Uploaded by User26535

Presentation sejarah indo

advertisement
• Diangkatlah gubernur militer yang baru yakni Van
Heutsz (1898 – 1904) menggantikan Van Vliet.
•Genderang perang dengan kekerasan dimulai tahun
1899. Perang berlangsung selama 10thn (tien bloedige
jaren)
•Van Heutsz segera melakukan penyerangan terhadap
pos pemimpin perlawanan di berbagai daerah.
•Belanda juga menyerahkan pasukan anti gerilya (Korps
Marchusse / Marsose). Pasukan tersebut terdiri radi
orang – orang Indonesia yang dibawah pimpinan opsir
Belanda.
• Mereka pandai berbahasa aceh, dengan demikian
mereka bergerak sebagai informan. Sehingga
Belanda berhasil mencerai-beraikan para pemimpin
perlawanan
• Di Aceh bagian barat Teuku Umar mempersiapkan
pasukannya untuk melakukan penyerangan ke
Meulaboh.
• Belanda mengetahuinya dan menyerang pertahanan
Teuku Umar (1899)
• Teuku Umar gugur sebagai syuhada dan dilanjutkan
oleh Cut Nyak Dien (Mengembangkan perang gerilya)
• Para pejuang Aceh dibawa komando Sultan Daud
Syah dan Panglima Polem terus berkobar.
• Sultan menuju Kuta Sawang kemudian pindah ke
Kuta Batee Iliek, tetapi kuta-kuta berhasil diserbu
Belanda.
• Kemudian menyingkir ke Tanah Gayo, tahun
berikutnya Belanda menangkap istri sultan, Pocut
Murong.
• Januari 1903 Sultan Muhammad Daud Syah terpaksa
menyerah karena tekanan Belanda yang terus
menerus.
• Cara licik ini juga dilakukan kepada Panglima Polem.
• 6 September 1903 Panglima Polem menyerah.
• Dengan demikian, dapat dikatakan Kerajaan Aceh
yang sudah berdiri sejak 1514 harus berakhir.
• Cut Nyak Dien terus melakukan perang jihad dengan
bergerilya.
• Pos pertahanannya dikepung Belanda pada 1906 &
Cut Nyak Dien berhasil ditangkap.
• Ia dibuang ke Sumedang, Jawa Barat sampai
meninggal pada 8 November 1908.
• Perjuangan rakyat Aceh belum berakhir. Didaerah
Pidie sejumlah ulama masih terus melancarkan
serangan ke pos-pos Belanda.
• Ulama yang terakhir mengadakan perlawanan di
Pidie adalah Teungku Ma’at Tiro & ditembak mati
oleh Belanda pada 1911.
• Dipesisir utara & timur masih banyak ulama dan
pemimpin yang melakukan perlawanan.
• Suami Cut Nyak Mutia (Teuku Cik Tunong)
meninggalkan pesan sebelum ia ditembak mati oleh
Belanda untuk menihkah dengan Pang Nanggru. Oleh
karena itu, mereka dapat bersama-sama melawan
Belanda.
• 26 September 1910 terjadi pertempuran di Paya
Cicem. Pang Nanggru tewas & Cut Nyak Mutia
berhasil meloloskan diri.
• Bersama putranya Raja Sabil (11thn) Cut Nyak Mutia
terus memimpin perlawanan. Tetapi ia gugur setelah
beberapa peluru menembus kaki & tubuhnya.
• Teungku Di Barat bersama istrinya Cut Po Fatimah
melanjutkan perlawanan, tetapi gugru tertembak
oleh Belanda pada 1912.
• Perang Sabil berakhir pada tahun 1912. Tetapi masih
ada gerakan-gerakan perlawanan lokal yang berskala
kecil.
• Perang-perang kecil itu berlangsung sampai tahun
1942.
Download