SEJARAH KOLONIALISME BARAT DI INDONESIA FEBRI HARTONO, M.Pd Kolonialisme dan imperialisme Kolonialisme Kolonialisme berasal dari kata koloni dalam bahasa latin “colonial” yang artinya tanah jajahan Ada juga yang menyebutkan berasal dari kata “colonus” yang artinya petani Kolonialisme merupakan pengembangan kekuasaan sebuah negara atas wilayah dan manusia di luar batas negaranya, seringkali untuk mencari dominasi ekonomi dari sumber daya, tenaga kerja, dan pasar wilayah. Imperialisme Kata Imperialisme mulai dikenal pada pertengahan abad ke-19 Imperialisme berasal dari kata latin imperium yang berarti mengomandani atau kekuasaan tertinggi Imperialisme adalah sebuah kebijakan di mana sebuah negara besar dapat memegang kendali atau pemerintahan atas daerah lain agar negara itu bisa dipelihara atau berkembang karena telah di taklukkan. Faktor pendorong kolonialisme dan imperialisme Jatuhnya kota Konstantinopel tahun 1453 ke tangan Turki Usmani, dan berakhirnya kekuasaan kerajaan Romawi Timur Kisah perjalanan Marcopolo ke dunia Bagian Timur, yaitu perjalanan kembalinya dari negeri Cina melalui pelayaran Penemuan Copernicus yang didukung Galileo bahwa bumi bulat Penemuan kompas Semangat Reconquesta (semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam) Tujuan Kolonialisme Glory Gold Gospel Tujuan Utama Kolonialisme Kolonialisme bertujuan untuk menguras sumber-sumber kekayaan daerah koloni demi perkembangan industri dan memenuhi kekayaan negara yang melaksanakan politik kolonial tersebut TUJUAN IMPERIALISME Imperialisme merupakan penjajahan dengan cara membentuk pemerintahan jajahan dan dengan menanamkan pengaruh pada semua bidang kehidupan di daerah jajahan Daerah Pemasaran Industri Daerah Penghasil Bahan Baku Tujuan Imperialisme Modern Daerah Penanaman Modal Penjelajahan bangsa eropa Spanyol Portugis Christopher Columbus Bartholomeus Diaz (Amerika, 1492) (Tanjung Harapan, Cortez (Meksiko, 1519) Ferdinand Magelhaens(Filipina, 1520) Sebastian Del Cano (Maluku, 1521) Pizzaro(Peru, 1530) 1488) Vasco da Gama (Kalkuta, India, 1498) Alfonso de Albuquerque (Malaka, 1511) Fransisco Serrao(Maluku, 1512) Belanda Inggris • Cornelisde • Sir James Houtman(Banten, Lancaster 1596) (Banten,1602) • Sir Henry Middleton (Maluku, 1604) • Thomas Stamford Raffles (PulauJawa, 1811) Awal kedatangan bangsa barat di indonesia Struktur perdagangan dan pelayaran di Indonesia di wilayah nusantara sebelum kedatangan bangsa dalam kondisi damai, bebas dan terbuka Bangsa Portugis dan Spanyol adalah bangsa barat yang pertama datang ke Indonesia Latar belakang kedatangan bangsa Portugis dan Spanyol ke Indonesia adalah Gold, Gospel, Glory Pada abad ke-16 di Eropa muncul pemikiran paham Merkantilis Akibat Kolonialisme dan Imperialisme Berkembang penanaman modal di daerah jajahan oleh kaum [artikelir/ swasta Perdagangan dunia semakin meluas Negara jajahan semakin miskin Rakyat jajahan serba kekurangan karena rakyat dibebankan dengan berbagai macam kewajiban tanpa memiliki hak Kebudayaan penduduk asli digeser dan dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa Eropa Perubahan-perubahan yang terjadi di Eropa membawa pengaruh terhadap dunia Timur, diantaranya Reformasi Gereja (abad 16-17), Gerakan Merkantilisme, Revolusi prancis (1789), dan Revolusi Industri (1780) Kedatangan Bangsa Barat di Indonesia Portugis Inggris Indonesia Belanda Spanyol Portugis Kedatangan bangsa Eropa di kawasan Asia Tenggara pada awal abad XVI. Pada abad XV bangsa Portugis merupakan salah satu bangsa yang mencapai kemajuan dalam bidang teknologi. Dengan alasan agar dapat menguasai impor rempah-rempah di kawasan Eropa, bangsa Portugis mencari daerah penghasil rempah-rempah terbaik. Cengkih dari kawasan Indonesia Timur adalah paling berharga. Kedatangan Portugis di Indonesia di awali pada tahun 1487 ketika Bartolomeus Dias. Selanjutnya tahun 1498 Vasco da Gama sampai di India. Alfonso de Albuquerque merupakan panglima angkatan laut terbesar pada masa itu. Untuk menekan malaka, raja Portugis mengirimkan Diogo Lopes de Squiera untuk menekan malaka. Pada awal kedatangannya di maluku ia disambut baik oleh Sultan Mahmud Syah (1488-1528). Pada bulan april 1511 Albuqueque melakukan pelayaran dari Goa menuju Malaka dengan kekuatan kurang lebih 1200 orang dan 17 kapal. Kemudian dengan sisah payah akhirnya portugis tiba di ternate pada 1511. Hubungan dagang dengan ternate dilakukan oleh Antonio de aAbrito dengan sultan Ternate Hubungan portugis dengan ternate terjalin dengan baik, dengan bukti di izinkannya Portugis mendirikan benteng di pulau Ternate (Sao Jao Bautista atau Nossa Seighora de Rassario) pada 1522. Spanyol Pelopor dari Spayol yang mencari jalan langsung ke Indonesia adalah Christhopher Colombul. Namun ia gagal mencapai India dan mendarat di sebuah Pulau yang diberi nama San Savaldor Kemudian yang melanjutkan pelayaran mencari Indonesia adalah Ferinand Magellan. Ia tiba di Filipina pada 1521 Ketika mencoba mengatasi pertempuran antar suku di Cebu, Magellan terbunuh Kemudian gantikan oleh Del Cano untuk kembali ke Spanyol. Namun dalam perjalanan mereka singga di Tidore. Terjadi persaingan antara Portugis & Ternate serta Spanyol & Tidore Perjanjian Zaragosa antara Portugis dan Spanyol Portugis zaragosa Spanyol VOC Merupakan singkatan dari Verenigde Oost Indische Compagnie. Sejarah lahirnya VOC dilatarbelakangi oleh kedatangan bangsa Belanda di Indonesia. Cornellis de Houtman sampai di Banten tahun 1596 VOC di cetuskan oleh Jacob Van Oldebarnevelt pada 20 Maret 1620 Tujuan di bentuknya adalah untuk menghindari faktor Intern dan Eksteren VOC dipimpin oleh dewan yang terdiri atas 17 orang (De HeerenZeventien) yang kedudukannya berada di Amsterdam Hak hidup VOC di berikan oleh raja belanda berupa Octrooi (piagam) Hak Octrooi VOC Hak mengadakan perjanjian dengan negeri lain Hak menerima tanah jajahan Hak membentuk tentara Hak mengedarkan mata uang Hak mendirikan Benteng Gubernur jenderal VOC pertama adalah Pieter Both Namun peletak dasar kekuasaan VOC di Indonesia adalah Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen Letak awal kekuasaan di Ambon Tahun 1609 memindahkan pusat pemerintahan dari Ambon ke Jayakarta (Sunda Kelapa) Masa VOC berkuasa di Indonesia di sebut Zaman Kompeni Kemudian dalam mengembangkan usahanya VOC memper oleh Piagam (charter) Dalam perkembangannya VOC mulai ikut campur dalam pemerintahan kerajaan, sehingga menimbulkan perlawannan yang terjadi di berbagai daerah Di antaranya Banten, Mataram, Makassar, Bali dan Maluku Tujuan VOC ke Indonesia Menguasai pelabuhan-pelabuhan penting Menguasai kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia Melaksanakan monopoli perdagangan di Indonesia Mengatasi persaingan pedagang Eropa lainnya antara Belanda dengan Inggris Inggris berkuasa di Indonesia melalui letnan Jenderal Stamford Rafles 1811-1816 Inggris Inggris terkenal dengan kongsi dagang mereka yaitu EIC Kekuasaan inggris di Indonesia dimulai sejak menyerahnya Jensens di Tuntang Inggris memberikan dengan Belanda sistem yang berbeda Kolonialisme Spanyol Pelopor bangsa Spanyol mencari jalan ke Indonesia Chistoper Colombus Pada tahun 1519 perjalanan di lanjutkan oleh Ferinand Magellan Samudera Atlantik 1521 Samudera Pasifik Del Cano Dalam perjalanan pulang singgah di Tidore Filipina Tujuan Spanyol Menjajah Indonesia Tidak terlepas dari semangat Gold, Glory, Gospel Mencari kekayaan, termasuk berdagang Menyalurkan jiwa penjelajah Menyebarkan Agama Mencari kemuliaan Bangsa Meyakini semangat Prester Jhon Kebijakan-Kebijakan Politik VOC dan Perlawanan Kerajaan - Kerajaan di Indonesia Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli perdagangan Melaksanakan politik devide et impera (memecah dan menguasai) dalam rangka untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia Untuk mempererat kedudukannya, perlu mengangkat Gubernur Jenderal Melaksanakan sepenuhnya Hak Oktroi yang diberikan pemerintah Belanda: a. Hak monopoli b. Hak untuk membuat uang c. Hak untuk mendirikan benteng d. Hak untuk melakukan perjanjian dengan kerajaan Indonesia e. Hak untuk tentara Membangun pangkalan atau markas VOC yang semula di Banten dan di Ambon dipindah ke Jayakarta (Batavia) Melaksanakan pelayaran Adanya hak ekstripasi yaitu hak untuk membinakan tanaman rempah-rempah yang melebihi ketentuan Pengaruh Kebijakan VOC Bagi Rakyat Kekuasaan Raja menjadi berkurang/ bahkan didominasi secara keseluruhan oleh VOC Wilayah kerajaan terpecah belah dengan melahirkan kerajaan dan penguasaan baru di bawah kendali VOC Hak Oktroi VOC, membuat rakyat Indonesia menjadi miskin dan menderita Rakyat Indonesia mengenal politik uang, menganal sistem pertahanan benteng, etika perjanjian dan prajurit bersenjata modern Pelayaran Hongi, dapat dikatakan satu perampasan, perampokan, perbudakan dan pembunuhan Hak ekstirpasi bagi rakyat merupakan ancaman bagi matinya suatu harapan/ sumber penghasilan yang bisa berlebih Perlawanan Kerajaan – Kerajaan Kepada VOC Perlawanan Kerajaan Mataram Perlawanan Kerajaan Makasar Perlawanan Kerajaan Banten Lascape Sejarah Kolonialisme di Indonesia Masa Portugis Masa Spanyol Masa VOC Masa Inggris Masa Hindia Belanda Masa Jepang Lascape Masa Portugis Diawali pada tahun 1487 ketika Bartolomeus Dias 1498 Vasco da Gama sampai di India Pada tahun 1503 Alfonso de Albuquerque berangkat menuju India dan pada 1510 menaklukkan Goa yang kemudian menjadi pangkalan tetap portugis Pada tahun 1510 portugis hampir mencapai sasarannya yaitu menguasai Maluku Squiera tiba di Maluku pada 1509, yang pada awalnya di sambut baik Pada april 1511 Albuquerque melakukan pelayaran dari Goa menuju Malaka Ia menetap di Malaka hingga November 1511 Lascape Masa Portugis Armada Portugis mencapai Ternate pada 1511 dan menjalin hubungan baik dengan sultan Abu Lais Portugis mendirikan benteng di Ternate pada tahun 1522 Sejak tahun 1522-1570 terjalin hubungan baik antara Ternate dan Portugis Portugis yang menguasai pusat perdagangan Asia di Malaka Kemudian pada di tahun 1512 di kirim Fancisco Serao yang tiba di Hitu Ambon Sultan Abu Lais membujuk Portugis Untuk mendukungnya pada 1522 Pada tahun 1535 Portugis menurunkan Raja Tabarji dan mengirimnya ke Goa Ia wafat di Malaka pad 1545 Akhirnya orang-orang portugis yang membunuh Sultan Ternate Hairun pada 15700 di usir dari Ternate pada 1575 Lascape Masa Portugis Kemudian mereka pindah ke Tidore dan mendirikan Benteng pada 1578 Akan tetapi Ambonlah yang kemudian menjadi pusat kegiatan dari Portugis Sedangkan Tidore menganut Islam yang gigih dan anti Portugis Pada tahun 1562 para pendeta Dominik mendiri Benteng dari batang kelapa Pada tahun 1598-1599 pemberontakan besar-besaran dilakukan orang Solor Di usir oleh Belanda pada 1613 Menduduki kembali pada 1636 Portugis tidak hanya memusatkan kegiatan di Indonesia bagian Timur saja (Maluku) tetapi juga di Idonesia bagian Barat (Pajajaran) Lascape Masa Portugis Pada tahun 1522 Portugis datang ke Pajajaran dengan pimpinan Henry Lame Maka terjadilah perjanjian Sunda Kelapa (1522) Kemudian pada 1527 portugis kembali ke Pajajaran untuk merealisasikan perjanjian Sunda Kelapa, namun disambut dengan pertempuran oleh pasukan Demak di bawah Pimpinan Fatahilah. Pertempuran berakhir kemudian Sunda Kelapa di ganti nama menjadi Jayakarta Masa Herman Willem Daendles Setela VOC dibubarkan kekuasaan di Indonesia diambil alih oleh pemerintahan Belanda Kemudian diangkat Herman Willem Daendles sebagai gubernur jenderal Hindia Belanda Bertugas mempertahankan Indonesia dari serangan Inggris Usahanya dalam membangun Jawa salah satunya melalui jalan memberantas ketidakefisienan, penyelewengan, dan korupsi Kebijakan Membuat Grote Postweg (Jalan Raya Pos) Mendirikan benteng pertahanan Membangun pangkalan angkatan laut di Merak dan Ujung Kulon Menambah jumlah paukan dari 4.000 menjadi 18.000 orang Mendirikan pabrik senjata di Semarang dan Surabaya Lanjutan Merubah sistem pemerintahan dengan sistem Eropa Pulau Jawa keresidenan di bagi menjadi tradisional sembilan Bercita-cita memperbaiki nasib rakyat dengan memajukan pertanian dan perdagangan Pada masa Daendles rakyat mengalami banyak penderitaan Indonesia Kebijakan Bidang Birokrasi Pemerintahan Dewan Hindia Belanda sebagai dewan legislatif pendamping Gubernur Jenderal dibubarkan, diganti dengan Dewan Penasihat Pulau Jawa dibagi menjadi 9 Keresidenan dan 31 Kabipaten. Para bupati dijadikan pegawai pemerintahan Belanda, dan diberikan pangkat sesuai dengan ketentuan kepegawaian pemerintahan Belanda. Bidang Hukum dan Peradilan Membentuk tiga jenis peradilan a.Peradilan untuk orang Eropa b.Pengadilan untuk orang pribumi c.Pengadilan untuk orang timur asing Pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu, termasuk orang Eropa sendiri Bidang Ekonomi dan Keuangan Dewan pengawas keuanga (Algemene Rekenkaer) Mengeluarkan uang kertas Memperbaiki gajih pegawai Pajak in natura (contingenten) dan penyerahan wajib (Verplichte Leverantie) Monopoli perdagangan beras Mengadakan Priangan Stesel Bidang Sosial Rakyat di paksa kerja rodi Perbudakan dibiarkan berkembang Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan, atau sultan Membuat jaringan pos menggunakan kuda pos distrik dengan Lanjutan Pada Mei 1811 kedudukan Daendles diganti oleh Willem Janssens Di 18 September 1811 ia menyerah kepada Inggris di dekat Salatiga Kejatuhan Daendles disebabkan beberapa hal; a. Kekejaman dan kesewang-wenagan b. Sikapnya yang otoriter mengakibatkan perlawanan c. Penyelewengan dalam penjualan tanah swasta dan manipulasi penjualan Istana Bogor d. Keburukan dalam administrasi pemerintahan kepada Masa Pemerintahan Raffles Tahun 18111816 Pemerintahan Raffles juga bisa disebut dengan masa Inggris berkuasa di Indonesia Ketika Jansen menyerah tanpa syarat kepada inggris tahun 1811 Lord Minto memerintahkan Rafles yang ketika itu sedang ditugaskan di India untuk menjadi Letnan Gubernur EIC di Indonesia Kebijakan yang di buat Raffles berbeda dengan ketika masa pemerintahan Belanda. Berusaha menerapkan kebebasan dan jaminan hukum masyarakat Ia juga menerapkan sistem politik yang d terapkan di Inggris dan India. Sistem tersebut dikenal dengan nama Sistem Sewa Tanah (Landrent System) Beberapa Kebijakan Raffles Membebaskan rakyat dari penyerahan wajib yang bersifat, dan mengganti dengan kebebasan menanam dan menjual komoditi yang menguntungkan Mengubah sistem pemerintahan pribumi dengan sistem pemerintahan Barat. Bupati diangkat menjadi pegawai pemerintah kolonial (Inggris) yang langsung berada di bawah kekuasaan pemerintah pusat Menyatakan bahwa semua tanah adalah milik pemerintah. Petani sebagai penggarap harus membayar sewa tanah. Lanjutan Raffles menerapkan sistem-sistem kerajaan Inggris Tanah milik raja, sedangkan rakyat sebagai penyewa Dari sistem tersebut Raffles mengharapkan: a. Terjaminnya pemasukan pemerintah dari bentuk pajak sewa tanah b. Dengan sistem tersebut diharapkan ada peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia. c. Rakyat Indonesia dapat memberi produk Industri Inggris Lanjutan Dalam peraturan pemungutan pajak diterapkan sistem: a. Seperlima b. Dua perlima c. Atau sepertiga hasil panen Pajak tanah dikenakan pada semua jenis tanaman Di bayar dalam bentuk uang atau barang Sistem Sewa Tanah ini tidak berjalan di seluruh Jawa Seperti di Batavia dan Priangan Sistem Raffles sangat berbeda dengan Belanda, Rafles lebih mementingkan kebebasan rakyat. Kegagalan Sistem Sewa Tanah Kurangnya para pegawai yang cakap Rakyat Indonesia masih terikat pada Feodalisme dan belum mengenal ekonomi uang Adanya pegawai pemerintah yang manipulasi uang sewa tanah (pajak) melakukan Pada intinya masa jabatan Raffles (lima tahun), sehingga belum sempat memperbaiki kelemahan dan penyimpangan dalam sistem sewa tanah Lanjutan Pada tahun 1816 Inggris harus menyerahkan kembali Indonesia kepada Belanda Penyerahan di tandatangani di Batavia pada 19 Agustus 1816. Penyerahan tersebut bukan dikarenakan Inggris kalah perang, Namun karena keadaan di Eropa. Belanda merupakan sekutu Inggris Perang Diponegoro Pangeran Diponegoro memiliki nama asli Raden Mas Ontowiryo Lahir pada 11 November 1785 yang merupakan putra dari Sultan HB ke III Sejak kedatangan Belanda ke Jawa Tengah banyak terjadi kemerosotan di kerajaan Mataram Pada tahu 1817 HB III meninggal dan di gantikan oleh Mas Drajat (HB IV) Peristiwa tersebut membuat Diponegoro memilih hidup di Desa Tegalrejo Meskipun beliau tidak tinggal di keraton, namun akibat kekejaman dan kelicikan Belanda Diponegoro melakukan perlawanan Sebab Umum Kekuasaan raja semakin kecil dan kewibawaannya semakin merosot, Bersamaan dengan hal tersebut pemecahan wilayah menjadi empat kerajaan kecil Surakarta Ngayogyakarta Mangkunegara Paku Alaman Penderitaan Rakyat Kebijakan Van der Cappellan Kemerosotan akhlak akibat penetrasi budaya Belanda Sebab Khusus dan Jalannya Perang Penyebab Khususnya perang Diponegoro adalah pembuatan jalan yang di lakukan Belanda melalui Yogyakarta ke Magelang Patih Danurejo IV (seorang kaki tangan menancapkan patok-patok di Jalur tersebut. Belanda) memerintahkan Residen Smisaert mengirim Mangkubumi dengan tugas untuk membujuknya menghadap. Pada tanggal 20 Juli 1825 Belanda di bantu Pangeran Danurejo IV menyerang kediaman Diponegoro Dalam perjuangannya Diponegoro di Bantu oleh Pangeran Mangkubumi Joyo Kusumo Kyai Mojo H. Badarudin H. Mustopo dan Sentot Alibasya Prawirodirjo Kiai Mojo berhasil mengobarkan perang jihad di daerah Ngayogyakarta, Surakarta, Bagelan dan sekitarnya. Diponegoro Terus mengorganisasi pasukannya dengan perang gerilya. Arkiyo Tukiyo dan lain-lain Tahun 1926 terjadi pertempuran di Ngalengkong Pertempuran tersebut merupakan puncak kemenangan dari perangperang yang dilakukan Diponegoro Rakyat menobatkan Pangeran Diponegoro sebagai Sultan dengan gelar Sultan Abdul Hamid Herutjokro Amirulmukminin Saidin Panatagama Kalifatullah Tanah Jawa Dalam pertempuran Gawok terjadi perselisihan antara Diponegoro dan Kiai Mojo Tahun 1829 merupakan saat yang sangat kritis bagi Pangeran Diponegoro Kiai Mojo memisahkan diri dari kelompok Diponegoro Sentot Ali Basa Prawiradirdja menginginkan perang terbuka dan menolak gerilya, ia akhirnya menyerah kepada Belanda setelah Syarat-syarat yang diajukannya diterima. Pinjaman 10000 ringgit Memiliki barisan dengan jumlah 1000 orang Diberikan senjata sebanyak 5000 buah 20 Oktober 1829 Sentot menyerah kepada Belanda di Yogyakarta dan disambut upacara militer (dikirim ke Sumatera Barat) Kiai Mojo di tangkap dan diasinkan ke Minahasa (meninggal 20 Desember 1849) Mangkubumi menyerah pada 27 September 1829 Pangeran Dipokusumo menyerah pada 8 Januari 1930 Akhir Perang Kolonel Cleerens berhasil melalukan perundingan pendahuluan pada Februari 1930 dan dilanjutkan perundingan di Magelang pada 25 Maret 1930. Dalam perundingan beberapa tuntutan; tersebut Diponegoro mengajukan Diponegoro menginginkan sebuah negara merdeka di bawah Sultan Diponegoro ingin menjadi Amirulmukminin di seluruh Jawa Dan kepala negara bagi masyarakat Islam Namun dalam perundingan tidak ditemukan jalan keluar dan mengalimi kegagalan Setelah Diponegoro berhasil di tangkap, kemudian ia di tawan di Batavia, kemudian di asingkan ke Manado. Dan selanjutnya di pindahkan lagi ke Benteng Rotterdam di Makassar Diponegoro meninggal pada 8 Januari 1855 di Makassar Dengan di tangkapnya Pangeran Diponegoro, maka berakhirlah perang Diponegoro yang dianggap belanda sebagai perang terhebat. Perang Padri Perang ini pada awalnya merupakan perang saudara antara kaum adat dan kaum padri (ulama) Pemicunya adalah kehidupan rakyat yang sudah mulai melenceng dari ajaran agama Islam Golongan padri di pengaruhi oleh aliran wahabi dari arab Gerakan ini di bawa oleh tiga orang yaitu Haji Miskin, Haji Sumanik, dan aji Plabang pada tahun 1803 Pertentangan antara kaum Padri dan Kaum adat semakin diperparah dengan campur tangan Belanda pada 1819. Kaum padri di bawa pimpinan dari Peto Syarif, Datuk Bandoro, dan Tuanku Nan Renceh menyerang pos Belanda pada 1821. Pihak Belanda mendirikan Benteng Van der Cappelen di Batusangkan dan Benteng Fort de Kock di Bukittinggi Periode Pertama (1821-1825) Pada periode ini Belanda mengirimkan tentaranya di Batavia di bawah pimpinan Letkol Raaf Mereka berhasil merebut daerah Batusangkar dan Bukit Tinggi Namun pada masa ini perhatian Belanda terpecah dengan adanya perang Diponegoro Untuk mengatasi hal tersebut, kemudian pihak belanda membuat perjanjian dengan Kaum Padri dengan Perjanjian Masang Periode Kedua (1825-1830) Dengan adanya perjanjian Masang tersebut, kedua belah pihak tetap berjaga-jaga akan meletusnya perang kembali Dalah suasana tersebut, masih sering terjadi bentrokanbentrokan kecil Karena sikap Belanda yang ketika itu lunak akibat dari perjanjian Masang. Periode Ketiga (1830-1837) Pada periode 1830 setelah perang Diponegoro usai, suasana Sumatera Barat berubah Terjadi pertempuran-pertempuran dengan Belanda Naskah perjanjian Masang dirobek oleh Belanda Pada tahun 1831 Letnan Kolonel Elout datang dengan pasukannya melawan kaum Padri Kemudian Mayor Michaeles dengan tugas pokok menundukkan Ketiangan dekat Tiku yang merupakan pusat kekuatan kaum Padri Usaha Belanda kemudian Tersebut baru berhasil setahun Akhir Perang Kekuatan Belanda sudah berada di Sumatera Barat untuk menundukkan Kaum Padri Pada tahun 1831 terjadi persatuan antara Kaum Adat dan Kaum Padri Pada tahun 1833 serentak mengadakan serangan terhadap Belanda di Kota Bonjol Kolonel Elout mengambil sebuah kebijakan dengan menugaskan Sentot yang memiliki latar belakang sama dengan kaum Padri Sentot mengadakan hubungan dengan kaum Padri, namun gerakannya tersebut mengakibatkan ia di tangkap dan diasingkan ke Bengkulu dan Wafat pada tahun 1855 Pada 1834 Belanda berhasil menguasai Kota Bonjol Imam Bonjol sebagai pemimpin terakhir berhasil di tangkap tahun 1837 Ia di bawa ke Batavia dan kemudian di Minahasa sampai meninggal di kampung Luta tahun 1864 di usia 92 tahun Perang Aceh Wilayah Aceh merupakan kerajaan yang bebas intervensi asing dan mulai terusik pada tahun 1871. dari Sebab perang Aceh; Belanda ingin menguasai Aceh karena leaknya strategis Adanya Traktat Sumatra tahun 1871 Aceh,melalui perundingan Tibang Muhammad, mencari dukungan dari Turki, Italia, dan Amerika Serikat Aceh menolak mengakui kekuasaan Belanda dengan menolak surat Belanda tanggal 22 Maret 1873 dan 24 Maret 1873 Berdasarkan hal tersebut, Belanda memutuskan menyerang Aceh pada tanggal 5 April 1873 Sasarannya adalah Masjid Raya Perlawanan Ace mulai melemah ketika ada perang saudara Di Aceh Barat perlawanan dipimpin oleh Teuku Umar dan istrinya Cut Nyak Dien Karena sulitnya Aceh ditaklukkan, kemudian belanda mengubah taktik mereka. Perlawanan Rakyat Bali Belanda mulai mencurahkan perhatiannya pada Bali di awal abad 19 Di Bali sendiri memiliki beberapa kerajaan kecil yang seluruhnya berada di bawah Kerajaan Klungkung Menurut perjanjian antara kerajaan Klungkung dengan Belanda tahun 1841, dinyatakan bahwa Bali dinyatakan sebagai Kupernement dari Hindia Belanda Namun ada hak-hak kerajaan Bali yang paling mudah dilanggar yaitu hak tawan karang Kerajaan yang pertama kali diserang adalah kerajaan Buleleng Kerajaan Buleleng ketika itu di bawah kekuasaan Raja I Gusti Ngurah Made Karangasem dan patihnya I Gusti Ketuk Jelantik Pada tahun 1844 kerajaan Buleleng berhasil menawankarangi sebuah kapal dagang di Prancak yang merupakan daerah kekuasaan Raja Buleleng Hal tersebutlah yang menjadi dalih Belanda menyerang Bali ada 1848. Dengan datangnya Belanda ke Bali, maka pertempuran tidak dapat dihindari Pertempuran paling hebat terjadi di sebelah timur kota Singaraja yaitu daerah Jagaraga Dalam pertempuran kegagalan yang pertama Belanda mengalami Pertempuran kedua terjadi pada 1849, di mana Belanda berhasil merebut benteng pertahanan terakhir Kerajaan Buleleng di Jagaraga Pasukan Belanda ketika itu dipimpin oleh Jenderal Mayor A. V Michaels dan Van Swieten Perang antara belanda di Buleleng dikenal dengan nama Puputan Jagaraga Setelah Buleleng berhasil dikuasai, Belanda terus ingin menguasai seluruh kerajaan-kerajaan yang ada di Bali Akhirnya kehidupan masyarakat terus diliputi dengan Perang Puputan. Ada beberapa perang Puputan yang terjadi di Bali; a. Perang Puputan Kusamba (1894) b. Perang Puputan Badung (1906) c. Perang Puputan Klungkung (1908) Perang Puputan Kusamba Perang yang terjadi pada tahun 1894 ini perlawanan dilakukan melawan pasukan Michieles Pada perang pertama Michieles mendapatkan luka-luka akibat perlawanan pasukan Klungkung Namun pada perang berikutnya, Kusumba sebagai benteng pertahanan Klungkung di daerah selatan dapat dikuasai oleh Belanda Perang Puputan Badung Perang ini diawali dengan terdamparnya sebuah kapal di Pantai Sanur Seperti yang terjadi di Buleleng, hal tersebut juga dilakukan oleh Kerajaan Badung Akibat hal tersebut Belanda meminta ganti rugi terhadap Raja Badung (Ida Cokorde Ngurah Gede Pamecutan) Belanda mendarat di Pantai Sanur pada 1906 dan kemudian terus bergerak menuju pusat Kerajaan Badung Pertempuran mati-matian dilakukan oleh seluruh rakyat kerajaan Badung tanpa mengenal rasa takut. Perang tersebut dinamakan Puputan Badung Perang Puputan Klungkung Setelah Badung berhasil di kuasai, kemudian Belanda menaklukkan Kerajaan Tabanan tahun 1906 Namun di sini Belanda juga mendapatkan perlawanan yang hebat dari Kerajaan Tabanan Namun pada akhirnya kerajaan ini dapat di taklukkan juga. Pertempuran tersebut sering disebut dengan Balikan Wongaya Kemudian di tahun 1908 Kerajaan Klunkung melakukan perlawanan terhadap Belanda Sehingga pecahlah Perang Puputan Di mana raja beserta keluarganya dan seluruh kerabat kerajaan gugur dalam mempertahankan wilayah mereka Perlawanan Rakyat Banjar Pada masa pemerintahan Sultan Adam, Belanda masuk ke wilayah Banjarmasin Bahkan Sultan Adam sendiri secara resmi menyatakan hubungan antara Kerajaan Banjarmasin dengan Belanda tahun 1826 Taun 1850 mulai muncul benih-benih permusuhan antara pihak keluarga keraton Ada tiga kelompok yang saling berebut kekuasaan a. Kelompok Pangeran Tamjid Illah (Cucu Sultan Adam) b. Kelompok Pangeran Prabu Anom (Putra Sultan Adam) c. Kelompok Pangeran Hidayatullah (cucu Sultan Adam) Ketika Sultan Adam meninggal pada 1857, terjadi perebutan kekuasaan di Keraton Belanda yang berdiri di belakang kekacauan tersebut mengangkat Tamjid Illah sebagai sultan Kerajaan Banjarmasin Prabu Anom sebagai saingan di asingkan Belanda ke Jawa, sehingga tinggal Pangeran Hidayatullah Di tengah kekacauan tersebut meletuslah perang Banjar tahun 1859 Dengan Pangeran Antasari sebagai merupakan putra Sultan Muhammad penggeraknya yang Belanda menjadikan seluruh wilayah kerajaan Banjarmasin sebagai wilayah mereka pada 1860 Pangeran Hidayatullah Pangeran Antasari secara terang-terangan mendukung Dengan tindakannya tersebut Ia di tangkap pada 1862 dan dibuang ke Cianjur Dengan ditanggapnya Pangeran Hidayatullah bukan berarti perlawanan rakyat berhenti. Perlawanan terus dilakukan oleh Pangeran Antasari yang kemudian diangkat menjadi Sultan oleh Rakyat Pangeran Antasari meninggal tahun 1862