Titik Kritis Pertumbuhan DOC

advertisement
Titik Kritis Pertumbuhan DOC
Setelah sejak akhir 2011 hingga awal 2012 terjadi kelangkaan DOC (Day Old Chick)
broiler sehingga harganya melambung tinggi, seperti dilansir salah satu majalah
peternakan, dalam kurun waktu 2-3 bulan terakhir peternak di berbagai daerah kembali
dipusingkan dengan banyaknya DOC broiler yang kualitasnya di bawah standar.
Kualitas rendah tersebut ditandai dengan bobot badan (BB) yang kurang dari 37
g/ekor, bulu kusam serta kaki kering. Bahkan dalam perjalanan periode pemeliharaan,
tingkat afkir bisa mencapai 7% dari populasi DOC awal.
Menghadapi berbagai persoalan di atas tentunya memberikan hikmah pada kita
(peternak, red) bahwa DOC broiler sesuai standar yang kita peroleh hendaknya bisa
kita pelihara seoptimal mungkin. Bahkan dengan perlakuan ekstra ketat dan tepat,
peternak mampu mendongkrak performa DOC yang berada di bawah standar hingga
mampu mengejar performa sesuai dengan standar. Lalu tindakan manajemen seperti
apa yang harus kita jalankan agar DOC bisa memunculkan performa optimalnya?
Berikut akan kami bahas mengenai salah satu manajemen pemeliharaan DOC yaitu
pentingnya pemberian ransum dan air minum awal saat chick in.
Pentingnya Pemberian Ransum dan Air Minum Segera Saat Chick In
Seperti kita ketahui bersama bahwa masa brooding merupakan bagian dari fase
starter, masa permulaan bagi perkembangan dan pertumbuhan ayam. Pada masa ini
ayam akan mengalami pertumbuhan sangat pesat dan mencakup semua organ yang
berperan bagi produktivitas ayam. Hampir semua ransum yang terkonsumsi
dialokasikan untuk pertumbuhan. Hal ini terlihat dari tingkat FCR yang mencapai 1,031,2 dengan pertumbuhan bobot badan broiler akhir minggu pertama mencapai 4 kali
bobot badan awal (saat DOC).
Laju pertumbuhan yang begitu luar biasa ini tentunya menuntut perhatian yang lebih.
Sesaat setelah anak ayam menetas hingga mendapatkan nutrisi pertama kali,
merupakan periode kritis dalam memicu pertumbuhan yang baik bagi DOC broiler.
Meskipun setelah ditetaskan DOC masih memiliki sisa kuning telur yang berfungsi
sebagai sumber energi, namun pemberian ransum segera setelah DOC datang tetap
penting untuk dilakukan. Tidak hanya untuk memberikan energi, namun untuk
mempercepat penyerapan kuning telur dan memicu perkembangan saluran
pencernaan, sehingga pertambahan berat badan awal dan daging dada yang
dihasilkan lebih tinggi.
Sumber : Dok. Medion
• Penyerapan Sisa Kuning Telur
Kuning telur secara garis besar memiliki 2 fungsi utama yang sangat penting bagi
kehidupan anak ayam sejak masa embrional, sampai pada saat awal masa starter.
Fungsi tersebut yaitu :
1. Sebagai sumber nutrisi sementara bagi anak ayam, sekaligus
2. Sebagai sumber kekebalan (antibodi maternal)
Karena peranannya sebagai sumber nutrisi sementara, maka sisa kuning telur tersebut
hanya cukup digunakan untuk kelangsungan hidup anak ayam hingga umur 3–4 hari
tanpa diberikan ransum, tetapi tidak dapat mendukung perkembangan saluran
pencernaan ataupun pertambahan berat badan.
Kaitannya dengan sistem kekebalan, sisa kuning telur yang masih menempel pada
anak ayam setelah menetas, masih mengandung antibodi maternal sebesar 7%
(alwitech.wordpress.com). Antibodi maternal inilah yang berperan sangat penting bagi
DOC karena mempengaruhi status kesehatannya.
Kekebalan/antibodi yang terkandung dalam kuning telur dikenal dengan gamma
globulin (IgG atau Igã). Antibodi tersebut diturunkan dari induk melalui transfer
kekebalan pasif (passive immunity) dengan tujuan melindungi anak ayam dari
serangan mikroorganisme. Karena pentingnya fungsi dari kuning telur inilah, maka kita
harus memastikan bahwa sisa kuning telur bisa terserap seluruhnya dengan cepat
agar anak ayam memiliki kekebalan awal. Dampak yang akan terjadi apabila sisa
kuning telur terlambat diserap salah satunya bisa memicu timbulnya penyakit
omphalitis.
Cepat atau lambatnya penyerapan sisa kuning telur ini dipengaruhi oleh pemberian
ransum dan air minum saat awal kedatangan anak ayam ke kandang (periode chick
in). Hal ini karena gerakan anti peristaltik yang mentransfer kuning telur hingga ke
duodenum dirangsang oleh kehadiran makanan di saluran pencernaan (usus, red).
Sumber : Dok.Medion
Dari data penelitian dilaporkan bahwa sisa kuning telur digunakan lebih cepat oleh
anak ayam yang sudah mendapatkan ransum lebih awal, dibandingkan pada anak
ayam yang dipuasakan terlebih dahulu selama 24 hingga 48 jam. Pada penelitian
tersebut diketahui bahwa pada anak ayam yang diberi ransum segera setelah
menetas, berat sisa kuning telur awal saat menetas adalah 6,5 g, dan berkurang
menjadi 0,4 g dalam waktu 96 jam (4 hari). Berbeda dengan anak ayam yang
dipuasakan selama 24 dan 48 jam, dimana berat kuning telur yang tersisa setelah 96
jam berturut-turut adalah 0,7 g dan 1,5 g (World Poultry Vol. 22, No.4 Tahun 2006).
• Perkembangan Organ Pencernaan
Ketika masih berada di dalam mesin tetas, sistem pencernaan anak ayam secara
anatomi belum berkembang dan belum bisa berfungsi. Namun organ pencernaan
tersebut akan mengalami perubahan morfologi (organ pencernaan bertambah
ukurannya) dan fisiologi (mulai diproduksinya berbagai enzim pencernaan), segera
setelah anak ayam ditetaskan. Agar sistem pencernaan anak ayam cepat berkembang
dan cepat menjalankan fungsinya, maka anak ayam harus segera diberi makan dan
minum pasca ditetaskan.
Pemberian ransum lebih awal ini akan mampu merangsang perkembangan organ
pencernaan melalui peningkatan kapasitas pencernaan dan penyerapan usus.
Diproduksinya enzim pankreas juga dipicu dengan adanya asupan ransum. Aktivitas
enzim lainnya seperti enzim tripsin, amilase dan lipase juga akan meningkat, dan
berkorelasi dengan peningkatan berat usus serta bobot badan (World Poultry Vol. 22,
No.4 Tahun 2006).
• Pertambahan Bobot Badan
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa pemberian ransum segera setelah chick in akan
mempercepat perkembangan sistem pencernaan anak ayam. Dengan demikian, maka
proses pencernaan dan penyerapan nutrisi akan berjalan lebih optimal. Hal ini tentu
saja akan berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Panda et al., (2006) dilaporkan bahwa anak ayam
yang tidak diberi ransum dan air minum dalam kurun waktu 48 jam setelah menetas
dapat menurunkan bobot badan anak ayam sebesar 7,8% dari bobot badan awal.
Penelitian lain juga melaporkan bahwa pemberian ransum yang lebih cepat pada anak
ayam, akan meningkatkan persentase daging dada yang dihasilkan hingga 7–9% jika
dibandingkan dengan anak ayam yang tidak segera diberi makan.
Bagaimana Manajemennya?
Melihat betapa pentingnya pemberian ransum awal ketika pertama kali chick in, maka
penerapan manajemen agar anak ayam bisa optimal mengkonsumsi ransum sejak
awal perlu dilakukan. Manajemen tersebut antara lain:

Berikan air gula 2-5% (20-50 gram dalam 1 liter air minum) untuk mengganti
energi yang hilang dari tubuh ayam segera setelah DOC ditebar dalam kandang
brooder.
Sumber : Dok.Medion



Bersamaan dengan pemberian air minum, berikan ransum sedikit demi sedikit ke
dalam tempat ransum. Daya tampung tembolok DOC yang terbatas dan
terjaganya kesegaran ransum adalah alasan anjuran tersebut sehingga nafsu
makannya tetap tinggi. Keuntungan lain yaitu peternak bisa sekaligus mengontrol
kondisi ayam.
Tempat ransum dan minum ayam harus disediakan sesuai dengan jumlah anak
ayam. Distribusinya pun harus merata sehingga ayam dapat makan dalam waktu
bersamaan. Tempat ransum yang digunakan saat chick in biasanya dari
potongan boks DOC yang di potong dengan ketinggian 4 cm. Meskipun dapat
dikatakan sebagai sebuah efisiensi tetapi penggunaan boks DOC dapat menjadi
pemicu serangan penyakit yang terbawa dari perusahaan pembibitan (breeder),
seperti colibacillosis dan pullorum. Selain itu, boks DOC lebih mudah lembab
apabila terkena feses ayam. Tempat ransum dan minum yang digunakan
sebaiknya di design khusus untuk anak ayam. Nampan Ransum DOC atau
Tempat Ransum DOC menjadi pilihan yang tepat untuk menampung ransum
dan air minum bagi ayam.
Lakukan pemeriksaan konsumsi ransum dan air minum, 2-3 jam setelah
pemberian ransum pertama melalui perabaan tembolok. Konsumsi ransum
dikatakan baik bila minimal 75% sampel DOC teraba kenyal dan lunak yang
mengindikasikan bahwa ayam sudah mengkonsumsi cukup ransum dan juga air
minum.
Pemberian ransum segera setelah chick in merupakan titik awal dalam memicu
pertumbuhan broiler. Tidak hanya bermanfaat untuk mempercepat proses penyerapan
kuning telur, namun juga meningkatkan berat badan melalui perkembangan sistem
pencernaan yang optimal. Salam.
Info Medion Edisi Juli 2012
Download