BABII TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 11.1 TINJAUAN UMUM

advertisement
BABII
TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI
11.1
TINJAUAN UMUM
11.1.1 MIX USE BUILDING
Mixed Use Building adalah penggabungan dua masa bangunan atau lebih ke
dalam
satu wadah dengan cara yang terkoordinasi dan saling terkait satu sama lain
seperti: kantor, tempat perbelanjaan, hotel, atau perumahan.
(Sumber: R. Michael Hampton,"One Dozen Apartments & Townhomes: A Cost
Analysis", NAHB Builder's Showl997)
Tujuannya untuk mengurangi ruang-ruang yang tidak berfungsi, menjadikan
penggunaan laban lebih efektif dan efisien, membuat pelayanan kebutuhan lebih
mudah, dan lingkungan menjadi lebih nyaman dihuni. Penyatuan berbagai fungsi
dan aktivitas ini dalam satu bangunan atau kompleks bangunan biasanya diwadahi
dalam bangunan atau kompleks bangunan besar sehingga sering disebut sebagai
superblok.
Dalam penerapannya, konsep bangunan mix use building digunakan untuk
memperbaiki dan mewujudkan kualitas hidup lingkungan perkotaan yang lebih
baik pada masa mendatang.
(Sumber: Dean Schwanke & associate, "Mixed use development handbook'')
Bentuk dan kedekatan dalam kegiatan kompleks yang berada di dalarnnya,
lebih berorientasi kepada penciptaan suatu lingkungan perkotaan terpadu dalam
suatu kawasan mix use.
• Ciri-ciri Mixed Use
1. Mewadahi 2 fungsi urban atau 1ebih misalnya terdiri dari retail, perkantoran,
hunian, hotel, dan entertainment! cultural! recreation.
2. Terjadi integrasi dan sinergi fungsional
3. Terdapat ketergantungan kebutuhan antara masing-masing fungsi bangunan
yang memperkuat sinergi dan integrasi antar fungsi tersebut.
(Sumber: Dikembangkan dari panduan perancangan bangunan komersial
p.281)
• Manfaat Mixed Use
1. Kelengkapan fasilitas yang tinggi
pada bangunan superblok, memberikan
kemudahan bagi pengunjunguya.
2. Peningkatan
direncanakan
kualitas
fisik
dengan
lingkungan.
matang
pada
Kelengkapan
suatu
kawasan
fasilitas
yang
yang
luas
memungkinkan diadakannya rancangan yang baik termasuk perbaikan
rancangan kualitas lingkungan.
3. Efisiensi pergerakan. Dengan pengelompokan berbagai fungsi dan aktivitas
dalam suatu superblok berarti terdapat efisiensi pergerakkan bagi pengguna
bangunan tersebut.
4. Vitalitas dan generator pertumbuhan. Pembangunan superblok pada salah
satu
bagian
kota
berpotensi
meningkatkan
pertumbuhan
kawasan
sekitarnya sebagai respon terhadap kebutuhan layanan bagi para pengguna
bangunan tersebut.
5. Penghematan pendanaan pembangunan. Pembangunan
dalam
satu
komplek
atau
kawasan
dapat
berbagai fasilitas
mengefisienkan
dana
pembangunan misalnya dengan efisiensi dana pembangunan infrastrnktur.
6. Menghambat
perluasan
kota.
Superblok
dapat
diasumsikan
pertumbuhan kota secara vertical, karenannya pembangunan
sebagai
superblok
dapat meminimalkan perluasan kota secara horisontal.
7. Integrasi
sistem-sistem.
pengembangan
Sesuasi
fungsi-fungsi
di
persyaratan
dalamnya
sebuah
harus
terintegrasi, saling menguntungkan antar fungsi.
superblok,
dirancang
Integrasi
ini
secara
dapat
merupakan sisbiosis mutualisme antar fungsi.
(Sumber: Panduan perancangan bangunan komersial p.281)
11.1.2
RUMAH SUSUN
•
Pengertian Rumah Susun
Rusun adalah kepanjangan dari rumah susun. Kerap dikonotasikan sebagai
apartemen versi sederhana, walupun sebenarnya apartemen bertingkat sendiri
bisa dikategorikan sebagai rumah susun.
Rusun menjadi jawaban atas terbatasnya lahan untnk pemukiman di daerah
perkotaan. Karena mahalnya harga tanah di kota besar maka masyarakat terpaksa
membeli rumah di luar kota. Hal ini adalah pemborosan. Pemborosan terjadi
pada:
• pemborosan waktu
• pemborosan biaya
• pemborosan lingkungan (karena pencemaran)
• pemborosan sosial (karena tersitanya waktu untuk bersosialisasi)
Untuk mengatasi berbagai dampak negatif tersebut, maka pembangunan
perumahan dan permukiman, terutama eli kota-kota metropolitan dan besar eli
Indonesia sudah harus eliarahkan menuju pembangunan ke arah vertikal dalam
bentuk blok-blok rumah susun.
Maka
perlu
araban
pembangunan
secara
nasional untuk
pedoman operasional pembangunan perumahan susun
yang wajib
menyeeliakan
eliacu oleh
pemerintah kabupatenlkota dalam rangka penerapannya eli lapangan.
•Tujuan Rumab Susun
Memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi rak:yat, terutama bagi
golongan masyarakat yang berpenghasilan menengah kebawah, yang menjamin
kepastian hukmn dalam pemanfaatannya.
Meningkatkan daya guna tanah elidaerah perkotaan dengan memperhatikan
kelestarian sumber daya alam dan menciptakan lingkungan permukiman yang
lengkap, serasi dan seimbang.
• Manfaat Rumah Susun
• Bagi penghuni
- Hunian yang lebih layak untuk tempat tiggal sebelumnya, dengan karakter
dan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan penghuni.
- Hunian yang dekat dengan tempat keija/buruh. Di karnakan dengan tujuan
peruntukan para pedagang.
- Dapat memecahkan masalah ekonomi para penghuni.
• Bagi masyarakat
Menciptakan lapangan kerja barn bagi lingkungan di sekitarnya, sehingga
terjadi interaksi antara kompleks rumah susun dengan lingkungannya,
sehingga Rumah susun dapat memberi economy value.
• Bagi pemerintah
Membantu program pemerintah dalam pencanangan Gerakan Nasional
Pengembangan SejutaRumah (GNPSR)tahun 2003.
(Sumber: www.kemenpera.go.id/file_download/ draft_jakstra_rnsun.pdf)
• Jenis- Jenis Rumah Susun
Ditinjau dari Jenisnya dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
a. Rumah susun sewa (RUSUNAWA) adalah Rumah Susun Sederhana Sewa,
berarti pengguna harns menyewa dari pengembangnya.
b. Rumah susun rnilik (RUSUNAMI) adalah rumah susun yang di peJ.jual belikan
dan menjadi hak milik penghuni.
11.1.3 PASAR
•
Pengertian Pasar
Pasar dalam arti sempit adalah tempat dimana permintaan dan penawaran
bertemu, dalam hal ini lebih condong ke arah pasar tradisional. Sedangkan dalam
arti luas adalah proses transaksi antara permintaan dan penawaran, dalam hal ini
lebih condong ke arah pasar modem. Permintaan dan Penawaran dapat berupa
Barang atau Jasa. Pasar tradisional, Pasar modern, bursa kelja, bursa efek adalah
contoh pasar.
•
Pasar terbagi menjadi dua golongan pasar
1. Pasar Tradisional: Merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta
ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan
biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kioskios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun
suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti
bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging,
kain, pakaian barang elektronik,jasa dan lain-lain.
2. Pasar Modern: Pasar Modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional,
namun pengertian pasar modern dalam arti sesungguhnya adalah
"modernisasi pasar" atau meremajakan pasar tradisional agar tidak kalah
bersaing dengan pasar swalayan, hypermarket, minimarket dan sejenisnya.
Pasar menurutjenisnya, jenis barang yang dijual, lokasi pasar, hari, luas jangkauan
dan wujud.
(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar)
•
Fungsi Pasar
Pasar mempunyai 2 fungsi yaitu fungsi pokok dan fungsi pada skala kecil
sebagai berikut:
I. Fungsi pokok: Sebagai sarana pelayanan dan penyedia kebutuhan sehari-hari
bagi masyarakat, juga sebagai sumber pendapatan daerah yang diperoleh
dari jasa pelayanan dan perpasaran serta merupakan sarana distribusi
perekonomian yang dapat menciptakan tambahan tempat usaha bidang jasa
dan pencipta kesempatan kerja.
2. Fungsi pada skala kecil: Sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli
untuk saling memenuhi kebutuhannya masing-masing baik untuk kebutuhan
yang bersifat konsumptif maupun untuk bidang jasa.
(Sumber: Lilananda, 1997, p.B)
•
Jenis- Jenis Pasar pasar dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Jenis Pasar Konsumsi: Pasar Konsumsi menjual barang-barang untuk
keperluan kegiatan yang mengurangi atau menghabiskan kegunaan
barang/jasa. Misalnya menjual beras, sandal, lukisan, dll. Contohnya adalah
Pasar Mergan di Malang, Pasar Kramat Jati, dll.
2. Pasar Faktor Produksi: Pasar Faktor Produksi menjual barang-barang
keperluan usaha untuk menciptakan atau menambah fedah ekonomi suatu
benda dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Misalnya
menjual mesin-mesin untuk memproduksi, laban untuk pabrik, dll.
(Sumber: http:!lid.wikipedia.orglwiki!Pasar)
11.2
TINJAUAN KHUSUS
11.2.1 Tinjauan Terhadap Topik dan Tema
Untuk menerapkan suatu konsep pada bangunan, kita harus mengetahui latar
belakang konsep tersebut, dan bangaimana konsep tersebut dapat di kaitkan dalam
perancangan bangunan, berikut adalah ulasan tentang latar belakang hemat energi.
Penghematan energi adalah unsur yang penting dari sebuah kebijakan energi.
Penghematan energi menurunkan konsumsi energi dan permintaan
kapita,
sehingga
dapat
menutup
meningkatuya
kebutuhan
energi per
energi
akibat
pertumbuhan populasi. Hal ini mengurangi
naiknya biaya energi, dan dapat
mengurangi
atau impor
kebutuhan
pembangkit
energi
energi.
Berkurangnya
permintaan energi dapat memberikan fleksibilitas dalam memilih metode produksi
energi.
Selain itu, dengan mengurangi emisi, penghematan energi merupakan bagian
penting dari mencegah atau mengurangi perubahan iklim. Penghematan energi juga
memudahkan digantinya
sumber-sumber tak dapat diperbaharui dengan sumber-
sumber yang dapat diperbaharui. Penghematan energi sering merupakan cara paling
ekonomis dalam menghadapi kekurangan energi, dan merupakan cara yang lebih
ramah lingkungan dibandingkan dengan meningkatkan produksi energi.
(Sumber: http://id.w1kipedia.org!wikilhemat_energi)
Hemat energi dalam arsitektur adalah meninimalkan penggunaan energi tanpa
membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun produktivitas
penghuninya.
(Sumber: jurnal.bl.ac.id/wp-content/uploads/2008101/tri%202007.pdj)
11.2.2 Latar Belakang Hemat Energi
Kenyamanan bangunan erat hubungannya dengan kondisi alam atau lingkungan
disekitarnya
dan upaya pengkondisian atau pengaturan ruang dalam bangunan.
Permasalahan yang dihadapi dalam penerapan aspek kenyamanan pada bangunan
tergantung
pada
obyek,
bangunan
yang
dihadapi.
Untuk
bangunan
yang
menghendaki kualitas hunian yang sempurna maka persyaratan tersebut mutlak
harus diadopsi dan diterapkan. Penerapan ini akan lebih efisien bila dikaitkan
dengan masalah hemat energi dalam bangunan yang bersangkutan.
Bangunan sebagai suatu sistim terkait dengan masalah yang berhubungan
dengan
beberapa
perencanaan
aspek
arsitektur,
tekuis
struktur, utilitas,
seperti
aspek
yang
berhubungan
keamanan dan
dengan
keselamatan,
kenyamanan,kemudahan dan kesehatan.
(Sumber: Dalam perwujudannya pemerintah telah menerbitkan
UU.Bangunan
Gedung No.28 Tahun 2002)
11.2.3 Maksud dan Tujuan Hemat Energi
Peran
Arsitek sebagai
mengingat cadangan energi
merancang desain
yang
ada
arsitektur yang
semakin
hemat
energi,
terbatas sedangkan bangunan
semakin berkembang.
11.2.4 Metode Perancangan Arsitektur Hemat Energi
Penipisan cadangan minyak nasional akan menempatkan Indonesia sebagai
negara pengimpor sumber daya energi ini dalam waktu dekat. Salah satu sektor
penting yang sangat berpengaruh terhadap penggunaan bahan bakar minyak adalah
bangunan, umuumya mengonsumsi BBM dalam bentuk energi listrik sekitar 30-60
persen dari total konsumsi BBM di suatu negara.
Untuk kawasan tropis, penggunaan energi
bahan
bakar minyak (BBM) dan
listrik umumnya lebih rendah dibandingkan dengan negara di kawasan sub- tropis
yang dapat mencapai 60 persen dari total konsumsi energi. Hal ini disebabkan oleh
kebutuhan pemanas ruang
di sebagian besar
bangunan saat musim
dingin.
Sementara di kawasan tropis,
pendingin ruang
(AC) hanya digunakan sejumlah
kecil bangunan. Meskipun demikian, penghematan energi
di sektor
bangunan di
wilayah tropis semacam Indonesia tetap akan memberikan kontribusi besar terhadap
penurunan konsumsi energi secara nasional.
Bangunan merupakan penyaring faktor
seperti
hujan, terik
alamiah penyebab ketidaknyamanan,
matahari, angin kencang, dan udara panas tropis, agar tidak
masuk ke dalam bangunan. Udara luar yang panas dimodi.fikasi bangunan dengan
bantuan AC menjadi udara dingin. Dalam hal ini dibutuhkan energi listrik untuk
menggerakkan mesin AC. Demikian juga halnya bagi penerangan malam hari atau
ketika langit mendung, diperlukan energi listrik untuk Iampu penerang.
Penghematan energi melalui rancangan bangunan mengarah pada penghematan
penggunaan listrik, baik bagi pendinginan udara, penerangan buatan, maupun
peralatan listrik
lain.
Dengan strategi perancangan tertentu, bangunan dapat
memodifikasi iklim luar yang tidak nyaman menjadi iklim ruang yang nyaman
tanpa banyak mengonsumsi energi Iistrik. Kebutuhan energi per kapita dan nasional
dapat ditekan jika secara nasional bangunan dirancang dengan konsep hemat energi.
•
Arsitektur Hem at Energi (Energy-Efficient Arcllitecture)
Arsitektur yang berlandaskan pada pemikiranmeminimalkan penggunaan
energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan maupun
produktivitas penghuninya dengan memanfaatkan sains dan teknologi mutakhir
secara aktif. Mengoptimasikan sistim tata udara-tata cahaya, integrasi antara
sistim tataudara buatanalamiah, sistim tata cahaya buatan alamiah serta sinergi
antarametode pasif dan aktif dengan material dan instrumen hemat energi.
Gambar 2.1: Institut Du Monde Arabe, France (J.Nouvel)
•
Arsitektur Bioklimatik (Bioclimatic Arcllitecture/Low Energy Architecture)
Arsitektur
minimumenergi
yang
berlandaskan
dengan
pada
memanfaatkan
pendekatan
energi
disain
alam
iklim
pasif
dan
setempat
untukmenciptakan kondisi kenyamanan bagi penghuninya Dicapai dengan
organisasi morfologibangunan dengan metode pasif antara lain konfigurasi
bentuk massa bangunan dan perencanaan tapak, orientasi bangunan, disain
fasade,
peralatanpembayangan, instrumen
penerangan
alam, warna selubung
bangunan,lansekap horisontal dan vertikal, ventilasi alamiah.
Gambar 2.2: Menara Mesiniaga, Malaysia (Ken Yang)
(Sumber: jumal.bl.ac.idlwp-content/uploads/200810 Iltri%202007.pdj)
•
Arsitektur Surya (Solar Arcltitecture)
Arsitektur yang memanfaatkan energi snrya baik secara langsnng (radiasi
cahaya dan termal), maupnn secara tidak langsnng (energi angin) kedalam
bangnnan, dimana elemen- elemen ruang arsitektur (lantai,dinding,atap) secara
integratif berfungsi sebagai sistim snrya aktif ataupnn sistim snrya pasi£
Diawali dengan arsitektur snrya pasifyangmemanfaatkan atap dan dinding
sebagai kolektor panas dandikembangkan dengan sistim surya aktifyang meng
implementasikankeseluruhan sistim snrya termosiphoning dan berintegrasi
penub dengankeseluruban elemen arsitektur. Inovasi teknologi lanjutan dalam
selphotovoltaik menghasilkan prototipe arsitektur barn yang spesifik.
Gambar 2.3: The British Pavilion, Sevillen (N.Grimsh)
(Sumber : jumal.bl.ac.idlwp-content/uploads/2008/0lltri%202007.pdj)
Para arsitek di Barat memulai langkah merancang bangunan hemat energi sejak
krisis energi tahun 1973, sementara hingga kini-30 tahun sejak krisis energi di
negara Barat-belum juga muncul
pernikiran ke arah itu di kalangan arsitek
Indonesia.
• Rancangan pasif
Perancangan bangunan hemat energi dapat dilakukan dengan dua cara:
secara pasif dan aktif. Perancangan pasif merupakan cara penghematan energi
melalui pemanfaatan energi matahari secara pasif, yaitu tanpa mengonversikan
energi matahari menjadi energi listrik. Rancangan pasif lebih mengandalkan
kemampuan arsitek bagaimana rancangan bangunan dengan sendirinya mampu
"mengantisipasi" permasalahan iklim luar.
Perancangan pasif di wilayah tropis
basah
seperti
Indonesia umumnya
dilakukan untuk mengupayakan bagaimana pemanasan bangunan karena radiasi
matahari
alami.
dapat dicegah, tanpa harus mengorbankan kebutnhan
Sinar matahari
yang terdiri
penerangan
atas cahaya dan panas hanya akan
dimanfaatkan komponen cahayanya dan menepis panasnya.
Tingkat
konsumsi
energi
paling
rendah,
tanpa
ataupun
minimal
penggunaanperalatan ME (mekanikal elektrikal) dari sumber daya yang tidak
dapat diperbarui (non renewable resources)
•
Rancangan aktif
Dalam rancangan aktif, energi matahari dikonversi menjadi energi listrik
sel solar, kemudian energi listrik inilah yang digunakan memenuhi kebutnhan
bangunan. Dalam perancangan secara aktif, secara simultan arsitek juga harus
menerapkan
strategi
perancangan secara
perancangan pasif, penggunaan
pasif. Tanpa
energi dalam bangunan
penerapan
strategi
akan tetap tinggi
apabila tingkat kenyamanan termal dan visual harus dicapai. Seluruhnya
menggunakan peralatan ME yang bersumber dari energi yangtidak dapat
diperbarui (energy dependent).
Sisi barat dinding bangunan dilapis kontainer berisi air yang berfungsi
sebagai
penyerap
panas
matahari
sore.
Panas
yang
diserap
kontainer
mengurangi pemanasan bangunan siang dan sore hari. Selanjutnya kontainer
akan menghangatkan bangunan pada malam hari (suhu udara luar malam hari
cenderung rendah di bawah batas nyaman). Air panas dalam kontainer ini juga
dimanfaatkan bagi keperluan pengguna bangunan.
Dinding kaca terbuat dari bahan yang 20 persennya merupakan komponen
keramik dan berfungsi mengurangi panas matahari tanpa mengorbankan cahaya
yang masuk ke dalam bangunan. Penggunaan tabir air pada dinding timur ini
mampu menurunkan suhu udara di dalanmya hingga I 0 derajat Celsius.
Dinding bangunan sisi
diperkuat
selatan diberi
dengan konstruksi baja.
Selain
mencitrakan layar kapal yang menjadi simbol
lembaran semitransparan yang
sebagai
elemen
estetika yang
kejayaan Inggris di !aut, juga
berfungsi mengurangi radiasi panas sisi selatan.
Langkab merancang bangunan hemat energi baik secara pasif maupun aktif
seperti di atas perlu
dicermati. Sudab waktunya para
arsitek
Indonesia
memulainya. Jika dalam waktu dekat Indonesia menjadi negara pengimpor
minyak neto dan harga BBM dan tarif listrik dalam negeri melambung,
sebagian besar bangunan yang boros energi tidak lagi dapat berfungsi. Pemakai
bangunan akan menemui kesulitan menanggung biaya listrik untuk lift, AC,
pompa, dan peralatan lain, yang tinggi. Masih ada waktu untuk menghindari
situasi buruk semacam ini dengan memulai merancang bangunan yang hemat
energi, hemat listrik, sejak sekarang.
(Sumber: TRI HARSO KARYONO Bekerja di Pusat Pengkajian Kebijakan
lnovasi Teknologi BPPT, Pengqjar Arsitektur di Universitas Tarumanagara,
Harian Kompas).
11.2.5Prinsip- Prinsip HeMat Energi
Prinsip dasar perancangan tipologi arsitektur sadar energi dan arsitektur hijau
dapat di formulasikan dalam matriks berikut ini:
(Sumber: The Green Skyscraper, Ken Yeang, p. 12)
PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN ARSITEKTUR
PARAMETER
DISAIN
ARSITEKTUR
Konfigurasi
Ban,qunan
Orientasi
Bangunan
Fasade
Bangunan
Sumber
Energi
Energy Cost
Sistim
Operasional
Bioclimatic
Architecture
Dipengaruhi
Iklim
Krusial
HEMAT
ENERGI
Energy-efficient
Architecture
Dipengaruhi
Iklim
Krusial
Resporsiflklim
Resporsif Iklim
Natural
Pembangkit
Solar
Architecture
Dipengaruhi
Matahari
Sangat
Krusial
Resporsif
Matahari
Pembangkit
Non Renewable
Non Renewable
Renewable
Krusial
Krusial
Active+Mixed
Krusial
Productive
BIOKLIMATIK
Passive+Mixed
SURYA
HIJAU
LAIN-LAIN
Green
Architecture
Tingkat
Kenyamanan
Variable
Konsisten
Konsisten
Konsumsi
Energi
Sumber
Material
Rendah
Rendah
Rendah
Tidak penting
Tidak penting
Tidak penting
Material
Output
Biologi Tapak
Tidak penting
Tidak penting
Tidak penting
Penting
Penting
Penting
Architecture
Dipengaruhi
Iklim
Krusial
Resporsif
Lingkungan
Natural+
Pembangkit
Renewable &
Non Renewable
Krusial
Passive+
Active+Mixed+
Productive
Variable
Konsisten
Rendah
Minimum
dampak
lingkungan
Reuce-RecyleReconfigu e
Krusial
Pengaruh
lainnya
Relatif
tidak penting
Pengaruh
lainnya
Pembangkit
Non Renewable
Tidak oenting
Passive+ Active
Konsisten
Tinggi/medium
Tidak penting
Tidak penting
Tidak penting
Tabel2.1: Prinsip Perancangan Arsitektur
11.3
TINJAUAN KHUSUS PROYEK DAN TAPAK
11.3.1Tinjauan Proyek
Judul proyek :
Rumah Susun dan Pasar Tradisonal di Jakarta Barat.
Mansions and Market ofTradisonal in West Jakarta.
Sifat Proyek
Fiktif
Pemilik
Swasta
Lokasi
Jalan Tanjung Duren
Wilayah
Jakarta Barat
Fungsi
Hunian (nunah susun) dan Dagang (pasar tradisional)
Tema
Penerapan konsep hemat energi pada bangunan
Rumah susun dan pasar modern
....
. ,;.;-·
"'
"'
-
•
.-..
'
.-
i ··;
Gambar 2.4: Lokasi Tapak Proyek Terhadap Kawasan
(Sumber: google earth. Kondisi existing 2009)
11.3.2 Tinjauan Khusus Terhadap Peraturan Bangunan
PERMEN PU NO. 60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis Pembangunan
Rusuna: Perencanaan Bangunan: Bangunan rusunawa dan rusunami yang banyak
dikembangkan adalah bangunan bertingkat rendah yaitu antara 4-5 lantai dengan
tangga sebagai sarana transportasi vertikal. Pada bangunan rusuna 8-10 lantai sarana
transportasi vertikal sudah harus dilengkapi dengan lift. Besaran ruang satuan rusun
ditentukan berdasarkan standar kebutuhan ruang perorang yaitu 9M2 .
Dasar pemikiran bahwa dalam satu keluarga muda rata-rata terdiri 4 anggota
keluarga (orang tua ditambah 2 anak) maka kebutuhan ruang untuk setiap satuan
2
rusun adalah 36M (alternative status kepemilikan dengan harga jual sekitar 120
juta). Hal penting lain yang harus dipertimbangkan dalam menentukan luas satuan
rusun adalah kemampuan membayar sewa per bulan (Rp.400.000 berdasarkan
asumsi rata-rata) dan biaya listrik yang digunakan untuk penerangan dalam satuan
rusun, bagian bersama dan supply air bersih. Dengan memperhatikan kemampuan
ekonomi calon penghuni yaitu mampu membayar maksimal sekitar 1/3 bagian dari
pendapatan per bulan, maka luas satuan rusun minimal adalah 21M
Perencanaan bangunan rusun
perlu
2
•
memperhatikan beberapa ketentuan
umum yang meliputi kepadatan bangunan, bentuk dan ukuran dasar satuan rusun,
persyaratan teknis ruangan, tata letak bangunan dan jarak antar bangunan dan
ketinggian bangunan :
•
Kepadatan Bangunan
Kepadatan bangunan harus memperhitungkan agar supaya dapat mencapai
optimasi daya guna dan hasil guna tanah sesuai dengan fungsinya. Ditentukan
bahwa:
• Luas
lahan
yang
tertutup bangunan maksimum sama
dengan
40%
sedangkan 60% dari luas lahan digunakan untuk halaman atau ruang
terbuka.
• Luas tanah untuk bangunan rusun terhadap luas tanah bersama seluasluasnya adalah 50%.
• Luas tanah untuk fasilitas ruang terbuka (taman, tempat bermain anak-anak
dan lapangan olah raga) sekurangkurangnya 20%.
• Luas tanah untuk fasilitas lingkungan terhadap tanah bersama seluasluasnya 30%.
• Fasilitas
lingkungan yang
ditempatkan
pada
lantai bangunan
rusun
maksimal 30% dari jumlah luas lantai, dan tidak ditempatkan lebih dari
lantai ke-3 bangunan.
• Bentuk dan Ukuran Dasar Satuan Rusun
Bangunan berbentuk sederhana yaitu persegi empat. Ukuran luas denah
satuan rusun dapat dipilih berdasarkan ketentuan minimum yaitu 12M2 dengan
panjang minimum sisi terpendek adalah 2,4M (ukuran muka ruang).
•
Persyaratan Teknis Ruangan
Semua
ruang
yang
dipergunakan untuk
kegiatan
sehari-hari
harus
mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan udara luar dan
pencahayaan dalam jumlah yang cukup. Juga diusahakan adanya pertukaran udara
dan cahaya buatan yang dapat bekerja terus menerus selama ruangan tersebut
digunakan.
•
Tata Letak Bangunan
Tata letak bangunan harus memenuhi faktor-faktor keamanan, keselamatan
dan kenyamanan penghuni serta lingkungannya yaitu:
•Jarak terhadap bahaya kebakaran dihitung berdasarkan
jarak jilatan apr
terjauh diluar rusun ditambah Iebar ruang untuk pergerakan mobil dan
perlengkapan pemadam kebakaran.
•Jarak pencahayaan harus dihitung terhadap arah Iintas matahari, ketinggian
bangunan itu sendiri dan bangunan sekelilingnya guna menjamin terjadinya
system pencahayaan alami yang cukup bagi setiap ruang dari satuan rusun
dan bangunan Iainnya.
•Jarak pertukaran udara
harus
dihitung terhadap pengaruh arah dan
kecepatan angin pada ketinggian ruang dan luas bidang yang terbentuk
sehingga dapat menjamin terwujudnya sistem penghawaan alami yang
cukup bagi setiap ruang dari satuan rusun dan bangunan lainnya.
•
Jarak Antar Bangunan dan Ketinggian Bangunan
Jarak antar bangunan ditentukan berdasarkan persyaratan terhadap bahaya
kebakaran, pencahayaan alami, pertukaran udara, privacy dan ketinggian bangunan.
Pada dua bangunan yang berdampingan dan mempunyai ketinggian sama yaitu 5
Iantai maka:
• Dinding yang berhadapan salah satu dinding merupakan bidang tertutup
sedangkan yang
Iainnya
mempunyai bidang
terbuka/jendela, jarak
minimum bangunan adalah 6M.
• Dinding yang berhadapan dua-duanya mempunyai bukaan/jendela, jarak
minimum bangunan adalah 12M.
• Dinding yang berhadapan dua-duanya tertutup, jarak minimum bangunan
adalah 3M.
11.3.3 Tinjauan Tapak
Lokasi
: Jalan Raya Tanjung Duren
Wilayah
: Jakarta Barat
Batas - batas
: - Utara
: Pertokoan dan perumahan penduduk.
- Selatan : Pertokoan dan perumahan penduduk.
- Timur
: Perumahan Penduduk.
- Barat : Mesjid dan Kantor Kecamatan Grogol.
LuasLapak
: ±9000 1f
KDB
: 80%
+
7.200 M
K.LB
:4
+
36.000 M
GSB
: Utara
Timur
2
2
2
: 10M dari Jalan Tanjung Duren Barat 6
2
Selatan
: 7M dari Jalan Tanjung Duren Barat 5
Barat
: 7 M dari Jalan Tanjung Duren Raya
:4M2 .
Ketinggian Max. : 12 Iantai.
2
Gambar 2.5: Lokasi Tapak (Sumber: Dinas Tata Kota DKI)
11.3.4 Batas Tapak
Batas-batas tapak adalah sebagai berikut :
Batas tapak
: Utara
Jalan Tanjung Duren Barat 6
Selatan
Jalan Tanjung Duren Barat 5
Barat
Jalan Tanjung Duren Raya
Timur
Perumahan warga
*Foto Keadaan di Sekitar Tapak (Surnber: Survey Bersama)
Foto 2.1: Di Pertigaan Jalan
Foto 2.2: Tampak Depan
Foto 2.3: Tampak Samping Kiri
Foto 2.4: Tampak Samping Kanan
11.3.5 Kondisi Tapak
• Tapak berada diantara Jalan Tanjung Duren Raya, Jakarta Barat.
• Tapak berbentuk segi empat tidak beraturan.
• Luas tapak
± 9.000
m
2
• Kontur tapak relatif datar.
• Tapak terletak dekat dengan Mesjid, Kantor Kecamatan, daerah perdagangan
serta perumahan penduduk.
Pasar kopro terletak di jalan Tanjung Duren Raya, Jakarta Barat. Pada
bagian depan pasar ini hanya terdapat jalan satu arah yang terbagi dua bagian jalan,
dan persimpangan jalan di samping lokasi tapak. didepan lokasi tapak ini sering
terjadi
kemacetan hampir
setiap
jarnnya, disebabkan oleh adanya aktifitas pasar
pada pagi harinya, jam makan siang kantor, jalur pulang keJja pada sore harinya,
serta tempat makan pada malam harinya, kemacetan lainnya juga disebabkan oleh
banyaknya kendaran umum yang berhenti untuk mencari penumpang seperti bus 91,
dan bajaj serta ojek yang parkir di depan trotoar/pinggir jalan. Akses ke pasar kopro
dapat dicapai
dengan kendaran umum maupun kendaraan pribadi. Didepan pasar
kopro juga terdapat mesjid dan kantor camat, rumah makan dan toko dan rumah
warga.
Foto 2.5: Kondisi di Depan Tapak
Sebelah kiri dari tapak
merupakan jalan masuk ketapak yang memiliki
akses dua arah. Disini terdapat banyak toko-toko atau kios - kios penjual bahan
keperluan sehari-hari serta banyak juga pedagang kaki lima yang berjualan disini.
Foto 2.6: Situasi di Kiri Tapak
Sebelah Kanan tapak terdapat jalan searah, pada sisi jalan terdapat rukoruko, pedagang kaki lima, dan pedagang buah. Selain itu disini juga di jadikan
sebagai pangkalan ojek dan bajaj-bajaj untuk mencari penumpang.
Foto 2.7: Situasi di Kanan Tapak
Di bagian belakang tapak kopro merupakan bangunan rumah tinggal dan
bangunan PAM yang berwarna biro, jalan ini sangat sempit sehingga hanya dapat di
akses oleh pejalan kaki dan kendaran bermotor.
Foto 2.8: Situasi di Belakang Tapak
Foto 2.9: Kantor PAM di Belakang Tapak
11.4
STUDI BANDING
11.4.1
Survey Lapangan Rusun
Foto 2.11 : Rumah Susun Benhil
Foto 2.12 : Rumah Susun Tanah
Abang
Foto 2.10: RumahSusunKebon
Lokasi
Jl. Kebon Kacang IV, Keluraban
Kebon Kacang, Kecamatan Tanah
Pusat
Binus University-Architecture Major 2010
I Kawasan
Pusat
Bendungan
Hilir,
Jakarta
I n. Tanah
Abang, Kecamatan Tana
Abang, Jakarta Pusat
40
Fasilitas
Pencapaian
Parkir
Keadaan
bentuk ruang
Keadaan
lingkungan
Tipe unit
Hargajual
Hargasewa
Sirkulasi
vertikal
Pos jaga, ruang serba guna, kios,
lapangan olahraga, parkir mobil,
parkir motor, petl):(hijauan taman
(-)Membingungkan,
tidak
ada
signagel petunjuk yang jelas
Lapangan olahraga,
parkir
parkir motor, pengbijauan
mobil, Lapangan
olahraga,
parkir
taman, pengbijauan taman, gedung serb
mushola
guna, masjid
(+)Mudah, karena terdapat tanda (+)Jelas, meskipun tidak ada petunjuk
rumah susun yang terlihat dari jalan signage, karena tala letak yang teratu
utama
danjelas
Parkir mobil : 51 mobil
Parkir mobil : 200 mobil
Parkir mobil
Parkir motor : 50 motor
Parkir motor : 250 motor
Parkir motor
(-)Terkesan sumpek dan sempit (+)Terasa !ega pada bagian koridor (-)Terasa sumpek, karena ting g
karena pemakaian warna cat agak dengan Iebar yang cukup ideal
plafond hanya ± 2,5 m
gelap
(+)Terang, karena pemakaian warn
cat putih pada dalam bangunan
(+)Udara segar, sirkulasi mobil (-)Kurang sejuk, karena sedikitnya (+)Sejuk, banyak taman sebagai laha
terpisahjalan kaki menuju bangunan penghijauan eli area rumah susun ini
penghijauan,
Udara segar, sirkulasi kendaraa
terisah-ialan menuju bangunan
Terdiri dari 8 blok
Semua blok: Tipe 21m2
Blok A : llantai 4 unit, Tipe 36m2
368 unit tipe F. 21
Blok B : I lantai 4 unit, Tipe 36 m2
166 unit tipe F. 42
66 unit tipe F. 51
± Rp 150.000.000
- Tipe 21m2
Rp 90.000.000- 150.000.000
- Tipe42m2
Rp 200.000.000
Tipe
51m2
Rp 250.000.000
Tipe 21m2
Unit hunian : Rp 500.000 I bulan
± Rp 18.000.000 I tahun
Rp 9.000.000- IO.OOO.OOOithn
Kios : Rp 1.000.000 I bulan
Tipe42m2
Rp 16.000.000 I tahun
Tipe 51m2
Rp 18.000.000 I tahun
Tangga
Tangga di semua blok
Tangga
Blok A : 4 lift
Blok B : 4 lift
Blok C : 2 lift
---··
Binus University-Architecture Major 2010
41
Lebar koridor
Pencahayaan
1,2 m- sincrle loaded
(+)Melalui celah antar banguuan
okupansi
Pengudaraan
80%
(+)Tidak panas karena single loaded
Material
Penutup atap : ashes
Langit-langit : triplek
Dinding : tembok di cat
(-)Saluran got tidak di tutop
Utilitas
Sistem
kearnanan
Pembuangan
sarnpah
+ 2 m - double loaded
+I m
(-)Koridor gelap,
karena sumber (+)Kaca jendela yang tepa!menyinari
cahaya hanya dari ujung dan tengah ruangan unit
banguuan yang terlalu jauh
95%
(+)Tidak panas karena arah hadap (+)Pengguuaan kaca jendela nak
bangunan menghindari matahari barat
untuk memudahkan pengaturan bukaa
udara alarni
(+)Terdapat bouveliech pada
dapu
sehingga bau masakan dapat langsun
keluar
(-)Tidak ada bukaan pada WC
Banguuan : dinding bata di cat
Banguuan : batu bata ekspos dan beto
Atap: Ashes
(+)Terdapat septitank untuk menyaring
air kotor yang hasilnya tidak bau dan
dapat digunakan untuk
menyirarn
tanarnan
(-)Kurang terjarnin, karena banyak (+)Terjarnin, didepan tapak terdapat
pintumasuk
pos
melewati kantor
dan
Jaga
Pos jaga hanya ada di pintu masuk pengelola sebelum masuk ke area
sirkulasi mobil
hunian
(-)Tidak ada pemilahan sarnpah (+)Ada shaft pembuangan sarnpah,
organic dan anorganik
agar sarnpah tidak tercecer kemana(-)Tidak di daurulang
mana
Binus University-Architecture Major 2010
(+)Ruang pompa dan ruang gens
yang tepat terpusat berada di tengah
tengah kawasan
(+)Di setiap pintu masuk kendaraan
jaga oleh tukang parkir
(+)Ada pemilahan sarnpah organic da
anorganik
(+)Didaur ulang
dengan mes
kompos-tank untuk dijadikan pupuk
42
11.3.2
Survey Lapangan Pasar
BSD
Data
PasarKopro
Luas lahan
Lapak
ditengahnya (180CM).berada di lantai
(2 x2)M, dengan koridor
LapakBasah
180cm,
berada
dilantai
dasar
dengan \1SOcm, berada di lantai 2 dengan rnangan
ruangan khusus.
kbusus.
pasar.
dasar.
Ukuran lapak
180 CM, Lantai dasar kbusus.
Kios -kios
Fasilitas
- Lapangan Parkir terdiri dari 500 mobil,
Binus University-Architectnre Major 2010
I - Lapangan
(2 x2)M, dengan kor
Parkir
43
300 motor dan SO sepeda.
dan 100 motor.
- Kantor Pengelola
- Kantor
dan
Pengelola berada
di
depan
samping kiri tapak.
sao motor.
- Kantor
Pengelola berada
di tem
parkiran basement
-Toilet berada di luar bangunan, punya
-Toilet berada di dalam banguan bagian
-Toilet Berada di dalam banguan ba
bangunan tersendiri
belakang.
belakang
- ATM center, memiliki masa bangunan - Tidak tersedia ATM center.
- Tidak tersedia ATM center.
tersendiri.
Sistem
oleh petugas
-
-Sampah-sampah diangknt oleh petugas
-Sampah-sampah diangknt
kebersihan pada saat pasar mulai ditutup,
kebersihan pada saat pasar mulai ditutup,
sampah, sampah di angknt tiap har
dan di tampung di bak sampah.
dan di tampung di bak sampah.
olehPEMDA.
- Tampil dengan modern dan jauh dari
- Terdapat Ramayana pada lantai 3 dan
- Tampil dengan modem dan jauh
Tidak
tersedia tempat
Pembua
kebersihan
Kelebihan
kesan kotor, bau, becek selayaknya pasar
tradisional
(mengubah
citra
lantai 4.
pasar
tradisional
tradisional).
Kekurangan
(mengubah
tradisional).
- Harnpir tidak ada kekurangannya, contoh
- Sistem pencahayaan alami yang tidak
yang baik untuk pasar tradisional untuk
berfungsi maksimal, menyebabkan bagian
bersaing.
dalarn pasar gelap.
Binus Universi1y-Architecture Major 2010
kesan kotor, bau, becek selayaknya p
- Tidak tersedia ATM center.
44
citra
p
11.3.3 Studi Literatur
Studi Literatur I Green Park View
Executive
Menara Kebon Jeruk
Kemanggisan Residence
Lokasi
I
I
I
I
2
2
kamar (BA), luas 20,25 m2
kamar (BB), luas 23,75 m2
kamar (BAU), luas 21,50 m2
kamar (BBU), luas 24,75m2
kamar (2BA), luas 33,75 m2
kamar (BC), luas 35,00 m2
- Eksekutif Bronze
Tipe 25-studio
- Eksekutif Silver
Tipe28-2BR
Eksekutif Gold
Tipe36-2BR
- Eksekutif Platinum
I kamar, 24 m2 (semi
gross)
I kamar, 30 m2 (semi
gross)
2 kamar, 30 m2 (semi
gross)
centre,
kolam renang, jogging track,
parkir,
lapangan
tennis,
keamanan, empat buah lift di
setiap tower, mini golf, rumah
makan, tempat ibadah, keamanan,
dan bus antar jemput ke shelter
Binns University-Architecture Major 2010
lapangan tenis, lapangan
futsal,
tempat
bermain
anak, kolam
renang,
keamanan
menggunakan
ID Card
children
renang, Food court, fitness cent
playground, kolam renang, ruang ser
parkir, keamanan, empat
buah lift (I lift barang),
kliuik, ruko, ruang serba
guna, tempat ibadah, TV
cable
45
ATM
bersa
pertokoan, masjid
guna,
Download