7 BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Bahan yang dipakai ialah biakan khamir (Saccharomyces cerevisiae), yeast extract, glukosa, baktoagar, baktopepton, etanol, pewarna Coomassie Blue 0,01N, ekstrak daun Jambu Biji (Psidium guajava L.), ekstrak daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.), dan ekstrak daun Salam (Eugenia polyantha Wight.). Alat yang digunakan ialah spektrofotometer, Sentrifus Beckman J 21, mikroskop Olympus CX40, kertas aluminium, laminar air flow cabinet, lemari es, cawan petri, neraca analitik, mikropipet, tabung eppendorf, jarum ose, kaca sebar, autoklaf, kapas, vortex dan seperangkat alat gelas lainnya. Metode Penelitian Pembuatan Media (Campbell 1991) Media padat YEPD 100 ml dibuat dari 1 g yeast extract, 2 g baktopepton, 2 g glukosa, 1.8 g baktoagar dan akuades hingga 100 ml, lalu disterilkan dengan autoklaf pada suhu 1200C selama 15 menit. Adapun media padat Petit dibuat dari 100 ml dibuat dari 1 g yeast extract 1%, 2 g baktopepton 2%, 0.1 g glukosa 1%, 2 ml etanol 2%, 1.8 g bakto agar 1.8%, dan akuades hingga 100 ml. Setelah itu disterilkan dengan autoklaf pada suhu 120oC selama 15 menit dengan tekanan sekitar 10 atm. Komposisi media cair YEPD sama dengan pembuatan media padat YEPD hanya saja tanpa baktoagar, begitu pula pembuatan media cair Petit tanpa penambahan baktoagar. Peremajaan Sel (Campbell 1991) Sel-sel khamir diremajakan pada media YEPD padat dengan menggoreskan I ose khamir pada media padat YEPD dan diinkubasi pada suhu 270C selama 2 hari. Hasil peremajaan akan digunakan sebagai biakan perlakuan. Inkubasi dan Pemanenan (Campbell 1991) Sel-sel khamir ditumbuhkan pada 100 ml media YEPD cair dan media petit cair dengan perbandingan udara: kultur 5:1. Setiap 24 jam diukur kerapatan optikal (Optical Density; OD) pada λ 240 nm hingga jumlah sel mencapai 5x108 sel /ml pada shaker dengan suhu 270C. Sel dipanen dengan cara dipusing pada kecepatan 4000 G yang setara dengan 4000 rpm selama 10 menit dan peletnya dicuci dua kali dengan 40 ml akuades. Sebagai persiapan untuk perlakuan, 200 µl kultur sel khamir dipindahkan ke beberapa tabung eppendorf. Perlakuan Dengan Ekstrak (Granot 2003) Perlakuan dilakukan dengan menambahkan 50 ppm, 100 ppm, 500 ppm, 1000 ppm, dan 2000 ppm masing-masing ekstrak daun jambu biji, ekstrak daun salam dan ekstrak daun Jati Belanda ke dalam tabung eppendorf yang berisi 200 µl sel-sel kamir. Sebanyak 200 µl sel-sel kamir dipindahkan ke dalam tabung eppendorf yang masing-masing berisi 400 µl glukosa 10% sebagai kontrol glukosa (sehingga pada volume akhir menjadi 4%), 400 µl akuades sebagai kontrol akuades, 400 µl media cair YEPD sebagai kontrol media. Ekstrak dicampur secara homogen kemudian diinkubasi pada 270C selama tiga hari. Uji Viabilitas (Granot 2003) Untuk melakukan uji viabilitas setiap 24 jam dilakukan pengambilan sebanyak 50 µl sel dari biakan perlakuan yang telah diencerkan sebesar 108 kali. Sel-sel khamir tersebut disebar merata ke cawan petri yang berisi media YEPD padat dan diinkubasi selama tiga hari pada suhu 280C. Uji Petit (Granot 2003) Untuk melakukan uji viabilitas, setiap 24 jam dilakukan pengambilan sebanyak 50 µl sel dari biakan perlakuan yang telah diencerkan sebesar 108 kali. Sel-sel khamir tersebut disebar merata ke cawan petri yang berisi media petit padat dan diinkubasi selama tiga hari pada suhu 270C. Frekuensi Petit (Granot 2003) Sel-sel khamir yang berubah menjadi koloni petit tampak berukuran lebih kecil dibanding sel-sel khamir normal. Sel-sel khamir yang berubah menjadi koloni petit dihitung frekuensi petitnya dengan rumus : Pengamatan Mikroskopik Preparat dibuat dari sel-sel khamir normal dan petit tanpa dan dengan perlakuan yang difiksasi dan diberi pewarna Coomassie blue 0,01N. Pengamatan dilakukan dibawah mikroskop Olympus CX40 yang memiliki fasilitas kamera foto dengan perbesaran hingga 1500x.