PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI KERASIONALAN IKLAN OBAT TANPA RESEP PADA TAYANGAN ACARA UNTUK IBU-IBU DI EMPAT STASIUN TELEVISI SWASTA NASIONAL INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Kartikaningtyas Yunari NIM : 998114029 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. ( QS : 58 : 11) Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS : 94 : 5) Hidup tidak akan pernah bebas dari tantangan, tetapi kemampuan kita untuk menghadapi tantangan akan terus berkembang. (John Gray) Kusadari bahwa Allah membuat segala sesuatunya indah tepat pada waktunya. Kumengerti bahwa aku dan segala sesuatu yang melekat dalam diriku, hidupku dan semua peristiwa dalam perjalanan menuju masa sekarang, adalah yang terbaik dari Allah. Aku selalu berbahagia untuk keberhasilan dalam hidup orang lain, dan aku tidak perlu iri dengan diri dan hidup orang lain, karena aku menyukai diri dan pribadiku, juga menyukai hidup dan kisah hidupku, yang kuyakini unik, indah, dan penuh makna. (Kartika, terinspirasi dari beberapa karya) Kupersembahkan untuk: Bapak – Ibuku sebagai tanda hormat dan baktiku, Kakak – kakakku yang selalu kusayang, Almamaterku tercinta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI INTISARI Penelitian ini bertujuan mengetahui profil dan kerasionalan iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di empat stasiun televisi. Penelitian non eksperimental (observasional) ini dikerjakan dengan rancangan deskriptif non analitik. Pengambilan data dilakukan dengan observasi langsung iklan selama dua minggu meliputi jenis acara, waktu tayang, jenis produk, jenis iklan, frekuensi, serta kelengkapan informasi dan klaim indikasi iklan obat tanpa resep. Kriteria Etik Promosi Obat-WHO (1988) digunakan sebagai dasar evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan, sedangkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386/1994 untuk kerasionalan kelengkapan informasi iklan dan kerasionalan klaim indikasi iklan bersama mekanisme kerja zat aktif. Analisis data menggunakan metode statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 6,4% iklan obat tanpa resep yang paling banyak ditayangkan pada acara sinetron (64,7%). Iklan tersebut lebih banyak terdiri dari golongan obat bebas terbatas (78,8%), kelas terapi obat analgesik (sakit kepala, demam) (23,6%), jenis obat Mixagrip Flu & Batuk® (8,6%), obat untuk konsumen dewasa (92,5%), dan obat produksi Konimex (16,5%). Dari 53 jenis obat, tidak ada yang kelengkapan informasi iklannya rasional berdasarkan Kriteria Etik Promosi Obat-WHO (1988), tetapi 18,9% rasional menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386/1994. Semua iklan mencantumkan nama dagang dan indikasi, zat aktif (22,6%), peringatan-perhatian (92,4%), nama industri farmasi (88,7%), efek samping (20,8%), tetapi tidak ada yang mencantumkan kontraindikasi dan alamat industri farmasi. Iklan yang klaim indikasinya rasional sebanyak 58,5%. Kata kunci : kerasionalan, iklan, obat tanpa resep, televisi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT This research aims to identify the profile and the rationality of nonprescription drug advertisement on ladies’ program broadcast in four television stations. This non-experimental (observational) research is conducted by using non-analytical descriptive design. Data collection is conducted by using direct observation on the advertisement for two weeks, including the types of program, product, advertisement, presentation time, frequency, as well as information completeness and indication claim of non-prescription drug advertisement. The WHO Ethical Criteria for Medicinal Drug Promotion (1988) is used as the base of evaluating the rationality of advertisement information completeness, while the Decree of Health Minister No. 386/1994 is used to evaluate the rationality of advertisement indication claim as well as working mechanism of active substance. Data is analyzed by using a descriptive statistic method. The results of research show that there are 6.4% non-prescription drug advertisement mostly broadcasted in electronic cinema (64.7%). That advertisement more consisted of limited over-the-counter drugs (78.8%), the therapeutic class of analgesic drugs (headache, fever) (23.6%), drug of Mixagrip Flu & Batuk® (8.6%), drug to adult consumers (92.5%), and drug produced by Konimex (16.5%). Among 53 non-prescription drugs, there is no drug whose advertisement information completeness is rational based on the WHO Ethical Criteria for Medicinal Drug Promotion (1988), but 18.9% of it are rational according to the Decree of Health Minister No. 386/1994. All the advertisements include trademark and indication, an active substance (22.6%), precautionwarning (92.4%), the name of pharmaceutical industry (88.6%), side effect (20.8%), but there is no advertisement including contraindication and the address of pharmaceutical industry. Advertisements whose indication claims rational are 58.5%. Keywords : rationality, advertisement, non-prescription drugs, television PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Evaluasi Kerasionalan Iklan Obat Tanpa Resep pada Tayangan Acara untuk Ibu-ibu di Empat Stasiun Televisi Swasta Nasional Indonesia”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan semangat, bimbingan, arahan, dan petunjuk selama penulisan skripsi. 2. Ibu Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan petunjuk selama penulisan skripsi. 3. Bapak Drs. Sulasmono, Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan, saran, dan kritik yang membangun untuk skripsi ini. 4. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan, saran, dan kritik yang membangun untuk skripsi ini. 5. Seluruh dosen pengajar Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing penulis selama kuliah, dan seluruh karyawan terkait atas bantuan yang diberikan untuk kelancaran penyelesaian skripsi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL………………………………………………………... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………. ii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. iii HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………. v INTISARI…………………………………………………………………… vi ABSTRACT …………………………………………………………………. vii PRAKATA………………………………………………………………….. viii DAFTAR ISI………………………………………………………………... x DAFTAR TABEL…………………………………………………………... xiii DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. xviii DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………... xx BAB I. PENGANTAR…………………………………………………........ 1 A. Latar Belakang………………………………………………………….. 1 B. Permasalahan…………………………………………………………… 5 C. Keaslian Penelitian……………………………………………………… 5 D. Manfaat Penelitian……………………………………………………… 6 1. Manfaat teoritis……………………………………………………... 6 2. Manfaat praktis……………………………………………………… 7 E. Tujuan…………………………………………………………………... 7 BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA……………………………………… 8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI A. Pengobatan Sendiri dan Masalah Informasi Obat Tanpa Resep………... 8 B. Pengobatan Rasional dengan Obat Tanpa Resep……………………….. 11 C. Obat Tanpa Resep………………………………………………………. 13 D. Televisi Sebagai Salah Satu Media Iklan……………………………….. 17 E. Tinjauan tentang Iklan dan Promosi……………………………………. 19 1. Perbedaan iklan dengan promosi…………………………………… 19 2. Promosi menurut WHO…………………………………………….. 19 3. Definisi iklan………………………………………………………... 20 4. Media iklan…………………………………………………………. 20 5. Tujuan iklan………………………………………………………… 21 6. Fungsi iklan…………………………………………………………. 21 F. Peraturan Periklanan Bidang Obat……………………………………… 21 G. Perilaku Konsumen terhadap Iklan……………………………………... 26 H. Wanita sebagai Penanggung Jawab Pemilihan Obat untuk Keluarga…... 27 I. Keterangan Empiris……………………………………………………... 28 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN………………………………….. 29 A. Jenis dan Rancangan Penelitian………………………………………… 29 B. Definisi Operasional……………………………………………………. 29 C. Subyek Penelitian……………………………………………………….. 32 D. Tata Cara Penelitian…………………………………………………….. 33 1. Tahap perencanaan………………………………………………….. 33 2. Tahap pengambilan data……………………………………………. 33 3. Tahap penyelesaian data……………………………………………. 34 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI E. Tata Cara Analisis Hasil………………………………………………... 34 F. Kesulitan Penelitian…………………………………………………….. 36 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………... 37 A. Profil Jenis Iklan………………………………………………………... 37 1. Distribusi frekuensi jenis iklan pada masing-masing stasiun televisi 37 2. Distribusi frekuensi jenis iklan pada keempat stasiun televisi……… 38 B. Profil Iklan Obat Tanpa Resep………………………………………….. 40 1. Jenis acara…………………………………………………………... 41 2. Kelas terapi…………………………………………………………. 43 3. Golongan obat………………………………………………………. 45 4. Jenis obat……………………………………………………………. 46 5. Sasaran konsumen obat……………………………………………... 50 6. Produsen…………………………………………………………….. 51 C. Evaluasi Kerasionalan Kelengkapan Informasi Iklan Obat Tanpa Resep 54 D. Evaluasi Kerasionalan Klaim Indikasi Iklan Obat Tanpa Resep……….. 72 E. Rangkuman Pembahasan……………………………………………….. 88 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………… 94 A. Kesimpulan……………………………………………………………... 94 B. Saran…………………………………………………………………….. 95 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 96 LAMPIRAN………………………………………………………………… 101 BIOGRAFI PENULIS……………………………………………………… 151 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Halaman Tabel I. Distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu pada masing-masing stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) berdasarkan jenis acara…………………………………………………... Tabel II. 41 Distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu pada masing-masing stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) berdasarkan kelas terapi………………………………………………….. Tabel III. 43 Distribusi frekuensi iklan obat bebas pada tayangan acara untuk ibu-ibu pada masing-masing stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) berdasarkan jenis obat…………………………………………………………. Tabel IV. 47 Distribusi frekuensi iklan obat bebas terbatas pada tayangan acara untuk ibu-ibu pada masing-masing stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) berdasarkan jenis obat……………………………………………………. Tabel V. 48 Distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu pada keempat stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) berdasarkan jenis obat…………………………………………………………. Tabel VI. 49 Distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) berdasarkan produsen…….. Tabel VII. 53 Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat analgesik (nyeri otot dan tulang) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)…………………………….. Tabel VIII. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat analgesik (sakit kepala, demam) tanpa resep pada tayangan 56 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)…………………………….. Tabel IX. 57 Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat gizi dan darah tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)………………………………………………………... Tabel X. 58 Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat saluran cerna (diare) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)………………………………………….. Tabel XI. 59 Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat saluran cerna (maag) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)………………………………………….. Tabel XII. 59 Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat saluran nafas (asma) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)………………………………………….. Tabel XIII. 59 Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat saluran nafas (batuk) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)………………………………………….. Tabel XIV. 60 Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat saluran nafas (batuk, pilek) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)………………………………… Tabel XV. 60 Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat saluran nafas (flu) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)………………………………………….. Tabel XVI. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat 61 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI saluran nafas (flu, batuk) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)………………………………… Tabel XVII. 62 Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat topikal kulit (infeksi jamur) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)…………………………….. Tabel XVIII. 63 Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat topikal mata tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)…………………………………………………… Tabel XIX. 63 Persentase kelengkapan informasi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)………………. Tabel XX. 69 Persentase kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)... Tabel XXI. 70 Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat analgesik (nyeri otot dan tulang) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)………………………………… Tabel XXII. 73 Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat analgesik (sakit kepala, demam) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)………………………………… Tabel XXIII. 74 Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat gizi dan darah tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)………………………………………………………... Tabel XXIV. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran cerna (diare) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu 76 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)…………………………………………………… Tabel XXV. 78 Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran cerna (maag) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)…………………………………………………… Tabel XXVI. 78 Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas (asma) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)…………………………………………………… Tabel XXVII. 79 Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas (batuk) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)................................................................................ 80 Tabel XXVIII. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas (batuk, pilek) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)………………………………………….. Tabel XXIX. 81 Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas (flu) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)………………………………………………………... Tabel XXX. 82 Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas (flu, batuk) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)………………………………………….. Tabel XXXI. 84 Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat topikal kulit (infeksi jamur) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibuibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)………………………………………….. Tabel XXXII. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat topikal 85 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mata tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)....................................................................................... 86 Tabel XXXIII. Persentase kerasionalan klaim indikasi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)………... 87 Tabel XXXIV. Kerasionalan iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)……………………………….. 93 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Prinsip-prinsip kerasionalan pengobatan sendiri dengan obat tanpa resep…………………………………………………….. Gambar 2. 12 Distribusi frekuensi jenis iklan pada tayangan acara untuk ibuibu pada masing-masing stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)………………………………. Gambar 3. 38 Distribusi frekuensi jenis iklan pada tayangan acara untuk ibuibu pada keempat stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)…………………………………… Gambar 4. 39 Distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu pada keempat stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) berdasarkan jenis acara…………………………………………………………... Gambar 5. 42 Distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu pada keempat stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) berdasarkan kelas terapi…………………………………………………………... Gambar 6. 44 Distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu pada masing-masing stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) berdasarkan golongan obat…………………………………………………. Gambar 7. Distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan 45 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI acara untuk ibu-ibu pada keempat stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) berdasarkan golongan obat……………………………………………......................... Gambar 8. 46 Distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu pada masing-masing stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) berdasarkan sasaran konsumen……………………………………………... Gambar 9. 50 Distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu pada keempat stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) berdasarkan sasaran konsumen……………………………………………............... 51 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Jadwal tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A selama dua minggu (periode Juli 2006)…………………........ 101 Lampiran 2. Jadwal tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi B selama dua minggu (periode Juli 2006)…………………........ 103 Lampiran 3. Jadwal tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi C selama dua minggu (periode Juli 2006)…………………........ 104 Lampiran 4. Jadwal tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi D selama dua minggu (periode Juli 2006)…………………........ 106 Lampiran 5. Data distribusi frekuensi iklan pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A selama dua minggu (periode Juli 2006)…………………………………………………............. 108 Lampiran 6. Data distribusi frekuensi iklan pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi B selama dua minggu (periode Juli 2006)…………………………………………………............. 115 Lampiran 7. Data distribusi frekuensi iklan pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi C selama dua minggu (periode Juli 2006)…………………………………………………............. 119 Lampiran 8. Data distribusi frekuensi iklan pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi D selama dua minggu (periode Juli 2006)…………………………………………………............. 125 Lampiran 9. Data distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A selama dua minggu (periode Juli 2006)………………………….............. 131 Lampiran 10. Data distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi B selama dua minggu (periode Juli 2006)………………………….............. 137 Lampiran 11. Data distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi C selama dua minggu (periode Juli 2006)………………………….............. 140 Lampiran 12. Data distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi D selama dua minggu (periode Juli 2006)………………………….............. 143 Lampiran 13. Data kelengkapan informasi dan klaim indikasi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)..... 148 Lampiran 14. Komposisi zat aktif 53 jenis obat tanpa resep.......................... 150 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pengobatan sendiri didefinisikan sebagai suatu tindakan mengobati sendiri dengan obat tanpa resep yang dilakukan secara tepat dan bertanggung jawab (Holt dan Hall, 1990). Sekarang ini, masyarakat berusaha mengatasi sendiri masalah kesehatannya yang bersifat sederhana dan umum diderita dengan obat tanpa resep yang banyak tersedia di pasaran. Faktor penyebabnya karena lebih murah dan lebih praktis, selain itu masyarakat sering merasa kondisi sakitnya belum memerlukan pemeriksaan tenaga kesehatan (Anonim, 2005). Harga obat yang melambung tinggi dan biaya pelayanan kesehatan yang semakin mahal, juga meningkatkan pengobatan sendiri di kalangan masyarakat (Anonim, 2002a). Obat tanpa resep adalah obat-obat yang termasuk golongan obat bebas, obat bebas terbatas , serta obat wajib apotek yaitu obat keras yang dapat diperoleh tanpa resep dokter dan diserahkan oleh apoteker di apotek (Anonim, 2005). Obat wajib apotek memang dapat diserahkan tanpa resep dokter, tetapi termasuk obat keras atau obat daftar G (gevaarlijk), oleh karena itu tidak termasuk dalam penelitian ini. Obat tradisional yaitu bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Anonim, 1992), oleh WHO juga dimasukkan dalam pelayanan kesehatan umum. Obat tradisional diserahkan tanpa resep karena sulit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI diresepkan oleh dokter, akibat selalu bersandar pada kaidah alamiah. Keberadaan obat tradisional masih diperdebatkan akibat tidak sedikit yang keamanan dan khasiatnya hanya berdasarkan pengalaman turun temurun tanpa dibuktikan secara ilmiah (Marlinda, 2003a). Obat tradisional tidak termasuk obat tanpa resep dalam penelitian ini. Iklan obat tradisional memiliki pedoman tersendiri dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, terpisah dari pedoman periklanan obat bebas yang mengatur iklan obat bebas dan obat bebas terbatas. Obat tanpa resep yang termasuk dalam penelitian ini adalah obat bebas dan obat bebas terbatas. Kriteria obat dalam kategori ini antara lain adalah telah terbukti secara ilmiah menunjukkan manfaat klinis, sangat diperlukan untuk menanggulangi kesakitan yang banyak dijumpai di masyarakat, dan relatif aman. Penggunaan secara benar obat-obat golongan ini seharusnya bisa sangat membantu masyarakat dalam melakukan pengobatan sendiri yang aman dan efektif, namun seringkali pengobatan sendiri menjadi sangat boros karena mengkonsumsi obat-obat yang sebenarnya tidak dibutuhkan, atau malah bisa berbahaya karena penggunaan yang tidak sesuai aturan pakai. Obat bebas dan obat bebas terbatas tidak berarti bebas efek samping, sehingga pemakaiannya harus sesuai dengan indikasi, dosis, lama pemakaian yang benar, disertai dengan pengetahuan pengguna tentang risiko efek samping dan kontraindikasinya (Suryawati, 1997). Masyarakat perlu dibantu dengan informasi obat tanpa resep yang obyektif, lengkap dan tidak menyesatkan untuk melakukan pengobatan sendiri secara aman dan efektif. Iklan merupakan bentuk informasi bersifat komersial dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI industri farmasi, yang paling banyak dijumpai oleh masyarakat. Perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengendalikan informasi komersial, agar informasi yang disediakan benar atau dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, tidak menyembunyikan risiko pengobatan, serta tidak menyesatkan atau mengarahkan pengguna kepada persepsi keliru yang mengakibatkan penggunaan obat secara keliru (Suryawati,1997). Survei oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) tahun 1992 menunjukkan iklan obat melalui media televisi menduduki peringkat pertama dalam mempengaruhi konsumen obat (Anonim,1997a). Hal ini terjadi karena setiap hari masyarakat banyak menghabiskan waktu untuk menonton televisi, yaitu 60% responden sebuah penelitian menonton televisi dalam sehari antara 1-5 jam bahkan hingga lebih dari 5 jam pada 30% responden (Widanenci, 2007). Iklan televisi juga lebih besar pengaruhnya terhadap konsumen karena mengandung unsur hiburan, serta gambar yang disajikan lebih menarik (Wiwik,1993). Kondisi ini diperkuat lagi dengan sifat iklan televisi yang disajikan berulang-ulang (Ashaf, 1995). Dinyatakan oleh Anief (1985) bahwa frekuensi iklan juga berpengaruh terhadap konsumsi obat oleh masyarakat. Televisi swasta nasional merupakan salah satu sarana yang digunakan produsen obat untuk mengiklankan produknya, karena memiliki jaringan pemirsa yang sangat luas (Yulia, 1993). Berdasarkan survei Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) tahun 2002, pendapatan iklan televisi terbanyak masih dipegang oleh RCTI, Indosiar, SCTV, dan TPI. Menyusul kemudian Trans TV, Metro TV, Global TV, TV 7, ANTV, dan Lativi (Anonim, 2002b). Empat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI stasiun televisi swasta nasional Indonesia dalam penelitian ini memiliki pendapatan iklan yang tinggi menurut data tahun 2002, program acaranya sudah sangat dikenal oleh pemirsa karena lebih awal berdiri, dan banyak menayangkan acara untuk ibu-ibu. Data terbaru dari Nielsen Media Research, setelah penelitian ini dilakukan, menunjukkan bahwa selama tahun 2006 telah terjadi perubahan besar urutan belanja iklan di televisi, dari yang paling tinggi adalah kelompok RCTI, TPI, Global TV, kelompok Trans TV dan TV 7, kelompok ANTV dan Lativi, diikuti stasiun-stasiun televisi yang masih berdiri sendiri yaitu SCTV, Indosiar, serta Metro TV (Harto, Ratnasari, Saragih, dan Mudjiono, 2006). Berdasarkan pemantauan dan evaluasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tahun 2003, iklan obat di televisi dinilai banyak yang tidak layak tayang karena memberikan informasi yang berlebihan dan menyesatkan (Danto, 2004). Kondisi tersebut sangat disayangkan, karena tingkat pengetahuan kaum ibu dalam pengobatan sendiri belum menunjang keamanan dan keefektifan pengobatan, sehingga dalam pemilihan obat tanpa resep masih sangat mudah dipengaruhi oleh informasi dari produsen obat yang disebarkan melalui iklan di berbagai media (Marlinda, 2003b). Sehubungan dengan hal itu, idealnya wanita (kaum ibu) yang menjadi penanggung jawab dalam pemilihan obat untuk keluarga sebaiknya selalu menambah pengetahuan mengenai obat-obatan agar dalam memilih obat tidak mudah terpengaruh oleh iklan (Marlinda, 1995). Apalagi terdapat kecenderungan di masyarakat bahwa wanita lebih suka menggunakan obat tanpa resep daripada laki-laki (Holt dan Hall, 1990). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berkaitan dengan hal- hal tersebut, perlu dilakukan suatu penelitian tentang evaluasi kerasionalan iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di empat stasiun televisi swasta nasional Indonesia. B. Permasalahan 1. Seperti apa profil iklan pada tayangan acara untuk ibu-ibu di empat stasiun televisi swasta nasional Indonesia yang meliputi jenis iklan dan frekuensi iklan? 2. Seperti apa profil frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di empat stasiun televisi swasta nasional Indonesia berdasarkan klasifikasi jenis acara, kelas terapi, golongan obat, jenis obat, sasaran konsumen obat, dan produsen? 3. Bagaimana kerasionalan iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibuibu di empat stasiun televisi swasta nasional Indonesia yang meliputi kerasionalan kelengkapan informasi iklan berdasarkan Kriteria Etik Promosi Obat-WHO (1988) dan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, serta kerasionalan klaim indikasi iklan berdasarkan mekanisme kerja zat aktif dan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994? C. Keaslian Penelitian Sejauh informasi yang diterima penulis, telah terdapat beberapa penelitian tentang iklan obat di televisi, seperti Penilaian Iklan Obat Flu di Televisi dan Pengaruh terhadap Pemilihan Obat di Kalangan Siswa SMF dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SMU di Kotamadya Surakarta (Saragih, 2000), Pengaruh Iklan Obat Sakit Kepala di Televisi terhadap Pemilihan Obat Sakit Kepala di Kalangan Mahasiswa Angkatan 1997-2000 Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (Primantana, 2001), Penilaian Iklan Obat Selesma di Televisi dan Peranannya dalam Pemilihan Obat Selesma di Kalangan Pengunjung Apotek di Pusat Kota Magelang (Papilaya, 2003), dan Hubungan antara Penilaian Iklan Obat Selesma di Televisi dengan Pemilihan Obat Selesma di Kalangan Pengunjung 11 Apotek di Kota Yogyakarta Periode Maret-April Tahun 2004 (Sulistiyawati, 2004). Meskipun demikian, penelitian ini belum pernah dilakukan dan berbeda dengan penelitian-penelitian tersebut baik dalam hal subyek penelitian, metode pengambilan data, maupun titik berat permasalahan. Subyek penelitian ini adalah iklan obat di televisi, tidak menggunakan responden. Pengambilan data dengan observasi langsung, tidak menggunakan kuisioner. Titik berat permasalahan mengenai evaluasi kerasionalan iklan obat di televisi, tidak mengenai penilaian responden terhadap iklan obat di televisi dan pengaruhnya terhadap perilaku mereka dalam pemilihan obat. Selain itu, pengamatan iklan obat dilakukan pada semua kelas terapi, tidak hanya pada satu kelas terapi saja. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Menambah kepustakaan bagi perkembangan ilmu farmasi, khususnya mengenai evaluasi kerasionalan iklan obat tanpa resep di televisi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Manfaat praktis a. Agar hasil penelitian ini dapat membantu farmasis dalam memberikan pelayanan informasi tentang pemilihan obat tanpa resep berdasarkan evaluasi kerasionalan iklannya di televisi kepada masyarakat khususnya ibu-ibu. b. Agar hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak-pihak yang terkait untuk meningkatkan kerasionalan iklan obat tanpa resep di televisi. c. Agar ibu-ibu dapat lebih kritis dalam menghadapi iklan obat tanpa resep di televisi. E. Tujuan 1. Mengetahui profil iklan pada tayangan acara untuk ibu-ibu di empat stasiun televisi swasta nasional Indonesia yang meliputi jenis iklan dan frekuensi iklan. 2. Mengetahui profil frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di empat stasiun televisi swasta nasional Indonesia berdasarkan klasifikasi jenis acara, kelas terapi, golongan obat, jenis obat, sasaran konsumen obat, dan produsen. 3. Mengetahui kerasionalan iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di empat stasiun televisi swasta nasional Indonesia yang meliputi kerasionalan kelengkapan informasi iklan berdasarkan Kriteria Etik Promosi Obat-WHO (1988) dan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, serta kerasionalan klaim indikasi iklan berdasarkan mekanisme kerja zat aktif dan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Pengobatan Sendiri dan Masalah Informasi Obat Tanpa Resep Sakit merupakan fenomena subyektif yang ditandai dengan perasaan tidak enak, sehingga dapat mengganggu aktivitas seseorang. Ketika seseorang sakit, akan timbul berbagai macam perilaku menuju ke arah penyembuhan, salah satunya dengan pengobatan sendiri (Sarwono, 2003). Dalam waktu satu tahun, dapat diperkirakan bahwa lebih dari 65% jumlah penduduk di Indonesia yang menderita sakit melakukan pengobatan sendiri, sedangkan yang pergi ke dokter kurang dari 25% (Sartono, 1993). Perilaku pengobatan sendiri merupakan bagian dari upaya masyarakat untuk menjaga kesehatannya sendiri (Sukasediati, 1996). Pengobatan sendiri juga merupakan bagian dari kebijakan pemerintah Republik Indonesia, sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 23 tahun 1992 pasal 5, yaitu bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perseorangan, keluarga, dan lingkungannya (Anonim, 1992). Pengobatan sendiri telah ada di masyarakat seusia dengan masyarakat itu sendiri dan menyatu dengan kehidupan mereka, dilakukan untuk mengatasi keluhan yang dapat dikenali sendiri dan umumnya merupakan tanda atau gejala penyakit sederhana yang dapat sembuh dalam waktu singkat, antara lain demam, sakit kepala, dan batuk. Pengobatan sendiri dapat dilakukan dengan obat tanpa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI resep (Sukasediati, 1996). Pengobatan sendiri dengan obat tanpa resep hendaknya dilakukan secara tepat dan bertanggung jawab, biasanya untuk kasus-kasus: 1. perawatan simtomatik minor, misalnya: rasa tidak enak badan, cidera ringan 2. penyakit self-limiting atau paliatif: flu, sakit kepala 3. pencegahan dan penyembuhan penyakit ringan: mabuk perjalanan, kutu air 4. penyakit kronis, yang sebelumnya sudah pernah didiagnosis dokter atau tenaga medis profesional lainnya: arthritis, asma 5. keadaan yang mengancam jiwa dan memerlukan penanganan dengan segera (Holt dan Hall, 1990). Covington (2000) berpendapat bahwa perawatan sendiri dipengaruhi oleh empat faktor utama, yaitu keyakinan dan sikap, karakteristik demografi, status ekonomi, dan pendidikan atau pengetahuan konsumen. Sukasediati (1996) menyatakan bahwa beberapa faktor penentu yang berperan pada tindakan pengobatan sendiri antara lain adalah persepsi sakit, ketersediaan informasi tentang obat dan pengobatan, serta ketersediaan obat di masyarakat. Terjadinya kecenderungan masyarakat untuk melakukan pengobatan sendiri dengan obat tanpa resep, antara lain disebabkan: 1. masyarakat merasa penyakit dengan gejala-gejala umum dan ringan belum memerlukan bantuan tenaga medis atau dokter 2. pengatasan penyakit dengan pergi ke dokter memerlukan biaya relatif mahal 3. begitu banyaknya obat tanpa resep dengan berbagai merek yang mudah ditemui di pasaran, baik di apotek maupun warung-warung kecil 4. harga obat tanpa resep terjangkau oleh hampir semua lapisan masyarakat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. begitu gencarnya iklan mempromosikan keampuhan obat-obat tanpa resep, yang mudah diamati di berbagai media (televisi, radio, maupun media cetak) (Zahir, 1996). Penggunaan obat tanpa resep masih sering menimbulkan masalah bagi kesehatan, karena masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat tentang obat dan permasalahannya. Hal ini mengakibatkan dasar penentuan obat tanpa resep untuk pengobatan sendiri sering tidak rasional, yaitu umumnya bersumber pada pengalaman menggunakan obat tertentu pada waktu lampau, karena diberitahu orang lain (keluarga, tetangga, teman), atau bersumber dari iklan obat di media cetak maupun media elektronik (Sudarwanto, 1996). Diperlukan informasi-informasi mengenai pengetahuan dan ketrampilan memilih obat, untuk dapat melakukan pengobatan sendiri secara aman dan efektif. Informasi yang ideal adalah informasi yang obyektif, lengkap, dan tidak menyesatkan. Kenyataannya informasi yang ideal masih jarang dijumpai. Informasi yang paling banyak dijumpai masyarakat adalah informasi dari industri farmasi yang bersifat komersial, dengan bentuk utamanya yaitu iklan (Suryawati, 1997). Iklan-iklan obat yang ada pada umumnya hanya memunculkan keampuhan dan kegunaan obat, yang kadangkala terkesan berlebihan dan tidak rasional. Pencantuman tanda peringatan pada akhir penayangan iklan hampir tidak berarti apa-apa karena begitu cepatnya (Zahir, 1996). Ketidakseimbangan arus informasi komersial dan non komersial menjadi masalah kesehatan yang begitu mengkhawatirkan, karena tidak semua masyarakat mampu menelaah informasi secara kritis (Suryawati, 1997). Sebuah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI survei menunjukkan iklan obat dianggap 81% responden bermanfaat bagi konsumen, dan diakui 73,5% responden berperan cukup besar dalam pemilihan obat yang akan digunakan konsumen. Melihat betapa tergantungnya konsumen pada iklan obat, maka produsen dan pembuat iklan obat dituntut untuk menciptakan iklan yang baik. Khasiat obat menjadi pilihan informasi yang paling diharapkan masyarakat dari sebuah iklan obat, juga informasi efek samping obat apabila digunakan secara berlebihan. Peringatan dan kontraindikasi sebaiknya juga disampaikan dalam iklan (Zahir, 1996). Secara teknis, sedikitnya terdapat lima jenis informasi yang dibutuhkan dalam menerapkan pengobatan sendiri dengan obat tanpa resep, yaitu: susunan zat aktif, indikasi, dosis dan aturannya, efek samping, serta kontraindikasi (Marlinda, 2003). Dalam Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen pasal 4c , dinyatakan bahwa konsumen mempunyai hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa (Anonim, 1999). Sangat dibutuhkan keikutsertaan pemerintah, organisasi kemasyarakatan, lembaga pendidikan tinggi, maupun produsen obat untuk menyediakan informasi yang benar tentang obat tanpa resep dan masalahnya, demi tercapainya keberhasilan pengobatan sendiri dengan obat tanpa resep (Sudarwanto, 1996). B. Pengobatan Rasional dengan Obat Tanpa Resep Obat tanpa resep mempunyai batas keamanan yang cukup baik, tetapi pemakaiannya yang tidak mendapatkan pengawasan ketat sangat memungkinkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terjadinya kesalahan dalam penggunaan (Sudarwanto, 1996). Berkaitan dengan hal tersebut, pengobatan sendiri dengan obat tanpa resep harus tetap memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan obat yang rasional (Anonim, 2002a). Prinsip pengobatan rasional meliputi indikasi tepat, penilaian kondisi pasien tepat, pemilihan obat tepat (efektif, aman, dan ekonomis) dan sesuai dengan kondisi pasien, dosis dan cara pemberian obat secara tepat, informasi untuk pasien secara tepat, serta evaluasi dan tindak lanjut dilakukan secara tepat (Anonim, 2000). Penilaian kerasionalan pengobatan sendiri dengan obat tanpa resep, dapat ditinjau dari komponen rasional dan tidak rasional di bawah ini: RASIONAL (4 asas tepat + 1 waspada) TIDAK RASIONAL 1. Tepat indikasi 2. Tepat penderita 3. Tepat obat 4. Tepat dosis 5. Waspada efek samping obat 1. Boros 2. Berlebihan 3. Kurang 4. Salah 5. Majemuk (polifarmasi) Gambar 1. Prinsip-prinsip kerasionalan pengobatan sendiri dengan obat tanpa resep Tepat indikasi, obat yang digunakan didasarkan pada diagnosis penyakit yang akurat. Tepat penderita yaitu tidak ada kontraindikasi. Tepat obat, pemilihan obat didasarkan pada pertimbangan rasio keamanan-kemanjuran yang terbaik. Tepat dosis, yaitu takaran, jalur, saat dan lama pemberian sesuai dengan kondisi penderita. Boros, misalnya menggunakan obat yang mahal padahal tersedia obat lebih murah dengan keamanan dan kemanjuran yang sebanding. Berlebihan, misalnya menggunakan obat yang tidak diperlukan atau dosis yang terlalu besar. Kurang, misalnya obat yang diperlukan tidak digunakan dalam jumlah yang cukup PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI atau dosis tidak cukup. Salah yaitu bila pilihan obat kurang tepat dengan indikasi. Majemuk (polifarmasi), misalnya dua obat atau lebih digunakan padahal satu atau dua obat sudah memberikan efek yang sama (Donatus, 1997). Upaya penggunaan obat tanpa resep secara rasional tentunya harus melibatkan peran aktif tenaga farmasi, yang terutama berfungsi untuk memberikan informasi serinci mungkin mengenai obat-obat yang dibutuhkan oleh masyarakat (Anonim, 2002a). Dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 1027/MENKES/SK/IX/2004, disebutkan bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus berpartisipasi secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu diseminasi informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet/brosur, poster, penyuluhan, dan lain-lainnya. C. Obat Tanpa Resep Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan, pasal 1 ayat 1, disebutkan bahwa obat adalah bahan atau paduan bahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan, dan peningkatan kesehatan termasuk kontrasepsi dan sediaan biologis. Obat bebas dan obat bebas terbatas merupakan golongan obat tanpa resep, yang dapat dibeli secara bebas (tanpa resep) di apotek dan toko obat berijin. Obat bebas terbatas berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 6355/Dir.Jen/SK/1969, harus dicantumkan tanda peringatan berwarna hitam pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI wadah atau kemasannya, dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar 2 cm atau disesuaikan kemasannya, dan memuat pemberitahuan dengan huruf berwarna putih. Sesuai obatnya, pemberitahuan tersebut adalah: P. no. 1. Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya di dalam. Contoh: Decolgen tablet, Inza® tablet P. no. 2. Awas! Obat keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan. Contoh: Betadine® kumur P. no. 3. Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar badan. Contoh: Betadine® untuk antiseptik lokal P. no. 4. Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar. Contoh: rokok anti asma P. no. 5. Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan. Contoh: Dulcolax® supositoria P. no. 6. Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan. Contoh: Anusol® supositoria (Sartono, 1993) Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 2380/A/SK/VI/83 tentang Tanda Khusus untuk Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas, pasal 3 ayat (1) dan (2), menyatakan bahwa tanda khusus untuk obat bebas adalah lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam dan obat bebas terbatas lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 919/MENKES/PER/X/1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat Diserahkan Tanpa Resep, pasal 2, obat yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria: a. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun. b. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit. c. Penggunaanya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan. d. Penggunaanya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia. e. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Obat tanpa resep memiliki perbandingan risiko dan manfaat yang menguntungkan pemakainya. Pada umumnya, obat golongan ini mempunyai batas keamanan cukup baik dengan indeks terapi lebar. Obat tanpa resep juga tidak boleh bersifat adiktif, penggunaannya sederhana (tidak menggunakan injeksi) dan tidak membutuhkan pemantauan, tidak mendorong terjadinya penyalahgunaan obat, serta tidak menimbulkan efek samping yang terlalu membahayakan seandainya terjadi kesalahan dalam penggunaan (Sudarwanto, 1996). Terdapat beberapa obat tanpa resep yang sering digunakan masyarakat. 1. Obat pereda rasa sakit dan penurun demam (analgesik-antipiretik) Obat-obat yang dapat digunakan adalah parasetamol, asetosal, dan ibuprofen (200 mg). Contoh: Saridon® tablet, Inzana® tablet, Neo Rheumacyl® tablet (Anonim, 1997b). 2. Obat influenza (flu) Obat flu merupakan kombinasi dari beberapa zat berkhasiat yaitu antihistamin untuk mengurangi rasa gatal di tenggorokan dan bersin-bersin atau reaksi alergi lain yang menyertai influenza (misalnya klorfeniramin maleat, deksklorfeniramin maleat), dekongestan hidung untuk mengurangi keluhan hidung tersumbat atau berair (misalnya pseudoefedrin hidroklorida, fenilpropanolamin hidroklorida), analgesik-antipiretik, ekspektoran, dan antitusif. Contoh: Inza® tablet, Procold® kaplet (Anonim, 1997b). 3. Obat batuk Obat batuk terbagi menjadi dua kelompok. Ekspektoran (pengencer dahak) untuk batuk berdahak, misalnya gliseril guaiakolat (guaifenesin), amonium PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI klorida. Antitusif (penekan batuk) untuk batuk tidak berdahak (batuk kering), misalnya dekstrometorfan hidrobromida, difenhidramin hidroklorida. Contoh: OBH Tropica® sirup, Vicks Formula 44® sirup (Anonim, 1997b). 4. Obat asma Obat asma yang dapat diperoleh tanpa resep dokter adalah bronkhodilator (teofilin, efedrin, kombinasi teofilin-efedrin) dan beberapa ekspektoran. Contoh: Neo Napacin® tablet (Anonim, 1997b). 5. Obat sakit perut (diare) Obat untuk mengatasi diare mengandung obat yang dapat menyerap racun misalnya atapulgit, kaolin. Bisa disertakan juga obat yang bekerja sebagai protektan usus, misalnya pektin. Contoh: Neo Entrostop® tablet (Sartono, 1993). 6. Obat gangguan pencernaan (antasida) Obat antasida menetralkan asam berlebih dalam cairan lambung, dipergunakan dalam pengobatan penyakit tukak peptik, dan umumnya diproduksi dalam bentuk kombinasi. Obat antasida antara lain adalah aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, kalsium karbonat, simetikon. Contoh: Mylanta® tablet, Neosanmag® tablet (Sartono, 1993). 7. Obat mata (tetes mata) Obat tetes mata umumnya mengandung obat dekongestan mata yang bekerja sebagai vasokonstriktor (misalnya tetrahidrozolin hidroklorida), dan bahan pengawet (misalnya benzalkonium klorida). Contoh: Insto®, Visine® (Sartono, 1993). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. Obat jamur kulit Obat antijamur yang digunakan dalam obat jamur kulit, misalnya klotrimazol, tolnaftat. Contoh: Canesten® krim , Neo Ultrasiline® krim (Anonim, 1997b). D. Televisi sebagai Salah Satu Media Iklan Hingga awal tahun 1992, diperkirakan pemilik televisi di Indonesia sudah mencapai 60% dari total penduduk, itu artinya televisi berpotensi untuk mencapai sasaran yang sangat luas (jaringan dan kelompok sasarannya luas). Potensi ini dimanfaatkan para kalangan bisnis untuk mendukung peningkatan pemasaran produk. Dalam beberapa tahun kemudian, iklan di stasiun televisi swasta mampu merebut sebagian porsi iklan di media cetak (Puspadewi, 1993). Iklan dengan media televisi dianggap sangat efektif untuk memacu konsumen dalam melakukan tindakan pembelian. Anggapan tersebut tentu saja beralasan, sebab karakteristik televisi yang bisa dinikmati secara pandang dengar membuatnya mampu membawa pemirsa kepada realitas yang “seolah-olah ada”, diperkuat dengan sifatnya yang disajikan berulang-ulang dan kemampuannya menjalankan fungsi persuasi (Ashaf, 1995). Televisi menggabungkan gambar, suara, dan gerakan, sehingga mampu merangsang indera dan menarik perhatian tinggi dari pemirsa (Kotler, 2003b). Melalui iklan televisi, produsen dapat mendemonstrasikan bagaimana suatu produk bekerja dan betapa produk tersebut bermanfaat bagi konsumen, juga dapat memilih waktu beriklan yang tepat untuk menjangkau pasar yang luas maupun khalayak sasaran tertentu (Wiwiek, 1993). Media televisi juga memiliki jangkauan siaran (massa) dan frekuensi tayang yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI maksimum, serta pandai memilih demografis atau mengarahkan pesan ke segmen pemirsa tertentu, dan biayanya relatif efisien (Gilson dan Berkman, 1993). Berdasarkan penelitian Dwyer, sebagai media audio visual, televisi mampu merebut 94% saluran masuknya informasi ke dalam jiwa manusia melalui mata dan telinga. Televisi juga mampu membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari apa yang didengar dan dilihat meskipun hanya sekali ditayangkan. Secara umum, orang akan mengingat 85% dari apa yang mereka lihat di televisi setelah tiga jam kemudian dan 65% setelah tiga hari (Ima, 2004). Meskipun demikian, terdapat penurunan efektivitas akibat peningkatan kekacauan iklan (pengiklan menayangkan iklan yang lebih pendek dan lebih sering kepada audiens), peningkatan “gerakan cepat” iklan, dan menurunnya penonton akibat pertumbuhan TV kabel dan video. Selain itu, biaya iklan televisi naik lebih cepat daripada biaya media lain (Kotler, 2003b). Catatan belanja iklan Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) tahun 2002 menunjukkan bahwa televisi menduduki peringkat pertama dengan meraup Rp 8,083 triliun (60,3%) dari belanja iklan Rp 13,406 triliun, dengan urutan pendapatan dari yang terbanyak adalah RCTI, Indosiar, SCTV, TPI, Trans TV, Metro TV, Global TV, TV 7, ANTV, dan Lativi (Anonim, 2002). Belanja iklan di televisi dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Menurut data Advertising Information Services dari Nielsen Media Research, belanja iklan di media televisi, koran, majalah, dan tabloid pada tahun 2006 mencapai Rp 30,036 triliun. Televisi masih mendominasi perolehan dari keseluruhan belanja itu dengan nilai belanja iklan lebih dari Rp 20 triliun atau sekitar 69%, koran 27%, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI majalah dan tabloid 4% (Anonim, 2007). RCTI, TPI, dan Global TV memperoleh 32,9% dari total belanja iklan tahun 2006, Trans TV dan TV 7 (23,2%), ANTV dan Lativi (15,7%), sisanya adalah SCTV, Indosiar, serta Metro TV (Harto, Ratnasari, Saragih, dan Mudjiono, 2006). Hasil survei kecil di berbagai wilayah Jakarta menunjukkan sebesar 97% responden mengakui bahwa televisi merupakan media paling sering ditemukannya iklan obat dibandingkan media lain (Zahir, 1996). E. Tinjauan tentang Iklan dan Promosi 1. Perbedaan iklan dengan promosi Periklanan (advertisement) merupakan bagian dari kegiatan bauran promosi (promotion mix), sementara itu bauran promosi merupakan bagian dari kegiatan bauran pemasaran (marketing mix). Iklan tidak boleh disamakan dengan promosi, keduanya berasal dari kata dalam bahasa Latin yang berbeda, yaitu advere untuk iklan (advertising) yang artinya mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain, dan promovere untuk promosi (promotion) yang berarti meningkatkan atau menaikkan sesuatu. Perbedaan lain adalah bentuk sasarannya, yaitu iklan “mengubah jalan pikiran” (state of mind) calon konsumennya untuk membeli, sedangkan promosi “merangsang kegiatan pembelian di tempat” (immediately stimulating purchase) (Widyatama, 2005). 2. Promosi menurut WHO Promosi adalah semua kegiatan informasi dan persuasi oleh produsen dan distributor untuk menaikkan jumlah resep, suplai, pembelian, dan atau pemakaian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI obat. Pernyataan yang digunakan dalam promosi harus dapat diandalkan, akurat, benar (jujur), informatif, seimbang, up to date, dapat dibuktikan klaimnya, serta mempunyai warna dan selera yang baik. Pernyataan yang tidak diperbolehkan dalam promosi adalah pernyataan menyesatkan, tidak dapat dibuktikan kebenaran klaim, atau menghilangkan fakta untuk meningkatkan penggunaan obat. Ruang lingkup promosi meliputi iklan, medical representatives, free sample obat resep untuk promosi, free sample obat tanpa resep untuk umum, simposium dan temu ilmiah, studi purna jual dan kontrol, kemasan dan label, informasi untuk pasien (leaflets, booklets), serta promosi produk ekspor (Anonim, 1988). 3. Definisi iklan Iklan menurut Komisi Periklanan Indonesia (1996) diartikan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Sedangkan iklan obat adalah pesan yang disampaikan melalui komunikasi media massa oleh perusahaan farmasi tertentu untuk meningkatkan pemasaran (Anief, 1985). 4. Media iklan Media yang digunakan iklan berdasarkan tipenya diklasifikasikan oleh Gilson dan Berkman (1993) menjadi: media cetak (surat kabar dan majalah), media siaran (radio dan televisi), media yang langsung dan khusus (katalog dan pemberian nama barang pada amplop dan kertas surat), serta media yang ditempatkan di tempat umum (plakat dan poster). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Tujuan iklan WHO menyatakan bahwa tujuan iklan untuk masyarakat umum yaitu membantu pemakai dalam membuat keputusan rasional pada penggunaan obat yang telah ditetapkan sebagai obat tanpa resep (Anonim, 1988). Berdasarkan sasarannya, Kotler (2003b) menggolongkan tujuan iklan menjadi empat. Iklan informatif untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang produk baru; iklan persuasif untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian suatu produk atau jasa; iklan pengingat untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali; serta iklan penguatan yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat. 6. Fungsi iklan Fungsi iklan meliputi: fungsi pemasaran (menjual produk), fungsi komunikasi (menyampaikan pesan), fungsi pendidikan (mendidik mengenai sesuatu), fungsi ekonomi (menjadi penggerak ekonomi) dan fungsi sosial (menimbulkan dampak sosial psikologis) (Bovee dan Arens, 1986). F. Peraturan Periklanan Bidang Obat Upaya pengendalian informasi komersial untuk meningkatkan kerasionalan pengobatan sendiri, dilakukan Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dengan mengeluarkan Kriteria Etik Promosi Obat (Ethical Criteria for Medicinal Drug Promotion) sejak tahun 1988. Dicantumkan di dalamnya bahwa informasi dalam iklan obat yang ditujukan kepada masyarakat awam meliputi: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. komposisi zat aktif dengan nama INN (International Nonpropietary Names) atau nama generik obatnya 2. merek dagang 3. indikasi utama 4. perhatian, kontraindikasi, dan peringatan 5. nama dan alamat produsen atau distributor Diatur pula bahwa iklan obat untuk masyarakat dihimbau untuk membatasi indikasi, dan klaim obat dapat menyembuhkan, mencegah, atau meredakan penyakit, harus dapat dibuktikan. Dengan mengacu pada Ethical Criteria for Medicinal Drug Promotion– WHO, pemerintah juga mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386/MENKES/SK/IV/1994, khususnya tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas. Salah satu latar belakang dikeluarkannya pedoman ini adalah untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan penggunaan obat yang salah, tidak tepat dan tidak rasional akibat pengaruh promosi melalui iklan. Berdasarkan Pedoman Periklanan Obat Bebas, iklan obat harus mencantumkan informasi mengenai: a. Komposisi zat aktif obat dengan nama INN (khusus untuk media cetak); untuk media lain, apabila ingin menyebutkan komposisi zat aktif, harus dengan nama INN. b. Indikasi utama obat dan informasi mengenai keamanan obat. c. Nama dagang obat. d. Nama industri farmasi. e. Nomor pendaftaran (khusus untuk media cetak). Dalam UU No. 23 tahun 1992 pasal 41 ayat (2), dinyatakan: Penandaan dan informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi persyaratan obyektivitas dan kelengkapan serta tidak menyesatkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Keputusan Menteri Kesehatan No. 386/MENKES/SK/IV/1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas menyatakan bahwa informasi mengenai produk obat dalam iklan harus sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam pasal 41 ayat (2) UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan sebagai berikut: 1. Obyektif: harus memberikan informasi sesuai dengan kenyataan yang ada dan tidak boleh menyimpang dari sifat kemanfaatan dan keamanan obat yang telah disetujui. 2. Lengkap: harus mencantumkan tidak hanya informasi tentang khasiat obat, tetapi juga memberikan informasi tentang hal-hal yang harus diperhatikan, misalnya adanya kontraindikasi dan efek samping. 3. Tidak menyesatkan: informasi obat harus jujur, akurat, bertanggung jawab serta tidak boleh memanfaatkan kekuatiran masyarakat akan suatu masalah kesehatan. Disamping itu, cara penyajian informasi harus berselera baik dan pantas serta tidak boleh menimbulkan persepsi khusus di masyarakat yang mengakibatkan penggunaan obat berlebihan atau tidak berdasarkan pada kebutuhan. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No. HK.00.05.3.02706 tahun 2002 tentang Promosi Obat, pasal 5, dinyatakan bahwa promosi obat melalui media audio visual dan elektronik hanya diperbolehkan untuk obat bebas dan obat bebas terbatas. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 386/MENKES/SK/IV/1994, tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, juga dinyatakan bahwa obat yang dapat diiklankan kepada masyarakat adalah obat yang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku tergolong dalam obat bebas atau obat bebas terbatas, kecuali dinyatakan lain. Peraturan Pemerintah RI No. 72 tahun 1998 pasal 32 menyatakan bahwa sediaan farmasi yang berupa obat untuk pelayanan kesehatan yang penyerahannya dilakukan berdasarkan resep dokter hanya dapat diiklankan pada media cetak ilmiah kedokteran atau media cetak ilmiah farmasi. Dalam Undang-Undang RI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI No. 5 tahun 1997 pasal 31 (1) disebutkan psikotropika hanya dapat diiklankan pada media cetak ilmiah kedokteran dan/atau media cetak ilmiah farmasi. Undang-Undang RI No. 22 tahun 1997 pasal 42 menyatakan narkotika hanya dapat dipublikasikan pada media cetak ilmiah kedokteran atau media cetak ilmiah farmasi. Beberapa hal juga diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 386/MENKES/SK/IV/1994, khususnya tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas. 1. Iklan obat dapat dimuat di media periklanan setelah rancangan iklan tersebut disetujui oleh Departemen Kesehatan RI. 2. Iklan obat tidak boleh memberikan pernyataan superlatif , komparatif tentang indikasi, kegunaan/manfaat obat. 3. Iklan obat harus mencantumkan spot peringatan perhatian (BACA ATURAN PAKAI. JIKA SAKIT BERLANJUT, HUBUNGI DOKTER), dan untuk media televisi spot iklan harus dicantumkan dengan tulisan yang jelas terbaca pada satu screen/gambar terakhir dengan ukuran minimal 30% dari screen dan ditayangkan minimal selama 3 detik. 4. Iklan suatu obat hanya boleh diindikasikan sesuai batasan yang ditetapkan. a. Vitamin 1) Iklan vitamin C Untuk mengatasi kekurangan vitamin C seperti pada sariawan dan perdarahan gusi; dan untuk keadaan saat kebutuhan akan vitamin C meningkat seperti pada keadaan sesudah operasi, sakit, hamil dan menyusui, anak dalam masa pertumbuhan, serta lansia. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2) Iklan multivitamin dan mineral Untuk pencegahan dan mengatasi kekurangan vitamin dan mineral, misalnya sesudah operasi, sakit, wanita hamil dan menyusui, anak dalam masa pertumbuhan, serta lansia. b. Obat pereda sakit dan penurun panas Untuk meringankan rasa sakit misalnya: sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, dan atau menurunkan panas. c. Obat flu Untuk meredakan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan pilek. d. Obat asma Untuk meringankan gejala sesak napas karena asma. e. Obat batuk 1) Antitusif Untuk meredakan batuk yang tidak berdahak. 2) Ekspektoran Untuk meredakan batuk yang berdahak. 3) Kombinasi antitusif, ekspektoran, dan antihistamin Untuk meredakan batuk berdahak yang disertai pilek. f. Antasida Untuk mengatasi gejala sakit maag seperti: perih, kembung, mual. g. Obat kulit (topikal) Untuk mengatasi infeksi karena jamur. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI h. Obat tetes mata Untuk meredakan iritasi mata yang ringan. G. Perilaku Konsumen terhadap Iklan Perilaku konsumen dalam menilai tayangan iklan di televisi sangatlah beragam. Masyarakat berpendidikan tinggi mempunyai pandangan yang kritis dan tinggi terhadap iklan, sedangkan masyarakat berpendidikan rendah bersikap kurang kritis sehingga lebih mudah menggunakan obat-obat yang diiklankan (Anief, 1985). Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis (Kotler, 2003a). Berdasarkan model hierarchy of effects, tahap-tahap yang dialami oleh konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian meliputi tahap awareness (kesadaran), knowledge (pengetahuan), liking (kesukaan), preference (pilihan), conviction (keyakinan), dan purchase (pembelian). Tahap pertama dan kedua merupakan komponen kognitif mengenai pengumpulan informasi. Tahap ketiga dan keempat merupakan komponen afektif yang berkaitan dengan proses memformulasikan perasaan atau sikap. Dua tahap terakhir merupakan komponen konatif yang berkaitan dengan motivasi atau tindakan (Poerwanto, 1999). Menyikapi iklan yang marak disiarkan di media massa cetak dan elektronik, konsumen seharusnya senantisa bijaksana dengan bersikap selalu berhati-hati dan cermat dalam membaca atau mendengarkan yang diiklankan. Konsumen tidak perlu mencoba-coba, tetapi lebih menyesuaikan keinginan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan kebutuhan. Selain itu, konsumen hendaknya menyadari kemampuan keuangannya (Sidabalok, 1999). H. Wanita sebagai Penanggung Jawab Pemilihan Obat untuk Keluarga Sebagai ibu rumah tangga, wanita memegang posisi sentral dalam menentukan visi dan pola konsumsi keluarga. Posisi sentral inilah yang dengan jeli dimanfaatkan kalangan produsen untuk memasarkan produknya (Laksono, 1995). Kaum hawa menjadi obyek paling potensial untuk dijadikan sasaran beriklan, karena secara psikologis emosional perempuan jauh lebih gampang dibidik untuk mempromosikan berbagai barang, juga karena perempuan mempunyai peran terpenting saat berbelanja yang berpengaruh terhadap anak dan suami serta membawa domino effect bagi ibu yang lain (Abadi, 2003). Mayoritas kaum wanita (ibu-ibu) di negara kita juga menjadi penanggung jawab dalam memilih obat untuk keluarga. Kondisi kesehatan keluarga di Indonesia memang lebih banyak ditentukan oleh wanita (Marlinda, 1995). Banyak kaum ibu yang lebih memilih menggunakan obat tanpa resep, motivasinya adalah untuk menghemat biaya (Marlinda, 2003b). Kaum ibu sebaiknya selalu menambah pengetahuan mengenai obat-obatan, supaya dalam memilih obat untuk keluarga tidak mudah terpengaruh oleh iklan (Marlinda, 1995). Hasil survei di Yogyakarta tahun 1993 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan kaum ibu dalam pengobatan sendiri belum menunjang keamanan dan keefektifan pengobatan. Ibu-ibu responden yang mengerti susunan zat aktif sebanyak 4%, indikasi 45%, dosis dan aturan pakai 65%, serta efek samping dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kontraindikasi masing-masing hanya 2%. Kurangnya informasi mendasar tentang obat menyebabkan kaum ibu memilih obat hanya berdasarkan merek obat yang tersedia di pasaran, tentunya karena mereka sangat mudah terpengaruh informasi dari produsen obat melalui iklan di berbagai media (Marlinda, 2003b). I. Keterangan Empiris Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kerasionalan iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di empat stasiun televisi swasta nasional Indonesia. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah non eksperimental (observasional), yaitu penelitian yang observasinya dilakukan terhadap sejumlah ciri (variabel) subyek menurut keadaan apa adanya (in nature) tanpa adanya manipulasi peneliti. Rancangan penelitian deskriptif non analitik karena hanya melakukan eksplorasi deskriptif terhadap fenomena yang terjadi (Pratiknya, 2001). Pada penelitian ini dilakukan evaluasi, tetapi bukan mengenai bagaimana dan mengapa fenomena tersebut terjadi. Menurut Hasan (2002), penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena tertentu, peneliti mengembangkan konsep dan menghimpun fakta tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis. B. Definisi Operasional 1. Iklan obat tanpa resep di televisi adalah informasi obat tanpa resep dari produsen kepada konsumen melalui media elektronik televisi, untuk memperkenalkan produk dan memikat konsumen agar memakai produknya. 2. Obat tanpa resep dalam penelitian ini dibatasi hanya untuk obat bebas dengan tanda lingkaran hijau bergaris tepi hitam dan obat bebas terbatas dengan tanda lingkaran biru bergaris tepi hitam pada masing-masing kemasannya. 3. Evaluasi kerasionalan iklan obat tanpa resep adalah penilaian rasional atau tidak rasionalnya iklan obat tanpa resep khusus media elektronik (televisi). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dinyatakan rasional untuk setiap kategorinya bila semua informasi yang tercantum dalam aturan terpenuhi, dan tidak rasional bila ada yang tidak terpenuhi. Tiga kategori kerasionalan iklan obat tanpa resep dalam penelitian ini adalah: a. kerasionalan kelengkapan informasi iklan berdasarkan Kriteria Etik Promosi Obat-WHO (1988), yang meliputi nama zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, kontraindikasi, nama dan alamat industri farmasi b. kerasionalan kelengkapan informasi iklan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, yang meliputi indikasi, informasi keamanan obat (diasumsikan meliputi peringatan-perhatian dan efek samping), nama dagang, dan nama industri farmasi c. kerasionalan klaim indikasi iklan berdasarkan mekanisme kerja zat aktif dan menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994. 4. Zat aktif: komponen obat yang mempunyai efek farmakologis, nama dagang: nama obat yang diberikan oleh pemilik produk untuk identitas produknya, indikasi: petunjuk kegunaan obat dalam pengobatan penyakit, kontraindikasi: petunjuk penggunaan obat yang tidak diperbolehkan karena berlawanan dengan kondisi tubuh pemakai, dan efek samping: efek yang timbul tetapi tidak diinginkan (dapat merugikan atau berbahaya). 5. Klaim indikasi adalah pernyataan tentang indikasi obat yang dicantumkan dalam iklan. 6. Tayangan acara untuk ibu-ibu adalah jenis acara sinetron, infotainmen, serial drama, film, telenovela, dan program memasak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. Empat stasiun televisi swasta nasional Indonesia adalah stasiun televisi dalam negeri dengan jangkauan siaran berskala nasional yang dikelola oleh pihak swasta, meliputi stasiun televisi A, B, C, dan D. 8. Waktu tayang adalah setiap kurun waktu tayang acara untuk ibu-ibu yang dipakai dalam penelitian. 9. Frekuensi iklan adalah jumlah tayang (kemunculan) iklan. 10. Jenis iklan adalah macam-macam iklan berdasarkan penggolongan jenis produk yang diiklankan meliputi obat tanpa resep (obat bebas dan obat bebas terbatas); obat tradisional (jamu), obat herbal berstandar, fitofarmaka, dan obat quasi; vitamin, suplemen, obat wajib apotek, dan perbekalan kesehatan rumah tangga; makanan dan minuman; kosmetika; serta lain-lain. Obat dengan kandungan vitamin dan mineral yang terdapat tanda lingkaran hijau/biru bergaris tepi hitam pada kemasannya termasuk jenis iklan obat tanpa resep, sedangkan yang tidak terdapat tanda tersebut termasuk jenis iklan vitamin, suplemen, obat wajib apotek, dan perbekalan kesehatan rumah tangga. 11. Jenis produk adalah nama dagang produk yang diiklankan. 12. Klasifikasi kelas terapi adalah penggolongan obat tanpa resep yang diiklankan di televisi berdasarkan IONI (Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000) dan indikasi secara umum dengan memperhatikan mekanisme kerja obat, golongan obat berdasarkan golongan obat bebas dan obat bebas terbatas, jenis obat berdasarkan nama dagang obat, sasaran konsumen obat berdasarkan kelompok dewasa dan anak-anak, serta produsen yaitu berdasarkan nama produsen obat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI C. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di empat stasiun televisi swasta nasional Indonesia (A, B, C, D). Gay (cit., Hasan, 2002) menyatakan bahwa ukuran sampel minimum yang dapat diterima untuk metode penelitian deskriptif minimal 10% dari populasi, dan untuk populasi yang relatif kecil minimal 20% dari populasi. Iklan yang ada di televisi sangat besar jumlahnya dan sulit diketahui dengan pasti berapa jumlahnya, oleh sebab itu pengambilan sampel ditentukan melalui jumlah stasiun televisi. Dari 10 buah stasiun televisi swasta nasional yang ada di Indonesia sekarang ini, penelitian ini menggunakan empat stasiun televisi untuk pengambilan data, yang diharapkan sudah dapat mewakili iklan obat tanpa resep di televisi. Empat stasiun televisi ini pendapatan iklannya tinggi menurut data tahun 2002, program acaranya sudah sangat dikenal oleh masyarakat karena lebih awal berdiri dibandingkan stasiun televisi swasta nasional lainnya, dan banyak menayangkan acara untuk ibu-ibu. Subyek penelitian diambil dengan metode purposif. Menurut Hadi (2004), purposive sampling adalah pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas sifat-sifat tertentu yang mempunyai sangkut paut erat dengan sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dalam teknik ini sampel ditetapkan secara sengaja oleh peneliti didasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu (Faisal, 1989), atau menurut Nawawi (1998) pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian. Kriteria subyek penelitian adalah iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di empat stasiun televisi swasta nasional Indonesia (A, B, C, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI D) pada periode Juli 2006 yang ditayangkan selama batas waktu pengamatan setiap hari: acara pertama diambil mulai pukul 06.30 dan acara terakhir diambil mulai pukul 21.00. Pada rentang waktu yang ditetapkan untuk pengambilan data tersebut banyak tayangan acara untuk ibu-ibu dan jumlah iklan obat tanpa resepnya lebih banyak, sedangkan di luar waktu tersebut tayangan acara untuk ibu-ibu lebih sedikit dan iklan yang tampil didominasi oleh iklan rokok. Waktu yang dipilih tersebut juga merupakan waktu pada saat banyak kaum ibu yang masih menonton televisi, sedangkan di luar waktu tersebut sebagian besar kaum ibu sudah beristirahat karena harus bangun pagi-pagi keesokan harinya untuk menyiapkan kebutuhan keluarga. D. Tata Cara Penelitian 1. Tahap perencanaan Tahap perencanaan dilakukan dengan analisis situasi dan penentuan masalah, yaitu melakukan pengamatan awal keseluruhan tayangan iklan di stasiun televisi swasta nasional Indonesia. Tahap ini dilakukan untuk menentukan stasiun televisi, jenis acara, dan waktu tayang yang digunakan dalam penelitian. 2. Tahap pengambilan data Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi langsung iklan pada tayangan acara untuk ibu-ibu di empat stasiun televisi swasta nasional Indonesia (A, B, C, D) selama dua minggu (tanggal 12–19 Juli dan 26 Juli–1 Agustus 2006), dengan batas waktu pengamatan setiap hari: acara pertama diambil mulai pukul 06.30 dan acara terakhir diambil mulai pukul 21.00. Data PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang dikumpulkan dan dicatat dalam penelitian ini meliputi jenis acara, waktu tayang, jenis produk, jenis iklan, dan frekuensi iklan, serta untuk iklan obat tanpa resep diamati kelengkapan informasi dan klaim indikasinya. 3. Tahap penyelesaian data Data yang diperoleh dari tahap pencatatan data mengalami proses pengolahan yaitu dengan mengedit dan mengkodekan data. Kemudian dilakukan analisis data dengan membuat tabel atau gambar sesuai dengan susunan sajian data yang dibutuhkan dalam penelitian, dan melakukan penghitunganpenghitungan tertentu sesuai dengan metode statistik yang digunakan dalam penelitian. Selanjutnya data diinterpretasikan dan ditarik kesimpulannya. E. Tata Cara Analisis Hasil Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan metode statistik deskriptif, yaitu sebuah pengolahan statistik yang memungkinkan peneliti untuk melukiskan dan merangkum hasil pengamatan yang dilakukannya (Faisal, 1989). Metode statistik ini menggunakan teknik persentase, dan ditampilkan dalam bentuk tabel atau gambar. Data frekuensi dapat langsung dianalisis, sedangkan data kelengkapan informasi dan klaim indikasi iklan obat tanpa resep, dinyatakan dulu dalam bentuk rasional dan tidak rasional. Dari 56 jenis obat tanpa resep yang diiklankan pada keempat stasiun televisi, evaluasi kerasionalan hanya dilakukan untuk 53 jenis obat. Mixagrip®, Lafalos®, dan Vitamin IPI CPL® tidak dievaluasi, karena data kerasionalan iklannya tidak dapat disajikan dengan baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel atau gambar yang dibuat dari data iklan pada tayangan acara untuk ibu- ibu di empat stasiun televisi swasta nasional Indonesia selama dua minggu, meliputi: 1. persentase frekuensi jenis iklan pada masing-masing stasiun televisi (A, B, C, D) dan pada keempat stasiun televisi sekaligus 2. persentase frekuensi iklan obat tanpa resep pada masing-masing stasiun televisi (A, B, C, D) dan pada keempat stasiun televisi sekaligus, yang meliputi klasifikasi: jenis acara, kelas terapi, golongan obat, jenis obat, sasaran konsumen obat, dan produsen 3. persentase kelengkapan informasi iklan obat tanpa resep yang meliputi zat aktif, nama dagang, indikasi, kontraindikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi, alamat industri farmasi, serta efek samping 4. evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat tanpa resep berdasarkan Kriteria Etik Promosi Obat-WHO (1988) dan persentasenya 5. evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat tanpa resep berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 dan persentasenya 6. evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat tanpa resep berdasarkan mekanisme kerja zat aktif dan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 beserta persentasenya. Mekanisme kerja zat aktif dibuat berdasarkan IONI (Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000), Farmakologi dan Terapi Edisi IV (dengan perbaikan), Kompendia Obat Bebas Edisi II, DOI (Data Obat di Indonesia) Edisi X, dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Medicinal Plants of East and South East Asia (1980). Mekanisme kerja zat aktif dapat disajikan lengkap untuk semua komposisi zat aktifnya ataupun hanya sebagian saja, hal itu berkaitan dengan klaim indikasi yang tercantum dalam iklan obat tanpa resep tersebut. F. Kesulitan Penelitian Kendala yang dihadapi penulis dalam melakukan penelitian ini adalah sulitnya melakukan pengambilan data kelengkapan informasi iklan dan klaim indikasi untuk iklan obat tanpa resep. Hal ini terjadi karena durasi tayang iklan yang sangat cepat, sedangkan pada waktu yang bersamaan penulis harus melakukan pengamatan sekaligus pencatatan data. Masalah ini diatasi dengan observasi berulang-ulang terhadap setiap penayangan kembali iklan obat tanpa resep. Namun, ternyata terdapat kendala lain lagi karena untuk beberapa iklan obat tanpa resep yang sudah tercatat, ada yang tidak ditayangkan lagi ataupun baru ditayangkan kembali setelah periode waktu tertentu. Dengan demikian, menyadari bahwa tentunya terdapat keterbatasan kemampuan penulis dalam melakukan observasi, maka diberikan tambahan waktu khusus untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Kesulitan lainnya adalah jumlah data yang diperoleh dari hasil observasi sangat banyak, sehingga menuntut ketelitian yang sangat tinggi dan membutuhkan waktu pengolahan yang cukup lama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Jenis Iklan Frekuensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesadaran konsumen terhadap suatu produk (Kotler, 2003b). Semakin tinggi frekuensi iklan, semakin besar pula perhatian konsumen terhadap produk yang diiklankan. Profil iklan yang disajikan merupakan gambaran distribusi frekuensi iklan pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu, berdasarkan jenis iklan. Tujuannya adalah untuk mengetahui persentase jenis iklan obat tanpa resep dari keseluruhan iklan yang ditayangkan. 1. Distribusi frekuensi jenis iklan pada masing-masing stasiun televisi Persentase frekuensi jenis iklan di setiap stasiun televisi A, B, C, D dapat dilihat dari grafik pada Gambar 2. Frekuensi jenis iklan obat tanpa resep di stasiun televisi A ada 717 (8,4%), stasiun televisi B ada 193 (4,4%), stasiun televisi C ada 279 (6%), dan stasiun televisi D ada 257 (5,2%). Iklan obat tanpa resep bisa ditemukan di semua stasiun televisi, tetapi frekuensi yang paling tinggi terdapat pada stasiun televisi A. Hal ini menunjukkan bahwa stasiun televisi A mempunyai banyak keunggulan sebagai media iklan, sehingga lebih dipercaya para produsen obat tanpa resep untuk mengiklankan produk mereka kepada masyarakat. Sebuah stasiun televisi akan cenderung dipilih sebuah produsen untuk menjadi media iklan bila stasiun televisi tersebut dinilai paling berbiaya efektif untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya (Kotler, 2003b). Pada umumnya stasiun televisi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pilihan tersebut memang sudah memiliki kredibilitas yang bagus sebagai media iklan, memiliki tayangan acara dengan rating yang tinggi, frekuensi iklannya tinggi, jangkauan siarannya maksimum, dan sasaran pemirsanya luas. PERSENTASE JENIS IKLAN PADA MASING-MASING STASIUN TELEVISI Lain-lain 100% 90% 33.3 32.8 35.9 80% 44.0 Kosmetika 70% 60% Makanan dan minuman 13.8 16.2 31.8 50% 22.9 40% 35.6 33.1 30% 21.3 26.3 20% 10% 6.5 2.5 8.4 3.2 1.5 4.4 6.9 2.0 6.0 3.4 3.2 5.2 A B C D 0% stasiun televisi Vitamin, suplemen, obat wajib apotek, dan perbekalan kesehatan rumah tangga Obat tradisional (jamu), obat herbal berstandar, fitofarmaka, dan obat quasi Obat tanpa resep (obat bebas dan obat bebas terbatas) Gambar 2. Distribusi frekuensi jenis iklan pada tayangan acara untuk ibu-ibu pada masingmasing stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) 2. Distribusi frekuensi jenis iklan pada keempat stasiun televisi Jumlah total frekuensi iklan obat tanpa resep pada keempat stasiun televisi A, B, C, D adalah 1446 dengan persentase 6,4% (lihat Gambar 3). Memang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bukan yang paling tinggi jika dibandingkan jenis iklan yang lain, tetapi merupakan angka frekuensi yang cukup berarti untuk bisa menarik perhatian konsumen (khususnya ibu-ibu) terhadap obat tanpa resep yang diiklankan. Telah terbukti bahwa iklan obat melalui media televisi menduduki peringkat pertama dalam mempengaruhi konsumen obat (Anonim,1997a). Televisi juga diakui merupakan media dimana iklan obat paling sering ditemukan, terpaut cukup banyak dengan media iklan lainnya (Zahir, 1996). PERSENTASE JENIS IKLAN PADA KEEMPAT STASIUN TELEVISI 1446 6.4% 8122 36.0% 526 1182 2.3% 5.2% 6795 30.2% 4464 19.8% Obat tanpa resep (obat bebas dan obat bebas terbatas) Obat tradisional (jamu), obat herbal berstandar, fitofarmaka, dan obat quasi Vitamin, suplemen, obat wajib apotek, dan perbekalan kesehatan rumah tangga Makanan dan minuman Kosmetika Lain-lain Gambar 3. Distribusi frekuensi jenis iklan pada tayangan acara untuk ibu-ibu pada keempat stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Frekuensi iklan makanan dan minuman (30,2%), dan frekuensi iklan kosmetika (19,8%), lebih tinggi daripada frekuensi iklan obat tanpa resep. Kondisi ini terjadi karena makanan, minuman, dan kosmetika merupakan produk konsumsi harian untuk ibu-ibu dan keluarganya, sedangkan obat tanpa resep hanya dibutuhkan pada saat seseorang menderita sakit. Obat tanpa resep memang sebaiknya hanya digunakan pada saat tubuh benar-benar membutuhkan bantuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI obat untuk meredakan rasa sakit, karena penggunaan obat tanpa resep dengan dosis besar dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi kesehatan konsumen, misalnya parasetamol dapat menyebabkan kerusakan hepar. Pada penelitian ini ditemukan iklan obat wajib apotek, yaitu obat dari golongan obat keras atau obat daftar G yang seharusnya tidak boleh diiklankan di televisi. Iklan dari satu jenis obat ini muncul di televisi dengan memanfaatkan kelemahan pernyataan pasal 32 Peraturan Pemerintah RI No. 72 tahun 1998, bahwa sediaan farmasi yang berupa obat untuk pelayanan kesehatan yang penyerahannya dilakukan berdasarkan resep dokter hanya dapat diiklankan pada media cetak ilmiah kedokteran atau media cetak ilmiah farmasi. Hal ini bisa terjadi karena obat wajib apotek memang obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter oleh apoteker di apotek. B. Profil Iklan Obat Tanpa Resep Frekuensi iklan ternyata mempunyai pengaruh terhadap konsumen obat (Anief, 1985). Obat dengan frekuensi iklan yang tinggi menunjukkan tingkat konsumsi obat yang lebih tinggi dibandingkan obat dengan frekuensi iklan yang lebih rendah. Gambaran distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu ditampilkan berdasarkan jenis acara, kelas terapi, golongan obat, jenis obat, sasaran konsumen obat, dan produsen. Penyajian dilakukan untuk masing-masing stasiun televisi maupun gabungan dari keempat stasiun televisi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Jenis acara Jenis acara televisi yang dipilih dalam penelitian ini adalah tayangan acara untuk ibu-ibu, yang meliputi sinetron, infotainmen, serial drama, film, telenovela, dan program memasak. Acara-acara tersebut pada umumnya memang sangat digemari dan dibutuhkan oleh ibu-ibu. Tayangan acara untuk ibu-ibu dipilih karena terdapat fenomena di masyarakat bahwa sebagian besar kaum ibu di negara kita bertanggung jawab memilih obat untuk keluarganya. Faktor pendukung lainnya adalah wanita lebih suka menggunakan obat tanpa resep dibandingkan laki-laki (Holt dan Hall, 1990). Wanita lebih sering menggunakan obat tanpa resep karena wanita mempunyai ambang rasa nyeri dan ketidaknyamanan relatif lebih rendah daripada laki-laki, dan wanita mempunyai kepedulian lebih tinggi terhadap kesehatan. Wanita juga melakukan pengobatan sendiri dengan obat tanpa resep untuk menghemat biaya (Marlinda, 2003b). Tabel I. Distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu pada masing-masing stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) berdasarkan jenis acara S. Televisi A S. Televisi B S. Televisi C S. Televisi D No. Jenis Acara ΣF % ΣF % ΣF % ΣF % 1. 2. Film Infotainmen 3. 6 53 3,1 27,5 Program memasak 4 2,1 4. Serial drama 26 13,5 3 1,1 5. Sinetron 104 53,9 162 6. Telenovela Total 80 114 523 717 11,2 15,9 72,9 100 193 100 0 97 0 34,8 24 85 9,3 33,1 0 0 58,1 147 57,2 17 6,1 1 0,4 279 100 257 100 Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa sinetron merupakan jenis acara yang frekuensi iklan obat tanpa resepnya paling tinggi di stasiun televisi A, B, C, maupun D, dan frekuensi tertinggi terdapat di stasiun televisi A (72, 9%). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Hal tersebut menunjukkan bahwa sinetron, terutama di stasiun televisi A, merupakan jenis acara yang dinilai para produsen obat lebih efektif untuk menarik konsumen ibu-ibu. Acara film di stasiun televisi C dan program memasak di stasiun televisi D ditayangkan pada pagi atau siang hari yang tidak semua kaum ibu bisa mengikutinya, oleh sebab itu para produsen obat tanpa resep menganggap tidak efektif untuk memasang iklan pada jenis acara tersebut (0%). PERSENTASE JENIS ACARA PADA KEEMPAT STASIUN TELEVISI 1.2% 7.6% 24.1% 64.7% 0.3% 2.0% Film Infotainmen Program Memasak Serial drama Sinetron Telenovela Gambar 4. Distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu pada keempat stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) berdasarkan jenis acara Pada keempat stasiun televisi, tentu saja sinetron juga menunjukkan frekuensi iklan obat tanpa resep tertinggi yaitu sebesar 64,7%. Berdasarkan pengamatan penulis, sinetron pada jam tayang utama paling banyak iklan obat tanpa resepnya, khususnya yang ratingnya tinggi. Acara infotainmen juga banyak iklan obat tanpa resepnya (24,1%). Pada umumnya ibu-ibu sangat menggemari acara sinetron dan infotainmen, oleh karena itu para produsen meningkatkan frekuensi iklan produknya pada kedua tayangan ini, agar dapat menarik perhatian ibu-ibu secara maksimal. Dengan frekuensi yang tinggi, produsen berharap kaum ibu akan mengingat dengan baik produk obat mereka, kemudian akan membelinya pada saat ada anggota keluarganya yang membutuhkan obat tanpa resep. Program PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI acara memasak paling sedikit iklan obat tanpa resepnya (0,3%), karena durasi tayangnya relatif pendek dan lebih banyak menayangkan iklan makanan dan minuman. 2. Kelas terapi Obat-obat tanpa resep yang diiklankan di stasiun televisi A, B, C, D dapat dikelompokkan dalam beberapa kelas terapi. Persentase frekuensi iklan obat tanpa resep berdasarkan kelas terapi pada masing-masing stasiun televisi disajikan dalam Tabel II. Tabel II. Distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu pada masing-masing stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) berdasarkan kelas terapi S. Televisi A S. Televisi B S. Televisi C S. Televisi D No. Kelas Terapi ΣF % ΣF % ΣF % ΣF % Obat analgesik (nyeri 1. 29 4 12 6,2 2 0,7 12 4,7 otot dan tulang) Obat analgesik 2. (sakit kepala, 61 21,9 49 19,1 180 25,1 51 26,4 demam) 3. Obat gizi dan darah 60 8,4 9 3,2 6 2,3 Obat saluran cerna 4. 21 2,9 5 1,8 22 8,6 (diare) Obat saluran cerna 5. 37 5,2 9 3,2 16 6,2 (maag) Obat saluran nafas 6. 29 4 14 5 13 5,1 (asma) Obat saluran nafas 7. 85 11,9 31 16,1 33 12,8 65 23,3 (batuk) Obat saluran nafas 8. 21 2,9 3 1,6 15 5,4 1 0,4 (batuk, pilek) Obat saluran nafas 9. 65 9,1 15 7,8 28 10 3 1,2 (flu) Obat saluran nafas 10. 65 9,1 34 17,6 42 15,1 74 28,8 (flu, batuk) Obat topikal kulit 11. 82 11,4 16 5,7 2 0,8 (infeksi jamur) Obat topikal kulit 12. 10 1,4 (peredaran darah) 13. Obat topikal mata 33 4,6 47 24,4 13 4,7 26 10,1 Total 717 100 193 100 279 100 257 100 Terdapat 13 kelas terapi obat tanpa resep di stasiun televisi A, 7 di stasiun televisi B, serta masing-masing 12 di stasiun televisi C dan D. Obat tanpa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI resep yang paling banyak diiklankan di stasiun televisi A dan B adalah kelas terapi obat analgesik (sakit kepala, demam), stasiun televisi C adalah obat saluran nafas (batuk), dan stasiun televisi D adalah obat saluran nafas (flu, batuk). Sakit kepala, demam, batuk, dan flu merupakan penyakit-penyakit ringan yang sering diderita oleh masyarakat, sangat membutuhkan pengobatan dengan segera karena mengganggu aktivitas kerja sehari-hari, sehingga obat analgesik dan obat saluran nafas untuk penyakit-penyakit inilah yang paling banyak diiklankan oleh para produsen. PERSENTASE KELAS TERAPI PADA KEEMPAT STASIUN TELEVISI 25.0 23.6 Obat analgesik (nyeri otot dan tulang) Obat analgesik (sakit kepala, demam) Obat gizi dan darah persentase (%) 20.0 14.9 14.8 15.0 10.0 7.7 5.2 5.0 3.8 4.3 3.3 8.2 6.9 3.9 2.8 0.7 0.0 Obat saluran cerna (diare) Obat saluran cerna (maag) Obat saluran nafas (asma) Obat saluran nafas (batuk) Obat saluran nafas (batuk, pilek) Obat saluran nafas (flu) Obat saluran nafas (flu, batuk) Obat topikal kulit (infeksi jamur) Obat topikal kulit (peredaran darah) Obat topikal mata kelas terapi Gambar 5. Distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu pada keempat stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) berdasarkan kelas terapi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pada keempat stasiun televisi, seluruh obat tanpa resep terbagi menjadi 13 macam kelas terapi (lihat Gambar 5). Obat analgesik (sakit kepala, demam), frekuensi iklannya paling tinggi (23,6%). Hal ini menunjukkan obat analgesik dengan indikasi sakit kepala, demam adalah obat-obat yang paling banyak dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat. Obat topikal kulit untuk melancarkan peredaran darah frekuensinya paling rendah (0,7%) menunjukkan bahwa obat-obat kelompok ini hanya dikonsumsi oleh sebagian kecil masyarakat saja, karena untuk meningkatkan peredaran darah setempat pada nyeri lokal masih bisa dilakukan cara lain seperti pijat (massage). 3. Golongan obat PERSENTASE GOLONGAN OBAT PADA MASINGMASING STASIUN TELEVISI persentase (%) 100.0 80.0 74.6 80.3 87.1 80.2 60.0 40.0 Obat bebas 25.4 20.0 19.7 12.9 19.8 Obat bebas terbatas 0.0 A Gambar 6. B C stasiun televisi D Distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu pada masing-masing stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) berdasarkan golongan obat Obat tanpa resep terdiri dari golongan obat bebas dan obat bebas terbatas. Frekuensi yang paling tinggi untuk iklan obat bebas terdapat di stasiun televisi A (25,4%), sedangkan iklan obat bebas terbatas di stasiun televisi C (87,1%). Hal ini menunjukkan stasiun televisi A paling banyak menayangkan iklan obat bebas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tetapi paling sedikit menayangkan iklan obat bebas terbatas, dan kondisi ini berkebalikan dengan stasiun televisi C. Obat tanpa resep yang diiklankan pada keempat stasiun televisi jauh lebih banyak golongan obat bebas terbatas (78,8%) daripada obat bebas (21,2%). Hal ini terjadi karena pada saat penelitian ini dilakukan, obat batuk, obat flu, serta obat flu dan batuk yang pada umumnya termasuk golongan obat bebas terbatas banyak diiklankan di televisi, terutama obat-obat untuk mengatasi flu dan batuk sekaligus yang merupakan produk obat baru di pasaran. PERSENTASE GOLONGAN OBAT PADA KEEMPAT STASIUN TELEVISI 21.2% Obat bebas Obat bebas terbatas 78.8% Gambar 7. Distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu pada keempat stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) berdasarkan golongan obat Berdasarkan tingkat keamanan obat, obat bebas lebih aman daripada obat bebas terbatas. Penggunaan obat bebas terbatas memang tidak memerlukan pengawasan dokter, tetapi terbatas sesuai dengan tanda peringatan pada kemasannya. Fenomena bahwa lebih banyak obat bebas terbatas yang diiklankan di televisi menuntut kecermatan lebih tinggi dari konsumen, karena penggunaan obat bebas terbatas harus lebih berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan. 4. Jenis obat Frekuensi iklan obat tanpa resep berdasarkan jenis obat ditampilkan untuk setiap golongan obat dalam Tabel III dan Tabel IV. Iklan obat tanpa resep di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI stasiun televisi A meliputi 43 jenis obat, stasiun televisi B meliputi 16 jenis obat, stasiun televisi C meliputi 29 jenis obat, dan stasiun televisi D meliputi 27 jenis obat. Jenis obat di stasiun televisi A paling banyak, menunjukkan stasiun televisi A sebagai stasiun televisi swasta nasional Indonesia yang paling efektif untuk menjadi media iklan obat tanpa resep, terbukti banyak produsen obat yang mempercayakan produknya untuk diiklankan. Jenis obat di stasiun televisi B paling sedikit, menunjukkan stasiun televisi B dinilai tidak terlalu efektif untuk dijadikan media iklan oleh para produsen obat tanpa resep. Faktor-faktor yang mungkin menyebabkan kondisi ini adalah biaya pemasangan iklan di stasiun televisi B relatif lebih tinggi daripada stasiun televisi A, C, D atau jangkauan pemirsanya dianggap kurang luas. Tabel III. Distribusi frekuensi iklan obat bebas pada tayangan acara untuk ibu-ibu pada masing-masing stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) berdasarkan jenis obat S. Televisi A S. Televisi B S. Televisi C S. Televisi D No. Jenis Obat ΣF % ΣF % ΣF % ΣF % 1. Biogesic Anak 18 2,5 9 3,2 2. Bodrex 5 0,7 1 0,5 3 1,2 3. Bodrexin 1 0,1 2 0,7 4. Contrexyn 11 1,5 5. Inzana 30 4,2 9 3,2 6. Lafalos 10 1,4 7. Laserin 3 0,4 3 1,1 8. Mylanta 32 4,5 8 2,9 9. Neo Entrostop 21 2,9 5 1,8 22 8,6 10. Neo Ultracap 14 2 11. Obat Sakit Kepala Cap 19 4 1,6 12. Oskadon 19 2,6 14 7,3 1 0,4 13. Panadol Extra 9 1,3 23 11,9 14. Poldan Mig 9 1,3 15 5,8 15. Vitamin IPI A 1 0,4 0,4 16. Vitamin IPI B complex 1 0,4 17. Vitamin IPI B1 1 0,4 18. Vitamin IPI B12 1 0,4 19. Vitamin IPI C 1 20. Vitamin IPI CPL 1 0,4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel IV. Distribusi frekuensi iklan obat bebas terbatas pada tayangan acara untuk ibu-ibu pada masing-masing stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) berdasarkan jenis obat S. Televisi A S. Televisi B S. Televisi C S. Televisi D No. Jenis Obat ΣF % ΣF % ΣF % ΣF % 1. Actifed Ekspektoran 4 0,6 2. Anakonidin 16 2,2 11 3,9 3. Asthma soho 13 5,1 4. Bodrex Flu & Batuk 16 2,2 11 5,7 6 2,2 9 3,5 5. Bodrex Migra 27 3,8 22 7,9 6. Bodrexin Flu & Batuk 2 0,7 7. Canesten 21 2,9 15 5,4 8. Creobic 1 0,4 2 0,8 9. Decolgen 17 2,4 7 2,5 10. Fatigon 9 3,2 46 6,4 11. Fungiderm 33 4,6 12. Insto 6 0,8 47 24,4 13. Inza 11 1,5 7 2,5 14. Komix G 16 6,2 15. Mixagrip 1 0,4 2 0,8 16. Mixagrip Flu & Batuk 34 4,7 11 5,7 24 8,6 56 21,8 17. Neo Napacin 29 4 14 5 18. Neo Rheumacyl 7 1 4 2,1 4 1,6 19. Neo Rheumacyl Neuro 8 1,1 20. Neo Ultrasiline 28 3,9 21. Neosanmag Fast 5 0,7 1 0,4 16 6,2 22. Neuralgin 21 2,9 8 2,9 10 3,9 23. OBH Combi Batuk Pilek 1 0,1 3 1,6 4 1,4 1 0,4 24. OBH Tropica Plus 12 6,2 9 3,5 25. Oskadon SP 14 2 8 4,1 2 0,7 8 3,1 26. Paramex 19 2,6 7 3,6 11 3,9 16 6,2 27. Paramex Flu & Batuk 15 2,1 10 3,6 28. Procold 4 0,6 13 4,7 29. Sanaflu 3 0,4 30. Sanaflu Forte 3 0,4 31. Saridon 11 1,5 6 3,1 32. Ultraflu 27 3,8 15 7,8 1 0,4 33. Vicks Formula 44 28 3,9 15 7,8 17 6,6 28 10 34. Visine 27 3,8 13 4,7 26 10,1 35. Woods Antitusif 27 3,8 8 4,1 17 6,1 36. Woods Ekspektoran 27 3,8 8 4,1 17 6,1 Jenis obat dengan frekuensi iklan tertinggi di stasiun televisi A adalah Fatigon® (6,4%), Insto® (24,4%) di stasiun televisi B, Vicks Formula 44® (10%) di stasiun televisi C, serta Mixagrip Flu & Batuk® (21,8%) di stasiun televisi D. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Keempat obat tanpa resep dengan frekuensi iklan yang tinggi tersebut tentunya diharapkan mampu menarik minat yang lebih tinggi pada pemirsa masing-masing stasiun televisi. Tabel V. Distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu pada keempat stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) berdasarkan jenis obat 29. Neo Ultracap 14 1 No. Jenis Obat ΣF % Actifed 30. Neo Ultrasiline 28 1,9 1. 4 0,3 Ekspektoran 31. Neosanmag Fast 22 1,5 2. Anakonidin 27 1,9 32. Neuralgin 39 2,7 3. Asthma Soho 13 0,9 Obat Sakit Kepala 33. 4 0,3 4. Biogesic Anak 27 1,9 Cap 19 OBH Combi Batuk 5. Bodrex 9 0,6 34. 9 0,6 Pilek Bodrex Flu & 6. 42 2,9 35. OBH Tropica Plus 21 1,5 Batuk 7. Bodrex Migra 49 3,4 36. Oskadon 34 2,4 8. 10. Bodrexin Bodrexin Flu & Batuk Canesten 3 0,2 37. Oskadon SP 32 2,2 2 0,1 38. Panadol Extra 32 2,2 36 2,5 39. 53 3,7 Contrexyn 11 0,8 40. 25 1,7 12. Creobic 3 0,2 41. Paramex Paramex Flu & Batuk Poldan Mig 11. 24 1,7 13. Decolgen 24 1,7 42. Procold 17 1,2 14. Fatigon 55 3,8 43. Sanaflu 3 0,2 15. Fungiderm 33 2,3 44 Sanaflu Forte 3 0,2 16. Insto 53 3,7 45. Saridon 17 1,2 17. Inza 18 1,2 46. Ultraflu 43 3 18. Inzana 39 2,7 47. Vicks Formula 44 88 6,1 19. Komix G 16 1,1 48. Visine 66 4,6 20. Lafalos 10 0,7 49. 1 0,1 21. Laserin 6 0,4 50. 1 0,1 22. 3 0,2 51. 1 0,1 125 8,6 52. Vitamin IPI B12 1 0,1 24. Mixagrip Mixagrip Flu & Batuk Mylanta Vitamin IPI A Vitamin IPI B complex Vitamin IPI B1 40 2,8 53 Vitamin IPI C 1 0,1 25. Neo Entrostop 48 3,3 54. Vitamin IPI CPL 1 0,1 26. Neo Napacin 43 3 55. 52 3,6 27. Neo Rheumacyl Neo Rheumacyl Neuro 15 1 56. 52 3,6 8 0,6 Woods Antitusif Woods Ekspektoran Total 1446 100 9. 23. 28. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Secara keseluruhan terdapat 56 jenis obat tanpa resep pada keempat stasiun televisi. Persentase setiap jenis obat tanpa resep yang diiklankan pada keempat stasiun televisi dapat dilihat pada Tabel V. Data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa jenis obat yang frekuensi iklannya paling tinggi adalah Mixagrip Flu & Batuk® (8,6%), sedangkan yang paling rendah adalah Vitamin IPI®. Berdasarkan pengamatan penulis, pada saat penelitian ini dilakukan obat Mixagrip Flu dan Batuk® merupakan produk baru untuk mengatasi flu dan batuk sekaligus, yang pertama kali diiklankan di televisi. Berkaitan dengan hal tersebut, wajar jika produsen berusaha semaksimal mungkin untuk menarik perhatian konsumen salah satunya dengan meningkatkan frekuensi iklan, sebelum muncul iklan-iklan lain untuk produk obat sejenis. 5. Sasaran konsumen obat persentase (%) PERSENTASE SASARAN KONSUMEN PADA MASINGMASING STASIUN TELEVISI 150.0 50.0 100.0 89.4 100.0 100.0 88.2 Anak-anak Dewasa 10.6 0.0 A 11.8 0.0 B C 0.0 D stasiun televisi Gambar 8. Distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu pada masing-masing stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) berdasarkan sasaran konsumen Sasaran konsumen obat tanpa resep meliputi konsumen dewasa dan anakanak. Anak-anak memerlukan dosis obat yang lebih rendah dibandingkan orang dewasa. Pemberian obat dengan dosis untuk dewasa pada anak-anak dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menimbulkan keracunan bagi tubuh, sedangkan pemberian dosis anak-anak untuk orang dewasa menyebabkan obat tidak berkhasiat. Obat pada dasarnya merupakan bahan yang hanya dengan takaran tertentu dan dengan penggunaan yang tepat dapat dimanfaatkan untuk mendiagnosa, mencegah penyakit, menyembuhkan atau memelihara kesehatan (Anonim, 1997b). Dari Gambar 8 diketahui obat tanpa resep yang diiklankan di stasiun televisi A, B, C, D lebih banyak ditujukan untuk konsumen dewasa. Pada stasiun televisi B dan D bahkan tidak ditemukan iklan obat tanpa resep untuk anak-anak. Hasil total dari keempat stasiun televisi menunjukkan frekuensi iklan obat tanpa resep untuk dewasa (92,5%) jauh lebih besar daripada anak-anak (7,5%) (lihat Gambar 9). Kondisi ini terjadi karena sebenarnya obat untuk konsumen dewasa juga dapat diberikan untuk anak-anak asal diberikan dalam dosis yang sesuai. Aturan dosis pemakaian untuk anak-anak biasanya dicantumkan juga dalam kemasan obat-obat tanpa resep untuk dewasa yang beredar di pasaran. PERSENTASE SASARAN KONSUMEN OBAT PADA KEEMPAT STASIUN TELEVISI 7.5% Anak-anak Dewasa 92.5% Gambar 9. Distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibuibu pada keempat stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) berdasarkan sasaran konsumen 6. Produsen Tidak semua produsen obat tanpa resep mengiklankan produknya di semua stasiun televisi, artinya ada yang hanya memilih stasiun televisi tertentu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Produsen tentunya hanya memilih stasiun televisi yang paling tepat untuk menjadi media iklan produk mereka. Terdapat 16 produsen yang mengiklankan produknya di stasiun televisi A, 11 produsen di stasiun televisi B, 13 produsen di stasiun televisi C, dan 15 produsen di stasiun televisi D. Persentase frekuensi iklan setiap produsen obat tanpa resep dapat dilihat pada Tabel VI. Produsen yang paling banyak iklan obat tanpa resepnya di stasiun televisi A dan C adalah Konimex, Sterling di stasiun televisi B, dan Dankos di stasiun televisi D. Pada keempat stasiun televisi, Konimex, Kalbe Farma, dan Dankos adalah para produsen obat tanpa resep dalam negeri yang paling banyak mengiklankan produknya di televisi. Hasil sebuah pengamatan menyatakan tiga produsen dalam negeri yang mendominasi di pasar obat-obatan yang dijual bebas adalah Konimex, Tempo Scan Pacific, dan Kalbe Farma. Dinyatakan pula bahwa Konimex tampil mendominasi karena memiliki tiga produk andalan yaitu Konidin®, Inza®, dan Paramex® (Herdiawan, Wicaksono, Ratnasari, Febryanto, dan Darmawan, 2005). Dalam penelitian ini, Dankos lebih banyak iklannya daripada Tempo Scan Pacific karena Dankos mempunyai produk andalan baru yaitu Mixagrip Flu & Batuk® yang diiklankan secara besar-besaran pada keempat stasiun televisi, sedangkan frekuensi iklan obat tanpa resep produksi Konimex paling tinggi karena mempunyai produk-produk seperti Neo Napacin®, Inzana®, Fungiderm®, Anakonidin®, serta produk barunya Paramex Flu & Batuk®. Paramex® memang diiklankan pada keempat stasiun televisi, Inza® juga diiklankan di dua stasiun televisi, tetapi Konidin® sedang tidak diiklankan pada saat penelitian ini dilakukan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel VI. Distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) berdasarkan produsen S. Televisi A S. Televisi B S. Televisi C S. Televisi D S. Televisi A, B, C, D No. Produsen ΣF % ΣF % ΣF % ΣF % ΣF % 1. PT. Bayer Indonesia Tbk 21 2,9 15 2. PT. Bintang Toedjoe 3. PT. Combiphar Farma 1 0,1 3 1,6 4 4. PT. Dankos Laboratories Tbk 80 11,2 11 5,7 5. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk 28 3,9 15 7,8 6. PT. Glaxo Smith Kline 4 0,6 7. PT. Henson Farma 69 9,6 8. PT. Irawan Djaja Agung 9. PT. Kalbe Farma 100 13,9 16 8,3 60 10. PT. Konimex Pharm. Laboratories 153 21,3 7 3,6 11. PT. Kotra Pharma 12. PT. Mecosin Indonesia 3 13. PT. Medifarma Laboratories 14. 36 2,5 16 6,2 16 1,1 1,4 1 0,4 9 0,6 34 12,2 58 22,6 183 12,7 28 10 17 6,6 88 6,1 4 0,3 1 0,4 85 5,9 4 1,6 4 0,3 21,5 32 12,5 208 14,4 62 22,2 16 6,2 238 16,5 1 0,4 2 0,8 3 0,2 0,4 3 1,1 6 0,4 35 4,9 16 5,7 51 3,5 PT. Pfizer Indonesia Tbk 59 8,2 21 7,5 106 7,3 15. PT. Roche Indonesia 11 1,5 17 1,2 16. PT. Sanbe Farma 30 4,2 17. PT. Soho Industri Pharmasi 18. PT. Sterling Products Indonesia 15 2,1 70 36,3 19. PT. Supra Ferbindo Farma 44 6,1 22 11,4 2 0,7 15 20. PT. Tempo Scan Pacific Tbk 64 8,9 16 8,3 32 11,5 21. PT. Tropica Mas Pharmaceuticals Industry 12 6,2 193 100 Total 717 100 15 5,4 6 7,8 26 10,1 3,1 1 279 0,4 100 31 12,1 62 4,3 13 5,1 13 0,9 85 5,9 5,8 83 5,7 16 6,2 128 8,9 9 3,5 21 1,5 257 100 1446 100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Semakin sering iklan ditayangkan semakin sering pula seseorang melihatnya, sehingga dampak dari iklan tersebut juga semakin kuat. Konimex, Kalbe Farma, dan Dankos sebagai para produsen yang frekuensi iklannya di televisi paling tinggi (lebih dari 10%), terutama Konimex dengan frekuensi iklan tertinggi, tentunya mengharapkan iklannya berdampak lebih kuat terhadap masyarakat pemirsa televisi dibandingkan obat-obat tanpa resep dari produsen lain dalam penelitian ini. Dengan memberikan dampak yang kuat tersebut, selanjutnya diharapkan dapat terwujud tingkat konsumsi masyarakat yang relatif lebih tinggi terhadap obat tanpa resep produksi mereka, sehingga biaya yang relatif besar untuk pemasangan iklan dapat segera kembali melalui hasil penjualan obat, bahkan mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar. C. Evaluasi Kerasionalan Kelengkapan Informasi Iklan Obat Tanpa Resep Iklan-iklan obat tanpa resep yang ditayangkan di media televisi swasta umumnya mempunyai durasi yang pendek, hal ini dikarenakan mahalnya biaya pembuatan sekaligus penayangannya, bahkan menurut Kotler (2003b) biaya iklan di televisi naik lebih cepat daripada media iklan lainnya. Sebagian besar produsen obat tanpa resep tentunya hanya memikirkan cara untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin dengan biaya pemasangan iklan yang tidak terlalu besar, sehingga mereka tidak mau memperdulikan akibatnya bagi konsumen. Pendeknya durasi tayangan membuat daya tangkap konsumen menjadi terbatas, sebab informasi tentang obat yang diiklankan tidak memungkinkan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ditayangkan semuanya. Hal ini membuat peran iklan sebagai sarana atau sumber informasi obat tanpa resep bagi masyarakat menjadi tidak efektif. Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa 20,78% responden mengakui bahwa kelengkapan informasilah yang membuat iklan obat televisi menjadi menarik (Primantana, 2001). Iklan dianggap merupakan sarana informasi awal untuk memilih suatu produk obat. Informasi awal yang dirasakan lengkap akan menarik konsumen untuk menggunakan obat tanpa resep yang diiklankan. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat tanpa resep dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan Kriteria Etik Promosi Obat-WHO (1988) dan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994. Iklan obat tanpa resep dinilai rasional bila terdapat semua informasi yang harus dicantumkan, dan tidak rasional bila ada salah satu informasi yang tidak dicantumkan. Menurut Kriteria Etik Promosi Obat–WHO (1988), iklan obat yang ditujukan kepada masyarakat awam harus mencantumkan informasi zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, kontraindikasi, serta nama dan alamat industri farmasi. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, iklan obat di media televisi harus mencantumkan indikasi, informasi keamanan obat, nama dagang, dan nama industri farmasi. Dijabarkan lebih lanjut bahwa informasi obat harus lengkap, yaitu harus mencantumkan tidak hanya informasi tentang khasiat obat, tetapi juga memberikan informasi tentang hal-hal yang harus diperhatikan, misalnya adanya kontraindikasi dan efek samping. Iklan obat juga harus mencantumkan spot peringatan perhatian (BACA ATURAN PAKAI. JIKA SAKIT BERLANJUT, HUBUNGI DOKTER). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, salah satunya hanya disebutkan bahwa iklan obat harus mencantumkan informasi keamanan obat. Tidak terdapat definisi yang jelas mengenai klasifikasi informasi yang harus dicantumkan sebagai informasi keamanan obat. Pada umumnya, informasi keamanan obat meliputi peringatan-perhatian, kontraindikasi, dan efek samping. Dalam penelitian ini, informasi keamanan obat diasumsikan hanya meliputi peringatan-perhatian dan efek samping. Iklan obat tanpa resep dalam penelitian ini sudah dinilai rasional meskipun tidak mencantumkan kontraindikasi, dengan pertimbangan durasi tayang iklan obat di televisi yang relatif singkat memang kurang memungkinkan untuk dapat mencantumkan semua informasi. Dengan demikian, iklan obat tanpa resep dinilai rasional menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 bila mencantumkan indikasi, peringatan-perhatian, efek samping, nama dagang, dan nama industri farmasi. Hasil evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat tanpa resep berdasarkan Kriteria Etik Promosi Obat-WHO (1988) maupun berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, disajikan untuk setiap kelas terapi pada Tabel VII–XVIII. Tabel VII. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat analgesik (nyeri otot dan tulang) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Kerasionalan No. Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan Kep.Men.Kes WHO (1988) No. 386 /1994 nama dagang, indikasi, peringatan1. Neo Rheumacyl tidak rasional tidak rasional perhatian zat aktif, nama dagang, indikasi, Neo Rheumacyl 2. peringatan-perhatian, nama industri tidak rasional tidak rasional Neuro farmasi nama dagang, indikasi, peringatan3. Oskadon SP tidak rasional tidak rasional perhatian, nama industri farmasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Data pada Tabel VII menunjukkan bahwa kelengkapan informasi iklan obat analgesik (nyeri otot dan tulang) tanpa resep dinilai tidak rasional berdasarkan kedua kriteria iklan, sehingga tidak banyak memberikan informasi kepada masyarakat. Iklan Neo Rheumacyl Neuro® lebih lengkap informasinya dibandingkan Neo Rheumacyl® dan Oskadon SP®. Tabel VIII. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat analgesik (sakit kepala, demam) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Kerasionalan No. Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan Kep.Men.Kes WHO (1988) No. 386/1994 nama dagang, indikasi, peringatan1. Biogesic Anak tidak rasional tidak rasional perhatian, nama industri farmasi nama dagang, indikasi, peringatan2. Bodrex tidak rasional tidak rasional perhatian, nama industri farmasi zat aktif, nama dagang, indikasi, 3. Bodrex Migra peringatan-perhatian, nama industri tidak rasional tidak rasional farmasi nama dagang, indikasi, peringatan4. Bodrexin perhatian, nama industri farmasi, tidak rasional rasional efek samping nama dagang, indikasi, peringatan5. Contrexyn tidak rasional tidak rasional perhatian, nama industri farmasi nama dagang, indikasi, peringatan6. Inzana tidak rasional tidak rasional perhatian, nama industri farmasi nama dagang, indikasi, peringatan7. Neuralgin tidak rasional tidak rasional perhatian Obat Sakit nama dagang, indikasi, peringatan8. tidak rasional tidak rasional Kepala Cap 19 perhatian, nama industri farmasi nama dagang, indikasi, peringatan9. Oskadon perhatian, nama industri farmasi, tidak rasional rasional efek samping nama dagang, indikasi, peringatan10. Panadol Extra tidak rasional tidak rasional perhatian zat aktif, nama dagang, indikasi, 11. Paramex peringatan-perhatian, nama industri tidak rasional rasional farmasi, efek samping nama dagang, indikasi, nama industri 12. Poldan Mig tidak rasional tidak rasional farmasi nama dagang, indikasi, peringatan13. Saridon tidak rasional tidak rasional perhatian, nama industri farmasi Semua iklan obat tanpa resep kelompok obat analgesik (sakit kepala, demam) tanpa resep dinilai tidak rasional kelengkapan informasi iklannya menurut Kriteria Etik Promosi Obat-WHO (1988), tetapi berdasarkan Keputusan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 iklan Bodrexin®, Oskadon®, dan Paramex® dinilai rasional. Dibandingkan iklan lain dalam kelompok ini, iklan Paramex® memberikan informasi yang paling banyak bagi pemirsa televisi sebagai konsumen obat tanpa resep. Dari Tabel IX, diketahui semua iklan obat gizi dan darah tanpa resep dalam penelitian ini tidak mencantumkan dengan lengkap informasi obat berdasarkan kedua kriteria iklan, sehingga semuanya dinyatakan tidak rasional. Iklan Neo Ultracap® lebih lengkap informasinya dibandingkan obat gizi dan darah tanpa resep yang lain. Apabila konsumen memilih obat berdasarkan kelengkapan informasi iklan, maka Neo Ultracap® akan lebih banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Tabel IX. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat gizi dan darah tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Kerasionalan Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan Kep.Men.Kes WHO (1988) No. 386/1994 nama dagang, indikasi, nama industri Fatigon tidak rasional tidak rasional farmasi zat aktif, nama dagang, indikasi, Neo Ultracap peringatan-perhatian, nama industri tidak rasional tidak rasional farmasi nama dagang, indikasi, peringatanVitamin IPI A tidak rasional tidak rasional perhatian, nama industri farmasi Vitamin IPI B nama dagang, indikasi, peringatantidak rasional tidak rasional complex perhatian, nama industri farmasi nama dagang, indikasi, peringatanVitamin IPI B1 tidak rasional tidak rasional perhatian, nama industri farmasi nama dagang, indikasi, peringatanVitamin IPI B12 tidak rasional tidak rasional perhatian, nama industri farmasi nama dagang, indikasi, peringatanVitamin IPI C tidak rasional tidak rasional perhatian, nama industri farmasi Dari Tabel X dan XI diketahui bahwa iklan Neo Entrostop®, Mylanta®, dan Neosanmag Fast®, tidak rasional kelengkapan informasinya berdasarkan kedua kriteria iklan. Informasi iklan obat tanpa resep Neosanmag Fast® lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI lengkap dibandingkan Mylanta®. Oleh sebab itu, iklan Neosanmag Fast® bisa memberikan informasi yang lebih banyak kepada masyarakat pengguna obat tanpa resep untuk mengatasi gangguan penyakit maag. Tabel X. No. 1. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat saluran cerna (diare) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Kerasionalan Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan Kep.Men.Kes WHO (1988) No. 386/1994 nama dagang, indikasi, peringatanNeo Entrostop tidak rasional tidak rasional perhatian, nama industri farmasi Tabel XI. No. 1. 2. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat saluran cerna (maag) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Kerasionalan Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan Kep.Men.Kes WHO (1988) No. 386/1994 nama dagang, indikasi, peringatanMylanta tidak rasional tidak rasional perhatian, nama industri farmasi zat aktif, nama dagang, indikasi, Neosanmag Fast peringatan-perhatian, nama industri tidak rasional tidak rasional farmasi Tabel XII. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat saluran nafas (asma) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Kerasionalan No. Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan Kep.Men.Kes WHO (1988) No. 386/1994 nama dagang, indikasi, peringatan1. Asthma Soho tidak rasional tidak rasional perhatian, nama industri farmasi nama dagang, indikasi, peringatan2. Neo Napacin tidak rasional tidak rasional perhatian, nama industri farmasi Data Tabel XII menunjukkan iklan Asthma Soho® dan Neo Napacin® tidak rasional kelengkapan informasinya menurut Kriteria Etik Promosi ObatWHO (1988) maupun Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994. Berdasarkan hasil evaluasi ini, informasi iklan obat saluran nafas (asma) tanpa resep di televisi saja belum mencukupi untuk dijadikan dasar pemilihan obat, karena tidak banyak informasi yang bisa diberikan kepada masyarakat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel XIII. No. 1. 2. 3. 4. 5. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat saluran nafas (batuk) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Kerasionalan Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan Kep.Men.Kes WHO (1988) No. 386/1994 nama dagang, indikasi, peringatanKomix G tidak rasional tidak rasional perhatian, nama industri farmasi zat aktif, nama dagang, indikasi, Laserin tidak rasional peringatan-perhatian, nama industri tidak rasional farmasi Vicks Formula nama dagang, indikasi, peringatantidak rasional tidak rasional 44 perhatian, nama industri farmasi nama dagang, indikasi, nama industri Woods Antitusif tidak rasional tidak rasional farmasi Woods nama dagang, indikasi, nama industri tidak rasional tidak rasional Ekspektoran farmasi Semua iklan obat saluran nafas (batuk) tanpa resep yang didapatkan dalam penelitian ini, juga dinilai tidak rasional kelengkapan informasi iklannya. Informasi yang dicantumkan dalam iklan obat Laserin® lebih lengkap dibandingkan obat batuk lainnya (lihat Tabel XIII). Sebuah penelitian tentang pemilihan obat batuk menunjukkan bahwa obat batuk tanpa resep yang paling sering digunakan responden adalah Laserin® (24,3%) (Wulandari, 2004). Hal ini bisa jadi membuktikan bahwa kelengkapan informasi iklan cukup berpengaruh terhadap pemilihan obat di kalangan masyarakat. Tabel XIV. No. 1. 2. 3. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat saluran nafas (batuk, pilek) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Kerasionalan Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan Kep.Men.Kes WHO (1988) No. 386/1994 Actifed nama dagang, indikasi, peringatantidak rasional tidak rasional Ekspektoran perhatian, nama industri farmasi nama dagang, indikasi, peringatanperhatian, nama industri farmasi, tidak rasional Anakonidin rasional efek samping OBH Combi nama dagang, indikasi, peringatantidak rasional tidak rasional Batuk Pilek perhatian, nama industri farmasi Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, hanya iklan Anakonidin® yang dinilai rasional dari segi kelengkapan informasinya. Hasil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI evaluasi ini berbeda bila ditinjau dari Kriteria Etik Promosi Obat-WHO (1988), yang menyatakan ketiga jenis obat saluran nafas (batuk, pilek) tanpa resep dalam penelitian ini tidak rasional. Anakonidin® merupakan obat tanpa resep untuk konsumen anak-anak, sehingga yang berperan untuk memilih obat ini kemungkinan besar adalah para ibu. Berkaitan dengan hal itu, maka seandainya tingkat konsumsi obat Anakonidin® di masyarakat cukup tinggi, ada kemungkinan bahwa kaum ibu sudah mampu memilih obat untuk keluarga berdasarkan kerasionalan kelengkapan informasi iklan. Tabel XV. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat saluran nafas (flu) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Kerasionalan Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan Kep.Men.Kes WHO (1988) No. 386/1994 nama dagang, indikasi, peringatanDecolgen tidak rasional tidak rasional perhatian, nama industri farmasi nama dagang, indikasi, peringatanperhatian, nama industri farmasi, tidak rasional Inza rasional efek samping zat aktif, nama dagang, indikasi, Procold tidak rasional peringatan-perhatian, nama industri tidak rasional farmasi zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri tidak rasional Sanaflu rasional farmasi, efek samping zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri tidak rasional Sanaflu Forte rasional farmasi, efek samping nama dagang, indikasi, peringatanUltraflu tidak rasional tidak rasional perhatian, nama industri farmasi Flu merupakan penyakit yang sering diderita oleh masyarakat, sehingga kaum ibu diharapkan cukup terampil dalam memilih obat-obat tanpa resep untuk mengatasi penyakit flu. Kaum ibu yang menjadikan iklan sebagai acuan dalam pemilihan obat tanpa resep, seharusnya memperhatikan dengan teliti informasiinformasi yang disajikan dalam iklan. Data pada Tabel XV menunjukkan tidak ada iklan obat saluran nafas (flu) tanpa resep dalam penelitian ini yang kelengkapan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI informasinya dinilai rasional menurut Kriteria Etik Promosi Obat-WHO (1988). Penilaian ini berbeda menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, karena terdapat tiga jenis obat tanpa resep yang kelengkapan informasi iklannya dinilai rasional. Tabel XVI. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat saluran nafas (flu, batuk) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Kerasionalan No. Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan Kep.Men.Kes WHO (1988) No. 386/1994 nama dagang, indikasi, peringatanBodrex Flu & 1. perhatian, nama industri farmasi, tidak rasional rasional Batuk efek samping nama dagang, indikasi, peringatanBodrexin Flu & 2. perhatian, nama industri farmasi, tidak rasional rasional Batuk efek samping zat aktif, nama dagang, indikasi, Mixagrip Flu & 3. tidak rasional peringatan-perhatian, nama industri tidak rasional Batuk farmasi nama dagang, indikasi, peringatanOBH Tropica 4. perhatian, nama industri farmasi, tidak rasional rasional Plus efek samping Paramex Flu & nama dagang, indikasi, peringatan5. tidak rasional tidak rasional Batuk perhatian, efek samping Iklan Bodrex Flu & Batuk®, Bodrexin Flu & Batuk®, serta OBH Tropica Plus® dinilai tidak rasional kelengkapan informasi iklannya berdasarkan Kriteria Etik Promosi Obat-WHO (1988) tetapi rasional menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, sedangkan yang lain dinilai tidak rasional ditinjau dari kedua kriteria iklan. Ketiga iklan obat tanpa resep untuk mengatasi flu dan batuk yang sudah dinilai rasional, seharusnya memperoleh kepercayaan lebih tinggi dari masyarakat khususnya ibu-ibu sebagai sasaran utama iklan pada penelitian ini, karena memberikan informasi yang lebih lengkap. Dari Tabel XVII dan XVIII diketahui iklan obat tanpa resep yang meliputi iklan obat topikal kulit (infeksi jamur) dan iklan obat topikal mata , dinilai tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI rasional kelengkapan informasi iklannya berdasarkan kedua kriteria iklan. Iklan obat tanpa resep yang tidak rasional kelengkapan informasi iklannya tidak dapat memberikan informasi yang cukup bagi masyarakat pengguna obat, akibatnya dapat menyebabkan pemakaian obat yang tidak rasional. Canesten® dan Creobic® lebih lengkap informasi iklannya dibandingkan Fungiderm® dan Neo Ultrasiline®, sedangkan Visine® lebih lengkap informasi iklannya dibandingkan Insto®. Berdasarkan kelengkapan informasi iklannya, Canesten®, Creobic®, dan Visine® seharusnya lebih berpeluang untuk menjadi obat tanpa resep pilihan, selama kerja obat tidak menimbulkan efek samping tertentu yang merugikan pemakainya. Tabel XVII. No. 1. 2. 3. 4. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat topikal kulit (infeksi jamur) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Kerasionalan Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan Kep.Men.Kes WHO (1988) No. 386/1994 zat aktif, nama dagang, indikasi, Canesten tidak rasional peringatan-perhatian, nama industri tidak rasional farmasi zat aktif, nama dagang, indikasi, Creobic tidak rasional peringatan-perhatian, nama industri tidak rasional farmasi nama dagang, indikasi, peringatanFungiderm tidak rasional tidak rasional perhatian, nama industri farmasi nama dagang, indikasi, peringatanNeo Ultrasiline tidak rasional tidak rasional perhatian Tabel XVIII. No. 1. 2. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat topikal mata tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Kerasionalan Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan Kep.Men.Kes WHO (1988) No. 386/1994 nama dagang, indikasi, peringatanInsto tidak rasional tidak rasional perhatian nama dagang, indikasi, peringatanVisine tidak rasional tidak rasional perhatian, nama industri farmasi Secara keseluruhan, informasi-informasi yang harus dicantumkan dalam iklan obat tanpa resep berdasarkan Kriteria Etik Promosi Obat-WHO (1988) dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 terdiri dari komposisi zat aktif, nama dagang, indikasi, kontraindikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi dan alamatnya, serta efek samping obat. Semua informasi-informasi tersebut sangat dibutuhkan masyarakat pengguna obat tanpa resep, agar dapat melakukan pengobatan sendiri yang aman dan efektif atau pengobatan yang rasional. Hal itu disebabkan semakin lengkap informasi tentang obat yang disajikan dalam sebuah iklan, konsumen semakin dapat menilai apakah obat yang diiklankan tersebut sesuai atau tidak untuk penyakit dan kondisi kesehatan tubuhnya. Dengan kata lain, semakin lengkap informasi sebuah iklan obat tanpa resep, semakin besar pula manfaat iklan tersebut dalam membantu proses pemilihan dan penggunaan obat tanpa resep di kalangan masyarakat. Zat aktif adalah komponen obat yang mempunyai efek farmakologis atau mempunyai khasiat pengobatan. Sebuah obat tanpa resep dapat memiliki satu atau lebih zat aktif. Informasi komposisi zat aktif perlu dicantumkan dalam iklan obat tanpa resep agar masyarakat dapat membuktikan kebenaran klaim indikasi yang disajikan dalam iklan. Konsumen membutuhkan informasi zat aktif dalam iklan obat tanpa resep agar dapat memilih obat yang tepat indikasinya, karena banyak iklan obat tanpa resep menginformasikan indikasi sebuah obat secara berlebihan atau tidak sesuai dengan mekanisme kerja zat aktifnya. Kurangnya informasi mendasar tentang susunan zat aktif menyebabkan masih banyak kaum ibu memilih obat tanpa resep hanya berdasarkan merek obat yang tersedia di pasaran (Marlinda, 2003). Menyadari begitu pentingnya informasi zat aktif bagi konsumen, sangat disayangkan apabila Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tahun 1994 hanya mewajibkan pencantuman informasi zat aktif obat pada iklan di media cetak saja. Dari 53 jenis obat tanpa resep yang dievaluasi kerasionalan kelengkapan iklannya, Neo Rheumacyl Neuro®, Bodrex Migra®, Paramex®, Neo Ultracap®, Neosanmag Fast®, Laserin®, Procold®, Sanaflu® dan Sanaflu Forte®, Mixagrip Flu & Batuk®, Canesten®, serta Creobic® sudah mencantumkan informasi zat aktif dalam iklannya di media televisi . Nama dagang perlu dicantumkan dalam iklan obat tanpa resep, agar konsumen dapat mengingat dengan baik produk obat tanpa resep yang diiklankan. Beberapa jenis obat dapat mempunyai komposisi zat aktif yang sama, karena itu lebih mudah bagi masyarakat untuk mengingat nama dagang daripada mengingat nama obat yang dikandungnya apalagi bila dalam sebuah obat tanpa resep terkandung beberapa macam obat sekaligus. Nama dagang sebuah obat tanpa resep biasanya langsung dapat mengingatkan konsumen tentang indikasi atau khasiat obat, oleh sebab itu banyak masyarakat yang membeli obat tanpa resep hanya berdasarkan nama dagang (merek) obatnya saja. Semua iklan obat tanpa resep dalam penelitian ini mencantumkan informasi nama dagang. Indikasi atau petunjuk kegunaan obat secara spesifik dalam pengobatan penyakit merupakan informasi yang selalu dicantumkan dalam iklan obat tanpa resep. Indikasi perlu disampaikan agar konsumen dapat memilih obat yang tepat untuk mengatasi gangguan kesehatannya, sehingga dapat tercapai tujuan pengobatan yang diharapkan. Konsumen harus mencermati indikasi yang disampaikan iklan-iklan obat tanpa resep di televisi untuk menghindari penggunaan obat di luar indikasinya, karena dapat menimbulkan keracunan pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pengguna obat dan menyebabkan kegagalan terapi. Penggunaan obat di luar indikasinya dapat berupa kesalahan dalam penggunaan maupun penyalahgunaan obat. Penggunaan yang salah suatu jenis obat masih sering dilakukan oleh masyarakat misalnya menggunakan jenis obat tertentu untuk dimanfaatkan efek sampingnya bukan sesuai indikasinya, padahal perilaku seperti ini keliru dan dapat membahayakan kesehatan. Sebagai contoh adalah menggunakan obat batuk yang berdasarkan pengalamannya dapat menyebabkan mengantuk, kemudian selanjutnya digunakan untuk membantu memudahkan tidur. Kontraindikasi merupakan petunjuk penggunaan obat yang tidak diperbolehkan karena berlawanan dengan kondisi tubuh pemakai (Anief, 1995). Kontraindikasi juga penting disampaikan dalam iklan obat tanpa resep, karena dalam kondisi tertentu yang dialami seorang pengguna obat, penggunaan obatobat tertentu untuk menyembuhkan suatu penyakit ternyata justru dapat membahayakan atau memperparah kondisinya, sehingga dengan mengetahui kontraindikasi konsumen dapat menghindari resiko tersebut. Sebagai contoh adalah penggunaan obat tanpa resep yang mengandung parasetamol pada seseorang yang memiliki gangguan fungsi hepar maka akan memperparah kondisi heparnya. Dalam penelitian ini, tidak terdapat iklan obat tanpa resep yang mencantumkan informasi kontraindikasi. Durasi tayang iklan obat tanpa resep di televisi yang begitu singkat menjadi faktor penyebab sulitnya menginformasikan kontraindikasi. Faktor lain yang mungkin menyebabkan tidak dicantumkannya kontraindikasi adalah adanya kekhawatiran produsen akan munculnya ketakutan masyarakat secara berlebihan untuk mengkonsumsi suatu obat tanpa resep bila PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengetahui kontraindikasinya lebih dulu, dan sebagai akibatnya produknya tidak laku di pasaran. Bagaimanapun juga kontraindikasi perlu disampaikan dalam iklan, dan informasi sebaiknya diberikan dalam istilah dan bahasa yang sederhana sehingga dapat dimengerti oleh masyarakat awam. Iklan obat harus mencantumkan spot peringatan perhatian (BACA ATURAN PAKAI. JIKA SAKIT BERLANJUT, HUBUNGI DOKTER), dan ditayangkan minimal tiga detik untuk iklan media televisi. Hampir semua iklan obat tanpa resep dalam penelitian ini sudah mencantumkan spot peringatan perhatian pada akhir penayangan iklan, hanya iklan Poldan Mig®, Fatigon®, Woods Antitusif®, dan Woods Ekspektoran® yang tidak mencantumkan. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa berdasarkan pengamatan penulis penayangan spot peringatan perhatian iklan obat tanpa resep di media televisi rata-rata kurang dari tiga detik, sehingga hampir tidak dapat teramati oleh pemirsa. Peringatanperhatian perlu disampaikan dalam sebuah iklan obat tanpa resep untuk memberi petunjuk kepada konsumen agar sebelum mengkonsumsi obat mereka harus membaca dulu aturan pakai yang tertera pada kemasan obatnya. Peringatanperhatian juga mengingatkan konsumen bahwa apabila setelah pemakaian obat tanpa resep dalam kurun waktu tertentu tidak terjadi peningkatan kondisi tubuh atau penurunan gejala-gejala sakit seperti yang diharapkan, maka konsumen pemakai obat harus segera pergi ke dokter untuk mendapatkan diagnosa dan peresepan yang tepat sesuai penyakit yang dideritanya. Pencantuman peringatan-perhatian berkaitan erat dengan perilaku membaca aturan pakai pada kemasan obat, sebuah perilaku yang sangat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menentukan keberhasilan terapi. Aturan pakai memberikan informasi mengenai dosis dan cara pemakaian. Setiap obat mempunyai dosis dan cara pemakaian yang berbeda untuk mencapai efek terapi. Suatu obat yang digunakan pada dosis yang lebih besar dari seharusnya (berlebihan) dapat mengakibatkan keracunan bagi penggunanya, sedangkan obat yang digunakan pada dosis lebih kecil dari yang diperlukan menyebabkan penyakit yang diderita menjadi tidak sembuh dan dapat menimbulkan resistensi terhadap obat yang digunakan. Cara pemakaian obat juga berbeda-beda, misalnya ada obat-obat yang harus ditelan (tablet, kapsul) dan ada pula obat tetes yang pemakaiannya diteteskan pada mata, hidung, atau telinga. Nama industri farmasi (produsen atau distributor) dan alamatnya juga informasi yang penting untuk dicantumkan dalam iklan obat tanpa resep karena industri farmasi adalah pihak yang bertanggung jawab atas kualitas kerja sebuah obat. Khasiat suatu obat memang tidak ditentukan oleh industri yang memproduksinya, namun hasil sebuah penelitian menunjukkan 6,86% responden menyatakan bahwa iklan obat televisi yang baik adalah yang diiklankan oleh industri besar (Papilaya, 2003). Produsen juga bertanggung jawab atas kualitas atau kerasionalan sebuah iklan. Dalam penelitian ini, semua iklan obat tanpa resep tidak mencantumkan alamat industri farmasi, tetapi sebagian besar mencantumkan nama industri farmasi kecuali iklan Neo Rheumacyl®, Neuralgin®, Panadol Extra®, Paramex Flu & Batuk®, Neo Ultrasiline®, dan Insto®. Informasi lain yang penting untuk dicantumkan dalam iklan obat tanpa resep adalah efek samping yaitu efek-efek yang tidak diinginkan yang dapat muncul seiring dengan penggunaan obat. Efek samping obat merupakan salah satu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI faktor yang harus diperhatikan dalam upaya mewujudkan pengobatan yang rasional. Hampir semua obat memiliki efek samping seperti mual, muntah, diare, mengantuk, dan sebagainya. Obat-obat tanpa resep dengan zat aktif asam asetilsalisilat misalnya mempunyai efek samping antara lain menyebabkan perdarahan dan tukak lambung. Pengguna dalam memilih obat tanpa resep seharusnya mencermati efek samping yang dapat muncul sehingga dapat memilih obat yang mempunyai efek samping paling ringan. Iklan-iklan obat tanpa resep dalam penelitian ini yang sudah menginformasikan efek samping adalah iklan Bodrexin®, Oskadon®, Paramex®, Anakonidin®, Inza®, Sanaflu® dan Sanaflu Forte®, Bodrex Flu & Batuk®, Bodrexin Flu & Batuk®, OBH Tropica Plus®, serta Paramex Flu & Batuk®. Semua iklan-iklan obat tanpa resep tersebut hanya memberikan informasi efek samping tentang menyebabkan atau tidak menyebabkan kantuk. Obat-obat tanpa resep yang mengandung antihistamin tertentu dapat menyebabkan mengantuk, hal itu perlu diinformasikan dalam iklan karena berbahaya jika penggunanya melakukan aktivitas yang berisiko tinggi seperti mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin produksi. Tabel XIX. Persentase kelengkapan informasi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Ada Tidak ada Total No. Informasi Iklan ΣF % ΣF % ΣF % 1. Zat aktif 12 22,6 41 77,4 53 100 2. Nama dagang 53 100 0 0 53 100 3. 4. 5. 6. 7. 8. Indikasi Kontraindikasi Peringatan-perhatian Nama industri farmasi Alamat industri farmasi Efek samping 53 0 49 47 0 11 100 0 92,4 88,7 0 20,8 0 53 4 6 53 42 0 100 7,6 11,3 100 79,2 53 53 53 53 53 53 100 100 100 100 100 100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambaran persentase kelengkapan informasi dalam iklan yang ditayangkan di stasiun televisi A, B, C, D dapat dilihat pada Tabel XIX. Hasil tersebut menunjukkan bahwa informasi zat aktif, kontraindikasi, alamat industri farmasi, dan efek samping obat, perlu ditingkatkan lagi penayangannya dalam iklan obat tanpa resep di televisi. Kriteria penilaian iklan obat tanpa resep idealnya mengacu pada Kriteria Etik Promosi Obat-WHO (1988) karena sudah ada pembagian kriteria berdasarkan target iklan, dan klasifikasi informasi yang harus dicantumkan dalam iklan juga jelas. Namun sayangnya, hasil evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan justru menunjukkan bahwa iklan obat tanpa resep di televisi yang beredar saat ini, semuanya tidak rasional (100%) berdasarkan Kriteria Etik Promosi Obat-WHO (1988). Tabel XX. Persentase kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Rasional Tidak Rasional Total No. Kriteria Iklan Persentase Persentase Persentase Jumlah Jumlah Jumlah (%) (%) (%) 1. WHO (1988) 53 100 53 100 0 0 Keputusan Menteri 2. 43 81,1 53 100 10 18,9 Kesehatan No. 386 tahun 1994 Pada umumnya iklan-iklan obat tanpa resep yang ada hanya mencantumkan nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, dan nama industri farmasi (produsen atau distributor). Hal ini menunjukkan iklan-iklan obat tanpa resep yang ditayangkan di televisi semata, tidaklah cukup untuk dijadikan acuan informasi agar dapat melakukan pengobatan sendiri dengan obat tanpa resep secara aman dan efektif. Informasi iklan harus disertai dengan penelusuran ke PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kemasan obat, karena informasi yang terdapat pada kemasan obat tidak semuanya ditampilkan dalam iklan, seperti halnya informasi tentang kontraindikasi yang tidak dicantumkan dalam semua iklan obat tanpa resep pada penelitian ini. Membaca informasi yang terdapat pada label kemasan obat sebelum menggunakan obat sangat diperlukan supaya tidak terjadi kesalahan. Peran farmasis sangat diperlukan untuk membantu konsumen terutama ibu-ibu dalam memilihkan obat tanpa resep yang tepat dengan kondisi pemakai obat dan memberikan penjelasan mengenai informasi pada kemasan obat yang belum dimengerti. Penjelasan ini diperlukan karena bahasa dalam leaflet tidak jarang menggunakan bahas medis yang tidak dapat dipahami oleh orang awam. Secara keseluruhan dapat dikatakan iklan-iklan obat tanpa resep yang ditayangkan di media televisi sekarang ini belum memberikan informasi yang memadai untuk masyarakat pengguna obat. Padahal menurut Setiadji (1996), salah satu sasaran untuk tercapainya pengunaan obat secara rasional adalah pengguna mendapat informasi yang cukup agar dapat memutuskan sendiri tindakan mana yang terbaik untuk dirinya. Berkaitan dengan kondisi tersebut, perlu dilakukan tindakan tertentu terhadap ketidaklengkapan informasi yang seharusnya dicantumkan dalam iklan obat tanpa resep di media televisi. Tindakan ini dapat berupa campur tangan dari pihak pemerintah, dalam hal ini Badan Pengawas Obat dan Makanan serta Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan untuk selalu meninjau secara berkala iklan yang dibuat, sehingga iklan obat tanpa resep yang ditayangkan di televisi diharapkan sungguh-sungguh berisi informasi yang ideal. Hal ini dilakukan agar kaum ibu dan masyarakat luas dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menggunakan iklan sebagai sarana bantuan dalam pemilihan obat tanpa merasa khawatir tersesatkan oleh iklan, juga supaya tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan obat tanpa resep di kalangan masyarakat karena tidak semua konsumen memiliki pengetahuan yang cukup tentang obat-obatan. D. Evaluasi Kerasionalan Klaim Indikasi Iklan Obat Tanpa Resep Indikasi iklan obat tanpa resep di televisi disampaikan dalam bentuk lisan maupun tulisan, beberapa di antaranya menyampaikan dengan cara menjabarkan gejala-gejala suatu penyakit. Informasi indikasi berpengaruh besar bagi masyarakat pengguna obat dalam pemilihan obat. Hal ini mengakibatkan produsen-produsen dan para pembuat iklan berlomba-lomba untuk menyampaikan indikasi dengan cara semenarik mungkin dan kadang terlihat berlebihan, atau bahkan tidak sesuai dengan indikasi yang sebenarnya berdasarkan mekanisme kerja zat aktif. Pada penelitian ini, klaim indikasi iklan obat tanpa resep yang diperoleh dievaluasi kerasionalannya berdasarkan mekanisme kerja zat aktif dan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994. Indikasi iklan obat pereda sakit dan penurun panas menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 hanya boleh menyatakan “untuk meringankan rasa sakit misalnya: sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, dan atau menurunkan panas “. Sesuai aturan tersebut juga berdasarkan mekanisme kerja zat aktifnya, semua iklan obat analgesik (nyeri otot dan tulang) tanpa resep dinilai rasional klaim indikasinya (lihat Tabel XXI). Obat-obat analgesik (nyeri otot dan tulang) tanpa resep mengandung zat aktif utama ibuprofen (200 mg) yaitu obat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI anti radang nonsteroid yang hanya berefek analgesik (pereda sakit) dan antipiretik (penurun panas) pada dosis 200 mg. Tabel XXI. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat analgesik (nyeri otot dan tulang) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Klaim Indikasi dan No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Kerasionalan 1. Neo Rheumacyl, Oskadon SP: Neo Rheumacyl: ibuprofen (sama 200 mg) dan parasetamol (sama 350 mg) untuk nyeri otot, nyeri bekerja sebagai analgesik dengan meringankan nyeri ringan sendi, pegal dan linu (9) sampai sedang (termasuk nyeri otot, nyeri tulang, nyeri sendi, Oskadon SP: pegal linu, terkilir) melalui kerja ibuprofen menghambat enzim untuk nyeri otot siklooksigenase sehingga sintesis prostaglandin (senyawa pinggang, nyeri otot penyebab nyeri) terganggu, dan melalui kerja parasetamol punggung, badan pegal menghambat produksi senyawa penyebab nyeri serta linu (9) meningkatkan ambang rasa nyeri 2. Neo Rheumacyl Neuro: untuk nyeri saraf otot dan ibuprofen (200 mg) dengan daya analgesik bekerja pegal (9) meringankan nyeri ringan sampai sedang pada otot dan tulang (antara lain nyeri tulang dan sendi, pegal linu); vitamin B1 (50 mg), vitamin B6 (100 mg), vitamin B12 (100 mcg) sebagai vitamin neurotropik bekerja mengatasi berbagai neuritis melalui kerja vitamin B1 menyediakan energi untuk saraf, vitamin B6 memelihara fungsi normal saraf, dan vitamin B12 menjaga integritas jaringan saraf Keterangan: 9= rasional, x= tidak rasional Dengan kriteria kerasionalan yang sama, semua iklan obat analgesik (sakit kepala, demam) tanpa resep dinilai rasional, kecuali iklan Bodrex® (lihat ® Tabel XXII). Klaim indikasi iklan Bodrex menyatakan “menghilangkan sakit kepala”, kata menghilangkan tidak rasional untuk menyatakan indikasi karena kerja obat analgesik adalah meredakan nyeri dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan meningkatkan ambang rasa nyeri tetapi tidak dapat menyembuhkan penyakit penyebab rasa sakit tersebut (Achmad, 1996). Klaim indikasi iklan menjadi rasional bila dinyatakan dengan kata “meredakan/meringankan”, karena pada dasarnya obat analgesik hanya bersifat simtomatik yaitu obat bekerja mengatasi gejalanya saja. Sakit kepala masih akan terjadi lagi selama faktor penyebabnya belum diketahui dan diatasi dengan benar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel XXII. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat analgesik (sakit kepala, demam) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Klaim Indikasi dan No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Kerasionalan 1. Biogesic Anak, tiap 5 ml: efektif meredakan demam parasetamol (160 mg) sebagai analgesik-antipiretik mampu anak (9) menurunkan demam melalui kerjanya pada pusat pengatur suhu di hipotalamus 2. Bodrex, Oskadon, Panadol Extra: Bodrex: parasetamol (sama 500 mg) bekerja sebagai analgesik yaitu menghilangkan sakit meredakan nyeri ringan sampai sedang (seperti sakit kepala) kepala (x) dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan Oskadon: meningkatkan ambang rasa nyeri, kofein (50 mg, 35 mg, 65 mg) efektif redakan sakit sebagai stimulan susunan saraf pusat mampu meningkatkan kepala (9) kemampuan psikis dan dapat memperkuat keefektifan absorpsi Panadol Extra: dan daya analgesik parasetamol efektif untuk sakit kepala tak tertahankan (9) 3. Bodrex Migra, Saridon: Bodrex Migra: parasetamol (350 mg, 250 mg) dan propifenazon (sama 150 mg) untuk sakit kepala sebelah bekerjasama menguatkan efek analgesik yaitu meredakan nyeri (9) dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan Saridon: meningkatkan ambang rasa nyeri, kofein (sama 50 mg) sebagai efektif untuk sakit kepala stimulan susunan saraf pusat mampu meningkatkan kemampuan (9) psikis dan dapat memperkuat keefektifan absorpsi dan daya analgesik parasetamol 4. Bodrexin, Contrexyn, Inzana: Bodrexin: asam asetilsalisilat (sama 80 mg) sebagai analgesik-antipiretik penurun panas anak (9) bekerja cepat dan efektif menurunkan demam melalui kerjanya Contrexyn: pada pusat pengatur suhu di hipotalamus untuk panas anak (9) Inzana: efektif turunkan panas demam anak (9) 5. Neuralgin: obat sakit kepala (9) parasetamol (350 mg) dan ibuprofen (200 mg) dengan efek analgesik bekerja meredakan nyeri ringan sampai sedang (seperti sakit kepala) dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan meningkatkan ambang rasa nyeri, kofein (50 mg) sebagai stimulan susunan saraf pusat mampu meningkatkan kemampuan psikis dan dapat memperkuat keefektifan absorpsi dan daya analgesik parasetamol 6. Obat Sakit Kepala Cap 19, Poldan Mig: Obat Sakit Kepala Cap 19: asam asetilsalisilat (450 mg, 250 mg) dan parasetamol (351 mg, untuk sakit kepala, sakit 400 mg) sebagai analgesik bekerjasama meredakan nyeri ringan gigi, nyeri otot (9) sampai sedang (seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot)) dengan Poldan Mig: menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan meningkatkan untuk sakit kepala sebelah ambang rasa nyeri, kofein (99 mg, 65 mg) sebagai stimulan akibat migrain dan sakit susunan saraf pusat mampu meningkatkan kemampuan psikis dan kepala biasa (9) dapat memperkuat keefektifan absorpsi dan daya analgesik parasetamol 7. Paramex: untuk sakit kepala (9) parasetamol (250 mg) dan propifenazon (150 mg) bekerjasama menguatkan efek meredakan nyeri (analgesik) dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan meningkatkan ambang rasa nyeri, kofein (50 mg) sebagai stimulan susunan saraf pusat mampu meningkatkan kemampuan psikis dan dapat memperkuat keefektifan absorpsi dan daya analgesik parasetamol Keterangan: 9= rasional, x= tidak rasional PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Beberapa obat analgesik (sakit kepala, demam) tanpa resep mengandung kofein meskipun bukan merupakan obat pereda nyeri. Kofein biasanya digunakan dalam campuran obat analgesik untuk sakit kepala seperti migrain. Pada perbadingan yang tepat dengan parasetamol, kofein dapat memperkuat daya kerja parasetamol dalam meredakan rasa sakit. Hasil evaluasi menunjukkan hampir semua klaim indikasi iklan obat analgesik tanpa resep di televisi, baik untuk nyeri otot dan tulang maupun untuk sakit kepala dan demam, sudah menyampaikan indikasi secara tidak berlebihan dan tidak menyesatkan. Kondisi ini sangat menguntungkan bagi konsumen, karena itu berarti mereka dapat memilih dan menggunakan obat tanpa resep kelompok ini dengan aman dan efektif. Obat gizi dan darah tanpa resep mengandung vitamin dan mineral. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, indikasi iklan obat yang mengandung multivitamin dan mineral hanya dibolehkan “untuk pencegahan dan mengatasi kekurangan vitamin dan mineral, misalnya sesudah operasi, sakit, wanita hamil dan menyusui, anak dalam masa pertumbuhan, serta lansia”. Adapun aturan indikasi iklan obat yang mengandung vitamin C adalah “untuk mengatasi kekurangan vitamin C seperti pada sariawan dan perdarahan gusi; dan untuk keadaan saat kebutuhan akan vitamin C meningkat seperti pada keadaan sesudah operasi, sakit, hamil dan menyusui, anak dalam masa pertumbuhan, serta lansia“. Vitamin dan mineral yang diperlukan untuk mempertahankan fungsi metabolisme tubuh yang normal sebenarnya tersedia cukup banyak dalam makanan sehari-hari yang komposisinya baik, tidak dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI digunakan sebagai pengganti makanan, dan bukan merupakan sumber energi atau pemelihara kebugaran. Tabel XXIII. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat gizi dan darah tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Klaim Indikasi No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif dan Kerasionalan 1. Fatigon: menghilangkan rasa vitamin E (30 I.U.) sebagai antioksidan bekerja mempertahankan lelah, letih, dan lesu kesehatan tubuh secara umum; vitamin B1 (100 mg), vitamin B6 (50 (x) mg), vitamin B12 (100 mcg) mempertahankan kesehatan sistem susunan saraf dengan kerja khusus vitamin B1 membantu melepaskan energi dari makanan, vitamin B6 membantu melepaskan energi dari makanan dan membantu pembentukan sel darah merah, vitamin B12 membantu pembentukan sel darah merah; kalium-1-aspartat (100 mg) sebagai mineral bekerja mempertahankan keseimbangan garam dan air juga kesehatan fungsi saraf dan otot; magnesium-1-aspartat (100 mg) sebagai mineral bekerja mengaktivasi banyak sistem enzim dan kofaktor penting pada fosforilasi oksidatif, pengaturan suhu tubuh, kontraktilitas otot dan kepekaan saraf 2. Neo Ultracap: mengatasi letih, vitamin B1(100 mg), vitamin B6 (100 mg), vitamin B12 (200 mcg) lesu, capek, pegalmempertahankan kesehatan sistem susunan saraf dengan kerja khusus pegal (x) lain vitamin B1 membantu melepaskan energi dari makanan, vitamin B6 membantu melepaskan energi dari makanan dan membantu pembentukan sel darah merah, vitamin B12 membantu pembentukan sel darah merah; kofein (50 mg) bekerja meningkatkan kemampuan psikis dengan merangsang kerja susunan saraf pusat 3. Vitamin IPI A: menyehatkan badan vitamin A asetat (6000 I.U.) bekerja untuk pertumbuhan, (x) pemeliharaan jari-jari epitel, pemeliharaan kesehatan mata, pertumbuhan normal tulang dan gigi, untuk pencegahan kasus kekurangan protein 4. Vitamin IPI B complex: menyehatkan badan vitamin B1 (2 mg), vitamin B6 (2 mg), dan nikotinamida atau vitamin (x) B3 (20 mg) mempertahankan kesehatan sistem susunan saraf dengan kerja khusus lain vitamin B1 membantu melepaskan energi dari makanan, vitamin B6 membantu melepaskan energi dari makanan dan membantu pembentukan sel darah merah, nikotinamida membantu pelepasan energi makanan; vitamin B2 (2 mg) berperan dalam metabolisme asam amino; kalsium pantotenat atau vitamin B5 (10 mg) bekerja membantu pelepasan energi dari makanan 5. Vitamin IPI B1: menyehatkan badan vitamin B1(25 mg) bekerja sebagai koenzim pada metabolisme (x) karbohidrat dengan membantu melepaskan energi dari makanan, dan penting untuk fungsi saraf 6. Vitamin IPI B12: menyehatkan badan vitamin B12 (50 mcg) bekerja membantu pembentukan sel darah (x) merah dan mempertahankan kesehatan sistem susunan saraf 7. Vitamin IPI C: menyehatkan badan vitamin C (50 mg) bekerja dalam pembentukan zat pengikat dalam (x) tulang dan tulang rawan, sekitar pembuluh darah kapiler dan kolagen yang sangat diperlukan bagi jaringan Keterangan: 9= rasional, x= tidak rasional PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Fatigon® dan Neo Ultracap® yang terdiri dari multivitamin dan mineral tidak rasional klaim indikasi iklannya, demikian juga iklan Vitamin IPI® (lihat Tabel XXIII). Klaim indikasi semua iklan obat gizi dan darah tanpa resep dalam penelitian ini dinilai tidak rasional, karena tidak satu pun indikasi iklan yang menyatakan bahwa vitamin dan mineral tambahan (selain dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari) hanya digunakan pada saat kebutuhan vitamin dan mineral tubuh meningkat (kondisi defisiensi spesifik), dan hanya bersifat membantu mempertahankan fungsi metabolisme tubuh yang normal saja. Apabila kebutuhan vitamin dan mineral tubuh sudah terpenuhi dengan makan makanan bergizi seimbang, maka tambahan vitamin dan mineral yang bukan berasal dari makanan sudah tidak diperlukan lagi. Bagaimanapun juga konsumsi berlebihan vitamin dan mineral dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi tubuh pemakai. Hasil evaluasi ini menunjukkan iklan obat gizi dan darah tanpa resep ini masih banyak yang memberikan indikasi berlebihan yang dapat menyesatkan, sehingga seharusnya tidak dipercaya begitu saja oleh masyarakat pengguna obat. Dari Tabel XXIV diketahui klaim indikasi iklan Neo Entrostop® dinilai rasional karena indikasi yang disebutkan sesuai dan tidak berlebihan dengan mekanisme kerja zat aktif. Tidak terdapat batasan indikasi untuk iklan obat diare dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994. Antasida dalam iklan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 hanya diindikasikan “untuk mengatasi gejala sakit maag seperti: perih, kembung, mual”. Klaim indikasi iklan Mylanta® dan Neosanmag Fast® sebagai obat-obat yang mengandung antasida, dinilai rasional ditinjau dari kedua kriteria sekaligus (lihat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel XXV). Klaim indikasi iklan obat saluran cerna (diare maupun maag) tanpa resep yang didapatkan dalam penelitian ini sudah dapat dipercaya dan dijadikan acuan untuk pertimbangan pemilihan obat di kalangan masyarakat. Tabel XXIV. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran cerna (diare) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Klaim Indikasi dan No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Kerasionalan 1. Neo Entrostop: untuk diare yang tak bisa atapulgit (650 mg) dan pektin (50 mg) mengatasi diare melalui berhenti (9) kerja atapulgit sebagai adsorben yaitu menyerap bakteri, toksin, dan gas; juga kerja pektin mengeliminasi bakteri toksin Keterangan: 9= rasional, x= tidak rasional Tabel XXV. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran cerna (maag) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Klaim Indikasi dan No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Kerasionalan 1. Mylanta: untuk gejala maag: perih aluminium hidroksida (200 mg) dan magnesium hidroksida dan mual (9) (200 mg) sebagai antasida bekerjasama menetralkan asam lambung berlebih dengan melapisi selaput lendir lambung untuk mengurangi gejala-gejala yang ditimbulkan kelebihan asam lambung, tukak lambung, gastritis, tukak usus dua belas jari, seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati dan perasaan penuh atau kembung pada lambung; simetikon (20 mg) ditambahkan sebagai antibuih untuk meringankan kembung (flatulen) juga sebagai adsorben yang menyerap bakteri, toksin, dan gas 2. Neosanmag Fast: obat maag: menetralkan famotidin (10 mg) sebagai antitukak mengatasi tukak lambung asam lambung dan dengan mengurangi sekresi asam lambung melalui kerja mengurangi asam sebagai antagonis reseptor H2, kalsium karbonat (800 mg) dan lambung (9) magnesium hidroksida (165 mg) sebagai antasida bekerjasama menetralkan asam lambung berlebih dengan melapisi selaput lendir lambung Keterangan: 9= rasional, x= tidak rasional Iklan Asthma Soho® dan Neo Napacin® dinyatakan rasional klaim indikasinya berdasarkan mekanisme kerja zat aktif dan batasan indikasi iklan obat asma dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 yang dinyatakan “untuk meringankan gejala sesak nafas karena asma” (lihat Tabel XXVI). Dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI demikian klaim indikasi iklan obat saluran nafas (asma) tanpa resep di televisi dapat dipercaya oleh konsumen karena tidak berlebihan dan tidak menyesatkan. Tabel XXVI. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas (asma) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Klaim Indikasi dan No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Kerasionalan 1. Asthma Soho, Neo Napacin: Asthma Soho: efedrin hidroklorida (12,5 mg, 25 mg) dan teofilin (125 mg, 130 untuk sesak nafas ringan mg) sebagai antiasma bekerjasama meringankan dan mengatasi karena asma (9) serangan asma bronkhial dengan merelaksasi otot polos pada Neo Napacin: bronkhus (bekerja sebagai bronkhodilator) untuk sesak nafas akibat asma (9) Keterangan: 9= rasional, x= tidak rasional Batasan indikasi yang boleh disampaikan dalam iklan menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 untuk obat batuk antitusif yaitu “untuk meredakan batuk yang tidak berdahak”, obat batuk ekspektoran “untuk meredakan batuk yang berdahak”, dan obat batuk kombinasi antitusif, ekspektoran, antihistamin “untuk meredakan batuk berdahak yang disertai pilek”. Ditinjau dari aturan tersebut juga sesuai dengan mekanisme kerja zat aktif, klaim indikasi iklan Woods Antitusif® dan Woods Ekspektoran® dinilai rasional, sedangkan iklan Komix G®, Laserin®, Vicks Formula 44® dinilai tidak rasional karena klaim indikasi yang disajikan kurang lengkap dan tidak spesifik (lihat Tabel XXVII). Indikasi obat saluran nafas (batuk) tanpa resep dalam iklan hendaknya disampaikan cukup spesifik sehingga memudahkan konsumen dalam mengaitkannya dengan gejala sakit yang dirasakan. Merupakan tindakan yang tidak rasional jika misalnya batuk berdahak diberi obat yang mengandung antitusif yang berkhasiat menekan batuk karena hal itu justru bisa menghambat pengeluaran dahak. Iklan Komix G® seharusnya menyatakan “untuk meredakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI batuk berdahak yang disertai pilek” karena mengandung kombinasi antitusif, ekspektoran, dan antihistamin. Tabel XXVII. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas (batuk) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Klaim Indikasi No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif dan Kerasionalan 1. Komix G, tiap 7 ml: untuk gliseril guaiakolat (100 mg) bekerja sebagai ekspektoran yaitu mengeluarkan meredakan batuk berdahak dengan mengencerkan dan mempermudah dahak (x) pengeluaran dahak, dekstrometorfan hidrobromida (15 mg) sebagai antitusif meredakan batuk tidak berdahak (kering) dengan bekerja sentral pada susunan saraf pusat menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk, klorfeniramin maleat (2 mg) sebagai antihistamin bekerja meredakan gejala-gejala alergi (seperti gatal tenggorokan) dengan menghambat interaksi histamin dengan reseptor H1 sehingga sesuai untuk mengatasi batuk karena alergi 2. Laserin, tiap 5 ml: untuk batuk (x) obat dari bahan alam yang meliputi herba Euphorbia hirta (0,15 g), rhizoma Zingiber officinale (6 g), fruktus cardamom (0,15 g), caryophyllum (0,6 g), folium Piper betle (1,8 g), folium Abrus precatorius (0,3 g), folium Mentha arvensis (0,15 g), folium Hibiscus rosa-sinensis (0,15 g), oleum Mentha piperita (0,015 ml), dan succus liquiritiae (0,015 g); secara keseluruhan bekerja dengan efek ekspektoran (efek yang paling dominan), antitusif, karminatif, dan dekongestan yang bekerja mengatasi batuk berdahak dengan merangsang pengeluaran dahak dari saluran nafas juga mengatasi batuk tidak berdahak (kering) dengan menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk, sesuai juga untuk batuk yang disertai masuk angin karena mempunyai efek karminatif, serta bekerja melegakan obstruksi (penyumbatan) jalan nafas 3. Vicks Formula 44: meredakan batuk dekstrometorfan hidrobromida (5 mg) sebagai antitusif meredakan dan membantu batuk tidak berdahak (kering) dengan bekerja sentral pada susunan istirahat (x) saraf pusat menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk, doksilamin suksinat (3 mg) sebagai antihistamin mengatasi batuk karena alergi dengan meniadakan secara kompetitif kerja histamin pada reseptornya disertai efek samping sedasi-hipnotik seperti menenangkan, menyebabkan dan mempermudah tidur 4. Woods Antitusif, tiap 5 ml: untuk batuk tidak dekstrometorfan hidrobromida (7,5 mg) dan difenhidramin berdahak (9) hidroklorida (12,5 mg) sebagai kombinasi antitusif meredakan batuk tidak berdahak (kering) dengan bekerja sentral pada susunan saraf pusat menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk, difenhidramin hidroklorida dengan efek antihistamin bekerja sebagai antagonis reseptor H1 sehingga sesuai untuk batuk karena alergi 5. Woods Ekspektoran, tiap 5 ml: untuk batuk bromheksin hidroklorida (4 mg) dan gliseril guaiakolat (100 mg) berdahak (9) sebagai ekspektoran bekerjasama meredakan batuk berdahak dengan mengencerkan lendir saluran nafas (dahak) sehingga mempermudah ekspektorasi (pengeluaran) dahak dari saluran nafas Keterangan: 9= rasional, x= tidak rasional PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dari tabel di bawah diketahui bahwa untuk iklan obat saluran nafas (batuk, pilek) tanpa resep, hanya iklan Actifed Ekspektoran® yang dinilai rasional klaim indikasinya. Iklan Anakonidin® dinilai tidak rasional karena kurang jelas indikasinya, seharusnya menyatakan “untuk meredakan batuk berdahak yang disertai pilek pada anak”. Iklan OBH Combi Batuk Pilek® tidak rasional karena tidak disebutkan dengan jelas jenis batuknya, yaitu untuk batuk berdahak. Iklan Actifed Ekspektoran® yang dapat dibuktikan kebenaran klaim indikasinya, seharusnya mendapatkan kepercayaan lebih tinggi dari masyarakat. Tabel XXVIII. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas (batuk, pilek) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Klaim Indikasi No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif dan Kerasionalan 1. Actifed Ekspektoran, tiap 5 ml: solusi yang triprolidin hidroklorida (1,25 mg) sebagai antihistamin meredakan dipercaya untuk gejala gangguan saluran nafas bagian atas (misalnya pilek) dengan pilek dan batuk bekerja sebagai antagonis kompetitif reseptor histamin H1, berdahak keluarga pseudoefedrin hidroklorida (30 mg) sebagai dekongestan hidung (9) mengurangi hidung tersumbat dengan menyebabkan vasokonstriksi (penyempitan) pembuluh darah hidung, gliseril guaiakolat (100 mg) sebagai ekspektoran meredakan batuk berdahak dengan mengencerkan dahak sehingga mempermudah pengeluaran dahak dari saluran nafas 2. Anakonidin: meredakan batuk, dekstrometorfan hidrobromida (5 mg) sebagai antitusif meredakan tenggorokan gatal, batuk kering dengan bekerja sentral pada susunan saraf pusat menekan dan hidung pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk, gliseril guaiakolat tersumbat pada (25 mg) sebagai ekspektoran meredakan batuk berdahak dengan anak (x) mengencerkan dahak sehingga mempermudah pengeluaran dahak dari saluran nafas, pseudoefedrin hidroklorida (7,5 mg) sebagai dekongestan hidung mengurangi hidung tersumbat dengan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah hidung, klorfeniramin maleat (0,5 mg) sebagai antihistamin meredakan gejala-gejala alergi (antara lain pada hidung, tenggorokan) seperti gatal tenggorokan dengan menghambat interaksi histamin dan reseptor H1 3. OBH Combi Batuk Pilek, tiap 7 ml: efektif meredakan succus liquiritiae (167 mg) dan amonium klorida (50 mg) bekerja batuk dan pilek sebagai ekspektoran yaitu meredakan batuk berdahak dengan sekaligus (x) mengencerkan dan mempermudah pengeluaran dahak dari saluran nafas, efedrin hidroklorida (4 mg) sebagai dekongestan hidung mengatasi obstruksi jalan nafas seperti pilek, klorfeniramin maleat (2 mg) sebagai antihistamin meredakan gejala-gejala alergi (antara lain pada hidung, tenggorokan) seperti pilek dengan menghambat interaksi histamin dan reseptor H1 Keterangan: 9= rasional, x= tidak rasional PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 mengatur indikasi obat flu yang boleh disebutkan dalam iklan yaitu “untuk meredakan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan pilek”. Kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas (flu) tanpa resep berdasarkan aturan tersebut dan mekanisme kerja zat aktifnya disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel XXIX. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas (flu) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Klaim Indikasi dan No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Kerasionalan 1. Decolgen, Ultraflu: Decolgen: parasetamol (400 mg, 600 mg) sebagai analgesik-antipiretik hajar flu dengan tiga aksi meredakan nyeri ringan sampai sedang (misalnya sakit kepala) jitu: pereda bersin, dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan pereda hidung mampet, meningkatkan ambang rasa nyeri juga menurunkan demam pereda sakit kepala (x) melalui kerjanya pada pusat pengatur suhu di hipotalamus, Ultraflu: fenilpropanolamin hidroklorida (12,5 mg, 15 mg) sebagai meredakan flu (9) dekongestan hidung mengurangi hidung tersumbat melalui vasokonstriksi (penyempitan) pembuluh darah hidung, klorfeniramin maleat (1mg, 2 mg) sebagai antihistamin meredakan gejala-gejala alergi (misalnya pada hidung, tenggorokan) seperti bersin dengan menghambat interaksi histamin dan reseptor H1 2. Inza, Procold: Inza: parasetamol (sama 500 mg) berefek analgesik-antipiretik yaitu untuk flu: bersin-bersin meredakan nyeri ringan sampai sedang (misalnya sakit kepala) (9) dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan Procold: meningkatkan ambang rasa nyeri juga menurunkan demam untuk flu: atasi hidung melalui kerjanya pada pusat pengatur suhu di hipotalamus, tersumbat (9) pseudoefedrin hidroklorida (sama 30 mg ) sebagai dekongestan hidung mengurangi hidung tersumbat melalui vasokonstriksi (penyempitan) pembuluh darah hidung, klorfeniramin maleat (1 mg, 2 mg) bekerja sebagai antihistamin meredakan gejalagejala alergi (misalnya pada hidung, tenggorokan) seperti bersin dengan menghambat interaksi histamin dan reseptor H1 3. Sanaflu, Sanaflu Forte: Sanaflu: parasetamol (500 mg, 650 mg) sebagai analgesik-antipiretik efektif meredakan gejala meredakan nyeri ringan sampai sedang (misalnya sakit kepala) flu: sakit kepala, demam, dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan bersin-bersin, hidung meningkatkan ambang rasa nyeri juga menurunkan demam tersumbat (x) melalui kerjanya pada pusat pengatur suhu di hipotalamus, Sanaflu Forte : fenilpropanolamin hidroklorida (sama 15 mg) sebagai sama dengan Sanaflu (x) dekongestan hidung mengurangi hidung tersumbat dengan menyebabkan vasokonstriksi (penyempitan) pembuluh darah hidung Keterangan: 9= rasional, x= tidak rasional PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Klaim indikasi iklan obat saluran nafas (flu) yang meliputi Ultraflu®, Inza®, dan Procold® dinilai rasional karena pernyataannya tidak berlebihan, dan tetap dinilai rasional meskipun gejala-gejala flu yang dapat diredakan tidak disebutkan semua (hanya sebagian) karena klaim indikasi iklan tidak menyebutkan jumlah efek kerja obat seperti pada iklan Decolgen®. Klaim indikasi iklan Decolgen®, Sanaflu® dan Sanaflu Forte® dinilai tidak rasional. Iklan Decolgen® tidak rasional karena pernyataan “hajar flu dengan tiga aksi jitu” dalam klaim indikasi, yaitu kata “hajar” membuat obat terlihat begitu hebat padahal yang sebenarnya hanya meredakan gejala, dan jumlah “tiga” untuk aksi obat juga tidak tepat karena selain yang disebutkan obat juga berefek sebagai pereda demam. Iklan Sanaflu® dan Sanaflu Forte® tidak rasional klaim indikasinya hanya karena menyatakan “bersin-bersin” sebagai salah satu gejala flu yang dapat diredakan, padahal kenyataanya Sanaflu® dan Sanaflu Forte® tidak mengandung antihistamin yang dapat digunakan untuk meredakan bersin-bersin. Semua iklan obat saluran nafas (flu, batuk) tanpa resep dalam penelitian ini dinilai tidak rasional klaim indikasinya (lihat Tabel XXX). Hal ini disebabkan klaim indikasi iklan tidak menyebutkan dengan jelas jenis batuk yang bisa diredakan dengan obat yang diiklankan, padahal obat-obat tanpa resep kelompok ini mengandung obat batuk yang berbeda yaitu ada yang ekspektoran (pengencer dahak), dan ada yang antitusif (penekan batuk). Tidak jelasnya klaim indikasi iklan tentang jenis batuk sangat merugikan pemirsa pengguna obat, karena dapat terjadi kesalahan dalam penggunaan yang mengakibatkan kegagalan pengobatan, padahal sudah mengeluarkan biaya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel XXX. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas (flu, batuk) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Klaim Indikasi No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif dan Kerasionalan 1. Bodrex Flu & Batuk: untuk flu dan batuk parasetamol (500 mg) sebagai analgesik-antipiretik meredakan nyeri ringan (x) sampai sedang (misalnya sakit kepala) dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan meningkatkan ambang rasa nyeri juga menurunkan demam melalui kerjanya pada pusat pengatur suhu di hipotalamus, fenilpropanolamin hidroklorida (15 mg) sebagai dekongestan hidung mengurangi hidung tersumbat melalui vasokonstriksi/penyempitan pembuluh darah hidung, dekstrometorfan hidrobromida (10 mg) sebagai antitusif meredakan batuk dengan menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk 2. Bodrexin Flu & Batuk, tiap 5 ml: meredakan flu dan parasetamol (80 mg) sebagai analgesik-antipiretik meredakan nyeri ringan batuk anak (x) sampai sedang (misalnya sakit kepala) dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan meningkatkan ambang rasa nyeri juga menurunkan demam melalui kerjanya pada pusat pengatur suhu di hipotalamus, klorfeniramin maleat (0,4 mg) meredakan gejala-gejala alergi (misalnya pada hidung, tenggorokan) seperti menghilangkan bersin, gatal pada hidung dan tenggorokan dengan bekerja sebagai antihistamin penghambat reseptor H1 (AH1), fenilpropanolamin hidroklorida (2 mg) sebagai dekongestan hidung mengurangi hidung tersumbat dengan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah hidung, gliseril guaiakolat (20 mg) dan sodium sitrat (60 mg) sebagai ekspektoran bekerja meredakan batuk berdahak dengan mengencerkan dahak 3. Mixagrip Flu & Batuk: efektif redakan flu parasetamol (500 mg) sebagai analgesik-antipiretik meredakan nyeri ringan dan batuk sekaligus sampai sedang (misalnya sakit kepala) dengan menghambat produksi (x) senyawa penyebab nyeri dan meningkatkan ambang rasa nyeri juga menurunkan demam melalui kerjanya pada pusat pengatur suhu di hipotalamus, dekstrometorfan hidrobromida (10 mg) sebagai antitusif meredakan batuk dengan menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk, pseudoefedrin hidroklorida sebagai dekongestan hidung (30 mg) mengurangi hidung tersumbat dengan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah hidung 4. OBH Tropica Plus, tiap 5 ml: untuk batuk, flu, kombinasi succus glycyrrhizae (166,70 mg), amonium klorida (50,00 mg), demam (x) dan minyak anis (4,00 mg) sebagai ekspektoran meredakan batuk berdahak dengan mengencerkan dahak; parasetamol (133,30 mg) sebagai analgesikantipiretik meredakan nyeri ringan sampai sedang (misalnya sakit kepala) dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan meningkatkan ambang rasa nyeri juga menurunkan demam melalui kerjanya pada pusat pengatur suhu di hipotalamus, efedrin hidroklorida (2,67 mg) sebagai dekongestan hidung mengatasi obstruksi jalan nafas seperti pilek, klorfeniramin maleat (0,67 mg) sebagai antihistamin meredakan gejalagejala alergi (misalnya pada hidung, tenggorokan) dengan menghambat interaksi histamin dan reseptornya 5. Paramex Flu & Batuk: meredakan flu dan parasetamol (250 mg) dan propifenazon (150 mg) sebagai analgesik- batuk sekaligus (x) antipiretik menguatkan efek meredakan nyeri dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan meningkatkan ambang rasa nyeri juga menurunkan demam melalui kerjanya pada pusat pengatur suhu di hipotalamus, pseudoefedrin hidroklorida (30 mg) sebagai dekongestan hidung mengurangi hidung tersumbat melalui vasokonstriksi pembuluh darah hidung, dekstrometorfan hidrobromida (15 mg) sebagai antitusif meredakan batuk dengan menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk Keterangan: 9= rasional, x= tidak rasional PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel XXXI. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat topikal kulit (infeksi jamur) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Klaim Indikasi dan Kerasionalan 1. Canesten, Fungiderm, Neo Ultrasiline: Canesten: klotrimazol 1% b/b sebagai obat antijamur dengan atasi gatal jamur, cabut jamur efek fungisida (membunuh jamur) bekerja mengatasi sampai ke akar (x) infeksi jamur pada kulit (misalnya panu, kadas, Fungiderm: kurap, jamur pada sela-sela jari kaki) dengan untuk gatal jamur : kurap, kadas, menghambat sintesis ergosterol (yang menyebabkan panu, kutu air (9) permeabilitas sel jamur meningkat), atau dengan Neo Ultrasiline: menghancurkan dinding sel jamur tersebut efektif untuk panu dan kutu air (9) 2. Creobic: untuk panu, kadas, kutu air (9) tolnaftat 1% b/b sebagai obat antijamur mengatasi infeksi jamur pada kulit dengan efek fungisida (membunuh jamur), mekanisme kerja belum diketahui pasti Keterangan: 9= rasional, x= tidak rasional Indikasi obat kulit (topikal) dalam iklan menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 adalah “untuk mengatasi infeksi karena jamur“. Creobic®, Fungiderm®, dan Neo Ultrasiline® merupakan iklan obat topikal kulit (infeksi jamur) tanpa resep yang dinilai rasional klaim indikasinya. Iklan Canesten® dengan klaim indikasi “cabut jamur sampai ke akar” disertai ilustrasi gambar yang mendukung pernyataan tersebut, dinilai tidak rasional karena obat ini tidak bekerja dengan mencabut bagian akar dari jamur apalagi jamur tidak dibedakan atas bagian akar, batang, dan daun. Mekanisme kerja klotrimazol sebagai zat aktif obat Canesten® adalah menghancurkan dinding sel jamur. Klaim indikasi Canesten® yang berlebihan dan cenderung mengelabui pemirsa tentunya sangat merugikan masyarakat terutama kaum ibu. Iklan obat tetes mata hanya boleh diindikasikan “untuk meredakan iritasi mata yang ringan”, menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994. Hasil evaluasi kerasionalan klaim indikasi mengacu pada aturan tersebut dan mekanisme kerja zat aktifnya menyatakan kedua iklan obat topikal mata tanpa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI resep pada penelitian ini rasional (lihat Tabel XXXII). Dengan demikian, iklan Insto® dan Visine® di televisi sudah dapat dipercayai klaim indikasinya oleh kaum ibu dan masyarakat luas. Tabel XXXII. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat topikal mata tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Klaim Indikasi dan No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Kerasionalan 1. Insto: meredakan mata merah tetrahidrozolin hidroklorida (0,05% b/v) mengatasi mata berair, karena iritasi ringan (9) mengurangi mata merah karena iritasi ringan pada mata seperti yang disebabkan oleh alergi, debu, asap rokok, angin, berenang dan iritasi lainnya, dengan menyebabkan vasokonstriksi lokal pada mata; benzalkonium klorida (0,01% b/v) bekerja sebagai antiseptik 2. Visine: solusi mata merah karena tetrahidrozolin hidroklorida (0,05% b/v) mengatasi mata berair, iritasi ringan (9) mengurangi mata merah karena iritasi ringan pada mata seperti yang disebabkan oleh alergi, debu, asap rokok, angin, berenang dan iritasi lainnya, dengan menyebabkan vasokonstriksi lokal pada mata Keterangan: 9= rasional, x= tidak rasional Pernyataan sebuah obat tanpa resep ditujukan untuk anak-anak dalam klaim indikasi iklan pada umumnya memang benar sesuai diindikasikan untuk anak-anak. Hal ini disebabkan sebelum dipasarkan obat tanpa resep tentunya sudah mengalami evaluasi dan pengujian oleh badan yang berwenang termasuk tentang kesesuaian dosisnya. Sebagai contoh Inzana® yang mengandung asam asetilsalisilat 80 mg terbukti rasional klaim indikasi iklannya yang menyatakan “untuk anak-anak”, karena memenuhi aturan dosis obat asam asetilsalisilat sebagai penurun panas anak-anak yaitu tidak boleh diberikan lebih dari 3,6 g per hari. Penyampaian indikasi secara umum (tidak spesifik) atau secara berlebihan (tidak sesuai dengan indikasi obat yang sebenarnya berdasarkan mekanisme kerja obat), semuanya itu dapat menyebabkan kegagalan terapi. Hal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ini terjadi karena kenyataannya lebih banyak masyarakat khususnya kaum ibu yang masih awam akan pengetahuan bidang obat-obatan. Iklan obat tanpa resep di televisi yang klaim indikasinya dinilai rasional sudah mampu membantu masyarakat dalam proses pemilihan obat, sedangkan yang tidak rasional harus diperbaiki klaim indikasi iklannya agar tidak merugikan masyarakat akibat memberikan informasi yang menyesatkan. Persentase kerasionalan klaim indikasi iklan obat tanpa resep berdasarkan mekanisme kerja zat aktif dan batasan indikasi dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel XXXIII. No. 1. 2. Persentase kerasionalan klaim indikasi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Kerasionalan klaim indikasi Jumlah Persentase (%) Rasional 31 58,5 Tidak rasional 22 41,5 Total 53 100 Data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan, lebih banyak iklan obat tanpa resep yang klaim indikasinya rasional daripada yang tidak rasional, tetapi persentase yang tidak rasional masih cukup banyak. Kondisi ini jelas sangat merugikan masyarakat sebagai pemirsa iklan apalagi mereka yang menjadikan indikasi dalam iklan sebagai dasar pemilihan obat tanpa resep, karena klaim indikasi yang tidak rasional menimbulkan banyak terjadinya kesalahan dalam penggunaan obat yang dapat membahayakan kondisi tubuh pemakai. Pemerintah diharapkan dapat lebih ketat dalam mengawasi klaim indikasi yang akan ditampilkan dalam iklan obat tanpa resep khususnya di media televisi, agar pengobatan rasional yang salah satu komponennya adalah ketepatan indikasi, dapat tercapai di kalangan masyarakat kita. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI E. Rangkuman Pembahasan Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kerasionalan sekaligus mendapatkan gambaran distribusi frekuensi dari iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di empat stasiun televisi swasta nasional Indonesia (A, B, C, D) selama dua minggu (periode Juli 2006). Pada penelitian ini diketahui frekuensi iklan obat tanpa resep dari seluruh jenis iklan yang ditampilkan, yaitu paling tinggi stasiun televisi A (8,4%), paling rendah stasiun televisi B (4,4%), stasiun televisi C (6%), stasiun televisi D (5,2%), dan total pada keempat stasiun televisi (6,4%). Sinetron pada jam tayang utama khususnya yang ratingnya tinggi terdapat paling banyak iklan obat tanpa resep, oleh karena itu sinetron merupakan jenis acara televisi untuk ibu-ibu yang frekuensi iklan obat tanpa resepnya tertinggi pada masing-masing stasiun televisi dengan frekuensi tertinggi di stasiun televisi A (72,9%). Sinetron (64,7%) dan infotainment (24,1%) yang paling sering ditonton oleh kaum ibu merupakan jenis acara dengan frekuensi iklan obat tanpa resep tertinggi pada keempat stasiun televisi. Iklan obat tanpa resep golongan obat bebas mempunyai frekuensi paling tinggi di stasiun televisi A (25,4%), sedangkan untuk golongan obat bebas terbatas di stasiun televisi C (87,1%). Frekuensi total dari keempat stasiun televisi menunjukkan obat tanpa resep yang diiklankan jauh lebih banyak dari golongan obat bebas terbatas (78,8%) daripada obat bebas (21,2%), hal ini menuntut konsumen obat untuk lebih berhati-hati dalam penggunaan obat agar tidak terjadi kesalahan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Obat-obat tanpa resep yang diiklankan pada setiap stasiun televisi meliputi jumlah dan macam kelas terapi yang berbeda. Obat tanpa resep dengan ragam kelas terapi yang paling banyak terdapat di stasiun televisi A yaitu terdiri dari 13 kelas terapi. Obat tanpa resep dengan frekuensi iklan tertinggi pada stasiun televisi A juga B adalah kelas terapi obat analgesik (sakit kepala, demam) sebesar 25,1% dan 26,4%, stasiun televisi C obat saluran nafas (batuk) sebesar 23,3%, dan stasiun televisi D obat saluran nafas (flu, batuk) sebesar 28,8%, karena sakit kepala, demam, batuk, dan flu merupakan penyakit-penyakit ringan yang sering diderita oleh masyarakat. Secara keseluruhan, obat analgesik (sakit kepala, demam) merupakan obat tanpa resep yang frekuensi iklannya tertinggi (23,6%). Jenis obat dan frekuensi iklan-iklan obat tanpa resep berbeda antar stasiun televisi, tergantung tingkat kepercayaan produsen. Jenis obat tanpa resep yang paling banyak terdapat pada stasiun televisi A yaitu terdiri dari 43 jenis obat, karena jangkauan siaran dan pemirsanya lebih luas sehingga lebih dipercaya produsen obat tanpa resep untuk mengiklankan produk-produk mereka. Secara keseluruhan, terdapat 56 jenis obat pada iklan-iklan obat tanpa resep di keempat stasiun televisi, dan yang tertinggi frekuesi iklannya adalah Mixagrip Flu & Batuk® (8,6%). Adapun jenis obat dengan frekuensi iklan tertinggi di stasiun televisi A adalah Fatigon® (6,4%), Insto® (24,4%) di stasiun televisi B, Vicks Formula 44® (10%) di stasiun televisi C, serta Mixagrip Flu & Batuk® (21,8%) di stasiun televisi D. Obat tanpa resep pada masing-masing stasiun televisi A, B, C, D lebih banyak ditujukan untuk konsumen dewasa, bahkan di stasiun televisi B dan D PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak terdapat obat tanpa resep yang khusus ditujukan untuk anak-anak. Pada keempat stasiun televisi, obat tanpa resep untuk konsumen dewasa (92,5%) jauh lebih besar frekuensi iklannya daripada anak-anak (7,5%) karena sebenarnya obat untuk konsumen dewasa juga dapat diberikan untuk anak-anak, tetapi harus diberikan dalam dosis yang sesuai agar tidak menimbulkan keracunan bagi tubuh. Tidak semua produsen mengiklankan produknya di semua stasiun televisi. Stasiun televisi A paling dipercaya oleh para produsen iklan obat tanpa resep sehingga terdapat 16 produsen yang mengiklankan produknya. Konimex tertinggi frekuensi iklan obat tanpa resepnya di stasiun televisi A (21,3%) dan C (22,2%), Sterling (36,3%) di stasiun televisi B, dan Dankos (22,6%) di stasiun televisi D. Konimex (16,5%), Kalbe Farma (14,4%), dan Dankos (12,7%) merupakan produsen-produsen obat tanpa resep dalam negeri yang frekuensi iklannya tertinggi (di atas 10%) pada keempat stasiun televisi, dengan tujuan produknya mendapatkan perhatian lebih tinggi dari pemirsa pengguna obat. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat tanpa resep berdasarkan Kriteria Etik Promosi Obat-WHO (1988) dinyatakan rasional bila mencantumkam zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, kontraindikasi, nama juga alamat industri farmasi, dan semua iklan dalam penelitian ini dinilai tidak rasional. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat tanpa resep dinyatakan rasional bila mencantumkan indikasi, peringatan-perhatian, efek samping, nama dagang, juga nama industri farmasi, dan hanya 18,9% yang dinilai rasional sedangkan 81,1% masih tidak rasional. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dari 53 jenis obat tanpa resep yang dievalusi iklannya, hanya 22,6% yang mencantumkan zat aktif agar konsumen dapat memilih obat yang tepat indikasinya sesuai mekanisme kerja zat aktif. Semuanya sudah mencantumkan informasi nama dagang yang memudahkan konsumen untuk mengingat suatu produk, juga sudah mencantumkan indikasi yang diperlukan konsumen agar dapat memilih obat yang tepat untuk mengatasi gangguan kesehatannya. Tidak satu jenis obat pun mencantumkan kontraindikasi padahal dapat menghindarkan konsumen dari resiko pemakaian obat yang berlawanan dengan kondisi tubuhnya. Sebesar 92,4% mencantumkan peringatan-perhatian agar konsumen membaca aturan pakai sebelum pemakaian obat dan pergi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat bila setelah pemakaian dalam kurun waktu tertentu tidak menunjukkan peningkatan kondisi tubuh. Sejumlah 88,7% sudah menginformasikan nama industri farmasi tetapi tidak ada yang mencantumkan alamat industri farmasi, padahal informasi ini menunjukkan siapa dan dimana pihak yang bertanggung jawab atas kualitas obat dan kualitas iklan. Hanya 20,8% yang mencantumkan efek samping obat mengenai dapat atau tidaknya menyebabkan kantuk yang perlu disampaikan karena obat-obat yang dapat menyebabkan kantuk tidak boleh dikonsumsi oleh mereka yang sedang menjalankan aktivitas dengan risiko tinggi. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat tanpa resep dinyatakan rasional bila sudah sesuai dengan mekanisme kerja zat aktif dan tidak menyimpang dari batasan indikasi iklan obat bebas dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994. Sebanyak 58,5% iklan obat tanpa resep dinilai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI rasional klaim indikasinya, tetapi 41,5% masih dinilai tidak rasional sehingga harus diperbaiki karena pemberian informasi yang tidak tepat mengenai indikasi suatu obat dapat mengakibatkan terjadinya pengobatan yang tidak rasional oleh masyarakat dan keberhasilan pengobatan yang diharapkan konsumen tidak tercapai. Berdasarkan hasil evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan dan klaim indikasi iklan obat tanpa resep, diketahui bahwa masih cukup banyak iklan obat tanpa resep melalui media elektronik televisi yang tidak rasional. Hal ini sangat merugikan masyarakat yang sering menggunakan obat tanpa resep, karena iklan obat tanpa resep di televisi cukup berpengaruh terhadap perilaku mereka dalam pemilihan obat, terutama bagi ibu rumah tangga yang sebagian besar berperan sebagai pengambil keputusan dalam pemilihan obat untuk seluruh anggota keluarga. Pemerintah, produsen obat tanpa resep, pihak pembuat iklan, dan pihak stasiun televisi sebagai penayang iklan, diharapkan dapat bekerjasama dengan baik untuk mewujudkan iklan obat tanpa resep di televisi yang rasional. Tindakan ini perlu segera dilakukan agar tercapai pengobatan sendiri dengan obat tanpa resep yang rasional di kalangan masyarakat Indonesia, yaitu pengobatan yang tepat indikasi, tepat penderita, tepat obat, tepat dosis, dan waspada terhadap efek samping obat. Dengan demikian, dapat tercapai keberhasilan terapi dengan obat tanpa resep untuk mengatasi penyakit-penyakit ringan, meskipun hanya mengeluarkan biaya yang relatif murah. Berikut ini disajikan ringkasan hasil evaluasi kerasionalan iklan obat tanpa resep untuk setiap jenis obat: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel XXXIV. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. Kerasionalan iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006 ) Kerasionalan Kelengkapan Informasi Kerasionalan Jenis Obat Klaim WHO (1988) Kep.Men.Kes No. 386 /1994 Indikasi tidak rasional tidak rasional rasional Actifed Ekspektoran tidak rasional rasional tidak rasional Anakonidin tidak rasional tidak rasional rasional Asthma Soho tidak rasional tidak rasional rasional Biogesic Anak tidak rasional tidak rasional tidak rasional Bodrex tidak rasional rasional tidak rasional Bodrex Flu & Batuk tidak rasional tidak rasional rasional Bodrex Migra tidak rasional rasional rasional Bodrexin tidak rasional rasional tidak rasional Bodrexin Flu & Batuk tidak rasional tidak rasional tidak rasional Canesten tidak rasional tidak rasional rasional Contrexyn tidak rasional tidak rasional rasional Creobic tidak rasional tidak rasional tidak rasional Decolgen tidak rasional tidak rasional tidak rasional Fatigon tidak rasional tidak rasional rasional Fungiderm tidak rasional tidak rasional rasional Insto tidak rasional rasional rasional Inza tidak rasional tidak rasional rasional Inzana tidak rasional tidak rasional tidak rasional Komix G tidak rasional tidak rasional tidak rasional Laserin tidak rasional tidak rasional tidak rasional Mixagrip Flu & Batuk tidak rasional tidak rasional rasional Mylanta tidak rasional tidak rasional rasional Neo Entrostop tidak rasional tidak rasional rasional Neo Napacin tidak rasional tidak rasional rasional Neo Rheumacyl tidak rasional tidak rasional rasional Neo Rheumacyl Neuro tidak rasional tidak rasional tidak rasional Neo Ultracap tidak rasional tidak rasional rasional Neo Ultrasiline tidak rasional tidak rasional rasional Neosanmag Fast tidak rasional tidak rasional rasional Neuralgin tidak rasional tidak rasional rasional Obat Sakit Kepala Cap 19 tidak rasional tidak rasional tidak rasional OBH Combi Batuk Pilek tidak rasional rasional tidak rasional OBH Tropica Plus tidak rasional rasional rasional Oskadon tidak rasional tidak rasional rasional Oskadon SP tidak rasional tidak rasional rasional Panadol Extra tidak rasional rasional rasional Paramex tidak rasional tidak rasional tidak rasional Paramex Flu & Batuk tidak rasional tidak rasional rasional Poldan Mig tidak rasional tidak rasional rasional Procold tidak rasional rasional tidak rasional Sanaflu tidak rasional rasional tidak rasional Sanaflu Forte tidak rasional tidak rasional rasional Saridon tidak rasional tidak rasional rasional Ultraflu tidak rasional tidak rasional tidak rasional Vicks Formula 44 tidak rasional tidak rasional rasional Visine tidak rasional tidak rasional tidak rasional Vitamin IPI A tidak rasional tidak rasional tidak rasional Vitamin IPI B complex tidak rasional tidak rasional tidak rasional Vitamin IPI B1 tidak rasional tidak rasional tidak rasional Vitamin IPI B12 tidak rasional tidak rasional tidak rasional Vitamin IPI C tidak rasional tidak rasional rasional Woods Antitusif tidak rasional tidak rasional rasional Woods Ekspektoran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap seluruh iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi swasta nasional Indonesia A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006), didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Terdapat iklan obat tanpa resep sebesar 6,4% dari seluruh iklan. 2. a. Iklan obat tanpa resep paling banyak ditayangkan pada acara sinetron (64,7%). b. Iklan obat tanpa resep terbagi menjadi 13 kelas terapi, dan yang paling banyak adalah kelas terapi obat analgesik (sakit kepala, demam) sebesar 23,6%. c. Iklan obat tanpa resep golongan obat bebas terbatas (78,8%) jauh lebih banyak daripada obat bebas (21,2%). d. Iklan obat tanpa resep terdiri dari 56 jenis obat, dan yang paling banyak adalah Mixagrip Flu & Batuk (8,6%). e. Iklan obat tanpa resep untuk konsumen dewasa (92,5%) jauh lebih banyak daripada untuk konsumen anak-anak (7,5%). f. Iklan obat tanpa resep diiklankan oleh 21 produsen, dan yang paling banyak adalah Konimex (16,5%). 3. Evalusi kerasionalan iklan obat tanpa resep dilakukan untuk 53 jenis obat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Tidak ada yang kelengkapan informasi iklannya rasional berdasarkan Kriteria Etik Promosi Obat-WHO (1988), tetapi 18,9% dinyatakan rasional menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994. Persentase informasi zat aktif dalam iklan (22,6%), nama dagang (100%), indikasi (100%), kontraindikasi (0%), peringatan-perhatian (92,4%), nama industri farmasi (88,7%), alamat industri farmasi (0%), dan efek samping obat (20,8%). b. Berdasarkan mekanisme kerja zat aktif dan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, sebesar 58,5% iklan obat tanpa resep dinyatakan rasional klaim indikasinya. B. Saran 1. Perlu adanya upaya peningkatan kerasionalan kelengkapan informasi dan klaim indikasi iklan obat tanpa resep di televisi untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terutama kaum ibu terhadap iklan obat. 2. Perlu dilakukan pembaharuan peraturan pemerintah tentang kriteria iklan obat tanpa resep khususnya di media televisi dan agar dapat benar-benar diterapkan dalam pelaksanaan evaluasi iklan secara berkala. 3. Bagi peneliti lain, dapat dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan frekuensi dan kerasionalan iklan obat tanpa resep di televisi terhadap pemilihan obat di masyarakat. Dapat juga dilakukan penelitian serupa pada stasiun televisi, tayangan acara, dan kelas terapi yang berbeda sehingga dapat dijadikan perbandingan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Abadi, T., 2003, Media Massa, Iklan dan Konsumtivisme, Warta Konsumen, Th. XXIX, No. 11, 12. Achmad, J., 1996, Panduan Kesehatan Keluarga, 172, 202, Medi Media, Jakarta. Anief, M., 1985, Iklan dan Pengobatan Sendiri, Medika, Th. XI, No. 6, 523, 525. Anief, M., 1995, Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi, 137, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Anonim, 1983, Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2380/A/SK/VI/83 tentang Tanda Khusus untuk Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1988, Ethical Criteria for Medicinal Drug Promotion, http://www.who.int/medicinedocs/library. Diakses pada 26 Juni 2006. Anonim, 1992, Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, 5, 6,17, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1993, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 919/Menkes/Per/X/1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat Diserahkan Tanpa Resep, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1994, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 386/Menkes/SK/IV/1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan-Minuman, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1996, Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia yang Disempurnakan, 30, Komisi Periklanan Indonesia, Jakarta. Anonim, 1997a, Iklan Obat Cenderung Menyesatkan, http://www.kompas.com/berita-terbaru/0203/06/headline/014.htm. Diakses pada 10 Juni 2006. Anonim, 1997b, Kompendia Obat Bebas, Ed. II, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Anonim, 1997c, Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, Lembaran Negara RI Tahun 1997 No. 10, Jakarta. Anonim, 1997d, Undang-Undang RI No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, Lembaran Negara RI Tahun 1997 No. 97, Jakarta. Anonim, 1998, Peraturan Pemerintah RI No. 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan, Lembaran Negara RI tahun 1998 No. 138, Jakarta Anonim, 1999, Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Lembaran Negara RI Tahun 1999 No. 42, Jakarta. Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 2002a, Kian Banyak Masyarakat Lakukan Swamedikasi, http://www.swara.tv/id/view_headline.php?ID=489. Diakses 8 Oktober 2006. Anonim, 2002b, Televisi Tempat Favorit untuk Belanja Iklan, Kompas, Ed. 15 Desember,19. Anonim, 2002c, Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No.HK.00.05.3.02706 Tahun 2002 tentang Promosi Obat, www.pom.go.id/public/hukum_perundangan/pdf/promosi_obat.pdf. Diakses pada 10 Juni 2006. Anonim, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 2005, Pengobatan Sendiri Bagian I, http://www.anugrahargon.com/news-detail.asp?nix=348&cix=1. Diakses pada 10 Juni 2006. Anonim, 2006, Informasi Spesialite Obat Indonesia, Vol. 41, Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta. Anonim, 2007, 2006, Belanja Iklan Meningkat 17%, http://www.suarapembaruan.com/news/2007/01/19/index.html-10k. Diakses pada 8 Februari 2007. Ashaf, A.F., 1995, Iklan : Ketidaknyamanan dan Kaburnya Identitas Media, Warta Konsumen, Th. XXI, No. 10, 38. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Bovee, C.L., dan Arens, W.F., 1986, Contemporary Advertising, 2nd Ed., 9, Irwin Homework, Illinois. Covington, T.R., 2000, Self Care and Nonprescription Pharmacotheraphy, Handbook of Nonprescription Drugs, 12th Ed., 5, American Pharmaceutical Association, Washington DC. Danto, 2004, Sebagian Besar Iklan Obat dan Makanan Menyesatkan, http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2004/01/08/brk,2004010828,id.html. Diakses pada 10 Juni 2006. Donatus, I.A., 1997, Kajian terhadap Kerasionalan Produk Obat Selesma yang Beredar di Pasaran, Simposium Nasional Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas, 1-3, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Faisal, S., 1989, Format-format Penelitian Sosial Dasar-dasar dan Aplikasinya, 67, 168, CV. Rajawali, Jakarta. Ganiswara, S.G., 1995, Farmakologi dan Terapi, Ed. IV (dengan perbaikan), Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Gilson, C., dan Berkman, H.W., 1993, Advertising Concepts and Strategies, 1nd Ed., 267, 336, 337, University of Miami, New York. Hadi, S., 2004, Metodologi Research, Jilid 1, Ed. II, 91, Penerbit Andi, Yogyakarta. Hardjasaputra, S. L. P., Budipranoto, G., Sembiring, S.U., Kamil, I., 2002, Data Obat di Indonesia, Ed. X, Grafidian Medipress, Jakarta. Harto, P.P., Ratnasari, E., Saragih, H.P., dan Mudjiono, 2006, Raja-Raja TV: Raja TV…..Raja Akuisisi, http://www.scylics.multiply.com/journal/item/18619k. Diakses pada 8 Februari 2007. Hasan, M.I., 2002, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, 60, Ghalia Indonesia, Jakarta. Herdiawan, P., Wicaksono, D., Ratnasari, E., Febryanto, H., dan Darmawan, H., 2005, Bisnis Farmasi: Ini Dia Para Penguasanya, Warta Ekonomi, Th. XVII, No. 08, 25. Holt, G.A., dan Hall, E.L., 1990, The Self-Care Movement, Handbook of Nonprescription Drugs, 9th Ed., 2, 3, 6, American Pharmaceutical Association, Washington DC. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Ima, 2004, Kamu Sudah Merdeka dalam Menonton Televisi?, http://infotechima.multiply.com/journal. Diakses pada 10 Juni 2006. Kotler, P., 2003a, Marketing Management, diterjemahkan oleh Benyamin Molan, Ed. XI, Jilid 1, 202, Prenhallindo, Jakarta. Kotler, P., 2003b, Marketing Management, diterjemahkan oleh Benyamin Molan, Ed. XI, Jilid 2, 278, 287, 289, 290, Prenhallindo, Jakarta. Laksono, H. N., 1995, “Gila Belanja” Kodrat Wanita?, Warta Konsumen, No. 11, 33. Marlinda, I., 1995, Memilih Obat untuk Keluarga Tanggung Wanita, Benarkah?, Warta Konsumen, No. 7, 16. Marlinda, I., 2003a, Jamu atau Obat Tradisional, Warta Konsumen, Th. XXIX, No. 8, 25. Marlinda, I., 2003b, Mengembangkan Pengobatan Mandiri Melalui “ CBIA”, Warta Konsumen, Th. XXIX, No. 10, 13-14. Nawawi, H., 1998, Metode Penelitian Bidang Sosial, 157, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Papilaya, Y., 2003, Penilaian Iklan Obat Selesma di Televisi dan Peranannya dalam Pemilihan Obat Selesma di Kalangan Pengunjung Apotek di Pusat Kota Magelang, Skripsi, 43, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Perry, L.M., dan Metzger, J., 1980, Medicinal Plants of East and South East Asia, MIT Press, Massachusetts, USA. Poerwanto, H. G., 1999, Mengevaluasi Efektivitas Program Periklanan, Widya Dharma, Th. IX, No. 2, 76-77. Pratiknya, A.W., 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, 10-11, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Primantana, A., 2001, Pengaruh Iklan Obat Sakit Kepala di Televisi terhadap Pemilihan Obat Sakit Kepala di Kalangan Mahasiswa Angkatan 19972000 Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Skripsi, 43, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Puspadewi, I., 1993, Televisi dan Kita, Warta Konsumen, Th. XIX, No. 227, 5. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sartono, 1993, Apa yang Sebaiknya Anda Ketahui tentang Obat-Obat Bebas dan Bebas Terbatas, Ed. I, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sarwono, S., 2004, Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya, 31-32, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Setiadji, R., 1996, Pemberian Informasi Obat kepada Pasien Menuju Penggunaan Obat Rasional, Medika, Th. XXII, No. 5, 384. Sidabalok, J., 1999, Analisis terhadap Iklan dan Praktik Periklanan Menurut Hukum, Atma nan Jaya, Th. XII, No. 2, 108. Sudarwanto, B., 1996, Hati-hati Memilih Obat Bebas, Warta Konsumen, Th. XXII, No. 1, 30, 31. Sukasediati, N., 1996, Peningkatan Mutu Pengobatan Sendiri Menuju Kesehatan Untuk Semua, Buletin Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Vol.18, 21, 23. Suryawati, S., 1997, Etika Promosi Obat Bebas dan Bebas Terbatas, Simposium Nasional Obat Bebas dan Bebas Terbatas, 1, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Widanenci, M. I., 2007, Persepsi Konsumen tentang Iklan Jamu Pelangsing di Televisi dan Pengaruhnya terhadap Motivasi Pemilihan Jamu Pelangsing di Kalangan Pengunjung Tetap 5 Pusat Kebugaran di Kota Yogyakarta Periode Maret-Juni 2005, Skripsi, 40, 41, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Widyatama, R., 2005, Pengantar Periklanan, 13, 25, 29-30, Buana Pustaka Indonesia, Jakarta. Wiwiek, 1993, Dampak Iklan, Warta Konsumen, Th. XIX, No. 235, 43. Yulia, S. M., 1993, Berpacu di Layar Kaca, Warta Konsumen, Th. XIX, No. 227, 7. Zahir, H. G., 1996, Survei YLKI : Iklan Obat Sesatkan Konsumen?, Warta Konsumen, Th. XXII, No. 7, 18, 19, 20. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1. Jadwal tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A selama dua minggu (periode Juli 2006) Hari 1 Hari 4 07.00-07.30 Infotainmen Go Spot 07.00-07.30 Infotainmen Go Spot 07.30-09.00 Film India 09.00-10.00 Sinetron Maha Kasih 09.00-10.00 Sinetron Kusebut Nama-Mu 11.30-12.00 Infotainmen Silet 11.30-12.00 Infotainmen Silet 16.00-16.30 Infotainmen Cek & Ricek 13.00-15.00 Film Spesial Siang (Warkop) 18.00-19.00 Mega Sinetron Bintang 15.00-16.00 Sinetron Liontin 19.00-21.00 Mega Sinetron Maha Kasih 16.00-16.30 Infotainmen Cek & Ricek 21.00-22.00 Mega Sinetron Cincin 17.00-17.30 Sinetron Komedi OB 18.00-19.00 Mega Sinetron Bintang Hari 5 19.00-20.00 Mega Sinetron Bunga Malam 06.30-07.00 Infotainmen Go Spot 20.00-21.00 Mega Sinetron Aku Bukan Untukmu 11.30-12.00 Infotainmen Silet 21.00-22.00 Mega Sinetron Cincin 15.00-15.30 Infotainmen Peri Gosip 16.00-16.30 Infotainmen Kabar-kabari 18.00-19.00 Mega Sinetron Kusebut Nama-Mu 07.00-07.30 Infotainmen Go Spot 19.00-20.00 Mega Sinetron Habibi & Habibah 09.00-10.00 Sinetron Kusebut Nama-Mu 20.00-22.00 Mega Sinetron Pintu Hidayah 11.30-12.00 Infotainmen Silet 13.00-15.00 Film Spesial Siang (Warkop) Hari 6 15.00-16.00 Sinetron Liontin 07.00-07.30 Infotainmen Go Spot 16.00-16.30 Infotainmen Kabar-kabari 08.00-10.00 Sinetron Pintu Hidayah 17.00-17.30 Sinetron Komedi OB 11.30-12.00 Infotainmen Silet 18.00-19.00 Mega Sinetron Bintang 13.00-15.00 Film Spesial Siang (Warkop) 19.00-20.00 Mega Sinetron Putri yang Terbuang 15.00-16.00 Sinetron Liontin 20.00-21.00 M. Sinetron Anakku Bukan Anakku 16.00-16.30 Infotainmen Kabar-kabari 21.00-22.00 Mega Sinetron Cincin 17.00-17.30 Sinetron Komedi OB 18.00-19.00 Mega Sinetron Bintang 19.00-20.00 Mega Sinetron Impian Cinderella Hari 2 Hari 3 07.00-07.30 Infotainmen Go Spot 20.00-21.00 Mega Sinetron Istri untuk Suamiku 09.00-10.00 Sinetron Kusebut Nama-Mu 21.00-22.00 Mega Sinetron Cincin 11.30-12.00 Infotainmen Silet 13.00-15.00 Film Spesial Siang (Warkop) Hari 7 15.00-16.00 Sinetron Liontin 07.00-07.30 Infotainmen Go Spot 16.00-16.30 Infotainmen Cek & Ricek 08.00-10.00 Sinetron Pintu Hidayah 17.00-17.30 Sinetron Komedi OB 11.30-12.00 Infotaimen Silet 18.00-19.00 Mega Sinetron Bintang 13.00-15.00 Film Spesial Siang (Warkop) 19.00-20.00 Mega Sinetron Ratapan Anak Tiri 15.00-16.00 Sinetron Liontin 21.00-22.00 Mega Sinetron Cincin 16.00-16.30 Infotainmen Cek & Ricek PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17.00-17.30 Sinetron Komedi OB 16.00-16.30 Infotainmen Cek & Ricek 18.00-19.00 Mega Sinetron Bintang 17.00-17.30 Sinetron Komedi OB 19.00-20.00 M.Sin. Bukan Salah Bunda M. 18.00-19.00 Mega Sinetron Bintang 20.00-21.00 Mega Sinetron Bukan Diriku 19.00-20.00 Mega Sinetron Ratapan Anak Tiri 21.00-22.00 Mega Sinetron Cincin 21.00-22.00 Mega Sinetron Cincin Hari 8 Hari 11 07.00-07.30 Infotainmen Go Spot 07.00-07.30 Infotainmen Go Spot 08.00-09.00 Sinetron Air Mata Ibu 08.30-10.30 Sinetron Pintu Hidayah 09.00-10.00 Sinetron Perkawinan Sedarah 11.30-12.00 Infotainmen Silet 11.30-12.00 Infotainmen Silet 14.30-15.30 Infotainmen Kabar-kabari Spesial 13.00-15.00 Film Spesial Siang (Warkop) 16.00-16.30 Infotainmen Cek & Ricek 15.00-16.00 Sinetron Pintu Hidayah 18.00-19.00 Mega Sinetron Bintang 16.00-16.30 Infotainmen Cek & Ricek 19.00-21.00 Mega Sinetron Maha Kasih 17.00-17.30 Sinetron Komedi OB 21.00-22.00 Mega Sinetron Cincin 18.00-19.00 Mega Sinetron Bintang 19.00-20.00 Mega Sinetron Bunga Malam Hari 12 20.00-21.00 Mega Sinetron Aku Bukan Untukmu 06.30-07.00 Infotainmen Go Spot 21.00-22.00 Mega Sinetron Cincin 11.30-12.00 Infotainmen Silet 15.00-15.30 Infotainmen Peri Gosip 16.00-16.30 Infotainmen Kabar-kabari 07.00-07.30 Infotainmen Go Spot 18.00-19.00 Mega Sinetron Kusebut Nama-Mu 08.00-09.00 Sinetron Air Mata Ibu 19.00-20.00 Mega Sinetron Habibi & Habibah 09.00-10.00 Sinetron Perkawinan Sedarah 11.30-12.00 Infotainmen Silet Hari 13 13.00-15.00 Film Spesial Siang (Warkop) 07.00-07.30 Infotainmen Go Spot 15.00-16.00 Sinetron Pintu Hidayah 08.00-09.00 Sinetron Air Mata Ibu 16.00-16.30 Infotainmen Kabar-kabari 09.00-10.00 Sinetron Perkawinan Sedarah 17.00-17.30 Sinetron Komedi OB 11.30-12.00 Infotainmen Silet 18.00-19.00 Mega Sinetron Bintang 13.00-15.00 Film Spesial Siang (Warkop) 19.00-20.00 Mega Sinetron Putri yang Terbuang 15.00-16.00 Sinetron Pintu Hidayah 20.00-21.00 M. Sinetron Anakku Bukan Anakku 16.00-16.30 Infotainmen Kabar-kabari 21.00-22.00 Mega Sinetron Cincin 17.00-17.30 Sinetron Komedi OB 18.00-19.00 Mega Sinetron Bintang 19.00-20.00 Mega Sinetron Impian Cinderella Hari 9 Hari 10 07.00-07.30 Infotainmen Go Spot 20.00-21.00 Mega Sinetron Istri untuk Suamiku 08.00-09.00 Sinetron Air Mata Ibu 21.00-22.00 Mega Sinetron Cincin 09.00-10.00 Sinetron Perkawinan Sedarah 11.30-12.00 Infotainmen Silet Hari 14 13.00-15.00 Film Spesial Siang (Warkop) 07.00-07.30 Infotainmen Go Spot 15.00-16.00 Sinetron Pintu Hidayah 08.00-09.00 Sinetron Air Mata Ibu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 09.00-10.00 Sinetron Perkawinan Sedarah 17.00-17.30 Sinetron Komedi OB 11.30-12.00 Infotainmen Silet 18.00-19.00 Mega Sinetron Bintang 13.00-15.00 Film Spesial Siang (Warkop) 19.00-20.00 M.Sin. Bukan Salah Bunda M. 15.00-16.00 Sinetron Pintu Hidayah 20.00-21.00 Mega Sinetron Bukan Diriku 16.00-16.30 Infotainmen Cek & Ricek 21.00-22.00 Mega Sinetron Cincin Lampiran 2. Jadwal tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi B selama dua minggu (periode Juli 2006) 07.00-08.00 Program Memasak Iron Chef Infotainmen KiSS 09.30-11.00 Infotainmen KiSS Plus 09.30-11.30 Sinetron Tawakal 13.00-15.00 Sinetron Misteri 13.00-15.00 Sinetron Misteri 19.00-21.00 Gelar Film Indonesia 16.00-17.00 Serial Drama Korea Rules of Love 17.00-18.00 Serial Drama Korea Princess Lulu Hari 5 18.00-19.00 Sin. Ung. Abadi untuk Selamanya 11.00-12.30 Serial Drama Korea Princess Hours 19.00-20.00 Sinetron Unggulan Pink 13.30-15.30 Sinetron Misteri 20.00-21.00 Sin. Unggulan Senyumku Tangisku 16.00-16.30 Infotainmen Issue 21.00-22.00 Sinetron Unggulan Doa Hari 1 07.30-08.00 Hari 6 07.30-08.00 Infotainmen KiSS 07.30-08.00 Infotainmen KiSS 09.30-11.30 Sinetron Tawakal 09.30-11.30 Sinetron Tawakal 13.00-15.00 Sinetron Misteri 13.00-15.00 Sinetron Misteri 16.00-17.00 Serial Drama Korea Rules of Love 16.00-17.00 Serial Drama Korea Rules of Love 17.00-18.00 Serial Drama Korea Rosy Life 17.00-18.00 Serial Drama Korea Princess Lulu 18.00-19.00 Sin. Ung. Abadi untuk Selamanya 18.00-19.00 Sin. Ung. Abadi untuk Selamanya 19.00-21.00 Sin. Unggulan Misteri Dua Dunia 19.00-21.00 Sinetron Unggulan Misteri Illahi 21.00-22.00 Sinetron Unggulan Kamandaka 21.00-23.00 Sinema Pilihan Hari 2 Hari 7 Hari 3 07.30-08.0 Infotainmen KiSS 07.30-08.00 Infotainmen KiSS 09.30-11.30 Sinetron Tawakal 08.00-10.00 Sinetron Perjaka 13.00-15.00 Sinetron Misteri 10.00-10.30 Infotainmen Reality 16.00-17.00 Serial Drama Korea Rules of Love 13.00-15.00 Sinetron Misteri 17.00-18.00 Serial Drama Korea Rosy Life 16.00-17.00 Serial Drama Korea Rules of Love 18.00-19.00 Sin. Ung. Abadi untuk Selamanya 17.00-18.00 Serial Drama Korea Princess Lulu 19.00-21.00 Gelar Film Indonesia 19.00-20.00 Sinetron Unggulan Orang Ketiga 21.00-22.00 Sinetron Unggulan J Hari 4 06.30-07.00 Hari 8 Program Memasak Aroma 07.30-08.00 Infotainmen KiSS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 09.30-11.30 Sinetron Tawakal 07.00-08.00 Program Memasak Iron Chef 13.00-15.00 Sinetron Misteri 09.30-11.00 Infotainmen KiSS Plus 16.00-17.00 Serial Drama Korea Rules of Love 13.00-15.00 Sinetron Misteri 17.00-18.00 Serial Drama Korea Rosy Life 19.00-21.00 Gelar Film Indonesia 18.00-19.00 Sin. Ung. Abadi untuk Selamanya 19.00-20.00 Sinetron Unggulan Pink Hari 12 20.00-21.00 Sin. Unggulan Senyumku Tangisku 11.00-12.30 Serial Drama Korea Princess Hours 21.00-22.00 Sinetron Unggulan Doa 13.30-15.30 Sinetron Misteri 16.00-16.30 Infotainmen Issue Hari 9 07.30-08.00 Infotainmen KiSS Hari 13 09.30-11.30 Sinetron Tawakal 07.30-08.00 Infotainmen KiSS 13.00-15.00 Sinetron Misteri 09.30-11.30 Sinetron Tawakal 16.00-17.00 Serial Drama Korea Rules of Love 13.00-15.00 Sinetron Misteri 17.00-18.00 Serial Drama Korea Rosy Life 16.00-17.00 Serial Drama Asia 18.00-19.00 Sin. Ung. Abadi untuk Selamanya 17.00-18.00 Serial Drama Korea Rosy Life 19.00-21.00 Sinetron Unggulan Misteri Illahi 18.00-19.00 Sin. Ung. Abadi untuk Selamanya Sinema Pilihan 19.00-21.00 Sin. Unggulan Misteri Dua Dunia 21.00-22.00 Sinetron Unggulan Kamandaka 21.00-23.00 Hari 10 07.30-08.00 Infotainmen KiSS Hari 14 08.00-10.00 Sinetron Perjaka 07.30-08.00 Infotainmen KiSS 10.00-10.30 Infotainmen Reality 09.30-11.30 Sinetron Tawakal 13.00-15.00 Sinetron Misteri 13.00-15.00 Sinetron Misteri 16.00-17.00 Serial Drama Korea Rules of Love 16.00-17.00 Serial Drama Asia 17.00-18.00 Serial Drama Korea Rosy Life 17.00-18.00 Serial Drama Korea Rosy Life 19.00-20.00 Sinetron Unggulan Orang Ketiga 18.00-19.00 Sin. Ung. Abadi untuk Selamanya 19.00-21.00 Gelar Film Indonesia 21.00-22.00 Sinetron Unggulan J Hari 11 06.30-07.00 Program Memasak Aroma Lampiran 3. Jadwal tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi C selama dua minggu (periode Juli 2006) 15.00-15.30 Infotainmen Kasak-kusuk 07.00-07.30 Infotainmen Was-was 15.30-16.30 Serial Drama Asia Twins 07.30-09.00 Sinetron Suratan Takdir 16.30-17.30 Sinetron Curi Pandang Cari Perhatian 11.00-11.30 Infotainmen Hot Shot 19.00-20.00 Gala Sinetron Benci Bilang Cinta 12.30-13.00 Infotainmen Ada Gosip 20.00-21.00 G. Sin. Jangan Berhenti Mencintaiku 13.00-14.00 Sinetron Kafir 21.00-23.00 Gala Bollywood 14.00-15.00 Sinetron Topeng Hari 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Hari 2 08.30-09.30 Telenovela Paulina 07.00-07.30 Infotainmen Was-was 08.30-09.30 Telenovela Paulina 07.30-09.00 Sinetron Suratan Takdir 11.00-11.30 Infotainmen Otista 11.00-11.30 Infotainmen Halo Selebriti 12.30-13.00 Infotainmen Ada Gosip 12.30-13.00 Infotainmen Ada Gosip 13.00-14.00 Sinetron Kafir 13.00-14.00 Sinetron Kafir 15.00-15.30 Infotainmen Kasak-kusuk 14.00-15.00 Sinetron Topeng 15.30-16.30 Serial Drama Asia Twins 15.00-15.30 Infotainmen Kasak-kusuk 16.30-17.30 Sinetron Curi Pandang Cari Perhatian 15.30-16.30 Serial Drama Asia Twins 20.00-21.00 Gala Sinetron Samson Betawi 16.30-17.30 Sinetron Curi Pandang Cari Perhatian 21.00-22.00 Gala Sinetron Perempuan Teraniaya 19.00-20.00 Gala Sinetron Juragan Jengkol 20.00-21.00 Gala Sinetron Kuasa Illahi Hari 3 Hari 7 07.00-07.30 Infotainmen Was-was 07.30-08.30 Sinetron Anak Pungut 07.00-07.30 Infotainmen Was-was 08.30-09.30 Telenovela Paulina 09.30-10.30 Sinetron Iman 11.00-11.30 Infotainmen Halo Selebriti 10.30-11.00 Infotainmen Sketsa Selebritis 12.30-13.00 Infotainmen Ada Gosip 11.00-11.30 Infotainmen Otista 13.00-14.00 Sinetron Kafir 12.30-13.00 Infotainmen Ada Gosip 15.00-15.30 Infotainmen Kasak-kusuk 15.00-15.30 Infotainmen Kasak-kusuk 15.30-16.30 Serial Drama Asia Twins 19.00-21.00 Gala Sinetron Suratan Takdir 16.30-17.30 Sinetron Curi Pandang Cari Perhatian 19.00-20.00 Gala Sinetron Kau Masih Kekasihku 20.00-21.00 Gala Sinetron Malin Kundang Hari 4 07.00-07.30 Infotainmen Was-was 11.00-11.30 Infotainmen Hot Shot Hari 8 15.00-15.30 Infotainmen Bibir Plus 07.00-07.30 Infotainmen Was-was 15.30-16.00 Infotainmen Kasak-Kusuk 07.30-08.30 Sinetron Anak Pungut 19.00-20.00 Gala Sinetron Iman 08.30-09.30 Telenovela Paulina 20.00-21.00 Gala Sinetron Mimpi Manis 11.00-11.30 Infotainmen Hot Shot 12.30-13.00 Infotainmen Ada Gosip 13.00-14.00 Sinetron Kafir Hari 5 07.00-07.30 Infotainmen Was-was 15.00-15.30 Infotainmen Kasak-kusuk 11.00-11.30 Infotainmen Hot Shot 15.30-16.30 Serial Drama Asia Twins 15.00-15.30 Infotainmen Bibir Plus 16.30-17.30 Sinetron Curi Pandang Cari Perhatian 15.30-16.00 Infotainmen Kasak-kusuk 19.00-20.00 Gala Sinetron Benci Bilang Cinta 19.00-20.00 Gala Sinetron Si Yoyo-3 20.00-21.00 Gala Sinetron Perawan Desa 20.00-21.00 Gala Sinetron Toyib Minta Kawin 21.00-23.00 Gala Bollywood Hari 6 Hari 9 07.00-07.30 Infotainmen Was-was 07.00-07.30 Infotainmen Was-was 07.30-08.30 Sinetron Anak Pungut 07.30-08.30 Sinetron Anak Pungut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 08.30-09.30 Telenovela Paulina 15.00-15.30 Infotainmen Bibir Plus 11.00-11.30 Infotainmen Halo Selebriti 15.30-16.00 Infotainmen Kasak-kusuk 12.30-13.00 Infotainmen Ada Gosip 19.00-20.00 Gala Sinetron Si Yoyo-3 13.00-14.00 Sinetron Kafir 20.00-21.00 Gala Sinetron Toyib Minta Kawin 15.00-15.30 Infotainmen Kasak-kusuk 15.30-16.30 Serial Drama Asia Twins 16.30-17.30 Sinetron Curi Pandang Cari Perhatian 19.00-20.00 Gala Sinetron Juragan Jengkol 20.00-21.00 G. Sinetron Cintaku Berat di Ongkos Hari 10 07.00-07.30 Infotainmen Was-was 09.30-10.30 Sinetron Iman 10.30-11.00 Infotainmen Sketsa Selebritis 11.00-11.30 Infotainmen Otista 12.30-13.00 Infotainmen Ada Gosip 15.00-15.30 Infotainmen Kasak-kusuk 19.00-21.00 Gala Sinetron Suratan Takdir Hari 13 07.00-07.30 Infotainmen Was-was 07.30-08.30 Sinetron Kafir 08.30-09.30 Telenovela Paulina 11.00-11.30 Infotainmen Otista 12.30-13.00 Infotainmen Ada Gosip 13.00-14.00 Sinetron Pilihlah Aku 15.00-15.30 Infotainmen Kasak-kusuk 15.30-16.30 Serial Drama Asia Twins 16.30-17.30 Sinetron Curi Pandang Cari Perhatian 20.00-21.00 Gala Sinetron Kiamat Sudah Dekat 21.00-22.00 Gala Sinetron Perempuan Teraniaya Hari 14 Hari 11 07.00-07.30 Infotainmen Was-was 08.30-10.30 Sinema Sabtu Pagi 11.00-11.30 Infotainmen Hot Shot 15.00-15.30 Infotainmen Bibir Plus 15.30-16.00 Infotainmen Kasak-kusuk 19.00-20.00 Gala Sinetron Iman 20.00-21.00 Gala Sinetron Mimpi Manis Hari 12 07.00-07.30 Infotainmen Was-was 11.00-11.30 Infotainmen Hot Shot 07.00-07.30 Infotainmen Was-was 07.30-08.30 Sinetron Kafir 08.30-09.30 Telenovela Paulina 11.00-11.30 Infotainmen Halo Selebriti 12.30-13.00 Infotainmen Ada Gosip 13.00-14.00 Sinetron Pilihlah Aku 15.00-15.30 Infotainmen Kasak-kusuk 15.30-16.30 Serial Drama Asia Twins 16.30-17.30 Sinetron Curi Pandang Cari Perhatian 19.00-20.00 Gala Sinetron Kau Masih Kekasihku 20.00-21.00 Gala Sinetron Malin Kundang Lampiran 4. Jadwal tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi D selama dua minggu (periode Juli 2006) Hari 1 13.30-15.30 Sinema Spesial 06.30-07.00 Infotainmen Kassel 15.30-16.00 Infotainmen Blak-blakan Selebriti 07.00-08.00 Telenovela Impian Arabella 17.30-18.00 Infotainmen Zig Zag 10.30-11.00 Infotainmen Go Show 19.00-20.00 Sinetron Asyik Jalan Keadilan 12.00-13.30 Sinema Religi Terbaik 20.00-21.00 Sinetron Asyik Rindu-rindu Asmara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Hari 2 Hari 6 06.30-07.00 Infotainmen Kassel 06.30-07.00 Infotainmen Kassel 07.00-08.00 Telenovela Impian Arabella 07.00-07.30 Telenovela Impian Arabella 10.30-11.00 Infotainmen Go Show 07.30-09.00 Sinema Religi Pilihan 12.00-13.30 Sinema Religi Terbaik 09.00-10.30 Layar Pilihan 13.30-15.30 Sinema Spesial 10.30-11.00 Infotainmen Go Show 15.30-16.00 Infotainmen Blak-blakan Selebriti 12.00-13.30 Sinema Religi Terbaik 17.30-18.00 Infotainmen Zig Zag 15.30-16.00 Infotainmen Blak-blakan Selebriti 19.00-20.00 Sinetron Asyik Itok Kabayan Junior 17.30-18.00 Infotainmen Zig Zag 20.00-21.00 Sinetron Asyik Jangan Curi Hatiku 20.00-21.00 Sin. Asyik Jangan Panggil Aku Ibu 21.00-22.00 Sinetron Asyik Yang Ada dan Tiada 21.00-22.30 Sinetron Asyik Rahasia Illahi Hari 3 Hari 7 06.30-07.00 Infotainmen Kassel 06.30-07.00 Infotainmen Kassel 07.30-09.00 Layar Jumat Pagi 07.00-07.30 Telenovela Impian Arabella 10.30-11.00 Infotainmen Go Show 07.30-09.00 Sinema Religi Pilihan 12.00-13.30 Sinema Religi Terbaik 09.00-10.30 Layar Pilihan 13.30-15.30 Layar Jumat Siang 10.30-11.00 Infotainmen Go Show 15.30-16.00 Infotainmen Blak-blakan Selebriti 12.00-13.30 Sinema Religi Terbaik 17.30-18.00 Infotainmen Zig Zag 15.30-16.00 Infotainmen Blak-blakan Selebriti 19.00-20.00 Sinetron Asyik Emak Gue Jagoan 17.30-18.00 Infotainmen Zig Zag 20.00-21.30 Sinetron Asyik Rahmat Illahi 19.00-20.30 Sinema Asyik 20.30-21.30 Sinetron Asyik Hidayahmu Hari 4 06.30-07.00 Infotainmen Kassel Hari 8 08.30-09.00 P. Memasak Santapan Nusantara 06.30-07.00 Infotainmen Kassel 10.30-11.00 Infotainmen Go Show 07.00-08.00 Telenovela Impian Arabella 12.00-13.30 Sinema Religi Terbaik 08.00-09.00 Sinetron Dewi Angin-angin 13.30-15.30 Layar Sabtu Siang 09.00-10.30 Sinema Religi Pilihan 15.30-16.00 Infotainmen Blak-blakan Selebriti 10.30-11.00 Infotainmen Go Show 17.30-18.00 Infotainmen Zig Zag 12.00-13.30 Sinema Religi Terbaik 13.30-14.30 Sinetron Subhanallah 14.30-15.30 Sinetron Si Kembar Hari 5 08.00-09.00 Sinetron Jalan Kemenangan 15.30-16.00 Infotainmen Blak-blakan Selebriti 09.00-10.00 Infotainmen Go Show 17.30-18.00 Infotainmen Zig Zag 11.30-13.00 Sinema Religi Terbaik 19.00-20.00 Sinetron Asyik Jalan Keadilan 14.00-15.00 Sinetron Kehendakmu 20.00-21.00 Sinetron Asyik Rindu-rindu Asmara 17.30-18.00 Sinetron Tuyul & Mbak Yul 18.00-19.30 Sinetron Asyik Rahasia Illahi Hari 9 19.30-21.00 Sinema Asyik 06.30-07.00 Infotainmen Kassel 21.00-22.00 Sinetron Asyik Arti Cinta 07.00-08.00 Telenovela Impian Arabella PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 08.00-09.00 Sinetron Dewi Angin-angin 08.00-09.00 Sinetron Jalan Kemenangan 10.30-11.00 Infotainmen Go Show 09.00-10.00 Infotainmen Go Show 12.00-13.30 Sinema Religi Terbaik 11.30-13.00 Sinema Religi Terbaik 13.30-14.30 Sinetron Subhanallah 17.30-18.00 Sinetron Tuyul & Mbak Yul 14.30-15.30 Sinetron Si Kembar 18.00-19.00 Sinetron Asyik Rahasia Illahi 15.30-16.00 Infotainmen Blak-blakan Selebriti 21.00-22.00 Sinetron Asyik Arti Cinta 17.30-18.00 Infotainmen Zig Zag 19.00-20.00 Sinetron Asyik Itok Kabayan Junior Hari 13 20.00-21.00 Sinetron Asyik Jangan Curi Hatiku 06.30-07.00 Infotainmen Kassel 21.00-22.00 Sinetron Asyik Yang Ada dan Tiada 07.00-08.00 Telenovela Impian Arabella 08.00-09.00 Sinetron Dewi Angin-angin 09.00-10.30 Sinema Religi Pilihan 06.30-07.00 Infotainmen Kassel 10.30-11.00 Infotainmen Go Show 07.30-09.00 Layar Jumat Pagi 12.00-13.30 Sinema Religi Terbaik 10.30-11.00 Infotainmen Go Show 13.30-14.30 Sinetron Subhanallah 12.00-13.30 Sinema Religi Terbaik 14.30-15.30 Sinetron Si Kembar 13.30-15.30 Layar Jumat Siang 15.30-16.00 Infotainmen Blak-blakan Selebriti 15.30-16.00 Infotainmen Blak-blakan Selebriti 17.30-18.00 Infotainmen Zig Zag 17.30-18.00 Infotainmen Zig Zag 20.00-21.00 Sin. Asyik Jangan Panggil Aku Ibu 19.00-20.00 Sinetron Asyik Emak Gue Jagoan 21.00-22.30 Sinetron Asyik Rahasia Illahi 20.00-21.30 Sinetron Asyik Rahmat Illahi Hari 10 Hari 14 Hari 11 06.30-07.00 Infotainmen Kassel 06.30-07.00 Infotainmen Kassel 07.00-08.00 Telenovela Impian Arabella 08.30-09.00 P. Memasak Santapan Nusantara 08.00-09.00 Sinetron Dewi Angin-angin 09.00-10.30 Layar Pilihan 09.00-10.30 Sinema Religi Pilihan 10.30-11.00 Infotainmen Go Show 10.30-11.00 Infotainmen Go Show 12.00-13.30 Sinema Religi Terbaik 12.00-13.30 Sinema Religi Terbaik 15.30-16.00 Infotainmen Blak-blakan Selebriti 13.30-14.30 Sinetron Subhanallah 17.30-18.00 Infotainmen Zig Zag 14.30-15.30 Sinetron Si Kembar 15.30-16.00 Infotainmen Blak-blakan Selebriti 17.30-18.00 Infotainmen Zig Zag 19.00-20.30 Sinema Asyik Hari 12 07.00-08.00 Sinetron Orang-orang Pilihan Lampiran 5. Data distribusi frekuensi iklan pada tayangan acara untuk ibuibu di stasiun televisi A selama dua minggu (periode Juli 2006) Hr 1. JA & WT Infotainmen 07.00-07.30 JI ΣF 1 0 2 1 3 2 Film 07.30-09.00 4 8 2 3 5 2 3 1 6 11 4 39 1 4 5 11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sinetron 09.00-10.00 Infotainmen 11.30-12.00 Film 13.00-15.00 Sinetron 15.00-16.00 Infotainmen 16.00-16.30 Sinetron 17.00-17.30 Sinetron 18.00-19.00 Sinetron 19.00-20.00 16.00-16.30 6 31 4 17 2 0 1 1 5 2 3 3 2 1 6 20 4 11 3 2 1 7 5 3 4 15 2 1 6 4 1 1 2 0 Sinetron 20.00-21.00 Sinetron 17.00-17.30 5 11 3 7 6 21 4 14 1 2 5 8 3 0 2 3 6 19 4 4 1 2 5 0 2 2 6 9 1 10 2 3 3 1 4 10 Sinetron 21.00-22.00 Sinetron 18.00-19.00 5 4 3 9 6 11 4 19 1 6 5 12 3 2 2 0 6 19 4 39 3 5 1 0 5 9 4 28 2 0 6 12 5 19 3 2 1 3 6 35 4 8 2 5 1 2 5 2 3 7 2 1 6 10 4 52 3 4 1 1 5 10 4 19 2 0 6 26 1 2 2 0 2. Infotainmen 07.00-07.30 Sinetron 09.00-10.00 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-21.00 5 8 3 2 6 20 4 21 1 1 5 10 3 1 2 1 6 24 4 14 3 1 1 2 5 2 4 2 2 3 6 12 5 2 3 6 1 5 6 8 4 7 2 1 1 0 5 7 3 10 2 0 6 12 4 24 3 0 1 6 5 6 4 2 2 0 6 19 5 0 3 2 1 0 6 6 4 37 2 0 1 11 5 27 3 0 2 3 6 37 4 11 3 4 1 6 5 4 4 34 2 1 6 12 5 10 3 5 1 2 6 17 4 24 2 1 1 0 5 14 3 2 2 0 6 15 4 28 3 1 1 5 5 7 Infotainmen 11.30-12.00 Film 13.00-15.00 Sinetron 15.00-16.00 Infotainmen Sinetron 21.00-22.00 3. Infotainmen 07.00-07.30 Sinetron 09.00-10.00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Infotainmen 11.30-12.00 Film 13.00-15.00 Sinetron 15.00-16.00 Infotainmen 16.00-16.30 Sinetron 17.00-17.30 Sinetron 18.00-19.00 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 21.00-22.00 06.30-07.00 6 14 4 21 2 0 1 0 5 9 3 1 2 2 6 24 4 9 3 4 1 1 5 5 4 17 2 0 6 5 1 4 2 2 4. Infotainmen 07.00-07.30 Infotainmen 11.30-12.00 5 1 3 0 6 10 4 8 1 9 5 2 3 5 2 1 6 14 4 17 3 2 1 4 5 5 4 55 2 0 6 7 1 2 2 0 Sinetron 09.00-10.00 Infotainmen 15.00-15.30 5 18 3 3 6 33 4 22 1 5 5 15 3 1 2 3 6 13 4 10 3 5 1 3 5 2 4 14 2 3 5 14 3 4 6 1 12 1 6 15 4 14 2 2 1 3 5 5 3 2 2 1 6 10 4 10 3 0 1 2 5 3 4 10 2 1 6 7 1 7 2 3 Infotainmen 11.30-12.00 Infotainmen 16.00-16.30 Infotainmen 16.00-16.30 Sinetron 18.00-19.00 5 1 3 1 6 10 4 9 1 0 5 2 3 0 2 0 6 11 4 7 1 13 5 3 2 3 6 24 1 1 Sinetron 18.00-19.00 3 0 4 6 5 0 3 3 6 11 4 40 2 0 1 11 5 14 3 1 6 16 4 17 1 1 5 1 6 16 1 12 2 0 Sinetron 19.00-20.00 2 2 3 12 4 33 2 0 5 6 3 3 6 22 4 16 1 5 5 2 3 15 2 0 6 43 4 42 1 7 5 16 2 0 6 41 1 0 2 0 3 3 4 23 Sinetron 19.00-21.00 Sinetron 21.00-22.00 Sinetron 20.00-22.00 6. Infotainmen 07.00-07.30 5 5 3 9 6 23 4 23 1 5 5 11 3 1 2 0 6 21 4 10 3 9 1 4 5 1 5. Infotainmen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sinetron 08.00-10.00 Infotainmen 11.30-12.00 Film 13.00-15.00 Sinetron 15.00-16.00 Infotainmen 16.00-16.30 Sinetron 17.00-17.30 Sinetron 18.00-19.00 Sinetron 19.00-20.00 16.00-16.30 6 11 4 43 2 1 1 3 5 16 3 0 2 4 6 22 4 3 3 2 1 12 5 1 4 35 2 2 6 18 5 14 3 6 1 1 6 38 4 57 2 1 1 0 5 17 3 0 2 3 6 31 4 7 1 5 5 0 2 1 6 7 1 12 2 3 3 5 4 9 Sinetron 20.00-21.00 Sinetron 21.00-22.00 Sinetron 17.00-17.30 Sinetron 18.00-19.00 5 3 3 10 6 9 4 18 1 4 5 14 3 7 2 5 6 23 4 52 3 4 1 0 5 11 4 43 2 1 6 20 5 9 3 0 1 0 6 37 4 4 2 1 1 5 5 2 3 0 2 5 6 13 4 23 3 2 1 7 5 4 4 23 2 4 6 16 5 16 3 4 1 3 6 18 4 38 2 0 1 0 5 8 3 0 2 1 6 39 4 7 1 4 5 2 2 4 6 22 1 9 7. Infotainmen 07.00-07.30 Sinetron 08.00-10.00 Infotainmen 11.30-12.00 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-21.00 3 0 4 9 5 1 3 3 6 12 4 7 2 3 1 0 5 5 3 7 2 0 6 12 4 33 3 0 1 9 5 11 4 1 2 2 6 33 5 0 3 2 1 0 6 7 4 49 2 0 1 12 5 21 3 0 2 3 6 52 4 8 1 2 5 2 2 5 6 14 1 6 2 0 Film 13.00-15.00 Sinetron 15.00-16.00 Sinetron 21.00-22.00 8. Infotainmen 07.00-07.30 3 5 4 42 5 4 3 1 6 13 4 27 1 10 5 14 3 4 2 2 6 18 4 17 3 7 1 4 5 21 Infotainmen Sinetron 08.00-09.00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sinetron 09.00-10.00 Infotainmen 11.30-12.00 Film 13.00-15.00 Sinetron 15.00-16.00 Infotainmen 16.00-16.30 Sinetron 17.00-17.30 Sinetron 18.00-19.00 Sinetron 19.00-20.00 15.00-16.00 6 22 4 20 2 4 1 5 5 1 3 7 2 0 6 16 4 28 3 1 1 8 5 17 4 10 2 1 6 19 1 2 2 2 Sinetron 20.00-21.00 Infotainmen 16.00-.16.30 5 6 3 5 6 20 4 25 1 6 5 7 3 0 2 2 6 29 4 8 1 11 5 3 2 0 6 11 1 0 2 0 Sinetron 21.00-22.00 3 4 4 8 5 4 3 11 6 12 4 25 1 8 5 21 3 2 2 3 6 33 4 5 3 6 1 1 5 0 4 48 2 0 5 13 3 1 6 42 4 11 1 3 5 2 3 4 2 3 6 12 4 28 3 3 1 8 5 23 4 25 2 1 6 26 1 8 2 6 9. Infotainmen 07.00-07.30 Sinetron 08.00-09.00 Sinetron 17.00-17.30 Sinetron 18.00-19.00 Sinetron 19.00-20.00 6 5 1 15 2 4 5 9 3 6 6 17 4 15 1 0 5 20 3 7 2 2 6 20 4 70 3 1 1 4 5 22 4 5 2 2 6 27 5 1 3 3 1 4 6 14 4 14 2 0 1 0 5 7 3 6 2 0 6 22 4 30 3 1 1 6 5 8 4 6 2 0 6 16 5 1 3 7 1 8 6 4 4 12 2 1 1 11 5 4 3 8 2 4 6 9 4 18 3 4 1 9 5 11 4 38 2 1 6 22 1 0 2 1 Sinetron 09.00-10.00 Infotainmen 11.30-12.00 Film 13.00-15.00 Sinetron 20.00-21.00 Sinetron 21.00-22.00 10. Infotainmen 07.00-07.30 5 14 3 5 6 25 4 45 1 0 5 23 3 0 2 2 6 51 4 12 3 1 1 5 5 6 Sinetron PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sinetron 08.00-09.00 Sinetron 09.00-10.00 Infotainmen 11.30-12.00 Film 13.00-15.00 Sinetron 15.00-16.00 Infotainmen 16.00-16.30 Sinetron 17.00-17.30 Sinetron 18.00-19.00 18.00-19.00 6 13 4 43 2 5 1 8 5 10 3 3 2 1 6 23 4 40 3 5 1 4 5 26 4 21 2 1 6 21 1 5 2 0 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 19.00-21.00 5 23 3 4 6 22 4 33 1 2 5 9 3 3 2 2 6 17 4 21 3 3 1 6 5 5 4 30 2 3 6 46 5 13 3 8 6 22 4 35 1 4 5 2 1 3 3 4 14 5 1 6 1 Sinetron 21.00-22.00 Sinetron 21.00-22.00 1 8 2 10 17 3 7 6 21 4 36 1 1 5 13 2 0 6 27 3 0 1 5 11 4 5 2 0 8 5 0 3 4 2 4 6 14 4 10 3 3 1 6 5 4 4 31 2 0 6 14 5 15 3 11 1 5 6 43 4 43 2 1 1 12 5 18 3 8 2 3 6 40 4 14 3 6 1 5 5 5 4 17 2 4 6 11 5 19 3 8 1 6 6 27 4 15 2 0 1 2 5 1 3 2 2 2 6 12 4 14 3 0 1 8 5 7 4 13 2 0 6 14 5 2 3 3 1 3 6 13 4 10 2 2 1 0 5 1 3 0 2 1 6 24 4 13 3 3 1 1 5 3 4 6 2 1 6 5 1 14 2 2 11. Infotainmen 07.00-07.30 Sinetron 08.30-10.30 Infotainmen 11.30-12.00 Infotainmen 14.30-15.30 Infotainmen 16.00-16.30 12. Infotainmen 06.30-07.00 Infotainmen 11.30-12.00 Infotainmen 15.00-15.30 Infotainmen 16.00-16.30 Sinetron 18.00-19.00 5 3 3 2 6 5 4 16 1 15 5 7 3 3 2 2 6 8 4 8 3 5 1 19 5 1 Sinetron PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-22.00 13. Infotainmen 07.00-07.30 Sinetron 08.00-09.00 Sinetron 09.00-10.00 Infotainmen 11.30-12.00 Film 13.00-15.00 Sinetron 15.00-16.00 08.00-09.00 6 20 4 22 2 0 1 3 5 18 3 2 2 0 6 26 4 19 3 1 1 7 5 16 4 21 2 2 6 26 1 3 2 0 Infotainmen 16.00-16.30 Sinetron 09.00-10.00 5 2 3 3 6 15 4 14 1 14 5 6 3 2 2 0 6 14 4 9 1 2 5 3 2 0 6 34 1 6 2 0 Sinetron 17.00-17.30 3 24 4 58 5 14 3 5 6 40 4 6 1 1 5 4 3 7 2 0 6 6 4 11 3 3 1 12 5 2 4 14 2 2 6 15 5 4 3 10 1 6 6 13 4 46 2 0 1 2 5 4 3 4 2 1 6 23 4 19 3 2 1 12 5 3 4 20 2 1 6 64 5 14 3 10 1 4 6 31 4 44 2 0 1 13 5 18 3 4 2 0 6 17 4 12 3 2 1 18 5 13 4 25 2 2 6 17 5 12 3 17 1 5 6 17 4 53 2 2 1 2 5 24 3 0 2 2 6 36 4 9 3 6 1 3 5 3 4 15 2 2 6 17 5 4 3 4 1 0 6 16 4 30 2 0 1 11 5 17 3 1 2 1 6 21 4 6 1 0 5 2 2 1 6 9 1 12 2 2 3 8 4 39 Sinetron 18.00-19.00 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-21.00 Sinetron 21.00-22.00 14. Infotainmen 07.00-07.30 Infotainmen 11.30-12.00 Film 13.00-15.00 Sinetron 15.00-16.00 Infotainmen 16.00-16.30 Sinetron 17.00-17.30 Sinetron 18.00-19.00 5 16 3 0 6 31 4 7 1 5 5 1 3 6 2 1 6 12 4 28 3 3 1 7 5 14 Sinetron PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sinetron 19.00-20.00 6 28 1 0 2 3 3 0 4 6 5 0 6 25 Sinetron 20.00-21.00 Sinetron 21.00-22.00 1 6 2 0 2 0 3 10 3 0 4 33 4 20 5 15 5 3 6 6 19 35 8571 1 7 Total Lampiran 6. Data distribusi frekuensi iklan pada tayangan acara untuk ibuibu di stasiun televisi B selama dua minggu (periode Juli 2006) Hr 1. JA & WT Infotainmen 07.30-08.00 Sinetron 09.30-11.30 Sinetron 13.00-15.00 Serial drama 16.00-17.00 Serial drama 17.00-18.00 Sinetron 18.00-19.00 JI ΣF 3 2 1 5 4 11 2 5 5 23 6 1 3 2 4 10 5 4 6 5 Sinetron 19.00-20.00 6 20 1 2 2 1 10 3 2 2 4 9 2 0 5 18 3 4 6 32 1 0 2 0 Sinetron 13.00-15.00 Serial drama 16.00-17.00 1 3 4 9 2 0 5 21 6 15 3 4 1 0 4 4 2 0 5 4 6 8 1 3 3 0 4 20 5 29 6 25 3 0 1 3 4 10 2 1 5 3 2 2 3 2 6 5 3 0 1 2 4 8 2 1 5 28 3 1 6 6 1 1 2 0 4 18 5 20 6 37 Sinetron 20.00-21.00 Sinetron 21.00-22.00 Serial drama 17.00-18.00 Sinetron 18.00-19.00 1 0 4 11 2 0 5 6 3 0 6 14 3 3 4 5 1 5 4 13 5 8 2 5 5 20 6 7 3 4 6 10 1 4 2 1 2. Infotainmen 07.30-08.00 Sinetron 18.00-19.00 1 3 4 13 2 0 5 5 3 0 6 3 3 5 1 3 4 21 2 1 5 16 6 16 1 4 2 0 Sinetron 09.30-11.30 4 13 5 20 6 13 3 1 1 4 4 25 2 0 5 25 Sinetron 21.00-23.00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Infotainmen 07.30-08.00 Sinetron 08.00-10.00 Infotainmen 10.00-10.30 Sinetron 13.00-15.00 Serial drama 16.00-17.00 Serial drama 17.00-18.00 Sinetron 19.00-20.00 3 4 4 14 4. P. Memasak 06.30-07.00 1 0 5 3 2 2 6 8 1 3 2 4 6. Infotainmen 07.30-08.00 5 16 3 1 6 36 4 10 1 6 5 3 3 2 2 2 6 1 4 8 3 3 1 2 5 4 4 11 2 0 6 3 5 5 3 1 1 1 6 5 4 20 2 0 1 4 5 6 3 1 2 1 6 7 4 21 3 1 1 3 5 16 4 18 2 1 6 15 1 1 2 1 P. Memasak 07.00-08.00 Infotainmen 09.30-11.00 Sinetron 09.30-11.30 Sinetron 13.00-15.00 5 19 3 0 6 40 4 13 1 3 5 16 3 2 2 0 6 11 4 16 3 2 1 2 5 13 4 14 2 1 6 24 5 6 3 2 1 2 6 3 4 20 2 0 1 2 5 17 3 1 2 1 6 25 4 5 3 1 1 4 5 4 4 20 2 2 6 9 5 14 3 3 1 5 6 27 4 20 2 0 1 0 5 25 3 0 2 0 6 16 4 9 1 0 5 19 2 0 6 7 1 1 2 1 0 3 1 4 3 Sinetron 13.00-15.00 Film 19.00-21.00 5. Serial drama 11.00-12.30 Serial drama 16.00-17.00 Serial drama 17.00-18.00 Sinetron 18.00-19.00 5 1 3 0 6 6 4 23 1 3 5 17 3 2 1 6 15 4 8 3 0 1 5 5 14 4 11 2 1 6 8 5 21 3 1 1 5 6 7 4 22 2 1 1 0 5 21 3 7 2 0 6 29 4 25 3 0 1 2 5 18 6 18 1 0 2 0 Sinetron 13.30-15.30 Infotainmen 16.00-16.30 4 5 2 1 5 23 3 1 6 8 4 13 Sinetron 19.00-21.00 Sinetron 21.00-22.00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. Infotainmen 07.30-08.00 Sinetron 09.30-11.30 Sinetron 13.00-15.00 Serial drama 16.00-17.00 Serial drama 17.00-18.00 Sinetron 18.00-19.00 Film 19.00-21.00 3 0 4 7 Sinetron 21.00-22.00 1 1 5 22 2 2 6 16 1 0 2 0 Sinetron 20.00-21.00 5 9 3 0 6 11 4 13 1 3 5 14 3 0 2 3 6 20 4 3 3 1 1 4 5 5 4 9 2 2 6 8 5 3 3 3 1 1 6 7 4 4 2 1 1 1 5 8 3 1 2 1 6 12 4 17 3 1 1 2 5 10 4 21 2 0 6 12 1 2 2 5 8. Infotainmen 07.30-08.00 Sinetron 09.30-11.30 Sinetron 21.00-22.00 9. Infotainmen 07.30-08.00 5 22 3 3 6 13 4 11 1 3 5 27 3 5 2 1 6 24 4 10 3 2 1 5 5 8 4 15 2 1 6 7 5 16 3 1 1 1 6 31 4 20 2 0 1 0 5 21 3 3 2 0 6 28 4 11 3 0 1 0 5 27 4 2 2 0 6 23 5 5 3 1 1 3 6 4 4 0 2 0 1 5 5 6 3 3 2 0 6 9 4 15 3 0 1 1 5 9 4 10 2 0 6 47 5 21 3 2 1 0 6 12 4 9 2 0 1 4 5 30 3 2 2 0 6 5 4 1 3 2 1 0 5 5 6 6 1 0 Sinetron 13.00-15.00 Serial drama 16.00-17.00 Serial drama 17.00-18.00 Sinetron 18.00-19.00 Sinetron 09.30-11.30 Sinetron 13.00-15.00 Serial drama 16.00-17.00 4 8 2 0 5 14 3 3 6 14 4 9 2 1 1 1 5 20 3 0 2 0 6 3 4 12 3 1 1 1 5 21 4 3 2 0 6 10 5 4 3 2 1 0 6 21 4 11 2 0 Sinetron 19.00-20.00 Serial drama 17.00-18.00 Sinetron 18.00-19.00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sinetron 19.00-21.00 Sinetron 21.00-23.00 10. Infotainmen 07.30-08.00 Sinetron 08.00-10.00 Infotainmen 10.00-10.30 Sinetron 13.00-15.00 Serial drama 16.00-17.00 3 0 4 10 5 Serial drama 17.00-18.00 1 0 5 8 2 0 6 20 21 3 0 1 5 6 9 4 15 2 0 1 1 5 19 3 1 2 0 6 12 4 24 3 6 1 0 5 14 4 28 2 0 6 30 5 19 3 0 1 5 6 16 4 1 2 1 1 2 5 23 3 1 2 0 6 14 4 16 3 2 1 0 5 3 4 16 2 3 6 8 1 3 2 1 Sinetron 19.00-20.00 11. P. Memasak 06.30-07.00 Sinetron 13.30-15.30 Infotainmen 16.00-16.30 13. Infotainmen 07.30-08.00 5 30 3 1 6 20 4 11 1 4 5 0 3 2 2 4 6 2 4 4 1 2 5 11 2 0 6 8 1 2 P. Memasak 07.00-08.00 3 2 4 12 5 7 3 0 6 8 4 15 2 0 1 0 5 6 3 0 2 0 6 11 4 8 3 1 1 1 5 22 4 18 2 1 6 22 5 25 3 0 1 4 6 35 4 14 2 0 1 2 5 19 3 0 2 0 6 16 4 15 3 2 1 2 5 13 4 14 2 0 6 19 1 0 2 0 0 Infotainmen 09.30-11.00 Sinetron 13.00-15.00 Sinetron 09.30-11.30 Sinetron 13.00-15.00 Serial drama 16.00-17.00 5 7 3 1 6 9 4 20 1 1 5 17 3 2 0 6 24 4 1 3 1 1 1 5 19 4 14 2 0 6 8 5 15 3 4 1 0 6 27 4 17 2 0 1 0 5 30 3 0 2 0 6 27 4 13 3 0 1 0 5 22 4 0 2 0 6 7 5 4 3 0 1 0 6 8 4 25 2 0 Film 19.00-21.00 12. Serial drama 11.00-12.30 Serial drama 17.00-18.00 Sinetron 18.00-19.00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sinetron 19.00-21.00 Sinetron 21.00-22.00 14. Infotainmen 07.30-08.00 Sinetron 3 0 4 09.30-11.30 2 0 4 3 3 5 9 4 6 13 5 1 4 2 0 3 5 4 20 3 2 5 20 4 16 6 24 5 1 0 6 1 4 2 0 0 Sinetron 13.00-15.00 Serial drama 16.00-17.00 Sinetron 18.00-19.00 1 0 2 0 12 3 2 22 4 5 6 19 5 11 1 6 6 13 2 0 1 0 2 0 3 1 14 4 4 29 5 5 6 23 1 4 2 0 Film 19.00-21.00 2 0 3 1 4 3 3 5 10 4 8 3 0 6 23 5 21 4 6 1 2 6 4 5 21 2 2 1 0 6 26 3 2 2 0 4 6 3 2 5 11 4 12 6 6 5 26 1 2 6 6 Serial drama 17.00-18.00 Sinetron 21.00-22.00 Total 4403 Lampiran 7. Data distribusi frekuensi iklan pada tayangan acara untuk ibuibu di stasiun televisi C selama dua minggu (periode Juli 2006) Hr 1. JA & WT Infotainmen 07.00-07.30 Sinetron 07.30-09.00 Infotainmen 11.00-11.30 JI ΣF 5 6 4 6 8 5 3 1 3 6 21 2 1 1 0 6 3 3 2 2 5 3 4 20 3 0 6 9 5 4 4 6 1 0 2 0 3 1 4 1 1 2 3 3 3 4 Infotainmen 12.30-13.00 Infotainmen 15.00-15.30 1 6 15 5 9 1 0 6 13 2 0 1 0 4 3 0 2 0 5 5 4 2 3 0 6 26 5 1 4 7 1 0 6 20 5 1 1 1 2 0 3 0 2 0 3 1 4 5 Sinetron 13.00-14.00 Sinetron 14.00-15.00 Serial drama 15.30-16.30 Sinetron 16.30-17.30 6 14 1 0 2 0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-21.00 Film 21.00-23.00 2. Infotainmen 07.00-07.30 Sinetron 07.30-09.00 Infotainmen 11.00-11.30 Infotainmen 12.30-13.00 3 0 4 7 Sinetron 13.00-14.00 1 0 5 2 2 0 6 6 1 0 2 0 Sinetron 09.30-10.30 5 5 3 1 6 8 4 0 1 0 5 3 3 1 2 0 3 0 4 0 5 8 Sinetron 14.00-15.00 6 16 4 3 1 0 5 5 2 0 3 0 Infotainmen 10.30-11.00 6 15 1 1 6 9 4 6 2 0 1 0 5 1 3 6 2 0 3 0 4 16 Infotainmen 15.00-15.30 6 13 4 7 1 1 5 5 2 1 6 9 1 1 2 0 Infotainmen 11.00-11.30 5 11 3 1 6 21 4 11 1 0 5 4 3 4 2 2 6 12 4 14 3 0 1 0 5 2 4 1 2 0 6 7 5 0 3 0 1 2 Serial drama 15.30-16.30 Infotainmen 12.30-13.00 6 31 4 2 2 2 1 0 5 4 3 3 2 0 3 1 4 3 5 2 Sinetron 16.30-17.30 6 9 4 14 1 0 5 5 2 2 3 1 Infotainmen 15.00-15.30 6 8 1 1 2 1 6 9 4 3 1 0 5 8 3 2 2 0 6 11 4 15 3 4 1 4 5 7 4 6 2 3 6 8 1 6 2 4 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 19.00-21.00 5 4 3 7 6 16 4 42 1 0 5 9 3 6 2 0 6 15 4 50 3 1 1 0 5 13 4 5 2 2 5 1 3 3 Sinetron 20.00-21.00 4. Infotainmen 07.00-07.30 6 19 1 0 6 9 4 11 2 2 1 0 5 3 3 3 2 2 3 5 4 13 5 10 6 9 3. Infotainmen 07.00-07.30 6 4 4 2 1 0 5 1 2 1 3 2 4 6 Infotainmen 11.00-11.30 6 2 1 1 2 0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Infotainmen 15.00-15.30 Infotainmen 15.30-16.00 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-21.00 5. Infotainmen 07.00-07.30 Infotainmen 11.00-11.30 Infotainmen 15.00-15.30 3 0 4 21 Infotainmen 15.30-16.00 1 4 5 8 2 1 6 7 1 0 2 0 Sinetron 13.00-14.00 5 6 3 2 6 8 4 17 1 3 5 5 3 0 2 2 6 9 4 4 3 4 1 13 5 3 4 14 2 2 5 8 3 10 Sinetron 19.00-20.00 Infotainmen 15.00-15.30 6 15 1 2 6 8 4 44 2 2 1 1 5 22 3 2 2 0 10 3 2 4 18 5 6 28 4 1 6 5 6 2 2 6 11 5 3 7 1 0 6 9 4 32 2 0 1 4 5 5 3 0 2 1 6 26 4 1 1 0 5 1 2 2 6 13 1 0 Sinetron 20.00-21.00 6. Infotainmen 07.00-07.30 Serial drama 15.30-16.30 3 2 4 4 5 0 3 2 6 21 4 3 2 0 1 9 5 2 3 2 2 4 3 11 4 59 5 15 Sinetron 07.30-08.30 Sinetron 16.30-17.30 6 10 4 0 1 1 5 1 2 0 3 2 Sinetron 20.00-21.00 6 15 1 3 6 19 4 15 2 1 1 0 5 20 3 1 2 0 6 17 4 5 1 3 5 3 2 0 6 22 1 0 2 0 Telenovela 08.30-09.30 3 1 4 3 5 2 3 1 6 4 4 15 1 2 5 8 3 0 2 0 6 11 4 0 3 0 1 1 5 0 4 11 2 0 5 5 3 1 Infotainmen 11.00-11.30 Sinetron 21.00-22.00 7. Infotainmen 07.00-07.30 6 19 1 0 6 8 4 7 2 2 1 2 5 2 3 2 2 0 3 1 4 8 5 6 6 7 Infotainmen 12.30-13.00 6 5 4 3 1 1 5 1 2 3 3 3 4 20 Sinetron 07.30-08.30 6 7 1 0 2 0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Telenovela 08.30-09.30 Infotainmen 11.00-11.30 Infotainmen 12.30-13.00 Sinetron 13.00-14.00 Infotainmen 15.00-15.30 Serial drama 15.30-16.30 Sinetron 16.30-17.30 3 2 4 10 5 Sinetron 19.00-20.00 1 1 5 4 2 0 6 19 12 3 2 1 3 6 16 4 7 2 0 1 3 5 6 3 0 2 0 3 1 4 10 5 7 Sinetron 20.00-21.00 Infotainmen 15.00-15.30 6 15 4 6 1 3 5 9 2 3 3 6 Serial drama 15.30-16.30 6 6 1 0 6 12 4 22 2 0 1 0 5 8 3 0 2 0 0 3 1 4 13 5 6 27 4 1 1 5 4 2 1 6 13 2 3 4 1 1 6 5 4 2 2 0 1 6 5 2 3 0 2 0 6 8 4 0 1 1 5 1 2 0 6 11 1 10 8. Infotainmen 07.00-07.30 Sinetron 07.30-08.30 3 3 4 14 5 11 3 0 Sinetron 16.30-17.30 Sinetron 19.00-20.00 6 8 4 3 2 0 1 0 5 2 3 7 2 0 3 1 4 4 5 0 Telenovela 08.30-09.30 6 17 4 37 1 2 5 12 2 0 3 0 Sinetron 20.00-21.00 6 24 1 2 6 14 4 18 2 0 1 2 5 7 3 1 2 1 6 17 4 9 1 0 5 4 2 0 6 3 1 0 2 0 3 1 4 8 Infotainmen 11.00-11.30 Film 21.00-23.00 5 8 3 0 6 12 4 8 1 0 5 3 3 2 2 0 6 13 4 2 3 0 1 5 5 0 4 5 2 2 5 3 3 1 Infotainmen 12.30-13.00 9. Infotainmen 07.00-07.30 6 39 1 0 6 16 4 14 2 0 1 0 5 10 3 5 2 0 3 1 4 2 5 3 6 14 Sinetron 13.00-14.00 6 10 4 3 1 3 5 1 2 0 3 0 4 8 Sinetron 07.30-08.30 6 11 1 1 2 0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Telenovela 08.30-09.30 Infotainmen 11.00-11.30 Infotainmen 12.30-13.00 Sinetron 13.00-14.00 Infotainmen 15.00-15.30 Serial drama 15.30-16.30 Sinetron 16.30-17.30 3 2 4 14 5 Sinetron 19.00-20.00 1 5 5 9 2 4 6 12 8 3 7 1 6 6 15 4 52 2 3 1 1 5 22 3 8 2 0 3 2 4 17 5 14 Sinetron 20.00-21.00 Sinetron 19.00-21.00 6 18 4 62 1 2 5 17 2 1 3 1 11. Infotainmen 07.00-07.30 6 24 1 2 6 14 4 5 2 2 1 0 5 5 3 6 2 1 3 0 4 9 10. Infotainmen 07.00-07.30 6 7 4 5 1 1 5 1 2 1 6 4 1 12 2 0 Sinetron 08.30-10.30 5 4 3 5 6 6 4 4 1 0 5 2 3 10 2 1 6 5 4 41 1 0 5 20 2 0 6 26 1 2 Sinetron 09.30-10.30 3 3 4 14 5 15 3 0 Infotainmen 11.00-11.30 6 9 4 0 2 0 1 1 5 0 3 0 2 0 3 2 4 5 5 2 Infotainmen 10.30-11.00 6 10 4 20 1 2 5 4 2 2 3 7 Infotainmen 15.00-15.30 6 6 1 3 2 0 6 14 4 5 1 4 5 11 3 3 2 2 6 11 4 12 3 3 1 1 5 6 4 9 2 0 6 12 5 5 3 1 1 2 6 14 4 7 2 1 1 2 5 1 3 2 2 0 6 8 4 12 3 0 1 3 5 6 4 1 2 1 5 3 3 4 Infotainmen 11.00-11.30 Infotainmen 12.30-13.00 Infotainmen 15.30-16.00 Sinetron 19.00-20.00 6 10 1 4 6 14 4 14 2 1 1 1 5 11 3 0 2 0 3 1 4 7 5 9 6 6 Infotainmen 15.00-15.30 6 6 4 5 1 3 5 1 2 0 3 1 4 11 Sinetron 20.00-21.00 6 22 1 16 2 5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. Infotainmen 07.00-07.30 Infotainmen 11.00-11.30 Infotainmen 15.00-15.30 Infotainmen 15.30-16.00 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-21.00 13. Infotainmen 07.00-07.30 3 10 4 76 Sinetron 07.30-08.30 1 2 5 10 2 0 6 12 1 5 2 1 Sinetron 20.00-21.00 5 14 3 11 6 23 4 16 1 1 5 6 3 1 2 0 3 9 4 2 5 2 Telenovela 08.30-09.30 6 13 4 3 1 6 5 1 2 0 3 1 Sinetron 21.00-22.00 6 39 1 0 6 0 4 22 2 0 1 5 5 8 3 0 2 0 0 3 1 4 20 5 6 17 4 1 4 5 0 2 0 6 20 2 3 1 1 0 6 6 4 12 2 0 1 2 5 3 3 5 2 2 6 5 4 1 1 2 5 2 2 2 6 5 1 0 Infotainmen 11.00-11.30 Infotainmen 12.30-13.00 3 3 4 11 5 6 3 5 14. Infotainmen 07.00-07.30 Sinetron 07.30-08.30 6 15 4 17 2 0 1 6 5 8 3 0 2 0 3 2 4 10 5 9 Sinetron 13.00-14.00 6 3 4 4 1 0 5 3 2 0 3 3 Telenovela 08.30-09.30 6 21 1 2 2 0 6 3 4 3 1 15 5 8 3 0 2 0 6 16 4 16 3 10 1 4 5 5 4 40 2 0 6 15 5 19 3 5 1 1 6 24 4 14 2 0 1 9 5 4 3 1 2 0 6 9 4 10 3 3 1 1 5 4 4 35 2 0 5 2 3 0 6 9 4 0 1 1 5 12 2 1 3 5 4 3 5 3 6 8 Infotainmen 15.00-15.30 Serial drama 15.30-16.30 Sinetron 16.30-17.30 Infotainmen 11.00-11.30 Infotainmen 12.30-13.00 6 5 1 3 2 0 3 5 6 10 4 19 1 0 5 7 2 0 6 10 3 2 4 1 Sinetron 13.00-14.00 1 0 2 0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Infotainmen 15.00-15.30 Serial drama 15.30-16.30 3 1 3 0 3 4 4 9 4 3 4 8 5 2 5 7 5 10 6 6 6 22 6 14 1 1 1 0 1 11 2 0 2 1 2 1 3 1 3 1 3 8 4 5 4 5 4 37 5 1 5 6 5 15 6 5 1 0 2 0 Sinetron 16.30-17.30 Sinetron 19.00-20.00 6 13 1 4 2 2 Sinetron 20.00-21.00 6 Total 28 4653 Lampiran 8. Data distribusi frekuensi iklan pada tayangan acara untuk ibuibu di stasiun televisi D selama dua minggu (periode Juli 2006) Hr 1. JA & WT Infotainmen 06.30-07.00 Telenovela 07.00-08.00 Infotainmen 10.30-11.00 Sinetron 12.00-13.30 Sinetron 13.30-15.30 JI ΣF 06.30-07.00 4 19 2 2 5 14 3 1 6 61 4 6 1 0 5 10 6 10 1 0 1 5 2 2 3 1 4 4 2 0 5 5 3 0 6 12 4 6 2 0 1 0 5 3 3 0 2 0 6 11 4 7 1 0 5 10 2 0 6 12 1 0 2 0 Infotainmen 15.30-16.00 Infotainmen 17.30-18.00 Telenovela 07.00-08.00 3 0 4 6 5 6 3 0 6 23 4 0 1 0 5 1 3 3 2 1 6 6 4 9 1 6 5 5 2 5 6 7 1 2 Sinetron 19.00-20.00 Infotainmen 10.30-11.00 3 4 4 7 5 4 3 6 6 9 4 7 2 2 1 3 5 5 3 3 2 5 6 14 4 18 3 5 1 7 5 9 4 20 2 5 6 27 5 20 3 5 1 0 6 26 4 40 2 0 1 0 5 21 3 0 2 1 6 12 4 16 3 0 1 1 5 12 Sinetron 20.00-21.00 2. Infotainmen Sinetron 12.00-13.30 Sinetron 13.30-15.30 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Infotainmen 15.30-16.00 Infotainmen 17.30-18.00 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-21.00 Sinetron 21.00-22.00 3. Infotainmen 06.30-07.00 Film 07.30-09.00 Infotainmen 10.30-11.00 08.30-09.00 6 52 4 9 2 0 1 3 5 6 3 0 2 0 6 7 4 13 3 1 1 4 5 0 4 9 2 4 6 1 5 4 3 3 1 1 6 10 4 17 2 2 1 0 5 11 3 1 2 0 6 26 4 14 3 0 1 2 5 8 4 0 2 0 6 9 5 0 3 0 1 4 6 6 4 16 2 4 1 0 5 11 3 3 2 0 6 21 4 19 3 0 1 1 5 13 4 1 2 0 6 27 5 4 3 2 1 3 6 17 4 2 2 0 1 7 5 4 3 2 2 7 6 8 4 10 3 5 1 0 5 13 4 8 2 0 6 25 5 10 3 0 1 1 6 14 4 1 2 1 1 1 5 1 3 2 2 0 6 5 4 10 3 0 1 0 5 8 4 1 2 1 6 4 5 0 3 0 1 0 6 17 4 1 2 0 1 2 5 10 3 0 2 0 6 14 4 0 3 0 1 5 5 1 4 9 2 5 6 7 5 8 3 3 1 3 6 9 4 11 2 0 1 2 5 5 3 0 2 4 6 26 4 5 1 2 5 6 2 2 6 19 1 1 2 1 Sinetron 12.00-13.30 Film 13.30-15.30 Infotainmen 15.30-16.00 Infotainmen 17.30-18.00 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-21.30 4. Infotainmen 06.30-07.00 Infotainmen 10.30-11.00 Sinetron 12.00-13.30 Film 13.30-15.30 Infotainmen 15.30-16.00 Infotainmen 17.30-18.00 5. Sinetron 08.00-09.00 3 1 4 17 5 18 3 0 6 28 4 6 1 1 5 8 3 2 2 1 6 13 4 10 3 4 1 0 5 20 P. Memasak Infotainmen 09.00-10.00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sinetron 11.30-13.00 Sinetron 14.00-15.00 Sinetron 17.30-18.00 Sinetron 18.00-19.30 Sinetron 19.30-21.00 Sinetron 21.00-22.00 6. Infotainmen 06.30-07.00 Telenovela 07.00-07.30 2100-22.30 6 21 4 10 2 6 1 3 5 10 3 2 2 2 6 6 4 5 3 2 1 1 5 1 4 20 2 2 6 16 5 13 3 1 1 5 6 14 4 8 2 0 1 1 5 6 3 0 2 0 6 30 4 4 1 1 5 11 2 0 6 8 1 0 2 0 3 0 4 0 Sinetron 07.30-09.00 Film 09.00-10.30 7. Infotainmen 06.30-07.00 Telenovela 07.00-07.30 5 6 3 0 6 13 4 1 1 0 5 1 3 0 2 0 6 22 4 8 3 0 1 1 5 9 4 6 2 0 6 6 5 2 3 4 1 4 6 8 4 8 2 4 1 0 5 3 3 5 2 3 6 12 4 4 1 6 5 9 2 5 6 34 1 1 2 0 Infotainmen 10.30-11.00 Sinetron 12.00-13.30 Sinetron 07.30-09.00 3 0 4 2 5 9 3 4 6 28 4 14 1 0 5 15 3 0 2 0 6 16 4 9 1 2 5 3 2 1 6 29 1 1 Infotainmen 15.30-16.00 Film 09.00-10.30 3 0 4 1 5 3 3 0 6 16 4 5 2 2 1 0 5 3 3 2 2 0 6 17 4 4 3 1 1 0 5 6 4 3 2 0 6 7 5 2 3 0 1 6 6 18 4 0 2 3 1 4 5 1 3 4 2 1 6 5 4 15 3 1 1 1 5 9 4 6 2 1 6 26 5 7 3 0 1 1 6 9 4 3 2 2 1 0 5 4 3 0 2 0 6 11 4 1 3 0 1 5 5 3 Infotainmen 17.30-18.00 Sinetron 20.00-21.00 Sinetron Infotainmen 10.30-11.00 Sinetron 12.00-13.30 Infotainmen 15.30-16.00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Infotainmen 17.30-18.00 Sinetron 19.00-20.30 Sinetron 20.30-21.30 8. Infotainmen 06.30-07.00 Telenovela 07.00-08.00 Sinetron 08.00-09.00 Sinetron 09.00-10.30 Infotainmen 10.30-11.00 06.30-07.00 6 9 4 1 2 0 1 0 5 3 3 1 2 0 6 7 4 4 3 0 1 4 5 10 4 0 2 1 6 9 1 0 2 0 Sinetron 12.00-13.30 Telenovela 07.00-08.00 5 1 3 4 6 8 4 22 1 3 5 23 3 0 2 1 6 30 4 9 1 0 5 6 2 0 6 23 1 3 2 1 Sinetron 13.30-14.30 3 1 4 3 5 19 3 0 6 24 4 1 1 0 5 12 3 0 2 0 6 25 4 9 3 1 1 0 5 8 4 4 2 0 6 19 5 0 3 0 1 1 6 16 4 2 2 2 1 4 5 5 3 3 2 0 6 23 4 7 1 1 5 5 2 0 6 10 1 2 2 2 Sinetron 14.30-15.30 Infotainmen 15.30-16.00 Sinetron 08.00-09.00 Infotainmen 10.30-11.00 3 0 4 5 5 8 3 0 6 12 4 1 1 0 5 1 3 3 2 0 6 11 4 11 3 0 1 0 5 16 4 2 2 0 6 18 5 5 3 0 1 0 6 27 4 1 2 0 1 1 5 4 3 0 2 1 6 7 4 4 3 0 1 1 5 8 4 11 2 0 6 17 5 11 3 2 1 0 6 14 4 14 2 0 1 1 5 8 3 0 2 0 6 10 4 4 1 2 5 15 2 3 6 21 1 6 2 1 0 Infotainmen 17.30-18.00 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-21.00 Sinetron 12.00-13.30 Sinetron 13.30-14.30 Sinetron 14.30-15.30 3 0 4 6 5 10 3 13 6 29 4 26 1 2 5 21 3 2 2 6 19 4 9 3 1 1 5 5 2 9. Infotainmen Infotainmen 15.30-16.00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Infotainmen 17.30-18.00 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-21.00 Sinetron 21.00-22.00 10. Infotainmen 06.30-07.00 Film 07.30-09.00 Infotainmen 10.30-11.00 Sinetron 12.00-13.30 09.00-10.30 6 14 4 17 2 0 1 0 5 16 3 0 2 0 6 28 4 6 3 0 1 10 5 12 4 3 2 2 6 25 1 1 2 3 Film 13.30-15.30 Infotainmen 10.30-11.00 5 2 3 2 6 10 4 18 1 1 5 22 3 1 2 0 6 41 4 15 3 0 1 2 5 11 4 1 2 0 6 6 1 6 2 3 Infotainmen 15.30-16.00 Sinetron 12.00-13.30 5 6 3 1 6 13 4 3 1 3 5 8 3 1 2 9 6 9 4 26 3 0 1 0 5 16 4 13 2 0 6 23 5 15 3 0 1 1 6 17 4 1 2 1 1 3 5 4 3 2 2 0 6 2 4 9 1 1 5 10 2 1 6 11 1 0 2 0 Infotainmen 17.30-18.00 Sinetron 19.00-20.00 Infotainmen 15.30-16.00 3 0 4 1 5 3 3 0 6 23 4 5 1 2 5 16 3 0 2 0 6 19 4 0 1 12 5 3 2 4 6 5 1 0 Sinetron 20.00-21.30 Infotainmen 17.30-18.00 3 1 4 9 5 1 3 2 6 12 4 14 2 0 1 3 5 8 3 0 2 1 6 27 4 5 3 5 1 1 5 5 4 16 2 0 6 14 5 25 3 1 1 2 6 40 4 8 2 3 1 1 5 8 3 2 2 0 6 9 4 5 1 0 5 8 2 0 6 20 1 3 2 0 11. Infotainmen 06.30-07.00 P. Memasak 08.30-09.00 12. Sinetron 07.00-08.00 Sinetron 08.00-09.00 3 3 4 8 5 8 3 0 6 10 4 13 1 6 5 2 3 1 2 2 6 0 4 15 3 3 1 2 5 21 Film Infotainmen 09.00-10.00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sinetron 11.30-13.00 Sinetron 17.30-18.00 Sinetron 18.00-19.00 Sinetron 21.00-22.00 13. Infotainmen 06.30-07.00 Telenovela 07.00-08.00 Sinetron 08.00-09.00 Sinetron 09.00-10.30 21.00-22.30 6 17 4 9 2 4 1 3 5 7 3 4 2 1 6 27 4 4 3 1 1 3 5 2 4 15 2 0 6 24 5 21 3 4 1 4 6 24 4 14 2 0 1 1 5 22 3 1 2 0 6 8 4 8 1 5 5 4 2 5 6 9 1 1 2 0 Infotainmen 10.30-11.00 Sinetron 12.00-13.30 14. Infotainmen 06.30-07.00 3 0 4 4 5 0 3 4 6 7 4 19 1 0 5 27 3 0 2 3 6 15 4 3 3 0 1 0 5 8 6 18 1 2 Sinetron 13.30-14.30 Telenovela 07.00-08.00 4 1 2 0 5 17 3 1 6 17 4 5 2 0 1 0 5 14 3 0 2 0 6 10 4 8 1 0 5 9 2 1 6 25 1 0 2 0 Sinetron 14.30-15.30 Sinetron 08.00-09.00 3 2 4 4 5 4 3 0 6 14 4 0 1 5 5 5 3 1 2 0 6 12 4 0 1 5 5 10 2 0 6 27 1 2 Infotainmen 15.30-16.00 Sinetron 09.00-10.30 3 1 4 8 5 4 3 1 6 10 4 15 2 1 1 0 5 4 3 2 2 2 6 7 4 6 3 2 1 0 5 8 6 6 1 3 2 3 Infotainmen 17.30-18.00 Infotainmen 10.30-11.00 4 7 2 0 5 10 3 0 6 19 4 0 1 3 5 3 3 0 2 4 6 3 4 18 3 2 1 1 5 22 4 12 2 1 6 19 5 11 3 0 1 0 6 16 4 4 2 0 1 0 5 8 3 0 2 0 6 14 4 8 3 2 1 7 5 9 Sinetron 20.00-21.00 Sinetron Sinetron 12.00-13.30 Sinetron 13.30-14.30 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sinetron 14.30-15.30 Infotainmen 15.30-16.00 6 23 3 2 1 0 4 2 2 0 5 7 3 1 6 5 4 8 1 0 2 0 5 14 3 0 6 22 5 12 6 22 Infotainmen 17.30-18.00 1 4 4 0 2 2 5 1 Sinetron 19.00-20.30 6 5 1 2 2 1 3 0 4 3 Total 4908 Keterangan tabel pada lampiran 5, 6, 7, dan 8: Hr JA WT JI : : : : Hari keJenis Acara Waktu Tayang Jenis Iklan, yang meliputi; 1 = Obat tanpa resep (obat bebas dan obat bebas terbatas) 2 = Obat tradisional (jamu), obat herbal berstandar, fitofarmaka, dan obat quasi 3 = Vitamin, suplemen, obat wajib apotek, dan perbekalan kesehatan rumah tangga 4 = Makanan dan minuman 5 = Kosmetika 6 = Lain-lain ΣF : Jumlah Frekuensi Lampiran 9. Data distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A selama dua minggu (periode Juli 2006) Hr 1. JA & WT Infotainmen 07.00-07.30 Film 07.30-09.00 Sinetron 09.00-10.00 Infotainmen 11.30-12.00 Film 13.00-15.00 Sinetron 15.00-16.00 Infotainmen 16.00-16.30 Sinetron 17.00-17.30 Sinetron JI 18.00-19.00 ΣF 0 Biogesic Anak Mixagrip Flu & Batuk Panadol Extra Neuralgin 1 1 1 1 Mixagrip Flu & Batuk 1 Actifed Ekspektoran Canesten Saridon Actifed Ekspektoran Panadol Extra Fatigon Mylanta Canesten 1 1 3 1 1 1 1 1 Neo Rheumacyl 1 Neo Ultracap Fatigon Neo Ultrasiline Ultraflu Biogesic Anak Woods Ekspektoran Woods Antitusif Laserin Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-21.00 Sinetron 21.00-22.00 2. 0 Mylanta Canesten Mixagrip Flu & Batuk Neo Rheumacyl Mixagrip Flu & Batuk Panadol Extra Infotainmen 07.00-07.30 0 Sinetron 09.00-10.00 Infotainmen 11.30-12.00 1 Film 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 0 Insto 1 Fungiderm Fatigon Saridon 1 1 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13.00-15.00 Sinetron 15.00-16.00 Infotainmen 16.00-16.30 Sinetron 17.00-17.30 Sinetron 18.00-19.00 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-21.00 Sinetron 21.00-22.00 3. Canesten Fungiderm Vicks Formula 44 Mylanta Actifed Ekspektoran Panadol Extra Fungiderm Woods Ekspektoran Woods Antitusif Poldan Mig Neo Rheumacyl Sanaflu Sanaflu Forte Neosanmag Fast 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Vicks Formula 44 1 Ultraflu Neo Ultrasiline Neo Ultracap Fatigon Canesten Mixagrip Flu & Batuk Biogesic Anak Panadol Extra Fungiderm Actifed Ekspektoran Biogesic Anak Vicks Formula 44 Mylanta Panadol Extra Woods Ekspektoran Woods Antitusif 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 Infotainmen 07.00-07.30 Sinetron 09.00-10.00 Neuralgin Poldan Mig Sinetron 15.00-16.00 Sinetron 18.00-19.00 Fatigon 1 Sinetron 18.00-19.00 Biogesic Anak Insto Mixagrip Flu & Batuk Neuralgin Fatigon Lafalos Oskadon SP Ultraflu Neo Ultrasiline Fatigon Neo Ultracap Neo Entrostop Woods Ekspektoran Woods Antitusif Mixagrip Flu & Batuk Decolgen 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 Sinetron 19.00-21.00 Biogesic Anak 1 Mylanta Vicks Formula 44 Woods Ekspektoran Woods Antitusif Panadol Extra Mixagrip Flu & Batuk 2 1 1 1 1 1 Sinetron 21.00-22.00 Infotainmen 07.00-07.30 Sinetron 09.00-10.00 Infotainmen 11.30-12.00 Infotainmen 16.00-16.30 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 0 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 Sinetron 19.00-20.00 4. 1 1 1 1 Ultraflu Neo Ultrasiline Neo Ultracap Fatigon Woods Ekspektoran Woods Antitusif Neo Entrostop Saridon Mixagrip Flu & Batuk Panadol Extra Fungiderm Vicks Formula 44 Mylanta Mixagrip Flu & Batuk Woods Ekspektoran Woods Antitusif 0 Vicks Formula 44 Woods Ekspektoran Woods Antitusif Canesten Neuralgin Fungiderm Woods Ekspektoran Woods Antitusif Mixagrip Flu & Batuk Saridon Panadol Extra Oskadon SP Sanaflu Sanaflu Forte Sinetron 17.00-17.30 0 Infotainmen 11.30-12.00 Film 13.00-15.00 Infotainmen 16.00-16.30 Sinetron 21.00-22.00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Infotainmen 06.30-07.00 Infotainmen 11.30-12.00 Infotainmen 15.00-15.30 Infotainmen 16.00-16.30 Sinetron 18.00-19.00 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-22.00 6. Poldan Mig Oskadon SP Neuralgin Biogesic Anak Fungiderm Fatigon Visine 2 2 2 1 1 1 1 Bodrex Flu & Batuk 1 Neo Ultracap Neo Ultrasiline Fatigon Ultraflu 1 2 2 2 Mylanta 1 Fatigon Neuralgin Canesten Oskadon SP Bodrex Migra Mylanta Neo Napacin 1 1 2 2 3 2 1 Infotainmen 07.00-07.30 Sinetron 08.00-10.00 Infotainmen 11.30-12.00 Film 13.00-15.00 Sinetron 15.00-16.00 0 Mixagrip Flu & Batuk Vicks Formula 44 Visine Sinetron Sinetron 20.00-21.00 Sinetron 21.00-22.00 7. Infotainmen 07.00-07.30 Sinetron 08.00-10.00 0 Insto Fungiderm Mylanta Fungiderm Saridon Biogesic Anak Mylanta Infotainmen 16.00-16.30 Sinetron 17.00-17.30 Sinetron 18.00-19.00 1 1 1 19.00-20.00 2 1 1 2 1 1 1 Infotainmen 11.30-12.00 Film 13.00-15.00 0 0 Ultraflu Neo Ultrasiline Fatigon Neo Ultracap Vicks Formula 44 Biogesic Anak Visine Woods Ekspektoran 2 2 2 1 3 1 1 2 Sinetron 15.00-16.00 Infotainmen 16.00-16.30 Woods Antitusif Neo Entrostop Decolgen Anakonidin Mixagrip Flu & Batuk Visine Decolgen Visine Mylanta Woods Ekspektoran Woods Antitusif Fatigon Insto Neuralgin Mixagrip Flu & Batuk Vicks Formula 44 Saridon Canesten Mixagrip Flu & Batuk Vicks Formula 44 Mylanta 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 Vicks Formula 44 Neo Napacin Mixagrip Flu & Batuk Fatigon Visine Woods Ekspektoran Woods Antitusif Anakonidin Fatigon Fungiderm Inzana Neo Napacin Bodrex Migra Fatigon Anakonidin Vicks Formula 44 Fungiderm Paramex Flu & Batuk Oskadon SP Mylanta Insto Poldan Mig Sanaflu Sanaflu Forte Neosanmag Fast 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sinetron 17.00-17.30 Sinetron 18.00-19.00 Oskadon SP 1 Ultraflu Neo Ultracap Neo Ultrasiline Fatigon Biogesic Anak Neo Napacin Mixagrip Flu & Batuk Vicks Formula 44 Visine 2 1 2 2 1 1 1 1 1 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-21.00 Sinetron 21.00-22.00 8. Sinetron 09.00-10.00 Infotainmen 11.30-12.00 Film 13.00-15.00 Sinetron 15.00-16.00 Infotainmen 16.00-16.30 Sinetron 17.00-17.30 Sinetron 18.00-19.00 0 Neo Napacin Vicks Formula 44 Bodrex Migra Visine Inzana Woods Ekspektoran Woods Antitusif Mylanta Neo Napacin Infotainmen 07.00-07.30 Sinetron 08.00-09.00 Fungiderm 2 1 2 1 2 1 1 1 1 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-21.00 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 9. 0 0 Ultraflu Neo Ultrasiline Fatigon Neo Ultracap Visine Decolgen Biogesic Anak Neo Rheumacyl 2 2 2 1 1 1 1 1 0 Sinetron 21.00-22.00 Canesten Decolgen Mixagrip Flu & Batuk Mylanta Neo Rheumacyl Neo Napacin Mixagrip Flu & Batuk Mylanta Inzana Procold Woods Ekspektoran Woods Antitusif Visine Paramex 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 Infotainmen 07.00-07.30 Oskadon 1 Canesten Lafalos Woods Ekspektoran Woods Antitusif Visine Canesten Vicks Formula 44 Neo Napacin Fatigon Bodrex Migra Oskadon Anakonidin Paramex Anakonidin Fungiderm Neo Napacin Fatigon 3 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 0 Fungiderm Inza Visine Neo Napacin Inzana Bodrexin Paramex Flu & Batuk Vicks Formula 44 Inza Contrexyn Fungiderm Fungiderm Paramex Bodrex Flu & Batuk Anakonidin Biogesic Anak Canesten Oskadon SP Fungiderm Bodrex Flu & Batuk Paramex Flu & Batuk Anakonidin Mylanta Neuralgin 1 Sinetron 08.00-09.00 Sinetron 09.00-10.00 Infotainmen 11.30-12.00 Film 13.00-15.00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sinetron 15.00-16.00 Infotainmen 16.00-.16.30 Sinetron 17.00-17.30 Sinetron 18.00-19.00 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-21.00 Sinetron 21.00-22.00 10. Vicks Formula 44 Bodrex Migra Paramex Fungiderm Woods Ekspektoran Woods Antitusif Saridon Lafalos Neosanmag Fast Sinetron 09.00-10.00 Infotainmen 11.30-12.00 Sinetron 15.00-16.00 Vicks Formula 44 Fungiderm Paramex Bodrex Flu & Batuk Oskadon SP Neo Entrostop Inzana Mylanta Woods Ekspektoran Woods Antitusif Mixagrip Flu & Batuk Decolgen 1 2 3 1 1 2 2 2 1 1 1 3 Infotainmen 16.00-16.30 Lafalos 2 0 Ultraflu Neo Ultrasiline Fatigon Neo Ultracap Visine Mixagrip Flu & Batuk Neo Napacin Canesten Oskadon Vicks Formula 44 Bodrex Migra Fungiderm Bodrex Neo Napacin Biogesic Anak Paramex Flu & Batuk Visine Fatigon Anakonidin Mylanta Vicks Formula 44 Woods Ekspektoran Woods Antitusif Mixagrip Flu & Batuk Bodrex Migra Infotainmen 07.00-07.30 Sinetron 08.00-09.00 Film 13.00-15.00 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 0 Inzana Bodrex Flu & Batuk Biogesic Anak Lafalos 2 4 1 1 Visine 2 Anakonidin Bodrex Migra Fungiderm Bodrex Flu & Batuk 1 1 1 1 Sinetron 17.00-17.30 Sinetron 18.00-19.00 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 21.00-22.00 11. Infotainmen 07.00-07.30 Sinetron 08.30-10.30 Infotainmen 11.30-12.00 Infotainmen 14.30-15.30 0 Ultraflu Neo Ultrasiline Fatigon Neo Ultracap Neo Napacin Neo Entrostop Visine Decolgen Contrexyn Woods Ekspektoran Woods Antitusif Mixagrip Flu & Batuk Bodrex Saridon Neuralgin Mixagrip Flu & Batuk Vicks Formula 44 Inzana Bodrex Migra 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 Poldan Mig 1 Biogesic Anak Neo Entrostop Fatigon Mixagrip Flu & Batuk Mixagrip Flu & Batuk Fatigon Neuralgin Biogesic Anak Contrexyn Inzana Inza 1 3 1 1 1 1 2 1 4 2 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Infotainmen 16.00-16.30 Sinetron 18.00-19.00 Sinetron 19.00-21.00 Sinetron 21.00-22.00 12. Infotainmen 06.30-07.00 Infotainmen 11.30-12.00 Infotainmen 15.00-15.30 Infotainmen 16.00-16.30 Sinetron 18.00-19.00 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-22.00 Lafalos 1 Ultraflu Fatigon Neo Ultrasiline Neo Ultracap Neo Entrostop Woods Ekspektoran Woods Antitusif Contrexyn Neo Rheumacyl Visine Decolgen Oskadon Mixagrip Flu & Batuk Inza Inzana Biogesic Anak Bodrex Migra Neo Rheumacyl Neuro Neo Napacin Oskadon Poldan Mig Neosanmag Fast Neuralgin Anakonidin Fatigon Fungiderm Contrexyn Inza Inzana Paramex Lafalos Neo Ultrasiline Ultraflu Fatigon Neo Ultracap Bodrex Flu & Batuk Inza Inzana Bodrex Migra Paramex Neo Entrostop Mixagrip Flu & Batuk Bodrex Flu & Batuk OBH Combi Batuk Pilek Neuralgin Fatigon 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 4 2 3 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 13. Infotainmen 07.00-07.30 Sinetron 08.00-09.00 Sinetron 09.00-10.00 Infotainmen 11.30-12.00 Film 13.00-15.00 Sinetron 15.00-16.00 Infotainmen 16.00-16.30 Sinetron 17.00-17.30 Sinetron 18.00-19.00 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-21.00 Neo Napacin Inza Inzana Paramex Neo Rheumacyl Neuro Mixagrip Flu & Batuk 1 2 2 1 1 1 Poldan Mig 1 Visine Inzana Paramex Flu & Batuk Bodrex Migra Paramex Contrexyn Neo Entrostop Bodrex Flu & Batuk Bodrex Flu & Batuk Anakonidin Neo Napacin Bodrex Migra Anakonidin Oskadon SP Neo Entrostop Mylanta Inzana Visine Lafalos Oskadon Bodrex Flu & Batuk 1 1 6 3 1 1 1 1 1 1 3 2 2 2 2 2 2 1 1 5 1 Oskadon SP 2 Ultraflu Neo Ultrasiline Neo Ultracap Fatigon Mixagrip Flu & Batuk Oskadon Decolgen Vicks Formula 44 Decolgen Oskadon Neo Entrostop Woods Ekspektoran Woods Antitusif Mixagrip Flu & Batuk Anakonidin Decolgen Bodrex Migra 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sinetron 21.00-22.00 14. Neuralgin Inzana Mixagrip Flu & Batuk Woods Ekspektoran Woods Antitusif Vicks Formula 44 Neo Rheumacyl Neuro Bodrex Inzana Neuralgin Neo Napacin Infotainmen 07.00-07.30 Sinetron 08.00-09.00 Sinetron 09.00-10.00 Infotainmen 11.30-12.00 Film 13.00-15.00 Sinetron 15.00-16.00 2 3 1 1 1 1 2 2 1 1 1 Infotainmen 16.00-16.30 Sinetron 17.00-17.30 Sinetron 18.00-19.00 0 Laserin Visine Inzana Fungiderm Neo Napacin Fungiderm Paramex Flu & Batuk Inzana Anakonidin Fungiderm Oskadon Paramex Paramex Fungiderm Decolgen Paramex Flu & Batuk Mylanta Woods Ekspektoran 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 Woods Antitusif Paramex Flu & Batuk Neo Rheumacyl Neuro Poldan Mig Visine Neosanmag Fast Lafalos 0 Ultraflu Neo Ultrasiline Fatigon Neo Ultracap Neo Napacin Procold Vicks Formula 44 Oskadon Mixagrip Flu & Batuk Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-21.00 Sinetron 21.00-22.00 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 0 Neo Napacin Vicks Formula 44 Paramex Mylanta Procold Visine Inzana Mixagrip Flu & Batuk Total 4 2 1 2 1 1 1 1 717 Lampiran 10. Data distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi B selama dua minggu (periode Juli 2006) Hr 1. JA & WT Infotainmen 07.30-08.00 Sinetron 09.30-11.30 Sinetron 13.00-15.00 Serial drama 16.00-17.00 Serial drama JI Insto Panadol Extra OBH Tropica Plus Mixagrip Flu & Batuk Panadol Extra Insto Vicks Formula 44 0 Insto 17.00-18.00 ΣF 2 2 1 1 2 1 2 2 Sinetron 18.00-19.00 Sinetron 19.00-20.00 Panadol Extra Ultraflu Panadol Extra Insto Vicks Formula 44 Sinetron 20.00-21.00 2. Sinetron 21.00-22.00 Infotainmen 07.30-08.00 1 3 1 1 1 0 Panadol Extra Neo Rheumacyl Insto Panadol Extra 1 1 3 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sinetron 09.30-11.30 Sinetron 13.00-15.00 OBH Tropica Plus Mixagrip Flu & Batuk Panadol Extra Woods Ekspektoran Woods Antitusif Serial drama 16.00-17.00 0 Serial drama 17.00-18.00 Insto Panadol Extra 2 1 Sinetron 18.00-19.00 Insto 1 Insto Mixagrip Flu & Batuk Vicks Formula 44 Panadol Extra Insto Panadol Extra OBH Tropica Plus Woods Ekspektoran Woods Antitusif Panadol Extra Panadol Extra Oskadon SP Woods Ekspektoran Woods Antitusif 2 2 2 2 3 2 1 1 1 2 2 1 1 1 Sinetron 19.00-21.00 3. Sinetron 21.00-23.00 Infotainmen 07.30-08.00 Sinetron 08.00-10.00 Infotainmen 10.00-10.30 Sinetron 13.00-15.00 1 Sinetron 13.00-15.00 Vicks Formula 44 1 Serial drama 16.00-17.00 Insto 2 Serial drama 17.00-18.00 Insto Ultraflu 2 3 Oskadon 1 Insto Mixagrip Flu & Batuk Vicks Formula 44 Oskadon SP 2 1 1 1 Sinetron 18.00-19.00 Sinetron 19.00-21.00 Sinetron 21.00-22.00 7. Infotainmen 07.30-08.00 Sinetron 09.30-11.30 Sinetron 13.00-15.00 Sinetron 13.00-15.00 Film 19.00-21.00 Serial drama 11.00-12.30 Sinetron 13.30-15.30 Infotainmen 16.00-16.30 Infotainmen 07.30-08.00 0 Insto Vicks Formula 44 Bodrex Flu & Batuk Oskadon Insto OBH Tropica Plus 4 1 1 1 2 1 1 1 1 8. 0 1 Saridon Bodrex Flu & Batuk OBH Tropica Plus 2 1 1 Sinetron 09.30-11.30 Insto 2 Sinetron 13.00-15.00 Vicks Formula 44 Oskadon 1 4 0 2 1 1 1 1 1 1 1 Woods Ekspektoran Woods Antitusif Vicks Formula 44 Insto P. Memasak 06.30-07.00 Panadol Extra OBH Tropica Plus Woods Ekspektoran Woods Antitusif Insto Panadol Extra Woods Ekspektoran Woods Antitusif 1 1 Film 19.00-21.00 Infotainmen 09.30-11.00 Mixagrip Flu & Batuk Insto 0 2 2 1 2 3 3 1 Sinetron 19.00-20.00 Saridon Insto OBH Tropica Plus Insto Ultraflu Ultraflu Insto Sinetron 18.00-19.00 Insto Panadol Extra 0 Serial drama 16.00-17.00 2 1 P. Memasak 07.00-08.00 6. Mixagrip Flu & Batuk Serial drama 17.00-18.00 Serial drama 17.00-18.00 5. Sinetron 09.30-11.30 0 Serial drama 16.00-17.00 4. 1 1 2 1 1 Sinetron 21.00-22.00 Infotainmen 07.30-08.00 Serial drama 16.00-17.00 Serial drama 17.00-18.00 0 Insto Sinetron 18.00-19.00 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-21.00 Sinetron 1 0 Vicks Formula 44 1 0 Neo Rheumacyl 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21.00-22.00 9. Infotainmen 07.30-08.00 Sinetron 09.30-11.30 Sinetron 13.00-15.00 1 1 Mixagrip Flu & Batuk 1 Woods Ekspektoran Woods Antitusif Vicks Formula 44 1 1 1 Serial drama 16.00-17.00 0 Serial drama 17.00-18.00 0 Sinetron 18.00-19.00 0 Sinetron 19.00-21.00 10. Bodrex Flu & Batuk OBH Tropica Plus Sinetron 21.00-23.00 Infotainmen 07.30-08.00 Mixagrip Flu & Batuk 1 Vicks Formula 44 Bodrex Flu & Batuk Bodrex Flu & Batuk Saridon OBH Tropica Plus 1 1 1 2 1 Sinetron 08.00-10.00 11 12. Sinetron 13.30-15.30 Oskadon SP 2 Sinetron 13.00-15.00 Vicks Formula 44 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 Sinetron 09.30-11.30 Bodrex Flu & Batuk 2 Sinetron 13.00-15.00 Paramex Oskadon 2 2 Infotainmen 16.00-16.30 13. Infotainmen 07.30-08.00 Serial drama 16.00-17.00 0 Serial drama 17.00-18.00 0 Sinetron 18.00-19.00 Sinetron 19.00-21.00 0 Infotainmen 10.00-10.30 Vicks Formula 44 Neo Rheumacyl OBH Combi Batuk Pilek Bodrex Flu & Batuk Oskadon SP Oskadon OBH Combi Batuk Pilek Bodrex Flu & Batuk OBH Tropica Plus 0 Mixagrip Flu & Batuk Oskadon SP Oskadon Sinetron 21.00-22.00 14. Infotainmen 07.30-08.00 Sinetron 09.30-11.30 Sinetron 13.00-15.00 1 2 1 0 Oskadon OBH Tropica Plus Insto Mixagrip Flu & Batuk Paramex Oskadon Insto Ultraflu Insto 1 1 1 1 3 2 1 3 1 Serial drama 16.00-17.00 0 Serial drama 17.00-18.00 0 Sinetron 19.00-20.00 0 Serial drama 16.00-17.00 P. Memasak 06.30-07.00 0 Serial drama 17.00-18.00 0 Sinetron 18.00-19.00 0 P. Memasak 07.00-08.00 Bodrex Flu & Batuk 2 Infotainmen 09.30-11.00 OBH Tropica Plus 1 Sinetron 13.00-15.00 Woods Ekspektoran Woods Antitusif 1 1 Film 19.00-21.00 Insto 1 Serial drama 11.00-12.30 0 Film 19.00-21.00 Sinetron 21.00-22.00 0 Bodrex Paramex Insto Total 1 2 1 193 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 11. Data distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi C selama dua minggu (periode Juli 2006) Hr 1. JA & WT Infotainmen 07.00-07.30 JI Biogesic Anak 0 Infotainmen 11.00-11.30 0 Woods Ekspektoran Woods Antitusif Canesten Sinetron 13.00-14.00 3. 1 1 1 Woods Ekspektoran Woods Antitusif Vicks Formula 44 Mixagrip Flu & Batuk 1 1 1 1 Sinetron 20.00-21.00 0 Infotainmen 07.00-07.30 0 Sinetron 09.30-10.30 0 0 Infotainmen 10.30-11.00 Canesten 1 1 Infotainmen 11.00-11.30 Canesten 1 Infotainmen 15.00-15.30 0 Infotainmen 12.30-13.00 Serial drama 15.30-16.30 0 Infotainmen 15.00-15.30 Woods Ekspektoran Woods Antitusif Vicks Formula 44 1 1 1 Sinetron 16.30-17.30 0 Sinetron 19.00-21.00 Sinetron 19.00-20.00 0 Mixagrip Flu & Batuk Vicks Formula 44 Woods Ekspektoran Woods Antitusif 1 3 1 1 Sinetron 20.00-21.00 0 Film 21.00-23.00 0 Infotainmen 11.00-11.30 Infotainmen 07.00-07.30 0 Infotainmen 15.00-15.30 Sinetron 07.30-09.00 0 Infotainmen 11.00-11.30 0 Infotainmen 12.30-13.00 0 Sinetron 13.00-14.00 0 Sinetron 14.00-15.00 0 Sinetron 14.00-15.00 2. 1 Sinetron 07.30-09.00 Infotainmen 12.30-13.00 Sinetron 19.00-20.00 ΣF Infotainmen 15.00-15.30 Vicks Formula 44 Laserin 4. Infotainmen 07.00-07.30 Infotainmen 15.30-16.00 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-21.00 1 Serial drama 15.30-16.30 0 Sinetron 16.30-17.30 0 5. Infotainmen 07.00-07.30 0 Visine 1 Saridon Canesten Oskadon SP Fatigon 1 1 1 1 Mixagrip Flu & Batuk Neuralgin Neuralgin Woods Ekspektoran Woods Antitusif Mixagrip Flu & Batuk Fatigon Laserin Oskadon SP Vicks Formula 44 Saridon 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Infotainmen 11.00-11.30 Infotainmen 15.00-15.30 Infotainmen 15.30-16.00 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-21.00 6. Visine Vicks Formula 44 Canesten Saridon Canesten Saridon Neo Napacin Fatigon Neo Entrostop Anakonidin Bodrex Migra Neuralgin Mylanta Vicks Formula 44 Mixagrip Flu & Batuk Biogesic Anak Mixagrip Flu & Batuk Neo Napacin Anakonidin Vicks Formula 44 Infotainmen 07.00-07.30 Sinetron 07.30-08.30 1 Woods Ekspektoran Woods Antitusif Saridon 1 1 1 Infotainmen 11.00-11.30 Biogesic Anak 1 Infotainmen 12.30-13.00 Canesten 1 Sinetron 13.00-14.00 Infotainmen 15.00-15.30 7. Anakonidin Fatigon 1 1 0 Sinetron 16.30-17.30 0 Mixagrip Flu & Batuk Neo Entrostop 2 1 Sinetron 21.00-22.00 0 Infotainmen 07.00-07.30 0 Sinetron 07.30-08.30 Telenovela 0 Woods Ekspektoran 1 Woods Antitusif Biogesic Anak Infotainmen 15.00-15.30 Neo Napacin Visine Anakonidin Vicks Formula 44 Biogesic Anak 1 1 2 1 1 0 Neo Napacin Anakonidin 1 1 Serial drama 15.30-16.30 0 Sinetron 16.30-17.30 0 Sinetron 19.00-20.00 Vicks Formula 44 1 Mylanta Woods Ekspektoran Woods Antitusif 1 1 1 Infotainmen 07.00-07.30 Bodrex Migra 1 Sinetron 07.30-08.30 Inza 1 Telenovela 08.30-09.30 Bodrexin Bodrexin Flu & Batuk 1 1 Sinetron 20.00-21.00 8. 1 1 0 Sinetron 13.00-14.00 Infotainmen 11.00-11.30 Infotainmen 12.30-13.00 0 Serial drama 15.30-16.30 Sinetron 20.00-21.00 Infotainmen 11.00-11.30 Infotainmen 12.30-13.00 0 Visine Telenovela 08.30-09.30 08.30-09.30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 2 2 1 1 2 2 1 Sinetron 13.00-14.00 Infotainmen 15.00-15.30 0 Anakonidin Visine Vicks Formula 44 Biogesic Anak Procold Visine 2 1 1 1 1 2 Paramex 3 Serial drama 15.30-16.30 Sinetron 16.30-17.30 Sinetron 19.00-20.00 0 Bodrex Flu & Batuk 1 Mylanta OBH Combi Batuk Pilek Woods Ekspektoran Woods Antitusif Procold Visine 2 1 2 2 2 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sinetron 20.00-21.00 9. 0 Infotainmen 07.00-07.30 0 Sinetron 07.30-08.30 Visine 1 Telenovela 08.30-09.30 Inzana 1 Infotainmen 11.00-11.30 0 Infotainmen 11.00-11.30 Infotainmen 12.30-13.00 0 Infotainmen 15.00-15.30 Bodrex Migra 1 Vicks Formula 44 Visine Paramex Flu & Batuk Neo Napacin 1 1 1 1 Serial drama 15.30-16.30 Paramex Flu & Batuk 2 Sinetron 16.30-17.30 Paramex 1 Vicks Formula 44 Bodrex Migra Neo Entrostop Mixagrip Flu & Batuk 1 2 1 1 Sinetron 20.00-21.00 Mixagrip Flu & Batuk 2 Infotainmen 07.00-07.30 Bodrex Migra 1 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 09.30-10.30 Infotainmen 10.30-11.00 Infotainmen 11.00-11.30 Infotainmen 12.30-13.00 Infotainmen 15.00-15.30 Sinetron 19.00-21.00 11. 07.00-07.30 Sinetron 08.30-10.30 1 1 Film 21.00-23.00 Sinetron 13.00-14.00 Infotainmen 15.00-15.30 10. Mixagrip Flu & Batuk Neo Napacin Infotainmen Infotainmen 15.30-16.00 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-21.00 12. Infotainmen 07.00-07.30 Infotainmen 11.00-11.30 0 Canesten Bodrex Migra 1 1 Canesten 1 Canesten Woods Ekspektoran Woods Antitusif Paramex Vicks Formula 44 Mixagrip Flu & Batuk Decolgen Woods Ekspektoran Woods Antitusif Biogesic Anak 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 Infotainmen 15.00-15.30 Infotainmen 15.30-16.00 Sinetron 19.00-20.00 Bodrex Migra Decolgen Fatigon Mixagrip Flu & Batuk Vicks Formula 44 Mylanta Neuralgin Canesten Woods Ekspektoran Woods Antitusif Vicks Formula 44 Visine Bodrex Flu & Batuk Saridon Canesten Fatigon Neo Napacin Neuralgin Mixagrip Flu & Batuk Decolgen Vicks Formula 44 Woods Ekspektoran Woods Antitusif Fatigon Mixagrip Flu & Batuk Neuralgin Laserin Canesten Saridon 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 1 2 2 2 1 1 1 1 2 Bodrex Migra 1 Paramex Bodrex Migra Vicks Formula 44 OBH Combi Batuk Pilek Canesten Saridon Bodrex Migra OBH Combi Batuk Pilek Fatigon Neo Napacin Neo Entrostop Bodrex Flu & Batuk Biogesic Anak OBH Combi Batuk Pilek Neuralgin Mixagrip Bodrex Migra 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Neo Napacin Mixagrip Flu & Batuk Vicks Formula 44 Inzana Neo Napacin Inza Vicks Formula 44 Neo Entrostop Anakonidin 1 1 1 2 1 2 2 1 1 Infotainmen 07.00-07.30 Biogesic Anak 1 Sinetron 07.30-08.30 Bodrex Migra 2 Paramex Flu & Batuk Paramex Inza Inzana Inzana Vicks Formula 44 2 4 2 2 1 1 Sinetron 20.00-21.00 13. Telenovela 08.30-09.30 Infotainmen 11.00-11.30 Infotainmen 12.30-13.00 Sinetron 13.00-14.00 Infotainmen 15.00-15.30 Serial drama 15.30-16.30 Sinetron 16.30-17.30 Sinetron 20.00-21.00 0 Inzana Paramex Flu & Batuk Neo Napacin Anakonidin 1 1 1 1 Paramex Flu & Batuk 1 14. Sinetron 21.00-22.00 0 Infotainmen 07.00-07.30 0 Sinetron 07.30-08.30 0 Telenovela 08.30-09.30 Infotainmen 11.00-11.30 Infotainmen 12.30-13.00 1 1 Visine 1 Bodrex Migra Procold Creobic 1 1 1 Sinetron 13.00-14.00 Infotainmen 15.00-15.30 0 Paramex Flu & Batuk Serial drama 15.30-16.30 Sinetron 16.30-17.30 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-21.00 0 Mixagrip Flu & Batuk Inzana Inza Bodrexin Bodrexin Flu & Batuk 1 2 2 1 0 0 Neosanmag Fast Vicks Formula 44 Mixagrip Flu & Batuk Paramex Flu & Batuk Woods Ekspektoran Woods Antitusif Mixagrip Flu & Batuk Neo Napacin Mylanta Visine Total 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 279 Lampiran 12. Data distribusi frekuensi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi D selama dua minggu (periode Juli 2006) Hr 1. ΣF 2 2 1 12.00-13.30 Sinetron 13.30-15.30 0 Telenovela 07.00-08.00 0 Infotainmen 15.30-16.00 0 Infotainmen 10.30-11.00 0 Infotainmen 17.30-18.00 0 1 Sinetron JA & WT Infotainmen 06.30-07.00 Sinetron JI Poldan Mig Neosanmag Fast Visine Neo Entrostop Vicks Formula 44 Mixagrip Flu & Batuk Mixagrip Flu & Batuk 1 1 4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19.00-20.00 Sinetron 20.00-21.00 2. Infotainmen 06.30-07.00 Neo Entrostop Mixagrip Flu & Batuk Oskadon SP Vicks Formula 44 2 5 1 1 Visine 1 Telenovela 07.00-08.00 0 Infotainmen 10.30-11.00 0 Sinetron 12.00-13.30 Neo Entrostop Sinetron 13.30-15.30 Infotainmen 15.30-16.00 Oskadon SP Neosanmag Fast Poldan Mig Sinetron 21.00-22.00 3. Infotainmen 06.30-07.00 Film 07.30-09.00 Infotainmen 10.30-11.00 Sinetron 12.00-13.30 Film 13.30-15.30 Infotainmen 15.30-16.00 Infotainmen 10.30-11.00 Obat Sakit Kepala Cap 19 1 Sinetron 12.00-13.30 Neo Entrostop Mixagrip Flu & Batuk 2 2 Film 13.30-15.30 Mixagrip Flu & Batuk 3 Infotainmen 15.30-16.00 Komix G 1 0 Komix G 3 0 Infotainmen 09.00-10.00 Bodrex Flu & Batuk 1 0 Sinetron 11.30-13.00 Komix G Neo Entrostop 1 2 Sinetron 14.00-15.00 Vicks Formula 44 1 1 1 3 1 1 Neuralgin 1 Visine Neosanmag Fast Mixagrip Flu & Batuk Vicks Formula 44 1 1 1 1 Asthma Soho 1 Neo Entrostop Vicks Formula 44 Mixagrip Flu & Batuk Vicks Formula 44 Oskadon SP 1 1 2 1 1 Oskadon SP 1 0 6. Sinetron 17.30-18.00 0 Sinetron 18.00-19.30 0 Sinetron 19.30-21.00 0 Sinetron 21.00-22.00 0 Infotainmen 06.30-07.00 2 1 1 Poldan Mig Visine Neosanmag Fast Telenovela 07.00-07.30 1 1 2 0 Sinetron 07.30-09.00 Komix G 1 Film 09.00-10.30 Obat Sakit Kepala Cap 19 1 Infotainmen 10.30-11.00 Komix G 1 Mixagrip Flu & Batuk Visine Vicks Formula 44 Neo Entrostop Poldan Mig Neosanmag Fast 1 2 2 1 1 1 Sinetron 12.00-13.30 0 Mixagrip Vicks Formula 44 Neuralgin 0 Infotainmen 17.30-18.00 5. 1 1 1 Sinetron 08.00-09.00 Asthma Soho Neo Entrostop Mixagrip Flu & Batuk Neuralgin Ultraflu Infotainmen 17.30-18.00 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-21.30 2 1 1 1 Infotainmen 06.30-07.00 Mixagrip Flu & Batuk OBH Tropica Plus Neosanmag Fast P. Memasak 08.30-09.00 0 Infotainmen 17.30-18.00 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-21.00 4. Infotainmen 15.30-16.00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Infotainmen 17.30-18.00 7. Sinetron 14.30-15.30 Sinetron 20.00-21.00 Vicks Formula 44 1 Infotainmen 15.30-16.00 Sinetron 2100-.22.30 Mixagrip Flu & Batuk 5 Infotainmen 17.30-18.00 Poldan Mig OBH Tropica Plus Neosanmag Fast Visine 2 1 1 1 Infotainmen 06.30-07.00 Telenovela 07.00-07.30 Sinetron 07.30-09.00 Film 09.00-10.30 Infotainmen 10.30-11.00 Sinetron 12.00-13.30 Infotainmen 15.30-16.00 0 Sinetron 19.00-20.30 Sinetron 20.30-21.30 Infotainmen 06.30-07.00 Infotainmen 06.30-07.00 0 Mixagrip Flu & Batuk 1 Visine Asthma Soho Neosanmag Fast Poldan Mig OBH Tropica Plus Visine 1 1 2 1 1 1 2 Obat Sakit Kepala Cap 19 1 Telenovela 07.00-08.00 Asthma Soho 1 Sinetron 08.00-09.00 Mixagrip Flu & Batuk Visine 2 1 Vicks Formula 44 Visine Mixagrip Flu & Batuk Komix G Neo Entrostop 1 1 2 1 1 Infotainmen 10.30-11.00 Visine 1 Sinetron 12.00-13.30 Paramex Mixagrip Flu & Batuk 1 1 Oskadon SP 1 0 Neuralgin Mixagrip Flu & Batuk 0 Sinetron 14.30-15.30 0 0 Poldan Mig Neosanmag Fast Visine OBH Tropica Plus 1 1 1 1 Sinetron 19.00-20.00 1 Paramex Visine Paramex Mixagrip Flu & Batuk Vicks Formula 44 1 1 2 1 1 0 10. 0 1 Mixagrip Flu & Batuk Neuralgin Neuralgin Asthma Soho OBH Tropica Plus Poldan Mig Visine Mixagrip Flu & Batuk Vicks Formula 44 2 1 2 1 1 1 1 1 1 Infotainmen 10.30-11.00 Komix G 1 Sinetron 12.00-13.30 Paramex Bodrex Flu & Batuk 1 1 Sinetron 21.00-22.00 Komix G 1 2 1 1 1 Neo Entrostop Sinetron 20.00-21.00 Sinetron 09.00-10.30 Bodrex Flu & Batuk Neo Rheumacyl Paramex Poldan Mig Neosanmag Fast Infotainmen 17.30-18.00 0 1 0 Sinetron 13.30-14.30 Infotainmen 15.30-16.00 2 1 Visine Sinetron 13.30-14.30 9. 1 2 Sinetron 08.00-09.00 Sinetron 12.00-13.30 Sinetron 20.00-21.00 Oskadon Visine Telenovela 07.00-08.00 Infotainmen 10.30-11.00 Sinetron 19.00-20.00 0 Mixagrip Flu & Batuk Infotainmen 17.30-18.00 8. 0 Infotainmen 06.30-07.00 Film 07.30-09.00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Film 13.30-15.30 Infotainmen 15.30-16.00 Mixagrip Flu & Batuk Visine Vicks Formula 44 Oskadon SP Bodrex Vitamin IPI A Vitamin IPI B1 Vitamin IPI B12 Vitamin IPI B complex Vitamin IPI C Vitamin IPI CPL Bodrex Flu & Batuk Oskadon SP Infotainmen 17.30-18.00 Sinetron 19.00-20.00 Sinetron 20.00-21.30 11. Infotainmen 06.30-07.00 Asthma Soho 1 Neuralgin Mixagrip Flu & Batuk Visine Asthma Soho Paramex Vicks Formula 44 1 4 2 1 2 2 OBH Tropica Plus 1 Neo Entrostop 2 Infotainmen 10.30-11.00 Asthma Soho 1 Sinetron 12.00-13.30 Mixagrip Flu & Batuk Visine 4 2 Infotainmen 15.30-16.00 Komix G 1 Infotainmen 17.30-18.00 0 Sinetron 07.00-08.00 0 Infotainmen 09.00-10.00 Sinetron 11.30-13.00 Sinetron 17.30-18.00 13. Sinetron 21.00-22.00 Infotainmen 06.30-07.00 Komix G 2 Paramex Bodrex Flu & Batuk Neo Entrostop Poldan Mig 2 1 2 1 OBH Tropica Plus 1 0 0 Poldan Mig OBH Tropica Plus Creobic Neosanmag Fast Telenovela 07.00-08.00 Sinetron 08.00-09.00 Infotainmen 10.30-11.00 Sinetron 12.00-13.30 Visine Mixagrip Flu & Batuk 1 2 0 Paramex Asthma Soho Paramex Neo Entrostop Bodrex Flu & Batuk Vicks Formula 44 2 1 1 2 1 1 Sinetron 13.30-14.30 0 Sinetron 14.30-15.30 0 Infotainmen 15.30-16.00 Neo Rheumacyl Neosanmag Fast Bodrex Flu & Batuk Paramex Infotainmen 17.30-18.00 Sinetron 20.00-21.00 2 1 1 1 0 Asthma Soho 1 Mixagrip Flu & Batuk Paramex Asthma Soho Neo Entrostop Creobic Poldan Mig OBH Tropica Plus Neosanmag Fast 2 2 1 2 1 1 1 1 Telenovela 07.00-08.00 Bodrex Flu & Batuk 1 Sinetron 08.00-09.00 Komix G Visine 1 1 Sinetron 21.00-22.30 14. 2 1 1 1 0 Sinetron 09.00-10.30 0 Film 09.00-10.30 Sinetron 08.00-09.00 Sinetron 18.00-19.00 0 P. Memasak 08.30-09.00 12. 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 Infotainmen 06.30-07.00 Sinetron 09.00-10.30 Infotainmen 10.30-11.00 0 Obat Sakit Kepala Cap 19 Visine 1 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sinetron 12.00-13.30 Komix G OBH Combi Batuk Pilek 2 1 15.30-16.00 Sinetron 13.30-14.30 0 Infotainmen 17.30-18.00 Sinetron 14.30-15.30 0 Sinetron 19.00-20.30 Infotainmen Asthma Soho 2 Keterangan tabel pada lampiran 9, 10, 11, dan 12: Hr JA WT JI ΣF : Hari ke: Jenis Acara : Waktu Tayang : Jenis Iklan : Jumlah Frekuensi Oskadon SP Bodrex Flu & Batuk 1 1 0 Neuralgin Mixagrip Flu & Batuk Total 1 1 257 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 13. Data kelengkapan informasi dan klaim indikasi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006) Kelengkapan Informasi Iklan No Jenis Obat Industri Farmasi ZA ND Indikasi KI PP Nama Alamat Actifed Ekspektoran ─ + + ─ + + ─ 2. Anakonidin ─ + + ─ + + 3. Asthma Soho ─ + + ─ + + 4. Biogesic Anak ─ + + ─ + 5. Bodrex ─ + + ─ + 6. Bodrex Flu & Batuk ─ + + ─ 7. Bodrex Migra + + + ─ 8. Bodrexin ─ + + 1. Klaim Indikasi ESO ─ solusi yang dipercaya untuk pilek dan batuk berdahak ─ + meredakan batuk, tenggorokan gatal, dan hidung tersumbat pada anak ─ ─ untuk sesak nafas ringan karena asma + ─ ─ efektif meredakan demam anak + ─ ─ menghilangkan sakit kepala + + ─ + untuk flu dan batuk + + ─ ─ untuk sakit kepala sebelah ─ + + ─ + penurun panas anak 9. Bodrexin Flu & Batuk ─ + + ─ + + ─ + meredakan flu dan batuk anak 10. Canesten + + + ─ + + ─ ─ atasi gatal jamur, cabut jamur sampai ke akar 11. Contrexyn ─ + + ─ + + ─ ─ untuk panas anak 12. Creobic + + + ─ + + ─ ─ untuk panu, kadas, kutu air 13. Decolgen ─ + + ─ + + ─ ─ hajar flu dengan tiga aksi jitu : pereda bersin, pereda hidung mampet, pereda sakit kepala 14. Fatigon ─ + + ─ ─ + ─ ─ menghilangkan rasa lelah, letih, dan lesu 15. Fungiderm ─ + + ─ + + ─ ─ untuk gatal jamur : kurap, kadas, panu, kutu air 16. Insto ─ + + ─ + ─ ─ ─ meredakan mata merah karena iritasi ringan 17. Inza ─ + + ─ + + ─ + untuk flu 18. Inzana ─ + + ─ + + ─ ─ efektif turunkan panas demam anak 19. Komix G ─ + + ─ + + ─ ─ untuk mengeluarkan dahak 20. Laserin + + + ─ + + ─ ─ untuk batuk 21. Mixagrip Flu & Batuk + + + ─ + + ─ ─ efektif redakan flu dan batuk sekaligus 22. Mylanta ─ + + ─ + + ─ ─ untuk gejala maag : perih dan mual 23. Neo Entrostop ─ + + ─ + + ─ ─ untuk diare yang tak bisa berhenti 24. Neo Napacin ─ + + ─ + + ─ ─ untuk sesak nafas akibat asma PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. Neo Rheumacyl ─ + + ─ + ─ ─ ─ untuk nyeri otot, nyeri sendi, pegal dan linu 26. Neo Rheumacyl Neuro + + + ─ + + ─ ─ untuk nyeri saraf otot dan pegal 27. Neo Ultracap + + + ─ + + ─ ─ mengatasi letih, lesu, capek, pegal-pegal 28. Neo Ultrasiline ─ + + ─ + ─ ─ ─ efektif untuk panu dan kutu air 29. Neosanmag Fast + + + ─ + + ─ ─ obat maag : menetralkan asam lambung dan mengurangi asam lambung 30. Neuralgin ─ + + ─ + ─ ─ ─ obat sakit kepala 31. Obat Sakit Kepala Cap 19 ─ + + ─ + + ─ ─ untuk sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot 32. OBH Combi Batuk Pilek ─ + + ─ + + ─ ─ efektif meredakan batuk dan pilek sekaligus 33. OBH Tropica Plus ─ + + ─ + + ─ + untuk batuk, flu, demam 34. Oskadon ─ + + ─ + + ─ + efektif redakan sakit kepala 35. Oskadon SP ─ + + ─ + + ─ ─ untuk nyeri otot pinggang, nyeri otot punggung, badan pegal linu 36. Panadol Extra ─ + + ─ + ─ ─ ─ efektif untuk sakit kepala tak tertahankan 37. Paramex + + + ─ + + ─ + untuk sakit kepala 38. Paramex Flu & Batuk ─ + + ─ + ─ ─ + meredakan flu dan batuk sekaligus 39. Poldan Mig ─ + + ─ ─ + ─ ─ untuk sakit kepala sebelah akibat migrain dan sakit kepala biasa 40. Procold + + + ─ + + ─ ─ untuk flu : atasi hidung tersumbat 41. Sanaflu + + + ─ + + ─ + efektif meredakan gejala flu : sakit kepala, demam, bersin-bersin, hidung tersumbat 42. Sanaflu Forte + + + ─ + + ─ + efektif meredakan gejala flu : sakit kepala, demam, bersin-bersin, hidung tersumbat 43. Saridon ─ + + ─ + + ─ ─ efektif untuk sakit kepala 44. Ultraflu ─ + + ─ + + ─ ─ meredakan flu 45. Vicks Formula 44 ─ + + ─ + + ─ ─ meredakan batuk dan membantu istirahat 46. Visine ─ + + ─ + + ─ ─ solusi mata merah karena iritasi ringan 47. Vitamin IPI A ─ + + ─ + + ─ ─ menyehatkan badan 48. Vitamin IPI B complex ─ + + ─ + + ─ ─ menyehatkan badan 49. Vitamin IPI B1 ─ + + ─ + + ─ ─ menyehatkan badan 50. Vitamin IPI B12 ─ + + ─ + + ─ ─ menyehatkan badan 51. Vitamin IPI C ─ + + ─ + + ─ ─ menyehatkan badan 52. Woods Antitusif ─ + + ─ ─ + ─ ─ untuk batuk tidak berdahak 53. Woods Ekspektoran ─ + + ─ ─ + ─ ─ untuk batuk berdahak Ket : ZA = Zat Aktif, ND = Nama Dagang, KI = Kontraindikasi, PP = Peringatan-Perhatian, ESO = Efek Samping Obat, (+) = ada, (─) = tidak ada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 14. Komposisi zat aktif 53 jenis obat tanpa resep No. 1. 9. Jenis Obat Neo Rheumacyl tablet, Oskadon SP tablet Neo Rheumacyl Neuro kaplet Biogesic Anak sirup Bodrex tablet, Oskadon tablet, Panadol Extra kaplet Bodrex Migra kaplet, Saridon tablet Bodrexin tablet, Contrexyn tablet, Inzana tablet Neuralgin kaplet Obat Sakit Kepala Cap 19 puyer, Poldan Mig kaplet Paramex tablet 10. Fatigon kaplet 11. 12. 13. 22. Neo Ultracap kapsul Vitamin IPI A tablet Vitamin IPI B complex tablet Vitamin IPI B1 tablet Vitamin IPI B12 tablet Vitamin IPI C tablet Neo Entrostop tablet Mylanta tablet Neosanmag Fast tablet Asthma Soho kaplet, Neo Napacin tablet Komix G sirup 23. Laserin sirup 24. 25. Vicks Formula 44 sirup Woods Antitusif sirup 26. 27. Woods Ekspektoran sirup Actifed Ekspektoran sirup 28. Anakonidin sirup 29. OBH Combi Batuk Pilek sirup Decolgen tablet, Ultraflu kaplet 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 21. 30. 31. Inza tablet, Procold kaplet 32. 33. Sanaflu kaplet, Sanaflu Forte kaplet Bodrex Flu & Batuk kaplet 34. Bodrexin Flu & Batuk sirup 35. 36. Mixagrip Flu & Batuk kaplet OBH Tropica Plus sirup 37. Paramex Flu & Batuk tablet 38. Canesten krim, Fungiderm krim, Neo Ultrasiline krim Creobic krim Insto tetes mata Visine tetes mata 39. 40. 41. Komposisi Zat Aktif ibuprofen (sama 200 mg), parasetamol (sama 350 mg) ibuprofen (200 mg); vitamin B1 (50 mg), B6 (100 mg), B12 (100 mcg) tiap5 ml: parasetamol (160 mg) parasetamol (sama 500 mg), kofein (50 mg, 35 mg, 65 mg) parasetamol (350 mg, 250 mg), propifenazon (sama 150 mg), kofein (sama 50 mg) asam asetilsalisilat (sama 80 mg) parasetamol (350 mg), ibuprofen (200 mg), kofein (50 mg) asam asetilsalisilat (450 mg, 250 mg), parasetamol (351 mg, 400 mg), kofein (99 mg, 65 mg) parasetamol (250 mg), propifenazon (150 mg), deksklorfeniramin maleat (1 mg), kofein (50 mg) vitamin E (30 I.U.), B1(100 mg), B6 (50 mg), B12 (100 mcg); kalium-1-aspartat (100 mg), magnesium-1-aspartat (100 mg) vitamin B1(100 mg), B6 (100 mg), B12 (200 mcg); kofein (50 mg) vitamin A asetat (6000 I.U.) vitamin B1 (2 mg), B2 (2 mg), B6 (2 mg); kalsium pantotenat (10 mg), nikotinamida ( 20 mg) vitamin B1(25 mg) vitamin B12 (50 mcg) vitamin C (50 mg) atapulgit (650 mg), pektin (50 mg) aluminium hidroksida (200 mg), magnesium hidroksida (200 mg), simetikon (20 mg) famotidin (10 mg), kalsium karbonat (800 mg), magnesium hidroksida (165 mg) efedrin hidroklorida (12,5 mg, 25 mg), teofilin (125 mg, 130 mg) tiap 7 ml: gliseril guaiakolat (100 mg), dekstrometorfan hidrobromida (15 mg), klorfeniramin maleat (2 mg) tiap 5 ml: herba Euphorbia hirta (0,15 g), rhizoma Zingiber officinale (6 g), fruktus cardamom (0,15 g), caryophyllum (0,6 g), folium Piper betle (1,8 g), folium Abrus precatorius (0,3 g), folium Mentha arvensis (0,15 g), folium Hibiscus rosa-sinensis (0,15 g), oleum Mentha piperita (0,015 ml), succus liquiritiae (0,015 g) dekstrometorfan hidrobromida (5 mg), doksilamin suksinat (3 mg) tiap 5 ml: dekstrometorfan hidrobromida (7,5 mg), difenhidramin hidroklorida (12,5 mg) tiap 5 ml: bromheksin hidroklorida (4 mg), gliseril guaiakolat (100 mg) tiap 5 ml: triprolidin hidroklorida (1,25 mg), pseudoefedrin hidroklorida (30 mg), gliseril guaiakolat (100 mg) dekstrometorfan hidrobromida (5 mg), gliseril guaiakolat (25 mg), pseudoefedrin hidroklorida (7,5 mg), klorfeniramin maleat (0,5 mg) tiap 7 ml: succus liquiritiae (167 mg), amonium klorida (50mg), efedrin hidroklorida (4 mg), klorfeniramin maleat (2 mg) parasetamol (400 mg, 600 mg), fenilpropanolamin hidroklorida (12,5 mg, 15 mg), klorfeniramin maleat (1mg, 2 mg) parasetamol (sama 500 mg), pseudoefedrin hidroklorida (sama 30 mg), klorfeniramin maleat (1 mg, 2 mg ) parasetamol (500 mg, 650 mg), fenilpropanolamin hidroklorida (sama 15 mg) parasetamol (500 mg), fenilpropanolamin hidroklorida (15 mg), dekstrometorfan hidrobromida (10 mg) tiap 5 ml: parasetamol (80 mg), klorfeniramin maleat (0,4 mg), fenilpropanolamin hidroklorida (2 mg), gliseril guaiakolat (20 mg), sodium sitrat (60 mg) parasetamol (500 mg), dekstrometorfan hidrobromida (10 mg), pseudoefedrin hidroklorida (30 mg) tiap 5 ml: succus glycyrrhizae (166,70 mg), parasetamol (133,30 mg), amonium klorida (50,00 mg), efedrin hidroklorida (2,67 mg), klorfeniramin maleat (0,67 mg), minyak anis (4,00 mg) parasetamol (250 mg), propifenazon (150 mg), pseudoefedrin hidroklorida (30 mg), dekstrometorfan hidrobromida (15 mg) klotrimazol 1% b/b tolnaftat 1% b/b tetrahidrozolin hidroklorida (0,05% b/v), benzalkonium klorida (0,01% b/v) tetrahidrozolin hidroklorida (0,05% b/v) Sumber: komposisi zat aktif pada kemasan obat, Informasi Spesialite Obat Indonesia Vol. 41 (2006) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BIOGRAFI PENULIS Penulis skripsi yang berjudul “Evaluasi Kerasionalan Iklan Obat Tanpa Resep pada Tayangan Acara untuk Ibu-ibu di Empat Stasiun Televisi Swasta Nasional Indonesia” ini bernama Kartikaningtyas Yunari. Lahir di Pati pada tanggal 31 Januari 1980 sebagai putri ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak H. Karyono dan Ibu Hj. Kadarwati. Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Pertiwi Pati pada tahun 1986, pendidikan Sekolah Dasar di SD Pati Lor II Pati pada tahun 1992, pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Pati pada tahun 1995, dan pendidikan Sekolah Menengah Umum di SMU Negeri 1 Pati pada tahun 1998. Sempat melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada sebelum akhirnya melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tahun 1999.