sejarah kolonialisme barat di indonesia

advertisement
SEJARAH KOLONIALISME
BARAT DI INDONESIA
FEBRI HARTONO, M.Pd
Kolonialisme dan imperialisme
Kolonialisme
 Kolonialisme berasal dari kata
koloni
dalam
bahasa
latin
“colonial” yang artinya tanah
jajahan
 Ada juga yang menyebutkan
berasal dari kata “colonus” yang
artinya petani
 Kolonialisme
merupakan
pengembangan kekuasaan sebuah
negara atas wilayah dan manusia
di
luar
batas
negaranya,
seringkali untuk mencari dominasi
ekonomi dari sumber daya, tenaga
kerja, dan pasar wilayah.
Imperialisme
 Kata Imperialisme mulai dikenal
pada pertengahan abad ke-19
 Imperialisme berasal dari kata
latin imperium yang berarti
mengomandani atau kekuasaan
tertinggi
 Imperialisme adalah sebuah
kebijakan di mana sebuah
negara besar dapat memegang
kendali atau pemerintahan atas
daerah lain agar negara itu bisa
dipelihara atau berkembang
karena telah di taklukkan.
Faktor pendorong kolonialisme
dan imperialisme
 Jatuhnya kota Konstantinopel tahun 1453 ke tangan Turki
Usmani, dan berakhirnya kekuasaan kerajaan Romawi Timur
 Kisah perjalanan Marcopolo ke dunia Bagian Timur, yaitu
perjalanan kembalinya dari negeri Cina melalui pelayaran
 Penemuan Copernicus yang didukung Galileo bahwa bumi
bulat
 Penemuan kompas
 Semangat Reconquesta (semangat pembalasan terhadap
kekuasaan Islam)
Tujuan Kolonialisme
Glory
Gold
Gospel
Tujuan
Utama
Kolonialisme
Kolonialisme bertujuan untuk
menguras sumber-sumber
kekayaan daerah koloni demi
perkembangan industri dan
memenuhi kekayaan negara
yang melaksanakan politik
kolonial tersebut
TUJUAN IMPERIALISME
Imperialisme merupakan
penjajahan dengan cara
membentuk pemerintahan
jajahan dan dengan
menanamkan pengaruh pada
semua bidang kehidupan di
daerah jajahan
Daerah
Pemasaran
Industri
Daerah
Penghasil
Bahan Baku
Tujuan
Imperialisme
Modern
Daerah
Penanaman
Modal
Penjelajahan bangsa eropa
Spanyol
Portugis
 Christopher Columbus  Bartholomeus Diaz
(Amerika, 1492)
(Tanjung Harapan,
 Cortez (Meksiko,
1519)
 Ferdinand
Magelhaens(Filipina,
1520)
 Sebastian Del Cano
(Maluku, 1521)
 Pizzaro(Peru, 1530)
1488)
 Vasco da Gama
(Kalkuta, India, 1498)
 Alfonso de
Albuquerque (Malaka,
1511)
 Fransisco
Serrao(Maluku, 1512)
Belanda
Inggris
• Cornelisde
• Sir James
Houtman(Banten,
Lancaster
1596)
(Banten,1602)
• Sir Henry
Middleton
(Maluku, 1604)
• Thomas
Stamford Raffles
(PulauJawa, 1811)
Awal kedatangan bangsa barat di indonesia
 Struktur perdagangan dan pelayaran di Indonesia di wilayah nusantara
sebelum kedatangan bangsa dalam kondisi damai, bebas dan terbuka
 Bangsa Portugis dan Spanyol adalah bangsa barat yang pertama datang
ke Indonesia
 Latar belakang kedatangan bangsa Portugis dan Spanyol ke Indonesia
adalah Gold, Gospel, Glory
 Pada abad ke-16 di Eropa muncul pemikiran paham Merkantilis
Akibat Kolonialisme dan Imperialisme
 Berkembang penanaman modal di daerah jajahan oleh kaum [artikelir/ swasta
 Perdagangan dunia semakin meluas
 Negara jajahan semakin miskin
 Rakyat jajahan serba kekurangan karena rakyat dibebankan dengan berbagai
macam kewajiban tanpa memiliki hak
 Kebudayaan penduduk asli digeser dan dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa
Eropa
 Perubahan-perubahan yang terjadi di Eropa membawa pengaruh terhadap dunia
Timur, diantaranya Reformasi Gereja (abad 16-17), Gerakan Merkantilisme,
Revolusi prancis (1789), dan Revolusi Industri (1780)
Kedatangan Bangsa Barat di
Indonesia
Portugis
Inggris
Indonesia
Belanda
Spanyol
Portugis
 Kedatangan bangsa Eropa di kawasan Asia Tenggara pada awal
abad XVI.
 Pada abad XV bangsa Portugis merupakan salah satu bangsa
yang mencapai kemajuan dalam bidang teknologi.
 Dengan alasan agar dapat menguasai impor rempah-rempah di
kawasan Eropa, bangsa Portugis mencari daerah penghasil
rempah-rempah terbaik.
 Cengkih dari kawasan Indonesia Timur adalah paling berharga.
 Kedatangan Portugis di Indonesia di awali pada tahun 1487 ketika
Bartolomeus Dias.
 Selanjutnya tahun 1498 Vasco da Gama sampai di India.
 Alfonso de Albuquerque merupakan panglima angkatan laut terbesar
pada masa itu.
 Untuk menekan malaka, raja Portugis mengirimkan Diogo Lopes de Squiera
untuk menekan malaka.
 Pada awal kedatangannya di maluku ia disambut baik oleh Sultan
Mahmud Syah (1488-1528).
 Pada bulan april 1511 Albuqueque melakukan pelayaran dari Goa menuju
Malaka dengan kekuatan kurang lebih 1200 orang dan 17 kapal.
 Kemudian dengan sisah payah akhirnya portugis tiba di ternate pada 1511.
 Hubungan dagang dengan ternate dilakukan oleh Antonio de aAbrito
dengan sultan Ternate
 Hubungan portugis dengan ternate terjalin dengan baik, dengan bukti di
izinkannya Portugis mendirikan benteng di pulau Ternate (Sao Jao Bautista
atau Nossa Seighora de Rassario) pada 1522.
Spanyol
 Pelopor dari Spayol yang mencari jalan langsung ke Indonesia adalah
Christhopher Colombul.
 Namun ia gagal mencapai India dan mendarat di sebuah Pulau yang
diberi nama San Savaldor
 Kemudian yang melanjutkan pelayaran mencari Indonesia adalah
Ferinand Magellan.
 Ia tiba di Filipina pada 1521
 Ketika mencoba mengatasi pertempuran antar suku di Cebu, Magellan
terbunuh
 Kemudian gantikan oleh Del Cano untuk kembali ke Spanyol.
 Namun dalam perjalanan mereka singga di Tidore.
 Terjadi persaingan antara Portugis & Ternate serta Spanyol & Tidore
 Perjanjian Zaragosa antara Portugis dan Spanyol
Portugis
zaragosa
Spanyol
VOC
 Merupakan singkatan dari Verenigde Oost Indische Compagnie.
 Sejarah lahirnya VOC dilatarbelakangi oleh kedatangan bangsa
Belanda di Indonesia.
 Cornellis de Houtman sampai di Banten tahun 1596
 VOC di cetuskan oleh Jacob Van Oldebarnevelt pada 20 Maret
1620
 Tujuan di bentuknya adalah untuk menghindari faktor Intern dan
Eksteren
 VOC dipimpin oleh dewan yang terdiri atas 17 orang (De HeerenZeventien) yang kedudukannya berada di Amsterdam
 Hak hidup VOC di berikan oleh raja belanda berupa Octrooi
(piagam)
Hak Octrooi VOC
Hak mengadakan perjanjian dengan negeri lain
Hak menerima tanah jajahan
Hak membentuk tentara
Hak mengedarkan mata uang
Hak mendirikan Benteng
 Gubernur jenderal VOC pertama adalah Pieter Both
 Namun peletak dasar kekuasaan VOC di Indonesia adalah Gubernur
Jenderal Jan Pieterzoon Coen
 Letak awal kekuasaan di Ambon
 Tahun 1609 memindahkan pusat pemerintahan dari Ambon ke Jayakarta
(Sunda Kelapa)
 Masa VOC berkuasa di Indonesia di sebut Zaman Kompeni
 Kemudian dalam mengembangkan usahanya VOC memper oleh Piagam
(charter)
 Dalam perkembangannya VOC mulai ikut campur dalam pemerintahan
kerajaan, sehingga menimbulkan perlawannan yang terjadi di berbagai
daerah
 Di antaranya Banten, Mataram, Makassar, Bali dan Maluku
Tujuan VOC ke Indonesia
 Menguasai pelabuhan-pelabuhan penting
 Menguasai kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia
 Melaksanakan monopoli perdagangan di Indonesia
 Mengatasi persaingan
pedagang Eropa lainnya
antara
Belanda
dengan
Inggris
Inggris berkuasa di Indonesia melalui letnan
Jenderal Stamford Rafles
1811-1816 Inggris
Inggris terkenal dengan kongsi dagang mereka
yaitu EIC
Kekuasaan inggris di Indonesia dimulai sejak
menyerahnya Jensens di Tuntang
Inggris memberikan
dengan Belanda
sistem
yang
berbeda
Kolonialisme Spanyol
 Pelopor bangsa Spanyol mencari jalan ke Indonesia
Chistoper Colombus
 Pada tahun 1519 perjalanan di lanjutkan oleh Ferinand
Magellan
 Samudera Atlantik
1521
Samudera Pasifik
 Del Cano
 Dalam perjalanan pulang singgah di Tidore
Filipina
Tujuan Spanyol Menjajah Indonesia
 Tidak terlepas dari semangat Gold, Glory, Gospel
 Mencari kekayaan, termasuk berdagang
 Menyalurkan jiwa penjelajah
 Menyebarkan Agama
 Mencari kemuliaan Bangsa
 Meyakini semangat Prester Jhon
Kebijakan-Kebijakan Politik VOC dan
Perlawanan Kerajaan - Kerajaan di
Indonesia
 Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk
melaksanakan monopoli perdagangan
 Melaksanakan politik devide et impera (memecah dan menguasai) dalam
rangka untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia
 Untuk mempererat kedudukannya, perlu mengangkat Gubernur Jenderal
 Melaksanakan sepenuhnya Hak Oktroi yang diberikan pemerintah
Belanda:
a. Hak monopoli
b. Hak untuk membuat uang
c. Hak untuk mendirikan benteng
d. Hak untuk melakukan perjanjian dengan kerajaan Indonesia
e. Hak untuk tentara
Membangun pangkalan atau markas VOC
yang semula di Banten dan di Ambon dipindah
ke Jayakarta (Batavia)
Melaksanakan pelayaran
Adanya hak ekstripasi yaitu hak untuk
membinakan tanaman rempah-rempah yang
melebihi ketentuan
Pengaruh Kebijakan VOC Bagi Rakyat
 Kekuasaan Raja menjadi berkurang/ bahkan didominasi secara
keseluruhan oleh VOC
 Wilayah kerajaan terpecah belah dengan melahirkan kerajaan
dan penguasaan baru di bawah kendali VOC
 Hak Oktroi VOC, membuat rakyat Indonesia menjadi miskin dan
menderita
 Rakyat Indonesia mengenal politik uang, menganal sistem
pertahanan benteng, etika perjanjian dan prajurit bersenjata
modern
 Pelayaran Hongi, dapat dikatakan satu perampasan, perampokan,
perbudakan dan pembunuhan
 Hak ekstirpasi bagi rakyat merupakan ancaman bagi matinya suatu
harapan/ sumber penghasilan yang bisa berlebih
Perlawanan Kerajaan – Kerajaan Kepada
VOC
Perlawanan Kerajaan Mataram
Perlawanan Kerajaan Makasar
Perlawanan Kerajaan Banten
Lascape Sejarah Kolonialisme di
Indonesia
Masa Portugis
Masa Spanyol
Masa VOC
Masa Inggris
Masa Hindia Belanda
Masa Jepang
Lascape Masa Portugis
 Diawali pada tahun 1487 ketika Bartolomeus Dias
 1498 Vasco da Gama sampai di India
 Pada tahun 1503 Alfonso de Albuquerque berangkat menuju India dan
pada 1510 menaklukkan Goa yang kemudian menjadi pangkalan tetap
portugis
 Pada tahun 1510 portugis hampir mencapai sasarannya yaitu menguasai
Maluku
 Squiera tiba di Maluku pada 1509, yang pada awalnya di sambut baik
 Pada april 1511 Albuquerque melakukan pelayaran dari Goa menuju
Malaka
 Ia menetap di Malaka hingga November 1511
Lascape Masa Portugis
 Armada Portugis mencapai Ternate pada 1511 dan menjalin hubungan
baik dengan sultan Abu Lais
 Portugis mendirikan benteng di Ternate pada tahun 1522
 Sejak tahun 1522-1570 terjalin hubungan baik antara Ternate dan Portugis
 Portugis yang menguasai pusat perdagangan Asia di Malaka
 Kemudian pada di tahun 1512 di kirim Fancisco Serao yang tiba di Hitu
Ambon
 Sultan Abu Lais membujuk Portugis Untuk mendukungnya pada 1522
 Pada tahun 1535 Portugis menurunkan Raja Tabarji dan mengirimnya ke
Goa
 Ia wafat di Malaka pad 1545
 Akhirnya orang-orang portugis yang membunuh Sultan Ternate Hairun
pada 15700 di usir dari Ternate pada 1575
Lascape Masa Portugis
 Kemudian mereka pindah ke Tidore dan mendirikan Benteng pada 1578
 Akan tetapi Ambonlah yang kemudian menjadi pusat kegiatan dari
Portugis
 Sedangkan Tidore menganut Islam yang gigih dan anti Portugis
 Pada tahun 1562 para pendeta Dominik mendiri Benteng dari batang
kelapa
 Pada tahun 1598-1599 pemberontakan besar-besaran dilakukan orang
Solor
 Di usir oleh Belanda pada 1613
 Menduduki kembali pada 1636
 Portugis tidak hanya memusatkan kegiatan di Indonesia bagian Timur saja
(Maluku) tetapi juga di Idonesia bagian Barat (Pajajaran)
Lascape Masa Portugis
 Pada tahun 1522 Portugis datang ke Pajajaran dengan pimpinan Henry
Lame
 Maka terjadilah perjanjian Sunda Kelapa (1522)
 Kemudian pada 1527 portugis kembali ke Pajajaran untuk merealisasikan
perjanjian Sunda Kelapa, namun disambut dengan pertempuran oleh
pasukan Demak di bawah Pimpinan Fatahilah.
 Pertempuran berakhir kemudian Sunda Kelapa di ganti nama menjadi
Jayakarta
Masa Herman Willem Daendles
 Setela VOC dibubarkan kekuasaan di Indonesia diambil
alih oleh pemerintahan Belanda
 Kemudian diangkat Herman Willem Daendles sebagai
gubernur jenderal Hindia Belanda
 Bertugas mempertahankan Indonesia dari serangan
Inggris
 Usahanya dalam membangun Jawa salah satunya
melalui jalan memberantas ketidakefisienan,
penyelewengan, dan korupsi
Kebijakan
 Membuat Grote Postweg (Jalan Raya Pos)
 Mendirikan benteng pertahanan
 Membangun pangkalan angkatan laut di Merak dan
Ujung Kulon
 Menambah jumlah paukan dari 4.000 menjadi 18.000
orang
 Mendirikan pabrik senjata di Semarang dan Surabaya
Lanjutan
Merubah sistem pemerintahan
dengan sistem Eropa
Pulau Jawa
keresidenan
di
bagi
menjadi
tradisional
sembilan
Bercita-cita memperbaiki nasib rakyat dengan
memajukan pertanian dan perdagangan
Pada masa Daendles rakyat
mengalami banyak penderitaan
Indonesia
Kebijakan Bidang Birokrasi Pemerintahan
Dewan Hindia Belanda sebagai dewan legislatif
pendamping Gubernur Jenderal dibubarkan,
diganti dengan Dewan Penasihat
Pulau Jawa dibagi menjadi 9 Keresidenan dan
31 Kabipaten.
Para bupati dijadikan pegawai pemerintahan
Belanda, dan diberikan pangkat sesuai dengan
ketentuan
kepegawaian
pemerintahan
Belanda.
Bidang Hukum dan Peradilan
Membentuk tiga jenis peradilan
a.Peradilan untuk orang Eropa
b.Pengadilan untuk orang pribumi
c.Pengadilan untuk orang timur asing
Pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu,
termasuk orang Eropa sendiri
Bidang Ekonomi dan Keuangan
 Dewan pengawas keuanga (Algemene Rekenkaer)
 Mengeluarkan uang kertas
 Memperbaiki gajih pegawai
 Pajak in natura (contingenten) dan penyerahan wajib
(Verplichte Leverantie)
 Monopoli perdagangan beras
 Mengadakan Priangan Stesel
Bidang Sosial
Rakyat di paksa kerja rodi
Perbudakan dibiarkan berkembang
Menghapus upacara penghormatan kepada
residen, sunan, atau sultan
Membuat
jaringan
pos
menggunakan kuda pos
distrik
dengan
Lanjutan
 Pada Mei 1811 kedudukan Daendles diganti oleh Willem
Janssens
 Di 18 September 1811 ia menyerah kepada Inggris di
dekat Salatiga
 Kejatuhan Daendles disebabkan beberapa hal;
a. Kekejaman dan kesewang-wenagan
b. Sikapnya yang otoriter mengakibatkan perlawanan
c. Penyelewengan dalam penjualan tanah
swasta dan manipulasi penjualan Istana Bogor
d. Keburukan dalam administrasi pemerintahan
kepada
Masa Pemerintahan Raffles Tahun 18111816
 Pemerintahan Raffles juga bisa disebut dengan masa Inggris
berkuasa di Indonesia
 Ketika Jansen menyerah tanpa syarat kepada inggris tahun 1811
 Lord Minto memerintahkan Rafles yang ketika itu sedang
ditugaskan di India untuk menjadi Letnan Gubernur EIC di Indonesia
 Kebijakan yang di buat Raffles berbeda dengan ketika masa
pemerintahan Belanda.
 Berusaha menerapkan kebebasan dan jaminan hukum masyarakat
 Ia juga menerapkan sistem politik yang d terapkan di Inggris dan
India.
 Sistem tersebut dikenal dengan nama Sistem Sewa Tanah (Landrent
System)
Beberapa Kebijakan Raffles
 Membebaskan rakyat dari penyerahan wajib yang
bersifat, dan mengganti dengan kebebasan menanam
dan menjual komoditi yang menguntungkan
 Mengubah sistem pemerintahan pribumi dengan sistem
pemerintahan Barat. Bupati diangkat menjadi pegawai
pemerintah kolonial (Inggris) yang langsung berada di
bawah kekuasaan pemerintah pusat
 Menyatakan bahwa semua tanah adalah milik
pemerintah.
Petani
sebagai
penggarap
harus
membayar sewa tanah.
Lanjutan
 Raffles menerapkan sistem-sistem kerajaan Inggris
 Tanah milik raja, sedangkan rakyat sebagai penyewa
 Dari sistem tersebut Raffles mengharapkan:
a. Terjaminnya pemasukan pemerintah dari bentuk pajak
sewa tanah
b. Dengan sistem tersebut diharapkan ada peningkatan
taraf hidup masyarakat Indonesia.
c. Rakyat Indonesia dapat memberi produk Industri Inggris
Lanjutan
 Dalam peraturan pemungutan pajak diterapkan sistem:
a. Seperlima
b. Dua perlima
c. Atau sepertiga hasil panen
 Pajak tanah dikenakan pada semua jenis tanaman
 Di bayar dalam bentuk uang atau barang
 Sistem Sewa Tanah ini tidak berjalan di seluruh Jawa
 Seperti di Batavia dan Priangan
 Sistem Raffles sangat berbeda dengan Belanda, Rafles lebih
mementingkan kebebasan rakyat.
Kegagalan Sistem Sewa Tanah
 Kurangnya para pegawai yang cakap
 Rakyat Indonesia masih terikat pada Feodalisme dan
belum mengenal ekonomi uang
 Adanya pegawai pemerintah yang
manipulasi uang sewa tanah (pajak)
melakukan
 Pada intinya masa jabatan Raffles (lima tahun),
sehingga belum sempat memperbaiki kelemahan dan
penyimpangan dalam sistem sewa tanah
Lanjutan
 Pada tahun 1816 Inggris harus menyerahkan kembali
Indonesia kepada Belanda
 Penyerahan di tandatangani di Batavia pada 19
Agustus 1816.
 Penyerahan tersebut bukan dikarenakan Inggris kalah
perang, Namun karena keadaan di Eropa.
 Belanda merupakan sekutu Inggris
Perang Diponegoro
 Pangeran Diponegoro memiliki nama asli Raden Mas Ontowiryo
 Lahir pada 11 November 1785 yang merupakan putra dari Sultan
HB ke III
 Sejak kedatangan Belanda ke Jawa Tengah banyak terjadi
kemerosotan di kerajaan Mataram
 Pada tahu 1817 HB III meninggal dan di gantikan oleh Mas Drajat
(HB IV)
 Peristiwa tersebut membuat Diponegoro memilih hidup di Desa
Tegalrejo
 Meskipun beliau tidak tinggal di keraton, namun akibat kekejaman
dan kelicikan Belanda Diponegoro melakukan perlawanan
Sebab Umum
 Kekuasaan raja semakin kecil dan kewibawaannya semakin
merosot,
 Bersamaan dengan hal tersebut pemecahan wilayah menjadi
empat kerajaan kecil
 Surakarta
 Ngayogyakarta
 Mangkunegara
 Paku Alaman
 Penderitaan Rakyat
 Kebijakan Van der Cappellan
 Kemerosotan akhlak akibat penetrasi budaya Belanda
Sebab Khusus dan Jalannya Perang
 Penyebab Khususnya perang Diponegoro adalah pembuatan jalan yang di
lakukan Belanda melalui Yogyakarta ke Magelang
 Patih Danurejo IV (seorang kaki tangan
menancapkan patok-patok di Jalur tersebut.
Belanda)
memerintahkan
 Residen Smisaert mengirim Mangkubumi dengan tugas untuk membujuknya
menghadap.
 Pada tanggal 20 Juli 1825 Belanda di bantu Pangeran Danurejo IV menyerang
kediaman Diponegoro
 Dalam perjuangannya Diponegoro di Bantu oleh
 Pangeran Mangkubumi
 Joyo Kusumo
 Kyai Mojo
 H. Badarudin
 H. Mustopo dan Sentot Alibasya Prawirodirjo
 Kiai Mojo berhasil mengobarkan perang jihad di daerah Ngayogyakarta,
Surakarta, Bagelan dan sekitarnya.
 Diponegoro Terus mengorganisasi pasukannya dengan perang gerilya.
 Arkiyo
 Tukiyo dan lain-lain
 Tahun 1926 terjadi pertempuran di Ngalengkong
 Pertempuran tersebut merupakan puncak kemenangan dari perangperang yang dilakukan Diponegoro
 Rakyat menobatkan Pangeran Diponegoro sebagai Sultan dengan gelar
Sultan Abdul Hamid Herutjokro Amirulmukminin Saidin Panatagama
Kalifatullah Tanah Jawa
 Dalam pertempuran Gawok terjadi perselisihan antara Diponegoro dan
Kiai Mojo
 Tahun 1829 merupakan saat yang sangat kritis bagi Pangeran Diponegoro
 Kiai Mojo memisahkan diri dari kelompok Diponegoro
 Sentot Ali Basa Prawiradirdja menginginkan perang terbuka dan menolak
gerilya, ia akhirnya menyerah kepada Belanda setelah Syarat-syarat yang
diajukannya diterima.
 Pinjaman 10000 ringgit
 Memiliki barisan dengan jumlah 1000 orang
 Diberikan senjata sebanyak 5000 buah
 20 Oktober 1829 Sentot menyerah kepada Belanda di Yogyakarta dan
disambut upacara militer (dikirim ke Sumatera Barat)
 Kiai Mojo di tangkap dan diasinkan ke Minahasa (meninggal 20 Desember
1849)
 Mangkubumi menyerah pada 27 September 1829
 Pangeran Dipokusumo menyerah pada 8 Januari 1930
Akhir Perang
 Kolonel
Cleerens
berhasil
melalukan
perundingan
pendahuluan pada Februari 1930 dan dilanjutkan
perundingan di Magelang pada 25 Maret 1930.
 Dalam perundingan
beberapa tuntutan;
tersebut
Diponegoro
mengajukan
 Diponegoro menginginkan sebuah negara merdeka di
bawah Sultan
 Diponegoro ingin menjadi Amirulmukminin di seluruh Jawa
 Dan kepala negara bagi masyarakat Islam
 Namun dalam perundingan tidak ditemukan jalan keluar dan
mengalimi kegagalan
 Setelah Diponegoro berhasil di tangkap, kemudian ia di
tawan di Batavia, kemudian di asingkan ke Manado.
Dan selanjutnya di pindahkan lagi ke Benteng
Rotterdam di Makassar
 Diponegoro meninggal pada 8 Januari 1855 di Makassar
 Dengan di tangkapnya Pangeran Diponegoro, maka
berakhirlah perang Diponegoro yang dianggap
belanda sebagai perang terhebat.
Perang Padri
 Perang ini pada awalnya merupakan perang saudara antara kaum adat
dan kaum padri (ulama)
 Pemicunya adalah kehidupan rakyat yang sudah mulai melenceng dari
ajaran agama Islam
 Golongan padri di pengaruhi oleh aliran wahabi dari arab
 Gerakan ini di bawa oleh tiga orang yaitu Haji Miskin, Haji Sumanik, dan aji
Plabang pada tahun 1803
 Pertentangan antara kaum Padri dan Kaum adat semakin diperparah
dengan campur tangan Belanda pada 1819.
 Kaum padri di bawa pimpinan dari Peto Syarif, Datuk Bandoro, dan Tuanku
Nan Renceh menyerang pos Belanda pada 1821.
 Pihak Belanda mendirikan Benteng Van der Cappelen di Batusangkan dan
Benteng Fort de Kock di Bukittinggi
Periode Pertama (1821-1825)
 Pada periode ini Belanda mengirimkan tentaranya di
Batavia di bawah pimpinan Letkol Raaf
 Mereka berhasil merebut daerah Batusangkar dan Bukit
Tinggi
 Namun pada masa ini perhatian Belanda terpecah
dengan adanya perang Diponegoro
 Untuk mengatasi hal tersebut, kemudian pihak belanda
membuat perjanjian dengan Kaum Padri dengan
Perjanjian Masang
Periode Kedua (1825-1830)
 Dengan adanya perjanjian Masang tersebut, kedua
belah pihak tetap berjaga-jaga akan meletusnya
perang kembali
 Dalah suasana tersebut, masih sering terjadi bentrokanbentrokan kecil
 Karena sikap Belanda yang ketika itu lunak akibat dari
perjanjian Masang.
Periode Ketiga (1830-1837)
 Pada periode 1830 setelah perang Diponegoro usai,
suasana Sumatera Barat berubah
 Terjadi pertempuran-pertempuran dengan Belanda
 Naskah perjanjian Masang dirobek oleh Belanda
 Pada tahun 1831 Letnan Kolonel Elout datang dengan
pasukannya melawan kaum Padri
 Kemudian Mayor Michaeles dengan tugas pokok
menundukkan Ketiangan dekat Tiku yang merupakan
pusat kekuatan kaum Padri
 Usaha Belanda
kemudian
Tersebut
baru
berhasil
setahun
Akhir Perang
 Kekuatan Belanda sudah berada di Sumatera Barat untuk menundukkan
Kaum Padri
 Pada tahun 1831 terjadi persatuan antara Kaum Adat dan Kaum Padri
 Pada tahun 1833 serentak mengadakan serangan terhadap Belanda di
Kota Bonjol
 Kolonel Elout mengambil sebuah kebijakan dengan menugaskan Sentot
yang memiliki latar belakang sama dengan kaum Padri
 Sentot mengadakan hubungan dengan kaum Padri, namun gerakannya
tersebut mengakibatkan ia di tangkap dan diasingkan ke Bengkulu dan
Wafat pada tahun 1855
 Pada 1834 Belanda berhasil menguasai Kota Bonjol
 Imam Bonjol sebagai pemimpin terakhir berhasil di tangkap tahun 1837
 Ia di bawa ke Batavia dan kemudian di Minahasa sampai meninggal di
kampung Luta tahun 1864 di usia 92 tahun
Perang Aceh
 Wilayah Aceh merupakan kerajaan yang bebas
intervensi asing dan mulai terusik pada tahun 1871.
dari
 Sebab perang Aceh;
 Belanda ingin menguasai Aceh karena leaknya strategis
 Adanya Traktat Sumatra tahun 1871
 Aceh,melalui perundingan Tibang Muhammad, mencari
dukungan dari Turki, Italia, dan Amerika Serikat
 Aceh menolak mengakui kekuasaan Belanda dengan
menolak surat Belanda tanggal 22 Maret 1873 dan 24 Maret
1873
 Berdasarkan hal tersebut, Belanda memutuskan menyerang Aceh pada
tanggal 5 April 1873
 Sasarannya adalah Masjid Raya
 Perlawanan Ace mulai melemah ketika ada perang saudara
 Di Aceh Barat perlawanan dipimpin oleh Teuku Umar dan istrinya Cut Nyak
Dien
 Karena sulitnya Aceh ditaklukkan, kemudian belanda mengubah taktik
mereka.
Perlawanan Rakyat Bali
 Belanda mulai mencurahkan perhatiannya pada Bali di awal abad
19
 Di Bali sendiri memiliki beberapa kerajaan kecil yang seluruhnya
berada di bawah Kerajaan Klungkung
 Menurut perjanjian antara kerajaan Klungkung dengan Belanda
tahun 1841, dinyatakan bahwa Bali dinyatakan sebagai
Kupernement dari Hindia Belanda
 Namun ada hak-hak kerajaan Bali yang paling mudah dilanggar
yaitu hak tawan karang
 Kerajaan yang pertama kali diserang adalah kerajaan Buleleng
 Kerajaan Buleleng ketika itu di bawah kekuasaan Raja I Gusti
Ngurah Made Karangasem dan patihnya I Gusti Ketuk Jelantik
 Pada tahun 1844 kerajaan Buleleng berhasil menawankarangi
sebuah kapal dagang di Prancak yang merupakan daerah
kekuasaan Raja Buleleng
 Hal tersebutlah yang menjadi dalih Belanda menyerang Bali ada
1848.
 Dengan datangnya Belanda ke Bali, maka pertempuran tidak
dapat dihindari
 Pertempuran paling hebat terjadi di sebelah timur kota Singaraja
yaitu daerah Jagaraga
 Dalam pertempuran
kegagalan
yang
pertama
Belanda
mengalami
 Pertempuran kedua terjadi pada 1849, di mana Belanda berhasil
merebut benteng pertahanan terakhir Kerajaan Buleleng di
Jagaraga
 Pasukan Belanda ketika itu dipimpin oleh Jenderal Mayor A. V
Michaels dan Van Swieten
 Perang antara belanda di Buleleng dikenal dengan nama Puputan
Jagaraga
 Setelah Buleleng berhasil dikuasai, Belanda terus ingin menguasai
seluruh kerajaan-kerajaan yang ada di Bali
 Akhirnya kehidupan masyarakat terus diliputi dengan Perang
Puputan.
 Ada beberapa perang Puputan yang terjadi di Bali;
a. Perang Puputan Kusamba (1894)
b. Perang Puputan Badung (1906)
c. Perang Puputan Klungkung (1908)
Perang Puputan Kusamba
 Perang yang terjadi pada tahun 1894 ini perlawanan dilakukan
melawan pasukan Michieles
 Pada perang pertama Michieles mendapatkan luka-luka akibat
perlawanan pasukan Klungkung
 Namun pada perang berikutnya, Kusumba sebagai benteng
pertahanan Klungkung di daerah selatan dapat dikuasai oleh
Belanda
Perang Puputan Badung
 Perang ini diawali dengan terdamparnya sebuah kapal di Pantai
Sanur
 Seperti yang terjadi di Buleleng, hal tersebut juga dilakukan oleh
Kerajaan Badung
 Akibat hal tersebut Belanda meminta ganti rugi terhadap Raja
Badung (Ida Cokorde Ngurah Gede Pamecutan)
 Belanda mendarat di Pantai Sanur pada 1906 dan kemudian terus
bergerak menuju pusat Kerajaan Badung
 Pertempuran mati-matian dilakukan oleh seluruh rakyat kerajaan
Badung tanpa mengenal rasa takut.
 Perang tersebut dinamakan Puputan Badung
Perang Puputan Klungkung
 Setelah Badung berhasil di kuasai, kemudian Belanda menaklukkan
Kerajaan Tabanan tahun 1906
 Namun di sini Belanda juga mendapatkan perlawanan yang hebat
dari Kerajaan Tabanan
 Namun pada akhirnya kerajaan ini dapat di taklukkan juga.
 Pertempuran tersebut sering disebut dengan Balikan Wongaya
 Kemudian di tahun 1908 Kerajaan Klunkung melakukan perlawanan
terhadap Belanda
 Sehingga pecahlah Perang Puputan
 Di mana raja beserta keluarganya dan seluruh kerabat kerajaan
gugur dalam mempertahankan wilayah mereka
Perlawanan Rakyat Banjar
 Pada masa pemerintahan Sultan Adam, Belanda masuk ke wilayah
Banjarmasin
 Bahkan Sultan Adam sendiri secara resmi menyatakan hubungan
antara Kerajaan Banjarmasin dengan Belanda tahun 1826
 Taun 1850 mulai muncul benih-benih permusuhan antara pihak
keluarga keraton
 Ada tiga kelompok yang saling berebut kekuasaan
a. Kelompok Pangeran Tamjid Illah (Cucu Sultan Adam)
b. Kelompok Pangeran Prabu Anom (Putra Sultan Adam)
c. Kelompok Pangeran Hidayatullah (cucu Sultan Adam)
 Ketika Sultan Adam meninggal pada 1857, terjadi perebutan
kekuasaan di Keraton
 Belanda yang berdiri di belakang kekacauan tersebut mengangkat
Tamjid Illah sebagai sultan Kerajaan Banjarmasin
 Prabu Anom sebagai saingan di asingkan Belanda ke Jawa,
sehingga tinggal Pangeran Hidayatullah
 Di tengah kekacauan tersebut meletuslah perang Banjar tahun
1859
 Dengan Pangeran Antasari sebagai
merupakan putra Sultan Muhammad
penggeraknya
yang
 Belanda menjadikan seluruh wilayah kerajaan Banjarmasin sebagai
wilayah mereka pada 1860
 Pangeran Hidayatullah
Pangeran Antasari
secara
terang-terangan
mendukung
 Dengan tindakannya tersebut Ia di tangkap pada 1862 dan
dibuang ke Cianjur
 Dengan ditanggapnya Pangeran Hidayatullah bukan berarti
perlawanan rakyat berhenti.
 Perlawanan terus dilakukan oleh Pangeran Antasari yang kemudian
diangkat menjadi Sultan oleh Rakyat
 Pangeran Antasari meninggal tahun 1862
Download