Modul Strategi Perubahan dan Komunikasi

advertisement
PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
Manajemen Perubahan Dalam
Konteks Komunikasi
Antarbudaya (2)
Fakultas
Program Studi
Tatap Muka
PASCA SARJANA
MAGISTER ILMU
KOMUNIKASI
15
Kode MK
Disusun Oleh
MK52002
Dr. Dadan Anugrah, M.Si.
Abstract
Kompetensi
Sejatinya, perbedaan budaya
adalah keniscayaan. Dibalik
perbedaan tersebut banyak hikmah
yang kita bisa petik, di antaranya
kita bisa belajar budaya-budaya
tersebut untuk kepentingan
kehidupan, kita bisa lebih toleran
terhadap orang lain yang berbeda
budaya sehingga tumbuh saling
menghormati untuk menciptakan
keharmonisan
Setelah mempelajari modul ini,
mahasiswa diharapkan mampu
memahami:
1. Pengertian komunikasi
antarbudaya
2. Prinsip-prinsip komunikasi
antarbudaya
3. Hambatan komunikasi
antarbudaya
4. Mengelola perbedaan budaya
MODUL 15
MANAJEMEN PERUBAHAN DALAM KONTEKS
KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (2)
PENGANTAR
Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda: jenis kulit (hitam – putih),
bahasa, jenis kelamin, raut wajah, bentuk badan, dan sebagainya. Begitu juga
Tuhan menciptakan manusia dalam berbeda budaya, misalnya, di Indonesia
terdiri dari ratusan suku, bahasa, dan budaya. Budaya orang Betawi berbeda
dengan orang Bali, berbeda dengan orang Padang, berbeda dengan orang Aceh,
berbeda dengan orang Sunda, berbeda dengan orang Minang, dan seterusnya.
Sejatinya, perbedaan budaya adalah keniscayaan. Dibalik perbedaan
tersebut banyak hikmah yang kita bisa petik, di antaranya kita bisa belajar
budaya-budaya tersebut untuk kepentingan kehidupan, kita bisa lebih toleran
terhadap orang lain yang berbeda budaya sehingga tumbuh saling menghormati
untuk menciptakan keharmonisan.
Di sisi lain manusia baik dalam kapasitas pribadi (individu) maupun
kelompok (masyarakat) senantiasa memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi.
Dalam kenyataannya berbagai kebutuhan tersebut baru bisa dipenuhi apabila
kita berinteraksi dengan orang lain, sebab pada dasarnya manusia secara
individu tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.
Dalam dunia bisnis, memungkinkan setiap individu yang berbeda budaya
saling berinteraksi. Para pebisnis memerlukan pasokan barang dari berbagai
daerah bahkan dari mancanegara. Interaksi dan komunikasi antara orang-orang
yang berbeda budaya menjadi tak terhindakan. Secara mikro, lihat saja
bagaimana interaksi orang-orang di suatu pasar, mereka umumnya memiliki
perbedaan budaya, namun demi memenuhi kebutuhannya mereka melakukan
interaksi, komunikasi dan transasksi.
‘13
2
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Wawasan antarbudaya serta kemampuan komunikasi antarbudaya
sangat dibutuhkan mengingat kita berada pada dua kondisi.
1. Kita berada pada corak masyarakat yang berbeda budaya (kebhinekaan).
Ada budaya Aceh, Sunda, Minang, Ambon, dan sebagainya, dan kita
sebagai bagian dari bangsa Indonesia tidak bisa lepas dari perbedaan
budaya tersebut.
2. Apapun alasannya kita termasuk warga masayarakat dunia, atau hidup
berdampingan dengan bangsa-bangsa lain yang berbeda budaya.
Secara dasariah manusia memiliki kebutuhan (needs). Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut manusia melakukan interaksi sosial, dan interaksi sosial
pada hakekatnya adalah melakukan komunikasi. Kebutuhan akan komunikasi
sama halnya dengan kebutuhan kita akan bernafas. Dengan demikian
komunikasi adalah fakta sosial dan sekaligus sebagai fenomena sosial yang tak
terhindarkan.
Mengenai komunikasi sebagai fakta dan fenomena sosial ini diperkuat
oleh Tubbs (1996:239), demikian:
Dengan adanya inovasi teknologi dalam dua dekade terakhir ini, tulis
Gergen, “kehidupan kontemporer merupakan lautan hubungan sosial
yang melingkar-lingkar”. Di lautan itu kita harus melakukan hubungan
antarbudaya yang semakin banyak. Peningkatan komunikasi antarbudaya
telah berlangsung dengan berkembangannya jaringan penerbangan dan
jaringan komunikasi elektronik.
Dalam konteks hubungan (relasional), kita sepakat setiap orang
membutuhkan komunikasi. Sekurang-kurangnya komunikasi tersebut dilakukan
dalam:
1. Orang berbicara tentang relasi mereka dalam pekerjaan, bagaimana
mereka terlibat, bagaimana kebutuhan untuk menyatakan tenaganya;
2. Orang bicara tentang komitmen yang berkaitan dengan relasi. Komitmen
merupakan kondisi awal dari sebuah relasi;
‘13
3
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Orang berbicara relasi sebagai keterlibatan, terlibat bersama secara
kuantitatif
maupun
kualitatif
dalam
percakapan,
dialog,
membagi
pengalaman;
4. Orang bicara tentang relasi dalam istilah manipulasi, misalnya bagaimana
saling mengawasi;
5. Orang bicara tentang relasi dalam istilah untuk mempertimbangkan dan
memperhatikan (Liliweri, 2003:6).
Dari sini akan muncul saling ketergantungan yang melahirkan sebuah
komunitas bersama. Komunitas bersama meniscayakan adanya berbagai
kemungkinan untuk saling tidak sependapat, dalam arti berbeda budaya,
ideologi, gaya hidup, orientasi dan sebagainya. Berbagai problema segera akan
mengemuka dan salah satunya akan menjadi persoalan komunikasi dalam
konteks antarbudaya.
Tidak perlu bertanya, mengapa manusia diciptakan tidak sama dan
serupa, termasuk budayanya ? Perbedaan budaya pada dasarnya adalah desain
Tuhan dengan maksud untuk saling mengenal satu sama lain:
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang lakilaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan
bersuku-suku
supaya
kamu
saling
kenal
mengenal
(QS.
Hujuraat/49:13).
Firman di atas secara tersurat memberikan pemahaman bahwa manusia
perlu menjalin pergaulan meskipun berbeda suku dan bangsa. Hikmah dari itu
semua adalah saling kenal mengenal. Dengan cara demikian, manusia bisa
saling
melengkapi,
saling
berbagi,
saling
menjaga
untuk
menciptakan
kesejahteraan.
Perbedaan budaya dalam pergaulan menuntut setiap individu untuk
saling memahami dan menyadari. Secara teoretis, kemampuan akan komunikasi
antarbudaya menjadi bagian penting. Litvin merinci sekurang-kurangnya 12
alasan mengenai pentingnya mempelajari komunikasi antarbudaya, yaitu:
‘13
4
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Dunia sedang menyusut dan kapasitas untuk memahami keanekaragaman
budaya sangat diperlukan.
2. Semua budaya berfungsi dan penting bagi pengalaman anggota-anggota
budaya tersebut meskipun nilai-nilai berbeda.
3. Nilai-nilai setiap masyarakat se”baik” nilai-nilai masyarakat lainnya.
4. Setiap individu dan/atau budaya berhak menggunakan nilai-nilanya sendiri.
5. Perbedaan-perbedaan individu itu penting, namun ada asumsi-asumsi dan
pola-pola budaya mendasar yang berlaku.
6. Pemahaman atas nilai-nilai budaya sendiri merupakan prasyarat untuk
mengidentifikasi dan memahami nilai-nilai budaya lain.
7. Dengan mengatasi hambatan-hambatan budaya untuk berhubungan
dengan orang lain kita memperoleh pemahaman dan penghargaan bagi
kebutuhan, aspirasi, perasaan dan masalah manusia.
8. Pemahaman atas orang lain secara lintas budaya dan antarpribadi adalah
suatu usaha yang memerlukan keberanian dan kepekaan. Semakin
mengancam pandangan dunia orang itu bagi pandangan dunia kita,
semakin banyak yang harus kita pelajari dari dia, tetapi semakin berbahaya
untuk memahaminya.
9. Pengalaman-pengalaman
antarbudaya
dapat
menyenangkan
dan
menumbuhkan kepribadian.
10. Keterampilan-keterampilan
komunikasi
yang
diperoleh
memudahkan
perpindahan seseorang dari pandangan yang monokultural terhadap
interaksi manusia ke pandangan multikultural.
11. Perbedaan-perbedaan budaya menandakan kebutuhan akan penerimaan
dalam komunikasi, namun perbedaan-perbedaan tersebut secara arbitrer
tidaklah menyusahkan atau memudahkan.
12. Situasi-situasi komunikasi antarbudaya tidaklah statis dan bukan pula
stereotif. Karena itu, seorang komunikator tidak dapat dilatih untuk
‘13
5
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mengatasi situasi. Ia harus disiapkan untuk menghadapi suatu situasi
eksistensial.
Dalam
konteks
ini
kepekaan,
pengetahuan
dan
keterampilannya bisa membuatnya siap untuk berperan serta dalam
menciptakan lingkungan yang efektif dan saling memuaskan (Mulyana, ed.,
2001:xi).
Melengkapi diri dengan kemampuan komunikasi antarbudaya tidak
sekedar untuk tujuan pragmatis pergaulan, tetapi lebih dari itu memiliki tujuan
tertentu yang bersifat kognitif dan afektif. Litvin (dalam Mulyana, ed., 2001:xi)
merinci tujuan tersebut adalah:
1. Menyadari bias budaya.
2. Lebih peka secara budaya.
3. Memperoleh kapasitas untuk benar-benar terlibat dengan anggota dari
budaya lain untuk menciptakan
hubungan yang langgeng dan
memuaskan dengan orang tersebut.
4. Merangsang pemahaman yang lebih besar atas budaya sendiri.
5. Memperluas dan memperdalam pengalaman seseorang.
6. Mempelajari keterampilan komunikasi yang membuat seseorang mampu
menerima gaya dan isi komunikasinya sendiri.
7. Membantu memahami budaya sebagai hal yang menghasilkan dan
memelihara semesta wacana dan makna bagi para anggotanya.
8. Membantu memahami kontak antarbudaya sebagai suatu cara untuk
memperoleh pandangan ke dalam budaya sendiri: asumsi-asumsi, nilainilai, kebebasan-kebebasan dan keterbatasan-keterbatasannya.
9. Membantu memahami model-model, konsep-konsep dan aplikasi-aplikasi
bidang komunikasi antarbudaya.
10. Membantu menyadari bahwa sistem-sistem nilai
yang berbeda dapat
dipelajari secara sistematis, dibandingkan, dan dipahami.
‘13
6
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
PENGERTIAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
Kunci dari semua itu adalah bagiamana kita mampu berkomunikasi
dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan bagaimana cara kita menyikapi
perbedaan budaya tersebut. Pada ranah ini, pemahaman antarbudaya menjadi
sangat penting, sehingga pada gilirannya kita tumbuh sebagai manusia
antarbudaya yang memiliki kemampuan melakukan komunikasi dan interaksi
dalam perbedaan budaya.
Interpersonal
skill
meniscayakan
tentang
pentingnya
pemahaman
antarbudaya yang bermuara pada efektivitas komunikasi dan interaksi.
Perbedaan budaya itu sendiri bisa direntang dari mulai yang ekstrem berbeda
bangsa, negara, suku, ras, agama, dan lain-lain, hingga kepada yang sangat
“dekat”, yaitu perbedaan jenis kelamin (laki-laki – perempuan).
Pada
bagian
ini,
akan
dibahas
sekelumit
tentang
komunikasi
antarbudaya. Pembahasan ini hanya sekedar ingin memberikan pemahaman
awal tentang salah satu keterampilan komunikasi dan interaksi pada realitas
yang berbeda budaya.
Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orangorang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini. Menurut Stewart L.
Tubbs,komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang
berbeda budaya (baik dalam arti ras, etnik, atau perbedaan-perbedaan sosio
ekonomi). Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh
sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.
Komunikasi antarbudaya dapat didefinisikan dalam beberapa konteks,
yaitu:
1. Komunikasi antarbudaya adalah pernyataan diri antarpribadi yang paling
efektif antara dua orang yang saling berbeda latar belakang budaya.
‘13
7
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Komunikasi antarbudaya merupakan pertukaran pesan-pesan yang
disampaikan secara lisan, tertulis bahkan secara imajiner antara dua
orang yang berbeda latar belakang budaya.
3. Komunikasi antarbudaya merupakan pembagian pesan yang bebbentuk
informasi atau hiburan yang disampaikan secara lisan atau tertulis atau
model lainnya yang dilakukan oleh dua orang yang berbeda latar
belakang budayanya.
4. Komunikasi antarbudaya adalah pengalihan informasi dari seorang yang
berkebudayaan tertentu kepada orang yang berkebudayaan lain.
5. Komunikasi antarbudaya adalah pertukaran makna yang berbentuk
simbol yang dilakukan dua orang yang berbeda latar belakang
budayanya.
6. Komunikasi antarbudaya adalah proses pengalihan pesan yang dilakukan
seorang melalui saluran tertentu kepada orang lain yang keduanya
berasal dari latar belakang budaya yang berbeda dan menghasilkan efek
tertentu.
7. Komunikasi antar budaya adalah setiap proses pembagian informasi,
gagasan atau perasaan di antara mereka yang berbeda latar belakang
budayanya. Proses pembagian informasi itu dilakukan secara lisan dan
tertulis, juga melalui bahasa tubuh, gaya atau tampilan pribadi, atau
bantuan hal lain disekitarnya yang memperjelas pesan.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi
antarbudaya terjadi apabila orang-orang yang saling menukarkan pesan memiliki
latar belakang budaya yang berbeda.
‘13
8
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
Relativitas Bahasa
Gagasan umum bahwa bahasa memengaruhi pemikiran dan perilaku
paling banyak disuarakan oleh para antropologis linguistik. Pada akhir tahun
1920-an dan disepanjang tahun 1930-an, dirumuskan bahwa karakteristik
bahasa memengaruhi proses kognitif kita. Dan karena bahasa-bahasa di dunia
sangat berbeda-beda dalam hal karakteristik semantik dan strukturnya,
tampaknya masuk akal untuk mengatakan bahwa orang yang menggunakan
bahasa yang berbeda juga akan berbeda dalam cara mereka memandang dan
berpikir tentang dunia.
Bahasa Sebagai Cermin Budaya
Bahasa mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan budaya, makin
perbedaan komunikasi baik dalam bahasa maupun dalam isyarat-isyarat
nonverbal. Makin besar perbedaan antara budaya (dan, karenanya, makin besar
perbedaan komunikasi), makin sulit komunikasi dilakukan.Kesulitan ini dapat
mengakibatkan, misalnya, lebih banyak kesalahan komunikasi, lebih banyak
kesalahan kalimat, lebih besar kemungkinan salah paham, makin banyak salah
persepsi, dan makin banyak potong kompas (bypassing).
Mengurangi Ketidak-pastian
Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besarlah ketidak-pastian
dam ambiguitas dalam komunikasi. Banyak dari komunikasi kita berusaha
mengurangi ketidak-pastian ini sehingga kita dapat lebih baik menguraikan,
memprediksi, dan menjelaskan perilaku orang lain. Karena letidak-pasrtian dan
ambiguitas yang lebih besar ini, diperlukan lebih banyak waktu dan upaya untuk
mengurangi ketidak-pastian dan untuk berkomunikasi secara lebih bermakna.
‘13
9
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kesadaran Diri dan Perbedaan Antarbudaya
Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besar kesadaran diri
(mindfulness) para partisipan selama komunikasi. Ini mempunyai konsekuensi
positif dan negatif. Positifnya, kesadaran diri ini barangkali membuat kita lebih
waspada. ini mencegah kita mengatakan hal-hal yang mungkin terasa tidak peka
atau tidak patut. Negatifnya, ini membuat kita terlalu berhati-hati, tidak spontan,
dan kurang percaya diri.
Interaksi Awal dan Perbedaan Antarbudaya
Perbedaan antarbudaya terutama penting dalam interaksi awal dan
secara berangsur berkurang tingkat kepentingannya ketika hubungan menjadi
lebih akrab. Walaupun kita selalu menghadapi kemungkinan salah persepsi dan
salah menilai orang lain, kemungkinan ini khususnya besar dalam situasi
komunikasi antarbudaya.
Memaksimalkan Hasil Interaksi
Dalam komunikasi antarbudaya - seperti dalam semua komunikasi - kita
berusaha memaksimalkan hasil interaksi. Tiga konsekuensi yang dibahas oleh
Sunnafrank (1989) mengisyaratkan implikasi yang penting bagi komunikasi
antarbudaya. Sebagai contoh, orang akan berintraksi dengan orang lain yang
mereka
perkirakan
akan
memberikan
hasil
positif.
Karena
komunikasi
antarbudaya itu sulit, anda mungkin menghindarinya. Dengan demikian, misalnya
anda akan memilih berbicara dengan rekan sekelas yang banyak kemiripannya
dengan anda ketimbang orang yang sangat berbeda.
Kedua, bila kita mendapatkan hasil yang positif, kita terus melibatkan diri
dan meningkatkan komunikasi kita. Bila kita memperoleh hasil negatif, kita mulai
menarik diri dan mengurangi komunikasi.
‘13
10
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ketiga, kita mebuat prediksi tentang mana perilaku kita yang akan
menghasilkan hasil positif. dalam komunikasi, anda mencoba memprediksi hasil
dari, misalnya, pilihan topik, posisisi yang anda ambil, perilaku nonverbal yang
anda tunjukkan, dan sebagainya. Anda kemudian melakukan apa yang menurut
anda akan memberikan hasil positif dan berusaha tidak melakkan apa yang
menurut anda akan memberikan hasil negatif.
HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
Ketika kita berkomunikasi, salah satu hambatan datang dari perbedaan
budaya. Menurut Tubbs (2000:254), kita tidak menyadari banyak aspek budaya
kita berbeda dengan budaya-budaya lain………., kecenderungan menghakimi
nilai, adat istiadat, perilaku atau aspek-aspek budaya lain “menggunakan
kelompok kita sendiri dan adat istiadat kita sendiri sebagai standar bagi semua
penilaian. Perilaku ini yang disebut etnosentrisme.
Kendala lain dalam konteks pemahaman budaya dan komunikasi yaitu
penstereotipan
(stereotyping):
generalisasi
berdasarkan
pegalaman yang
terbatas. Misalnya: pria bercambang, berjanggut, berkopiah, dan bergamis
seringkali dicap sebagai teroris. Orang bertato sebagai preman, dan lain
sebagainya.
Sudah jelas ketika kedua kendala tersebut hadir disaat kita berkomunkasi
akan menjadi kendala tersendiri. Akibatya kita menghakimi orang lain meskipun
belum tentu kebenarannya, atau boleh jadi kita menutup diri (menghindar)
apabila bertemu dan berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya
dengan kita.
Sementara itu, Sutaryo (2005:188-191), merinci hambatan komunikasi
antarbudaya berada pada wilayah-wilayah sebagai berikut:
1) Mengabaikan perbedaan antara anda dan kelompok yang secara kultural
berbeda. Kita seringkali “lupa”, bahwa yang ada hanyalah kesamaan dan
bukan perbedaan. Ini terjadi terutama dalam hal nilai, sikap, dan
‘13
11
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kepercayaan. Kita dapat dengan mudah mengakui dan menerima
perbedaan gaya rambut, cara berpakaian, dan makanan. Tetapi acapkali
kita menganggap sama dalam hal nilai-nilai, sikap dan kepercayaan.
Padahal jelas berbeda.
2) Mengabaikan perbedaan antara kelompok kultural yang berbeda. Dalam
setiap kelompok kultural (budaya) terdapat perbedaan besar dan penting.
Sebagaimana orang Indonesia tidak sama satu sama lainnya, begitu juga
orang Amerika, Spanyol, Inggris, Prancis. Bila kita mengabaikan
perbedaan ini, kita akan terjebak ke dalam stereotif.
3) Melanggar adat kebiasaan kultural. Setiap kultur (budaya) memiliki nilainilai atau aturan yang berbeda-beda. Aturan ini menetapkan mana yang
boleh dan mana yang dilarang, mana yang pantas dan mana yang tidak
pantas, dan seterusnya. Jika kita melanggar adat kebiasaan suatu
budaya, maka kita akan menemui hambatan dalam berkomunikasi.
4) Menilai perbedaan secara negatif. Perbedaan adalah realitas yang tak
terbantahkan. Kita menyadari bahwa terdapat perbedaan di antara kultur,
kita tetap tidak boleh menilai perbedaan tersebut sebagai sesuatu yang
negatif.
5) Kejutan budaya. Kejuta budaya mengacu pada reaksi psikologis yang
dialami seseorang karena berada di tengah suatu kultur yang sangat
berbeda dengan kulturnya sendiri. Sebetunya hal itu normal, tetapi
seringkali
tidak
menyenangkan
sehingga
menimbulkan
frustrasi.
Misalnya, kita berada pada lingkungan yang sama sekali berbeda dengan
budaya kita, interaksi dan komunikasi pun menjadi tidak efektif, bahkan
mungkin kita akan banyak berbuat kesalahan. Orang yang mengalami
kejutan budaya mungkin tidak memahami beberapa hal yang sangat
mendasar:

Bagaimana minta tolong atau memberikan pujian kepada
seseorang ?
‘13
12
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Bagaimana menyampaikan atau menerima undangan makan
malam ?

Seberapa dini atau terlambat datang memenuhi janji, atau berapa
lama harus berada di sana ?

Bagaimana membedakan kesungguhan dari senda gurau dan
sopan santun dari ketidakacuhan ?

Bagaimana berpakaian untuk situasi informal, formal atau bisnis ?

Bagaimana memesan makanan di restoran atau bagaimana
memanggil pelayan ?
MENGELOLA PERBEDAAN BUDAYA
Komunikasi bisa direncanakan tetapi sering juga tanpa direncanakan.
Seorang komunikator yang baik tidak melatih dirinya untuk menghadapi situasi
yang telah direncanakan, melainkan dilatih untuk mampu berkomunikasi pada
situasi yang tidak direncanakan. Komunikasi bisa berlangsung di pasar, di
lapangan olah raga, di mesjid, dan sebagainya. Situasi-situasi susah
diprediksikan, karena berada pada ranah interaksi sosial yang dinamis dan
berkembang.
Untuk mengatasi beberapa kesulitan dalam komunikasi antarbudaya, ada
baiknya memperhatikan beberapa kiat sebagai berikut:
1. Bersikaplah terbuka untuk menerima perbedaan budaya. Sikap ini diiringi
oleh sikap menerima dan menghormati budaya orang lain sebagaimana
adanya budaya tersebut.
2. Mau berusaha mempelajari budaya lain yang berbeda. Dengan cara
demikian kita telah melatih untuk menjadi manusia antarbudaya.
‘13
13
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Hindari dominasi anda dalam percakapan dengan orang lain. Sikap egois
(ingin menang sendiri) tidak akan membawa kepada situasi mutual
understanding (sikap saling memahami).
4. Janganlah sekali-kali mengangap budaya kita yang paling tinggi,
sementara budaya orang lain rendah (kampungan).
5. Kontrol emosi ketika berbicara dengan orang yang berbeda budaya.
Berlakulah jujur, sopan, dan selalu memancarkan sikap responsif.
6. Pahamilah budaya sendiri sebagai jembatan untuk memahami budaya
orang lain.
Tubbs
(2000:261)
memberikan
tujuh
prinsip
dalam
membangun
komunitas yang penuh dengan keberagaman, yaitu:
1.
Milikilah
komitmen.
Kita
harus
punya
komitmen
kepada
prinsip
memajukan komunitas dalam kehidupan kita, juga kepada individuindividu yang bersama kita mencoba memajukan komunitas.
2.
Berhati-hatilah. Pikiran apa yang kita lakukan dan katakan. Fokuskan
kepada proses bukan hasilnya.
3.
Terimalah tanpa syarat. Terimalah orang lain sebagaimana adanya;
jangan coba mengubah atau mengendalikan mereka…., hargailah
keanekaragaman dan jangan menilai orang lain hanya berdasarkan
keanekaragama mereka.
4.
Pedulikan diri kita sendiri dan orang lain. Hindari komunikasi yang
menimbulkan
pertentangan
Bermusyawarahlah
dengan
dan
orang
adakan
dialog
lain
mengenai
bila
mungkin.
isu-isu
yang
mempengaruhi mereka dan terbukalah terhadap gagasan-gagasan
mereka.
5.
Bersikaplah penuh perhatian. Kenalilah bagaimana budaya dan etnisitas
mempengaruhi cara kita berpikir dan berperilaku. Carilah persamaan…,
seimbangkan emosi, kecemasan, dan kekhawatiran dengan akal.
‘13
14
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
6.
Berskaplah etis. Perbuatlah perilaku yang bukan merupakan alat untuk
mecapai tujuan tetapi perilaku yang secara moral benar dalam dan
dengan perilaku itu sendiri.
7.
Bersikaplah damai. Jangan melakukan kekerasan dan menipu, jangan
melanggar janji yang sah, atau suka berahasia. Berusahalah memelihara
harmoni.
Daftrar Bacaan
Anugrah, Dadan & Winny Kresnowiati, 2008. Komunikasi Antarbudaya, Konsep
dan Apliksinya. Jakarta: Jala Permata.
Cheryl Hamilton, 2008. Communicating For Results, A Guide For Business and
The Profession. USA: Belmont.
Gudykunst, William B and Molefi Kete Asante, 1989. Handbook of international
and intercultural Communication. London, Sage Publications, Ltd.
Gudykunst, William B, dan Tsukasa Nishida, 1980. Theoritical Perspectives for
studying Intercultural Communication in Handbook of International and
Intercultural
Gudykunst, William B. 1980.”Toward a Mode of Intercultural Relationship
Development” in Annual Communication Science.
Gudykunst, William B. & Young Yun Kim, 1984. Communicating With Strangers:
An Approach to Intercultural Communication. Reading, Mass: AddisonWesley.
Hafied Cangara, 2002. Penganar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajagrafindo
Persada.
Larry A. Samavor, Richard E. Porter dan Nemi C. Jain. Understanding
Intercultural Communication. Wadsaworth Publishing Company.
Larry A. Samavor, Richard E. Porter. Communication Between Culturs,
Wadsaworth Publishing Company.
Machfoedz, Mas’ud dan Mahmud Machfoedz, 2004. Komunikasi Bisis Modern
untuk Mahasiswa dan Profesi. Yogyakarta: BPFE.
Mas’ud, Machfoedz dan Mahmud Machfoedz, 2004. Komunikasi Bisnis Modern,
Untuk Mahasiswa dan Profesi. Yogyakarta: BPFE.
Morreale, Spitzberg and Barge, 2007. Human Communication Motivation,
Knowledge, and Skills. USA: Belmont.
‘13
15
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Muis, A., 2001. Indonesia Di Era Dunia Maya. Bandung: Rosda.
Mulyana, Deddy & Jalaluddin Rakhmat, 2001. Komunikasi Antarbudaya.
Bandung: Rosdakarya.
Mulyana, Deddy, 2004. Komunikasi Efektif Suatu Pendekatan Lintas Budaya.
Bandung: Rosda.
Mulyana, Deddy, 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
Onong Uchjana Effendy, 1994. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:
Rosda.
Onong Uchjana Effendy, 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
Citra Aditya bakti.
Purwanto, Djoko, 2003. Komunikasi Bisnis. Jakrta Erlangga.
Samovar, Lary A. Dan Richard E. Porter, 2000. Intercultural Communication: A
Readers. Edisi ke-9. Belmont: wadsworth.
Stewart Tubbs and Sylvia Moss, 2008. Human Communication, Principles and
Contexts. New York: McGraw-Hill.
Sumartono, 2003. Kecerdasan Komunikasi. Jakarta: Gramedia.
Supratiknya, A., 1996. Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis. Yogyakarta:
Kanisius
Vardiansyah, Dani, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor: Ghalia.
Wiryanto, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo.
Wood, Julia T., 2009. Communication in Our Lives, Fifth Edition. USA:
Wadsworth Cengage Learning.
‘13
16
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download