BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan dan individu-individu dituntut untuk berpikir global supaya bisa berkembang pesat atau sekurang-kurangnya bertahan hidup sehingga perkembangan dan kecanggihan teknologi kian meningkat dan membawa pengaruh yang besar bagi kehidupan bermasyarakat seperti tiada lagibatasan-batasan yangmenghalangiantara negara satu ke negara lainnya. Selain memberikan dampak positif, globalisasi juga memberikan dampak negatif terhadap perubahan nilai-nilai masyarakat Indonesia yaitu munculnya pola hidup konsumtif modernisasi dan globalisasi mendorong perkembangan industri yang pesat untuk penyediaan barang kebutuhan masyarakat sehingga tingkat komsumsi masyarakat turut meningkat. Perkembangan usaha di Indonesia menunjukan perkembanganyang positif. Dalam mengembangkan usahanya para pelaku bisnis dituntut untuk lebih kreatif dan lebih berinovasi. Upaya mencari keuntungan merupakan fokus utama berwirausaha, karena tanpa keuntungan sebuah perusahaan tidak akan dapat bertahan. Salah satu contoh usaha dalam bidang makanan yaitu kreasi cemilan dan minuman dari buah yang terus berkembang ragamnya seakan tak pernah kehabisan ide bisnis olahan buah. Buah-buahan tidak pernah sepi dari pembeli dan memunculkan kuliner baru yang kreatif. Saat ini, kecanggihan teknologi mempermudah perusahaan-perusahaan baik manufaktur, dagang dan jasa berupaya menjual nama dan citra perusahaan tersebut ke masyarakat luas. Disisi lain, semakin berkembangnya teknologi juga membuat tingkat persaingan antar perusahaan kian ketat. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan memerlukan strategi pemasaran yang khusus agar dapat menghadapi persaingan tersebut. Salah satu aset pentingdalam suatu organisasi adalah merek. Kotler dan Armstrong (2016:275) menyatakan bahwa brand are more than just names and symbols, they are a key element in the company’s relationship with consumers atau merek lebih dari sekedar nama dan simbol, merek adalah elemen kunci dalam hubungan antara perusahaan dengan pelanggan. Pemberian merek yang unik dan kreatif sehingga membangun citra merek atau brand imageyang positif juga merupakan salah satu strategi untuk bersaing.Aaker (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013:327) menyatakan bahwa citra merek adalah seperangkat asosiasi unik yang ingin diciptakan atau dipelihara oleh pemasar. Tjiptono (2011:112) mengatakan bahwa brand image atau brand descriptionadalah deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Citra merek menjadi hal yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan selaku pelaku pasar, karena melalui citra merek yang baik akan menimbulkan nilai-nilai emosional pada diri konsumen (Maunaza, 2012:5). Sangadji dan Sopiah (2013:327) mengatakan bahwa citra merek dapat positif maupun negatif, tergantung pada persepsi seseorang terhadap merek. Citra merek atau brand image yang baik dan positif akan menimbulkan kesan yang baik dalam benak konsumen dalam mengonsumsi suatu merek (Maunaza, 2012:19). Salah satu bentuk komunikasi pemasaran dalam membangun brand imageatau citra merek yaitu dengan iklan. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang ada di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia, dan di sisi lain, keadaan tersebut memunculkan persaingan yang semakin ketat baik antara perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Persaingan dalam dunia usaha akan mendorong perusahaan-perusahaan akan berlomba agar bisa menjadi pemimpin pasar. Salah satunya restoran yang menyediakan makanan cepat saji yaitu PT Fastfood Indonesia Tbk adalah pemilik tunggal waralaba Kentucky Fried Chicken KFCdi Indonesia yang didirikan oleh Galael Group pada tahun 1978 sebagai pihak pertama yang memperoleh waralaba KFC untuk Indonesia. Perseroan mengawali operasi restaurant pertamanya pada bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta. Restoran KFC ini mempunyai icon tersendiri yaitu “jagonya ayam”, ini dikarenakan oleh menu utama yang ditawarkan oleh KFC adalah ayam goreng empuk dan renyah. Keputusan pembelian merupakan proses pemecahan masalah. Kebanyakan konsumen, baik konsumen individu maupun pembeli organisasi melalui proses mental yang hamper sama dalam memutuskan produk dan merek yang akan dibeli.Sedangkan menurut Nugroho keputusan pembelian adalah proses mengintegrasi yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satudiantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan perilaku. Sedangkan secara umum restoran cepat saji yang memperoleh top brand tertinggi dapat dilihat pada Tabel 1.1: Tabel 1.1 Top brand Restoran Fast Foof Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa KFC berada diperingkat teratas dengan Top Brand Index Awareness mencapai 31,7% sementara MC Donald‟s menempati urutan ke-2, Hoka –Hoka Bento yang berada pada urutan ke-3. Dua waralaba ini masing –masing mencatat TBI sebesar 28,2% dan 12,1%. Burger King mencapai 9,7% yang berada di uutan 4, California Fried Chicken (CFC) mencapai 5,7% berada di urutan terakhir. KFC berada di peringkat teratas dalam penghargaan tersebut. Hal ini dikarenakan KFC mampu menarik pembeli untuk produk yang mereka tawarkan sehingga dapat menjadi makanan favorit di era modern ini. Harga adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Sehingga dengan penetapan harga yang tepat akan mampu menciptakan peningkatan volume penjualan. Menurut Kotler dan Amstrong Harga menjadi salah satu faktor dalam melakukan keputusan pembelian, Segala keputusan yang menyangkut harga akan berpengaruh terhadap aspek keuntungan atau profitabilitas perusahaan. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ria Widayanti menunjukan bahwa harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Jal ini bertentangan dengan hasil yang dilakukan oleh Nurlisa yang menunjukkan bahwa harga tidak berpengaru positif terhadap keputusan pembelian. Sedangkan menurut Ghanimata dalam penelitian yang dilakukannya menunjukan bahwa harga faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi keputusan pembelian, yang mana konsumen selalu memeriksa informasi terkait dengan harga dan mereka membuatpenilaian pada kualitas produk. Maka dalam penetapan harga keputusan pembelian harus diperhatikan dalam menunjang keberhasilan suatu perusahaan. Promosi pada hakikatnya adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang bertujuan mendorong permintaan, yang dimaksud komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan pada produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Kegiatanpromosi dilakukan antar perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen sasaran agar membelinya, serta menjadi sarana untuk membangun hubungan dengan pelanggan. Menurut Fitria Febriana menunjukan bahwa promosi berkaitan dengan interaksi melalui penjual atau pembeli yang akan menghasilkan beberapa sifat seperti sikap tingkah laku, tadinya tidak mengetahui menjadi mengerti supaya pembeli yang nantinya selalu mengingat dari produk yang dipromosikan melalui berbagai media. Manajemen KFC mempromosikan produknya dengan cara mensponsori salah satu sinetron, artis, musisi di Indonesia dan menggunakan brand ambassador dengan cara di iklankan pada televisi untuk menarik para konsumen agara tertarik dalam membeli produknya selain iklan yang ditayangkan KFC mempromosikan suatu produk dengan memasang spanduk di setiap outlet KFC khususnya di Ramayana Mall. Pemilihan media promosi harus dilakukan dengan baik karena dapat menjamin kemajuan perusahaan. Maka dari itu untuk memperoleh informasi yang lebih jelas serta bukti ilmiah mengenai bagaimana promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Kentucky Fried Chicken (KFC) Cabang Sipin Kota Jambi, perlu dilakukan penelitian secara ilmiah. Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas maka penyusun tertarik mengadakan penelitian dengan judul” Pengaruh Promosi, Brand Image dan Harga Terhadap Keputusan pembelian Dengan Minat Beli Ulang Sebagai Variabel Intervening Pada Konsumen Restoran KFC pada Cabang Ramayana Mall Kudus” 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah harga, brand image dan promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian makanan cepat saji secara simultan pada konsumen Kentucky Fried Chicken (KFC) Cabang Ramayana Mall Kudus? 2. Apakah ada pengaruh harga, promosi dan brand image secara bersamaan terhadap keputusan pembelian dengan minat beli ulang sebagai Variabel Intervening pada konsumen Restoran KFC di Ramayana Mall Kudus? 3. Bagaimana pengaruh Promosi, harga, dan brand image terhadap keputusan dengan Minat beli ulang sebagai variabel intervening? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui apakah Promosi, harga dan brand image berpengaruh terhadap keputusan dengan minat beli ulang makanan siap saji KFC di Ramayana Mall. 2. Untuk mengetahui apakah Promosi, harga, dan brand image berpengaruh terhadap minat beli ulang sebagai variabel intervening pada konsumen Restoran KFC di Ramayana Mall Kudus. 3. Untuk mengetahui pengaruh promosi, harga, dan brand image terhadap keputusan pembelian makanan cepat saji pada konsumen Kentucky Fried Chicken (KFC) Ramayana Mall di Kudus 1.4 Kegunaan penelitian 1. Bagi Penulis Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai pengaruh harga, brand image dan promosi terhadap keputusan pembelian Dengan Minat Beli Ulang Sebagai Variabel Intervening Pada Konsumen Restoran KFC pada Cabang Ramayana Mall Kudus. 2. Bagi perusahaan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap permasalahan pengaruh harga, brand image dan promosi terhadap keputusan pembelian Dengan Minat Beli Ulang Sebagai Variabel Intervening Pada Konsumen Restoran KFC pada Cabang Ramayana Mall Kudus. 3. Bagi perguruan tinggi dan akademis Agar dapat memperkaya penelitian mengenai pengaruh harga, brand image dan promosi terhadap keputusan pembelian Dengan Minat Beli Ulang Sebagai Variabel Intervening Pada Konsumen Restoran KFC pada Cabang Ramayana Mall Kudus. Diharap dapat memberi masukan dalam pengembangan kemajuan KFC di Indonesia. 1.5 Batasan Penelitian 1. Objek penelitian yang ditinjau hanya pada Kentucy Fried Chicken (KFC) Cabang Ramayana Mall Kudus. 2. Penelitian hanya terbatas pada pengaruh harga, brand image dan promosi terhadap keputusan pembelian Dengan Minat Beli Ulang Sebagai Variabel Intervening Pada Konsumen Restoran KFC pada Cabang Ramayana Mall Kudus. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Promosi Promosi merupakan suatu usaha untuk mempengaruhi pihak lain yang berperan sebagai menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade), dan mengingat (to remind)konsumen agar menanggapi (respond)produk atau jasa yang ditawarkan serta tanggapan yang diinginkan dapat berbagai bentuk dari kesadaran (awareness)akan keberadaan produk atau jasasampai pembelian yang sebenarnya. Dalam penelitian rafidah menjelaskan bahwa promosi adalah arus informasi yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi untuk melakukan pembelian dan mengetahui tentang produk.Promosi merupakan carabagaimana memperkenalkan produk kepada pelanggan dan calon pembeli melalui periklanan, penjualan perorangan, promosi penjualan dan pemasaran langsung. Dengan melakukan promosi produk akan dikenal oleh pelanggan dan diharapkan pelanggan tertarik untuk membeli produk tersebut. Menurut Cannon (2009: 69) promosi diartikan dengan mengkomunikasikan informasi antara penjual dan pembeli yang potensial atau orang lain dalam saluran untuk memengaruhi sikap dan perilaku. Promosi juga melibatkan pemberitahuan yang ditujukan kepada pelanggan bahwa produk tersedia di tempat dan harga yang tepat. Menurut Sunyoto (2015: 161) promosi adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan produk dari produsen sampai pada penjualan akhirnya, misalnya dengan spanduk maupun brosur. Promosi penjualan dapat diberikan kepada konsumen, perantara, maupun tenaga penjualan. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa promosi adalah kegiatan yang dilakukan guna memberikan informasi mengenai suatu produk kepada calon konsumen agar konsumen tersebut memiliki keinginan terkait menggunakan jasa. Kegiatan promosi/pemasaran selalu ada dalam setiap kegiatan, baik kegiatan mencari keuntungan atau kegiatan sosial. Promosi juga dilakukan dalam rangka untuk menghadapi persaingan yang terus meningkat dari waktu ke waktu (Kasmir, 2004:168). Dalam praktiknya sebuah perusahaan memiliki beberapa tujuan dalam melakukan kegiatan promosi, antara lain: 1. Untuk memenuhi kebutuhan akan suatu produk 2. Untuk memenuhi keinginan pelanggan akan suatu produk atau jasa 3. Untuk memberikan kepuasan semaksimal mungkin terhadap pelanggannya 4. Untuk meningkatkan penjualan dan laba 5. Untuk menguasai pasar dan menghadapi pesaing 2.2 Hubungan Antar Variabel Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Menurut bahar promosi adalah setiap upaya marketing yang fungsinya untuk memberikan informas atau menyakinkan para konsumen yang potensial mengenai kegunaan suatu produk atau jasa dengan tujuan untuk mendorong konsumen baik melanjutkanatau memulai pembelian harga tertentu.48Agar perusahaan berhasil terhadap produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen harus mengkomunikasi sejumlah informasi tentang perusahaan, produk, struktur harga, dan sistem distribusi kepada sejumlah pemirsa yang meliputi konsumen, perantara perdagangan dan media. Komunikasi pemasaran mengacu pada promosi dapat digunakan untuk mendapatkan keunggulan daya saing. Maka dapat ditarik kesimpulan strategi promosi para pemasar adalah untuk menyakinkan target pelanggan atau konsumen bahwa barang dan jasa yang ditawarkan tersebut memiliki keunggulan yang berbeda dibandingkan pesaing sehingga hal ini dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian, promosi berhubungan erat dengan hasil dari perilaku konsumen apakah membeli atau tidak membeli. 2.3 Pengertian Brand Image Menurut American Marketing Association,definisi merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, symbol atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Tujuan pemberian merek adalah untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang di hasilkan sehingga berbeda dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing (Freddy,2013).Pengertian image secara umum merupakan sekumpulan keyakinan, ide, kesan, dan sekumpulan persepsi dari seorang atau masyarakat terhadap suatu produk, merek, figure, organisasi, perusahan bahkan Negara yang dibentuk melalui berbagai sumber. Menurut kotler, imageyang positif memiliki 3 fungsi, yaitu: 1. Membentuk karakter produk atau perusahaan. 2. Image membentuk karakter tersebut dengan cara tersendiri, sehingga tidak keliru dengaan pesaing. 3. Imagemenyalurkan kekuatan emosional Brand Image juga merupakan hasil dari pandangan atau penelitian konsumen terhadap suatu brand baik atau buruk. Hal itu berdasarkan pertimbangan atau menyeleksi dengan membandingkan perbedaan yang terdapat pada beberapa brand, sehinggabrand penawarannya sesuai dengan kebutuhan akan terpilih. Image yang kuat dan positif akan menjadi salah satu hal yang penting. Tanpa image yang kuat dan positif, sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan yang sudah ada. Dengan menciptakan brand imageyang tepat dari suatu produk tentu akan sangat berguna bagi para konsumen, karena brang image akan mempengaruhi penilaian atas alternative brand yang dihadapinya (Freddy,2013). Dalambrand imageterkandung beberapa hal yang yang menjelaskan merek sebagai produk, merek sebagai organisasi dan merek sebagai symbol. Brand image bisa juga tercipta dari faktor-faktor lainnya. Band imagetercipta bisa dengan waktu yang sangat lama bisa juga dengan waktu yang sangat singkat.hal ini tergantung dengan perusahaan itu sendiri bagaimana membangun brand image dan memeliharanya. Brand imagemenurut Freddy Rangkuti adalahsekumpulan ingatan, kesan, dan persepsi dari seseorang, satu komunitas atau masyarakat tentang suatu merekyang terbentuk dibenak konsumen. Sedangkan menurut Philip Kotler brand imagemerupakan sejumlah keyakinan tentang merek. 2.4 Variabel Brand Image Menurut Biel dalam jurnal penelitian Setyaningsih dan Didit Darmawan variabel Brand Image adalah: 1. Citra pembuat (corporate image), citra yang ada dalam perusahaan itu sendiri. Perusahaan sebagai organisasi berusaha membangunimagenya dengan tujuan tak lain agar nama perusahaan ini bagus, sehingga akan mempengaruhi segala hal mengenai apa yang akan dilakukan oleh perusahaan. 2. Citra pemakai (user image), dapat dibentuk langsung dari pengalaman dan kontak dengan pengguna merek tersebut. Manfaat adalah nilai pribadi konsumen yang diletakkan terhadap atribut dari produk atau layanan tersebut. 3. Citra produk n(product image), citra konsumen terhadap produk yang dapat berdampak positif maupun negatif yang berkaitan dengan kebutuhan, keinginan,dan harapan dari konsumen. Sedangkan menurut Sutisna brand image memiliki tiga variabel pendukung, yaitu: 1. Citra pembuat (corporate image), merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu barang atau jasa. 2. Citra pemakai (user image),merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa. 3. Citra produk (product image), merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan seorang konsumen terhadap suatu produk. 2.5 Manfaat Brand Image Pandangan konsumen terhadap suatu brand merupakan hal yang sangat penting dalam strategi pemasaran. Suatu image akan membantu perusahaan untuk memnegtahui apakah strategi pemasaran yang dijalankan sudah tepat atau belum. Menurut Sutisna, ada beberapa manfaat dari brand image yang positif yaitu: 1. Konsumen dengan image yang positif terhadap suatu brand, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. 2. Perusahaan dapat mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan imagepositif yang telah terbentuk terhadap brandproduk lama. 3. Kebijakan family brandingdan lavrage brandingdapat dilakukan jika brand produk yang telah ada positif. 2.6 Pengertian Harga Harga jual produk adalah salah satu elemen dalam bauran pemasaran yang menghasilkan revenue penjualan, sedangkan elemen lain dari bauran itu menghasilkan biaya-biaya. Harga jual mungkin merupakan elemen dalam program pemasaran yang mudah di ubah. Sedangkan fitur produk, saluran pemasaran dan juga program promosi akan memakan waktu lebih lama untuk dapat diubah. Dapat dilihat dari penilain konsumen terhadap harga apabila harga yang ditetapkan oleh perusahaan terlalu mahal maka produk atau jasa yang bersangkutan tidak akan terjangkau oleh konsumen. Sebaliknya, jika harga yang ditawarkan terlalu murah maka perusahaan akan sulit mendapatkan laba serta persepsi konsumen terhadap kualitas produk yang ditawarkan akan rendah. Menurut Swastha & Irawan (2005:241) harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. Menurut Ferdinand (2006:225) harga merupakan salah satu variabel penting dalam pemasaran, dimana harga dapt mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk memebeli produk, karena berbagai alasan. Alasan ekonomis akan menunjukan harga yang rendah atau harga terlalu berkompetisi merupakan salah satu pemicu penting untuk meningkatkan kinerja pemasaran, tetapi alasan psikologis dapat menunjukan bahwa harga justru merupakan indikator kualitas dan karena itu dirancang sebagi salah satu istrumen penjualan sekaligus sebagai istrumen kompetisi yang menentukan. Di dalam penetapan harga suatu barang dan jasa di memiliki suatu tujuan yaitu meningkatkan penjualan, mempertahankan dan memperbaiki market share, stabilitas harga, mencapai target pengembalian investasi, dan untuk mencapai laba maksimum. Menurut Swastha dan Irawan (2005:243) dalam kenyataannya tingkat harga yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti, kondisi perekonomian, penawaran dan permintaan, elastisitas permintaan, persaingan, biaya, tujuan manajer, dan pengawasan. Harga adalah suatu nilai tukar produk barang atau jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan Karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang diperoleh perusahaan dari penjualam produknya baik berupa barang maupun jasa.Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa harga ialah jumlah semua nilai yang diberikan konsumen untuk memproleh keuntungan (benefit) atas kepemilikan atau penggunaan suatu produk atau jasa sedangkan secara historis harga menjadi faktor utama yang mempengaruhi pilihan seorang pembeli yang menetukan pangsa pasar dan tingkat keuntungan.Pada ekonomi barat ada teknik menetapkan harga setinggi –tingginya yang disebut “Skimming Price”. Dalam ajaran syariah islam tidak di benarkan mengambil keputusan sebesar – besarnya, tapi harus dalam batasan –batasan kelayakan. Dan tidak boleh melakukan perang harga dengan niat menjatuhkan pesaing, tapi besainglah secara fair, bikin keunggulan dengan tampil beda dalam kualitas dan layanan yang diberikan. 2.7 Peranan Utama Harga dalam Mempengaruhi Minat Beli Harga memiliki dua peranan utama dalam mempengaruhi minat beli, yaitu: 1. Peranan Alokasi Harga Fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya balinya. Dengan demikian adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki. 2. Peranan Informasi Dari Harga Fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai faktor–faktor produk seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara obyektif. Presepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi. 2.8 Minat Beli Ulang Pengertian minat beli ulang menurut Kotler (2007) dalam (Afra, 2017: 29) menyatakan minat beli adalah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan untuk memilih suatu produk bedasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan, dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk. Menurut Cronin et al (1992) (dalam Hendrosono & Sugiharto2013:4) minat beli ulang pada dasarnya adalah perilaku pelanggan dimana pelanggan merespon positif terhadap apa yang telah diberikan oleh suatu perusahaaan dan berminat untuk melakukan kunjungan kembali atau mengkonsumsi kembali produk perusahaan tersebut. Sementara Fornell (1996) (dalam Hendrosono dan Sugihartono 2013:4) menyatakan bahwa konsumen atau pelanggan yang puas akan melakukan kunjungan ulang pada waktu yang akan datang dan memberitau kepada orang lain atas jasa yang dirasakan. Menurut Kotler (2007) ( dalam Afra 2017:31) ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi minat beli ulang, yaitu: 1. Faktor Psikologis Faktor psikologis meliputi pengalaman belajar individu tentang kejadian di masa lalu, serta pengangaruh sikap dan keyakinan individu. Pengalaman belajar dapat di definisikan sebagi suatu perubahan perilaku akibat pengalaman sebelumnya. Timbulnya minat konsumen untuk melakukan pembelian ulang sangat dipengaruhi oleh pengalaman belajar konsumen yang akan menentukan tindakan dan pengambilan keputusan membeli. 2. Faktor Pribadi Kepribadian konsumen akan mempengaruhi persepsi dan mengambilan keputusan dalam membeli. Oleh karena itu, perananan pramuniaga toko penting dalam memebrikan pelayanan yang baik kepada konsumen. Faktor pribadi ini termasuk di dalamnya konsep diri. Konsep diri dapat di definisikan sebagai cara kita melihat diri sendiri dan dalam waktu tertentu sebagai gambaran tentang konsep yang kita pikirkan. Dalam hubungan dengan minat beli ulang, produsen perlu menciptakan situasi yang diharapkan konsumen. Begitu pula menyediakan dan melayani konsumen dengan produk dan merek yang sesuai dengan yang diharapkan konsumen. 3. Faktor Sosial Faktor sosial mencangkup kelompok anutan (small reference group).Kelompok anutan didefinisikan sebagai suatu kelompok orang yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma dan perilaku konsumen. Kelompok anutan ini merupakan kumpulan keluarga, kelompok atau orang tertentu. Dalam menganalisis minat beli ulang faktor keluarga berperan sebagai pengambilan keputusan, mengambil inisiatif, memberi pengaruh dalam keputusan pembelian, penentu apa yang di beli, siapa yang menjadi pengguna. Menurut kotler (2007:158)anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Pengaruh kelompok acuan terhadap minat minat beli ulang antara lain dalam menentukan produk dan merek yang mereka gunakan dengan aspirasi kelompoknya. Pengaruh minat beli ulang dari kelompok anutan sangat tergantung pada kualitas produksi dan informasi yang tersedia pada konsumen. Menurut Ferdinand (2002:129), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator sebagai berikut : 1. Minat transaksional : yaitu kecenderungan seseorang untuk selalu membeli ulang produk yang telah dikonsumsi. 2. Minat referensial : yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk, yang sudah dibelinya, agar juga dibeli oleh orang lain dengan referansi pengalaman konsumsinya. 3. Minat preferensial : yaitu minat yang menggambarkan prilaku seseorang yang selalu memiliki preferensi utama pada produk yang telah dikonsumsi. Preferensi ini hanya dapat diganti bila terjadi sesuatu dengan produk preferensinya. 4. Minat eksploratif : minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang di minatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk yang dilanggananinya. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakanPendekatan kuantitatif yang berbentuk penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara 2 variabel atau lebih. Penelitian ini untuk mengetahui apakah harga, brand image dan promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian Dengan Minat Beli Ulang Sebagai Variabel Intervening Pada Konsumen Restoran KFC pada Cabang Ramayana Mall Kudus. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran KFC pada Cabang Ramayana Mall Kudus dan Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2021. 3.3 Sumber data 1. Data Primer Sumber data ini adalah data yang dikumpulkan oleh peniliti langsung dari sumbernya, data primer dapat diperoleh dengan caramelakukan kuesioner ataupun observasi lapangan.59Data dalam penelitian ini adalah data langsung yang dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya melalui wawancara langsung kepada Manager, Asisten Manager, Shift Leader, dan Konsumen pada Kentucky Fried Chicken(KFC) Cabang Ramayana Mall Kudus. 2. Data Sekunder Sumber data adalah data yang diperoleh melaliui pengumpulan atau pengelolahan data yang bersifat studi dokumentasi berupa penelaah terhadap dokumentasi pribadi sebuah kelembagaan resmi referensi atau literature laporan yang memiliki relevansidengan fokus permasalahan penelitian.Teknik yang digunakan dalam pengumplan data sekunder diperoleh dari buku serta jurnal yang relevan dengan penelitian. 3.4 Instrumen Pengumpulan Data 1. Observasi Metode observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu seperti kuesioner, kalau kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang tetapi juga pada objek alam yang lain.61Observasi dilakukan dengan cara mengamati dan pencatatan mengenai pelaksanaan atau kegiatan harga dan promosi pada konsumen Kentucky Fried Chicken(KFC) Cabang Ramayana Mall Kudus. 2. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, majalah, agenda, notulen rapat dan sebagainya. Dalam penelitian sosial, dokumentasi berfungsi memberikan data atau informasi yang digunakan sebagai data pendukung atau pelengkap bagi data primer yang diperoleh observasi dan wawancara.Dokumentasi dalam penelitian ini merupakan data, informasi, dan sejarah pada Kentucky Fried Chicken (KFC) Cabang Ramayana Mall Kudus. 3. Kuesioner (Angket) Angket sebagai alat pengumpulan data untuk mendapatkan data tentang harga dan promosi. Selain itu penggunaan rumus dalam pengambilan sampel secara tidak langsung membuat penelitian terjun ke dalam penggunaan statistik parametrik. Untuk itu, penelitian menggunakan semantic deferensial untuk menaikan skal peneliti yang semulanya nominal menjadi interval sebagai salah satu syarat dalam penggunaan statistik parametric.63Dalam penelitian ini kuesioner dibagikan kepada konsumen pada Kentucky Fried Chicken(KFC) Cabang Ramayana Mall Kudus. 3.5 Populasi Dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Jadi, populasiterdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang disebut populasi ialah pelanggan atau konsumen yang telah melakukan pembelian di Kentucky Fried Chicken(KFC) Cabang Ramayana Mall Kudus. 2. Sampel Sampel sering didefiniskan sebagai bagian dari populasi sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara –cara tertentu. Oleh karena itu sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan karena dua faktor sebagai berikut : a. Peneliti bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai sebagai akibat dari besarnya jumlah populasi sehingga harus meneliti sebagian saja dari populasi. b. Peneliti bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil–hasil kepenelitiannya dalam arti mengenakan kesimpulan kepada objek, gejala, atau kejadian yang lebih luas. Dalam penelitian ini mengingat identitas populasi tidak diketahui maka prosedur pencarian responden dilakukan dengan teknik purposive sampling, dimana sampel yang di ambil dengan pertimbangan tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian. 3.6 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variable penelitian, yaitu variabel independen dan variable dependen. Kedua variable tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel independen (Variabel bebas) Variabel bebas adalah merubah/mempengaruhi variabel variabel yang lain menjadi (variabel sebab atau terikat).Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah harga, brand image dan promosi. 2. Variabel terikat (variabel dependen) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain atau variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Keputusan pembelian Dengan Minat Beli Ulang Sebagai Variabel Intervening Pada Konsumen Restoran KFC pada Cabang Ramayana Mall Kudus. 3.7 Metode Analisis Data 1. Analisis regresi linear berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan pengaruh dua atau lebih variabel prediktor (variabel bebas) terhadap satu variabel kriterium (variabel terikat) atau untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y). Selain itu analisis regresi digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yang modelnya sebagai berikut ; Y = a + b1X1+ b2X2+b3X3 Keterangan: Y: keputusan pembelian Dengan Minat Beli Ulang Sebagai Variabel Intervening X1: Harga X2: Promosi X3: Brand image b1: Koefisien Harga b2: Koefisien Promosi b3: Koefisien brand image a: Konstanta 3.8 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang akan digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak. Pada grafik normal plot, Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam regresi ditemukan adanya korelasi atas variabel bebas, karena model regresi yang baik adalah jika tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Multikolinearitas terjadi bila nilai VIF di atas 10 atau Tolarance Valuedi bawah 0,10 sebaliknya Multikolinearitas tidak terjadi bilai nilai VIF di bawah 10 atau tolerance di atas 0,10. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain, jika varians dari residual saru pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut heteroskedastisitas. Pengujian untuk mendeteksi adanya gejala heteroskedastisitasdilakukan dengan menggunakan uji Gletjer. Uji gletjer dilakukan dengan cara meregresikan residual dengan variabel independen dimana suatu variabel dikatkan tidak mengalami heteroskedastisitasapabila nilai signifikan lebih besar dari 0,05. 3.9 Teknik analisis data 1. Uji validitas Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan keahlian suatu instrumen. Interpretasi terhadap koefisien korelasi untuk menyatakan validitas item pertanyaan, jika koefisien merujuk pada angka minimal 0,3. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi maka item pertanyaan semakin valid. 2. Uji realibilitas Reliabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Uji reliabilitas menggunakan uji statistik Cronbach‟s Alpha, di mana suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai cronbach‟s alpha (a) adalah di atas 0,6. 3. Uji Simultan (Uji F) Uji F merupakan metode pengujian dalam statistik yang digunakan untuk menguji besarnya pengaruh semua variabel bebas secara berganda (bersama-sama) terhadap variabel terikat. 4. Uji Parsial( Uji t) Uji t merupakan metode pengujian dalam statistic yang akan digunakan untuk menguji besarnya pengaruh semua variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.