Date: 2020-06-13 PLAGIARISM SCAN REPORT 0% 100% 678 5087 Plagiarised Unique Words Characters Exclude Url : None Content Checked For Plagiarism ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN (Pangan & Sayuran) KE KOMODITAS PERKEBUNAN Indonesia adalah sebuah Negara yang dikenal sebagai Negara kepulauan terbesar dan terluas di dunia dengan jumlah penduduk sebanyak hampir menyentuh 250 juta jiwa serta memiliki sekitar 17.000 pulau. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar yakni : Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya. Selain itu Indonesia merupakan Negara yang memiliki baik dari segi infrastruktur, sumber daya alam, dan sumber daya manusia yang berlimpah ruah dan baik. Sehingga Indonesia sering menjadi tempat atau jalur perdagangan internasional dikarenakan Indonesia memiliki beragam keunikan, cita rasa yang khas di setiap daerahnya. Indonesia dikenal juga sebagai Negara Agraris dikarenakan mayoritas (hampir 65%) penduduk Indonesia memiliki mata pencaharian sebagai petani. Indonesia terletak di daerah tropis dan memiliki dua musim yaitu musim hujan, dan musim kemarau yang merupakan elemen penting dan berpengaruh terhadap pertanian di Indonesia. Beberapa komoditi Indonesia seperti minyak sawit, karet, kopi, kakao, teh, singkong, beras dan rempah-rempah merupakan komoditas pertanian penting di Indonesia. Karena sebagai contoh, penghasilan kelapa sawit di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Hasil ini memungkinkan dan menunjukkan bahwa pertanian di Indonesia masih bisa bersaing dengan negara-negara di dunia. Sudah banyak beberapa hasil pertanian Indonesia yang diekspor ke luar negeri membuktikan adanya kerja sama antar sesama negara. Persoalan alih fungsi lahan masih menjadi kendala pada sektor pertanian. Pada dasarnya Indonesia memerlukan semua jenis komoditas yang ada dalam pertanian atau semua komoditas harus seimbang dan berproduksi sesuai yang diperlukan terutama hasil pangan karna pada dasarnya indonesia sangat bergantung pada hasil pangannya, namun apa jadinya jika kebanyakan dari petani yang beralih atau mengalih fungsikan lahannya kesektor perkebunan yang berarti membuat hasil dari sektor pangan akan berkurang. Penyebab petani – petani tersebut mengganti komoditas mereka keperkebunan dikarnakan rendahnya tingkat keuntungan yang didapat sehingga mereka labih memilih mengganikannya komoditas pangan menjadi komoditas perkebunan yang mana diharapkan bertani akan lebih menguntungkan. Saya tinggal di kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Yang dimana telah kita semua ketahui adalah Provinsi Riau merupakan daerah penghasil atau pemroduksi minyak sawit terbesar di Indonesia dikarenakan daerah Provinsi Riau merupakan daerah yang sudah mencukupi atau cocok sebagai syarat tumbuh untuk tanaman kelapa sawit tersebut. Ir Gulat ME Manurung MP, Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Provinsi Riau, menjelasksn bahwa sektor sawit merupakan komoditas strategis nasional yang mendatangkan devisa ekspor terbesar bagi Indonesia. Pada 2017, kontribusi devisa mencapai US$ 21,25 miliar dolar atau sekitar Rp300 triliun. Dan Provinsi Riau sendiri, menurut Gulat, adalah merupakan salah satu sentra produksi kelapa sawit terbesar di Indonesia, diperkirakan meliputi 23% dari total luas area sawit siap panen dan diperkirakan terdiri dari 30% petani kecil sawit Indonesia. Dari 3,46 juta ha lahan sawit di Riau, 58,6% diklasifikasikan di bawah budidaya pekebun sawit rakyat, dan sebanyak 3,6% dan 37,8% masing-masing dibudidayakan oleh perusahaan milik negara dan swasta. Di salah satu daerah pekanbaru, lebih tepatnya di Kecamatan Tenayan Raya, ada lahan perkebunan sawit seluas lebih kurang 6 hektar yang sebelumnya itu merupakan lahan dari komoditas pangan yaitu jagung. Petani disana rata-rata mengatakan bahwa produksi sawit lebih menguntungkan untuk jangka panjang ketimbang menanam jagung. Alasannya dulu pada saat menanam jagung, petani disana lebih sering mengalami gagal panen dikarenakan terserang hama dan penyakit serta kadang-kadang jagung yang sudah siap panen hasilnya sering hilang karena diambil tangan yang tak bertanggung jawab. Diharapkan kepada para pertani untuk dapat mengubah pola pikir untuk tidak mengalih fungsikan lahaannya ketanaman kelapa sawit karna pada dasarnya kelapa sawit bukanlah satu – satunya komoditas yang dapat menguntungan karena harga sewaktu waktu juga bisa berubah, dan jika petani terus banyak yang melakukan alih fungsi lahan ke perkebunan kelapa sawit tentu ini akan menjadi kendala atau dampak yang akan merugikan bagi masyarakat indonesia Dengan adanya pengaruh pemerintah yang sangat berarti untuk dapat meningkatkan sektor pangan bukan hanya diproduksi saja tapi dapat meningkatkan kualitas dan nilai jual yang tinggi sehingga para petani tidak harus beralih kekomoditas perkebunan untuk mendapatkan imbalan yang seimbang dengan usaha yang dikluarkan. Dan dengan meningkatkan kualiatas dan nilai ekonomi yang tinggi ini jugalah yang membuat produk dalam dapat bersaing dengan produk yang datang dari luar. Dengan adaya pengaruh pemerintah dan antusiasnya para masyarakat akan campurtangannya pemerintah pada sektor pertanian inilah yang nantinya akan menyelesaikan masalah alih fungsi lahan yang saat ini sedang dihadapi.