menurut Singarimbun dan Effendi (2010)
adalah sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau 25 dapat diandalkan.
Menurut Muljono (2012) reliabilitas instrumentasi berarti sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Dalam menghitung reliabilitas instrumen penelitian
yang digunakan adalah koefisien Alpha Cronbach. Menurut Riduwan dan Sunarto
(2009) instrumen dapat dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari
nilai r tabel. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan diperoleh nilai Alpha Cronbach
sebesar 0.733 untuk variabel karakteristik kelompok sosial, 0.934 untuk variabel
interaksi sikap dalam kelompok, 0.740 untuk tingkat kesejahteraan Rumah tangga.
Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data wawancara mendalam merupakan teknik
pengambilan data dengan melakukan interaksi dua arah. Melakukan wawancara
mendalam dimaksud adanya temu muka antara peneliti dan responden.
Wawancara mendalam dilakukan secara sengaja. Informan dipilih secara sengaja.
Wawancara yang digunakan untuk pengambilan data dari responden
menggunakan kuisioner. Responden yang dipilih untuk penelitian ini adalah
perempuan pemandu lagu yang berasal dari desa dan tergabung dalam suatu
kelompok. Responden ditentukan dengan penarikan sampel yang berjumlah 35
perempuan. Wawancara yang digunakan untuk pengambilan data dari informan
menggunakan panduan wawancara mendalam.
Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian ini memiliki dua jenis data yang sudah diolah dan dianalisis
yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif menggunakan aplikasi
Microsoft Excel 2013 dan IBM SPSS Statistic 20. Data yang sudah diolah
menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferesial. Analisis deskriptif berupa
frekuensi, presentase, rataan skor, dan tabulasi silang. Analisis inferensial berupa
uji koefisien regresi linier sederhana yang digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan antar dua variabel yang berskala interval. Uji koefisien regresi
linier sederhana digunakan untuk melihat pengaruhi variabel kelompok sosial
terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga. Rumus uji koefisien regresi linier
sederhana sebagai berikut:
Y’ = a+bX
Keterangan:
Y’ = Variabel dependen
X = Variabel independen
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
17
Data kualitatif dianalisis melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian
data, dan verifikasi. Pertama ialah proses reduksi data dimulai dari proses
pemilihan, penyederhanaan, abstraksi, hingga transformasi data hasil wawancara
mendalam, observasi, dan studi dokumen. Tujuan dari reduksi data ini ialah untuk
mempertajam, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang data yang tidak
perlu. Kedua ialah penyajian data yang berupa menyusun segala informasi dan
data yang diperoleh menjadi serangkaian kata-kata yang mudah dibaca ke dalam
sebuah laporan. Ketiga ialah verifikasi berupa langkah terakhir yang merupakan
penarikan kesimpulan dari hasil yang telah diolah pada tahap reduksi.
18
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Letak Geografis dan Kondisi Alam
Secara geografis Kota Bogor terletak di antara 106’ 48’ BT dan 6’ 26’ LS,
kedudukan geografis Kota Bogor di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor
serta lokasinya sangat dekat dengan Ibukota Negara, merupakan potensi yang
strategis bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa, pusat kegiatan
nasional untuk industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan pariwisata.
Kondisi iklim di Kota Bogor suhu rata-rata tiap bulan 26’ C dengan suhu terendah
21,8’ C dengan suhu tertinggi 30,4’ C. Kelembaban udara 70 %, Curah hujan ratarata setiap tahun sekitar 3.500 – 4000 mm dengan curah hujan terbesar pada bulan
Desember dan Januari.
Batasan wilayah Kota Bogor secara administratif diantaranya:
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Kemang, Bojong Gede, dan Kec.
Sukaraja Kabupaten Bogor;
b) Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Sukaraja dan Kec. Ciawi, Kabupaten
Bogor;
c) Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Darmaga dan Kec. Ciomas, Kabupaten
Bogor;
d) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Cijeruk dan Kec. Caringin,
Kabupaten Bogor.
Tempat hiburan Kota Bogor memiliki potensi wisata terdepan seperti
Karaoke. Karaoke Kota Bogor tersebar di beberapa bagian Kota, menurut Dinas
Pariwisata tempat hiburan di Kota Bogor mencapai angka 43 Perusahaan baik
secara berbangun fisik dan dalam pusat perbelanjaan.
Letak perusahaan karaoke tersebar dibeberapa bagian pusat Kota Bogor.
Akses untuk mencapai lokasi penelitian mudah dijangkau, baik menggunakan
kendaraan umum dan kendaraan pribadi. Ada kendaraan umum yang melintasi
perusahaan karaoke tersebut. Jumlah perusahaan karaoke yang berdiri sendiri
tanpa bergabung dengan jenis perusahaan lain terhitung banyak
Jumlah Perempuan Pemandu Lagu Karaoke
Lampiran 2 memaparkan bahwa terdapat delapan kelompok perempuan
pemandu lagu di tiga perusahaan karaoke di Bogor. Dalam delapan kelompok
tersebut terdapat 60 perempuan pemandu lagu karaoke. 40 orang bertempat
tinggalkan di Kabupaten Bogor. Empat puluh sembilan orang bertempat
tinggalkan di Kota Bogor. Jumlah mamih atau pemimpin dari delapan kelompok
itu berjumlah delapan orang. Pemimpin laki-laki disebut papih berjumlah dua
orang, pemimpin dari perempuan berjumlah enam orang.
Mamih dan papih bertugas sebagai perekrut perempuan pemandu lagu
karaoke yang akan dimasukan kedalam kelompok ditemukan sebnyak empat
orang mamih dan dua orang papih.
19
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Perempuan Pemandu Lagu Karaoke
Karakteristik responden terdiri dari karakteristik individu. Karakteristik
perempuan pemandu lagu karaoke dengan empat aspek yaitu usia, tingkat
pendidikan, lamanya keanggotaan dan status dalam keluarga. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh hasil mengenai karakteristik subyek yang dapat dilihat pada
Tabel 2 sebagai berikut.
Tabel 2 Jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik perempuan
pemandu lagu karaoke, 2016
Karakteristik Perempuan
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
Usia
Remaja Awal (16 – 23 Tahun)
8
20,0
Remaja Tengah (24 – 29 Tahun)
30
75,0
Remaja Akhir (≥30 Tahun)
2
5,0
Tingkat Pendidikan
Tamat SMA
33
82.5
Perguruan Tinggi
7
17.5
Lamanya Keanggotaan
Rendah (4 – 10 bulan)
6
15,0
Sedang (11 – 17 bulan)
20
50,0
Tinggi (≥18 bulan)
14
35,0
Status dalam Keluarga
Anak
25
62.5
Istri
6
15,0
Kepala keluarga
9
22.5
n=40
Usia diukur berdasarkan umur lamanya seseorang hidup yang dihitung
semenjak lahir hingga penelitian ini dilakukan dalam satuan tahun. Berdasarkan
data yang didapat dibagi tiga kategori yaitu; Remaja awal (16–23 Tahun), remaja
tengah (24–29 Tahun), dan remaja akhir (≥30 Tahun). Distribusi responden
berdasarkan usia dijelaskan pada tabel.
Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa perempuan pemandu lagu karaoke
didominasi oleh usia berpersentase 75 persen atau sebanyak 30 responden di usia
24–30 tahun, dibuktikan dengan pernyataan salah satu informan sebagai berikut.
Remaja tengah yang mendominasi usia dalam karakteristik perempuan pemandu
lagu karaoke.
“...kebanyakan perempuan pemandu lagu disini umurnya tidak
terlalu lalu tua karena kadang kalau udah berumur suka
datang sendiri sesuai panggilan (freelance) tapi kalau yang
bikin grup kaya gini biasanya yang muda muda..” WNS 28
Tahun
Tingkat Pendidikan adalah tahun tempuh anggota kelompok dalam
memperoleh pendidikan formal yang terstruktur. Tingkat pendidikan
20
dikategorikan rendah (Tidak lulus SD–Tamat SMP), sedang (Tamat SMA), dan
tinggi (Perguruan Tinggi).
Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan dijelaskan pada
Tabel 2. Dapat dijelaskan bahwa tingkat pendidikan di perempuan pemandu lagu
karaoke di Kota Bogor cukup sedang dengan persentase 82.5 persen atau 33
responden tamat SMA. Hal ini dapat dijelaskan bahwa rata-rata pendidikan
responden dalam penelitian ini menuntaskan sekolah menengah atas dengan
persentase 82.5 persen. Pada indikator tingkat pendidikan tujuh responden sudah
menuntaskan pendidikan sekolah tinggi dengan persentase 17.5 persen, dibuktikan
dengan pernyataan salah satu informan sebagai berikut,
“... hampir semuanya sih temen-temen sesama ini lulus SMA,
tapi ada juga yang masih kuliah....” HNA 22 tahun
Lama Keanggotaan adalah lamanya setiap anggota kelompok tergabung
dalam kelompok hingga penelitian ini dilakukan dalam satuan bulan. Data yang di
dapat lama keanggotaan kelompok diantara 4–23 bulan. Dibedakan kedalam
kategori rendah (4–10 bulan), Sedang (11-17 bulan) dan tinggi (≥18 bulan).
Distribusi responden berdasarkan lama keanggotaan dalam kelompok dijelaskan
pada tabel terhitung sedang lamanya keanggotaan dalam kelompok dengan
persentase 50 persen atau 20 responden dikategorikan sedang, 35 persen atau 14
responden dikategorikan tinggi, dan 15 persen atau 6 responden dikategorikan
rendah.
“... kalau lama engganya gabung sama kelompok rata-rata
dua tahun saya sendiri kalau menetap sampe tahun-tahunan
ga ngejamin sesuatu hal lebih...” GSC 26 Tahun
Hasil penelitian tertera dalam Tabel 2 dapat dilihat, dari 40 responden
yang memberikan respon, sekitar 62.5 persen atau sebanyak 25 responden
berstatus anak dalam keluarga, 15 persen berstatus istri dalam keluarga atau
sebanyak enam responden, dan 22.5 persen berstatus kepala keluarga atau
sebanyak sembilan responden. Rata-rata responden adalah anak yang berperan
sebagai pemandu lagu karaoke.
“... perempuan disini belum berkeluarga masih tinggal sama
orang tuanya masing-masing atau engga ngekos, yang sudah
berkeluarga juga ada...” TKA 24 Tahun
Usaha responden dalam meningkatkan kesejahteraan Rumah tangga yang
diperolehnya karena ruang lingkup pergaulannya semakin luas. Remaja yang
menjadi responden memiliki karakter yang berbeda, perbedaan karakter ini
dikarenakan oleh beberapa hal diantaranya usia, pendidikan, lamanya
keanggotaan dan status dalam keluarga. Perbedaan ini secara tidak langsung
berpengaruh terhadap kognitif, perilaku, pembentukan kelompok, serta
kesejahteraan rumah tangga. Semua hal ini terlihat dalam diri perempuan ketika
wawancara, pengisian kuisioner dan pengamatan lapang.
21
Karakteristik Kelompok Sosial
Karakteristik kelompok sosial terdapat tiga aspek yaitu kekerabatan,
kedekatan, dan kesamaan. Hasil penelitian diperoleh hasil mengenai karakteristik
kelompok sosial yang dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut.
Tabel 3 Rataan skor karakterisik kelompok sosial, 2016
Karakteristik
Jumlah
Kelompok Sosial
(Orang)
Kekerabatan
Rendah (skor 5-8)
14
Sedang (skor 9-12)
10
Tinggi (skor 13-15)
16
Kedekatan
Rendah (skor 5-8)
3
Sedang (skor 9-12)
26
Tinggi (skor 13-15)
11
Kesamaan
Rendah (skor 5-8)
18
Sedang (skor 9-12)
16
Tinggi(skor 13-15)
6
n=40
Persentase
(%)
35,0
25,0
40,0
7,5
65,0
27,5
45,0
40,0
15,0
Tabel 3 memaparkan bahwa karakteristik kelompok sosial perempuan
pemandu lagu karaoke Kota Bogor dilihat dari kekerabatan dalam kelompok
sosial rata-rata tinggi dengan persentase 40 persen yaitu 16 responden bergabung
dalam kelompok sosial.
“...Saya bergabung dalam kelompok memang awalnya ada
saudara saya yang gabung ke kelompok ini jadi dibawa sama
saudara saya...” SHR 19 Tahun
Tabel 3 memaparkan untuk persentase sebesar 65 persen untuk kedekatan
dalam kelompok sosial dikategorikan sedang yaitu 26 responden bergabung
kedalam kelompok sosial berdasarkan kedekatan responden satu dengan yang
lain.
“...Bikin “geng” atau kelompok kayanya kalau dibuat
berdasarkan keinginan orang lain ga sreg, mending bikin
sendiri. Kita bikin sebab orang-orang terdekat aja sih...”
NVI 22 Tahun
Tabel 3 memarparkan untuk persentase sebesar 45 persen untuk kesamaan
dalam kelompok sosial dikategorikan rendah yaitu 18 responden bergabung dalam
kelompok sosial berdasarkan kesamaan.
“...Sama atau engganya tujuan atau pencapaian masingmasing anggota engga diliat sih kalau mau buat kelompok
kaya biasa aja gitu...” ZLF 22 Tahun
22
Nilai persentase yang diperoleh membuktikan bahwa perempuan pemandu
lagu karaoke belum cukup terdedah dengan hal-hal untuk peningkatan
kesejahteraan rumah tangga, karena kekerabatan, kekerabatan dan kesamaan
dalam penelitian yaitu kekerabatan, kedekatan dan kesemaan untuk memberikan
kesejahteraan kepada keluarga. Hal ini perlu diperhatikan karena nilai persentase
pada kedekatan tergolong sedang, sehingga jika intensitas kedekatan pada
perempuan pemandu lagu karaoke akan berpeluang dalam filter pembentukan
kelompok dan memberikan peningkatan kesejahteraan pada rumah tangga.
Hasil penelitian dilapang, kedekatan seperti seringnya perempuan
menghabiskan waktu bersama (hang out) merupakan suatu kebudayaan dalam
kelompok sosial atau saat menghabiskan waktu luang. Perempuan pemandu lagu
karaoke Kota Bogor selalu menghabiskan waktu bersama di waktu senggang
mereka. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari salah satu responden.
“...Kalau makin kita deket sama PL yang lain kita kadang suka
disuruh masuk room bareng, kadang kalau ada temen yang
sering maen bareng ya dianya yang saya sering ajak cari uang
lebih malahan sering diajak ke tempat-tempat yang branded
banget...” MRS, 23 tahun
Setiap bentuk kedekatan yang dilakukan bersama oleh sesama pekerja
pemandu lagu koreke memiliki dampak tersendiri diantara membuka akses
kepada jaringan yang lebih luas seperti pernyataan MRS di atas.
Sikap dalam kelompok
Sikap merupakan suatu keadaan yang memungkinkan timbulnya suatu
perbuatan atau tingkah laku. Kognitif merupakan komponen yang berisi
kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek
sikap komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap
menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada
dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya terutama
dalam pemecahan masalah, perepuan lebih komplek untuk memecahkan suatu
masalah. Hasil penelitian diperoleh hasil mengenai sikap dalam kelompok yang
dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut.
Tabel 4 Rataan skor sikap dalam kelompok, 2016
Sikap dalam kelompok
Jumlah (Orang)
Aspek Kognitif
Rendah (skor 7-13)
8
Sedang (skor 14-20)
25
Tinggi (skor 21-28)
7
Aspek Perilaku
Rendah (skor 8-15)
7
Sedang (skor 16-23)
27
Tinggi (skor 24-32)
6
n=40
Persentase (%)
20,0
62,5
17,5
17,5
67,5
15,0
23
Tabel 4 memaparkan mengenai persentase sikap dalam kelompok
berdasarkan dua indikator yakni kognitif dan perilaku. Tabel 4 menunjukan
bahwa perempuan pemandu lagu karaoke lebih tinggi persentase aspek perilaku
dalam kelompok sebesar 67.5 persen dan 62.5 untuk aspek kognitif dan
dikategorikan dalam kategori sedang, aspek kognitif dalam penelitian ini adalah
perilaku dalam kelompok yang dapat meningkat kesejahetraan Rumah tangga
masing-masing anggota yang tergabung dalam kelompok.
“...Kalau anaknya baik sopan gitu ya saya suka aja dan kadang
suka saya ajak kerja bareng kadang jadi tempat curhat masalahmasalah tertentu ga jarang juga kalau dia baik atau sopan saya
ngasih tau tempat-tempat buat berobat dan saya kasih tau
tempatnya, ga jarang juga saya ngasih tau cara strategi nyari
uang cepet..” HNA, 22 tahun
Setiap bentuk perilaku dalam kelompok yang dilakukan bersama oleh
sesama pekerja pemandu lagu koreke memiliki dampak tersendiri diantaranya
adalah membuka akses ke jaringan yang lebih luas seperti pernyataan HNA di
atas.
Tingkat Kesejahteraan Rumah tangga
Tingkat kesejahteraan rumah tangga di perdesaan antara lain dapat diukur
melalui besarnya pendapatan/pengeluaran. Pengeluaran untuk kebutuhan
konsumsi dapat mencerminkan tingkat kemampuan ekonomi masyarakat, dan
kemampuan daya beli masyarakat dapat memberikan gambaran tentang tingkat
kesejahteraan masyarakat. Dalam penelitian ini tingkat kesejahteraan rumah
tangga diukur dengan indikator antara lain kesehatan, pendidikan, pendapatan,
dan aset fisik diuraikan sesuai dengan tabel 5.
Tabel 5 Rataan skor tingkat kesejahteraan rumah tangga, 2016
Tingkat Kesejahteraan
Jumlah
Persentase
Rumah tangga
(Orang)
(%)
Kesehatan
Rendah
3
7,5
Sedang
37
92,5
Pendidikan
Rendah
3
7,5
Sedang
37
92,5
Pendapatan
Rendah
11
27,5
Sedang
20
50,0
Tinggi
9
22,5
Aset Fisik
Rendah
3
7,5
Sedang
26
65,0
Tinggi
11
27,5
n=40
24
Tabel 5 memaparkan mengenai persentase tingkat kesejahteraan rumah
tangga berdasarkan indikator kesehatan, pendidikan, pendapatan, dan aset fisik.
Tabel 5 menunjukkan bahwa persentase perempuan pemandu lagu karaoke lebih
tinggi pada aspek kesehatan, aspek pendidikan, aspek pendapat dan aset fisik
yaitu rata-rata di kategorikan sedang sebesar 92.5 persen untuk kesehatan dalam
rumah tangga responden.
“... Kesehatan nomor satu, kalau kita sakit siapa lagi yang
mau nyupplay dana buat keluarga. Masalah kesehatan mah
nyari dokter kadang tanya-tanya dokter mana aja yang
bagus...” CHI 30 Tahun
Tabel 5 memampartkan untuk persentase 92.5 persen atau 37 responden
dikategorikan sedang untuk aspek
pendidikan dalam rumah tangga
responden.hasil tersebut didukung dengan pernyataan salah satu responden yang
menyatakan bahwa aspek pendidikan dikatergorikan sedang
“... Pendidikan dalam keluarga menjadi prioritas saya dalam
bekerja saya ga mau adik atau anak saya nanti kerja seperti
ini terjun ke dunia malam...” AJG 29 Tahun
Tabel 5 memaparkan untuk persetase 50 persen atau 20 responden
dikategorikan sedang untuk aspek pendapatan dalam rumah tangga responden.
Pendapatan yang dihasilkan dikategorikan sedang didukung dengan pernyataan
salah satu responden.
“... Kalau masalah gaji atau uang dari hasil kerja sih cukup
buat keluarga ini selama ini sih tapi pengeluaran juga sama
kaya penghasilan juga...” GSC 26 Tahun
Tabel 5 memaparkan untuk persentase 65 persen atau 26 responden
dikategorikan sedang aspek aset fisik yang dimiliki dalam rumah tangga. Aset
fisik dikategorikan sedang karena aset yang dimiliki oleh 20 responden mayoritas
hampir sama dan didukung dengan salah satu penyataan responden
“...Sejauh ini ya kebeli handphone, motor sama kebayar
hutang-hutang orang tua...” HNA 22 Tahun
Tingkat kesejahteraan rumah tangga dalam penelitian perempuan pemandu
lagu karaoke ini sebelumnya sudah memiliki tingkat kesejahteraan yang mayoritas
tercukupi, terlihat saat beberapa responden di atas.
25
Pengaruh Karakteristik Perempuan Pemandu Lagu Karaoke terhadap
Karakteristik Kelompok Sosial
Pembentukan kelompok merupakan hal pilihan setiap individu dalam
menunjang kehidupan atau cara bersosialisasi dengan individu lain vivin et. al
2015 dalam kriterianya untuk membentuk suatu kelompok. Pada bab ini
dijelaskan mengenai pengaruh antara karakteristik perempuan pemandu lagu
karaoke dengan karakteristik, Karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke
dilihat dari beberapa indikator yang telah ditentukan yaitu usia, pendidikan,
lamanya keanggotaan dan status dalam keluarga. Setiap indikator dilihat
pengaruhnya terhadap karakteristik kelompok sosial. Pengujian karakteristik
perempuan pemandu lagu karaoke terhadap karakteristik kelompok sosial
dilakukan dengan analisis regresi linier sederhana skala pengukuran ordinal untuk
melihat signifikansi pengaruh karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke
terhadap karakteristik kelompok sosial dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Pengaruh karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke terhadap
karakteristik kelompok sosial, 2016
Karateristik
Karakteristik Kelompok Sosial
Perempuan pemandu
(β)
lagu
Kekerabatan
Kedekatan
Kesamaan
Usia
5.734*
7.678*
9.711*
Tingkat Pendidikan
8.393*
4.993*
8.221*
Lamanya
9.447**
6.665*
10.789*
Keanggotaan
Status dalam
8.873*
1.289
3.772
Keluarga
Keterangan: *signifikan pada p≤0.05
β = Koefisien regresi
**high signifikan pada p≤0.01
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa semakin tinggi usia, tingkat pendidikan,
lamanya keanggotaan dan status dalam keluarga maka semakin tinggi tingkat
karakteristik kelompok sosial. Usia berpengaruh nyata (p≤0,05) terhadap
kekerabatan, kedekatan, dan kesamaan. Semakin tinggi usia maka semakin
meningkat tingkat kekerabatan, kedekataan, dan kesamaan. Pendidikan
berpengaruh nyata (p≤0,05) terhadap kekerabatan, kedekatan, dan kesamaan.
Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin meningkat tingkat kekerabatan,
kedekatan, dan kesamaan. Lamanya keanggotaan sangat berpengaruh nyata
(p≤0,05) terhadap aspek kekerabatan, kedekatan, dan kesamaan. Semakin lama
reponden tergabung menjadi anggota maka semakin meningkat tingkat
kekerabatan, kekerabatan, dan kedekatan. Status dalam keluarga berpengaruh
nyata (p≤0,05) terhadap kekerabatan. Semakin tinggi status dalam keluarga maka
semakin meningkat tingkat kekerabatan, namun status dalam keluarga tidak
berpengaruh nyata terhadap kedekatan dan kesamaan, hal tersebut dijelaskan oleh
pernyataan responden.
26
“... ngeliat status cewe-cewe PL disini kayanya sama sekali ga
dilihat kalau ngelihat dalam pembentukan kelompok yang
terpenting mereka bisa membaur dan asik dalam ngejalin
hubungan satu sama lain baik diliat deket atau sama atau
engganya tujuan cewe tersebut...” MRS 23 Tahun
Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa masing-masing indikator memiliki nilai
koefisien regresi yang berbeda. Nilai positif pada koefisien regresi menjelaskan
mengenai sifat pengaruh indikator terhadap karakteristik kelompok sosial. Nilai
koefisien positif menunjukan ke arah linier dan menunjukan bahwa kenaikan atau
memungkinkan yang lebih besar. namun pada aspek status dalam keluarga tidak
berpengaruh nyata terhadap aspek kedekatan dan kesamaan, hal tersebut
dijelaskan oleh pernyataan responden.
Berdasarkan hasil regresi yang diperoleh untuk usia, pendidikan, lamanya
keanggotaan, dan status dalam keluarga memiliki nilai signifikan yang kurang
dari taraf nyata 0.05, maka hipotesis yang menyatakan bahwa “terdapat pengaruh
nyata antara pengaruh karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke terhadap
karakteristik kelompok sosial” diterima. Berikut penjelasan tentang dari setiap
indikator karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke.
“... Kalau masalah kita lulusan SMA atau Kuliah kayanya suka
minder kalau bikin kelompok, malah siapa aja kalau mau masuk
kecuali ada bahasan topik tertentu kadang butuh juga yang pinter
bahasa buat ngobrol sama tamu kalau tamunya ngomong pake
bahasa inggris soalnya kita butuh banget orang yang jago kaya
gitu berarti sekolah dia pinter banget..” GSC 26 tahun
“...Kita kalau mau bikin “geng” kadang kita ngga terlalu
melihat umur ko yang ada makin tua atau muda makin asik,
emang sih kalau faktor umur juga suka kagok kalau mau minta
tolong, tapi menurut saya umur menjadi hal penting juga kalau
isinya orang-orang tua sih gaasik bikin geng kaya gitu enakan
bervariasi, apalagi kalau maen kita bisa kemana-mana ama anak
muda kalau banyak anak-anak muda di grup kita, kan jadinya
kebawa muda..” TKA, 26 tahun
Pengaruh Karakteristik Perempuan Pemandu Lagu Karaoke terhadap Sikap
dalam kelompok
Perempuan marginal yang berusia remaja, masalah kemiskinan biasanya
diartikan sebagai kurangnya pengetahuan dan ketrampilan akibat tingkat
pendidikan formal serta penguasaan teknologi yang rendah. Penelitian yang
dilakukan oleh Yanti et. al 2000 sikap dalam pembentukan suatu kelompok. Pada
bab ini dijelaskan pengaruh karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke
terhadap sikap dalam kelompok. Karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke
dilihat dari beberapa indikator yang telah ditentukan yaitu usia, pendidikan,
lamanya keanggotaan dan status dalam keluarga. Setiap indikator dilihat
27
pengaruhnya terhadap sikap dalam kelompok. pegujian karakteristik perempuan
pemandu lagu karaoke terhadap sikap dalam kelompok dilakukan dengan regresi
logistik ordinal. Pengaruh karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke
terhadap sikap dalam kelompok dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Pengaruh karakteristik perempuan pemandu lagu laraoke dengan sikap
dalam kelompok, 2016
Karakteristik Perempuan
Sikap dalam Kelompok
(β)
Kognitif
Perilaku
Usia
8.348**
6.687*
Pendidikan
3.382*
7.781**
Lamanya Keanggotaan
6.992**
11.456**
Status dalam Keluarga
7.884
3.495
Keterangan: *signifikan pada p≤0.05
β = Koefisien regresi
**high signifikan pada p≤0.01
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa semakin tinggi usia, tingkat pendidikan,
lamanya keanggotaan dan status dalam keluarga maka semakin tinggi tingkat
sikap dalam kelompok. Usia berpengaruh nyata (p≤0,01) terhadap kognitif dan
perilaku. Semakin tinggi usia maka semakin meningkat tingkat kognitif dan
perilaku. Pendidikan berpengaruh nyata (p≤0,05) terhadap kognitif dan perilaku.
Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin meningkat tingkat kognitif dan
perilaku. Lamanya keanggotaan sangat berpengaruh nyata (p≤0,05) terhadap
kognitif dan perilaku. Semakin lama reponden tergabung menjadi anggota maka
semakin meningkat tingkat kognitif dan perilaku. Status dalam keluarga tidak
berpengaruh nyata (p≤0,05) terhadap kognitif dan perilaku. menyatakan bahwa
usia adalah hal penting karena mempunyai kaitan sangat erat dengan berbagai
segi kehidupan organisasi/kelompok. Status dalam keluarga tidak berpengaruh
pada aspek kognitif dan perilaku hal tersebut didukung oleh salah satu penyataan
responden terkait tidak adanya pengaruh.
“... Kalau kita punya status istri atau anak kadang dalam hal
sikap sama sekali tidak terlihat dan tercermin karena kadang kita
ngeliat sama aja sesama wanita dalam konteks jadi wanita
penghibur ga berperilakuan baik, kadang ga kelihatan juga...”
HNA 22 tahun
Berdasarkan hasil regresi yang diperoleh untuk usia, pendidikan, lamanya
keanggotaan, dan status dalam keluarga memiliki nilai signifikan yang kurang
dari taraf nyata 0.05, maka hipotesis yang menyatakan bahwa “terdapat pengaruh
nyata antara pengaruh karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke terhadap
sikap daam kelompok” diterima. Berikut penjelasan tentang dari setiap indikator
karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke.
28
Pengaruh Karakteristik Kelompok Sosial terhadap Sikap dalam kelompok
Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat
mempengaruhi perilaku para anggotanya. Kelompok-kelompok sosial merupakan
himpunan manusia yang saling hidup bersama dan menjalani saling
ketergantungan dengan sadar dan tolong menolong menurut R.M. Macler et. al
1961. Pada bab ini dijelaskan pengaruh karakteristik kelompok sosial terhadap
sikap dalam kelompok. Karakteristik kelompok sosial dilihat dari beberapa
indikator yang telah ditentukan yaitu kekerabatan, kedekatan dan kesamaan.
Setiap indikator dilihat pengaruhnya terhadap sikap dalam kelompok. pegujian
karakteristik kelompok sosial terhadap sikap dalam kelompok dilakukan dengan
regresi logistik ordinal.Pengaruh karakteristik kelompok sosial terhadap sikap
dalam kelompok dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Pengaruh karakteristik kelompok sosial terhadap sikap dalam kelompok,
2016
Karakteristik Kelompok
Sikap dalam kelompok
Sosial
(β)
Kognitif
Perilaku
Kekerabatan
2.776
9.372*
Kedekatan
6.792*
2.294
Kesamaan
2.164
1.500
Keterangan: *signifikan pada p≤0.05
β = Koefisien regresi
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa semakin tinggi kekerabatan dan
kedekatan maka semakin tinggi tingkat sikap dalam kelompok. kekerabatan
berpengaruh nyata (p≤0,05) terhadap perilaku. Semakin tinggi kekerabatan maka
semakin meningkat tingkat perilaku. Kedekatan berpengaruh nyata (p≤0,05)
terhadap kognitif. Semakin tinggi kedekatan maka semakin meningkat tingkat
kognitif. Kesamaan tidak berpengaruh nyata (p≤0,05) terhadap kognitif dan
perilaku. Kelompok sosial adalah kedekatan dan kesamaan.(i) Kedekatan;
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan
seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok
bermain dengan orang-orang di sekitar kita tergabung dengan kelompok kegiatan
sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling
berinteraksi.Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin
mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik
meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang
memungkinkan terbentuknya kelompok sosial, John Hoff (2001:23). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh nyata karakteristik perempuan
kelompok sosial terhadap tingkat sikap dalam kelompok, hipotesis yang
menyatakan bahwa “terdapat pengaruh nyata antara pengaruh karakteristik
kelompok sosial terhadap sikap dalam kelompok” diterima. Berikut penjelasan
tentang dari setiap indikator karakteristik kelompok sosial
“... kalau kita sama-sama PL jarang untuk memberikan
pengalaman pribadi baik itu tentang pengatasan masalahmasalah berperilaku baik dalam kelompok, kadang kesamaan
29
tujuan seperti untuk mendapatkan sesuatu kadang tidak terlihat
dalam kelompoknya...” LSN 28 Tahun
Pengaruh Sikap dalam kelompok terhadap Tingkat Kesejahteraan Rumah
Tangga
Kelompok sosial berpengaruh tinggi, dalam proses pembentukan dan
pengaruhnya terdapat beberapa aspek yang terpengaruh oleh kelompok sosial
diantaranya adalah : (i). Jaringan penjajaan setiap malam; (ii). Pendapatan
permalam; (iii). Barang yang dibeli selama satu minggu; (iv). Tabungan yang
dimiliki selama satu bulan (soedjati, 1995). Pada bab ini dijelaskan pengaruh
karakteristik sikap dalam terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga. Sikap
dalam kelompok dilihat dari beberapa indikator yang telah ditentukan yaitu
Kognitif dan Perilaku. Setiap indikator dilihat pengaruhnya terhadap tingkat
kesejahetraan Rumah tangga. pegujian sikap dalam kelompok dilakukan dengan
regresi logistik ordinal. Pengaruh sikap dalam kelompok terhadap tingkat
kesejahteraan rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Pengaruh sikap dalam kelompok dengan tingkat kesejahteraan rumah
tangga, 2016
Sikap dalam
Tingkat Kesejahteraan Rumah tangga (β)
kelompok
Pendidikan
Kesehatan
Pendapatan
Aset Fisik
9.671*
8.607*
9.088*
9.910*
Kognitif
7.784*
6.784*
6,958*
7.474*
Perilaku
Keterangan: *signifikan pada p≤0.05
β = Koefisien regresi
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat kognitif dan
perilaku maka semakin tinggi tingkat kesajhetraan Rumah tangga. Kognitif
berpengaruh sangat nyata (p ≤ 0,01) terhadap pendidikan, kesehatan, pendapatan
dan aset fisik. Semakin tinggi tingkat perilaku maka semakin tinggi tingkat
pendidikan, kesehatan, pendapatan dan aset fisik. Kognitif berpengaruh sangat
nyata (p ≤ 0,01) terhadap pendidikan, kesehatan, pendapatan dan aset fisik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh sangat nyata sikap dalam
kelompok terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga. Sikap menentukan
keajegan dan kekhasan perilaku seseorang dalam hubungannya dengan stimulus
manusia atau kejadian-kejadian tertentu. Sikap merupakan suatu keadaan yang
memungkinkan timbulnya suatu perbuatan atau tingkah laku (Dayakisni dan
Hudaniah, 2003). Dalam kelompok pemikiran ini adalah kelompok yang
berorientasi pada skema triadik (triadic schema). Dapat disimpulkan bahwa
dengan menggunkan karakteristik sikap mendapatkan suatu perubahan finansial
dan bentuk kesejahteraan di dalam rumah tangga. Hal ini diperkuat oleh hasil
wawancara kepada salah satu informan.
“...Semakin baik sikap temen-temen dalam kelompok semakin
sering juga membagi pekerjaan dan informasi seputar kesehatan.
Tidak hanya itu bila sikapnya semakin baik semakin banyak yang
suka juga didalam kelompok...” EMR 29 Tahun
30
Berdasarkan hasil regresi yang diperoleh untuk kognitif dan perilaku
memiliki nilai signifikan yang kurang dari taraf nyata 0.05, maka hipotesis yang
menyatakan bahwa “terdapat pengaruh nyata antara pengaruh sikap dalam
kelompok terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga” diterima.
Pengaruh Karakteristik Kelompok Sosial terhadap Tingkat Kesejahteraan
Rumah tangga
Kelompok sosial dalam proses pembentukan dan pengaruhnya terdapat
beberapa aspek yang terpengaruh oleh kelompok sosial diantaranya adalah : (i).
Jaringan penjajaan setiap malam; (ii). Pendapatan permalam; (iii). Barang yang
dibeli selama satu minggu; (iv). Tabungan yang dimiliki selama satu bulan
(soedjati, 1995). Pada bab ini dijelaskan pengaruh karakteristik kelompok sosial
terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga. Kesejahteraan menurut Badan Pusat
Stastistika (2009) keluarga tergolong miskin di Kabupaten Bogor sebanyak 44%
jika dibandingkan dengan persentase populasi keluarga miskin (49,8%).
Rendahnya presentase keluarga miskin disebabkan oleh terlalu rendahnya garis
kemiskinan yang digunakan jika dibandingkan dengan pendapatan, sehingga
pengeluaran rumah tangga jauh lebih tinggi, garis kemiskinan berada jauh
dibawah pengeluaran.
Karakteristik kelompok sosial dilihat dari beberapa indikator yang telah
ditentukan yaitu kekerabatan, kedekatan dan kesamaan. Setiap indikator dilihat
pengaruhnya terhadap tingkat kesejahteraan Rumah tangga. pegujian karakteristik
kelompok sosial dilakukan dengan regresi logistik ordinal. Pengaruh karakteristik
kelompok sosial terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga dapat dilihat pada
Tabel 10.
Tabel 10 Pengaruh karakteristik kelompok sosial terhadap tingkat kesejahteraan
rumah tangga, 2016
Karakteristik
Tingkat Kesejahteraan Rumah tangga
Kelompok
(β)
Sosial
Pendidikan
Kesehatan
Pendapatan
Aset Fisik
Kekerabatan
6.589*
5.387**
6.433*
2.433
Kedekatan
6.168**
5.819*
5.932**
5.932**
Kesamaan
8.721**
1.833
3.250
2.500
Keterangan: *signifikan pada p≤0.05
β = Koefisien regresi
**high signifikan pada p≤0.05
Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat kekerabatan,
kedekatan dan kesamaan maka semakin tinggi tingkat kesejahteraan Rumah
tangga. Kekerabatan berpengaruh sangat nyata (p ≤ 0,01) terhadap pendidikan,
kesehatan, dan pendapatan. Semakin tinggi tingkat kedekatan maka semakin
tinggi tingkat pendidikan, kesehatan, pendapatan dan aset fisik. Kedekatan
berpengaruh sangat nyata (p ≤ 0,01) terhadap pendidikan, kesehatan, pendapatan
dan aset fisik. Kesamaan berpengaruh sangat nyata (p ≤ 0,01) terhadap
pendidikan.
31
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh sangat nyata
karakteristik kelompok sosial terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga.
Berdasarkan indikator kesamaan dalam pembentukan kelompok dilihat dari tabel
10 tidak berpengaruh pada indikator terpengaruh kesehatan, pendapatan, dan aset
fisik. Kelompok sosial atau social group adalah himpunan atau kesatuan manusia
yang hidup bersama, karena adanya hubungan di antara mereka, hubungan
tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong (Soejono
Soekanto, 2006). Dapat disimpulkan bahwa dengan menggunkan karakteristik
kelmpok sosial mendapatkan suatu perubahan financial dan bentuk kesejahteraan
di dalam rumah tangga. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara kepada salah satu
informan.
“...dalam kelompok kadang banyak yang mempunyai tujuan
sama yakni ingin meningkatkan kesejahteraan Rumah tangga
namun hanya di mulut saja, terkadang kita maalah saingan
seperti contohnya jika di rekomen beli handphone atau motor
kadang dia ngerekomkan merk tertentu tapi dia malah beli yang
lain sama halnya pun dalam pemilihan tempat berobat jika salah
satu ada yang sakit pasti suruh dirujuk ke tempat A katanya
mahal tapi dia yang ngasih rujukan ke tempat A...” INC 24 tahun
Pada indikator kesamaan yang tidak berpengaruh terhadap kesehatan,
pendapatan, dan aset fisik. Berikut pernyataan pendukung dari beberapa informan
yang telah diwawacara.
“... beberapa cewe disini ada persaingan gitu kalau temen
kelompoknya dapet yang lebih baik dari tip atau upah gaji jadi
kalau diliat dari kesamaan ga pengaruh juga...” LSN 28
Tahun
“...dulu saya disyirikin sama temen satu kelompok sebab
punya barang yang dia inginin katanya dia tujuan kita sama
tapi nyatanya engga...” GSC 26 Tahun
Berdasarkan hasil regresi yang diperoleh untuk kognitif dan perilaku
memiliki nilai signifikan yang kurang dari taraf nyata 0.05, maka hipotesis yang
menyatakan bahwa “terdapat pengaruh nyata antara pengaruh karakteristik
kelompok sosial terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga” diterima. Berikut
penjelasan tentang dari setiap indikator karakteristik kelompok sosial.
32
33
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik beberapa hal sebagai
simpulan yang merupakan jawaban dari perumusan masalah yang telah ditetapkan
sebelumnya. Beberapa hal yang dapat ditarik sebagai simpulan adalah sebagai
berikut.
1. Karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke meliputi usia, tingkat
pendidikan, lamanya keanggotaan dan status dalam kelurga. Perempuan
pemandu lagu karaoke dikategorikan di remaja tengah . Tingkat pendidikan
perempuan pemandu kebanyakan lulus atau tamatan SMA. Perempuan
pemandu lagu karaoke kebanyakan tergabung dalam kelompok sekitar 11
sampai 17 bulan. Perempuan pemandu lagu karaoke kebanyakan serstatuskan
sebagai anak yakni sebanyak. Karakteristik kelompok sosial meliputi
kekerabatan, kedekatan dan kesamaan. Kekerabatan yang dijadikan sebagai
modal utama perempuan pemandu lagu karaoke untuk membentuk kelompok.
Sikap dalam kelompok meliputi kognitif dan perilaku. Aspek perilaku yang
sering gunakan oleh perempuan pemandu lagu karaoke dibandikan dengan
aspek kognitif. Tingkat kesejahteraan rumah tangga kesehatan, pendidikan,
pendapatan, dan aset fisik. Kesehatan dan pendidikan lebih tinggi dibanding
pendapatan.
2. Karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke berpengaruh nyata terhadap
karakteristik kelompok sosial. Karakteristik perempuan pemandu lagu
karaoke meliputi usia, tingkat pendidikan, lamanya keanggotaan dan status
dalam keluarga. Pengaruh usia, tingkat pendidikan, dan lamanya keanggotaan
berpengaruh terhdap kekerabatan, kedekatan dan kesamaan dirasakan oleh
perempuan pemandu lagu karaoke dibanding status dalam rumah tangga yang
tidak berpengaruh terhadap kedekatan dan kesamaan.
3. Karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke berpengaruh nyata terhadap
sikap dalam kelompok. Karakteristik perempuan pemandu lagu karaoke yang
meliputi usia, tingkat pendidikan, lamanya keanggotaan. Status dalam
keluarga tidak berpengaruh nyata terhadap aspek kognitif dan perilaku.
4. Karakteristik kelompok sosial berpengaruh nyata terhadap sikap dalam
kelompok yang meliputi kekerabatan dan kedekatan. Kekerabatan hanya
berpengaruh perilaku. Kedekatan berpengaruh kognitif. Kesamaan tidak
berpengaruh pada aspek kognitif dan perilaku.
5. Tingkat kesejahteraan rumah tangga terpengaruh nyata sikap dalam kelompok
yang meliputi kognitif dan perilaku.
6. Tingkat kesejahteraan rumah tangga terpengaruh nyata karakteristik
kelompok sosial yang meliputi kekerabatan, kedekatan, dan kesamaan.
34
Kesamaan tidak berpengaruh nyata terhadap kesehatan, pendapatan, dan aset
fisik
Dalam kelompok sosial perempuan pemandu lagu karaoke berpengaruh
nyata terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga di perdesaan.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka saran yang dapat
dijadikan bahan evaluasi yang dapat bermanfaat bagi beberapa pihak terkait yaitu.
Perusahaan karaoke seharusnya dapat mengaktifkan informa kelompok yang
dibentuk secara informal menjadikan kelompok tersebut berlegal. Kelompok
sosial jika dilihat dari kesimpulan berpengaruh dalam peningkatan kesejahteraan
rumah tangga masing-masing individu, sebab dari beberapa aspek dalam
kelompok sosial membuktikan pengaruh nyata. Perusahaan seharusnya mewadahi
kelompok dan mengembangkan kuliatas kelompok sosial tanpa melihat dari aspek
kesamaan dan kedekatan individu yang tergabung dalam kelompok. Selain itu,
perusahaan menjalin hubungan baik dengan perempuan pemandu lagu untuk
peningkatan sikap dalam kelompoknya.
Keluarga sebagai lembaga sosial pertama bagi remaja, perlu memberikan
kontrol dan perhatian lebih kepada anak/istri sehingga saat bekerja selalu berada
dalam aturan dan norma yang berlaku. Orangtua perlu membangun sebuah
hubungan keluarga yang sifatnya tidak kaku agar anak tidak takut untuk
menanyakan hal-hal mengenai informasi pengeluaran dan kegiatan dalam
kelompok
35
36
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2010. Analisis Pengaruh Keandalan dan Etos Kerja Terhadap
Pelayanan Publik Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.
Medan [ID]: USU.
Aditama,Hadi S. 2004. Metodologi Research. Perpustakaan Nasional.Yogyakarta.
Azwar, Saifudin.2007. Sikap Manusia: Teoridan Pengukurannya. Yogyakarta
[ID]: Pustaka Pelajar BPRANOWO, Pembelajaran Yang Menumbuhkan
Sikap
Wirausahawan.
[diakses
di
http://www.ekofeum.or.id/artikel.php?cid=513 febuari 2016].
[BPS]. 2009. Berita Resmi Statistik: Profil Kemiskinan di Indonesia Maret
2009.BPS Kabupaten Bogor[ID].
____. 2009. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2008 Provinsi Jawa
Barat.BPS Provinsi Jawa Barat. Bogor [ID].
Bierstedt, Robert.1950. An Analysis of Social Power, American Sociological
Review.diterjemahkan oleh: Sukarsih.Solo [ID]: Pustaka Pelajar.
[BKKBN], 2011. Kajian Implementasi Kesejahteraan Rumah tangga UD.Jakarta
[ID].[diakses di http://www.bkkbn.go.id pada tanggal 05 febuari 2016].
Cahyat, A., Gonner, C., dan Haug, M.. (2007). Mengkaji Kemiskinan dan
Kesejahteraan Rumah Tangga: Sebuah Panduan dengan Contoh dari Kutai
Barat, Indonesia. Bogor [ID]. CIFOR.
Djaali dan Muljono, P. 2007. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta [ID].
Grasindo
Effendi, Ridwan. 2007. Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya
dan Teknologi. Bandung [ID]: CV. Yasindo Multi Aspek.
Ellis F. 2000. Rural Livelihood and Diversity in Development Countries. New
York (US): Oxford University Press.Fakih, Mansour. (2008). Analisis
Gender danTransformasiSosial. Yogyakarta [ID]: Pustaka Pelajar
Farhan.2005.The Orginal Viking Fanshop. [skripsi].Bandung [ID].Universitas
Ilmu Komunikasi [diakses http://dir.unikom.ac.id/s1-final-project/fakultassospol/ilmu-komunikasi/2011/jbptunikompp-gdl-praditaoct-24567/3unikom-p-i.pdf/pdf/3-unikom-p-i.pdf 10 Febuari 2016].
Faturochman.2006.Pengantar Psikologi Sosial, Yogyakarta [ID]: Penerbit
Pustaka.
Gagne, Robert M., dan Leslie J. Briggs. 1974. Principles of Instructional Design.
New York [US]: Holt, Rinehart and Winston, Inc
Gerungan WA. 2000. Psikologi Sosial. Bandung [ID]: Refika.
Hoff. John. 2001. Psikologi dalam Sosiologi. Jakarta [ID].
Homans, George C. 1974, Social Behaviour; Its Elementary Form.Rev
Editions.Harcourt Brace Jovanovich. New York [US].
Hendropuspito.1986. Sosiologi Sistematik.Yogyakarta[ID]: Kanisius.
Irmawati.2015.Konsep Diri Dalam Dinamika Psikologi sosial Wanita Pemandu
Karoke di Kota Solo.[skripsi].Solo [ID].Universitas Muhammadiyah
Surakarta [diakses http://eprints.ums.ac.id/30711/ pada 10 febuari 2016].
Kendler. 1974. Basic Psychology. Philipines: Benyamin/Cummings Hurlock,
ElizabethB.1978. Perkembangan Anak. Jakarta [ID]: PT. Erlangga
Keterkaitan Sikap, Perilaku Toleransi Dengan Nilai Moral Lainnya.[diakses
di
37
http://www.edukasi.net/mol/mo_full.php?moid=14&fname+ppkn101_03.h
m pada 3 febuari 2016].
Macler, R.M. & Charles H. 1961. Page: Society, An Introductory Analysis.
London: Macmillan &Co.Ltd.edisi ke 2. Diterjemahkan oleh: Marlina.
Jakarta [ID]. R.Erlangga.
Munandar, Utami. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta [ID]:
Rineka Cipta
Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakart [ID]: Sebelas
Maret University Press
Murniati, Nunuk A, 2004. Getar Gender,Magelang [ID] : Indonesia Tera.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta _______. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku.
Jakarta[ID] : PT. Rineka Cipta
Poerwadarminta.2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta [ID]: PN Balai
Pustaka.
Riduwan. 2009. Skala pengukuran variable-variable penelitian. Bandung [ID].
Alfabeta.
Robbins, Stephen P, Timothy A. Judge 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta [ID]:
PT. Salemba Empat
Rogers, C.R. 1951. Client Centered Therapy. Boston: Houghton Mifflin
Company.
Sherif.1962.Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta [ID]:PT Rienika Cipta
Siagian, Sondang P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta[ID] .PT
Bumi Aksara:
Singarimbun M, Effendi S. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta [ID]. LP3ES.
336 hal.
Soedijati.1995. Masalah Waria di Kota Bandung. [skripsi]. Bandung [ID]:
Unversitas
Padjajaran
[diakses
di
https://repository.unpad.ac.id/fisip/672517/2011pdf04 Februari 2016].
Soekanto, Surjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta [ID]: PT Raja
Grafindo Persada.
Sumantri. 1999. Strategi Sikap dan Hubungan dalam Kelompok.Yogyakarta [ID]:
Turgawa.
Soerdanawati, Maya.,dan Hanum Siregar.1995. Konsep Karakteristik Perempuan
Malam. Bandung: www.jurnalperempuan.com/jurnal/Psikologi/perempuan
Suryadarma, D., Akhmad, H., dan Nina, T.2005.Ukuran Obyektif Kesejahteraan
Keluarga untuk Penargetan Kemiskinan: Hasil Uji Coba Sistem Pemantauan
Kesejahteraan oleh Masyarakat di Indonesia. SMERU. Jakarta [ID].
The World Bank Institute.2002.Dasar-dasar Analisis Kemiskinan.Jakarta
[ID].Cipta Negara.
Yuarsi, S.E. 2006. Wanita dan Akar Ketimpangan Gender. Yogyakarta [ID]:
Pustaka Pelajar
38
LAMPIRAN
39
Lampiran 1 Peta lokasi
40
Lampiran 2 Distribusi jumlah perempuan pemandu lagu karaoke tahun 2014-2016
Jumlah Perempuan
Papih
3%
PL dari Kota
30%
PL dari Desa
61%
Mamih
6%
41
Lampiran 3 Jadwal penelitian
Kegiatan
Febuari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusun
-an
Proposal
Skripsi
Kolokium
Perbaikan
Proposal
Skripsi
Pengambi
lan Data
Lapang
Pengolahan dan
Analisis
Data
Penulisan
Draft
Skripsi
Uji Petik
Sidang
Skripsi
Perbaikan
Laporan
Skripsi
42
Lampiran 4 Daftar responden
No
Nama
Alamat
1
SAN
Desa Cipelang RT03/04 Kec Cijeruk
2
DWI
Kampung Pasir Bogor Kec Cijeruk
3
NTL
Kampung Bungur Kec Cijeruk
4
EAR
Cihideung Kec Cijeruk
5
ALY
Desa Cibanteng Kec Dramaga
6
AJG
Desa Ciawi Kab Bogor
7
LSN
Kampung Pasir Bogor Kec Cijeruk
8
HAN
Desa Sukaraja Kec Sukaraja
9
IZF
Desa Mulyaharja RT 07/02 Kab Bogor
10 SLV
Desa Cipelang RT 06/02 Kec Cijeruk
11 OKT
Desa Cipelang RT 06/02 Kec Cijeruk
12 YNI
Desa Cipelang RT 06/03 Kec Cijeruk
13 PPW
Kampung Bungur Kec Cijeruk
14 MLI
Ciapus Kab Bogor
15 VMI
Ciawi Kab Bogor
16 ANG
Kampung Loa Kec Tenjolaya Kab Bogor
17 SHR
Kampung Angin Pasir Desa Cijeruk Kab Bogor
18 NVI
Kampung Legok Nyenang Desa Cibedug Kab
Bogor
19 GNA
Kampung Cukang Ponteng Desa Cadas Ngampar
Kec Sukaraja Kab Bogor
20 KRN
Desa Muarasari Kab Bogor
21 ZLF
Desa Mulyaharja Kab Bogor
22 LKN
Desa Cijulang No 02 04/03 Kec Sukaraja Kab
Bogor
23 BNG
Desa Cijulang No 04/03 Kec Sukaraja Kab Bogor
24 ALK
Desa Babakan Madang RT 01/01
25 TSH
Kampung Bungur Desa Tajur Halang
26 RSF
Desa Cipelang No 66 RT 3/8 Kec Cijeruk
27 SYR
Desa Jayanti Kec Sukaraja
28 MAP
Desa Gadog Kab Bogor
29 OCH
Ciomas Kab Bogor
30 MLN
Karadenan No 4 RT 6/- Kab Bogor
31 RCH
Desa Nutug Kec Citeureup
32 CYN
Desa Ciapus Kab Bogor
33 FTR
Kampung Ciheranf Kec Dramaga Kab Bogor
34 CKH
Kampung Geblug Desa Cijeruk
35 CHI
Kampung Cijengkol Kec Cijeruk
36 EVC
Desa Nagrak Kec Sukaraja Kab Bogor
37 RMK
Kampung Cogreg Kab Bogor
38 WDI
Kampung Ciasin Kec Ciawi
39 ADW
Kampung Batu luhur kab Bogor
40 CCN
Desa Megamendung Kabupaten Bogor
Umur
21
22
21
28
17
29
23
22
21
22
16
22
23
22
20
20
18
22
22
20
22
23
22
23
22
17
21
18
21
22
23
17
22
23
30
22
21
17
17
23
43
Lampiran 5 Dokumentasi peneltian
44
Lampiran 6 Hasil reduksi data kualitatif
Topik Karakteristik Perempuan
Alasan membentuk kelompok
“ Kelompok sih bikin kita lebih mudah mendapatkan akses informasi kalau ada
kerjaan segala sesuatu diasa saling mengingatkan satu sama lain” MRS 23
Tahun
“kalau bikin kelompok pada saat kerja bareng jadi ga canggung soalnya kita
awalnya memang ngebentuk buat bikin asik pada saat kerja” AJG 29 Tahun
“kalau ga punya kelompok rasanya bete aja jadi kurang pas kalau buka obrolan
kalau punya kelompok kan lebih enak” HNA 22 Tahun
“Orang-orang bilang kalau bentuk kelompok dibuat ga sendiri ga enak jadi
membentuk kelompok sendiri lebih pas aja rasanya” LSN 28 Tahun
“Kelompok lebih enak aja kalau udah beres kerja kita bisa keluar bareng maen
bareng” NVI 22 Tahun
“kelompok cenderung bikin tidak membosankan” EMR 29 Tahun
Usia
“kebanyakan perempuan pemandu lagu disini umurnya tidak terlalu lalu tua
karena kadang kalau udah berumur suka datang sendiri sesuai panggilan
(freelance) tapi kalau yang bikin grup kaya gini biasanya yang muda muda” WNS
28 Tahun
“Kelompok yang dibentuk sebenernya lebih enak macem-macem umurnya yang
penting pembicaraan yang pas kita ga matokin umur berapa yang mau masuk
kedalam kelompok kita asal sopan dan terbuka aja” NVI 22 Tahun
“Masalah usia ga nentuin kelompok mana buat gabung sih terkadang” MRS 23
Tahun
“Umur gajadi batesan buat gabung atau bikin kelompok” LSN 28 Tahun
“Kita kalau mau bikin “geng” kadang kita ngga terlalu melihat umur ko yang ada
makin tua atau muda makin asik, emang sih kalau faktor umur juga suka kagok
kalau mau minta tolong, tapi menurut saya umur menjadi hal penting juga kalau
isinya orang-orang tua sih gaasik bikin geng kaya gitu enakan bervariasi, apalagi
kalau maen kita bisa kemana-mana ama anak muda kalau banyak anak-anak
muda di grup kita, kan jadinya kebawa muda” TKA, 26 tahun
Tingkat Pendidikan
“hampir semuanya sih temen-temen sesama ini lulus SMA, tapi ada juga yang
masih kuliah” HNA 23 tahun
“Kalau masalah kita lulusan SMA atau Kuliah kayanya suka minder kalau bikin
kelompok, malah siapa aja kalau mau masuk kecuali ada bahasan topik tertentu
kadang butuh juga yang pinter bahasa buat ngobrol sama tamu kalau tamunya
ngomong pake bahasa inggris soalnya kita butuh banget orang yang jago kaya
gitu berarti sekolah dia pinter banget” GSC 26 tahun
Lamanya Keanggotaan
“kalau lama engganya gabung sama kelompok rata-rata dua tahun saya sendiri
kalau menetap sampe tahun-tahunan ga ngejamin sesuatu hal lebih” GSC 26
Tahun
“saya hampir 2 tahun jadi PL berkelompok” LSN 28 Tahun
45
“Makin lama dalam kelompok makin banyak link” EMR 29 Tahun
Status dalam Keluarga
“perempuan disini belum berkeluarga masih tinggal sama orang tuanya masingmasing atau engga ngekos, yang sudah berkeluarga juga ada.” TKA 24 Tahun
“Kalau kita punya status istri atau anak kadang dalam hal sikap sama sekali tidak
terlihat dan tercermin karena kadang kita ngeliat sama aja sesama wanita dalam
konteks jadi wanita penghibur ga berperilakuan baik, kadang ga kelihatan juga”
HNA 22 tahun
Topik Karakteristik Kelompok Sosial
Kekerabatan
“Saya bergabung dalam kelompok memang awalnya ada saudara saya yang
gabung ke kelompok ini jadi dibawa sama saudara saya” SHR 19 Tahun
“ada iketan keluarga sebelum masuk kelompok karena ngeliat lebih enakan
masuk kedalem kelompok saya minta bantuan saudara saya deh” EMR 29 Tahun
“Kebanyakan sih disini masuk ke kelompok pasti ada saudaranya atau temen
deketnya” NVI 22 Tahun
“temen deket yang membantu saya masuk kelompok” LSN 28 Tahun
Kedekatan
“Kalau makin kita deket sama PL yang lain kita kadang suka disuruh masuk
room bareng, kadang kalau ada temen yang sering maen bareng ya dianya yang
saya sering ajak cari uang lebih malahan sering diajak ke tempat-tempat yang
branded banget” MRS, 23 tahun
“Bikin “geng” atau kelompok kayanya kalau dibuat berdasarkan keinginan
orang lain ga sreg, mending bikin sendiri. Kita bikin sebab orang-orang terdekat
aja sih” NVI 22 Tahun
“Kalau satu kosan atau kontrakan bisa lebih akrab kalau sama-sama satu
kelompok” AJG 29 Tahun
Kesamaan
“kalau kita sama-sama PL jarang untuk memberikan pengalaman pribadi baik itu
tentang pengatasan masalah-masalah berperilaku baik dalam kelompok, kadang
kesamaan tujuan seperti untuk mendapatkan sesuatu kadang tidak terlihat dalam
kelompoknya” LSN 28 Tahun
“Sama atau engganya tujuan atau pencapaian masing-masing anggota engga
diliat sih kalau mau buat kelompok kaya biasa aja gitu” ZLF 22 Tahun
“ngeliat status cewe-cewe PL disini kayanya sama sekali ga dilihat kalau ngelihat
dalam pembentukan kelompok yang terpenting mereka bisa membaur dan asik
dalam ngejalin hubungan satu sama lain baik diliat deket atau sama atau
engganya tujuan cewe tersebut.” MRS 23 Tahun
“dalam kelompok kadang banyak yang mempunyai tujuan sama yakni ingin
meningkatkan kesejahteraan Rumah tangga namun hanya di mulut saja,
terkadang kita maalah saingan seperti contohnya jika di rekomen beli handphone
atau motor kadang dia ngerekomkan merk tertentu tapi dia malah beli yang lain
sama halnya pun dalam pemilihan tempat berobat jika salah satu ada yang sakit
pasti suruh dirujuk ke tempat A katanya mahal tapi dia yang ngasih rujukan ke
tempat A” INC 24 tahun
46
“beberapa cewe disini ada persaingan gitu kalau temen kelompoknya dapet yang
lebih baik dari tip atau upah gaji jadi kalau diliat dari kesamaan ga pengaruh
juga” LSN 28 Tahun
“dulu saya disyirikin sama temen satu kelompok sebab punya barang yang dia
inginin katanya dia tujuan kita sama tapi nyatanya engga” GSC 26 Tahun
Topik Sikap dalam Kelompok
Kogitif
“kalau urusan pribadi kadang saya ga ngasih tau apa-apa, tapi kalau masalah
seperti keluarga atau hubungan dan masalah kecil saya sering bantuin” RDH 26
Tahun
“Semakin baik sikap temen-temen dalam kelompok semakin sering juga membagi
pekerjaan dan informasi seputar kesehatan. Tidak hanya itu bila sikapnya
semakin baik semakin banyak yang suka juga didalam kelompok” EMR 29 Tahun
Perilaku
“Kalau anaknya baik sopan gitu ya saya suka aja dan kadang suka saya ajak
kerja bareng kadang jadi tempat curhat masalah-masalah tertentu ga jarang juga
kalau dia baik atau sopan saya ngasih tau tempat-tempat buat berobat dan saya
kasih tau tempatnya, ga jarang juga saya ngasih tau cara strategi nyari uang
cepet” HNA, 22 tahun
“Kalau kita punya status istri atau anak kadang dalam hal sikap sama sekali tidak
terlihat dan tercermin karena kadang kita ngeliat sama aja sesama wanita dalam
konteks jadi wanita penghibur ga berperilakuan baik, kadang ga kelihatan juga”
HNA 22 tahun
“ kalau kita sama-sama PL jarang untuk memberikan pengalaman pribadi baik
itu tentang pengatasan masalah-masalah berperilaku baik dalam kelompok,
kadang kesamaan tujuan seperti untuk mendapatkan sesuatu kadang tidak terlihat
dalam kelompoknya” LSN 28 Tahun
Topik Kesejahteraan Rumah Tangga
Kesehatan
“selama ini saya bergabung dalam kelompok PL banyak sih kalau disebutin mah,
dulu berobat ke puskemas tapi sekarang rumah sakit katanya obatnya lebih
manjur itu juga kata anak-anak yang lain yaudah saya ikutin, banyak juga sih
bentuk barang yang saya direkomen sama temen-temen di kelompok yang
berbeda waktu saya frelance ama jadi kelompok” JSC, 26 tahun
“Kesehatan nomor satu, kalau kita sakit siapa lagi yang mau nyupplay dana buat
keluarga. Masalah kesehatan mah nyari dokter kadang tanya-tanya dokter mana
aja yang bagus.” CHI 30 Tahun
Pendidikan
“Pendidikan dalam keluarga menjadi prioritas saya dalam bekerja saya ga mau
adik atau anak saya nanti kerja seperti ini terjun ke dunia malam” AJG 29 Tahun
“Rata-rata tamatan dalam keluarga lulusan SMA” HNA 22 Tahun
47
“Pendidikan anak dan adik harus lebih tinggi dari saya” GSC 26 Tahun
Pendapatan
“Pendapatan kalau diitung-itung lumayan mencukupi kebutuhan sehari-hari”
HNA 22
“Pendapat kalau jadi freelance kadang ga menentu dibanding pendapatan pas
masuk kelompok” AJG 29 Tahun
“Uang yang didapet kadang lebih mudah kalau di kelompok” LSN 28 Tahun
“Kalau masalah gaji atau uang dari hasil kerja sih cukup buat keluarga ini
selama ini sih tapi pengeluaran juga sama kaya penghasilan juga” GSC 26 Tahun
Aset Fisik
“Sejauh ini ya kebeli handphone, motor sama kebayar hutang-hutang orang tua”
HNA 22 Tahun
“Alhamdulillah udah kebeli motor bulan kemaren” EMR 29 Tahun
“Uang ditabung buat nyicil rumah sama mobil” INC 24 Tahun
48
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 22 Agustus 1993 dari ayah Edi
Mulyadi dan Ibu Murtini. Penulis adalah putra ke empat dari lima
bersaudara.Tahun 2006 penulis lulus dari SD Cipaku 1 Bogor, Tahun 2009
penulis lulus dari SMP Dasa Semesta Kota Bogor, Tahun 2012 penulis lulus dari
SMA PGRI 1 Bogor dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk
Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan
diterima di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat,
Fakultas Ekologi Manusia.
Selama masa pendidikan penulis aktif dalam berbagai organisasi seperti:
Forum Komunikasi Osis Bogor periode 2010/2011 menjabat sebagai Ketua II;
Peer Counselor periode 2010/2011 menjabat sebagai staaf divi Keremajaan.
penulis menjadi asisten praktikum Komunikasi Kelompok pada tahun ajaran
2014/2015 dan 2015/2016, Asisten Praktikum Komunikasi Bisnis pada tahun
ajaran 2015/2016, dan Mejememen Kawasan Konservasi tahun ajaran 2015/2016.
Penulis juga aktif sebagai staf Research and Development Himpunan Mahasiswa
Peminat Ilmu-ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat.
Prestasi yang diraih oleh penulis adalah Juara favorit Duta Telkomsel Kota
Bogor dan Juara Harapan I Duta Telkomsel Se-Bogor, penulis meraih prestasi
Juara II Lomba Dogeng Sunda SMA Kota Bogor.
Download