Uploaded by User112505

PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAP PENJAJAH

advertisement
Perlawanan Bangsa
Perlawanan kerajaa Aceh
Perlawanan kerajaan Demak
Perlawanan kerajaan ternate
Perlawanan sultan Hasanudin
Perlawanan patimura
Perang padri
Perang dipenogoro
Setelah jatuhnya kota konstatinopel dan bangsa-bangsa barat
mulai melakukan perjalanan samudra untuk mencari rempah-rempah
ternyata tidak hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan mereka
saja.Dibalik perjalanan mereka untuk mencari rempahrempah,bangsa-bangsa barat juga melakukan invasi ke negara-negara
yang mereka kunjungi.Tidak hanya mengambil rempah-rempah,tapi
juga berkeinginan untuk menguasai seluruh kekayaan yang ada di
negara tersebut dengan menjajah mereka dengan cara yang
kejam,seperti tanam paksa,pengambil alihan,dll.Bangsa kita mulai
melakukan
perlawanan
kepada
bangsa
barat
melalui
pertempuran,politik dll.Perlawanan bangsa indonesia terhadap
bangsa barat diantaranya :
Back
Perlawanan ini dipimpin oleh Sultan Ali Mughayat Syah dan
kemudian dilanjutkan oleh Sultan Iskandar Muda.Perang ini di
sebabkan oleh persaingan antara kerajaan aceh dengan bangsa
portugis dalam memperebutkan perdagangan di selat malaka.Dengan
dibantu oleh negara Turki,Inggris,Goa,dan Gujarat kerjaan aceh
berusaha menyingkirkan portugis dengan cara melengkapi kapal
dagangan mereka dengan prajurit dan persenjataan.Tidak ada yang
menang dalam pertempuran ini,hingga akhirnya pelabuhan malaka
jatuh ke tangan Belanda.
Back
Dengan dipimpin oleh Pangeran Sebrang Lor dan di
bantu oleh pasukan dari jawa,makasar,lampung dan
bekerja sama dengan kerajaan aceh,berusaha untuk
merebut kembali malaka dari tangan portugis.Namun
usahanya gagal karena kalah persenjataan,Adi Pati Unus
berhasil melarikan diri ke pulau jawa.Kemudian Sultan
Trenggono berusaha memperluas wilayah kekuasaannya
ke jawa barat dan jawa timur,tetapi wilayah Pasuruan dan
Blambangan tidak berhasil di taklukan.
Back
Perlawanan ini dimulai sejak 1533 yang dipimpin Sultan Dajalo.Untuk
menghadapi Portugis, Sultan Ternate menyerukan agar rakyat dari Irian sampai ke
Pulau Jawa bersatu melawan Portugis.Pasukan Ternate berhasil membakar benteng
dan mendesak Portugis,tapi karna di bantu oleh pasukannya dari Malaka yang
dipimpin Antonio Galvano perlawanan berhasil di padamkan.
Pada tahun 1565, rakyat Ternate bangkit kembali di bawah pimpinan
S.Hairun.Rakyat Ternate yang pimpinan Sultan Hairun melakukan perlawanan.
Rakyat menyerang dan membakar benteng-benteng Portugis.Terdesak,Portugis
melakukan tipuan dengan melakukan perjanjian damai di benteng New
Victoria.S.Hairun memenuhi permintaan tersebut namaun dengan liciknya Portugis
berhasil membunuh S.Hairun di dalam benteng dan memicu amarah rakyat
Ternate.Perlawanan rakyat Ternate dilanjutkan di bawah pimpinan Sultan Baabullah
(putera S.Hairun).Pada tahun 1574,benteng Portugis berhasil direbut dan mengusir
Portugis dari Maluku pada 28 Desember 1577,dan melarikan diri ke Timor Timur.
Back
Perang Padri adalah peperangan yang berlangsung di daerah Minangkabau
(Sumatra Barat) dan sekitarnya terutama di kerajaan Pagaruyung dari tahun 1803
hingga 1838.perang ini disebabkan karena pertentangan antara golongan Adat
dengan kaum agama Padri.Perang Padri ini berlangsung panjang dan terbagi menjadi
2 periode yang berbeda :
Periode 1803 – 1821 (Perang antara Kaum Padri Melawan kaum Adat)
Perang saudara ini mula-mula berlangsung di Kotalawas. Selanjutnya menjalar
ke daerah-daerah lain.Dalam perang itu, kaum Padri mendapat kemenangan di manamana. Sejak tahun 1815 kedudukan kaum Adat makin terdesak karena keluarga
kerajaan Minangkabau terbunuh di Tanah Datar, sehingga kaum Adat dan keluarga
kerajaan yang masih hidup meminta bantuan kepada Belanda pada tanggal 10
Februari 1821 dan berjanji akan memberikan seluruh kekuasaan Minangkabou
kepada mereka,namun justru kesempatan ini dimanfaatkan Belanda untuk
memperluas kekuasaannya ke daerah tersebut.
Periode 1821 – 1838 (Perang antara Kaum Padri Melawan Belanda)
Sejak disetujuinya perjanjian antar kaum adat dengan Belanda,menjadi tanda
dimulainya keikutsertaan Belanda dalam melawan kaum Padri. Dalam perang antara
kaum Padri melawan Belanda, jalanya perang dibagi menjadi tiga periode:
Periode I (Tahun 1821 – 1825)
Periode pertama ditandai dengan meletusnya perlawanan di seluruh daerah
Minangkabau. Di bawah pimpinan Tuanku Pasaman, kaum Paderi menggempur
pos-pos Belanda yang ada di Semawang, Sulit Air, Sipinan, dan tempat-tempat
lain.Dalam perang ini Belanda mengalami kekalahan di mana-mana. pada tanggal
22 Januari 1824 Belanda mengadakan perdamaian dengan kaum Padri di Masang
dan di daerah VI Kota, isinya: kedua belah pihak akan mentaati batasnya masingmasing.Tapi ini hanya alih-alih Belanda untuk gencatan senjata guna memperkuat
diri.
Periode II (Tahun 1825 – 1850)
Pada periode ini ditandai dengan meredanya pertempuran. Kaum Padri
sedang menyusun kekuatan, sementara Belanda kesulitan,karna baru memusatkan
perhatiannya untuk menghadapi perlawanan Diponegoro di Jawa Tengah.Belanda
mengadakan perdamaian lagi dengan kaum Padri tanggal 15 November 1825 di
Padang, yang isinya:
• Kedua belah pihak tidak akan saling serang menyerang.
• Kedua belah pihak saling melindungi orang-orang yang sedang pulang kembali
dari pengungsian.
• Kedua belah pihak akan saling orang-orang yang sedang dalam perjalanan dan
berdagang.
• Belanda akan mengakui kekuasaan Tuanku-Tuanku di Lintau, Lima puluhkota,
Telawas dan Agama
Periode III (Tahun 1830-1838)
Periode ketiga ditandai dengan perlawanan di kedua belah pihak makin
menghebat. Perang Diponegoro di Jawa Tengah telah dapat diselesaikan Belanda
dengan tipu dayanya. Perhatiannya lalu dipusatkan lagi ke Minangkabau.
Pertempuran dimulai di Naras daerah Pariaman. Pada tahun 1832, Tuanku Imam
Bonjol berdamai dengan Belanda. Akan tetapi ketenteraman itu tidak dapat
berlangsung lama, karena rakyat diharuskan:
• Membayar cukai pasar dan cukai mengadu ayam.
• Kerja rodi untuk kepentingan Belanda.
Pada tanggal 25 Oktober 1833,Belanda melakukan maklumat plakat
panjang yang berisiajakan kepada penduduk sumatra barat untuk berdamai dan
menghentikan perang.Namun pada Juni 1834,Belanda kembali menyerang kaum
Padri.Pada 16 Agustus 1837 Tuanku Imam Bonjol jatuh ke tangan Belanda.Pada
25 Oktober 1837,Tuanku Imam Bonjol berunding di Palupun,namn Belanda
berkhianat dan membuangnya ke Cianjur,Ambon,dan kota dekat Manado dan
akhirnya wafat di usia ke 92 tahun dan dimaamkan di Tomohon,Sulawesi Utara.
Back
Perang Diponegoro atau disebut juga Perang Jawa yang merupakan perang
terbesar yang pernah dialami oleh pemerintah kolonial Belanda, karena
berlangsung lama sekitar 5 tahun (1825-1830) dan telah merenggut banyak
korban.
Sebab umum terjadinya Perang Diponegoro adalah sebagai berikut :
♦ Rakyat dibelit berbagai bentuk pajak dan pungutan
♦ Pihak Keraton Yogyakarta tidak berdaya menghadapi campur tangan politik
pemerintah kolonial
♦ Pihak keraton hidup mewah dan tidak memedulikan penderitaan rakyat
Adapun sebab khusus terjadinya Perang Diponegoro adalah sebagai berikut :
♦ Pangeran Diponegoro tersingkir dari elite kekuasaan karena menolak
berkompromi dengan pemerintah kolonial.Pangeran Diponegoro memilih
mengasingkan diri ke Tegalrejo
♦ Pemerintah kolonial melakukan provokasi dengan membuat jalan yang
menerobos makam leluhur Pangeran Diponegoro
Hal tersebutlah yang membuat Pangeran Diponegoro marah dan
menganggapnya sebagai suatu penghinaan. Pangeran Diponegoro memimpin
pasukannya dengan perang gerilya.Untuk melakukan perlawanan Diponegoro
tersebut
Gubernur Jenderal Van der Capellen menugasi Jenderal Marcus de Kock
untuk menjalankan strategi benteng stelsel.Taktik benteng stelsel ini
bertujuan untuk mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro.Pasukan
Diponegoro semakin bertambah lemah terlebih lagi pada tahun 1829 Kiai
Mojo dan Sentot Alibasya Prawirodirjo memisahkan diri.Lemahnya kedudukan
Diponegoro tersebut menyebabkan ia menerima tawaran berunding dengan
Belanda di Magelang.
Dalam perundingan tersebut, pihak Belanda diwakili oleh Jenderal De
Kock.Perundingan tersebut gagal mencapai sepakat, kemudian Belanda
menangkap Pangeran Diponegoro dan dibawa ke Batavia, yang selanjutnya
dipindahkan ke Manado, kemudian dipindahkan lagi ke Makassar dan
meninggal di Benteng Rotterdam pada tanggal 8 Januari 1855.
Perang Diponegoro yang berlangsung 5 tahun tersebut membawa
dampak antara lain sebagai berikut.
♦ Kekuasaan wilayah Yogyakarta dan Surakarta berkurang
♦ Belanda mendapatkan beberapa wilayah Yogyakarta dan Surakarta
♦ Banyak menguras kas Beland
Back
Pada tahun 1666, di bawah pimpinan laksamana Cornelis Speelman
Kompeni berusaha menundukkan kerajaan-kerajaan kecil, tetapi belum
berhasil menundukkan Kerajaan Gowa. Di lain pihak, setelah Sultan
Hasanuddin naik takhta, ia berusaha menggabungkan kekuatan kerajaankerajaan kecil di Indonesia bagian timur untuk melawan Kompeni.
Pertempuran terus berlangsung, Kompeni menambah kekuatan
pasukannya hingga pada akhirnya Kerajaan Gowa terdesak dan semakin lemah
sehingga pada tanggal 18 November1667 bersedia mengadakan Perdamaian
Bungaya di Bungaya. Gowa merasa dirugikan, karena itu Sultan Hasanuddin
mengadakan perlawanan lagi. Akhirnya pihak Kompeni minta bantuan tentara
ke. Batavia. Pertempuran kembali pecah di berbagai tempat. Sultan
Hasanuddin memberikan perlawanan sengit. Bantuan tentara dari luar
menambah kekuatan pasukan Kompeni, hingga akhirnya Kompeni berhasil
menerobos benteng terkuat Gowa yaitu Benteng Sombaopu pada tanggal 12
Juni 1669. Sultan Hasanuddin kemudian mengundurkan diri dari takhta
kerajaan dan wafat pada tanggal 12 Juni 1670.
Back
Perlawanan ini dimulai dari penyerangan terhadap benteng Duurstede di
Saparua dan berhasil merebutnya dari tangan Belanda.Perlawanan ini meluas
ke Ambon,Seram,dan sekitarnya.Latar belakang penyebab munculnya
perlawanan Patimura diantaranya :
• Adanya tindakan pemerintah Belanda yang memperberat kehidupan
rakyat ,seperti sistem penyerahan paksa (Verplichte,Leverantien,Herendiensten
) kewajiban kerja Blandong.
• Beredarnya uang kertas dimana rakyat Maluku tidak dapat menggunakannya
untuk keperluan sehari-hari.
• Adanya pemecatan guru-guru di sekolah akibat pengurangan sekolah dan
gereja.
• Pengiriman orang-orang Maluku untuk dinas militer di Batavia
Back
Protes rakyat dibawah pimpinan Thomas Matulessi/Pattimura diawali dengan
penyerahan daftar keluhan-keluhan kepada Belanda.
Serangan dimulai pada tanggal 15 Mei 1817 dengan menyerbu pos Belanda di
Porto. Residen Van den Berg dapat ditawan, namun kemudian dilepas lagi.
Keesokan harinya rakyat mengepung Benteng Duurstede dan direbut .
Belanda berusaha mengadakan perundingan dengan Pattimura namun tidak
berhasil.
Belanda terus-menerus menembaki daerah pertahanan Pattimura dengan
meriam.
Pattimura mundur, benteng diduduki Belanda, lalu Belanda minta bantuan dari
Ambon yang dipimpin oleh Kapten Lisnet dan Mayer datang, Belanda
mengadakan serangan besar-besaran pada bulan November 1817.
Serangan tersebut menyebabkan pasukan Pattimura semakin terdesak.
Para pemimpinnya banyak yang tertangkap yaitu Rhebok, Thomas Pattiwael,
Pattimura, Raja Tiowi dll.
Pattimura akhirnya tertangkap di Siri Seri yang kemudian dibawa ke Saparua.
Pada tanggal 16 Desember 1817 Pattimura dihukum gantung di depan Benteng
Victoria Ambon. Sebelum digantung, Pattimura berkata “Pattimura-Pattimura
tua boleh dihancurkan, tetapi sekali waktu kelak Pattimura-Pattimura muda
akan bangkit.” setelah itu Belanda berhasil menguasai Maluku.
Back
Download