Penentuan Kuat Arus Maksimum Jaringan Listrik

advertisement
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print)
1
Penentuan Kuat Arus Maksimum Jaringan Listrik
Menggunakan Algoritma Augmenting Path
Rachmat Ramadhan dan Darmaji
Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: [email protected]
Abstrak—Kota Surabaya sebagai kota terbesar kedua
di Indonesia merupakan salah satu kota yang
mengalami pertumbuhan penduduk cukup pesat. Hal ini
berbanding lurus dengan peningkatan kebutuhan
terutama kebutuhan listrik. Kawasan Rungkut
Surabaya merupakan kawasan industri yang cukup
besar di Surabaya. Banyaknya jumlah pabrik dan
penduduk membuat kawasan Rungkut memiliki tingkat
konsumsi listrik yang cukup besar. Hal ini perlu
diimbangi dengan penyediaan listrik yang memadai
khususnya dalam hal pengoptimalan jaringan listrik.
Pengoptimalan jaringan listrik tersebut dengan
menentukan aliran maksimum yang bisa dialirkan
dalam jaringan listrik tersebut. Pada Tugas Akhir ini
akan membahas dan menentukan jumlah aliran
maksimum yang bisa dialirkan pada jaringan listrik
dengan menggunakan algoritma Augmenting Path.
Algoritma Augmenting Path adalah algoritma yang
digunakan untuk mencari aliran maksimum jaringan
berarah residual sehingga tiap sisinya memiliki
kapasitas lebih dari nol. Hasil yang diperoleh Tugas
Akhir ini adalah jumlah kuat arus maksimum jaringan
listrik sebanyak 3551 A dalam 139 iterasi.
Kata Kunci— Augmenting Path, Aliran Maksimum,
Graf, Jaringan listrik.
I. PENDAHULUAN
Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia
Kota
setelah Jakarta, dengan jumlah penduduk mencapai
3.282.156 jiwa dan luas wilayah 326,37 π‘˜π‘š2 , merupakan
kota yang pesat dalam perkembangan jumlah penduduknya.
Perkembangan tersebut mengakibatkan meningkatnya
segala kebutuhan termasuk kebutuhan listrik.
Seiring dengan berjalannya waktu, teknologi dan
informasi menjadi kebutuhan yang penting bagi manusia.
Kemajuan akan teknologi dan informasi dan inovasi-inovasi
terbaru menjadi hal mendasar yang wajib dipenuhi dalam
pemenuhan kebutuhan. Dibalik semua itu, listrik menjadi
hal penting dalam proses penyediaan teknologi dan
informasi. Dengan berkurangnya pasokan listrik, kemajuan
dan inovasi itu akan terhambat, begitu pula sebaliknya.
Sehingga pemenuhan pasokan listrik menjadi kewajiban
pokok bagi pemerintah dalam hal ini Perusahaan Listrik
Negara (PLN).
Selain pasokan listrik, keberadaan jaringan listrik sebagai
media dalam menyalurkan listrik akan sangat berpengaruh
dalam ketersediaan listrik bagi masyarakat, sehingga
pengoptimalan jaringan listrik akan sangat bermanfaat bagi
masyarakat maupun pihak Perusahaan Listrik Negara
(PLN).
Penentuan jaringan listrik yang optimal dapat dilakukan
dengan menggunakan ilmu teori graf salah satunya dengan
menentukan aliran maksimum pada jaringan listrik.
Masalah aliran maksimum digunakan untuk mencari
aliran maksimum yang dapat dialirkan dari tiap sisi jaringan.
Penelitian B.T. Mahendra dkk [1] membahas mengenai
pemaksimalan aliran air dalam distribusi air PDAM dengan
menggunakan algoritma-algoritma dalam masalah aliran
maksimum. Dalam Tugas akhir ini akan dibahas mengenai
metode aliran dengan menggunakan algoritma Augmenting
Path pada jaringan listrik.
II. PENGERTIAN GRAF
Sebuah graf 𝐺 merupakan pasangan himpunan (𝑉, 𝐸),
dimana 𝑉 adalah himpunan berhingga tak kosong dari
elemen yang disebut simpul, dan 𝐸 adalah sebuah himpunan
(mungkin kosong) dari pasangan tak terurut 𝑒𝑣 dari simpulsimpul 𝑒, 𝑣 ∈ 𝑉 yang disebut sisi.[1]
𝑣2
𝑣4
𝑒4
𝑒1
𝑒9
𝑒5
𝑒3
𝑒8
𝑣6
𝑣1
𝑒6
𝑒2
𝑒10
𝑣3
𝑒7
𝑣5
Gambar 1: Graf 𝐺
Sebagai contoh, pada Gambar 2.1 adalah graf G dengan
𝑉 = {𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 , 𝑣4 , 𝑣5 , 𝑣6 } dan 𝐸 = {𝑒1 , 𝑒2 , 𝑒3 , 𝑒4 , 𝑒5 , 𝑒6 , 𝑒7 , 𝑒8 , 𝑒9 , 𝑒10 }
dengan 𝑒1 = 𝑣1 𝑣2 , 𝑒2 = 𝑣1 𝑣3 , 𝑒3 = 𝑣2 𝑣3 , 𝑒4 = 𝑣2 𝑣4 ,
𝑒5 = 𝑣2 𝑣5 , 𝑒6 = 𝑣3 𝑣4 , 𝑒7 = 𝑣3 𝑣5 , 𝑒8 = 𝑣4 𝑣5 , 𝑒9 = 𝑣4 𝑣6 ,
𝑒10 = 𝑣5 𝑣6 . Simpul 𝑣1 bertetangga dengan simpul 𝑣2 dan
𝑣3 . Simpul 𝑣1 bersisian dengan sisi 𝑒1 dan 𝑒2 . Jika sisi e
memiliki arah maka sisi tersebut dinamakan arc[1].
Berdasarkan ada tidaknya orientasi arah pada sisi, maka
graf dapat digolongkan menjadi graf tak berarah (undirected
graph) dan graf berarah (directed graph). [1].
Berdasarkan ada tidaknya bobot/nilai pada sisinya, maka
graf dapat digolongkan menjadi graf berbobot dan graf tak
berbobot. Graf berbobot adalah graf yang tiap sisi memiliki
bobot(nilai)[1]. Sehingga jika ada sebuah graf yang
memiliki arah dan bobot/nilai disebut graf berarah berbobot.
Jalan (walk) v0 vl pada graf G adalah sebuah barisan
berhingga 𝑣0 , 𝑒1 , 𝑣1 , 𝑒2 , … , 𝑒𝑙 , 𝑣𝑙 bergantian simpul dan sisi
pada G sedemikian hingga 𝑒𝑖 = 𝑣𝑖−1 𝑣𝑖 untuk setiap i, 1 ≤ i ≤
l. Panjang jalan adalah banyaknya sisi pada jalan tersebut.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print)
Jalan 𝑣0 𝑣𝑙 dikatakan tertutup jika 𝑣0 = 𝑣𝑙 . Jika semua
simpul dari jalan 𝑣0 𝑣𝑙 berbeda, maka jalan tersebut
dinamakan lintasan. Dan jika lintasan tersebut tertutup
dinamakan sikel.
Lintasan-lintasan yang terhubung dan memiliki suatu
simpul asal dan simpul tujuan disebut jaringan. Pada simpul
asal, tidak terdapat sisi masuk, sedangkan pada simpul
tujuan tidak terdapat sisi keluar. Bobot tiap sisi pada suatu
jaringan disebut kapasitas (C) sisi tersebut (bilangan bulat
tak negatif)[2].
III. MASALAH ALIRAN MAKSIMUM
Flow(F) merupakan suatu bilangan tak negatif yang
didefinisikan di tiap sisi pada suatu jaringan yang memenuhi
𝐹𝑖𝑗 ≤ 𝐢𝑖𝑗 dengan C adalah kapasitas sisi, untuk sebarang sisi
ij pada jaringan tersebut.
Setiap aliran yang ada dalam jaringan, harus memenuhi
sebuah batasan yaitu arus yang masuk pada suatu simpul
harus sama dengan arus yang keluar pada simpul tersebut.
Pada simpul asal yang arus keluarnya lebih besar dari arus
masuk dan simpul tujuan yang arus masuknya lebih besar
dari arus keluar[3].
Jaringan residual adalah jaringan dengan ketentuan
pelabelan sisinya adalah sebagai berikut:
𝐢𝑖𝑗∗ = 𝐢𝑖𝑗 − 𝐹𝑖𝑗
𝐢𝑗𝑖∗ = 𝐹𝑖𝑗
Dengan :
ij = sisi berarah dari simpul i menuju simpul j
ji = sisi berarah dari simpul j menuju simpul i
𝐢𝑖𝑗 = kapasitas sisi ij sebelum iterasi n
𝐢𝑗𝑖 = kapasitas sisi ji sebelum iterasi n
𝐢𝑖𝑗∗ = kapasitas sisi ij setelah iterasi n
𝐢𝑗𝑖∗ = kapasitas sisi ji setelah iterasi n
Aliran di graf G adalah bilangan tak negatif
𝐹𝑖𝑗 sedemikian hingga
1. 𝐹𝑖𝑗 ≤ 𝐢𝑖𝑗 , 𝐢𝑖𝑗 adalah kapasitas sisi ij
2. Untuk setiap j ∈ 𝑉(𝐺), j bukan simpul tujuan, j
bukan simpul asal maka
∑𝑖 𝐹𝑖𝑗 = ∑𝑖 𝐹𝑗𝑖
Nilai aliran residual adalah jumlah semua aliran yang
meninggalkan simpul asal (s)[2].
Algoritma Augmenting Path adalah algoritma pada suatu
suatu lintasan berarah dari simpul S ke simpul tujuan T
dalam suatu jaringan berarah residual yang setiap sisinya
memiliki kapasitas lebih dari nol[5].
Langkah-langkah:
1. Tentukan suatu lintasan dengan kriteria:
a. Kapasitas tiap sisi lebih dari nol
b. Jumlah sisi minimum
2. Tentukan nilai minimum kapasitas semua sisinya,
yang dinotasikan dengan βˆ†
3. Jika telah ditentukan, operasikan βˆ† dengan kapasitas
setiap sisi lintasan penambahan tersebut, yakni:
𝐢𝑖𝑗∗ = 𝐢𝑖𝑗 − βˆ† dan 𝐢𝑗𝑖∗ = 𝐢𝑗𝑖 + βˆ†
Ulangi langkah 1, 2 dan 3 sampai tidak ada lintasan
penambahan lain, hitung aliran dari jaringan berasal asli
yakni:
𝐹𝑖𝑗 = 𝐢𝑖𝑗 − 𝐢𝑖𝑗∗
2
Dengan :
𝐹𝑖𝑗
= aliran sisi ij pada jaringan berarah asli
𝐢𝑖𝑗
= kapasitas sisi ij pada jaringan berarah asli
𝐢𝑖𝑗∗
= kapasitas sisi ij pada jaringan berarah
residual.
IV. JARINGAN LISTRIK
Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat
bebannya. Energi listrik yang dihasilkan pusat
pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi.
Tegangan generator pembangkit relatif rendah (6 kV – 24
kV). Maka tegangan ini dinaikkan dengan transformator
daya ke tegangan yang lebih tinggi antara 150 kV – 500
kV. Tujuan peningkatan tegangan ini, selain memperbesar
daya hantar dari saluran (berbanding lurus dengan kuadrat
dari tegangan), juga untuk memperkecil rugi daya dan susut
tegangan pada saluran transmisi.
Penurunan tegangan dari jaringan tegangan tinggi/ekstra
tinggi sebelum ke konsumen dilakukan dua kali. Yang
pertama dilakukan di gardu induk (GI), menurunkan
tegangan dari 500 kV ke 150 kV atau dari 150 kV ke 70
kV. Yang kedua dilakukan pada gardu induk distribusi dari
150 kV ke 20 kV atau dari 70 kV ke 20kV. Saluran listrik
dari sumber
pembangkit
tenaga
listrik
sampai
transformator terakhir, sering disebut
juga sebagai
saluran transmisi, sedangkan dari transformator terakhir,
sampai k onsumen terakhir disebut saluran distribusi
atau
saluran
primer.
Ada
dua macam saluran
transmisi/distribusi PLN yaitu saluran udara (overhead
lines) dan saluran kabel bawah tanah (underground cable).
Kedua cara penyaluran tersebut masing-masing mempunyai
keuntungan dan kerugian. Dari segi estetik, saluran
bawah tanah lebih disukai dan juga tidak mudah
terganggu oleh cuaca buruk: hujan, petir, angin, dan
sebagainya namun saluran bawah tanah jauh lebih mahal
dibanding saluran udara, tetapi saluran bawah tanah tidak
cocok untuk daerah rawan banjir karena bila terjadi
gangguan akan berbahaya[5].
Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga
listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan
tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power
Source) sampai ke ko nsumen, dengan kata lain fungsi
distribusi tenaga listrik adalah:
1. Pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke
beberapa tempat(pelanggan).
2. Merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung
berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya
pada pusat-pusat beban(pelanggan) dilayani langsung
melalui jaringan distribusi.
Ada tiga bagian penting dalam proses penyaluran
tenaga listrik, yaitu: Pembangkitan, Penyaluran (transmisi)
dan distribusi seperti pada gambar berikut :
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print)
3
Gambar 2. Tiga komponen utama Penyaluran Tenaga Listrik
Tegangan sistem distribusi dapat dikelompokan
menjadi 2 bagian besar, yaitu distribusi primer (20kV) dan
distribusi sekunder (380/220V). Jaringan distribusi 20kV
sering disebut Sistem Distribusi Tegangan Menengah dan
jaringan distribusi sekunder 380/220V sering disebut
Jaringan Tegangan Rendah 380/220V[5].
V. PEMBENTUKAN GRAF JARINGAN LISTRIK
Dengan mengambil Gardu Induk Rungkut sebagai
penyuplai, kawasan Rungkut memiliki 114 pusat beban
yang tersebar di 28 penyulang dan terbagi dalam 5 t rafo.
Dari 28 penyulang tersebut, terbagi kedalam 5 trafo yaitu
1. Trafo 1 yang berisi penyulang Sumber Bahari,
Jemursari, Tenggilis, Dian Raya, Hari Terang,
Pondok Chandra, dan Statistik.
2. Trafo 2 yang berisi penyulang Sinar Angkasa,
Indopack, Indosubur, Bambang Jaya, Zamhuri,
Gruno, dan Nawawi.
3. Trafo 3 yang berisi penyulang Hanil Jaya.
4. Trafo 4 yang berisi penyulang Indomie,
Siwalankerto, Suik, RSAL, Sari Fajar, Rewwin,
Berbek, dan Patna.
5. Trafo 5 yang berisi penyulang Asahimas, Rexplast,
Cokro, Bandilan, dan Kalisco
Setiap penyulang dan titik beban di kawasan Rungkut
Surabaya membentuk jaringan listrik dengan konfigurasi
radial. Keuntungan dari konfigurasi ini adalah tidak rumit
dan lebih murah dibandingkan dengan sistem lain. Namun
keandalan konfigurasi ini lebih rendah dibandingkan
konfigurasi lain. Kurangnya keandalan tersebut disebabkan
hanya terdapat satu jalur utama yang menyuplai beban
tersebut sehingga apabila jalur tersebut mengalami
gangguan maka penyuplaian listrik pada beban akan
terganggu.
Untuk menentukan aliran maksimum pada jaringan
listrik. Graf jaringan listrik menjadi langkah pertama yang
harus dilakukan. Pada jaringan listrik yang menghubungkan
Gardu Induk (GI) Rungkut dengan trafo, penyulang dan
beban terdapat 5 t rafo yang mencakup 28 penyulang dan
114 pusat beban.
Dengan membentuk tiap penyulang menjadi sebuah
trafo, kemudian tiap trafo dibentuk dalam sebuah graf, maka
terbentuk graf jaringan listrik di kawasan Rungkut seperti
pada Gambar 3
Gambar 3: Graf Jaringan Listrik Rungkut Surabaya
Keterangan untuk simbol huruf pada tiap simpul seperti
dibawah ini
GI
= Gardu Induk
a
= Trafo 1
f
= Penyulang Dian Raya
g
= LBS Sakata
h
= LBS Kutisari Indah
i
= Penyulang Hari Terang
j
= LBS Garuda
k
= Recloser Kundi Tambak Sawah
l
= PGS Indokemas
m
= LBS POM Berbek V
n
= Penyulang Jemursari
o
= LBS Kutisari Indah Barat
p
= LBS Siwalankerto III
q
= LBS Jemur Penerbangan
r
= Penyulang Pondok Chandra
s
= LBS Durian Timur
t
= LBS Motorize Wadung Asri Dalam
u
= LBS Taman Asri
v
= LBS Motorize Mangga
w
= LBS Kutisari Indah Selatan I
x
= Penyulang Statistik
y
= LBS Kutisari Selatan I
z
= AVS Kendangsari
aa
= LBS Pizza Hut
ab
= LBS Motorize Pecel Pincuk
ac
= LBS Bonami
ad
= LBS Jemursari
ae
= LBS Polsek
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print)
af
ag
ah
ai
aj
ak
al
am
an
ao
ap
b
aq
ar
as
at
au
av
aw
ax
ay
az
ba
bb
bc
bd
be
bf
bg
bh
bi
bj
bk
bl
bm
bn
bo
bp
bq
br
bs
bt
bu
bv
bw
bx
by
bz
ca
cb
cc
c
cd
d
ce
cf
cg
ch
ci
cj
ck
cl
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
LBS SPBU Jemursari
LBS Margorejo
LBS Superindo
Penyulang Sumber Bahari
LBS Gudang ABC
Penyulang Tenggilis
LBS Tenggilis Mulyo
LBS Stikom
LBS Kutisari Selatan I
AVS Prapen Indah
AVS Kendangsari Pasar
Trafo 2
Penyulang Zamhuri
LBS Yakaya
LBS Pasar Krempyeng
Penyulang Sinar Angkasa
DS PT Sinar Angkasa
DS Tedja Sekawan
DS CV Sinar Angkasa
DS Abadi Adi Mulya
DS PT Surabaya Rubber
Penyulang Gruno
LBS DPN Artindo
Penyulang Indosubur
DS Mulyorejo
DS Renam
DS Solihin Jaya
DS Damai Cooking
DS Wisma SIER
DS Rajin Steel
DS Central Wire
Penyulang Indopack
DS Unilever SIER IV
DS Surya Multi
DS Abadi Adi Mulya
DS Aruki
DS Unilever Raya SIER
Penyulang Bambang Jaya
DS PT Bambang Jaya
DS HM Sampoerna
DS Sinar Angkasa 54
DS Sinar Angkasa 52
DS Harian Surya
DS Maju Warna Steel
DS Sinar Sakti Abadi
Penyulang Nawawi
LBS Jeruk V
PMCB Wadung Asri
LBS Sekolah SD
LBS Kyai Nawawi
LBS Limbah
Trafo 3
Hanil Jaya
Trafo 4
Penyulang Sari Fajar
AVS Janti
LBS Garuda
DS GI
Penyulang Rewwin
VS Tambak Rejo
LBS Tambak Rejo
LBS Bentar
4
cm
= LBS Cendrawasih
cn
= AVS Tambak Rejo
co
= LBS Tambak Sawah Bunderan
cp
= Penyulang Berbek
cq
= LBS Motorize GN Anyar
cr
= LBS DKT Menanggal Harapan
cs
= LBS Rungkut Menanggal Terminal
ct
= LBS Purimas
cu
= PGS Kyai Astari
cv
= LBS Kutisari Indah Selatan
cw
= Penyulang Siwalankerto
cx
= LBS Kerto Menanggal
cy
= LBS Kutisari Indah Barat
cz
= AVS Petra
da
= Penyulang Suik
db
= LBS Henson Makmur
dc
= LBS Trakindo
dd
= LBS RS Royal
de
= LBS DInatari
df
= LBS Kutisari Indah
dg
= AVS Pos SIER Barat
dh
= Penyulang Indomie
di
= AVS Unilever
dj
= AVS Aruki
dk
= LBS Kutisari Indah Barat
dl
= AVS Bondysad
dm
= LBS PMK
dn
= LBS DPN Kantor PLN
do
= Penyulang Patna
dp
= LBS Klasik Karpet
dq
= LBS Raung Nusa
dr
= VCB GH Raya SIER
ds
= Penyulang RSAL
dt
= LBS Kutisari Selatan XIII
du
= LBS Motorize Jemursari Raya
dv
= VS Jemursari
dx
= LBS Margorejo Masjid Selatan
dy
= LBS Surya Sakti
dz
= LBS Wonocolo Lebar
e
= Trafo 5
ea
= Penyulang Kalisco
eb
= LBS Lapangan Tenis
ec
= LBS GI
ed
= AVS Mitra Oil
ee
= Penyulang Cokro
ef
= LBS Cokro
eg
= Penyulang Asahimas
eh
= LBS Ratna Plastik
ei
= LBS Empat Putra
ej
= AVS Aktif
ek
= LBS GI Kutisari Indah Utara
el
= Penyulang Bandilan
em
= LBS Makarya
en
= LBS Wedoro PP
eo
= LBS Bandilan
ep
= Penyulang Rexplast
eq
= LBS Berbek V
er
= LBS Berbek VII
Penerapan algoritma Augmenting Path pada graf
jaringan listrik di kawasan Rungkut Surabaya dimulai
dengan menentukan simpul tujuan pada suatu penyulang
dengan jumlah sisi terbanyak.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print)
5
Iterasi 1 dengan memilih lintasan GI → a → f → g → h
maka nilai minimum kapasitas semua sisi adalah min {1036,
61, 58, 19}=19. Dengan nilai minimum ini maka diperoleh
jaringan residual seperti pada Gambar 4
Gambar 4 : Iterasi 1 Algoritma Augmenting Path
Gambar 7 : Iterasi 4 Algoritma Augmenting Path
Iterasi 5 dengan memilih lintasan GI → a → i→ j → k
→ l maka nilai minimum kapasitas semua sisi adalah min
{947,163, 54,17,11} = 11. Dengan nilai minimum ini maka
diperoleh jaringan residual seperti pada Gambar 8
Iterasi 2 dengan memilih lintasan GI → a → f → g
maka nilai minimum kapasitas semua sisi adalah min {1017,
42, 39}= 39. Dengan nilai minimum ini maka diperoleh
jaringan residual seperti pada Gambar 5
Gambar 8: Iterasi 5 Algoritma Augmenting Path
Begitu seterusnya hingga didapat 139 iterasi dengan
graf jaringan listrik setelah iterasi seperti pada Gambar 9
Gambar 5: Iterasi 2 Algoritma Augmenting Path
Iterasi 3 dengan memilih lintasan GI → a → f m aka
nilai minimum kapasitas semua sisi adalah min {978, 3}=3.
Dengan nilai minimum ini maka diperoleh jaringan residual
seperti pada Gambar 6
Gambar 6: Iterasi 3 Algoritma Augmenting Path
Iterasi 4 dengan memilih lintasan GI → a → i→ j → k
→ l → m → co maka nilai minimum kapasitas semua sisi
adalah min {975, 191,82,45,39,28,35}= 28. Dengan nilai
minimum ini maka diperoleh jaringan residual seperti pada
Gambar 7
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print)
6
VI. SIMPULAN
Dari analisa dan pembahasan yang telah dilakukan
diperoleh simpulan bahwa:
1. Dengan menggunakan algoritma Augmenting Path,
kuat arus maksimum jaringan listrik pada Tugas Akhir
ini menghasilkan 3551 A dan iterasi yang dilakukan
sebanyak 139 iterasi.
2. Penentuan kuat arus maksimum jaringan listrik saat ini
dengan cara menghitung jumlah semua beban listrik
yang menghasilkan 3853 A. Pada Tugas Akhir ini
didapat kuat arus maksimum sebanyak 3551 A,
sehingga dengan menggunakan metode yang ada pada
Tugas Akhir ini, tanpa menyalurkan arus listrik lebih
besar, kebutuhan listrik kecamatan Rungkut sudah
terpenuhi.
3. Jaringan listrik yang terbentuk dalam graf yang Tugas
Akhir ini memiliki konfigurasi radial dan loop. Sistem
konfigurasi loop dinilai cocok untuk digunakan pada
jaringan listrik karena proses penyuplaian listrik tidak
hanya dalam satu jalur sehingga keandalan sistem baik
dan stabil.
VII. DAFTAR PUSTAKA
[1] Hartsfield, Nora., Gerhard Ringel.(1994). “Pearls in
Graph Theory”. San Diego: Academic Press.
[2] Slamin.(2009). “Desain Jaringan: Pendekatan Teori
Graf”. Jember: Universitas Jember Press.
[3] T.M. Berlian, Zakaria, Mohammad., Suharto, Halin.,
Wijayanti, Risa.(2012). “Memaksimalkan Volume
Aliran Air Dalam Distribusi Air PDAM Kelurahan
Gading Kasri Dengan Algoritma-Algortima Pada
Maximum Flow”. Malang: Universitas Negeri Malang.
[4] Sopyandi, Endi.(2009). ”Jaringan Distribusi Tenaga
Listrik”.Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.
[5] Dwijanto.(2011). ”Program Linier Berbantuan
Komputer”. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
[6] Anonim.“Situs Resmi Pemerintah Kota Surabaya.URL
: http://www.surabaya.go.id/dinamis/?id=933. Diakses
tanggal 4 Juli 2013
.
Gambar 9: Graf jaringan listrik setelah iterasi
Dari Gambar 9, terlihat bahwa tidak ada lagi lintasan
yang memiliki kapasitas sisi lebih dari nol, sehingga aliran
telah mencapai optimal sebanyak 3551 A arus listrik dari
simpul GI ke simpul-simpul beban dengan 139 iterasi.
Download