Uploaded by User109690

SAP STUNTING BALITA

advertisement
SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN
STUNTING
OLEH :
SYAMSURIZAL
020.02.1134
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XVI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN
Pokok Bahasan
: STUNTING
Sub Pokok Bahasan
:
Waspada Stunting PadaBalita
Sasaran
Hari/ Tanggal
:
:
IbuYang PunyaiBalita
Senin, 26 Oktober2020
Waktu
Tempat
:
:
30 Menit
DusunGertuk
A. ANALISA SITUASI
1. Peserta
Jumlahpesertasebanyak 10 orang, umur rata-rata 22-25 tahunyang
akandiberikanpendidikankesehatanadalahibu-ibu yang mempunyaibalitaberada
di dusungertuk.
2. Kelas/Ruangan
a. Ukuranruang/kelas………………
b. Keadaanpenerangandanventilasi…………
c. Prasarana yang tersedia………….
3. Pengajar
PendidikankesehataniniakandiberikanolehYeniMarlianimahasiswa
PendidikanProfesiNers STIKES Mataram.
Program
B. TUJUAN
1. TujuanIntuksionalUmum
Setelahmengikutipenyuluhantentang Stunting pada balita diharapkan peserta
dapat memahami dan mampu mewaspada terjadinya stunting pada balita.
2. TujuanIntruksionalKhusus
Setelahmendapatkanpenyuluhanpesertamampu :
a. Menjelaskantentangpengertian Stunting.
b. Menyebutkanfaktorpenyebab Stunting.
c. Mengidentifikasiciri-ciribalitaStunting.
d. Menyebutkandampak Stunting.
e. Menyebutkanfaktor yang mempengaruhi Stunting.
f. MenjelaskanpencegahanStunting.
C. MATERI
1. Pengertian Stunting.
2. Penyebab Stunting.
3. Ciri-ciribalitaStunting.
4. Dampak Stunting.
5. Faktor yang mempengaruhi Stunting.
6. PencegahanStunting.
D. METODE
1. Ceramah
E. MEDIA
1. Handphone
F. ALAT BANTU
1. Leaflet
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No.
Waku
Pelaksanaan Kegiatan
Respon Siswa
1
Pembukaan
Menjawab salam
 Mengucapkan salam
5 menit
Mendengarkan
 Memperkenalkan diri
Mendengarkan
 Apersepsi
Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
Mendengarkan
 Kontrak waktu
2
Penyampaiannmateri  Menjelaskan
tentang Mendengarkan
20 Menit
pengertian Stunting.
 Menyebutkan
faktor Mendengarkan
penyebab Stunting.
 Mengidentifikasi
ciri-ciri Mendengarkan
balita Stunting.
 Menyebutkan
dampak Mendengarkan
Stunting.
 Menyebutkan faktor yang Mendengarkan
mempengaruhi Stunting.
 Menjelaskan pencegahan
3
Penutup
5 menit
Stunting.
Mendengarkan

Evaluasi
Menjawab
pertanyaan


Mengucapkan terimakasih
Mengucapkan salam penutup Mendengarkan
Menjawab
salam
H. EVALUASI
a. StandarEvaluasi
Ibu-ibudapat :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Menjelaskanpengertian Stunting.
Menyebutkanpenyebab Stunting.
Mengidentifikasiciri-ciribalitaStunting.
Menyebutkandampak Stunting.
Menyebutkanfaktor yang mempengaruhi Stunting.
MenjelaskanpencegahanStunting.
b. PertanyaanEvaluasi
1) MenjelaskantentangpengertianStunting ?
2) MenyebutkanfaktorpenyebabStunting ?
3) Mengidentifikasiciri-ciribalitaStunting ?
4) MenyebutkandampakStunting ?
5) Menyebutkanfaktor yang mempengaruhiStunting ?
6) MenjelaskanpencegahanStunting ?
I. SUMBER KEPUSTAKAAN
Ernawati, F., Rosmalina, Y. danPermanasari, Y. (2013) ‘Effect of the Pregnant
Women ’ S Protein Intake and Their Baby Length At Birth To the
Incidence of Stunting Among Children Aged 12 Months’,
PenelitianGizidanMakanan, 36(1), pp. 1–11.
Laksono,A.
2012.
PedomanPerencanaan
Program;
GerakanNasionalPercepatanPerbaikanGizidalamRangkaSeribuHariPertam
aKefidupan (gerakan 1000 HPK), pp. 10-17.
Priyono, D. I. P., SulistiyanidanRatnawati, L. Y. (2015) ‘DeterminanKejadian
Stunting
padaAnakBalitaUsia
12-36
Bulan
di
Wilayah
KerjaPuskesmasRanduagungKabupatenLumajang ( Determinants of
Stunting among Children Aged 12-36 Months in Community Health
Center of Randuagung , LumajangDistric )’, JurnalKesehatanMasyaakat,
3(2), pp. 349–355.
Kemenkes, R. (2016) ‘HasilPemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2016’.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. DefinisiStunting
Tubuhpendekpadamasaanak-anak
(Chilhood
stunting)
merupakanakibatkekurangangizikronisataukegagalanpertumbuhan di
masalaludandigunakansebagaiindikatorjangkapanjanguntukgizikurang
padaanak.Chilhood
stuntingberhubungandengangangguanperkembanganneurokognitifdanr
isikomenderitapenyakittidakmenular
di
masadepan
(KementerianKesehatanRepublik Indonesia, 2015).
Stuntingmerupakanmasalahkuranggizikronis
yang
disebabkanolehasupangizi yang kurangdalamwaktu yang cukup lama
akibatpemberianmakanan
yang
tidaksesuaidengankebutuhangizi.Stunting
terjadimulaijaninmasihdalamkandungandanbarunampakpadasaatanakb
erusiaduatahun.Meningkatnyaangkakematianbayidananakterjadikaren
akekurangangizipadausiadini
yang
dapatmenyebabkanpenderitamudahsakitdanmemilikiposturtubuhtidak
maksimalsaatdewasa (MCA, 2013).
Stuntingmerupakanbentukdari proses pertumbuhananak yang
terhambat,
yang
termasuksalahsatumasalahgizi
yang
perlumendapatperhatian (Picauly and Toy 2013).
B. PenyebabStunting
Menurutbeberapapenelitian,
kejadian
stunting
padabalitamerupakansuatu
proses
kumulatif
yang
terjadisejakkehamilan,
masakanakkanakdansepanjangsikluskehidupan. Padamasainimerupakan proses
terjadinya stunting padaanak danpeluangpeningkatan stunting
terjadidalam 2 tahunpertamakehidupan.
1. Asupanmakanantidakseimbang
(Berkaitandengankandunganzatgizidalammakananyaitukarbohidrat
, protein, lemak, mineral, vitamin, dan air.
2. Riwayatberatbadanlahirrendah.
3. Riwayatpenyakit
C. Ciri-CiriBalita Stunting
1. BertubuhPendek.
Anak stunting sudahpastiakanmemilikiperawakanpendek.
inidapatdenganmudahdilihatdandibandingkandengantemantemanseusianya.
2. SeringSakit.
Hal
3. MenurunnyaKemampuanKognitif.
4. BertambahGemuk.
D. DampakStunting
Stunting merupakan wujud dari adanya gangguan pertumbuhan pada
tubuh. Otakmerupakan salah satu organ yang cepat mengalami risiko. Hal
tersebut dikarenakan di dalam otak terdapat sel-sel saraf yang berkaitan
dengan respon anak termasuk dalam melihat, mendengar, dan berpikir
selama proses belajar (Picauly and Toy, 2013).
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stunting
Menurut (UNICEF FRAMEWORK, 2007), Beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi stunting diantaranya adalah
1.
FaktorIndividu
a. Asupan zat gizikurang
Masalah gizi yang dapat terjadi pada balita adalah
tidak seimbangnya antara jumlah asupan makan atau zat
gizi yang diperoleh dari makanan dengan kebutuhan gizi
yang dianjurkan pada balita misalnya Kekurangan Energi
Protein (KEP) (Puspasari and Andriani, 2017).
b. Penyakit infeksi
Kejadian infeksi merupakan suatu gejala klinis
suatu penyakit pada anak yang akan mempengaruhi pada
penurunan nafsu makan anak., sehingga asupan makanan
anak akan berkurang. Apabila terjadi penurunan asupan
makan dalam waktu yang lama dan disertai kondisi
muntah dan diare, maka anak akan mengalami zat gizi dan
2.
cairan. Hal ini akan berdampak pada penurunan berat
badan anak yang semula memiliki status gizi yang baik
sebelum mengalami penyakit infeksi menjadi status gizi
kurang. Apabila kondisi tersebut tidak termanajemen
dengan baik maka anak akan mengalami gizi buruk
(Yustianingrum dan Adriani, 2017). Kejadian penyakit
infeksi yang berulang tidak hanya berakibat pada
menurunnya berat badan atau rendahnya nilai indikator
berat badan menurut umur, tetapi juga akan berdampak
pada indikator tinggi badan menurut umur (Welasasih dan
Wirjatmadi, 2008).
c. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Berat badan lahir dikategorikan menjadi BBLR
dan normal sedangkan panjang badan lahir dikategorikan
pendek dan normal. Balita masuk dalam kategori BBLR
(Berat Badan Lahir Rendah), jika balita tersebut memiliki
berat badanlahir kurang dari 2500 gram sedangkan
kategori panjang badan lahir kategori pendek jika balita
memiliki panjang badan lahir kurang dari 48 cm
(Ngaisyah, 2016).
Faktor Pengasuh/Orang Tua
a. Pengetahuan dansikap
Pengetahuan gizi yang kurang atau kurangnya
menerapkan pengetahuan gizi dalam kehidupan sehari-hari
dapat menimbulkan masalah gizi pada seseorang. Tingkat
pengetahuan gizi seseorang akan sangat berpengaruh terhadap
sikap dan tindakan dalam memilih makanan yang akan
berpengaruh terhadap gizi. Pengetahuan tentang gizi orang tua
terutama ibu sangat berpengaruh terhadap tingkat kecukupan
gizi yang diperoleh oleh balita.Pengetahuan gizi ibu yang baik
akan meyakinkan ibu untuk memberikan tindakan yang tepat
untuk memenuhi kebutuhan gizi balita, terutama yang
berkaitan dengan kandungan zat-zat dalam makanan, menjaga
kebersihan makanan, waktu pemberian makan dan lain-lain,
sehingga pengetahuan yang baik akan membantu ibu atau
orang tua dalam menentukan pilihan kualitas dan kuantitas
makanan (Fatimah, Nurhidayah dan Rakhmawati, 2008;
3.
Rahmatillah,2018).
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek. Sikap ibu merupakan faktor yang
tidak langsung yang dapat mempengaruhi status gizi balita
(Rahmatillah, 2018).
b. Ketahananpangan
Aksespanganuntukmemenuhikebutuhangizidipengaruhi
olehpendapatan
yang
rendah.Upayapeningkatanpendapatanmaupunkemampuandaya
belipadakelompoktergolongrentanpanganmerupakankunciuntu
kmeningkatkanaksesterhadappangan
(JayarnidanSumarmi,
2018).
c. Polaasuh
Polaasuhanakmerupakanperilaku
yang
dipraktikkanolehpengasuhanakdalampemberianmakan,
pemeliharaankesehatan,
pemberianstimulasi,
sertadukunganemosional yang dibutuhkananakuntuk proses
tumbuhkembangnya. Kasihsayangdantanggungjawab orang
tuajugatermasukpolaasuhanak (Asrar, HamamdanDradjat,
2009).
FaktorLingkungan
a. PelayananKesehatan
Pelayanankesehatan
yang
baikpadabalitaakanmeningkatkankualitaspertumbuhandanperke
mbanganbalita,
baikpelayanankesehatanketikasehatmaupunsaatdalamkondisisa
kit.
Pelayanankesehatananakbalitamerupakanpelayanankesehatanba
gianakberumur
12-59
bulan
yang
memperolehpelayanansesuaistandar,
meliputipemantauanpertumbuhan minimal 8 kali setahun,
pemantauanperkembangan minimal 2 kali setahun, pemberian
vitamin A 2 kali setahun (Kemenkes, 2016).
Keaktifanbalitakeposyandusangatbesarpengaruhnyaterhadappe
mantauan
status
gizi.Kehadiranbalitakeposyandumenjadiindikatorterjangkaunya
pelayanankesehatanpadabalita,
karenabalitaakanmendapatkanpenimbanganberatbadan,
pemeriksaankesehatanjikaterjadimasalah,
pemberianmakantambahandanpenyuluhangizisertamendapatim
unisasidan program kesehatan lain seperti vitamin A
dankapsulyodium. Balita yang mendapatkan program
kesehatandasarmakadiharapkanpertumbuhandanperkembangan
nyaterpantau,
karenapadamasabalitaterjadirawan/rentanterhadapinfeksidanren
tanterkenapenyakitgizi.Anak
yang
sehatbukankarenaanaksemakingemuktetapianak
yang
jugamengalamikenaikankarenapertambahantinggi
(WelasasihdanWirjatmadi, 2008).
b. Sanitasilingkungan
Aksesterhadap air bersihdanfasilitassanitasi yang
burukdapatmeningkatkankejadianindeksi
yang
dapatmembuatenergiuntukpertumbuhanteralihkankepadatubuh
perlawanantubuhmenghadapiinfeksi,
gizisulitdiserapolehtubuhdanterhambatnyapertumbuhan
(Kemenkes,
2016).Faktorsanitasidankebersihanlingkunganberpengaruhpada
tumbuhkembanganak,
karenapadausiaanakanakrentanterhadapberbagaiinfeksidanpenyakit.
Paparanterusmenerusterhadapkotoranmanusiadanbinatangdapat
menyebabkaninfeksibakterikronis.Infeksitersebutdisebabkanole
hpraktiksanitasidankebersihan
yang
kurangbaik
yang
membuatgizisulitdiserapolehtubuh.Salah
satupemicugangguansaluranpencernaanyaitusanitasidankebersi
hanlingkungan
yang
rendah.Hal
tersebutmembuatenergiuntukpertumbuhanteralihkankepadaperl
awanantubuhmenghadapiinfeksi (MCA, 2013).
F. PencegahanStunting
1. Kejadianbalita
stunting dapatdiputusmatarantainyasejakjanindalamkandungandenganc
aramelakukanpemenuhankebutuhanzatgiziibuhamil,
artinyasetiapibuhamilharusmendapatkanmakanan yang cukupgizi ,
mendapatkansuplementasigizi (tablet Fe) danterpantaukesehatannya.
Kejadian stunting padabalita
yang
bersifatkronisseharusnyadapatdipantaudandicegahapabilapemantauanpe
rtumbuhanbalitadilaksanakansecararutindan
benar.
Memantaupertumbuhanbalita di posyandumerupakanupaya yang
sangatstrategisuntukmendeteksidiniterjadinyagangguanpertumbuhan,
sehinggadapatdilakukanpencegahanterjadinyabalita stunting.
Download