PERAN TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DALAM MENGATASI TANTANGAN DAN PEMBERANTASAN VEKTOR DI INDONESIA Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, SKM, M.Kes, Msc.Ph FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN Univ. RespatiYogjakarta . PlatinumHotel Jogyakarta 23 April 2017; Email: [email protected] Mobile: 08164384965 OUTLINE Latar Belakang Ancaman Kesehatan Masyarakat Ancaman Penyakit Menular Rintangan dan Hambatan Peran Ento/Epidemiolog dalam IHR Tuntutan Program Pengembangan Kapasitas Ringkasan 8 TUJUAN MDGs TUJUAN 1 : MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN TUJUAN 2 : MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA TUJUAN 3 : MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN TUJUAN 4 : MENURUNKAN KEMATIAN ANAK SALAH SATUNYA DENGAN IMUNISASI TUJUAN 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU TUJUAN 6 : MENGENDALIKAN HIV DAN AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA (TB) TUJUAN 7 : MENJAMIN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP TUJUAN 8 : MENGEMBANGKAN KEMITRAAN PEMBANGUNAN DI TINGKAT GLOBAL 4 TARGET SDGs SEKTOR KESEHATAN GOAL 2 Mengakhiri kelaparan, meningkatkan status gizi dan mendorong pertanian berkelanjutan GOAL 3 2.2. MENGAKHIRI SEGALA BENTUK MALNUTRISI, MENCAPAI TARGET GIZI INTERNASIONAL PADA TAHUN 2025 Menjamin kehidupan yang sehat dan baik untuk semua orang di segala usia GOAL 5 3.1 MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU MENJADI 70/100.000 KH 3.2 MENGAKHIRI KEMATIAN BAYI BARU LAHIR DAN BALITA YANG DAPAT DICEGAH 3.3 MENGAKHIRI AIDS, TB, MALARIA DAN PENYAKIT TROPIS YANG MASIH TERABAIKAN, MEMERANGI HEPATITIS, PENYAKIT BERSUMBER AIR, DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA 3.4 MENGURANGI SEPERTIGA KEMATIAN DINI AKIBAT PENYAKIT TIDAK MENULAR 3.7 MENJAMIN AKSES SEMESTA UNTUK YANKES SEKSUAL DAN REPRODUKSI 3.8 MENJAMIN KESEHATAN RAKYAT SEMESTA (UNIVERSAL HEALTH COVERAGE) 3.9 MENGURANGI ANGKA KEMATIAN DAN KESAKITAN AKIBAT SENYAWA BERBAHAYA DAN KONTAMINASI 3.B MENDUKUNG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN OBAT DAN VAKSIN 3.C MENINGKATKAN PEMBIAYAAN KESEHATAN DAN PENGEMBANGAN SDM KESEHATAN 3.D MEMPERKUAT KAPASITAS PERINGATAN DINI, PENURUNAN RISIKO, DAN MANAJEMEN RISIKO KESEHATAN NASIONAL DAN GLOBAL Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan seluruh wanita dan perempuan 5.3 MENGHILANGKAN SEGALA PRAKTIK BERBAHAYA, SEMISAL SUNAT PEREMPUAN 5.6 MENJAMIN AKSES TERHADAP HAK KESEHATAN SEKSUAL DAN REPRODUKSI 5 INSIDENSI DAN PREVALENSI MALARIA MENURUT PROVINSI, 2013 KECENDERUNGAN INSIDEN MALARIA*) MENURUT PROVINSI 2007-2013 *) Kejadian malaria ≤ 1 bulan 1.36 0.75 0.68 0.67 0.54 0.50 0.49 0.48 0.46 0.46 0.36 0.31 0.29 0.25 0.16 0.09 0.09 0.08 0.08 0.07 0.06 0.04 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Sulawesi Utara Kalimantan Selatan Sulawesi Tengah Lampung Gorontalo Jambi NTB Sulawesi Tenggara Kalimantan Tengah Kepulauan Riau Sumatera Utara Sumatera Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Barat Aceh Kalimantan Barat Sulawesi Selatan Riau Sumatera Barat Jateng Kalimantan Utara DIY Jawa Barat Jawa Timur DKI Bali Banten 2.06 Bangka Belitung Bengkulu Maluku Utara 5.83 0.00 Maluku 3.12 5.00 6.89 10.00 NTT Papua Barat 0.82 27.74 28.44 30.00 Papua INDONESIA SITUASI MALARIA DI INDONESIA TH 2015 25.00 API Nasional 0,82 per 1000 Penduduk 20.00 15.00 PETA ENDEMISITAS MALARIA DI INDONESIA TAHUN 2010- 2015 Populasi No Kabupaten/Kota Kategori # % # % 1 Bebas Malaria 189,352,023 74.0 % 232 45.4 % 2 Endemis Rendah 39,149,810 15.3 % 147 28.8 % 3 Endemis Menengah 21,749,895 8.5 % 87 17.0 % 4 Endemis Tinggi 5,629,384 2.2 % 45 8.8 % 255,881,112 100.0 % 511 100.0 % Total Ancaman kesehatan masyarakat meningkat secara signifikan baik frekuensi maupun ukuran • New-emerging and re-emerging disease berulang kali berdampak pada manusia International Travel 2 Global Trade Environmental Degradation 1 Global Public Health Threat 5 • Wabah mencakup daerah yang lebih geografis 3 Food Safety • Jarak waktu wabah per area semakin pendek • Lebih banyak populasi yang terdampak 4 Climate Change • Dampaknya bukan hanya pada kesehatan, tetapi juga sosial dan ekonomi ANCAMAN PENYAKIT MENULAR Vector & rodent borne diseases Multi drug resistance Associated diseases Zoonotic diseases Air borne diseases Food borne diseases Health care associated diseases Sexually transmitted diseases WasteWater borne diseases Vaccine preventable diseases Water borne diseases IHR (2005) - Mengurangi risiko penyebaran intenasional penyakit - Mencegah, mendeteksi, menganalisis, memverifikasi, melaporkan, dan merespon public health emergency Outbreak Pelabuhan Border crossing Nasional Outbreak Bandara Pelabuhan Outbreak Internasional PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 374/MENKES/PER/III/2010 TENTANG PENGENDALIAN VEKTOR 1. Vektor adalah artropoda yang dapat menularkan,memindahkah dan/atau menjadi sumber penular penyakit terhadap manusia. 2. Pengendalian vektor adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk menurunkan populasi vektor serendah mungkin sehingga keberadaannya tidak lagi berisiko untuk terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu wilayah atau menghindari kontak masyarakat dengan vektor sehingga penularan penyakit tular vektor dapat dicegah. 3. Pengendalian Vektor Terpadu (PVT) merupakan pendekatan yang menggunakan kombinasi beberapa metode pengendalian vektor yang dilakukan berdasarkan azas keamanan, rasionalitas dan efektifitas pelaksanaannya serta dengan mempertimbangkan kelestarian keberhasilannya. 4. Surveilans vektor adalah pengamatan vektor secara sistematis dan terus menerus dalam hal kemampuannya sebagai penular penyakit yang bertujuan sebagai dasar untuk memahami dinamika penularan penyakit dan upaya pengendaliannya. 5. Dinamika Penularan Penyakit adalah perjalanan alamiah penyakit yang ditularkan vektor dan faktor-faktor yang mempengaruhi penularan penyakit meliputi : inang (host) termasuk perilaku masyarakat, agent, dan lingkungan TUJUAN PENGENDALIAN VEKTOR Terselenggaranya pengendalian vektor secara terpadu untuk mengurangi habitat perkembangbiakan vektor, menurunkan kepadatan vektor, menghambat proses penularan penyakit, mengurangi kontak manusia dengan vektor sehingga penularan penyakit tular vektor dapat dikendalikan secara lebih rasional, efektif dan efisien ISSUE UTAMA PENGENDALIAN VEKTOR Menurunnya efektifitas pengendalian vector Meningkatnya tingkat resistensi insektisida Dampak perubahan Lingkungan terhadap perubahan perilaku vector Pemetaan penyebaran vektor Pemenuhan Kebutuhan Tenaga Fungsional Entomolog Kesehatan sesuai Kompetensinya PROGRAM PENGENDALIAN VEKTOR MENCAKUP UPAYA-UPAYA PENINGKATAN KETERPADUAN PROGRAM PENGGALANGAN KEMITRAAN PENGEMBANGAN KAJIAN IPTEK DAN OPERASIONAL PENGENDALIAN VEKTOR PENINGKATAN DUKUNGAN PERATURAN DAN PERUNDANGAN (PERMENKES) PENINGKATAN SUMBER DAYA (TENAGA, BIAYA DAN PERALATAN) KEBIJAKAN PENGENDALIAN VEKTOR PENGENDALIAN VEKTOR TERPADU (IVM) : - Keterpaduan berbagai cara teknis pengendalian & manajerial sesuai kondisi lingkungan dan sosial masyarakat setempat - Keterpaduan antar program dan lintas sektor - Melibatkan peran aktif masyarakat PENGENDALIAN VEKTOR didasarkan pada data Epidemiologi, Entomologi dan Perilaku Penduduk Setempat Pengendalian vektor dilaksanakan sesuai dengan PROTAP PENGGUNAAN INSEKTISIDA HARUS SESUAI KRITERIA Penggunaan insektisida yang dilaksanakan daerah dengan kondisi : • Epidemi / KLB • Intensitas penularan tinggi (HIGH TRANSMISSITION) • Penularan banyak terjadi di dalam rumah (malaria) Insektisida yang digunakan harus memenuhi syarat : • Rekomendasi WHO • Terdaftar di KOMPES • Mengacu pada pedoman/informasi teknis insektisida yang diterbitkan oleh DEPKES • Sesuai pedoman manajemen resistensi LANGKAH-LANGKAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGENDALIAN VEKTOR MENGENALI SITUASI PENYAKIT • Endemis Penyakit P2B2 • Riwayat Penyakit P2B2/Receptivitas INDIKATOR PREVALENSI P2B2 Identifikasi Vektor & Lingkungan IDENTIFIKASI Breeding Feeding Resting Places TINGKAT KEPADATAN VEKTOR REVIEW BERBAGAI CARA VEKTOR CONTROL P2B2 ALTERNATIF PILIHAN METODE VEKTOR CONTROL : 1. Manajemen Lingkungan 2. Mencegah Kontak dengan Vektor (Individu & Keluarga) 3. Biological Control 4. Chemical Control PERENCANAAN PROGRAM MONITORING PROGRAM EVALUASI PENCAPAIAN INDIKATOR TUJUAN PENURUNAN POPULASI VEKTOR & TRANSMISI P2B2 DICAPAI TINGKAT KERENTANAN VEKTOR International Health Regulation (2005) bertujuan : untuk mencegah penyebaran internasional penyakit tanpa adanya gangguan pada perdagangan dan travel untuk mengatur langkah-langkah efektif dan untuk menghindari intervensi yang tidak perlu Negara harus memiliki kegiatan prioritas Menganalisis ukuran potensi ancaman Kuantifikasi besarnya penyakit Memberikan informasi untuk dasar pengambilan keputusan kesehatan masyarakat • Mengerti mode penularan penyakit • • • • Untuk melakukan tindakan yang telah disebutkan di atas, negara-negara harus memiliki sumber daya yang memadai serta tenaga epidemiolog dengan jumlah dan kemampuan yang sesuai TANTANGAN DALAM MENGHADAPI WABAH Vaksin dan Obat yang selalu kurang setiap terjadi Wabah Penyakit Baru Banyaknya data dan variabel akan membingungkan jika tidak berfokus pada pengaturan prioritas Laboratorium untuk mengidentifikasi agen penyebab lebih menantang Epidemiolog dan Dokter harus berkomunikasi lebih baik Data elektronik lebih berguna untuk manajemen dan penyimpanan Terbatasnya Sumber Daya Manusia (Entomologi/Epidemiolog) KESENJANGAN DALAM PUBLIC HEALTH, KEMAMPUAN EPIDEMIOLOG DALAM MEMPERKUAT KAPASITAS INTI IHR NASIONAL DAN AREA TEKNIKAL DALAM GHSA (GLOBAL HEALTH SECURITY AGENDA) Pelatihan terbatas di bidang epidemiologi Kurangnya fasilitas untuk informasi dan akses pengetahuan terutama untuk ento& epidemiolog di distrik terpencil High staff turn over in local government Fungsi terbatas dari organisasi profesi Keberadaan program untuk berbagi pengalaman dan jaringan antara negara-negara dalam mendukung kebutuhan daerah dari MC dan sumber daya eksternal Peran Public Health; Entomolog & Epidemiolog: Untuk mendukung aktivitas program dalam area kapasitas inti IHR (2005) dan paket aksi GHSA Target aktivitas program tersebut tersusun dalam road map EPIDEMIOLOG DALAM IMPLEMENTASI IHR (2005) Skill Epidemiologi Kompilasi Analisis Interpretasi Annex 2 of IHR (2005) Aksi yang Sesuai Verifikasi dan Notifikasi untuk PotensialPHEIC (Public Health Emergency of International Concern) Ketepatan dan Kualitas Investigasi Coordinate Response Kefektivan Pengukuran Indonesia menetapkan Target 5 tahun untuk Surveilans Real Time untuk Memperkuat IHR (2005) & GHSA Memperkuat indikator foundational dan sistem surveilans event-based yang dapat mendeteksi kejadian-kejadian signifikan dalam kesehatan masyarakat, kesehatan hewan dan kesehatan security Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi lintas sektor dan antar provinsi, otoritas level nasional dan internasional mengenai surveilans kejadian-kejadian signifikan dalam kesehatan masyarakat Meningkatkan kapasitas negara dan regional untuk menganalisis dan menghubungkan data yang slaing menguatkan, sistem surveilans real-time, termasuk interoperable, sistem pelaporan elektronik interconnected. Meningkatkan epidemiologikal, klinikal, laboratorium, pengujian lingkungan, kualitas dan keamanan produk, dan data bioinformatik, dan kemajuan dalam memenuhi kebutuhan kapasitas inti untuk surveilans yang sesuia dengan IHR dan standar OIC Epidemiolog & entomolog pada setiap level (nasional, provinsi dan kabupaten) harus memiliki skill dan kemampuan untuk mensupport dan mencapai target tersebut DIMANA Entomolog & EPIDEMIOLOGI BERDIRI? Mengumpulkan data distribusi dan determinan daerah, kejadian dan populasi yang berhubungan dengan kesehatan. Menyediakan deskripsi, trend, dan distribusi penyakit di populasi Perubahan deteksi pada trend dan distribusi Menginisiasi investigasi pada saat outbreak Rekomendasi pengukuran kontrol Mengidentifikasi karakteristik partikulat penyakit, penularan, keterpaparan dan kejadian dalam populasi Untuk menyediakan data dalam evaluasi program intervensi penyakit Merespon penyakit menular yang tersebar dalam negeri (mapping outbreak) TUNTUTAN PROGRAM EPIDEMIOLOGI & Ento Profil Sistem Kesehatan Pemerintah, menuntut Sumber Daya Epidemiolog Dinas Kesehatan Daerah : 512 dalam >9.321 Pusat Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi : 34 Kementerian Kesehatan dan Unit Teknis Kolaborasi dan Jaringan harus ada (lingkup nasional, provinsi, dan kabupaten) Terjadi kesenjangan dikarenakan terbatasnya pelatihan tiap tahun PERKEMBANGAN KAPASITAS Negara-negara perlu mengembangkan kemampuan epidemiolog & Ento Perencanaan, perkembangan, implementasi, dan mempertahankan efektivitas kegiatan berhubungan dengan area teknis IHR (2005) dan GHSA Memperkuat skill, Mencapai keberlanjutan program terkait, Menciptakan pemimpin masa depan khususnya sebagai program manajer penyakit menular; Framework CDC dalam Mencegah Penyakit Infeksi Mempertahankan Hal-hal yang Penting dan Berinovasi bagi Masa Depan Menyediakan roadmap untuk meningkatkan kemampuan kita dalam mencegah penyakit menular melalui penguatan, sistem kesehatan masyarakat yang multifungsi dan dapat diadaptasi Untuk membimbing tindakan kesehatan masyarakat kolektif apabila terjadi keterbatasan sumberdaya, dan memajukan peluang untuk meningkatkan kesehatan nasional melalui : Ide baru Partnership Inovasi Teknis Alat Tervalidasi 3 ELEMEN CDC’s ID FRAMEWORK Element 1 Menyediakan roadmap untuk meningkatkan kemampuan kita dalam mencegah penyakit menular melalui penguatan, sistem kesehatan masyarakat yang multifungsi dan dapat diadaptasi Element 2 Identifikasi dan implementasi intervensi kesehatan masyarakat high impact untuk mengurangi penyakit menular Element 3 Mengembangkan dan memajukan kebijakan untuk mencegah, mendeteksi dan kontrol penyakit menular Contoh Aktivitas Kunci untuk Memenuhi Prioritas Elemen 1 Modernisasi Surveilans Penyakit Infeksi • Meningkatkan koleksi dan komunikasi menurut waktu, akurat, dan surveilans data lengkap • Memajukan penggunaan bermakna pencatatan kesehatan elektronik • Memajukan partnership, kebijakan dan insentif serta training untuk menambah kapasitas laboratorium klinis untuk menguji mikroba masalah kesehatan masyarakat • Mengintensifkan surveilans untuk kejadian kesehatan langkah • Menggunakan alat kesehatan IT berkembang untuk menyediakan feedback dan peringatan cepat bagi RS, klinik, pasien dan pelayanan kesehatan masyarakat – Menyediakan feedback untuk administrasi RS dan Dinas Kesehatan bersifat efektif (dan cost-effectiveness) dalam praktek pencegahan penyakit menular CONTOH AKTIVITAS KUNCI UNTUK MEMENUHI PRIORITAS ELEMEN 1 Memperluas deteksi laboratorium dan pelaporan • Mengembangkan, memvalidasi, dan diseminasi inovasi diagnostik • Multi-pathogen dan tes point-of-care • Alat dan assay baru untuk mendeteksi dan mengkarakteristikkan ancaman yang muncul • Alat dan teknik untuk menganalisis data protein atau asam nukleat dalam jumlah besar • Meningkatkan informasi yang berkembang antara klinisi, lab klinis, lab kesehatan masyarakat, dan CDC • melakukan perencanaan jangka panjang untuk memastikan Kapasitas berkelanjutan CDC sebagai pusat referensu nasional dan global untuk semua penyakit menular • Mengembangkan hal-hal baru dan advance dalam standar dan protokol yang telah ada mengenai keamanan dan kecepatan transfer specimen pasien pada laboratorium klinis dan kesehatan masyarakat CONTOH AKTIVITAS KUNCI UNTUK MEMENUHI PRIORITAS ELEMEN 1 Meningkatkan investigasi epidemiologi dan respon kesehatan masyarakat Mengembangkan alat inovasi untuk investigasi wabah – memadukan teknologi baru seperti bioinformatik, alat digital portable, dan komputasi kinerja tinggi untuk meningkatkan pertukaran informasi antar yurisdikdi Mengembangkan pengukuran performa investigasi pre-event dan protocol (cth : protocol dalam pengumpulan data faktor risiko, keparahan penyakit, dan informasi klinis lainnya) Menggunakan ilmu yang didapatkan dari respon outbreak untuk memperkuat persiapan secara keseluruhan, termasuk distribusi dan penggunaan penanggulangan emergensi medis dan pengembangan diagnostik Koordinasi antar CDC dan partner external untuk upaya memfasilitasi kolaborasi respon cepat untuk outbreak penyakit menular dengan etiologi yang tidak diketahui Prioritas untuk Elemen 2 Element 2 Identifikasi dan implementasi intervensi kesehatan masyarakat high impact untuk mengurangi penyakit menular • Identifikasi dan validasi alat high-impact untuk mengurangi penyakit • Menggunakan alat yang telah terbukti dan intervensi untuk menurunkan beban tinggi penyakit menular Perhatian Khusus Isu Penyakit Menular : • Resisten Antimicrobial • Chronic Viral Hepatitis • Keamanan Makanan • Infeksi Nosokomial • HIV/AIDS • Infeksi Pernafasan • Air yang Aman • Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Vaksin • Zoonotic dan Penyakit Akibat Vektor PRIORITAS UNTUK ELEMEN 3 Element 3 Mengembangkan dan memajukan kebijakan untuk mencegah, mendeteksi dan kontrol penyakit menular Memastikan ketersediaan data ilmiah untuk menunjang perkembangan kebijakan berdasarkan bukti dan kebijakan cost-effective Memajukan kebijakan untuk meningkatkan pencegahan, deteksi dan kontrol penyakit infeksi Contoh Aktivitas Kunci untuk Memenuhi Prioritas Elemen 3 Memastikan ketersediaan data ilmiah untuk menunjang perkembangan kebijakan berdasarkan bukti dan kebijakan cost-effective Menilai beban nasional kematian tinggi akibat penyakit infeksi Mengidentifikasi kegiatan public health dengan pengembalian investasi yang tinggi Mengembangkan strategi untuk mendukung dan memperluas kolaborasi privat ato public dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan Menciptakan model prediktif untuk emergensi penyakit, penyebaran penyakit, respon wabah dan eliminasi penyakit Monitoring angka dan faktor risiko untuk penyakit akibat makanan dan menginformasikan kebijakan keamanan makanan dan tindakan pengaturan Monitoring efektivitas strategi untuk menurunkan perilaku yang dapat meningkatkan risiko individual tehadap penyakit infeksi CONTOH AKTIVITAS KUNCI UNTUK MEMENUHI PRIORITAS ELEMEN 3 Kebijakan lanjut untuk meningkatkan pencegahan, deteksi dan kontrol penyakit infeksi Kegiatan yang dapat membantu pembuatan standar dalam pencegahan penyakit, bagian rutin dalam pelayanan kesehatan, termasuk kebijakan yang dirancang untuk meningkatkan • Pemberian pelayanan kesehatan dalam mendorong deteksi dini penyakit dan pengobatan • Praktik pelayanan kesehatan untuk mencegah infeksi nosocomial dan kejadian merugikan lainnya akibat pelayanan kesehatan • Pertukaran informasi kesehatan yang aman • Proteksi terhadap pasien dan petugas pelayanan kesehatan • Insentif bagi pelayanan dan praktek preventif CONTOH AKTIVITAS KUNCI UNTUK MEMENUHI PRIORITAS ELEMEN 3 Kebijakan lanjut untuk meningkatkan pencegahan, deteksi dan kontrol penyakit infeksi Usaha untuk meningkatkan aksi komunitas/individual dalam mencegah penyakit infeksi, termasuk kebijakan dan desain inisiatif untuk peningkatan • Ketersediaan Informasi Kesehatan Masyarakat melalui saluran komunikasi baru • Daya tahan komunitas selama wabah dan kejadian kesehatan masyarakat yang tidak biasa • Memberikan layanan preventif untuk populasi berisiko dan terpinggirkan • Pemanfaatan pelayanan klinis dan preventif bagi orang-orang yang berisiko penyakit infeksi • Bijaksana dalam penggunaan antibiotic melalui pesan untuk pasien, orang tua, dan pelayanan kesehatan • Mengerti kegunaan vaksin dan risiko serta bahaya penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin • Literatur Kesehatan dan pemahaman akan praktis sosial dan perilaku yang menyebabkan atau mencegah penyebaran penyakit RINGKASAN • Meningkatkan dan mempertahankan skil epidemiologi adalah hal yang esensial • Kursus dan training yang perlu dikembangkan untuk Epidemiolog (PH) : – Kemampuan deskriptif dan analisis – Kegiatan Surveilans – Persiapan epidemik – Investigasi Outbreak ENAM TANGGUNG JAWAB PUBLIC HEALTH Pencegahan epidemik & Penyebaran penyakit Perlindungan masyarakat dari bahaya lingkungan Pencegahan Kecelakaan Promosi & Mendorong perubahan perilaku sehat Respon cepat terhadap bencana & membantu masyarakat dalam tahap pemulihan Memastikan ketersediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau, mudah diakses.