BABII TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 11.1 TINJAUAN UMUM 11.1.1 MIX USE BUILDING Mixed Use Building adalah penggabungan dua masa bangunan atau lebih ke dalam satu wadah dengan cara yang terkoordinasi dan saling terkait satu sama lain seperti: kantor, tempat perbelanjaan, hotel, atau perumahan. (Sumber: R. Michael Hampton,"One Dozen Apartments & Townhomes: A Cost Analysis", NAHB Builder's Showl997) Tujuannya untuk mengurangi ruang-ruang yang tidak berfungsi, menjadikan penggunaan laban lebih efektif dan efisien, membuat pelayanan kebutuhan lebih mudah, dan lingkungan menjadi lebih nyaman dihuni. Penyatuan berbagai fungsi dan aktivitas ini dalam satu bangunan atau kompleks bangunan biasanya diwadahi dalam bangunan atau kompleks bangunan besar sehingga sering disebut sebagai superblok. Dalam penerapannya, konsep bangunan mix use building digunakan untuk memperbaiki dan mewujudkan kualitas hidup lingkungan perkotaan yang lebih baik pada masa mendatang. (Sumber: Dean Schwanke & associate, "Mixed use development handbook'') Bentuk dan kedekatan dalam kegiatan kompleks yang berada di dalarnnya, lebih berorientasi kepada penciptaan suatu lingkungan perkotaan terpadu dalam suatu kawasan mix use. • Ciri-ciri Mixed Use 1. Mewadahi 2 fungsi urban atau 1ebih misalnya terdiri dari retail, perkantoran, hunian, hotel, dan entertainment! cultural! recreation. 2. Terjadi integrasi dan sinergi fungsional 3. Terdapat ketergantungan kebutuhan antara masing-masing fungsi bangunan yang memperkuat sinergi dan integrasi antar fungsi tersebut. (Sumber: Dikembangkan dari panduan perancangan bangunan komersial p.281) • Manfaat Mixed Use 1. Kelengkapan fasilitas yang tinggi pada bangunan superblok, memberikan kemudahan bagi pengunjunguya. 2. Peningkatan direncanakan kualitas fisik dengan lingkungan. matang pada Kelengkapan suatu kawasan fasilitas yang yang luas memungkinkan diadakannya rancangan yang baik termasuk perbaikan rancangan kualitas lingkungan. 3. Efisiensi pergerakan. Dengan pengelompokan berbagai fungsi dan aktivitas dalam suatu superblok berarti terdapat efisiensi pergerakkan bagi pengguna bangunan tersebut. 4. Vitalitas dan generator pertumbuhan. Pembangunan superblok pada salah satu bagian kota berpotensi meningkatkan pertumbuhan kawasan sekitarnya sebagai respon terhadap kebutuhan layanan bagi para pengguna bangunan tersebut. 5. Penghematan pendanaan pembangunan. Pembangunan dalam satu komplek atau kawasan dapat berbagai fasilitas mengefisienkan dana pembangunan misalnya dengan efisiensi dana pembangunan infrastrnktur. 6. Menghambat perluasan kota. Superblok dapat diasumsikan pertumbuhan kota secara vertical, karenannya pembangunan sebagai superblok dapat meminimalkan perluasan kota secara horisontal. 7. Integrasi sistem-sistem. pengembangan Sesuasi fungsi-fungsi di persyaratan dalamnya sebuah harus terintegrasi, saling menguntungkan antar fungsi. superblok, dirancang Integrasi ini secara dapat merupakan sisbiosis mutualisme antar fungsi. (Sumber: Panduan perancangan bangunan komersial p.281) 11.1.2 RUMAH SUSUN • Pengertian Rumah Susun Rusun adalah kepanjangan dari rumah susun. Kerap dikonotasikan sebagai apartemen versi sederhana, walupun sebenarnya apartemen bertingkat sendiri bisa dikategorikan sebagai rumah susun. Rusun menjadi jawaban atas terbatasnya lahan untnk pemukiman di daerah perkotaan. Karena mahalnya harga tanah di kota besar maka masyarakat terpaksa membeli rumah di luar kota. Hal ini adalah pemborosan. Pemborosan terjadi pada: • pemborosan waktu • pemborosan biaya • pemborosan lingkungan (karena pencemaran) • pemborosan sosial (karena tersitanya waktu untuk bersosialisasi) Untuk mengatasi berbagai dampak negatif tersebut, maka pembangunan perumahan dan permukiman, terutama eli kota-kota metropolitan dan besar eli Indonesia sudah harus eliarahkan menuju pembangunan ke arah vertikal dalam bentuk blok-blok rumah susun. Maka perlu araban pembangunan secara nasional untuk pedoman operasional pembangunan perumahan susun yang wajib menyeeliakan eliacu oleh pemerintah kabupatenlkota dalam rangka penerapannya eli lapangan. •Tujuan Rumab Susun Memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi rak:yat, terutama bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan menengah kebawah, yang menjamin kepastian hukmn dalam pemanfaatannya. Meningkatkan daya guna tanah elidaerah perkotaan dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan menciptakan lingkungan permukiman yang lengkap, serasi dan seimbang. • Manfaat Rumah Susun • Bagi penghuni - Hunian yang lebih layak untuk tempat tiggal sebelumnya, dengan karakter dan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan penghuni. - Hunian yang dekat dengan tempat keija/buruh. Di karnakan dengan tujuan peruntukan para pedagang. - Dapat memecahkan masalah ekonomi para penghuni. • Bagi masyarakat Menciptakan lapangan kerja barn bagi lingkungan di sekitarnya, sehingga terjadi interaksi antara kompleks rumah susun dengan lingkungannya, sehingga Rumah susun dapat memberi economy value. • Bagi pemerintah Membantu program pemerintah dalam pencanangan Gerakan Nasional Pengembangan SejutaRumah (GNPSR)tahun 2003. (Sumber: www.kemenpera.go.id/file_download/ draft_jakstra_rnsun.pdf) • Jenis- Jenis Rumah Susun Ditinjau dari Jenisnya dibagi menjadi dua golongan, yaitu: a. Rumah susun sewa (RUSUNAWA) adalah Rumah Susun Sederhana Sewa, berarti pengguna harns menyewa dari pengembangnya. b. Rumah susun rnilik (RUSUNAMI) adalah rumah susun yang di peJ.jual belikan dan menjadi hak milik penghuni. 11.1.3 PASAR • Pengertian Pasar Pasar dalam arti sempit adalah tempat dimana permintaan dan penawaran bertemu, dalam hal ini lebih condong ke arah pasar tradisional. Sedangkan dalam arti luas adalah proses transaksi antara permintaan dan penawaran, dalam hal ini lebih condong ke arah pasar modem. Permintaan dan Penawaran dapat berupa Barang atau Jasa. Pasar tradisional, Pasar modern, bursa kelja, bursa efek adalah contoh pasar. • Pasar terbagi menjadi dua golongan pasar 1. Pasar Tradisional: Merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kioskios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik,jasa dan lain-lain. 2. Pasar Modern: Pasar Modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pengertian pasar modern dalam arti sesungguhnya adalah "modernisasi pasar" atau meremajakan pasar tradisional agar tidak kalah bersaing dengan pasar swalayan, hypermarket, minimarket dan sejenisnya. Pasar menurutjenisnya, jenis barang yang dijual, lokasi pasar, hari, luas jangkauan dan wujud. (Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar) • Fungsi Pasar Pasar mempunyai 2 fungsi yaitu fungsi pokok dan fungsi pada skala kecil sebagai berikut: I. Fungsi pokok: Sebagai sarana pelayanan dan penyedia kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat, juga sebagai sumber pendapatan daerah yang diperoleh dari jasa pelayanan dan perpasaran serta merupakan sarana distribusi perekonomian yang dapat menciptakan tambahan tempat usaha bidang jasa dan pencipta kesempatan kerja. 2. Fungsi pada skala kecil: Sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk saling memenuhi kebutuhannya masing-masing baik untuk kebutuhan yang bersifat konsumptif maupun untuk bidang jasa. (Sumber: Lilananda, 1997, p.B) • Jenis- Jenis Pasar pasar dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : 1. Jenis Pasar Konsumsi: Pasar Konsumsi menjual barang-barang untuk keperluan kegiatan yang mengurangi atau menghabiskan kegunaan barang/jasa. Misalnya menjual beras, sandal, lukisan, dll. Contohnya adalah Pasar Mergan di Malang, Pasar Kramat Jati, dll. 2. Pasar Faktor Produksi: Pasar Faktor Produksi menjual barang-barang keperluan usaha untuk menciptakan atau menambah fedah ekonomi suatu benda dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Misalnya menjual mesin-mesin untuk memproduksi, laban untuk pabrik, dll. (Sumber: http:!lid.wikipedia.orglwiki!Pasar) 11.2 TINJAUAN KHUSUS 11.2.1 Tinjauan Terhadap Topik dan Tema Untuk menerapkan suatu konsep pada bangunan, kita harus mengetahui latar belakang konsep tersebut, dan bangaimana konsep tersebut dapat di kaitkan dalam perancangan bangunan, berikut adalah ulasan tentang latar belakang hemat energi. Penghematan energi adalah unsur yang penting dari sebuah kebijakan energi. Penghematan energi menurunkan konsumsi energi dan permintaan kapita, sehingga dapat menutup meningkatuya kebutuhan energi per energi akibat pertumbuhan populasi. Hal ini mengurangi naiknya biaya energi, dan dapat mengurangi atau impor kebutuhan pembangkit energi energi. Berkurangnya permintaan energi dapat memberikan fleksibilitas dalam memilih metode produksi energi. Selain itu, dengan mengurangi emisi, penghematan energi merupakan bagian penting dari mencegah atau mengurangi perubahan iklim. Penghematan energi juga memudahkan digantinya sumber-sumber tak dapat diperbaharui dengan sumber- sumber yang dapat diperbaharui. Penghematan energi sering merupakan cara paling ekonomis dalam menghadapi kekurangan energi, dan merupakan cara yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan meningkatkan produksi energi. (Sumber: http://id.w1kipedia.org!wikilhemat_energi) Hemat energi dalam arsitektur adalah meninimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun produktivitas penghuninya. (Sumber: jurnal.bl.ac.id/wp-content/uploads/2008101/tri%202007.pdj) 11.2.2 Latar Belakang Hemat Energi Kenyamanan bangunan erat hubungannya dengan kondisi alam atau lingkungan disekitarnya dan upaya pengkondisian atau pengaturan ruang dalam bangunan. Permasalahan yang dihadapi dalam penerapan aspek kenyamanan pada bangunan tergantung pada obyek, bangunan yang dihadapi. Untuk bangunan yang menghendaki kualitas hunian yang sempurna maka persyaratan tersebut mutlak harus diadopsi dan diterapkan. Penerapan ini akan lebih efisien bila dikaitkan dengan masalah hemat energi dalam bangunan yang bersangkutan. Bangunan sebagai suatu sistim terkait dengan masalah yang berhubungan dengan beberapa perencanaan aspek arsitektur, tekuis struktur, utilitas, seperti aspek yang berhubungan keamanan dan dengan keselamatan, kenyamanan,kemudahan dan kesehatan. (Sumber: Dalam perwujudannya pemerintah telah menerbitkan UU.Bangunan Gedung No.28 Tahun 2002) 11.2.3 Maksud dan Tujuan Hemat Energi Peran Arsitek sebagai mengingat cadangan energi merancang desain yang ada arsitektur yang semakin hemat energi, terbatas sedangkan bangunan semakin berkembang. 11.2.4 Metode Perancangan Arsitektur Hemat Energi Penipisan cadangan minyak nasional akan menempatkan Indonesia sebagai negara pengimpor sumber daya energi ini dalam waktu dekat. Salah satu sektor penting yang sangat berpengaruh terhadap penggunaan bahan bakar minyak adalah bangunan, umuumya mengonsumsi BBM dalam bentuk energi listrik sekitar 30-60 persen dari total konsumsi BBM di suatu negara. Untuk kawasan tropis, penggunaan energi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik umumnya lebih rendah dibandingkan dengan negara di kawasan sub- tropis yang dapat mencapai 60 persen dari total konsumsi energi. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan pemanas ruang di sebagian besar bangunan saat musim dingin. Sementara di kawasan tropis, pendingin ruang (AC) hanya digunakan sejumlah kecil bangunan. Meskipun demikian, penghematan energi di sektor bangunan di wilayah tropis semacam Indonesia tetap akan memberikan kontribusi besar terhadap penurunan konsumsi energi secara nasional. Bangunan merupakan penyaring faktor seperti hujan, terik alamiah penyebab ketidaknyamanan, matahari, angin kencang, dan udara panas tropis, agar tidak masuk ke dalam bangunan. Udara luar yang panas dimodi.fikasi bangunan dengan bantuan AC menjadi udara dingin. Dalam hal ini dibutuhkan energi listrik untuk menggerakkan mesin AC. Demikian juga halnya bagi penerangan malam hari atau ketika langit mendung, diperlukan energi listrik untuk Iampu penerang. Penghematan energi melalui rancangan bangunan mengarah pada penghematan penggunaan listrik, baik bagi pendinginan udara, penerangan buatan, maupun peralatan listrik lain. Dengan strategi perancangan tertentu, bangunan dapat memodifikasi iklim luar yang tidak nyaman menjadi iklim ruang yang nyaman tanpa banyak mengonsumsi energi Iistrik. Kebutuhan energi per kapita dan nasional dapat ditekan jika secara nasional bangunan dirancang dengan konsep hemat energi. • Arsitektur Hem at Energi (Energy-Efficient Arcllitecture) Arsitektur yang berlandaskan pada pemikiranmeminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan maupun produktivitas penghuninya dengan memanfaatkan sains dan teknologi mutakhir secara aktif. Mengoptimasikan sistim tata udara-tata cahaya, integrasi antara sistim tataudara buatanalamiah, sistim tata cahaya buatan alamiah serta sinergi antarametode pasif dan aktif dengan material dan instrumen hemat energi. Gambar 2.1: Institut Du Monde Arabe, France (J.Nouvel) • Arsitektur Bioklimatik (Bioclimatic Arcllitecture/Low Energy Architecture) Arsitektur minimumenergi yang berlandaskan dengan pada memanfaatkan pendekatan energi disain alam iklim pasif dan setempat untukmenciptakan kondisi kenyamanan bagi penghuninya Dicapai dengan organisasi morfologibangunan dengan metode pasif antara lain konfigurasi bentuk massa bangunan dan perencanaan tapak, orientasi bangunan, disain fasade, peralatanpembayangan, instrumen penerangan alam, warna selubung bangunan,lansekap horisontal dan vertikal, ventilasi alamiah. Gambar 2.2: Menara Mesiniaga, Malaysia (Ken Yang) (Sumber: jumal.bl.ac.idlwp-content/uploads/200810 Iltri%202007.pdj) • Arsitektur Surya (Solar Arcltitecture) Arsitektur yang memanfaatkan energi snrya baik secara langsnng (radiasi cahaya dan termal), maupnn secara tidak langsnng (energi angin) kedalam bangnnan, dimana elemen- elemen ruang arsitektur (lantai,dinding,atap) secara integratif berfungsi sebagai sistim snrya aktif ataupnn sistim snrya pasi£ Diawali dengan arsitektur snrya pasifyangmemanfaatkan atap dan dinding sebagai kolektor panas dandikembangkan dengan sistim surya aktifyang meng implementasikankeseluruhan sistim snrya termosiphoning dan berintegrasi penub dengankeseluruban elemen arsitektur. Inovasi teknologi lanjutan dalam selphotovoltaik menghasilkan prototipe arsitektur barn yang spesifik. Gambar 2.3: The British Pavilion, Sevillen (N.Grimsh) (Sumber : jumal.bl.ac.idlwp-content/uploads/2008/0lltri%202007.pdj) Para arsitek di Barat memulai langkah merancang bangunan hemat energi sejak krisis energi tahun 1973, sementara hingga kini-30 tahun sejak krisis energi di negara Barat-belum juga muncul pernikiran ke arah itu di kalangan arsitek Indonesia. • Rancangan pasif Perancangan bangunan hemat energi dapat dilakukan dengan dua cara: secara pasif dan aktif. Perancangan pasif merupakan cara penghematan energi melalui pemanfaatan energi matahari secara pasif, yaitu tanpa mengonversikan energi matahari menjadi energi listrik. Rancangan pasif lebih mengandalkan kemampuan arsitek bagaimana rancangan bangunan dengan sendirinya mampu "mengantisipasi" permasalahan iklim luar. Perancangan pasif di wilayah tropis basah seperti Indonesia umumnya dilakukan untuk mengupayakan bagaimana pemanasan bangunan karena radiasi matahari alami. dapat dicegah, tanpa harus mengorbankan kebutnhan Sinar matahari yang terdiri penerangan atas cahaya dan panas hanya akan dimanfaatkan komponen cahayanya dan menepis panasnya. Tingkat konsumsi energi paling rendah, tanpa ataupun minimal penggunaanperalatan ME (mekanikal elektrikal) dari sumber daya yang tidak dapat diperbarui (non renewable resources) • Rancangan aktif Dalam rancangan aktif, energi matahari dikonversi menjadi energi listrik sel solar, kemudian energi listrik inilah yang digunakan memenuhi kebutnhan bangunan. Dalam perancangan secara aktif, secara simultan arsitek juga harus menerapkan strategi perancangan secara perancangan pasif, penggunaan pasif. Tanpa energi dalam bangunan penerapan strategi akan tetap tinggi apabila tingkat kenyamanan termal dan visual harus dicapai. Seluruhnya menggunakan peralatan ME yang bersumber dari energi yangtidak dapat diperbarui (energy dependent). Sisi barat dinding bangunan dilapis kontainer berisi air yang berfungsi sebagai penyerap panas matahari sore. Panas yang diserap kontainer mengurangi pemanasan bangunan siang dan sore hari. Selanjutnya kontainer akan menghangatkan bangunan pada malam hari (suhu udara luar malam hari cenderung rendah di bawah batas nyaman). Air panas dalam kontainer ini juga dimanfaatkan bagi keperluan pengguna bangunan. Dinding kaca terbuat dari bahan yang 20 persennya merupakan komponen keramik dan berfungsi mengurangi panas matahari tanpa mengorbankan cahaya yang masuk ke dalam bangunan. Penggunaan tabir air pada dinding timur ini mampu menurunkan suhu udara di dalanmya hingga I 0 derajat Celsius. Dinding bangunan sisi diperkuat selatan diberi dengan konstruksi baja. Selain mencitrakan layar kapal yang menjadi simbol lembaran semitransparan yang sebagai elemen estetika yang kejayaan Inggris di !aut, juga berfungsi mengurangi radiasi panas sisi selatan. Langkab merancang bangunan hemat energi baik secara pasif maupun aktif seperti di atas perlu dicermati. Sudab waktunya para arsitek Indonesia memulainya. Jika dalam waktu dekat Indonesia menjadi negara pengimpor minyak neto dan harga BBM dan tarif listrik dalam negeri melambung, sebagian besar bangunan yang boros energi tidak lagi dapat berfungsi. Pemakai bangunan akan menemui kesulitan menanggung biaya listrik untuk lift, AC, pompa, dan peralatan lain, yang tinggi. Masih ada waktu untuk menghindari situasi buruk semacam ini dengan memulai merancang bangunan yang hemat energi, hemat listrik, sejak sekarang. (Sumber: TRI HARSO KARYONO Bekerja di Pusat Pengkajian Kebijakan lnovasi Teknologi BPPT, Pengqjar Arsitektur di Universitas Tarumanagara, Harian Kompas). 11.2.5Prinsip- Prinsip HeMat Energi Prinsip dasar perancangan tipologi arsitektur sadar energi dan arsitektur hijau dapat di formulasikan dalam matriks berikut ini: (Sumber: The Green Skyscraper, Ken Yeang, p. 12) PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN ARSITEKTUR PARAMETER DISAIN ARSITEKTUR Konfigurasi Ban,qunan Orientasi Bangunan Fasade Bangunan Sumber Energi Energy Cost Sistim Operasional Bioclimatic Architecture Dipengaruhi Iklim Krusial HEMAT ENERGI Energy-efficient Architecture Dipengaruhi Iklim Krusial Resporsiflklim Resporsif Iklim Natural Pembangkit Solar Architecture Dipengaruhi Matahari Sangat Krusial Resporsif Matahari Pembangkit Non Renewable Non Renewable Renewable Krusial Krusial Active+Mixed Krusial Productive BIOKLIMATIK Passive+Mixed SURYA HIJAU LAIN-LAIN Green Architecture Tingkat Kenyamanan Variable Konsisten Konsisten Konsumsi Energi Sumber Material Rendah Rendah Rendah Tidak penting Tidak penting Tidak penting Material Output Biologi Tapak Tidak penting Tidak penting Tidak penting Penting Penting Penting Architecture Dipengaruhi Iklim Krusial Resporsif Lingkungan Natural+ Pembangkit Renewable & Non Renewable Krusial Passive+ Active+Mixed+ Productive Variable Konsisten Rendah Minimum dampak lingkungan Reuce-RecyleReconfigu e Krusial Pengaruh lainnya Relatif tidak penting Pengaruh lainnya Pembangkit Non Renewable Tidak oenting Passive+ Active Konsisten Tinggi/medium Tidak penting Tidak penting Tidak penting Tabel2.1: Prinsip Perancangan Arsitektur 11.3 TINJAUAN KHUSUS PROYEK DAN TAPAK 11.3.1Tinjauan Proyek Judul proyek : Rumah Susun dan Pasar Tradisonal di Jakarta Barat. Mansions and Market ofTradisonal in West Jakarta. Sifat Proyek Fiktif Pemilik Swasta Lokasi Jalan Tanjung Duren Wilayah Jakarta Barat Fungsi Hunian (nunah susun) dan Dagang (pasar tradisional) Tema Penerapan konsep hemat energi pada bangunan Rumah susun dan pasar modern .... . ,;.;-· "' "' - • .-.. ' .- i ··; Gambar 2.4: Lokasi Tapak Proyek Terhadap Kawasan (Sumber: google earth. Kondisi existing 2009) 11.3.2 Tinjauan Khusus Terhadap Peraturan Bangunan PERMEN PU NO. 60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis Pembangunan Rusuna: Perencanaan Bangunan: Bangunan rusunawa dan rusunami yang banyak dikembangkan adalah bangunan bertingkat rendah yaitu antara 4-5 lantai dengan tangga sebagai sarana transportasi vertikal. Pada bangunan rusuna 8-10 lantai sarana transportasi vertikal sudah harus dilengkapi dengan lift. Besaran ruang satuan rusun ditentukan berdasarkan standar kebutuhan ruang perorang yaitu 9M2 . Dasar pemikiran bahwa dalam satu keluarga muda rata-rata terdiri 4 anggota keluarga (orang tua ditambah 2 anak) maka kebutuhan ruang untuk setiap satuan 2 rusun adalah 36M (alternative status kepemilikan dengan harga jual sekitar 120 juta). Hal penting lain yang harus dipertimbangkan dalam menentukan luas satuan rusun adalah kemampuan membayar sewa per bulan (Rp.400.000 berdasarkan asumsi rata-rata) dan biaya listrik yang digunakan untuk penerangan dalam satuan rusun, bagian bersama dan supply air bersih. Dengan memperhatikan kemampuan ekonomi calon penghuni yaitu mampu membayar maksimal sekitar 1/3 bagian dari pendapatan per bulan, maka luas satuan rusun minimal adalah 21M Perencanaan bangunan rusun perlu 2 • memperhatikan beberapa ketentuan umum yang meliputi kepadatan bangunan, bentuk dan ukuran dasar satuan rusun, persyaratan teknis ruangan, tata letak bangunan dan jarak antar bangunan dan ketinggian bangunan : • Kepadatan Bangunan Kepadatan bangunan harus memperhitungkan agar supaya dapat mencapai optimasi daya guna dan hasil guna tanah sesuai dengan fungsinya. Ditentukan bahwa: • Luas lahan yang tertutup bangunan maksimum sama dengan 40% sedangkan 60% dari luas lahan digunakan untuk halaman atau ruang terbuka. • Luas tanah untuk bangunan rusun terhadap luas tanah bersama seluasluasnya adalah 50%. • Luas tanah untuk fasilitas ruang terbuka (taman, tempat bermain anak-anak dan lapangan olah raga) sekurangkurangnya 20%. • Luas tanah untuk fasilitas lingkungan terhadap tanah bersama seluasluasnya 30%. • Fasilitas lingkungan yang ditempatkan pada lantai bangunan rusun maksimal 30% dari jumlah luas lantai, dan tidak ditempatkan lebih dari lantai ke-3 bangunan. • Bentuk dan Ukuran Dasar Satuan Rusun Bangunan berbentuk sederhana yaitu persegi empat. Ukuran luas denah satuan rusun dapat dipilih berdasarkan ketentuan minimum yaitu 12M2 dengan panjang minimum sisi terpendek adalah 2,4M (ukuran muka ruang). • Persyaratan Teknis Ruangan Semua ruang yang dipergunakan untuk kegiatan sehari-hari harus mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan udara luar dan pencahayaan dalam jumlah yang cukup. Juga diusahakan adanya pertukaran udara dan cahaya buatan yang dapat bekerja terus menerus selama ruangan tersebut digunakan. • Tata Letak Bangunan Tata letak bangunan harus memenuhi faktor-faktor keamanan, keselamatan dan kenyamanan penghuni serta lingkungannya yaitu: •Jarak terhadap bahaya kebakaran dihitung berdasarkan jarak jilatan apr terjauh diluar rusun ditambah Iebar ruang untuk pergerakan mobil dan perlengkapan pemadam kebakaran. •Jarak pencahayaan harus dihitung terhadap arah Iintas matahari, ketinggian bangunan itu sendiri dan bangunan sekelilingnya guna menjamin terjadinya system pencahayaan alami yang cukup bagi setiap ruang dari satuan rusun dan bangunan Iainnya. •Jarak pertukaran udara harus dihitung terhadap pengaruh arah dan kecepatan angin pada ketinggian ruang dan luas bidang yang terbentuk sehingga dapat menjamin terwujudnya sistem penghawaan alami yang cukup bagi setiap ruang dari satuan rusun dan bangunan lainnya. • Jarak Antar Bangunan dan Ketinggian Bangunan Jarak antar bangunan ditentukan berdasarkan persyaratan terhadap bahaya kebakaran, pencahayaan alami, pertukaran udara, privacy dan ketinggian bangunan. Pada dua bangunan yang berdampingan dan mempunyai ketinggian sama yaitu 5 Iantai maka: • Dinding yang berhadapan salah satu dinding merupakan bidang tertutup sedangkan yang Iainnya mempunyai bidang terbuka/jendela, jarak minimum bangunan adalah 6M. • Dinding yang berhadapan dua-duanya mempunyai bukaan/jendela, jarak minimum bangunan adalah 12M. • Dinding yang berhadapan dua-duanya tertutup, jarak minimum bangunan adalah 3M. 11.3.3 Tinjauan Tapak Lokasi : Jalan Raya Tanjung Duren Wilayah : Jakarta Barat Batas - batas : - Utara : Pertokoan dan perumahan penduduk. - Selatan : Pertokoan dan perumahan penduduk. - Timur : Perumahan Penduduk. - Barat : Mesjid dan Kantor Kecamatan Grogol. LuasLapak : ±9000 1f KDB : 80% + 7.200 M K.LB :4 + 36.000 M GSB : Utara Timur 2 2 2 : 10M dari Jalan Tanjung Duren Barat 6 2 Selatan : 7M dari Jalan Tanjung Duren Barat 5 Barat : 7 M dari Jalan Tanjung Duren Raya :4M2 . Ketinggian Max. : 12 Iantai. 2 Gambar 2.5: Lokasi Tapak (Sumber: Dinas Tata Kota DKI) 11.3.4 Batas Tapak Batas-batas tapak adalah sebagai berikut : Batas tapak : Utara Jalan Tanjung Duren Barat 6 Selatan Jalan Tanjung Duren Barat 5 Barat Jalan Tanjung Duren Raya Timur Perumahan warga *Foto Keadaan di Sekitar Tapak (Surnber: Survey Bersama) Foto 2.1: Di Pertigaan Jalan Foto 2.2: Tampak Depan Foto 2.3: Tampak Samping Kiri Foto 2.4: Tampak Samping Kanan 11.3.5 Kondisi Tapak • Tapak berada diantara Jalan Tanjung Duren Raya, Jakarta Barat. • Tapak berbentuk segi empat tidak beraturan. • Luas tapak ± 9.000 m 2 • Kontur tapak relatif datar. • Tapak terletak dekat dengan Mesjid, Kantor Kecamatan, daerah perdagangan serta perumahan penduduk. Pasar kopro terletak di jalan Tanjung Duren Raya, Jakarta Barat. Pada bagian depan pasar ini hanya terdapat jalan satu arah yang terbagi dua bagian jalan, dan persimpangan jalan di samping lokasi tapak. didepan lokasi tapak ini sering terjadi kemacetan hampir setiap jarnnya, disebabkan oleh adanya aktifitas pasar pada pagi harinya, jam makan siang kantor, jalur pulang keJja pada sore harinya, serta tempat makan pada malam harinya, kemacetan lainnya juga disebabkan oleh banyaknya kendaran umum yang berhenti untuk mencari penumpang seperti bus 91, dan bajaj serta ojek yang parkir di depan trotoar/pinggir jalan. Akses ke pasar kopro dapat dicapai dengan kendaran umum maupun kendaraan pribadi. Didepan pasar kopro juga terdapat mesjid dan kantor camat, rumah makan dan toko dan rumah warga. Foto 2.5: Kondisi di Depan Tapak Sebelah kiri dari tapak merupakan jalan masuk ketapak yang memiliki akses dua arah. Disini terdapat banyak toko-toko atau kios - kios penjual bahan keperluan sehari-hari serta banyak juga pedagang kaki lima yang berjualan disini. Foto 2.6: Situasi di Kiri Tapak Sebelah Kanan tapak terdapat jalan searah, pada sisi jalan terdapat rukoruko, pedagang kaki lima, dan pedagang buah. Selain itu disini juga di jadikan sebagai pangkalan ojek dan bajaj-bajaj untuk mencari penumpang. Foto 2.7: Situasi di Kanan Tapak Di bagian belakang tapak kopro merupakan bangunan rumah tinggal dan bangunan PAM yang berwarna biro, jalan ini sangat sempit sehingga hanya dapat di akses oleh pejalan kaki dan kendaran bermotor. Foto 2.8: Situasi di Belakang Tapak Foto 2.9: Kantor PAM di Belakang Tapak 11.4 STUDI BANDING 11.4.1 Survey Lapangan Rusun Foto 2.11 : Rumah Susun Benhil Foto 2.12 : Rumah Susun Tanah Abang Foto 2.10: RumahSusunKebon Lokasi Jl. Kebon Kacang IV, Keluraban Kebon Kacang, Kecamatan Tanah Pusat Binus University-Architecture Major 2010 I Kawasan Pusat Bendungan Hilir, Jakarta I n. Tanah Abang, Kecamatan Tana Abang, Jakarta Pusat 40 Fasilitas Pencapaian Parkir Keadaan bentuk ruang Keadaan lingkungan Tipe unit Hargajual Hargasewa Sirkulasi vertikal Pos jaga, ruang serba guna, kios, lapangan olahraga, parkir mobil, parkir motor, petl):(hijauan taman (-)Membingungkan, tidak ada signagel petunjuk yang jelas Lapangan olahraga, parkir parkir motor, pengbijauan mobil, Lapangan olahraga, parkir taman, pengbijauan taman, gedung serb mushola guna, masjid (+)Mudah, karena terdapat tanda (+)Jelas, meskipun tidak ada petunjuk rumah susun yang terlihat dari jalan signage, karena tala letak yang teratu utama danjelas Parkir mobil : 51 mobil Parkir mobil : 200 mobil Parkir mobil Parkir motor : 50 motor Parkir motor : 250 motor Parkir motor (-)Terkesan sumpek dan sempit (+)Terasa !ega pada bagian koridor (-)Terasa sumpek, karena ting g karena pemakaian warna cat agak dengan Iebar yang cukup ideal plafond hanya ± 2,5 m gelap (+)Terang, karena pemakaian warn cat putih pada dalam bangunan (+)Udara segar, sirkulasi mobil (-)Kurang sejuk, karena sedikitnya (+)Sejuk, banyak taman sebagai laha terpisahjalan kaki menuju bangunan penghijauan eli area rumah susun ini penghijauan, Udara segar, sirkulasi kendaraa terisah-ialan menuju bangunan Terdiri dari 8 blok Semua blok: Tipe 21m2 Blok A : llantai 4 unit, Tipe 36m2 368 unit tipe F. 21 Blok B : I lantai 4 unit, Tipe 36 m2 166 unit tipe F. 42 66 unit tipe F. 51 ± Rp 150.000.000 - Tipe 21m2 Rp 90.000.000- 150.000.000 - Tipe42m2 Rp 200.000.000 Tipe 51m2 Rp 250.000.000 Tipe 21m2 Unit hunian : Rp 500.000 I bulan ± Rp 18.000.000 I tahun Rp 9.000.000- IO.OOO.OOOithn Kios : Rp 1.000.000 I bulan Tipe42m2 Rp 16.000.000 I tahun Tipe 51m2 Rp 18.000.000 I tahun Tangga Tangga di semua blok Tangga Blok A : 4 lift Blok B : 4 lift Blok C : 2 lift ---·· Binus University-Architecture Major 2010 41 Lebar koridor Pencahayaan 1,2 m- sincrle loaded (+)Melalui celah antar banguuan okupansi Pengudaraan 80% (+)Tidak panas karena single loaded Material Penutup atap : ashes Langit-langit : triplek Dinding : tembok di cat (-)Saluran got tidak di tutop Utilitas Sistem kearnanan Pembuangan sarnpah + 2 m - double loaded +I m (-)Koridor gelap, karena sumber (+)Kaca jendela yang tepa!menyinari cahaya hanya dari ujung dan tengah ruangan unit banguuan yang terlalu jauh 95% (+)Tidak panas karena arah hadap (+)Pengguuaan kaca jendela nak bangunan menghindari matahari barat untuk memudahkan pengaturan bukaa udara alarni (+)Terdapat bouveliech pada dapu sehingga bau masakan dapat langsun keluar (-)Tidak ada bukaan pada WC Banguuan : dinding bata di cat Banguuan : batu bata ekspos dan beto Atap: Ashes (+)Terdapat septitank untuk menyaring air kotor yang hasilnya tidak bau dan dapat digunakan untuk menyirarn tanarnan (-)Kurang terjarnin, karena banyak (+)Terjarnin, didepan tapak terdapat pintumasuk pos melewati kantor dan Jaga Pos jaga hanya ada di pintu masuk pengelola sebelum masuk ke area sirkulasi mobil hunian (-)Tidak ada pemilahan sarnpah (+)Ada shaft pembuangan sarnpah, organic dan anorganik agar sarnpah tidak tercecer kemana(-)Tidak di daurulang mana Binus University-Architecture Major 2010 (+)Ruang pompa dan ruang gens yang tepat terpusat berada di tengah tengah kawasan (+)Di setiap pintu masuk kendaraan jaga oleh tukang parkir (+)Ada pemilahan sarnpah organic da anorganik (+)Didaur ulang dengan mes kompos-tank untuk dijadikan pupuk 42 11.3.2 Survey Lapangan Pasar BSD Data PasarKopro Luas lahan Lapak ditengahnya (180CM).berada di lantai (2 x2)M, dengan koridor LapakBasah 180cm, berada dilantai dasar dengan \1SOcm, berada di lantai 2 dengan rnangan ruangan khusus. kbusus. pasar. dasar. Ukuran lapak 180 CM, Lantai dasar kbusus. Kios -kios Fasilitas - Lapangan Parkir terdiri dari 500 mobil, Binus University-Architectnre Major 2010 I - Lapangan (2 x2)M, dengan kor Parkir 43 300 motor dan SO sepeda. dan 100 motor. - Kantor Pengelola - Kantor dan Pengelola berada di depan samping kiri tapak. sao motor. - Kantor Pengelola berada di tem parkiran basement -Toilet berada di luar bangunan, punya -Toilet berada di dalam banguan bagian -Toilet Berada di dalam banguan ba bangunan tersendiri belakang. belakang - ATM center, memiliki masa bangunan - Tidak tersedia ATM center. - Tidak tersedia ATM center. tersendiri. Sistem oleh petugas - -Sampah-sampah diangknt oleh petugas -Sampah-sampah diangknt kebersihan pada saat pasar mulai ditutup, kebersihan pada saat pasar mulai ditutup, sampah, sampah di angknt tiap har dan di tampung di bak sampah. dan di tampung di bak sampah. olehPEMDA. - Tampil dengan modern dan jauh dari - Terdapat Ramayana pada lantai 3 dan - Tampil dengan modem dan jauh Tidak tersedia tempat Pembua kebersihan Kelebihan kesan kotor, bau, becek selayaknya pasar tradisional (mengubah citra lantai 4. pasar tradisional tradisional). Kekurangan (mengubah tradisional). - Harnpir tidak ada kekurangannya, contoh - Sistem pencahayaan alami yang tidak yang baik untuk pasar tradisional untuk berfungsi maksimal, menyebabkan bagian bersaing. dalarn pasar gelap. Binus Universi1y-Architecture Major 2010 kesan kotor, bau, becek selayaknya p - Tidak tersedia ATM center. 44 citra p 11.3.3 Studi Literatur Studi Literatur I Green Park View Executive Menara Kebon Jeruk Kemanggisan Residence Lokasi I I I I 2 2 kamar (BA), luas 20,25 m2 kamar (BB), luas 23,75 m2 kamar (BAU), luas 21,50 m2 kamar (BBU), luas 24,75m2 kamar (2BA), luas 33,75 m2 kamar (BC), luas 35,00 m2 - Eksekutif Bronze Tipe 25-studio - Eksekutif Silver Tipe28-2BR Eksekutif Gold Tipe36-2BR - Eksekutif Platinum I kamar, 24 m2 (semi gross) I kamar, 30 m2 (semi gross) 2 kamar, 30 m2 (semi gross) centre, kolam renang, jogging track, parkir, lapangan tennis, keamanan, empat buah lift di setiap tower, mini golf, rumah makan, tempat ibadah, keamanan, dan bus antar jemput ke shelter Binns University-Architecture Major 2010 lapangan tenis, lapangan futsal, tempat bermain anak, kolam renang, keamanan menggunakan ID Card children renang, Food court, fitness cent playground, kolam renang, ruang ser parkir, keamanan, empat buah lift (I lift barang), kliuik, ruko, ruang serba guna, tempat ibadah, TV cable 45 ATM bersa pertokoan, masjid guna,