MATRIKS SENARIO PEMANFAATAN RUANG NO KOMPONEN PERENCANAAN STRUKTUR RUANG 1 sistem pusat kegiatan RTRWN PKN: Batam PKSN: Batam, Ranai PKW: Tanjungpinang, Terempa, Daik Lingga, Dabo-Pulau Singkep, Tanjung Balai Karimun RTR PULAU SUMATERA Pengembangan PKN sebagai pusat pengembangan industri hilir pengolahan sektor unggulan kawasan andalan yang berorientasi ekspor: pusat pengembangan industri hilir pengolahan hasil sektor unggulan perikanan di kawasan perkotaan: PKN Batam pusat pengembangan industri hilir pengolahan hasil sektor unggulan pertambangan di kawasan perkotaan: PKN Batam Pengembangan PKW sebagai pusat pengembangan industri hulu pengolahan sektor unggulan kawasan andalan: pusat pengembangan industri hulu pengolahan hasil sektor unggulan perikanan dan kelautan di kawasan perkotaan: PKW Tanjung Balai Karimun pusat pengembangan industri hulu pengolahan hasil sektor unggulan pertambangan di kawasan perkotaan: PKW Tanjung Balai Karimun Pengembangan PKN dan PKW sebagai pusat tujuan wisata dan kawasan pariwisata berbasis alam, budaya, dan meeting-incentive-conventionexhibition: PKN Batam Pengendalian perkembangan kawasan perkotaan yang menjalar (urban sprawl): mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan dengan tetap memenuhi RTR KAWASAN BBK Pasal 17 (2) Sistem pusat kegiatan primer yang ditetapkan di Kawasan Batam meliputi: a. pusat kegiatan industri berorientasi ekspor dengan fungsi utama pengembangan kawasan industri skala besar dan fungsi pendukung sebagai simpul transportasi, permukiman karyawan, perdagangan dan jasa lokal, ditetapkan di Kabil, Batu Ampar, Muka Kuning, Batam Center, Tanjung Uncang, Tanjung Gundap, dan Lubuk Baja; b. pusat kegiatan pariwisata mancanegara dan domestik dengan fungsi utama pengembangan pariwisata internasional dan fungsi pendukung sebagai permukiman dan simpul transportasi penumpang internasional, ditetapkan di Nongsa, Tanjung Pinggir, Jodoh, dan Galang; c. pusat kegiatan perdagangan dan jasa internasional, nasional dan regional dengan fungsi utama perdagangan dan jasa internasional dan fungsi pendukung permukiman, simpul transportasi penumpang internasional, dan wisata belanja, ditetapkan di Jodoh, Nagoya, Batu Ampar, Batu Aji, Baloi-Lubuk Baja, dan Batam Center; d. pusat kegiatan transportasi internasional, nasional dan regional yang merupakan simpul transportasi udara di Hang Nadim, dan simpul transportasi laut dengan fungsi utama transportasi dengan cakupan pelayanan internasional dan fungsi pendukung pelayanan perpindahan penumpang dan barang skala internasional, ditetapkan di Hang Nadim, Batu Ampar, Batam Center, Kabil, Nongsa, dan Sekupang; KOMENTAR SUDAH DIAKOMODIR Skala pusat kegiatan pada RTR Kawasan BBK lebih rinci dengan menyebutkan lokasi,. NO KOMPONEN PERENCANAAN RTRWN RTR PULAU SUMATERA kebutuhan ruang terbuka hijau paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas kawasan perkotaan di kawasan perkotaan: PKN Batam Pengembangan PKSN sebagai beranda depan dan pintu gerbang negara, simpul promosi dan pemasaran, serta simpul transportasi kawasan perbatasan: mengembangkan atau meningkatkan fasilitas Custom, Immigration, Quarantine, and Security (CIQS) di kawasan perkotaan: PKSN Batam mengembangan kawasan pengembangan ekonomi di kawasan perkotaan: PKN Batam mengembangkan pusat-pusat bagi kegiatan produksi lanjutan yang komplementer dengan komoditas komoditas unggulan yang dihasilkan di kawasan perkotaan: PKN Batam RTR KAWASAN BBK e. pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara dengan fungsi utama pertahanan dan keamanan negara dan fungsi pendukung menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia khususnya pertahanan dan keamanan laut, ditetapkan di Tanjung Sengkuang dan untuk kedaulatan negara, ditetapkan di Pulau Nipa (di luar KPBPB); f. pusat kegiatan pendidikan dengan fungsi utama pendidikan berkualitas internasional dan fungsi pendukung penyediaan pelayanan perkotaan, ditetapkan di Batam Center, Nongsa, Batu Aji, Sagulung, Sei Beduk, Sekupang, Lubuk Baja, Batu Ampar, Bengkong, dan Galang; dan g. pusat kegiatan kesehatan dengan fungsi utama kesehatan internasional dan fungsi pendukung penyediaan pelayanan perkotaan, ditetapkan di Batam Center, Nongsa, Batu Aji, Sagulung, Sei Beduk, Sekupang, Lubuk Baja, Batu Ampar, Bengkong, dan Galang. Dengan jenis pusat kegiatan yang sama ditetapkan pula lokasi-lokasi untuk kawasan Bintan dan Karimun KOMENTAR NO 2 KOMPONEN PERENCANAAN sistem jaringan transportasi RTRWN Jalan Bebas Hambatan Dalam Kota: Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan Batu Ampar-Muka KuningBandara Hang Nadim RTR PULAU SUMATERA RTR KAWASAN BBK KOMENTAR JARINGAN JALAN Pengembangan jaringan jalan nasional untuk menghubungkan kawasan perkotaan nasional dengan pelabuhan dan/atau bandar udara meliputi: jaringan jalan arteri primer yang menghubungkan kawasan perkotaan PKN Batam dengan Bandar Udara Hang Nadim dan Pelabuhan Batam jaringan jalan arteri primer yang menghubungkan kawasan perkotaan PKW Tanjung Pinang dengan bandar udara Kijang (Haji Fisabilillah) dan Pelabuhan Tanjung Pinang; jaringan jalan kolektor primer yang menghubungkan kawasan perkotaan PKW Tanjung Balai Karimun dengan Pelabuhan Tanjung Balai Karimun; Pasal 21 (2) Jaringan jalan arteri primer di Kawasan Batam meliputi: a. jalan arteri primer Sekupang-Sei Harapan-Simpang Base CampTanjung Uncang; b. jalan arteri primer Simpang Jam - Sei Harapan; c. jalan arteri primer Batu AmparSimpang Jam - Simpang Mukakuning - Simpang Punggur-Telaga Punggur; d. jalan arteri primer Simpang Punggur Bandara Hang Nadim; e. jalan arteri primer Simpang Muka Kuning-Simpang Tembesi-Simpang Base Camp; dan f. jalan arteri primer Simpang TembesiRempang-Galang-Galang baru. (3) Jaringan jalan arteri primer di Kawasan Bintan meliputi: a. jalan arteri primer Gesek (KM16) - Sp. Busung - Sp. Lobam - Tanjung Uban; b. jalan arteri primer Wacopek - Kijang (Sei Enam) - Seri Bayi Intan Pelabuhan; dan c. jalan arteri primer Sri Bintan PuraKijang. (4) Jaringan jalan arteri primer di Kawasan Karimun meliputi jalan arteri Tanjung Balai - Pasir Panjang. Pada dasarnya penetapan yang dilakukan pada RTR Pulau Sumatra lebih umum dan lebih bersifat arahan dan sudah terakomodir dalam penetapan yang lebih rinci pada RTR Kawasan BBK. Pengendalian pengembangan jalan bebas hambatan di kawasan pertanian pangan berkelanjutan, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana tanah longsor meliputi: jaringan jalan bebas hambatan antarkota yang menghubungkan: Jembatan Pulau Batam-Pulau Bintan. jaringan jalan bebas hambatan dalam kota: Batu Ampar-Muka KuningBandara Hang Nadim Pengembangan dan Peningkatan jaringan jalan nasional untuk membuka keterisolasian wilayah, dan aksesibilitas dari dan ke pulau-pulau kecil dan daerah pedalaman: a. jaringan jalan arteri primer yang menghubungkan: 1. Batam-Timbesi-Tanjung Beriket, Batam-Timbesi-Tanjung Uncang, Simpang Kabii-Pungur, Simpang Pasal 22 (2) Jaringan jalan kolektor primer di Kawasan Batam meliputi: a. jalan kolektor primer Muka Kuning Tanjung Piayu - Telaga Punggur; b. jalan kolektor primer Simpang Industri Taiwan Punggur-Kawasan Industri Kabil-Batu Besar-Jl.Lingkar Nongsa; c. jalan kolektor primer Simpang 3 Baloi Bunga Raya-Simpang PenuinSimpang Jodoh-Simpang Batu Ampar; SARAN UNTUK RTR P. SUMATRA: Nama – nama ruas jalan sebaiknya dilakukan koreksi NO KOMPONEN PERENCANAAN RTRWN RTR PULAU SUMATERA b. c. 2. Kabii-Nongsa, dan BatamSekupang di Pulau Batam; dan 3. Tanjung Pinang-Simpang Gesek dan Tanjung Pinang-Kijang di Pulau Bintan. jaringan jalan kolektor primer yang menghubungkan: 1. Pasir Panjang-Simpang JalutongTanjung Balai di Pulau Karimun Besar; 2. Tanjung Beriket-Galang Baru di Pulau Batam; jaringan jalan strategis nasional yang menghubungkan: 1. Tanjung Beriket-Galang Baru di Pulau Bintan; RTR KAWASAN BBK d. jalan kolektor primer Simpang Sei Ladi-UIB-Simpang Penuin; dan e. jalan kolektor primer Simpang KDAPelabuhan Ferry Internasional Batam Center. (3) Jaringan jalan kolektor primer di Kawasan Bintan, meliputi: a. jalan kolektor primer Tanjung Pinang Tanjung Uban; b. jalan kolektor primer Kijang (Korindo) Kawal; c. jalan kolektor primer Gesek-KawalBerakit; d. jalan kolektor primer Lome - Malang Rapat; dan e. jalan kolektor primer KM 16 Gesek Kijang (Pelabuhan). (4) Jaringan jalan kolektor primer di Kawasan Karimun, meliputi: a. jalan kolektor primer Meral - Parit Rampak; b. jalan kolektor primer Parit Rampak Pelabuhan Roro; c. jalan kolektor primer Parit Rampak Parit Benut; d. jalan kolektor primer Parit Benut Simpang Jelutung; dan e. jalan kolektor primer Simpang Jelutung - Pasir Panjang. Pasal 24 (2) Jaringan jalan bebas hambatan yang menggunakan sistem tol meliputi: a. Batu Ampar-Muka Kuning-Bandara Hang Nadim; dan b. Ruas Jalan Tol Kawasan Industri Muka Kuning – Pulau Galang. (3) Jaringan jalan bebas hambatan yang menggunakan sistem bukan tol meliputi Simpang Tiga Bundaran Kabil-Jembatan Batam-Tanjung SauhBintan. JARINGAN TRANSPORTASI SUNGAI, DANAU, DAN PENYEBERANGAN Pengembangan dan pemantapan lintas penyeberangan meliputi lintas penyeberangan yang menghubungkan: a. lintas penyeberangan antarnegara terdiri atas: Batam-Singapura. b. lintas penyeberangan antarprovinsi terdiri atas: 1. Medan-Batam; 2. Kuala Tungkal-Tanjungpinang; Pasal 31 Pelabuhan penyeberangan di Kawasan Batam terdiri atas: pelabuhan penyeberangan yang menghubungkan jaringan jalan nasional dengan jaringan jalan nasional di pulau lain ditetapkan di Sekupang, Sijantung, Telaga Punggur, Sagulung dan Sembulang Pelabuhan penyeberangan di Kawasan Bintan terdiri atas: pelabuhan penyeberangan yang KOMENTAR NO KOMPONEN PERENCANAAN RTRWN Pelabuhan Internasional: Pemantapan Pelabuhan Internasional, yaitu Pelabuhan Batam Pelabuhan Nasional: Pemantapan Pelabuhan Nasional, yaitu Pelabuhan Tanjung Balai Karimun dan Pelabuhan Tanjungpinang RTR PULAU SUMATERA JARINGAN JALUR KERETA API NASIONAL Peningkatan akses pelayanan jaringan jalur kereta api dengan bandar udara dan pelabuhan. membangun jalur kereta api yang menghubungkan PKN dan PKW dengan bandar udara dan pelabuhan kawasan perkotaan PKN Batam dengan Bandar Udara Hang Nadim Pengembangan pelabuhan utama sebagai prasarana untuk memasarkan produk unggulan ke kawasan subregional ASEAN, Asia Pasifik, dan internasional: Pelabuhan Batam Pengembangan pelabuhan pengumpul di Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Selat Karimata, dan sepanjang perairan Samudera Hindia dilakukan di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun, Pelabuhan Tanjung Pinang RTR KAWASAN BBK KOMENTAR Pasal 33 (1) Jaringan jalur prasarana perkeretaapian perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (4) di Kawasan BBK ditetapkan dalam rangka untuk memperlancar perpindahan dan/atau barang secara massal dengan selamat, aman, nyaman, cepat dan lancar, tepat, tertib dan teratur, efisien, serta menunjang pemerataan, pertumbuhan, stabilitas, pendorong, dan penggerak pembangunan di Kawasan BBK. (2) Jaringan prasarana perkeretaapian perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas jaringan jalur kereta api perkotaan dan stasiun kereta api perkotaan. (3) Jaringan jalur kereta api perkotaan yang melayani Kawasan Batam dan Kawasan Bintan berfungsi menghubungkan pusat kegiatan primer, pusat kota, pusat kegiatan ekonomi, dan pusat permukiman. (4) Stasiun-stasiun kereta api perkotaan dipadukan dengan pusat-pusat kegiatan, pusat permukiman, dan moda transportasi lainnya. (5) Jaringan jalur kereta api perkotaan dan stasiun kereta api ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 34 (5) Pelabuhan di Kawasan BBK terdiri atas: a. Pelabuhan Batam terdiri atas Terminal Batu Ampar, Kabil, Sekupang dan Nongsa; b. Pelabuhan Lobam, Sei Kolak Kijang, Sri Bintan Pura, Tanjung Berakit, Tanjung Uban, Batu Enam, dan Tanjung Mocho; dan c. Pelabuhan Tanjung Balai Karimun terdiri atas Terminal Parit Rempak dan Malarko. Pelabuhan-pelabuhan yang ditetapkan pada RTR P. Sumatra telah tercantum/diakomodir pada RTR Kawasan BBK. NO KOMPONEN PERENCANAAN RTRWN RTR PULAU SUMATERA RTR KAWASAN BBK KOMENTAR Pemanfaatan bersama pelabuhan guna kepentingan pertahanan dan keamanan negara dilakukan di Pelabuhan Tanjung Pinang, Pelabuhan Batam, Pelabuhan Tanjung Balai Karimun Pengoptimalan pemanfaatan Alur Laut Kepulauan Indonesia I sebagai alur pelayaran internasional dilakukan di Selat Malaka, Laut Cina Selatan, dan Selat Karimata Pusat Penyebaran Primer: Pemantapan Bandar Udara Primer Hang Nadim Pusat Penyebaran Tersier: Pemantapan Bandar Udara Tersier Kijang Pengembangan bandar udara yang terpadu dengan sistem jaringan transportasi darat dilakukan di a. Bandar Udara Hang Nadim sebagai bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan primer yang terpadu dengan jaringan jalan di Pulau Batam, Jaringan Jalur Kereta Api di Pulau Batam, dan jaringan transportasi penyeberangan yang menghubungkan Telaga PungkurTanjung Uban; b. Bandar Udara Kijang (Haji Fisabilillah) sebagai bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan tersier yang terpadu dengan jaringan jalan di Pulau Pasal 34 (1) Alur pelayaran di Kawasan BBK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (5) huruf b ditetapkan dalam rangka mewujudkan perairan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari. (2) Alur pelayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. Alur pelayaran internasional yang merupakan jalur akses dari terminal Batu Ampar, terminal sekupang, Pelabuhan Sei Kolak Kijang, Pelabuhan Tanjung Balai Karimun ke Selat Malaka; dan b. Alur pelayaran nasional yang menghubungkan Terminal Kabil, Terminal Nongsa, Pelabuhan Sri Bintan Pura, Pelabuhan Tanjung Berakit Ke Selat Philips, Selat Combol, Dan Selat Riau. (3) Ketentuan Alur pelayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (5) huruf b diatur lebih lanjut dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 37 (1) Bandar udara pengumpul di Kawasan Batam ditetapkan dengan skala pelayanan primer di Bandar Udara Hang Nadim dengan wilayah kerja seluas paling sedikit 1.778 (seribu tujuh ratus tujuh puluh delapan) hektar. (2) Bandar udara pengumpul di Kawasan Bintan ditetapkan dengan skala pelayanan tersier di Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah yang berlokasi di luar KPBPB. (3) Bandar udara pengumpan di Kawasan Karimun ditetapkan di Bandar Udara Arahan RTR P. Sumatra sudah diakomodir dalam RTR BBK NO KOMPONEN PERENCANAAN RTRWN RTR PULAU SUMATERA Bintan dan jaringan transportasi penyeberangan yang menghubungkan Telaga Pungkur-Tanjung Uban; 3 sistem jaringan energi Diatur mengenai arahan secara normatif pada pasal, tidak menunjukkan lokasi JARINGAN PIPA MINYAK DAN GAS BUMI Pengembangan infrastruktur jaringan transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi yang mengintegrasikan fasilitas produksi, pengolahan dan/atau penyimpanan, hingga akses menuju perkotaan nasional dalam mendukung sistem pasokan energi nasional meliputi: jaringan transmisi minyak dan gas bumi Grissik-Batam dan Natuna-Batam dengan jaringan distribusi Batam untuk melayani kawasan perkotaan PKW Kuala Tungkal, PKN Batam, PKW Tanjung Balai Karimun, dan PKW Tarempa; Pengembangan jaringan transmisi minyak dan gas bumi untuk melayani kawasan andalan meliputi: jaringan transmisi minyak dan gas bumi Grissik-Batam dan Natuna-Batam untuk melayani Kawasan Andalan Duri-Dumai dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Zona Batam-Tanjung Pinang dan Sekitarnya, dan Kawasan Andalan Natuna dan Sekitarnya; Pengembangan jaringan transmisi minyak dan gas bumi nasional serta prasarana dan sarana sistem energi ASEAN meliputi: sistem jaringan transmisi minyak dan gas bumi ASEAN dengan ruas Batam-Singapura dan RTR KAWASAN BBK KOMENTAR Sei Bati yang berlokasi di luar KPBPB. Pasal 40 (4) Sistem jaringan gas bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. jaringan pipa gas hulu yang berupa sistem jaringan perpipaan bawah laut menghubungkan Natuna, Kawasan Batam, dan Pulau Sumatera; dan b. jaringan pipa gas transmisi yang berupa sistem jaringan perpipaan bawah laut menghubungkan Pulau Sumatera, Kawasan Batam, dan Singapura. (5) Sistem jaringan pipa minyak dan gas bumi di kawasan BBK ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. . NO 3 KOMPONEN PERENCANAAN sistem jaringan energi RTRWN Diatur mengenai arahan secara normatif pada pasal, tidak menunjukkan lokasi RTR PULAU SUMATERA RTR KAWASAN BBK KOMENTAR Pekanbaru-Kuala Lumpur. PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK Peningkatan kapasitas pembangkit tenaga listrik meliputi Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) di PLTGU Tanjung Pinang Pengembangan pembangkit tenaga listrik berbasis energi matahari, angin, dan panas bumi untuk mendukung ketersediaan pasokan tenaga listrik di kawasan perkotaan, kawasan perdesaan, pulau-pulau kecil, dan kawasan terisolasi meliputi: potensi tenaga listrik tenaga matahari dan angin serta jaringan transmisi di Pulau Batam-Rempang-Galang JARINGAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK Pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik untuk kawasan perdesaan, pulau-pulau kecil, dan kawasan terisolasi meliputi: Jaringan Transmisi di Pulau Batam-RempangGalang, Kepulauan Tanjung Balai Karimun, dan Pulau Karimun Kecil. Pasal 42 (3) Sistem pembangkit tenaga listrik di Kawasan Batam meliputi: Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Kasem, PLTU Pulau Rempang, PLTU Pulau Galang Baru, dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Panaran dengan kapasitas total paling sedikit 5.000 (lima ribu) Mega Watt. (4) Sistem pembangkit tenaga listrik di Kawasan Bintan meliputi: PLTU Sungai Lekop dan PLTU Galang Batang, dengan kapasitas total paling sedikit 2.000 (dua ribu) Mega Watt. (5) Pembangkit tenaga listrik di Kawasan Karimun meliputi: PLTU di Kecamatan Meral, PLTU Tanjung Sebatak, dan PLTU Tanjung Lubuk, dengan kapasitas total paling sedikit 1.000 (seribu) Mega Watt. Pasal 41 (3) Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a. kabel bawah laut 150 (seratus lima puluh) Kilo Volt dari GI Pulau Parit menuju ke GI Tanjung Balai Karimun; b. kabel 150 (seratus lima puluh) Kilo Volt dari GI Tanjung Uban menuju ke GI Batu Besar, melalui jembatan penghubung Kawasan BatamKawasan Bintan; c. SUTT 150 (seratus lima puluh) Kilo Volt yang menghubungkan tiap-tiap GI di dalam Pulau Batam; Penetapan pembangkit listrik pada RTR BBK lebih rinci Penetapan jaringan tranmisi pada RTR BBK lebih rinci NO KOMPONEN PERENCANAAN RTRWN RTR PULAU SUMATERA RTR KAWASAN BBK d. SUTT 150 (seratus lima puluh) Kilo Volt yang menghubungkan tiap-tiap GI Air Raja-Tanjung Pinang, KM 66 Simpang Lagoi, Simpang Lobam di dalam Pulau Bintan; dan e. SUTT 150 (seratus lima puluh) Kilo Volt yang menghubungkan tiap-tiap GI di dalam Pulau Karimun. (5) GI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c di Kawasan Batam memiliki kelompok pelayanan meliputi: a. GI Batu Besar, GI Batu Ampar, GI Baloi dengan cakupan pelayanan meliputi: Kecamatan Nongsa, Kecamatan Lubuk Baja, Kecamatan Batu Ampar, Kecamatan Bengkong, Kecamatan Batam Kota; dan b. GI Sekupang dengan cakupan pelayanan meliputi: Kecamatan batu Aji, Kecamatan Sagulung, Kecamatan Sei Beduk, Kecamatan Sekupang. (6) GI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c di Kawasan Bintan memiliki kelompok pelayanan meliputi: a. GI KM 66 Simpang Lagoi dengan cakupan pelayanan meliputi: Kecamatan Teluk Sebong, Kecamatan Gunung Kijang; b. GI Simpang lobam dan GI Tanjung Uban dengan cakupan pelayanan meliputi: Kecamatan Bintan Utara; dan c. GI Air Raja dengan cakupan pelayanan meliputi: Kecamatan Teluk Bintan, Kecamatan Tanjung Pinang Kota, Kecamatan Tanjung Pinang Timur, Kecamatan Tanjung Pinang Barat, Kecamatan Bukit Bestari, Kecamatan Bintan Timur. (7) GI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c di Kawasan Karimun memiliki kelompok pelayanan meliputi: a. GI tanjung Balai Karimun dengan cakupan pelayanan meliputi: KecamatanTebing, Kecamatan KOMENTAR NO KOMPONEN PERENCANAAN RTRWN RTR PULAU SUMATERA RTR KAWASAN BBK KOMENTAR Meral; b. GI Pulau Parit dengan cakupan pelayanan meliputi: Kecamatan Buru dan Kecamatan Karimun; dan c. GI Ungar dengan cakupan pelayanan meliputi: Kecamatan Kundur, Kecamatan kundur Barat, Kecamatan Kundur Utara. 4 sistem jaringan telekomunikasi Diatur mengenai arahan secara normatif pada pasal, tidak menunjukkan lokasi JARINGAN TERESTRIAL Pengembangan jaringan terestrial yang handal untuk melayani kawasan perkotaan nasional dan mendukung Pasal 43 (4) Jaringan bergerak teresterial ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (6) Jaringan bergerak satelit yang Pada RTR Pulau Sumatera diatur arahan mengenai arahan pelayanan jaringan teresterial dan satelit. Pada RTR Kawasan BBK tidak diatur penetapan mengenai kedua jaringan NO KOMPONEN PERENCANAAN RTRWN RTR PULAU SUMATERA pengembangan kawasan andalan meliputi: Jaringan Pelayanan Pulau-Pulau di Timur Sumatera yang melayani: 1. kawasan perkotaan PKW Bengkalis, PKW Tanjung Balai Karimun, PKN Batam, PKW Tanjung Pinang, PKW Daik-Lingga, PKW Dabo-Singkep, PKW Muntok, PKW Pangkal Pinang, PKW Tanjungpandan; 2. kawasan perkotaan PKN Batam, PKW Manggar, PKW Terempa dan PKSN Ranai. RTR KAWASAN BBK meliputi satelit dan transponden sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b diselenggarakan melalui pelayanan stasiun bumi ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. KOMENTAR tersebut karena keduanya diatur dalam peraturan perundangundangan selain Raperpres yang telah dibuat. JARINGAN SATELIT Pengembangan jaringan telekomunikasi satelit untuk membuka isolasi wilayah terutama di daerah pulau-pulau kecil dan daerah pedalaman dilakukan di Pulau Karimun Kecil 5 sistem jaringan sumber daya air Konservasi SDA, pendayagunaan SDA, dan pengendalian daya rusak air Pulau Batam-Pulau Bintan sebaga Strategis Nasional Pengembangan sumber air dengan berbasis pada wilayah sungai untuk melayani kawasan perkotaan dan kawasan andalan meliputi: sumber air pada wilayah sungai strategis nasional yang terdiri atas WS Pulau Batam-Pulau Bintan yang melayani kawasan perkotaan PKN Batam, PKW Tanjung Pinang, dan Kawasan Andalan Zona Batam-Tanjung Pinang dan Sekitarnya Penyediaan kebutuhan air baku untuk pulau-pulau kecil dan daerah terisolasi dilakukan di Kepulaun Karimun dan Pulau Karimun Kecil Pengembangan jaringan prasarana Pasal 46 Sistem jaringan sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (6) di Pulau Batam terdiri atas….. Pasal 47 Waduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (6) di Kawasan Batam terdiri atas Waduk Sei Harapan…… Arahan yang ada dalam RTR Pulau sudah terangkum dalam rencana sistem jaringan sumber daya air yang ada pada RTR Kawasan BBK NO KOMPONEN PERENCANAAN RTRWN RTR PULAU SUMATERA RTR KAWASAN BBK KOMENTAR sumber daya air untuk memenuhi kebutuhan air baku kawasan perkotaan dan kawasan andalan dilakukan di Bendungan Duriangkang, Bendungan Sei Harapan, Bendungan Ladi, Bendungan Lagoi, dan Bendungan Muka Kuning yang melayani kawasan perkotaan PKN Batam dan Kawasan Andalan Zona BatamTanjung Pinang dan Sekitarnya POLA RUANG 6 Zona L1 kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya Diatur mengenai arahan secara normatif pada pasal, tidak menunjukkan lokasi yang ada di Kawasan BBK Rehabilitasi kawasan hutan lindung yang mengalami deforestasi dan degradasi dilakukan di Pulau Batam, Bintan dan Karimun Pemertahanan dan pengendalian luasan kawasan hutan lindung yang bervegetasi hutan dilakukan di Batam, Bintan dan Karimun Pasal 62 (2) Zona L1 kawasan hutan lindung di Kawasan Batam ditetapkan di Hutan Lindung Bukit Dangas, Sei Harapan, Bukit Tiban di Kecamatan Sekupang, Sei Ladi di Kecamatan Lubuk Baja, Batu Ampar II di Kecamatan Batu Ampar, Nongsa I dan Nongsa II di Kecamatan Nongsa, Duriangkang, Telaga Punggur di Kecamatan Nongsa, Tanjung Piayu dan Kampung Bagan di Kecamatan Sungai Beduk, Sei Tembesi di Kecamatan Sagulung dan Kecamatan Sungai Beduk, Sagulung di Kecamatan Sagulung, Tiban Utara di Kecamatan Sekupang, Tanjung Uncang di Kecamatan Batu Aji. (3) Zona L1 kawasan hutan lindung di Kawasan Bintan ditetapkan di Hutan Lindung Bukit Kucing, Gunung Lengkuas dan Sungai Pulai di Kecamatan Bintan Timur, Malang Rapat, Tanjung Teluk, Teluk Lingga dan Gunung Kijang di Kecamatan Gunung Kijang, Sabla di Kecamatan Bukit Bestari, Gunung Bintan Besar (Bandar Seri Bentan) di Kecamatan Teluk Bintan, Busung, Lancang Kuning, Tanjung Uban Utara, Tanjung Uban Selatan, Jago di Kecamatan Bintan Utara, dan Sebonpereh, Ekang Anculai, Gunung Bintan Kecil di Kecamatan Teluk Sebong. Arahan yang terdapat pada RTR Pulau diperinci pada pola ruang RTR Kawasan BBK. Di RTRWN tidak terdapat lokasi kawasan lindung yang terdapat di Kawasan BBK NO KOMPONEN PERENCANAAN RTRWN RTR PULAU SUMATERA Zona L2 kawasan perlindungan setempat Diatur mengenai arahan secara normatif pada pasal, tidak menunjukkan lokasi yang ada di Kawasan BBK Pengendalian kawasan sekitar danau dan waduk dari kegiatan yang dapat mengganggu dan/atau merusak kualitas air danau serta kelestarian fungsi danau dan waduk dilakukan di: Wadok Nongsa, Waduk Sei Baloi, Waduk Sei Harapan, Waduk Sei Ladi, Waduk Muka Kuning, Waduk Duri Angkang 8 Zona L3 kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya Diatur mengenai arahan secara normatif pada pasal, tidak menunjukkan lokasi yang ada di Kawasan BBK Pemertahanan dan pengembangan suaka margasatwa, cagar alam, taman nasional laut, taman hutan raya, taman wisata alam, taman wisata alam laut, dan taman wisata perairan dilakukan di: kawasan taman wisata alam di Taman Wisata Alam Muka Kuning 9 Zona L4 kawasan rawan bencana Diatur mengenai arahan secara normatif pada pasal, Pengendalian pengembangan kegiatan budi daya terbangun di kawasan rawan 7 RTR KAWASAN BBK (4) Zona L1 kawasan hutan lindung di Kawasan Karimun ditetapkan di Hutan Lindung Pulau Karimun Anak di Kecamatan Tebing di Kecamatan Tebing, dan Kawasan Hutan Lindung sekitar Gunung Jantan dan Gunung Betina di Kecamatan Meral. Pasal 67 (1) Zona L2 kawasan sekitar danau atau waduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (2) huruf c meliputi: a. daratan dengan jarak 50 (lima puluh) meter sampai dengan 100 (seratus) meter dari titik pasang air danau atau waduk tertinggi; atau b. daratan sepanjang tepian danau atau waduk yang lebarnya proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik danau atau waduk. (2) Zona L2 kawasan sekitar danau atau waduk di Kawasan Batam ditetapkan di sekitar Waduk Sei Harapan, Waduk Muka Kuning..... Pasal 69 (1) Zona L3 kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (3) huruf c ditetapkan dengan tujuan untuk melindungi sumber daya alam dari kerusakan dan menjamin kualitas ekosistem agar fungsinya sebagai penyangga sistem kehidupan dapat terjaga dengan baik, serta mempertahankan warisan budaya. (2) Zona L3 kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya terdiri atas: a. Zona L3 kawasan suaka alam; b. Zona L3 kawasan pantai berhutan bakau; dan c. Zona L3 kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan. (3) Di dalam zona L3 kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya terdapat….. Pasal 75 (1) Zona L4 kawasan rawan gelombang KOMENTAR Arahan yang terdapat pada RTR Pulau diperinci pada pola ruang RTR Kawasan BBK. Terdapat arahan. Di RTR Pulau tidak terdapat lokasi sungai yang terdapat di Kawasan BBK. Pada RTR Kawasan BBK tidak terdapat pengaturan mengenai taman wisata alam, khususnya yang berada di Muka Kuning. Arahan yang terdapat pada RTR Pulau diperinci pada pola ruang NO KOMPONEN PERENCANAAN RTRWN RTR PULAU SUMATERA RTR KAWASAN BBK KOMENTAR alam tidak menunjukkan lokasi yang ada di Kawasan BBK bencana alam serta mengembangkan tempat-tempat dan jalur-jalur evakuasi untuk mengurangi dampak akibat bencana alam meliputi: kawasan rawan gelombang pasang atau kenaikan muka air laut akibat fenomena pemanasan global terutama di kawasan sepanjang pesisir pantai pulau Sumatera dan pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Sumatera; dan pasang meliputi kawasan sekitar pantai yang rawan terhadap gelombang pasang dengan kecepatan antara 10 sampai dengan 100 kilometer per jam yang timbul akibat angin kencang atau gravitasi bulan atau matahari. (2) Zona L4 kawasan rawan gelombang pasang di Kawasan Batam ditetapkan di kawasan pesisir landai yang menghadap ke arah selat Malaka dan Laut Cina Selatan RTR Kawasan BBK. 10 Zona L5 kawasan lindung geologi Diatur mengenai arahan secara normatif pada pasal, tidak menunjukkan lokasi yang ada di Kawasan BBK Tidak mengatur mengenai lokasi di Kawasan BBK Arahan yang terdapat pada RTR Pulau tidak mengatur mengenai kawasan lindung geologi yang ada di Kawasan BBK. 11 Zona L6 Diatur mengenai arahan secara normatif pada pasal, tidak menunjukkan lokasi yang ada di Kawasan BBK Pemertahanan, pelestarian, dan pengembangan kawasan laut yang memiliki ekosistem terumbu karang dilakukan di Pulau Karimun, Pulau Batam, Pulau Bintan 12 Zona B1, B2, B3 kawasan peruntukkan permukiman kepadatan tinggi, sedang, rendah Diatur mengenai arahan secara normatif pada pasal, tidak menunjukkan lokasi yang ada di Kawasan BBK Tidak mengatur mengenai lokasi di Kawasan BBK Pasal 76 (1) Zona L5 kawasan lindung geologi ditetapkan dengan tujuan untuk memberikan perlindungan terhadap fungsi lingkungan hidup di dalam tanah dan menjamin keberlangsungan fungsi lingkungan di atasnya. (2) Zona L5 kawasan lindung geologi terdiri atas: a. Zona L5 kawasan rawan gerakan tanah; b. Zona L5 kawasan rawan abrasi; dan c. Zona L5 sempadan mata air. Pasal 80 (1) Zona L6 taman buru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 huruf f ditetapkan dengan tujuan untuk penyediaan ruang bagi pengembanganbiakan satwa dalam rangka kepentingan kesinambungan kegiatan berburu. (2) Zona L6 taman buru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 huruf f meliputi:…….. Pasal 82 (1) Zona B1 kawasan peruntukan permukiman kepadatan tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 ayat (1) huruf a ditetapkan dengan tujuan untuk: a. memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, dalam…. Arahan yang terdapat pada RTRWN dan RTR Pulau tidak mengatur mengenai kawasan taman buru yang ada di Kawasan BBK. Arahan yang terdapat pada RTR Pulau mengenai kawasan laut yang memiliki ekosistem terumbu karang tidak menjadi wilayah pengaturan RTR Kawasan BBK. Arahan yang terdapat pada RTR Pulau tidak mengatur mengenai kawasan peruntukkan permukiman yang ada di Kawasan BBK. NO 13 KOMPONEN PERENCANAAN Zona B.8 kawasan peruntukkan industri RTRWN RTR PULAU SUMATERA RTR KAWASAN BBK Diatur mengenai arahan secara normatif pada pasal, tidak menunjukkan lokasi yang ada di Kawasan BBK Pengembangan kawasan peruntukan industri ke daerah pinggir kota meliputi Batam Pasal 89 Pengembangan kawasan peruntukan industri yang tidak mencemarkan lingkungan, hemat air, dan hemat energi dilakukan di Batam, Karimun 14 Zona B.9 kawasan peruntukkan pariwisata Diatur mengenai arahan secara normatif pada pasal, tidak menunjukkan lokasi yang ada di Kawasan BBK Pengembangan kawasan peruntukan pariwisata berbasis ekowisata termasuk ekowisata bahari dengan melestarikan keanekeragaman hayati flora dan fauna yang terdapat didalamnya meliputi: ekowisata hutan dilakukan di Taman Wisata Alam Muka Kuning (Batam) Pengembangan pariwisata berbasis meeting-incentive-convention- (1) Zona B8 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 ayat (1) huruf h di Kawasan Batam diprioritaskan untuk industri padat modal dan industri padat teknologi yang dikembangkan secara terpadu dengan pelabuhan, ditetapkan di Kabil, Sekupang, Batu Ampar…. (2) Zona B8 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 ayat (1) huruf h di Kawasan Bintan diprioritaskan untuk industri padat sumber daya alam, industri padat tenaga kerja; dan industri padat modal dan dikembangkan secara terpadu dengan pelabuhan serta ditetapkan di Galang Batang….. (3) Zona B8 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 ayat (1) huruf h di Kawasan Karimun diprioritaskan untuk industri padat sumber daya alam; industri padat tenaga kerja; dan industri padat modal dan dikembangkan secara terpadu dengan pelabuhan serta ditetapkan di sepanjang pesisir barat Pulau Karimun yaitu di Kawasan Berikat Sembawang,….. Pasal 91 (1) Zona B9 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 ayat (1) huruf i di Kawasan Batam meliputi: a. pariwisata alam yang ditetapkan di Kawasan wisata Nongsa dan Tanjung Pinggir, SetokoRempang-Galang (Camp Vietnam) dengan produk wisata utama yang dikembangkan adalah wisata terpadu, wisata bahari dan minat khusus; dan b. pariwisata buatan/binaan KOMENTAR Arahan yang terdapat pada RTR Pulau diperinci pada pola ruang RTR Kawasan BBK. Arahan yang terdapat pada RTR Pulau diperinci pada pola ruang RTR Kawasan BBK. Pada RTR Kawasan BBK tidak terdapat pengaturan mengenai taman wisata alam, khususnya yang berada di Muka Kuning dan peruntukkannya digunakan sebagai kawasan peruntukkan pariwisata. NO KOMPONEN PERENCANAAN RTRWN RTR PULAU SUMATERA exhibition dilakukan di Batam, Bintan RTR KAWASAN BBK manusia yang ditetapkan di Nagoya-Batam Center dengan produk wisata utama yang dikembangkan adalah wisata perkotaan dan belanja. (2) Zona B9 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 ayat (1) huruf i di Kawasan Bintan meliputi pariwisata alam yang ditetapkan di Kawasan Wisata Lagoi, Pengujan – Kuala Sempang, Trikora, sepanjang Pantai Sakera dan Pantai Kelam Pagi dengan produk wisata utama yang dikembangkan adalah wisata bahari. (3) Zona B9 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 ayat (1) huruf i di Kawasan Karimun meliputi pariwisata alam yang ditetapkan di Kawasan Wisata Pongkar, Tanjung Selayang dan Pelalawan, dengan produk wisata utama yang dikembangkan adalah wisata bahari. KOMENTAR