Super Kelas Pisces (Chondrichtyes) The super class of Pisces (Chondrichtyes) Riris Ayu Tri Yulianti [email protected] Abstrak Pisces merupakan hewan vertebrata yang habitatnya berada di perairan tawar, payau atau perairan laut. Pisces merupakan hewan Poikiloterm karena suhu tubuhnya yang tidak tetap atau disebut hewan berdarah dingin. ikan bergerak menggunakan sirip, memiliki tulang yang khas, bernafas dengan insang. Ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha), ikan bertulang rawan (Chondrichthyes) dan ikan keras (kelas Osteichtyes). Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengenal beberapa spesies anggota pisces. Praktikum ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yaitu dengan dianggap metode deskriptif dengan mengamati langsuing ciri pisces pada kelas Chondrichtyes. Hasil pengamatan diperoleh berupa data dentang karakteristik dari ikan hiu (Squalus sp) dan ikan pari (Raja sp.). Kata Kunci: vertebrata, pisces, chondrichtyes Abstract Pisces is a vertebrate animal whose habitat is in fresh, brackish or marine waters. Pisces is a Poikiloterm animal because its body temperature is not fixed or is called cold-blooded animal. fish move using fins, have distinctive bones, breathe with gills. Fish are divided into jawless fish (Agnatha class), cartilaginous fish (Chondrichthyes) and hard fish (Osteichtyes class). This practicum aims to identify and recognize several species of members of Pisces. This practicum was carried out with a qualitative approach, which was considered a descriptive method by observing the langsuing feature of Pisces in the Chondrichtyes class. Observations were obtained in the form of characteristic clang data from sharks (Squalus sp) and stingrays (Raja sp.). Keywords: vertebrates, pisces, chondrichtyes 1 Riris Ayu Tri Yulianti: Super Kelas Pisce... Pendahuluan Pada umumnya yang dimaksud ikan adalah ikan-ikan yang masuk kelas Osctheichthyes,tubuhnya berskeleton tulang keras, terbungkus oleh kulit yang bersisik, berbentuk seperti torpedo, berenang dengan sirip, bernapas dengan insang. Diantara semua kelas Verterata, ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes) adalah yang paling banyak jumlahnya, berukuran antara 1 cm dan lebih dari 6 cm, ikan bertulang keras sangat melimpah di laut dan di hampir setiap habitat air tawar (Marliani, 2015, p.58). Ikan sebagai hewan air memiliki beberapa mekanisme fisiologis yang tidak dimiliki hewan darat. Perbedaan habitat menyebabkan pekembangan ogan-organ disesuaikan dengan kondisi lingkungannya, misalnya sebagai hewan yang hidup di air, baik itu perairan tawar maupun perairan laut menyebabkan ikan harus mengetahui kekuatan maupun arah arus, karna ikan dilengkapi dengan organ yang disebut linea lateralis (Primawati, 2016, p.73). Pisces merupakan kelompok vertebrata yang hidup di perairan dengan menggunakan sirip untuk bergerak dan menjaga keseimbangan tubuh dan memiliki jumlah spesies yang beranekaragam. Ciri umum dari pisces yaitu bernapas dengan insang, rangka tersusun atas tulang sejati, sebagian tubuh ditutupi oleh sisik, dan berlendir. Sedangkan ciri khususnya adalah jantung terdiri atas dua ruang yaitu satu serambi dan satu bilik, memiliki gurat sisi untuk menentukan arah dan posisi berenang (Ratnasari, 2019, p.82). Ikan memiliki keanekaragaman bentuk, ukuran. Pada umumnya bentuk tubuh ikan berkaitan erat dengan habitat dan cara hidupnya. secara umum bentuk tubuh ikan adalah simetris bilateral, yang berarti jika ikan tersebut dibelah pada bagian tengah-tengah tubuhnya (potongan sagittal) akan terbagi menjadi dua bagian yang sama antara sisi kanan dan sisi kiri. Selain itu, terdapat beberapa jenis ikan berbentuk non-simetris 2 bilateral, yaitu jika tubuh ikan tersebut dibelah secara melintang (crosssection) maka terdapat perbedaan antara sisi ikanan dan sisi kiri tubuh. Tidak semua jenis ikan memiliki bentuk tubuh dengan satu kategori, namun terdapat pula jenis ikan yang memiliki bentuk kombinasi. (Baghawati, 2013, p.113). Ikan adalah hewan berdarah dingin dengan ciri khas mempunyai tulang belakang, insang dan sirip. Ikan sangat bergantung pada air sebagai medium dimana tempat mereka tinggal. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angina (Anwar, 2015, p.39). Metode/ Cara Kerja Waktu dan Tempat Praktikum dilakukan pada hari Rabu, 24 Maret 2021 di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala. Target/Objek/Populasi/Sampel Praktikum ini dilakukan dengan target umum yaitu untuk mengenal ciri – ciri pisces dengan menggunakan ikan hiu (Squalus acanthia) dan ikan pari (Dasyatis sp.) Objek telah tersedia di laboratorium. Prosedur Penelitan Langkah pertama yaitu dikumpulksn preparat sepert ikan hiu (Squalus acanthia) dan ikan pari (Dasyatis sp.) Diamati ciri – ciri pada spesies pisces terutama bentuk sirip dan sisiknya. Data/Instrumen/Teknik Pengumpulan Data Data pada praktikum ini berupa gambar dari subjek yang diamati disertai dengan deksripsi dan paparan bagian-bagiannya.. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung (observasi). Riris Ayu Tri Yulianti: Super Kelas Pisce... Teknik Analisis Data Teknik analisis data pada pengamatan praktikum ini adalah dengan metode diskriptif. Adapun metode yang dilakukan pada pengamatan ini adalah pengamatan langsung dengan metode diskriptif, yaitu menjelaskan secara rinci. Menggambarkan hasil pengamatan bagian-bagian tubuh hewan vertebrata lalu disertai dengan penjelasannya secara lengkap. Hasil dan Pembahasan Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang memanfaatkan sumber daya ikan bertulang rawan (hiu dan pari) terbesar di dunia. Ikan hiu dan pari yang tertangkap bisa sebagai hasil tangkap sampingan maupun sebagai tangkapan utama. Meskipun Indonesia tercatat sebagai negara dengan produksi perikanan hiu dan pari terbesar dan diyakini memiliki kekayaan jenis hiu dan pari tertinggi di dunia, namun tidak banyak kajian atau pun publikasi mengenai aspek biologi maupun komposisi jenis hiu dan pari. Pengetahuan mengenai pengenalan jenis hiu dan pari yang ada di Indonesia sangat dibutuhkan seiring dengan tingkat pemanfaatan yang amat tinggi terhadap populasi jenis ini (Utami, 2014, p.80). Perikanan merupakan aspek utama yang berpengaruh penting dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia yang merupakan negara maritim. Salah satu ikan yang menjadi target adalah hiu. Hiu dapat dijumpai hampir di seluruh wilayah perarian Indonesia baik di perairan territorial, perairan samudera maupun Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. Jenis hiu yang ditemukan pun beraneka ragam (Alaydrus, 2014, p.83). Ikan merupakan hewan vertebrata aquatik berdarah dingin dan bernafas dengan insang. Ciri-ciri umum dari golongan ikan adalah mempunyai rangka bertulang sejati dan bertulang rawan, mempunyai sirip tunggal atau berpasangan dan mempunyai operculum, tubuh ditutupi oleh sisik dan berlendir serta mempunyai bagian tubuh yang jelas antara kepala, badan, dan ekor. Ukuran ikan 3 bervariasi mulai dari yang kecil sampai yang besar. Kebanyakan ikan berbentuk torpedo, pipih, dan ada yang berbentuk tidak teratur (Fitrah, 2016). Gambar 1. Ikan Hiu (Squalus acanthia) Kingdom Phylum Sub Phylum Super Classis Classis Ordo Familia Genus Spesies : Animalia : Chordata : Vertebrata : Pisces : Chondrichtyes : Squalida : Squalidae : Squalus : Squalus acanthia Berdasarkan hasil pengamatan hiu merupakan hewan dari kelas Chondrichtyes. Hiu memiliki sirip yang berpasangan, fertilisasi terjadi di luar tubuh, memiliki 7 insang. Rangka pada ikan hiu yaitu tulang rawan. Memiliki sisik yang berbenttuk clacoid. Ikan hiu memiliki sirip dorsal, sirip dubur, sirip perut, sirip dada, dan sirip ekor. Ikan hiu merupakan salah satu kelompok dari sub kelas ikan bertukang rawan (elasmobranchii) yang hidup pada perairan dangkal hingga palung laut terdalam dan pada daerah beriklim dingin hingga beriklim tropis hangat. Ikan hiu merupakan salah satu sumber daya alami yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan merupakan salah satu kegiatan usaha yang bersifat komersial (Imanuel, 2018). Riris Ayu Tri Yulianti: Super Kelas Pisce... Ikan pari merupakan komoditas perairan Indonesia dengan populasi yang besar. Ikan ini merupakan kelompok ikan bertulang rawan kelas Chondrichthyes (Nelson 1994). Indonesia tercatat sebagai negara dengan pemanfaatan ikan bertulang rawan terbesar di dunia, Sebanyak 171 jenis ikan elasmobranchii yang terdiri dari 68 genus dan 34 famili yang ditemukan di dunia berasal dari perairan tawar dan muara sungai. Keanekaragaman dan kelimpahan ikan elasmobranchii air tawar dan muara sungai tertinggi ditemukan di negaranegara tropis (Riyanto, 2013). atau lebih duri tajam di bagian ventral dan dorsal. Simpulan dan Saran Simpulan Dari pratikum yang telah dilakukan diperoleh bahwa ciri-ciri spesies dari pisces yaitu ikan hiu (Squalus acanthia) memiliki sirip punggung, dubur, perut, dan dada. Ikan pari (Dasyatis sp.) pada Sirip dada ikan ini melebar menyerupai sayap, dengan sisi bagian depan bergabung dengan kepala. Keduanya merupakan hewan vertebrata yang berasal daari kelas Chondrichtyes tetapi memiliki ciri khusus masing-masing spesiesnya. Saran Dari hasil praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat mengetahui berbagai macam ciri – ciri dari pisces Gambar 2. Ikan Pari (Dasyatis sp.) Kingdom Filum Subfilum Kelas Subkelas Famili Species : Animalia : Chordata : Vertebrata : Chondrichtyes : Elasmobranchii : Dasyatidae : Dasyatis sp. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan Ikan pari merupakan ikan berasal ari kelas Chondrichtyes memiliki celah insang yang terletak disisi ventral kepala. Sirip dada ikan ini melebar menyerupai sayap, dengan sisi bagian depan bergabung dengan kepala. Bagian tubuh sangat pipih sehingga memungkinkan untuk hidup di dasar laut. Bentuk ekor seperti cambuk pada beberapa spesies dengan sebuah 4 Daftar Pustaka Alaydrus, I. S., Fitriana, N., & Jamu, Y. (2014). Jenis dan status konservasi ikan hiu yang tertangkap di tempat pelelangan ikan (TPI) Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores. Al-Kauniyah: Jurnal Biologi, 7(2), 83-88. Anwar., dkk. 2015. Identifikasi Jenis - Jenis Ikan di Sungai Batang Gadis Kecamatan Muarasipongi Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara. Jurnal Biologi Lingkungan, Kesehatan, Industri, 2(1): 38-46. Bhagawati, D., Abulias, M. N., & Amurwanto, A. (2013). Fauna ikan siluriformes dari Sungai Serayu, Banjaran, dan Tajum di Kabupaten Banyumas. Jurnal Mipa, 36(2), 112-122 Fitrah, S. S., dkk. 2016. Identifikasi Jenis Ikan Di Perairan Laguna Gampoeng Pulot Kecamatan Leupung Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah, 1(1): 66-81. Riris Ayu Tri Yulianti: Super Kelas Pisce... Imanuel, E., Hendrawan, I. G., & Puspitha, N. L. P. R. (2018). Persepsi Nelayan Terhadap Status Konservasi Hiu dan Pengaruhnya Terhadap Penangkapan Hiu: Studi Kasus di Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Journal of Marine and Aquatic Sciences, 4(2), 244. Marliani, N. 2018. Spesies Ikan Bertulang Keras (Ostheichethes) Hasil Tangkapan Nelayan Di Kawasan Pante Raja Kabupaten Pidie Jaya. Prosiding Biotik, 2(1), 58-61. Primawati, S. N., Efendi, I., & Marnita, M. 2016. Identifikasi Jenis Ikan Hasil Tangkapan Nelayan Di Pantai Jeranjang. JUPE: Jurnal Pendidikan Mandala, 1(1), 73-78. Ratnasari, D. (2019). Identifikasi Jenis Ikan Air Tawar Di Pasar Masuka Sintang Kalimantan Barat. Edumedia: Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 3(2), 82-87. 5 Riyanto, B., Nurhayati, T., & Pujiastuti, A. D. (2013). Karakterisasi Glikosaminoglikan Dari Tulang Rawan Ikan Pari Air Laut (Neotrygon Kuhlii) Dan Pari Air Tawar (Himantura Signifer) Characterisation Of Glycosaminoglycan From Marine Skate (Neotrgon Kuhlii) And Freshwater Skate (Himantura Signifer) Cartilage. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 6(3), 224-232. Utami, M. N. S., Redjeki, S., & Jaya, N. T. S. P. (2014). Studi Biologi Ikan Pari (Dasyatis sp) di TPI Tasik Agung Rembang. Journal of Marine Research, 3(2), 79-85. Riris Ayu Tri Yulianti: Super Kelas Pisce... 6 Riris Ayu Tri Yulianti: Super Kelas Pisce... 7 Riris Ayu Tri Yulianti: Super Kelas Pisce... 8 Riris Ayu Tri Yulianti: Super Kelas Pisce... 9 Riris Ayu Tri Yulianti: Super Kelas Pisce... 10