OPTIMASI ISOLASI RNA JARINGAN KANKER PAYUDARA TERFIKSASI FORMALIN DARI PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR MALANG DENGAN KIT ISOLASI RNA GENEAID Pearlindah, Dwi Listyorini dan Abdul Gofur Universitas Negeri Malang E-mail : [email protected]; [email protected] ABSTRAK: Isolat RNA total didapat dari jaringan kanker terfiksasi formalin umumnya berkualitas rendah. Optimasi mendapatkan isolat RNA total kualitas tinggi sangat diperlukan. Penelitian ini mengukur tingkat rasio kemurnian A260/280 menggunakan Nanodrop ND 2000 Spektrofotometer. Berbagai modifikasi protokol isolasi telah dilakukan dengan penambahan Proteinase K dan tingkat kecepatan sentrifugasi mendapatkan hasil murni dan stabil, dengan penambahan Proteinase K sebanyak 30 µl dan lama inkubasi selama 30 menit pada suhu 60oC, serta tingkat kecepatan sentrifugasi 15.500 x g/16.000 x g. Kata kunci: isolasi rna, jaringan kanker payudara terfiksasi formalin, penderita kanker payudara di rumah sakit saiful anwar Malang. Insiden kanker sebagai salah satu jenis penyakit tidak menular semakin meningkat. Jika tidak dikendalikan, kejadian ini akan terjadi lebih cepat di negara miskin dan berkembang (International Union Against Cancer, 2009). Di Indonesia, kasus kanker yang paling banyak adalah kanker payudara. Sampai tahun 2012, sudah lebih dari 550 ribu wanita yang melakukan skrining dengan jumlah suspek tumor payudara 1.289 orang (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Secara tradisional, tumor dipelajari dari hasil histopatologi, namun idealnya untuk menunjukkan klasifikasi jenis penyakit kanker harus disertai dengan teknik biologi molekuler. Gen profiling study adalah teknologi untuk mengidentifikasi gen yang aktif dalam sampel sel atau jaringan (DeRisi et al.,1996; Alizadeh et al.,1999; Alizadeh et al., 2001; Rew, 2001). Evaluasi seluruh profil ekspresi gen tumor bisa dilakukan dengan menggunakan RNA, melalui teknik quantitatif realtime polymerase chain reaction (qRT-PCR) (Espinosa et al., 2005). Isolasi RNA total yang berkualitas tinggi sangat penting untuk keberhasilan penerapan berbagai teknik molekuler termasuk gen profiling. RNA dapat terdegradasi dengan cepat oleh ribonukleases (RNases) dan oleh karena itu, harus diekstraksi dengan cepat dan efisien (Sambrook et al., 1989). Dalam penelitian ini menggunakan bahan yang segar sangatlah tidak mungkin karena melanggar etika dari penanganan sampel di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang sehingga bahan yang didapatkan bukan bahan segar melainkan sudah terfiksasi formalin. Sampel kanker payudara yang didapatkan adalah sampel hasil biopsi dari 2 penderita kanker payudara yaitu dengan tipe duktus karsinoma invasif stadium I (jinak) dan duktus karsinoma invasif stadium II (ganas). Kedua sampel diperoleh dalam bentuk terfiksasi formalin sesuai dengan kode etik penanganan yaitu sampel kanker payudara hasil bedah biopsi yang telah dilakukan diberikan pada bagian patologi anatomi di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang kemudian 1 langsung dilakukan fiksasi dengan formalin 10 % untuk selanjutnya disimpan dan digunakan dalam pengecekan sampel melalui berbagai analisis seperti histopatologi anatomi dan lain-lain. Formalin adalah fiksatif tradisional yang telah digunakan selama beberapa dekade untuk mengawetkan jaringan di patologi (Chu et al., 2002; Shi et al., 2002). Fiksasi formalin yang rutin digunakan dalam patologi dapat menyebabkan asam nukleat sangat terfragmentasi dengan kualitas yang buruk. RNA yang berasal dari spesimen tersebut secara signifikan terdegradasi (Lahr et al., 2002), karena formalin menyebabkan cross-link antara asam nukleat dan protein. Monomethylol berikatan dengan empat basa RNA (N-CH2OH) dan membentuk jembatan metilen yang mudah terdegradasi (Masuda et al., 1999). Penyimpanan jaringan atau sel dalam periode yang panjang sebelum isolasi RNA juga meningkatkan degradasi RNA, karena molekul ini sangat labil (Catts et al., 2005). Keberhasilan dalam penelitian yang berhubungan dengan RNA itu tergantung pada hasil, kemurnian, dan integritas RNA (Bustin et al., 2005; Nolan et al., 2006). Namun, metode modifikasi isolasi RNA yang berbeda-beda dapat menghasilkan RNA dengan berbagai tingkat kualitas (Nour et al., 2010; Rump et al., 2010). Upaya untuk mempertahankan integritas RNA adalah dimulai dari persiapan sampel hingga penyimpanan sampel untuk mencegah dari kontaminasi RNase (Santella, 2006), ini bisa dilakukan dengan pembekuan sampel jaringan dalam nitrogen cair dan selanjutnya penyimpanan pada -80°C sampai akan diisolasi (Jarzab et al., 2008). Pada prinsipnya optimasi protokol ini bertujuan melindungi RNA dari degradasi akibat senyawa lain yang dilepaskan ketika sel dihancurkan atau kerusakan akibat penanganan fisik (Chu et al., 2002; Shi et al., 2002). METODE Mempersiapkan alat dan bahan yaitu pembuatan DEPC treated water, alatalat yang dipakai dalam penelitian seperti microtip dan microtube 1,5 ml harus disterilisasi menggunakan DEPC treated water terlebih dahulu dan alat- alat lainnya seperti mortar, pistil, beaker glass, gunting, pinset, cawan petri, dan gelas ukur disterilisasi kering selama 30 menit pada suhu 157oC yang sebelumnya dicuci selama 30 menit dalam USC (Ultrasonic Cleaner). Pengambilan jaringan kanker payudara dari biopsi penderita kanker payudara di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang (RSSA) yaitu langsung difiksasi formalin 10% untuk dapat dilakukan pemeriksaan oleh bagian Patologi Anatomi RSSA. Sampel yang didapatkan dari RSSA diberikan oleh bagian Patologi Anatomi RSSA berupa jaringan kanker payudara yang sudah terfiksasi oleh formalin 10 % dan sudah tidak digunakan lagi dan sudah diperiksa oleh pihak RSSA. Jaringan kanker payudara yang diberikan tersebut sudah terfiksasi formalin selama 2 minggu. Jaringan kanker payudara yang didapatkan dari RSSA dalam keadaan terfiksasi formalin dibawa ke laboratorium Bioteknologi, Lab. Sentral Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang, mencuci jaringan dengan DEPC treated water hingga tidak berbau formalin lagi, menyimpan persediaan jaringan kanker jinak dalam sentrifus tube 14 ml berisi alkohol absolut dan menyimpan dalam suhu 0oC. Isolasi total RNA jaringan kanker payudara yaitu menimbang bahan yang akan diisolasi sebanyak 25 mg, kemudian memasukkan dalam tube 1,5 ml lalu memasukkan dalam termos kecil berisi nitrogen cair dan menyimpan suhu -60oC 2 selama 1 malam, menyalakan UV selama 30 menit pada UV-cleaner sebelum melakukan isolasi. Isolasi total RNA mengikuti protokol Geneaid dan melakukan modifikasi protokol beberapa kali hingga menghasilkan protokol yang optimum dalam melakukan isolasi RNA jaringan kanker payudara terfiksasi formalin kemudian memeriksa konsentrasi dan kemurnian total RNA yang diperoleh dengan menggunakan Nanodrop ND 2000 Spektrofotometer. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan modifikasi protokol isolasi RNA jaringan kanker payudara terfiksasi formalin yang telah dilakukan, hasil total RNA yang didapatkan menggunakan Nanodrop ND 2000 Spektrofotometer dengan tingkat kemurnian dan konsentrasi pada rasio A260/280 disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Total RNA Jaringan Kanker Payudara dalam Fiksasi Formalin. Protokol Sample 1 Jinak 2 Ganas Jinak 3 Ganas Jinak 4 Ganas Jinak 5 Jinak 6 Jinak 7 Jinak Rasio Konsentrasi Tipe Modifikasi A260/ RNA Kontaminasi 280 (ng/µl) 3.37 1.9 Kontaminasi Sentrifugasi 15.000 x g, DNA Mengikuti prosedur Geneaid belum modifikasi 2.02 3.9 Murni Sentrifugasi 15.500 x g 2.66 4.0 Kontaminasi Inkubasi saat elusi RNA DNA 3 menit 1.56 2.8 Kontaminasi Sentrifugasi 14.000 x g protein Ethanol 1000 µl 1.56 13.1 Kontaminasi Inkubasi saat elusi RNA protein 3 menit 1.72 0.7 Kontaminasi 600 µl buffer lisis protein Ethanol 500 µl 1.21 0.6 Kontaminasi Sentrifugasi 14.000 x g protein Inkubasi saat elusi RNA 3 menit 2.59 4.5 Kontaminasi Proteinase K 40 µl DNA inkubasi 30 menit, vortex Sentrifugasi 15.500 x g Inkubasi saat elusi RNA 3 menit 2.10 9.5 Murni Proteinase K 30 µl inkubasi 30 menit, vortex Sentrifugasi 15.500 x g Inkubasi saat elusi RNA 3 menit 2.40 1.5 Kontaminasi Proteinase K 40 µl DNA inkubasi1 jam, vortex Sentrifugasi 15.500 x g 3 8 Jinak 2.28 1.5 Kontaminasi DNA 9 Jinak 1.53 5.2 Kontaminasi protein 10 Jinak 1.36 5.0 Kontaminasi protein 11 Ganas 2.23 2.3 Kontaminasi DNA 12 Ganas 1.80 4.1 Murni 13 Ganas 2.02 6.8 Murni 14 Jinak 1.86 4.7 Murni Inkubasi saat elusi RNA 3 menit Proteinase K 30 µl inkubasi 1 jam, vortex Sentrifugasi 15.500 x g Inkubasi saat elusi RNA 3 menit Proteinase K 60 µl inkubasi 30 menit, vortex, Sentrifugasi 15.500 x g Inkubasi saat elusi RNA 3 menit Proteinase K 60 µl inkubasi 30 menit, tanpa vortex, Sentrifugasi 15.500 x g Inkubasi saat elusi RNA 3 menit Proteinase K 30 µl inkubasi 30 menit, vortex, Sentrifugasi 15.500 x g Inkubasi saat elusi RNA 3 menit Proteinase K 30 µl inkubasi 30 menit, tanpa vortex, Sentrifugasi 15.500 x g Inkubasi saat elusi RNA 3 menit Proteinase K 30 µl inkubasi 30 menit, vortex, Sentrifugasi 16.000 x g Inkubasi saat elusi RNA 3 menit Proteinase K 30 µl inkubasi 30 menit, tanpa vortex Sentrifugasi 16.000 x g Inkubasi saat elusi RNA 3 menit Rasio absorbansi (A260/A280) yaitu antara 1.8-2.1 merupakan kualitas yang baik pada total RNA (Centre For Proteomic & Genomic Research, 2006), dalam kisaran tertentu rasio < 1.8 menunjukkan RNA memiliki kontaminasi 4 dengan protein (Ayadi, 2009) dan rasio > 2.1 menunjukkan kontaminasi dengan DNA (Brisco et al., 1997) Total RNA yang diisolasi mempunyai kemurnian yang rendah yaitu antara 1.21 - 1.72 yang menunjukkan kontaminasi protein dan total RNA yang melebihi rasio 2.1 adalah 2.23 - 3.37 rasio ini menunjukkan kontaminasi oleh DNA. Dari hasil 14 modifikasi protokol yang paling baik adalah terdapat 5 protokol yaitu pada protokol 2 yaitu 2.02, protokol 6 yaitu 2.10, protokol 12 yaitu 1.80, protokol 13 yaitu 2.02, dan protokol 14 yaitu 1.86. Total RNA dari jaringan kanker payudara dalam fiksasi formalin menunjukkan konsentrasi yang sangat rendah ini ditunjukkan pada konsentrasi yang didapatkan paling tinggi adalah 13.1. Hal ini dimungkinkan jumlah total RNA sudah terdegradasi karena fiksasi formalin (Lahr et al., 2002) sehingga mengakibatkan rendahnya konsentrasi (Srinivasan et al., 2002). Meskipun konsentrasi yang dimiliki rendah tetapi dalam teknik isolasi dengan memurnikan jaringan berasal dari fiksasi formalin telah dapat ditunjukkan dengan melihat hasil rasio kemurnian yang didapatkan memenuhi standar. Dari hasil modifikasi protokol yang telah dilakukan diketahui bahwa modifikasi pada penambahan ethanol dan buffer lisis menunjukkan tidak berpengaruh pada tingkat kemurniannya karena semua modifikasi protokol tersebut mendapatkan hasil dengan kontaminasi DNA maupun protein. Berdasarkan hasil modifikasi protokol yang berpengaruh dalam isolasi dengan kualitas tinggi tersebut adalah pada protokol dengan kecepatan sentrifugasi 15.500 x g dan kecepatan sentrifugasi 16.000 x g, jumlah Proteinase K sebanyak 30 µl dan lama inkubasi Proteinase K selama 30 menit pada suhu 60oC. Perlakuan antara divortex atau tidak divortex pada protokol setelah penambahan Proteinase K tidak menunjukkan perlakuan tersebut berpengaruh pada tingkat kemurniannya, karena hasil setelah penambahan Proteinase K sama-sama menunjukkan hasil dengan tingkat kemurnian dengan kualitas tinggi sehingga dapat diketahui untuk perlakuan dengan penambahan Proteinase K dapat dipilih kedua cara tersebut yaitu dengan melakukan vortex pada tiap 10 menit saat inkubasi dilakukan ataupun bisa dengan cara tanpa menvortex sekalipun. Protokol 2 tanpa penambahan Proteinase K pada jaringan kanker payudara ganas memberikan hasil yang murni tetapi pada jaringan kanker payudara jinak menunjukkan kontaminasi DNA, hasil yang didapatkan dari kedua sampel tersebut tidak stabil, sehingga untuk lebih baiknya menggunakan protokol dengan tingkat kemurnian yang ditunjukkan pada kedua sampel yaitu stabil. Protokol 6, 12, 13 dan 14 untuk jaringan kanker payudara jinak dan ganas pemberian Proteinase K sangat berpengaruh hal ini terlihat hasil yang didapatkan adalah stabil dan mendapatkan murni dengan penambahan Proteinase K sebanyak 30 µl, lama inkubasi selama 30 menit pada suhu 60oC. Hal ini menunjukkan bahwa Proteinase K membantu menghancurkan protein dalam lisat sel (jaringan, kultur sel) dan pelepasan asam nukleat, karena sangat efektif menonaktifkan DNase dan RNase serta Proteinase K dapat menghancurkan cross-linking karena fiksasi formalin (Masuda et al., 1999; Specht et al., 2001; Srinivasan et al., 2002). Pada protokol 11 juga dengan penambahan Proteinase K sebanyak 30 µl inkubasi selama 30 menit pada suhu 60oC tetapi dinyatakan tidak murni karena didapatkan hasil kontaminan DNA, dalam hal ini kontaminan protein tidak terlihat karena penambahan Proteinase K melainkan masih terlihat kontaminan asam nukleat lain seperti DNA sehingga hal ini memerlukan DNase untuk dapat menghilangkan kontaminan dari DNA dan 5 dapat menstabilkan kemurnian pada total RNA (Jacobs, 2014). Suhu inkubasi 60oC Proteinase K memberikan hasil tanpa kontaminasi protein, karena aktivitas proteinase K meningkat pada suhu yang tinggi hingga 65°C (ShineGene Molecular Biotech, 2014). Selain itu secara teknik kecepatan sentrifugasi dalam modifikasi isolasi RNA menghasilkan RNA yang stabil dan murni yaitu kecepatan 15.500 x g dan kecepatan 16.000 x g. KESIMPULAN DAN SARAN Modifikasi protokol Isolasi total RNA yang optimum dari jaringan kanker payudara ganas dan jinak terfiksasi formalin menggunakan Kit Isolasi RNA Geneaid yaitu dengan penambahan Proteinase K sebanyak 30 µl inkubasi selama 30 menit pada suhu 30oC dan tingkat kecepatan sentrifugasi 15.500 x g atau 16.000 x g menghasilkan total RNA murni. Bahan yang digunakan dalam penelitian isolasi RNA sebaiknya menggunakan bahan segar untuk mendapatkan tingkat konsentrasi dan kemurnian dengan kualitas tinggi karena RNA sifatnya mudah terdegradasi dan penyimpanan bahan yang telah didapatkan harus segera di perlakukan dengan baik dengan menambahkan nitrogen cair dan menyimpannya sekurangnya pada suhu -60oC serta berdasarkan hasil isolasi RNA yang didapatkan menunjukkan kontaminasi DNA sehingga memerlukan penambahan DNAse. DAFTAR RUJUKAN Alizadeh, A., Eisen, M., Davis, R. E., Ma, C., Sabet, H., Tran, T., Powell, J. I., Yang, L., Marti. G. E.,Moore, D. T., Hudson, J. R., Chan, W. C., Greiner, T., Weisenburger, D., Armitage, J. O.,Lossos, I., Levy, R., Botstein, D., Brown, P. O. & Staudt, L. M. 1999. The lymphochip: a specialized cDNA microarray for the genomic-scale analysis of gene Thomas et al. Journal of Clinical Bioinformatics 2013, 3:10 Page 10 of 11 http://www.jclinbioinformatics.com/content/3/1/10expression in normal and malignant lymphocytes. Cold Spring HarbSymp Quant Biol. 64: 71 -78. Alizadeh, A., Ross, D. T., Perou, C. M. & Van de Rijn, M. 2001. Towards a novel classification of human malignancies based on gene expression patterns. J. Pathol. 195: 41–52. Ayadi, Mira. 2009. DNA/RNA Extraction & Qualification Version 1.0. The Quality Control Platform Of Saint Louis. Brisco, Paula., Sankbeil, Jacqui. & Kephart, Dan. 1997. RNA Purification: A Rapid and Versatile Protocol for the Isolation of Total RNA. Promega Corporation 64: p. 07. Bustin, SA., Benes, V., Nolan. T. & Pfaffl, MW. 2005. Quantitative real-time RTPCR a perspective. J. Mol. Endocrinol. 34: 597-601. Catts, V. S., Fernandez, H. R., Taylor, J. M., Coulson, E. J. & Lutze-Mann, L. H. 2005. A microarray study of post-mortem mRNA degradationin mouse brain tissue. Mol. Brain Res. 138: 164-177. Centre For Proteomic & Genomic Research. 2006. Target Gene Expression. South Africa: Institute for Infectious Diseases and Molecular Medicine, Faculty of Health Science. Chu,W. S., Furusato, B., Wong, K., Sesterhenn, I.A., Mostofi, F. K., Wei, M. Q., Zhu, Z., Abbondanzo, S. L. & Liang, Q. 2005. Ultrasound-accelerated 6 formalin fixation of tissue improves morphology, antigen and mRNA preservation. Mod. Pathol. 18: 850-63. DeRisi, J., Penland, L., Brown, P. O., Bittner, M. L., Meltzer, P. S., Ray, M., Chen, Y., Su,YA. & Trent, J. M. 1996. Use of a cDNA microarray to analyse gene expression patternsin human cancer. Nat. Genet. 14: 457 - 460. Espinosa, E., Vara, J.A. Fresno., Redondo, A., Sa´nchez, J.J., Hardisson, D., Zamora, P., Go´mez Pastrana, F., Cejas, P., Martı´nez, B., Sua´rez, A., Calero, F. & Gonza´lez Baro´n, M. 2005.Breast cancer prognosis determined by gene expression profiling: a quantitative reverse transcriptase polymerase chain reaction study. J. Clin. Oncol. 23: 7278-7285. International Union Against Cancer. 2009. 48th ICCA Congress & Exhibition. (Online), (www.iccaworld.com), diakses 5 desember 2013. Jacobs, David. 2014. DNase Treatment of RNA. Austin: University of Texas, The Functional Genomics Research Stream. Jarząb, M., Różanowski, P., Kowalska, M., Żebracka, J., Rudnicka, L., Stobiecka E., Jarząb,B., Stachura, J. & Pawlęga, J. 2008. Optimization of the Method of RNA Isolation from Paraffin Blocks to Assess Gene Expression in Breast Cancer. Pol. J. Pathol. 59(2): 85–91. Kemenkes RI. 2013. Seminar Sehari dalam Rangka Memperingati Hari Kanker Sedunia 2013.(Online), (http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2233), diakses 23 Januari 2014. Lahr, G., Starzinski-Powitz, A. & Mayer, A. 2002. Analysis of specific gene expression. In: Conn PM (Ed) Methods in Enzymology 356: pp 271–281. Academic Press, San Diego, USA. Masuda, N., Ohnishi, T., Kawamoto, S., Monden, M. & Okubo, K. 1999. Analysis of chemical modification of RNA from formalin-fixed samples and optimization of molecular biology applications for such samples. Nucleic Acids Res. 27: 4436-4443. Nolan, T., Hands, RE., Bustin, SA. 2006. Quantification of mRNA using real-time RT-PCR. Nat. Protoc. 1: 1559-1582. Nour, AM., Barbour, EK., Depint, F., Dooms, M., Niang, K., Dulac, A., Niamba, CN., Chaaya, G., Pouillart, PR. 2010. Comparison of five RNA extraction methods from rabbit’s blood. Agriculture and Biology Journal of North America 1: 448-450. Rew, DA. 2001. DNA microarray technology in cancer research. Eur. J. Surg. Oncol. 27: 504–508. Rump, LV., Asamoah, B., Gonzalez-Escalona, N. 2010. Comparison of commercial RNA extraction kits for preparation of DNA-free total RNA from Salmonella cells. BMC Res. Notes 3: 211. Sambrook, J., Fritsch, E. F. & Maniatis, T.1989. Molecular Cloning: A Laboratory Manual. Cold Spring Harbor Laboratory Press, Plainview, NY. Santella, Regina M. 2006. Approaches to DNA/RNA Extraction and Whole Genome Amplification. Cancer Epidemiol. Biomarkers Prev 15:1585-1587. ShineGene Molecular Biotech. Proteinase-K. WuheRoad, Shanghai, 201109, China. (Online), (www.synthesisgene.com), diakses 2 Juni 2014. Shi, S. R., Cote, R. J., Wu, L., Liu, C., Datar, R., Shi, Y., Liu, D., Lim, H. & Taylor, C. R.. 2002. DNA extraction from archival formalin-fixed, paraffin- 7 embedded tissue sections based on the antigen retrieval principle: heating under the influence of pH. J. Histochem. Cytochem. 50: 1005-11. Specht, K., Richter, T., Muller, U., Walch, A., Werner, M. & Hofler, H. 2001. Quantitative gene expression analysis in microdissected archival formalinfixed and paraffin embedded tumor tissue. Am J. Pathol. 158: 419–429. Srinivasan, M., Sedmak, D. & Jewell, S. 2002. Effect of fixatives and tissue processingonthe content and integrity of nucleic acids. Am J. Pathol. 161: 1961–1971. 8