LAPORAN TAHUNAN 2013 Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 1 Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 2 Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 DAFTAR ISI Daftar isi3 Sekapur sirih dari Sekapur sirih dari Direktur 4 Ringkasan eksekutif6 Indonesian Youth Diversity Celebration 2013 8 Laki-laki Peduli10 dance4life16 Unite For Body Rights20 Sobat ASK24 Survei Pengukuran Outcome 2013 26 Aliansi Satu Visi28 Inovasi di Bengkulu dan DI Yogyakarta untuk Menghentikan Kekerasan terhadap Perempuan30 Membangun Kemitraan dan Koordinasi untuk Pemenuhan Layanan Kesehatan Reproduksi di Papua 32 Regional Learning Forum36 Informasi dan Komunikasi38 Melangkah Maju untuk 2014 40 Laporan Keuangan 201342 Donor kami44 Mitra kami45 Staff RutgersWPF Indonesia46 Galeri foto47 3 Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 Sekapur sirih dari Direktur Setelah tahun-tahun sebelumnya kami melangkah bersama mitra melalui program Unite For Body Rights (UFBR), tahun 2013 ini kami membuat lompatan yang lebih besar berdasarkan inspirasi dan pembelajaran selama lebih dari sepuluh tahun berkarya untuk pembangunan manusia Indonesia. Memasuki 2013, kami memulai kolaborasi besar dengan mitra yang lebih banyak, baik di tingkat internasional maupun nasional. Tahun 2013 dimulai dengan peluncuran dua program baru, yakni Access, Service and Knowledge (ASK), dan MenCare+, yang keduanya merupakan bagian dari program berskala global. Sejalan dengan visi dan misi Rutgers WPF, ASK didesain dengan keyakinan penuh bahwa remaja adalah yang paling mengetahui dan memahami situasi yang mereka hadapi. Karena itu sejak awal ASK berfokus 4 untuk melibatkan remaja usia 10-24 tahun, khususnya remaja yang aksesnya terbatas, melalui prinsip pelibatan remaja yang bermakna. Program baru lainnya adalah Program MenCare+ yang mendorong pelibatan laki-laki untuk berperan setara dalam proses pengasuhan dan pembagian tugas dalam rumah tangganya demi meningkatkan kualitas kesehatan perempuan dan anak. Dengan kata lain, program ini mendorong perubahan perilaku agar laki-laki berinteraksi dengan pasangannya dengan sikap saling menghormati sebagai basis relasi setara antara laki-laki dan perempuan yang sehat dan terbebas dari kekerasan. Kami percaya dengan semua program yang kami implementasikan bersama dengan mitra, kami menyumbang pada pemenuhan hak dasar warga Indonesia yaitu pendidikan seksualitas komprehensif dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang komprehensif telah terpenuhi. Namun masih ada beberapa tantangan seperti masih tingginya angka pernikahan dini, angka kematian ibu dan angka kehamilan remaja, hingga kekerasan seksual yang semuanya adalah akibat dari kurangnya pengetahuan tentang seksualitas. Maka bagian dari kampanye yang kami lakukan adalah mendorong pemahaman dan pendidikan yang benar dan positif mengenai seksualitas yang terfokus pada hubungan yang sehat dan saling menghormati. Kami yakin berbagai terobosan yang telah dilakukan bersama mitra merupakan investasi awal untuk mendukung pembangunan manusia Indonesia bersama pemerintah. Maka harapan kami untuk terus menjadi bagian dari perubahan yang sedang terjadi. Dalam perubahan itu peran mitra kami sangat berarti dan sangat kami banggakan. Laporan tahunan 2013 ini berisi berbagai pembelajaran termasuk tantangan yang dihadapi remaja, perempuan, hingga kelompok yang aksesnyas terbatas dari berbagai daerah di Indonesia. Berbagai kisah ini hadir untuk menjadi refleksi kita bersama dan untuk menunjukkan upaya Rutgers WPF bersama mitra dalam mendukung pembangunan yang lebih berpihak pada rakyat dan memanusiakan manusia. Monique Soesman Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 5 Laporan ini dibuat dengan masukan dari staff dan mitra Rutgers WPF Indonesia. Diterjemahkan oleh Sherry Kasman Entus Dikoordinasi dan disunting oleh Rinaldi Ridwan Ditulis oleh Andreas H. Susanto Dahlia Nur Ismi Wulandari Lingga Putra Permana Monique Soesman Nurul Agustina Ramona Sari Roberta Taher Sanding Marnowo Bayu Edi Siska Dewi Noya Testia Fajar Fitriyanti Cover Dokumentasi Rutgers WPF Indonesia Rutgers WPF Indonesia office Jalan Pejaten Barat Raya No. 17B Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan Jakarta, Indonesia 12510 T.+62 21 7179 3709 / +62 21 7191 406 F.+62 21 718 0117 E-mail. [email protected] www.rutgerswpfindo.org facebook: Rutgers WPF Indonesia @RutgersWPFIndo Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 RINGKASAN EKSEKUTIF Tahun 2013 adalah tahun permulaan bagi program ASK dan MenCare+. Tak hanya itu, kami juga masih mengimplementasikan program United for Body Rights dan dance4life. Berikut berbagai catatan penting selama 2013. Lokakarya pendahuluan ASK YEA – Rutgers WPF Indonesia bersama mitra mengadakan lokakarya awal untuk program ASK YEA (Access, Services, Knowledge - Youth Empowerment Alliance) di BSD Tangerang 6 - 10 Mei 2013. Program ini bertujuan memberdayakan anak muda agar dapat membuat keputusan yang bertanggungjawab bagi dirinya sendiri terkait kesehatan reproduksi dan seksualitas, mengakses layanan kesehatan seksual dan reproduksi serta terlibat dalam mempengaruhi kebijakan yang berpengaruh terhadap hidup mereka. 6 Lokakarya implementasi program MenCare+, 20 – 24 Mei 2013 – Pelibatan laki-laki untuk menghapuskan kekerasan terhadap perempuan dan meningkatkan status kesehatan perempuan dan anak sangatlah penting. Peran pengasuhan dalam keluarga tidak hanya tanggung jawab perempuan, namun juga laki-laki. MenCare+ adalah program global untuk mendorong pelibatan laki-laki dalam pengasuhan. Indonesia adalah satu dari empat negara yang melaksanakan program MenCare+ bersama Brazil, Rwanda dan Afrika Selatan. Kami mengimplementasikan MenCare+ di Indonesia bersama dengan empat organisasi pelaksana di Lampung, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Pelatihan Youth Advocate – Pelibatan kaum muda dalam menentukan nasibnya secara mandiri mutlak diperlukan untuk mewujudkan kesehatan bagi semua. Untuk mendukung pelibatan ini, kami memfasilitasi kaum muda dengan mengadakan training bagi remaja SRHR muda di Jayapura, Papua pada 29 - 31 Mei 2013. Pelatihan keuangan bersama mitra – Akuntabilitas organisasi tercermin dari laporan keuangannya. Kami meningkatkan akuntabilitas ini dengan membuat pelatihan keuangan bagi mitra kerja pada 27 - 28 Juni 2013 yang lalu. Topik keuangan yang terkadang rumit dibuat semenarik mungkin dan membumi. SETARA – Pendidikan Seksualitas Komprehensif Untuk SMP. Rutgers WPF bersama mitra di Indonesia sangat berkomitmen mewujudkan pendidikan seksualitas komprehensif bagi kelompok muda dengan standar kualitas yang tinggi. Salah satunya dengan melalui pembuatan modul SETARA – Semangat Dunia Remaja. Pada tanggal 30 Juni - 6 Juli 2013, Rutgers WPF Indonesia dengan koordinasi PKBI Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan pelatihan implementasi kedua untuk penerapan modul SETARA di Jakarta. Pelatihan ini melibatkan guru dari empat provinsi yaitu Jambi, Lampung, DKI Jakarta, dan DI Yogyakarta. Lokakarya pengukuran outcome – Ukuran keberhasilan program dapat dilihat dari bagaimana program berhasil mencapai target yang ditetapkan dari awal. Kami bersama Aliansi Satu Visi mengadakan lokakarya untuk mengukur keberhasilan program Unite for Body Rights di Indonesia pada tanggal 22-25 Juli 2013. World Sexual Health Day 2013: Xpresikan hakmu! – Kesehatan seksual takkan bisa tercapai jika hak seksual manusia belum dipenuhi. Aliansi Satu Visi bersama Rutgers WPF Indonesia menjadi bagian dari perayaan hari kesehatan seksual sedunia pada Minggu, 8 September 2013. Kami merayakan momen ini di sekitar Bundaran HI, di Jakarta Pusat dengan menghadirkan berbagai macam pertunjukan seperti dance4life Indonesia, musik, serta orasi. Salah satu terobosan penting di 2013 adalah pemberlakuan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 31/2013 yang memberikan akses bagi remaja yang hamil untuk meneruskan sekolahnya. Peraturan ini menekankan pentingnya koordinasi antara lembaga pemerintah seperti Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB), Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, LSM, dan orang tua untuk memberikan pendidikan dan informasi kepada remaja mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas. PKBI DKI terlibat langsung sebagai anggota dari gugus kerja yang memformulasikan kebijakan. Lokakarya Pendidikan Seksualitas Komprehensif 8 – 10 Oktober 2013 – Rutgers WPF Indonesia bersama mitra mengadakan evaluasi terhadap berbagai program Pendidikan Seksualitas Komprehensif yang sudah kami kerjakan bersama selama 15 tahun. Berbagai diskusi mengenai capaian program hingga paparan riset terkait ini mengungkap berbagai tantangan, hambatan, dan capaian dalam program selama ini. Regional Learning Forum, Lampung 21 - 24 Oktober 2013 – Rutgers WPF Indonesia menjadi host dalam Regional Learning Forum yang mengundang mitra Rutgers WPF Belanda dari beberapa negara Asia Selatan seperti Pakistan, Bangladesh, dan India. Forum ini menjadi ajang saling berbagi tentang berbagai program seksualitas dan kesehatan reproduksi di Indonesia Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 Peluncuran film “Surga kecil di Bondowoso” & Iklan Laki-laki Peduli – Bersama Kalyana Shira Foundation kami meluncurkan film dokumenter garapan sutradara Nia Dinata yang mengisahkan seorang ustadz dari Bondowoso yang sangat progresif dan pro terhadap hak-hak Perempuan pada Senin, 18 November 2013. Tak hanya film, acara ini juga turut meluncurkan iklan layanan masyarakat sebagai bagian dari kampanye Laki-Laki Peduli yang dibintangi oleh Lukman Sardi dan Ersa Mayori. Peluncuran Program Laki-laki Peduli Program Laki-Laki Peduli resmi diluncurkan di Balai Kartini, 27 November 2013. Berbagai acara seperti pameran foto, talkshow, hingga peresmian dilakukan di acara yang menghadirkan berbagai pihak seperti Kementrian Kesehatan, Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Media, LSM, dan pendukung program ini seperti Nia Dinata dan Ersa Mayori. 7 Indonesian Youth Diversity Celebration, 13 – 15 Desember 2013 – Banyak sekali program yang menyasar remaja dan seksualitas. Hal ini mendorong kami membuat konferensi seksualitas remaja pertama di Indonesia yakni Indonesian Youth Diversity Celebration yang mengundang remaja dan ahli remaja dari seluruh Indonesia. Acara ini menjadi ajang saling berbagi antara pekerja sosial, aktivis, hingga media untuk memahami berbagai dinamika remaja di Indonesia. Celebrate dance4life Dalam rangkaian Hari AIDS Sedunia, dance4life Indonesia mengadakan Celebrate yang menjadi puncak program dance4life di seluruh Indonesia yang diadakan di Jayapura, Jogjakarta, Pekanbaru, Lampung, DKI Jakarta, dan Jambi. Rangkaian acara dimulai dari 29 November hingga 3 Desember 2013. Pertemuan nasional dance4life 17 - 19 Desember 2013 – dance4life Indonesia mengadakan pertemuan nasional dengan menghadirkan 9 mitra dance4life dari berbagai provinsi di Indonesia. Pertemuan dimulai dengan evaluasi dan capaian program dance4life selama 2013, presentasi program hingga team building. Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 “ Untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan termasuk Infeksi Menular Seksual dan HIV & AIDS, pendidikan seksualitas komprehensif harus segera diterapkan di seluruh Indonesia “ (Vina Rizki, Peserta dari Aceh, IYDC 2013) 8 Populasi orang muda 15 – 29 tahun di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 43 Juta jiwa dan diproyeksikan mencapai sekitar 70 – 80 juta jiwa hingga tahun 2025. Potensi ini harus dimanfaatkan dengan baik di tengah tantangan populasi muda saat ini di bidang kesehatan seperti meningkatnya angka prosentase kasus AIDS pada kelompok umur 20-29 tahun sebesar 34,5% dari total (Kasus AIDS September 2013, Kementrian Kesehatan RI). Vina Rizki adalah satu peserta dalam Indonesian Youth Diversity Celebration 2013 yang berasal dari Aceh. Dia telah terpilih sebagai salah satu dari 30 orang peserta yang mendapat beasiswa penuh yang diseleksi dari ratusan remaja yang ingin mengikuti konferensi ini. IYDC merupakan kegiatan kolaboratif antara Aliansi Satu Visi dan Rutgers WPF Indonesia yang mendorong peran aktif remaja dalam pemenuhan Hak dan Kesehatan Seksual dan Reproduksi. Indonesian Youth Diversity Celebration 2013 bertujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat, khususnya pemerintah dan anak muda tentang pentingnya seksualitas dan kesehatan reproduksi dan keterkaitannya dengan pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, budaya, hingga Hak Asasi Manusia. Konferensi seksualitas dan kesehatan reproduksi remaja yang pertama di Indonesia IYDC adalah ajang kreatif remaja yang memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi remaja untuk saling berbagi pengalaman pada isu kesehatan reproduksi dan seksualitas. Proses kegiatan diawali dengan seleksi peserta melalui abstrak tentang kerja-kerja nyata dalam isu SRHR yang telah dilakukan selama ini. Dari ratusan pengirim abstrak dari seluruh wilayah Indonesia, ada 30 orang yang terpilih sebagai peserta untuk turut berbagi pengalamannya di ajang IYDC 2013 ini. Selain melalui seleksi dari abstrak yang dikirimkan, panitia IYDC 2013 juga melibatkan mitra Rutgers WPF Indonesia untuk turut aktif mengirimkan poster yang menggambarkan kerja-kerja pada isu kesehatan reproduksi dan seksualitas remaja yang selama ini digeluti. IYDC 2013 ini berhasil menghadirkan lebih dari 100 remaja dari seluruh Indonesia yang saling memberikan pengalamannya melakukan kegiatan yang berhubungan dengan seksualitas dan reproduksi. Tidak hanya peserta, seluruh relawan dan panitia yang terlibat juga berasal dari berbagai komunitas remaja di Jakarta yang menambah tema acara ini yaitu “Dari, Oleh dan Untuk Remaja Indonesia” menjadi lebih terasa. Peserta yang telah mengirimkan abstrak, diharuskan melakukan presentasi di depan seluruh peserta yang telah dibagi berdasarkan tema abstrak masing-masing. Presentasi juga dilakukan bagi peserta yang telah mengirimkan abstraknya berbentuk poster. Pembelajaran dari ahli Selama 3 hari konferensi, berbagai ahli dan praktisi dalam bidang seksualitas dan kesehatan reproduksi hadir dan berbagi pengalaman yang sangat kaya. IYDC dihadirkan melalui serangkaian kelas satelit, kelas parallel, kursus singkat, presentasi poster, hingga penampilan seni dari berbagai kelompok remaja Indonesia. Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 Topik yang dibahas selama IYDC 2013 • Pendidikan seksualitas • Seksualitas difabel • Pendidik sebaya • HIV dan AIDS • Keberagaman seksual • Kehamilan tidak direncanakan • Kekerasan seksual • Kontrasepsi • Sekolah transgender • Pelibatan remaja 9 Short course yang diselenggarakan: • Dasar-dasar seksualitas oleh Yayasan Pelita Ilmu • Orientasi seksual dan identitas gender oleh Ardhanary Institute • Bullying oleh Yayasan SIKOK dan Aliansi Remaja Independen • Strategi advokasi oleh Aliansi Remaja Independen Manifesto Remaja Indonesia IYDC menghasilkan kesepakatan remaja Indonesia yang dituangkan di dalam Manifesto Remaja Indonesia yang terdiri dari empat pesan remaja untuk Indonesia yang lebih baik, antara lain: • Pendidikan seksualitas yang komprehensif bagi remaja • Layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang ramah remaja ragam identitas • Perlindungan komprehensif bagi korban kekerasan berbasis seksualitas dan gender • Partisipasi remaja yang bermakna dalam kebijakan dan program pembangunan termasuk mendorong terbentuknya Komisi Nasional Remaja Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 10 LAKI-LAKI PEDULI MELIBATKAN LAKI-LAKI UNTUK KESETARAAN Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 Berbagai data menunjukan keterkaitan antara kekerasan terhadap perempuan, kesehatan ibu, dan pentingnya pelibatan laki-laki. Semakin terlibat laki-laki dalam pemeriksaan kehamilan, diskusi Formula menciptakan perubahan sosial a la Laki-laki Peduli – transformasi gender tentang pentingnya komunikasi dan hubungan yang sehat, dan Program MenCare+ adalah sebuah kampanye global di empat pelibatan dalam pengasuhan, maka kecenderungan laki-laki untuk negara yaitu Afrika Selatan, Rwanda, Brazil dan Indonesia. Program melakukan kekerasan akan menurun, kematian ibu akan menurun, ini mempromosikan keterlibatan laki-laki sebagai mitra perempuan dan komunikasi yang positif dan terbuka antara anak dengan orang dalam upaya menghapus kekerasan terhadap perempuan serta tua akan terbentuk. mendorong laki-laki untuk menjadi pengasuh dan ayah yang peduli untuk berbagi tanggung jawab di keluarga. Program pelibatan laki-laki dalam relasi antara perempuan dan keluarga terbukti efektif dalam menanggulangi berbagai tantangan Di Indonesia, MenCare+ diadaptasi menjadi Laki-Laki Peduli dalam yang dialami perempuan seperti rendahnya partisipasi dalam politik, kemitraan bersama yang dikoordinasi oleh RutgersWPF Indonesia kekerasan berbasis gender, beban ganda di dalam keluarga, hingga bersama mitranya yakni Yayasan Pulih di Jakarta, Rifka Annisa peningkatan status kesehatan. Women’s Crisis Centre di DI Yogyakarta, PKBI Lampung dan PKBI Jawa Timur. Sejak tahun 2013, Rutgers WPF Indonesia mulai mengimplementasikan program global MenCare+ yang diterjemahkan menjadi Laki-laki Peduli dengan menyasar berbagai pemangku kepentingan secara komprehensif untuk mendukung terciptanya perubahan sosial demi terjaminnya hak perempuan. Kekerasan dan Angka Kematian Ibu saling terkait Hasil dari survey IMAGES ( International Men and Gender Equality Survey) yang dilakukan di 6 negara yakni Brazil, Chili, Kroasia, India, Meksiko dan Rwanda pada 2011 menunjukan bahwa kekerasan adalah sesuatu yang dipelajari oleh laki-laki dari kecil. Kekerasan dianggap sebagai suatu tindakan yang wajar. Rifka Annisa Women’s Crisis Centre menyatakan 80% dari kasus KDRT yang dilaporkan oleh penyintas dihentikan di tengah jalan atas permintaan penyintas karena dianggap sebagai aib, dan karena ada ketergantungan secara finansial dan tanggung jawab kepada anak. Akhirnya muncul kesadaran untuk memutus siklus kekerasan dengan menempatkan laki-laki dalam target intervensi penanganan kekerasan berbasis gender. Pusat Studi Keluarga Universitas Indonesia menyampaikan adanya hubungan antara kuatnya nilai patriarki di satu wilayah dengan tingginya angka kematian ibu karena seringkali kesehatan ibu dan anak dianggap bukan prioritas perhatian laki-laki. 11 Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 Pendidikan bagi remaja laki-laki Pendidikan bagi kelompok ayah Kampanye Semakin banyak nïlai “laki-laki”yg postitif (pengetahuan, sikap dan perilaku) di komunitas 12 Pendidikan mengenai kontrasepsi Pelatihan bagi Sektor Kesehatan Konseling Laki-Laki Menurunkan angka kekerasan berbasis gender Menaikan akses kualitas layanan kesehatan seksual dan reproduksi dan kesehatan ibu dan anak Hasil positif pemenuhan kesehatan reproduksi, seksualitas, hak asasi, dan kesehatan ibu Penghargaan terhadap hak seksual dan reproduksi Kesetaraan Gender Dalam KDRT Mempengaruhi kebijakan di sektor kesehatan (dan legal) untuk memastikan keberlanjutan program Isu yang disasar Laki-laki Peduli: • Kekerasan terhadap perempuan dan anak • Kualitas kesehatan perempuan Exploitatif Netral Sensitif Transformatif • Angka kematian ibu • Pelibatan laki-laki sebagai pasangan yang peduli dan terlibat aktif dalam pengasuhan anak dan kehidupan keluarga. Pendekatan gender transformatif untuk mewujudkan perubahan sosial Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 Mempromosikan pelibatan laki-laki dan kesetaraan gender di berbagai media Pada tahun 2013 kampanye Laki-laki Peduli dimulai dengan menyasar berbagai media dan menggunakan berbagai metode. Kami meluncurkan film dokumenter “Surga Kecil di Bondowoso” yang disutradari oleh Nia Dinata dari Kalyanashira Foundation. Cerita di film tersebut menggambarkan kehidupan seorang ustad 6 program kunci Laki-Laki Peduli Sejak tahun 2013, walaupun program Laki-laki Peduli pertama kali baru dilaksanakan pertama kali di Indonesia, kami bersama mitra sudah memulai melakukan enam intervensi untuk mewujudkan perubahan 1.Pendidikan sebaya bagi kelompok ayah dan pasangannya tentang kesadaran mengenai hak dan kesehatan seksual dan reproduksi, kesetaraan gender dan pelibatan laki-laki dalam pengasuhan. 2.Pendidikan sebaya dengan kelompok laki-laki muda tentang maskulinitas, kekerasan dalam pacaran, kehamilan yang tidak direncanakan, pernikahan di bawah umur dan aborsi tidak aman. 3.Konseling dan terapi untuk laki-laki pelaku kekerasan dalam rumah tangga. 4.Melatih tenaga kesehatan untuk mampu menyediakan layanan kesehatan yang sensitif terhadap remaja dan isu kekerasan terhadap perempuan. Pelatihan ini juga mendorong petugas kesehatan untuk memasukan pendekatan pelibatan laki-laki dalam program kerjanya, saat konsultasi kehamilan, persalinan, hingga pengasuhan anak. 5.Mempengaruhi advokasi kebijakan dan membangun aliansi dengan pemerintah dan organisasi sipil masyarakat. 6.Kampanye nasional dengan mempromosikan pola hubungan laki- laki dan perempuan yang setara. di Bondowoso yang berlaku adil dalam pembagian peran di keluarganya seperti bekerjasama dengan istri dalam mengerjakan tugas rumah dan mengurus anak serta menjadi panutan di masyarakat Bondowoso untuk membangun keluarga yang bahagia tanpa kekerasan. RutgersWPF juga meluncurkan Iklan Layanan Masyarakat yang dibintangi oleh Lukman Sardi dan Ersa Mayori. Respon publik terhadap kampanye ini pun cukup menggembirakan terlihat dari tingginya akses terhadap film, iklan layanan masyarakat, facebook page, twitter, dan liputan berbagai media tentang program ini. Respon yang sama juga terdapat di DI Yogyakarta, Lampung dan Jawa Timur. PKBI Jawa Timur mengestimasi bahwa sekitar 751, 892 orang terpapar oleh kampanye Laki-Laki Peduli di Jombang dan Bondowoso melalui beberapa kegiatan yang melibatkan masyarakat. Peluncuran program - rangkaian kampanye internasional 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan. Peluncuran program Laki-Laki Peduli diadakan di Jakarta pada 27 November 2013 dalam rangkaian kampanye internasional 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Dalam peluncuran ini kami mengundang Bupati Kulon Progo yaitu dr Hasto Wardoyo untuk berbagi pengalaman mengenai terobosan kebijakan yang diinisiasi oleh beliau guna mendukung pemenuhan hak dan kesehatan seksual dan reproduksi masyarakat Kulon Progo. Selain itu, peluncuran ini didukung oleh Kementrian Kesehatan dan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dengan terlibatnya bapak H.M Bambang Sulistomo, SIP, M.Si. Staf ahli menteri untuk kebijakan kesehatan, Kementrian Kesehatan dan Ibu Luli Altruiswati, M.Scc. Deputi bidang perlindangan perempuan, sebagai keynote speaker dalam acara ini. Turut hadir pula sutradara film Surga Kecil di Bondowoso, Nia Dinata dan salah satu ambassador Laki-Laki Peduli, Ersa Mayori. Acara ini dihadari oleh Deputy Head of Mission of the Embassy of the Kingdom of the Netherlands dan 120 organisasi stakeholders yang mewakili lembaga swadaya masyarakat, pemerintah, akademisi dan media. 13 Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 Pembelajaran dari tahun pertama program Kuatnya nilai patriarki masih menjadi tantangan tersendiri bagi pelaksanaan program di empat provinsi. Proses membangun kepercayaan dari komunitas untuk bergabung memiliki tantangannya tersendiri. Keunikan lain adalah ketidakhadiran laki-laki di dalam keluarga, baik karena faktor migrasi dan bekerja di luar kota atau luar negeri hingga adanya anggapan bahwa kesehatan reproduksi hanya urusan perempuan. Partisipasi laki-laki dalam penggunaan Kontrasepsi masih minim. Meskipun Indonesia telah berhasil menerapkan program Keluarga Berencana di masa lalu, namun data menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi masih difokuskan pada perempuan. 14 PKBI Jawa Timur dan PKBI Lampung melakukan terobosan mempromosikan kontrasepsi bagi laki-laki dengan melakukan pendekatan secara bertahap ke kelompok laki-laki dan perempuan melalui serangkaian diskusi dan mengajak serta bidan ketika melakukan kampanye ke wilayah program. Akses kontrasepsi oleh laki-laki selalu menemui hambatan yang berkaitan dengan budaya dan agama. Penolakan terhadap kontrasepsi laki-laki muncul akibat kurangnya pengetahuan.Hal ini diatasi dengan membuka ruang diskusi kepada masyarakat dengan melibatkan tokoh agama, di mana hal tersebut menjadi penting dan relevan karena Jombang, Bondowoso dan Lampung sangat kuat pengaruh agama Islam. Sementara, Rifka Annisa Yogyakarta melakukan pendekatan dengan BKKBN tingkat provinsi agar di setiap kegiatan peningkatan kesadaran masyarakat dalam penggunaan kontrasepsi khususnya kondom dan vasektomi didorong. Dukungan kuat didapat dari bupati Kulon Progo. Mendorong konseling bagi laki-laki pelaku KDRT. Rifka Annisa Women’s Crisis Centre bersama dengan Yayasan Pulih memberikan pelatihan untuk konselor dengan menggunakan modul yang sudah dibuat oleh Rutgers WPF yaitu “Perangkat Konseling Untuk LakiLaki dalam konteks KDRT”. Data menunjukkan, pengakses konseling masih sangat rendah. Hal ini dikarenakan konseling masih baru dan budaya yang menuntut laki-laki untuk tidak menceritakan soal emosinya. Selain itu tidaklah mudah meyakinkan pelaku kekerasan untuk mengubah perilaku yang sarat kekerasan melalui konseling. Untuk mendorong laki-laki pelaku kekerasan mengakses konseling, selama tahun 2013 kami melakukan berbagai promosi untuk layanan konseling melalui siaran radio, tv lokal, kampanye di komunitas, produksi iklan layanan masyarakat, dan lainnya untuk menciptakan permintaan dari masyarakat untuk mengakses layanan konseling. Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 LAKI-LAKI PEDULI 2013 DALAM ANGKA 61 remaja laki-laki yang dilatih menjadi fasilitator 129 fasilitator yang dilatih untuk kelompok ayah 262.767orang yang terekspos kampanye Laki-laki Peduli 72 petugas kesehatan yang dilatih mengenai pentingnya pelibatan ayah untuk kesehatan ibu 31 konselor yang dilatih konseling kekerasan dalam rumah tangga 5 kebijakan publik yang dianalisa baik di tingkat nasional, provinsi, maupun kabupaten dan kota terkait kekerasan seksual, kesehatan ibu dan anak, dan kesehatan seksual dan reproduksi Ayo bergabung di Laki-laki Peduli! Penyelesaian persoalan kekerasan terhadap perempuan yang antara lain berakibat kepada tingginya angka kematian ibu, memerlukan pendekatan dari berbagai pihak karena berkaitan dengan berbagai bidang kehidupan perempuan. Persoalan perempuan perlu dipahami oleh laki-laki karena kami percaya laki-laki adalah juga agen perubahan untuk menciptakan dunia yang adil bagi perempuan. Dengan memfokuskan program laki-laki peduli pada proses transformasi gender yakni mengubah norma dan peran gender yang merugikan perempuan, dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat. Kesehatan perempuan dan anak akan meningkat, kekerasan berbasis gender akan semakin berkurang, laki-laki menjadi lebih asertif dan memiliki kesehatan mental yang lebih baik, dan cita-cita mewujudkan masyarakat yang adil akan tercapai bersama-sama. 15 Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 16 MEMBANGUN KESADARAN REMAJA MENGENAI HAK DAN KESEHATAN MELALUI BUDAYA POPULER Bekerja dengan remaja memiliki tantangannya tersendiri, apalagi kalau itu mengenai topik yang sensitif menyangkut seksualitas dan kesehatan reproduksi. Pendekatan melalui pendidikan sebaya adalah salah satu pendekatan yang terbukti cukup efektif menyasar remaja dan membuat pesan yang disampaikan lebih mudah diterima. Sejak 2010, Rutgers WPF Indonesia bersama dengan mitra pelaksana kami telah mengembangkan program pendidikan sebaya untuk remaja melalui dance4life yakni kesehatan reproduksi, seksualitas dan penanggulangan HIV dan AIDS melalui musik, tari, dan budaya populer remaja. Bermula dari empat organisasi yang berbasis di Jakarta, hingga akhir 2013 dance4life telah melakukan perluasan program di Riau, Jambi, Lampung, Jakarta, Jogjakarta, dan Papua. Sejak tahun 2011, dance4life telah menjangkau 43.000 remaja untuk menjadi agent4change. 43.000 bukanlah sekedar angka, namun juga kualitas. Kualitas yang dihasilkan dalam dance4life adalah remaja yang tak hanya paham tubuhnya, namun juga bisa membuat keputusan yang sehat dan baik untuk mengakses layanan kesehatan yang mereka butuhkan berdasarkan informasi yang akurat. Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 4 tahapan dance4life untuk mendorong perubahan 4 Celebrate celebrate adalah tahapan akhir pelaksanaan dance4life dimana agent4change yang telah melewati inspire, educate, dan activate merayakan keberhasilan mereka. Celebrate diadakan sebagai bagian dari rangkaian peringatan hari AIDS sedunia dan pada 2013, celebrate diadakan di enam kota yakni 1 Jayapura, Jambi, Jogjakarta, Pekanbaru, Lampung, DKI Jakarta. 3 Inspire pada tahap pertama ini tim dance4life mendatangi sekolah Activate maupun komunitas remaja yang dituju. Sepanjang 2013, remaja yang sudah melewati dua tahapan ini terdapat 155 sekolah yang sudah dijangkau melalui kemudian melaksanakan berbagai kegiatan sesuai sesi inspire. Sesi ini bertujuan untuk memperkenalkan minat untuk menjadi agent4change. Kegiatan semangat dance4life yakni mengajak remaja menjadi agen ini bisa berupa advokasi kebijakan, penyebaran perubahan yang aktif di komunitasnya. Inspire mencakup informasi terkait HIV, AIDS, dan seksualitas remaja, pengenalan, pengajaran tarian dance4life, suara positif, volunterisme, dan penggalangan dana. berbagai sekilas materi tentang HIV dan AIDS, kekerasan seksual, kreativitas sudah dilakukan oleh para agent4change dan kehamilan tidak direncanakan. Dari sesi ini diharapkan remaja terinspirasi menjadi bagian dari gerakan global penanggulangan HIV dan AIDS. Pada inspire terdapat sekitar seperti pembuatan berbagai suvenir dan majalah dinding di sekolah, penggalangan dana untuk ODHA, 100 remaja dari tiap sekolah dan komunitas. pembuatan pesan berantai, hingga mobilisasi sesama teman untuk menggaungkan dance4life di sekolah. 2 Educate setelah sesi inspire, 100 remaja yang mengikuti inspire mendapat materi educate mengenai penyadaran akan kekerasan seksual, seksualitas, kesehatan reproduksi, HIV dan AIDS, mitos dan fakta seksualitas, hingga pencegahan kekerasan. 17 Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 Penguatan kapasitas mitra Dance4life tidak hanya menyasar remaja sekolah, namun kami Pada 17 - 19 Desember 2013 dance4life mengadakan pertemuan juga memperkuat kapasitas kemitraan organisasi yang tergabung nasional dengan menghadirkan sembilan mitra dance4life dari di dalamnya. Selain itu, kami pun juga melibatkan remaja dalam berbagai provinsi di Indonesia. Pertemuan tersebut menjadi ajang pengambilan keputusan dan penentuan arah kebijakan program evaluasi dan refleksi capaian program dance4life selama 2013, dance4life. presentasi program hingga team building. Pertemuan ini pun membahas ekspansi program di luar provinsi yang ada sekarang. Untuk daerah percontohan pertama yang sudah dilakukan adalah di Riau dan provinsi lain akan segera menyusul dengan menggandeng organisasi yang memiliki visi dan misi sama. JAMBI SUMUT RIAU 18 LAMPUNG DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA dance4life 2013 dalam angka Inspire : 14.020 remaja memahami dance4life dan belajar tariannya Educate : 13.308 remaja di sekolah terpapar materi HIV, kekerasan seksual, dan kehamilan tidak direncanakan Menjangkau 155 sekolah di 5 provinsi Sekolah yang dijangkau: SMA Negri, SMA Swasta SMK Negri, SMK Swasta, SMK Islam, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, SMP Negri, SMP Swasta. Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 19 PAPUA Bekerja di 5 provinsi bersama 7 mitra pelaksana 476 Menjangkau remaja komunitas – karang taruna, pramuka, anak lapas Facebook: dance4life Indonesia – 2600 fans Twitter: @dance4life_ina – 3700 followers Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 Unite For Body Rights 20 Membangun Manusia Indonesia Melalui Pemenuhan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 Hak atas kesehatan, bebas dari kekerasan, dan informasi yang akurat adalah hak dasar manusia yang perlu dipenuhi bersama. Pendidikan dan informasi adalah kekuatan Program UFBR didisain untuk memenuhi hak atas kesehatan dengan tujuan dasar meningkatkan kualitas kesehatan manusia Indonesia, Fokus kedua dalam program UFBR pada tahun 2013 adalah khususnya kesehatan seksual dan reproduksi yang menjadi bagian pemberdayaan remaja melalui peningkatan pengetahuan dan dari tujuan pembangunan millennium (Millenium Development ketrampilan tentang kesehatan reproduksi, seksualitas, termasuk HIV Goals). & AIDS melalui modul SETARA untuk SMP, program dance4life dan pelibatan forum remaja di berbagai daerah. Program UFBR adalah program lima tahunan yang selain berfokus pada pencapaian tujuan pembangunan millennium, juga fokus pada Untuk menciptakan lingkungan yang kondusif Aliansi Satu Visi peningkatan kapasitas organisasi sipil kemasyarakatan di Indonesia. sebagai koalisi para mitra pelaksana mendorong proses terciptanya Program UFBR dimungkinkan terlaksana melalui sinergi antar kebijakan untuk keberlanjutan program dan memperkuat peran organisasi sipil di Indonesia yang berada dalam Aliansi Satu Visi. remaja dalam forum remaja. Pada tahun 2013, program pilot pendidikan seksualitas komprehensif untuk SMP, Semangat Dunia Program UFBR berfokus pada penguatan peran anggota aliansi Remaja - SETARA telah dilakukan dan dilaksanakan di DKI Jakarta, dalam melaksanakan program berikut: Jambi, Lampung dan DI Yogyakarta. Hingga akhir tahun 2013, 1.Pendidikan seksualitas komprehensif bagi siswa dan siswi SMP setengah materi dari modul SETARA telah diaplikasikan dan sisanya melalui SETARA dan dance4life akan diajarkan hingga pertengahan 2014. 2.Penyediaan akses layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang ramah remaja Sebelum mengembangkan modul SETARA untuk SMP, RutgersWPF 3.Penanggulangan kekerasan berbasis gender Indonesia telah mengembangkan modul DAKU! untuk pelajar SMA dan DAKU! PAPUA untuk pelajar SMA di Papua. Pendanaan dari Implementasi program UFBR pada tahun 2013 dilakukan di RutgersWPF Indonesia untuk program ini telah selesai namun Yogyakarta, DKI Jakarta, Lampung dan Jambi dengan delapan modul-modul ini masih digunakan oleh beberapa guru dan sekolah. organisasi pelaksana yakni Ardhanary Institute, PKBI DIY, PKBI DKI, Hal ini membuktikan tingginya dedikasi guru dan pihak sekolah PKBI Daerah Jambi, PKBI Daerah Lampung, Yayasan Sikok, Yayasan dalam melaksanakan pendidikan seksualitas yang komprehensif Pelita Ilmu dengan Aliansi Satu Visi sebagai wadah bersama dalam untuk memberdayakan remaja dalam hal pengetahuan, sikap dan mencapai tujuan program. ketrampilan. Hingga saat ini, modul DAKU! masih digunakan di Jambi (4 sekolah), Lampung (5 Sekolah) dan Jakarta (4 Sekolah). Pentingnya akses layanan kesehatan seksual dan reproduksi Sedangkan untuk DAKU! Papua hingga saat ini masih diimplementasi yang ramah remaja di 5 sekolah di Kabupaten Merauke. Pada tahun 2013 salah satu tujuan utama program adalah Mendorong terciptanya kebijakan yang lebih berpihak pada remaja meningkatkan peran mitra pelaksana dalam mendorong peningkatan Di tingkat nasional, Aliansi Satu Visi melakukan kerja-kerja advokasi layanan kesehatan seksual dan reproduksi dan juga layanan mempengaruhi kebijakan yang melibatkan Kementrian Kesehatan kekerasan berbasis gender. Untuk meningkatkan ketrampilan untuk bersama-sama mewujudkan layanan kesehatan yang ramah dan kapasitas mitra pelaksana program, kami bersama mitra remaja. Komitmen Kementrian Kesehatan untuk mewujudkan mengembangkan Modul “Pelatihan Kesehatan Seksual dan layanan kesehatan ramah remaja cukup tinggi dengan adanya Reproduksi Ramah Remaja” . Modul ini sangat berkontribusi dalam Pusat Informasi Kesehatan Remaja (PIKR) di tiap Puskesmas. upaya membuat layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang Namun secara kuantitas dan kualitas layanan, PIKR ini masih perlu ramah remaja ditingkatkan lagi. Disinilah peran ASV sebagai sebuah aliansi yang akan terus mendorong hingga layanan ini terwujud di seluruh Ketrampilan ini sangat diperlukan karena layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang tersedia yang publik maupun swasta saat ini masih belum sepenuhnya menjawab kebutuhan remaja secara komprehensif, mulai dari petugas kesehatan yang ramah, kerahasiaan, harga yang terjangkau serta lokasi yang dekat dengan remaja. Puskesmas di Indonesia. 21 Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 22 Anggota ASV saat ini terdiri dari 21 lembaga dan bekerja bersama Di tingkat provinsi dan kabupaten kota, seluruh anggota ASV juga sekolah, jaringan komunitas anak jalanan, kaum miskin kota, jaringan melakukan kerja-kerja advokasi agar terciptanya kebijakan yang perempuan dan kelompok marjinal lainnya. Sejak tahun 2012, mendukung pemenuhan hak remaja di wilayah tersebut. Tujuan yang Aliansi Satu Visi menggaungkan pentingnya kesehatan seksual dan ingin dicapai adalah adanya dukungan yang nyata untuk penerapan reproduksi melalui perayaan World Sexual Health Day (WSHD). pendidikan seksualitas komprehensif dan terwujudnya layanan Perayaan ini telah menjadi kegiatan tahunan, dan pada 8 September kesehatan ramah remaja bagi seluruh remaja di wilayah tersebut. 2013 kegiatan ini dirayakan secara nasional di Jakarta dan beberapa provinsi lainnya. Pada tahun 2013, perayaan WSHD diikuti oleh Advokasi ini telah berjalan dengan baik di Lampung, Jambi, lebih dari 300 anak muda dan orang yang peduli tentang pentingnya Jakarta dan DI Yogyakarta antara lain melalui adanya dukungan kesehatan seksual sebagai syarat mewujudkan kehidupan yang pada program SETARA. Dukungan tersebut memang masih sejahtera. perlu mendapat perhatian lebih karena baru sebatas dukungan secara sektoral di sekolah dan orangtua siswa serta lingkup Dinas Pelibatan remaja untuk kebijakan yang berpihak kepada remaja Pendidikan kabupaten/kota. Ke depan perlu ada strategi untuk Program UFBR bertujuan kepada peningkatkan taraf hidup remaja, memasukkan modul SETARA ini ke dalam kurikulum di dinas maka fokus diberikan kepada pelibatan remaja secara bermakna pendidikan. Salah satu sukses yang telah diraih adalah pendanaan dalam keseluruhan komponen program. Ini berarti remaja mengambil untuk implementasi DAKU! PAPUA di Merauke dan DAKU! Di peran dalam struktur pengurus Aliansi Satu Visi dan menjadi Lampung. Kedua keberhasilan ini dapat diambi sebagai pijakan bagi komitmen seluruh anggota ASV untuk selalu memberikan ruang pelaksanaan advokasi pendidikan seksualitas komprehensif di provinsi bagi remaja untuk terlibat aktif dari mulai perencanaan, pelaksanaan lain. hingga evaluasi sebuah kegiatan hingga kebijakan organisasi. Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 Capaian UFBR 2013 dalam angka 837 jumlah staf organisasi sipil kemasyarakatan yang mendapatkan pelatihan pendidikan seksualitas 21.102 jumlah remaja yang berpartisipasi dalam pendidikan seksualitas 18.857 jumlah layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang disediakan oleh organisasi pelaksana 31 jenis layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang disediakan 9.322 jumlah anggota dan tokoh masyarakat yang berpartisipasi dalam kegiatan dukungan terhadap hak dan kesehatan seksual dan reproduksi 2.506.661 jumlah orang terjangkau informasi seksualitas Keberhasilan pendidikan seksualitas komprehensif di Indonesia • Pada 2013, kemitraan dalam program UFBR fokus dalam mengembangkan modul SETARA, pendidikan seksualitas komprehensif untuk siswa SMP dan mengimplementasikan proyek perintis. Saat ini program SETARA sedang diimplementasikan langsung. • Saat ini Program DAKU! sudah selesai pendanaannya namun program ini masih berlanjut dan diimplementasikan oleh beberapa organisasi seperti Yayasan Pelita Ilmu, SIKOK Jambi, dan PKBI Lampung. • Pemerintah DKI Jakarta telah mengeluarkan Peraturan Gubernur no. 31/2013 yang menjadi landasan untuk pelaksanaan pendidikan seksualitas komprehensif di sekolah. • Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Lampung terus menerus mendukung pendidikan seksualitas komprehensif sejak program ini dimulai tahun 2012. 23 Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 Bersama Peduli Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Remaja sebagai populasi dan identitas adalah kelompok yang unik. Remaja memiliki kebutuhannya tersendiri yang membedakannya dengan anak dan dewasa. Di sisi lain yang tak kalah penting, remaja adalah kelompok yang sangat beragam. Keberagaman remaja mendasari kami untuk terus berinovasi dalam menyasar dan melibatkan dalam bidang kesehatan reproduksi dan seksualitas remaja secara lebih efektif dan efisien. Memasuki tahun 2013, kami memulai program inovatif baru menyasar kelompok remaja marjinal. Jika sebelumnya kami 24 menyasar remaja di sekolah, tahun 2013 kami menyasar remaja yang belum terlayani seperti remaja yang tergabung dalam berbagai komunitas, difabel, ODHA, ragam seksualitas, remaja jalanan, remaja lapas, remaja pesantren, hingga ibu muda. Program ini bernama ASK, Access to Services and Knowledge. Di Indonesia kami mengadaptasinya menjadi Sobat ASK. Pemilihan nama ini berdasarkan karakteristik remaja yang lebih percaya dengan teman sebaya, oleh sebab itu kami ingin memposisikan diri kami sebagai sobat terpercaya untuk informasi dan akses layanan kesehatan seksual dan reproduksi bagi remaja di Indonesia. Kami merancang Sobat ASK dengan berdasar pada tiga tujuan utama yakni 1.Menciptakan lingkungan yang mendukung dan ramah bagi remaja terutama untuk perubahan struktural dengan cara mempengaruhi pembuat kebijakan untuk lebih berpihak kepada remaja. 2.Meningkatkan akses terhadap informasi kesehatan reproduksi dan seksualitas bagi remaja yang komprehensif, terpercaya, dan tidak menghakimi 3.Meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan seksual dan reproduksi untuk remaja. Di Indonesia, Sobat ASK dilaksanakan sebagai bagian/kegiatan?? dari Aliansi Satu Visi yang terdiri dari Rutgers WPF Indonesia, PKBI Pusat, PKBI Daerah Yogyakarya, PKBI Daerah Jawa Timur, PKBI Daerah Jakarta, Yayasan Pelita Ilmu, CD Bethesda, Aliansi Remaja Indonesia, dan Kementerian Sosial. Rutgers WPF Indonesia berperan menjadi Program ASK dijalankan koordinator program Indonesia. di tiga wilayah di Indonesia yaitu DKI DKI JAKARTA Jakarta, D.I. Yogyakarta WILAYAH dan Jawa Timur dengan Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta wilayah intervensi Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Barat sebagai berikut: MITRA PKBI DKI Jakarta dan YPI JAWA TIMUR WILAYAH Kota Surabaya, Jombang, Pamekasan MITRA PKBI Daerah Jawa Timur NASIONAL Rutgers WPF Indonesia, PKBI Pusat, ARI, Kemensos D.I YOGYAKARTA WILAYAH Kulonprogo, Gunung Kidul, Kota Yogyakarta, Bantul, Sleman MITRA PKBI D.I. Yogyakarta dan CD Bethesda Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 Program yang berorientasi pada hasil Untuk memastikan akuntabilitas program ini dirancang dengan menetapkan hasil yang terukur sejak awal. Hal ini termaktub di dalam konsep “Result Area” mulai dari satu hingga empat. Result Area ini menjadi tanggung jawab bersama organisasi yang menjalankan program Sobat ASK. Result Area yang kami sasar: TRAINING COUNSELORS Result Area 1 – Pemberian informasi kesehatan reproduksi dan seksualitas bagi remaja terutama remaja ODHA, difabel, ibu muda, ragam seksualitas dan mendukung mereka memiliki perilaku yang lebih sehat. Pemberian informasi ini melalui media yang mudah diakses remaja. Media ini antara lain layanan telepon, sms gateway, helpline, leaflet, booklet, website. PREPARE YOUTH FRIENDLY HEALTH FACILITIES Result Area 2 – Pemberian akses layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang mencakup kontrasepsi, ARV, konseling, VCT, pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak, hingga layanan pra-persalinan. CAPACITY BUILDING OF HEALTH PROVIDERS Result Area 3 – mendorong layanan di klinik publik dan swasta untuk menyediakan layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang lebih baik terutama bagi kelompok remaja marjinal Result Area 4 - menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pemenuhan hak seksual dan reproduksi remaja marjinal Berdasarkan konsep ini, melalui penyebaran informasi kami mendorong terciptanya kesadaran bagi para remaja untuk memeriksakan kesehatan seksual dan reproduksinya ke layanan ramah remaja yang sudah disediakan. Namun tujuan ini tidak akan tercapai jika belum ada lingkungan yang mendukung sehingga dalam program kami ini berupaya untuk menciptakan dan mengadvokasi lingkungan yang kondusif. DEMAND (RA 1) SUPPLY ( RA 2, 3 ) DIRECT ACCESS OF INFORMATION RESULT AREA 4 ENABLING ENVIROMENT 25 EDUCATION AND TRAINING 12.619 – remaja yang mendapatkan informasi melalui program ASK 65 pendidik yang didukung melalui e-learning dan e-support Pembelajaran penting selama 2013 Ada tantangan tersendiri ketika bekerja bersama dalam aliansi. Aliansi Satu Visi terdiri dari berbagai organisasi dengan beragam latar belakang. Koordinasi dan komunikasi harus selalu diutamakan dan terjadi secara intensif untuk membentuk komunikasi yang asertif dan positif. Peningkatan kualitas pemberian informasi kepada remaja sangatlah diperlukan. Di sisi lain kebutuhan remaja akan informasi kesehatan seksual dan reproduksi sangat tinggi sehingga diperlukan strategi untuk penjangkauan informasi yang tepat, komprehensif, dan efektif. Pemberian layanan kesehatan seksual dan reproduksi kepada remaja masih membutuhkan banyak kerja keras karena masih banyak stigma dan juga diskriminasi yang diterima oleh remaja ketika mengakses layanan. 2.994 – jumlah layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang diberikan kepada remaja 902 – jumlah kontrasepsi yang disediakan kepada remaja 30.364 – jumlah peserta yang mengikuti diskusi di grup seksualitas dan kesehatan reproduksi secara online 2.023.618 publik yang terjangkau kampanye dalam program ASK 17 jumlah pembuat kebijakan publik yang membawa isu kesehatan reproduksi dan seksualitas remaja ke dalam perdebatan politik Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 SURVEI PENGUKURAN OUTCOME 2013 Refleksi efektivitas 3 tahun program UFBR Program UFBR dimulai sejak tahun 2011 dan akan berakhir pada 2015. Monitoring dan evaluasi program menjadi bagian tak terpisahkan dari program ini. Pengukuran dampak program sangat krusial untuk melihat sejauh mana efektivitas program bagi penerima manfaat. Memasuki tahun ketiga pelaksanaan program UFBR ini, Rutgers WPF Indonesia mengadakan survei untuk mengukur dampak dari program yang telah dilaksanakan sampai tahun ini. 26 Survei ini dilakukan di empat provinsi intervensi, yaitu Jambi, Lampung , DKI Jakarta dan DI Yogyakarta. Survey mengukur tiga komponen program yang disasar dalam UFBR yakni: 1)Pengetahuan, sikap, dan perilaku yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi dan seksualitas di kalangan pelajar yang mendapatkan program UFBR. Komponen ini termasuk sikap terkait kesehatan reproduksi, seksualitas, dan hak asasi manusia; penggunaan kondom dan kontrasepsi lainnya; pengalaman dengan aktivitas seks non-konsensual; dan norma-norma yang dimiliki terkait dengan tentang seksualitas. 2)Layanan kesehatan seksual dan reproduksi yakni perubahan dalam kualitas dan kepuasan klien mengenai layanan kesehatan reproduksi dan seksual yang ramah remaja di Puskesmas atau klinik setelah pelaksanaan program UFBR. 3)Lingkungan pendukung pemenuhan hak seksual dan reproduksi yakni masyarakat umum, tokoh masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan METODOLOGI wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah, survey melalui pengecekan langsung di lapangan (checklist) dan wawancara akhir untuk mengukur tingkat kepuasan klien dalam pelayanan kesehatan, dan analisis data sekunder untuk memahami masalah sehari-hari yang dihadapi oleh klinik remaja. Selain itu, untuk melihat tingkat keterlibatan pemangku kepentingan dalam program UFBR, kami menggunakan metode pemetaan pemangku kepentingan. METODE PENELITIAN BASELINE 2011 Sebelum intervensi 2011 PENGUKURAN OUTCOME 2013 Tengah intervensi 2013 ENDLINE 2015 Setelah intervensi 2015 Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 HASIL 1. Pengetahuan, sikap, dan perilaku terkait seksualitas Secara keseluruhan indikator untuk pengetahuan, sikap, dan perilaku meningkat. Hal ini menunjukkan efektivitas intervensi program yang dilakukan bersama dengan mitra. Untuk pertanyaan tentang perilaku seksual yang berbasis hak, hasilnya meningkat signifikan. • Orang yang terlihat sehat bisa terinfeksi HIV 2011 14,7% 2013 73,6% pengetahuan meningkat 58,9% • Melakukan hubungan seks yang dipaksakan adalah hal yang tidak dibenarkan 2011 5,3% 2013 85,1% meningkat 79,8% • Kecenderungan menunda hubungan seksual 2011 34,1% 2013 85% meningkat 50,9% • Individu berhak untuk menolak seks 2011 75% 2013 92,2% meningkat 17,2% • Pernah mengunjungi klinik kesehatan – 2011 10,3% 2013 29,1% meningkat 18,8% Temuan ini meyakinkan kita tentang pentingnya pendidikan seksualitas untuk mengubah sikap remaja terkait seksualitas. Selain itu, semakin pendidikan seksualitas diberikan sedini mungkin, anakanak akan lebih mungkin memiliki hubungan yang sehat dalam kehidupan mereka nantinya. 2. Layanan kesehatan seksual dan reproduksi • Tingkat kepuasan remaja di daerah intervensi terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi meningkat sebesar 40%. • Kenaikan ini terjadi pada 5 dari 8 (62,5%) klinik layanan ramah remaja. Namun fasilitas di klinik seperti yang ditunjukkan melalui sistem pengecekan langsung di lapangan melalui checklist dan analisis data sekunder masih harus ditingkatkan. • Pada saat yang sama, jumlah klinik dengan masalah kehabisan stok komoditas pada tahun 2013 menurun dibandingkan dengan 2011 awal. • Ketersediaan stok untuk tes HIV sudah lebih baik dibandingkan dengan 2011. • Di hampir semua layanan klinik yang diintervensi, akses oleh remaja meningkat, tetapi jumlah staf yang berkualitas masih perlu ditingkatkan. • Titik kepuasan bagi Ardhanary Institute yang menyediakan layanan kekerasan berbasis gender adalah 2,9 dari maksimum 4. • Setelah terpapar oleh informasi terkait seksualitas, kesehatan reproduksi, dan hak asasi manusia, remaja memiliki pengetahuan dan kesadaran yang lebih baik dan lebih bisa mengutarakan keinginannya untuk mendapatkan layanan yang lebih baik. 3. Keterlibatan Pihak Terkait • Pengetahuan tokoh masyarakat bervariasi di tiap daerah tetapi trennya cenderung meningkat. Saat ini mencapai 39% dari target 50% pada tahun 2015 • Penerimaan atas hak seksual dan reproduksi, kesehatan reproduksi remaja di tingkat masyarakat telah mencapai 40%. Hal ini dekat dengan target 45% pada tahun 2015. • Dalam dua tahun yang tersisa, mitra akan memperkuat fokus mereka untuk advokasi dan membangun lingkungan yang kondusif dengan melibatkan lebih banyak pihak dan orang tua siswa. 27 Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 28 Aliansi Satu Visi Selayang Pandang 2013 Kami percaya melalui kemitraan yang saling sinergis kami bisa mendukung kerja-kerja organisasi sipil di Indonesia mewujudkan visi bersama untuk Indonesia yang lebih baik. Bersama Aliansi Satu Visi yang terdiri dari berbagai organisasi lintas bidang di Indonesia, kami melakukan hal ini bersama. Pemerintah Indonesia telah meratifikasi kesepakatan internasional tentang kependudukan yakni International Conference on Population and Development Program of Action (ICPD PoA) 1994. Untuk komitmen ini, kami selaku anggota Aliansi Satu Visi turut mendukung komitmen pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia terutama kelompok marjinal seperti perempuan, anak, dan remaja. Aliansi Satu Visi bekerja untuk mendukung pemenuhan hak dan kesehatan seksual dan reproduksi. Sepanjang 2013 kami telah mengadakan serangkaian kegiatan peningkatan kapasitas dan mendukung kebijakan yang berpihak kepada kelompok marjinal baik di tingkat lokal maupun nasional. Simposium Nasional “Pendekatan HAM, Seksualitas dan Gender dalam Penanggulangan HIV & AIDS dan Trafficking” Simposium ini diadakan di Yogyakarta pada 29 Januari – 1 Februari 2013 dengan tiga tujuan yakni 1) menyelaraskan cara pandang gender, seksualitas dan HAM tentang prostitusi dan jasa seksual, 2) merancang bangunan gerakan perlindungan dan pemenuhan HAM bagi Pekerja Seks dalam konteks Penanggulangan HIV & AIDS dan Trafficking, dan 3) merumuskan landasan juridis dan strategis untuk pemenuhan HAM bagi pekerja seks. Simposium ini menghadirkan berbagai narasumber dan mengundang sekitar 50 orang pegiat, pakar dan pemerhati HIV dan AIDS. Kegiatan dibagi menjadi 4 tahapan: Paparan Pra Wacana, Orientasi Kancah, Diskusi dan Perumusan Gagasan. Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 29 World Sexual Health Day 2013: Xpresikan hakmu! Pada Minggu, 8 September 2013, ASV merayakan Hari Kesehatan Seksual Sedunia (World Sexual Health Day) dengan melakukan pertunjukan drill dance4life Indonesia, musik dan melakukan orasi di Bundaran HI Jakarta saat kegiatan hari bebas kendaraan bermotor. Peringatan ini sangat strategis untuk menunjukkan pada masyarakat akan pentingnya kesehatan seksual. Training of Trainer Layanan Kesehatan Ramah Remaja Kegiatan ini dilakukan pada 6 – 10 November 2013 dengan tujuan 1) meningkatkan pemahaman petugas kesehatan terkait kesehatan seksual dan reproduksi secara medis serta orientasi seksual dan identitas gender, 2) meningkatkan keterampilan petugas terkait komunikasi advokasi dan menjadi seorang pelatih, dan 3) meningkatkan keterampilan petugas kesehatan untuk menggunakan modul layanan kesehatan ramah remaja. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari pembuatan modul pelatihan “Pelatihan Kesehatan Seksual dan Reproduksi Ramah Remaja”. Training of Organizing Youth Forum ASV Pelatihan ini diikuti oleh 29 remaja perwakilan dari anggota ASV dan dilaksanakan di Jakarta pada 10 – 12 Desember 2013. Kegiatan ini dimulai dengan melakukan telaah mengenai Advokasi Youth Forum ASV pada 2012 – 2013, kemudian dilanjutkan dengan sesi memahami advokasi, membangun visi, partisipasi remaja yang bermakna, remaja sebagai aktor gerakan, merumuskan isu strategis dan mengolah data, serta mengemas pesan strategi komunikasi. Indonesian Youth Diversity Celebration 2013 IYDC adalah konferensi kesehatan reproduksi dan seksualitas remaja pertama di Indonesia. Konferensi ini diadakan di Jakarta pada 13 - 15 Desember 2013. Remaja terpilih dari seluruh Indonesia dapat berbagi pengalaman, diskusi bersama, dan update mengenai isu-isu seksualitas, kesehatan reproduksi, dan hak asasi manusia. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Kesehatan RI, sehingga menjadi waktu yang tepat untuk melakukan advokasi untuk layanan ramah remaja. Kursus singkat juga diadakan setiap harinya untuk melakukan meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan peserta mengenai isu kesehatan reproduksi dan seksualitas baik di Indonesia. Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 INOVASI DI BENGKULU DAN DI YOGYAKARTA UNTUK MENGHENTIKAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN 30 Terbentuknya Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga No. 23 tahun 2004 membuktikan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengatasi persoalan mengenai kekerasan yang terjadi di lingkup personal. Ini adalah upaya sistematis untuk menghapus KDRT. Namun adanya Undang-undang ini masih belum cukup untuk menurunkan tingginya kasus KDRT. Data Komnas Perempuan menunjukkan selama tahun 2012 terdapat 216.156 kasus kekerasan terhadap perempuan dan sebanyak 203.507 kasus adalah KDRT sedangkan sebanyak 2.428 adalah kekerasan dalam relasi intim lainnya. Tingginya angka KDRT menuntut seluruh elemen masyarakat untuk membuat pendekatan yang lebih tepat sasaran. Selama ini upaya penanganan kekerasan terhadap perempuan masih berfokus di perempuan. Berbekal berbagai studi, temuan lapangan, dan inovasi program dari belahan bumi lainnya, pada tahun 2007 RutgersWPF Indonesia bekerja sama dengan Women’s Crisis Centre Rifka Annisa di Yogyakarta dan Women’s Crisis Centre Cahaya Perempuan di Bengkulu mengembangkan program konseling untuk Laki-Laki. Upaya ini berangkat dari data kasus yang dikumpulkan oleh Rifka Annisa bahwa hampir 90% perempuan korban KDRT memilih untuk tetap tinggal bersama pasangannya. Fakta ini mendorong pentingnya pelibatan dan penjangkauan kepada laki-laki agar mereka dapat mengubah perilakunya menjadi nirkekerasan. Salah satunya melalui konseling. RutgersWPF Indonesia bersama WCC Rifka Annisa dan Cahaya Perempuan dengan dukungan dari Bank Dunia memperluas program “Men Making Difference in Stopping Violence Against Women” pada 2013 dengan menargetkan konseling untuk laki-laki pelaku kekerasan dalam konteks hubungan intim. Konseling ini tersedia baik untuk individu maupun pasangan, lebih jauh lagi untuk mendukung program ini serangkaian pendidikan publik dilakukan dengan mempromosikan nilai dan maskulinitas yang nirkekerasan. Tak hanya itu, kami juga turut mempengaruhi kebijakan pemerintah untuk menyediakan layanan konseling bagi laki-laki pelaku kekerasan agar penghapusan kekerasan terhadap perempuan dilakukan secara komprehensif. BERBAGAI INOVASI UNTUK MENGHAPUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN 1. Konseling perubahan perilaku Agar masyarakat memahami bahwa dalam rangkaian implementasi UU PKDRT, layanan konseling perubahan perilaku mulai diinisiasi oleh organisasi penyedia layanan bagi perempuan dan anak korban kekerasan. Tahapan untuk pengembangan program konseling perubahan perilaku dimulai dengan peningkatan kapasitas untuk konselor, yaitu dengan dilaksanakannya pelatihan konseling Laki-Laki dalam konteks KDRT. 2. Penyebaran nilai maskulinitas nirkekerasan melalui kampanye dan advokasi Kampanye di media massa, komunitas dan kelompok agama Kami menggandeng jurnalis untuk turut mempromosikan nilai maskulinitas nirkekerasan. Kami memulainya dengan membuat lokakarya keterlibatan laki-laki dengan jurnalis yang dilaksanakan oleh Rifka Annisa. Hal ini sangat menantang karena media massa masih terkungkung dengan nilai dominan yang masih menyalahkan perempuan korban KDRT. Lokakarya ini dibuat untuk membentuk sudut pandang jurnalis untuk berpihak kepada korban kekerasan. Rifka Annisa pun turut memproduksi dua iklan layanan masyarakat tentang konseling laki-laki dan pentingnya kesigapan masyarakat untuk merespon kasus kekerasan di lingkungannya. Di provinsi Bengkulu, kami turut mengadakan diskusi komunitas dengan tokoh agama, adat, serta pemangku kepentingan dari pemerintahan seperti kementrian agama, hingga akademisi. Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 ADVOKASI KEBIJAKAN KE PEMERINTAH LOKAL WCC Cahaya Perempuan Bengkulu mulai merambah peluang kerjasama Kantor Wilayah Kementrian Agama terutama yang berkaitan dengan pemberian informasi dan penguatan pengetahuan bagi calon pengantin baru. Materi utamanya tentang isu kesetaraan gender dan membangun rumah tangga yang harmonis berlandaskan Al-Quran dan Hadist. Tujuannya adalah untuk mengurangi angka KDRT. Untuk mendorong agar semakin banyak lelaki pelaku kekerasan mengakses konseling, kami melakukan kampanye dengan menyasar berbagai media dan kesempatan: • Diskusi di komunitas ayah untuk mensosialisasikan layanan konseling dan isu hak seksual dan kesehatan reproduksi yang melibatkan tokoh masyarakat dan agama. • Menggunakan media radio local dan komunitas dan mengemasnya melalui kesenian. • Turut terlibat dalam kegiatan olahraga seperti pertandingan sepak bola yang digemari oleh laki-laki. • Mengembangkan kampanye yang tidak hanya ceramah tapi juga kegiatan yang memberikan pengetahuan misalnya diskusi dengan ahli gender dan maskulinitas bersama tokoh yang diidolakan. • Mendorong masyarakat untuk sadar tentang adanya layanan konseling dengan mengemas pesan positif mengenai konseling untuk laki-laki. TANTANGAN IMPLEMENTASI PROGRAM Masih kuatnya nilai maskulinitas yang dipegang oleh klien laki-laki menyebabkan konseling yang diikuti tidak selesai sampai tahap perubahan perilaku, hal ini dikarenakan persepsi klien bahwa dengan mengikuti konseling istri tidak membatalkan gugatan cerai. Belum ada kesadaran dari klien bahwa konseling dibutuhkan untuk memperbaiki hubungan dan menghilangkan tindakan yang abusive terhadap pasangan dan anak-anaknya. LEMBAR FAKTA • Mayoritas laki-laki yang mengakses layanan konseling di Rifka Annisa telah melakukan kekerasan terhadap perempuan dalam relasi pernikahan (sebanyak 80.2%). • Penghukuman bagi pelaku tidak cukup menyelesaikan akar masalah kekerasan yang menyertainya. Bahkan hal tersebut cenderung meninggalkan permasalahan psikologis, ekonomi, sosial maupun kesehatan bagi perempuan korban. Untuk itu pendekatan kepada laki-laki untuk perubahan perilaku yang positif tanpa kekerasan perlu terus diupayakan. • Tantangan terbesar dalam melakukan konseling bagi laki-laki pelaku kekerasan adalah keengganannya laki-laki untuk mengikuti konseling perubahan perilaku. Sebagian besar klien yang datang untuk mengikuti konseling adalah hasil rujukan dari pasangan.Terdapat sebanyak empat laki-laki yang datang secara sukarela untuk mengikuti konseling. Motivasi mereka untuk datang mengikuti konseling sebagian besar karena menginginkan pasangannya tidak menceraikannya. • Tantangan yang lain adalah tinggi angka putus konseling, ini konsekuensi logis dari kurangnya motivasi. Dari 12 tema konseling yang ada, rata-rata hanya 2 sampai 3 tema saja yang berhasil diikuti. Ini disebabkan suami yang masih menganggap tidak ada masalah dengan dirinya sehingga tidak ada hal yang harus diubah. Mereka sering kali menganggap bahwa masalah yang muncul lebih banyak disebabkan karena masalah ekonomi keluarga. • Program layanan konseling bagi laki-laki pelaku KDRT yang dilakukan oleh WCC Cahaya Perempuan Bengkulu tidak hanya dilakukan melalui rujukan dari klien korban dan telepon/ sms semata, namun juga diberikan kepada laki-laki pelaku KDRT yang telah diputuskan di Pengadilan karena terbukti melanggar UU P-KDRT yang berada di Lembaga Pelayanan Masyarakat (LAPAS) Bengkulu. Konseling di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Gading Cempaka berada di Kota Bengkulu adalah cara strategis lain untuk menjangkau laki-laki pelaku KDRT. 31 Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 MEMBANGUN KEMITRAAN DAN KOORDINASI UNTUK PEMENUHAN LAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DI PAPUA 32 Papua sebagai provinsi paling timur Indonesia memiliki keunikannya tersendiri. Alam yang kaya namun belum dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan penduduknya. Remaja di Papua pun memiliki tantangannya tersendiri bila dibandingkan dengan remaja di provinsi lain. Tantangan ini antara lain epidemi HIV yang tidak lagi terkonsentrasi di populasi kunci namun sudah menyebar di populasi umum. Data menunjukkan epidemi HIV mencapai 15 kali lipat dari rata-rata nasional Indonesia. Hal ini diperkuat dengan tantangan lain yang juga mendesak yakni kemiskinan. Di sisi lain, perilaku seksual remaja di Papua cukup beresiko di tengah tingginya epidemi HIV dan AIDS. Remaja di Papua, dari berbagai sumber, telah mulai berhubungan seksual sekitar usia 13 tahun. Sayangnya kerentanan ini belum dibarengi dengan cukupnya informasi mengenai kesehatan reproduksi, seksualitas, hingga IMS dan HIV yang menempatkan remaja Papua sangat beresiko tinggi. Di sisi lain akses ke layanan kontrasepsi seperti kondom secara umum sulit didapatkan di Papua. PENTINGNYA AKSES KE LAYANAN DAN INFORMASI DI PAPUA Kami percaya perubahan bisa terwujud melalui kerjasama, informasi, dan juga membangun kepercayaan. Bersama dengan Uni Eropa kami mengembangkan program untuk memperkuat akses ke layanan kesehatan seksual dan reproduksi di empat wilayah di Papua, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Keerom, dan Kabupaten Biak. Berdasarkan studi yang kami lakukan bersama remaja Papua di empat wilayah ini, resiko kesehatan yang dihadapi remaja papua diakibatkan oleh empat hal: 1.Terbatasnya informasi mengenai kesehatan seksual dan reproduksi 2.Terbatasnya akses ke layanan kesehatan yang ramah remaja 3.Tabunya membahas tentang seksualitas di lingkungan sekolah dan masyarakat 4.Hambatan komunikasi antara orang tua dan remaja terkait kesehatan reproduksi dan seksualitas Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 33 peran remaja dan berbagai forum untuk mengangkat isu kesehatan reproduksi remaja dan seksualitas remaja, dan mempengaruhi kebijakan terkait isu tersebut di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota. Pada tahun ketiga pelaksanaan program terdapat banyak capaian dari kemitraan ini mulai dari peningkatan kapasitas forum remaja papua, keberlanjutan program remaja, meningkatnya kapasitas tenaga kesehatan dan kader, peningkatan strategi advokasi, hingga keberhasilan perancangan bersama rencana kerja dan anggaran di Di sisi lain, terdapat tantangan struktural seperti minimnya pelibatan serta partisipasi remaja dalam pengambilan keputusan dan kebijakan di daerahnya, kurangnya koordinasi di antara pemangku kepentingan, hingga resistensi dari tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan remaja. Koordinasi dan partisipasi adalah dua hal penting yang kami promosikan dalam program ini. Kami percaya pelibatan berbagai pemangku kepentingan, termasuk remaja untuk mendiskusikan dan menyelesaikan permasalahan terkait kesehatan reproduksi dan seksualitas adalah kunci dari perubahan ke arah yang positif. Tahun 2013 adalah tahun ketiga, sekaligus juga terakhir dari pelaksanaan kemitraan ini bersama Uni Eropa. Selama tiga tahun, kami bersama PKBI Daerah Papua mengembangkan strategi kordinasi melalui pembentukan forum ragam pemangku kepentingan. Tujuannya adalah mempromosikan dan membentuk lingkungan yang mendukung peningkatan status kesehatan remaja di Papua. Program ini merupakan kemitraan antara Rutgers WPF dengan Uni Eropa, dengan PKBI Daerah Papua sebagai pelaksana di lapangan. Pada tahun pertama yakni 2011, kegiatan program difokuskan pada pengembangan forum jaringan kesehatan di Papua di empat wilayah kabupaten dan kota, memobilisasi remaja, dan juga melibatkan jurnalis untuk tertarik dengan isu kesehatan seksual dan reproduksi. Memasuki tahun kedua, program diarahkan pada peningkatan tingkat PKM agar bisa mengakomodir kebutuhan remaja. Peningkatan kapasitas forum remaja dan keberlanjutan program Salah satu keluaran dari program ini adalah terbentuknya Youth Forum Papua. Youth Forum Papua terdiri dari sekitar 30 organisasi di empat wilayah di Papua. Forum ini terbentuk setelah melalui serangkaian pelatihan pendidikan seksualitas hingga advokasi. Forum ini telah mendapatkan pengakuan dari pemerintah lokal dan berkontribusi terhadap forum multi pemangku kebijakan terutama dalam penajaman strategi advokasi kebijakan. Youth Forum Papua telah aktif terlibat dalam mempengaruhi kebijakan dan meningkatkan pengetahuan masyarakat umum akan pentingnya isu kesehatan seksual dan reproduksi dan kebutuhan akan informasi dan layanan kesehatan yang ramah remaja. Di sisi lain, Youth Forum Papua telah mengadaptasi program dance4life untuk menjangkau remaja sekolah. Melihat pendekatan dance4life yang unik karena menggunakan musik, tarian, dan budaya popular, Youth Forum Papua mendapat dukungan dari BKKBN Provinsi Papua. Selain dukungan untuk peningkatan kapasitas dalam pendidik sebaya dan pengorganisasian, para anggota Youth Forum Papua di empat wilayah juga ditingkatkan kapasitasnya melalui pelatihan Konselor Sebaya. Pelatihan ini merupakan pelatihan tingkat lanjut bagi mereka Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 yang telah mengikuti pelatihan Pendidik Sebaya di 2012. Pelatihan tersebut bekerjasama dengan Asosiasi Konselor Jayapura. Harapan atas remaja yang telah dibekali kemampuan pendidik serta konselor sebaya, yaitu bisa menjangkau sebayanya dan mendekatkan mereka pada layanan kesehatan ramah remaja yang ada. ‘SUPPLY AND DEMAND’ LAYANAN KESEHATAN REMAJA Tantangan yang sering dikemukakan oleh pemerintah daerah terkait layanan ramah remaja, ialah layanan telah disediakan namun remaja tidak ada yang mengaksesnya. Layanan yang dimaksud adalah 34 program PKPR yang pernah disediakan di beberapa puskesmas, program. namun kini sudah tidak tersedia lagi. Sekitar 250 orang dari 4 wilayah telah dilatih dalam pelatihan Layanan Kesehatan Ramah Remaja. Para peserta yang telah Merespon kendala tersebut, Rutgers WPF Indonesia bersama PKBI dilatih terdiri dari petugas kesehatan dari puskesmas, bidan, kader Papua dalam program ini mendorong penyediaan komoditas layanan puskesmas, dan kader remaja, serta beberapa staff Biro Keluarga kesehatan dan juga menciptakan kebutuhan. Kebutuhan dibangun Berencana di bawah kordinasi BKKBN Propinsi Papua. Dalam dengan mendukung inisiatif pembentukan Youth Forum Papua serta pelatihan petugas kesehatan dan kader keluarga berencana, BKKBN pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi. Lebih jauh lagi, Propinsi Papua mendukung kegiatan tak hanya dengan mengirimkan kami mendorong penyediaan forum lintas sektor, dengan melobi peserta dari daerah-daerah lain di Papua, namun juga berkontribusi pemerintah daerah, melalui SKPD terkait agar kembali mendukung untuk akomodasi para peserta. BKKBN menyambut baik kegiatan penyediaan layanan kesehatan ramah remaja. Selain itu ketersediaan tersebut karena dinilai turut menyumbang pada kerja-kerja program komoditas dibangun dengan meningkatkan kapasitas petugas mereka. kesehatan dan kader kesehatan reproduksi dari empat wilayah PENINGKATAN STRATEGI REFORMASI KEBIJAKAN Bekerja untuk reformasi kebijakan di wilayah Papua memiliki tantangan yang cukup berat. Persoalan infrastruktur masih menjadi prioritas. Target untuk mendorong program serta penganggaran hingga ke SKPD dan audiensi ke DPRD urung dilakukan karena dari beberapa pertemuan forum lintas sektor dan workshop advokasi usulan yang realistis dilakukan adalah mendorong PKM untuk memaksimalkan alokasi Bantuan Operasional Kesehatan. Usulan tersebut disambut baik oleh rekan-rekan petugas kesehatan, sehingga pada workshop advokasi di November dan Desember 2013 disusunlah Rencana Kerja dan Anggaran. Rencana tersebut disusun per wilayah, dengan tim yang terdiri dari SKPD terkait, petugas kesehatan dengan kepala PKM, kader kesehatan reproduksi dan kader remaja. Di dalam Rancangan Kerja dan Anggaran, alokasi dana yang diajukan untuk mengakses Bantuan Operasional Kesehatan secara umum mencakup penyebaran informasi, penambahan fasilitas layanan dan operasional terkait layanan yang ramah remaja, koordinasi dengan kader kesehatan reproduksi dan remaja, pendataan, dan kegiatan lain yang relevan. Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 Kabupaten Biak Kota dan Kabupaten Jayapura Kabupaten Keerom 35 LEMBAR FAKTA •Pelatihan untuk kader layanan kesehatan dan bidan Pelatihan untuk kader dan bidan melibatkan 8 orang dari 4 distrik. Sebagai tindak lanjut, mereka memberikan pelatihan lanjutan kepada 25 kader dan 25 bidan di distrik masing-masing. •Pelatihan konseling untuk remaja pendidik sebaya 15 remaja dari 3 distrik dilatih dan hingga akhir program sebanyak 60 remaja telah dilatih untuk menjadi konselor sebaya. Konselor remaja yang memiliki keahlian pendidik sebaya terhubung dengan pusat layanan kesehatan masyarakat dengan membantu mereka memberikan layanan konseling. •Pelatihan advokasi di tingkat provinsi dihadiri oleh 20 orang dari 4 distrik termasuk dari kelompok remaja Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 REGIONAL LEARNING FORUM – FORUM BERBAGI LIMA NEGARA 36 Program UFBR ini dilaksanakan di beberapa negara yaitu Pakistan (Quetta, AWAZCDS, RutgersWPF), Bangladesh (Family Planning Association Bangladesh/FPAB, UBR Alliance, Population Services and Training Center/PSTC, CHC/Christian Hospital Chandraghona), India (Voluntary Health Association of India, NEEDS, Bihar Voluntary Health Association, Restless development India, SEWA Bharat, Child in Need Institute Jharkhand, SRHR Alliance India), Belanda (D4L, Simavi, Rutgers WPF, Alliance) dan Indonesia (Rutgers WPF Indonesia, PKBI D.I. Yogyakarta, PKBI Lampung, YPI, PMI, dan SIKOK). Sharing is caring. Rutgers WPF percaya dengan semakin banyak berbagi dan bertukar cerita pelaksanaan program, akan semakin banyak hal yang bisa dipelajari untuk membuat program kesehatan reproduksi dan seksualitas jauh lebih efektif. Hal ini yang mendasari kami untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan Regional Learning Forum di Bandar Lampung, 21 – 24 Oktober 2013 yang lalu mengundang organisasi yang tergabung dalam kemitraan Unite for Body Rights dari lima Negara yakni Indonesia, Belanda, India, Pakistan, dan Bangladesh. Sasaran program UFBR adalah meningkatkan kualitas program pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas yang komprehensif, meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan seksual dan reproduksi bagi anak muda dan perempuan, hingga meningkatkan jaminan atas hak seksual dan reproduksi termasuk di dalamnnya penghapusan kekerasan pada perempuan dan meningkatkan kesadaran publik tentang keberagaman seksualitas. Forum ini menawarkan Negara yang terlibat dalam program ini untuk belajar dari pengalaman di Indonesia, khususnya dari provinsi Lampung. Pada tahun 2012 yang lalu Regional Learning Forum ini dilaksanakan di Ethiopia dan pada tahun 2013 forum dilaksanakan di Indonesia. Forum tahun 2013 memiliki dua tema utama yaitu 1) Pendidikan Seksualitas Komprehensif terutama dalam pelaksanaan dan isi materi, dan 2) Pemangku kepentingan terutama membangun kemitraan dan memperluas advokasi kebijakan. PEMBELAJARAN DARI LAMPUNG Lampung dipilih karena provinsi ini bisa menjadi contoh baik bagi pelaksanaan program UFBR di Indonesia. Lampung sudah menjadi lokasi pelaksanaan program pendidikan seksualitas yang dilaksanakan oleh PKBI Daerah Lampung dari awal program UFBR diperkenalkan. Dalam Regional Learning Forum peserta belajar bagaimana pembelajaran dan pengalaman dari jaringan yang dibentuk oleh PKBI Daerah Lampung bisa mendukung pelaksanaan program pendidikan seksualitas di Negara mereka masing-masing hingga dapat dilaksanakan dengan baik. Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 37 Selain mengundang pemangku kebijakan, Rutgers WPF melalui forum ini turut mengundang para guru dan juga koordinator pelaksana program pendidikan seksualitas di sekolah. Pada kesempatan ini, para peserta juga melakukan kunjungan ke sekolah yang merupakan dampingan dari PKBI Daerah Lampung yakni sekolah swasta umum dan sekolah swasta pesantren. Salah seorang guru yang dipercayai untuk pendidikan seksualitas menuturkan bahwa metode pengajaran yang dilakukan melalui dance4life yakni melalui musik, tarian, dan budaya populer lebih mudah diterima jika sekolah sudah mendapatkan pendidikan seksualitas komprehensif sebelumnya. Hal ini karena seluruh jajaran sekolah sudah lebih paham dan familiar dengan materi sehingga program dance4life bisa lebih lancar dan waktu yang digunakan lebih efisien. Banyak hal yang dirasa baru bagi peserta dari luar Indonesia ketika menghadiri forum seperti pendekatan dance4life yang turut menyentuh isu keberagaman seksual, penggunaan modul pendidikan seksualitas komprehensif dan penyampaian materinya yang dilengkapi dengan gambar yang menarik. Lebih jauh lagi, diskusi topik sensitif seperti kehamilan tidak direncanakan maupun kekerasan berbasis gender dapat dilakukan dengan lebih mudah. Selain itu diskusi yang diadakan antara peserta dengan pemangku kepentingan di Lampung telah membentuk dukungan antara Diknas, Dinkes, fasilitas Puskesmas ramah remaja, kantor KUA, dan kantor Agama terhadap program pendidikan seksualitas yang dilakukan oleh PKBI Lampung. Forum ini telah menjadi ajang untuk mempromosikan organisasi sipil di Indonesia yang telah memiliki tata kelola organisasi dan manajemen program yang baik. Hal ini penting sebagai pembelajaran baik bagi praktisi pembangunan, pemerintah, maupun organisasi di akar rumput yang bekerja untuk mendukung komitmen pemerintah dalam menjadi kualitas hidup warganya melalui peningkatan hak dan kesehatan seksual dan reproduksi. Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 38 INFORMASI DAN KOMUNIKASI: MEMBANGUN JEJARING DAN MENDORONG TRANSFORMASI SOSIAL Kami percaya bahwa ketersediaan pengetahuan adalah syarat mutlak untuk mendorong transformasi sosial. Dan transformasi adalah kunci dalam mewujudkan pemenuhan hak seksual dan reproduksi untuk semua. Oleh sebab itu, kami serius menggarap bidang pengetahuan ini melalui penyediaan informasi mengenai kesehatan reproduksi, seksualitas, dan hak asasi manusia. Berbagai intervensi kami untuk menyediakan informasi melalui mitra pelaksana telah menjangkau berbagai kelompok di Indonesia mulai dari remaja sekolah, kelompok marjinal, pengambil kebijakan, hingga donor. Kami melihat masih adanya ruang kosong dalam penyediaan informasi di dalam bidang kesehatan reproduksi, seksualitas, dan hak asasi manusia. Oleh sebab itu, kami berupaya untuk menghubungkan berbagai kelompok untuk tahu apa yang dikerjakan baik di akar rumput, pembuat kebijakan seputar pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi bagi pelajar SMP dan juga guru; modul pelatihan kesehatan seksual dan reproduksi ramah remaja bagi petugas kesehatan; dan panduan perangkat konseling untuk laki-laki dalam konteks KDRT. Selain itu, kami juga meningkatkan visibilitas kami di dalam media online seperti website, newsletter bulanan, dan berbagai social media. Berbagai sumber informasi ini kami rancang untuk meningkatkan kesadaran dan penerimaan publik terhadap berbagai topik kesehatan reproduksi dan seksualitas yang selama ini belum terdokumentasi dan muncul di publik dengan positif. Branding Rutgers WPF Indonesia dan saling terhubung untuk peningkatan program dan kebijakan di Indonesia. Pada tahun 2013, Rutgers WPF mulai mengkonsolidasikan kembali peran dan posisinya sebagai organisasi perantara di Indonesia. Dengan berbagai program yang menyasar remaja, perempuan, dan laki-laki, kami sadar bahwa konsistensi dan integrasi dalam penyampaian pesan ke publik menjadi wajib untuk mendukung visi kami. Selama tahun 2013 kami telah menerbitkan beberapa publikasi Sejak memulai programnya di Indonesia pada tahun 1997 dengan nama WPF (World Population Foundation), Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Pada 2005, kantor pertama resmi dibuka dan pada 2010 terjadi merger yang berdampak pada berubahnya nama WPF menjadi Rutgers WPF. Branding yang kuat, relevan, dan konsisten membantu kami memposisikan diri di Indonesia. Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 WEBSITE – website www.rutgerswpfindo.org bertujuan untuk memberikan informasi mengenai program Rutgers WPF di Indonesia, mencakup aktivitas yang kami lakukan maupun mitra pelaksana. Unique Visitors 326 Page views 974 Pages / Visit 2.39 Avg. Visit Duration 00:02:59 Bounce Rate 56.27% % New Visits 80.10% Newsletter – kabar Rutgers WPF Indonesia adalah berita yang kami sirkulasikan setiap bulannya yang mencakup kabar mengenai capaian program, aktivitas, kegiatan yang akan datang, dan tulisan yang memuat berita seputar program kesehatan reproduksi, seksualitas, hingga pelibatan laki-laki. Pada tahun 2013 kami telah menerbitkan enam edisi newsletter dengan total pelanggan 1.381 yang terdiri dari akademisi, donor, pekerja LSM, kelompok remaja, hingga swasta dan jumlah ini terus bertambah setiap harinya. Social media – dengan makin meningkatnya penggunaan social media, kami memanfaatkan potensi ini sebagai media pelibatan publik dalam mewujudkan transformasi sosial yang positif. Jumlah pengguna social media di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya khususnya pengguna facebook dan twitter. Sejak diluncurkan pada 2013, fans di facebook kami telah mencapai lebih dari 6.000 orang dan di twitter telah mencapai lebih dari 3.800 followers. PRODUK PENGETAHUAN RUTGERS WPF INDONESIA PADA 2013 BUKU Modul Pelatihan kesehatan seksual dan reproduksi ramah remaja edisi 1 Buku Panduan Peserta Didik Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksual: Setara – Semangat Dunia Remaja, Kelas 7 Buku Panduan Peserta Didik Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksual: Setara – Semangat Dunia Remaja, Kelas 8 Buku Panduan Guru Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksual: Setara – Semangat Dunia Remaja, Kelas 7 Buku Panduan Guru Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksual: Setara – Semangat Dunia Remaja, Kelas 8 Panduan Perangkat Konseling untuk Laki-laki FILM Surga Kecil di Bondowoso VIDEO Iklan Layanan Masyarakat Laki-laki Peduli oleh Ersa Mayori Iklan Layanan Masyarakat Laki-laki Peduli oleh Lukman Sardi Peluncuran Laki-laki Peduli LAPORAN PERTEMUAN Indonesian Youth Diversity Celebration ORGANISASI Laporan tahunan 2012 Company profile 39 Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 MELANGKAH MAJU UN Memasuki tahun 2014, Rutgers WPF Indonesia memiliki beberapa program yang akan dijalankan bersama dengan mitra lokal. Program yang kami jalankan berfokus pada dua isu yakni SRHR dan SGBV dengan prioritas kepada perempuan, remaja, laki-laki pelaku kekerasan, laki-laki muda, difabel, dan kelompok marjinal. Berikut beberapa program yang akan berjalan. 40 MenCare+ dance4life Kami mengimplementasikan program MenCare+ yang dikembangkan Sebagai National Concept Owner program dance4life di Indonesia, dari prinsip kampanye MenCare, dan merupakan suatu kemitraan tahun ini Rutgers WPF Indonesia akan bekerjasama dengan mitra tiga tahun di empat negara antara Rutgers WPF dan Promundo. baru yakni Youth Forum Papua sebuah organisasi yang dipimpin oleh Program ini diciptakan untuk melibatkan laki-laki umur 15 – 35 anak muda langsung yang bergerak di wilayah Papua dan memayungi tahun sebagai pasangan pengasuhan dalam meningkatkan kesehatan sedikitnya 30 organisasi dan komunitas remaja. Youth Forum Papua ibu dan anak dan hak dan kesehatan seksual dan reproduksi. adalah organisasi anak muda pertama yang mendapatkan dukungan Program ini didukung oleh kementrian luar negeri Belanda dan pendanaan langsung dari Rutgers WPF Indonesia. diimplementasikan di Brazil, Indonesia, Rwanda dan Afrika Selatan. Bekerja dengan sektor kesehatan publik di Brazil, Indonesia, Sama seperti tahun sebelumnya, dance4life akan melewati empat Rwanda dan Afrika Selatan, masing-masing negara mitra akan tahapan program: mengimplementasi: Inspire, bertujuan untuk memotivasi anak muda agar berperan aktif dalam penanggulangan HIV dan AIDS. •Pendidikan sebaya untuk lelaki muda tentang SRHR, kesetaraan gender, dan pengasuhan Educate, serangkaian workshop interaktif bertema pengembangan oPendidikan sebaya untuk ayah dan pasangannya, tentang SRHR, diri, pengetahuan dasar mengenai hak dan kesehatan seksual dan kesehatan ibu, kesetaraan gender dan pengasuhan reproduksi termasuk HIV dan AIDS, keterampilan bernegosiasi, oKonseling dan terapi dengan laki-laki pelaku kekerasan public speaking, debat, kepemimpinan, dan kewirausahaan, oLokakarya dengan pekerja sektor kesehatan dengan fokus kepada pentingnya melibatkan laki-laki dalam layanan SRHR dan Activate, penyebaran informasi mengenai HIV dan AIDS kepada kesehatan ibu teman sebaya, keluarga, dan lingkungan, menjadi relawan peduli oKampanye komunitas MenCare yang akan berfokus pada HIV dan AIDS dan melakukan berbagai aktivitas penanggulangan meningkatkan kesadaran peran laki-laki dalam menjadi ayah dan HIV dan AIDS. pengasuh oAdvokasi dan membangun kemitraan dengan organisasi sipil dan Celebrate, puncak perayaan atas capaian setelah melewati ketiga pemerintah yang menangani isu ini. tahap sebelumnya. Puncak acara berupa pementasan musik dan tari kolosal dance4life yang dilaksanakan menjelang peringatan Rutgers WPF, Promundo dan mitra juga mengembangkan dan hari AIDS sedunia, untuk memperkuat komitmen anak muda mengujicoba pendekatan yang berbasis data untuk memperkaya sebagai agen perubahan dan menghubungkan dance4life Indonesia kegiatan dan keluaran program. Untuk memastikan keberlanjutan dengan negara-negara lain yang melaksanakan program dance4life. program MenCare+, kami mempersiapkan semua pihak agar pada akhir program inisiatif ini diterapkan dan diintegrasikan dalam sistem layanan kesehatan publik. Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 UNTUK 2014 ASK Unite for Body Rights Rutgers WPF Indonesia bersama mitra akan mengimplementasikan Program Unite for Body Rights adalah program yang memiliki tiga program ASK – YEA Access Services Knowledge – Youth wilayah intervensi berdasarkan Millenium Development Goals Tujuan Empowerment Alliance. Program ini adalah kerjasama multi 3, 5, dan 6. Berbeda dengan program ASK yang menyasar kelompok organisasi di Indonesia dan organisasi di Belanda untuk menjangkau muda yang selama ini relatif belum terjangkau, program UFBR kelompok muda yang belum terjangkau dalam layanan kesehatan menyasar kelompok muda dari populasi umum berusia 10 hingga 24 maupun informasi. tahun dan perempuan usia reproduksi yakni 15 hingga 49 tahun. Pada tahun 2014, UFBR akan melanjutkan penyusunan materi Program ASK – YEA memiliki empat keluaran program • Keluaran 1: Anak muda, termasuk dari kelompok beragam pendidikan seksualitas komprehensif bagi siswa SMP, penyediaan layanan kesehatan yang ramah remaja, mendukung layanan seksualitas dan identitas gender, ODHA, difabel, dan yang berada konseling dan pendampingan penyintas KDRT, hingga mendukung di wilayah terpencil semakin memiliki informasi yang lebih baik kemitraan SRHR dan SGBV di Indonesia melalui Aliansi Satu Visi. untuk membuat keputusan yang lebih sehat terkait seksualitas, khususnya kapan, dimana, dan bagaimana mendapatkan layanan SRHR. • Keluaran 2: Meningkatnya akses terhadap komoditas layanan kesehatan seksual dan reproduksi termasuk ARV dan kontrasepsi bagi kelompok muda, termasuk kelompok beragam seksualitas dan identitas gender, ODHA, remaja berusia 10-16 tahun, difabel, dan yang berada di wilayah terpencil. • Keluaran 3: Klinik umum dan swasta menyediakan layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang lebih baik dengan semakin banyaknya kelompok muda yang mengakses, termasuk kelompok beragam seksualitas dan identitas gender, ODHA, remaja berusia 10-16 tahun, difabel, dan yang berada di wilayah terpencil. • Keluaran 4: Meningkatnya penghormatan terhadap hak seksual dan reproduksi orang muda terutama orang muda dari kelompok marjinal. 41 Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 LAPORAN KEUANGAN 2013* Pemasukan 2013 4% 16% Pemasukan dari Rutgers WPF headquarter Pemerintah Belanda Bunga bank dan perbedaan kurs 80% 42 Pengeluaran 2013 5% 6% 2% UFBR Programme European Union 32% 6% CordAid ASK Programme MenCare+ World Bank 11% dance4life 15% 23% Indonesia Project *Laporan keuangan RutgersWPF Indonesia telah diaudit oleh Akuntan Publik per 31 Desember 2013 dan telah memenuhi prinsip akuntansi di Indonesia Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 Actual 2013 Budget 2013 1,720,731,182 1,387,639,243 722,666,279 1,143,299,518 Income dari Pemerintah Belanda 13,710,786,453 17,001,543,685 Bunga bank dan perbedaan kurs 1,042,898,543 - - - IDR Pemasukan dari Rutgers WPF headquarter Pemasukan Lain IDR Total Pemasukan 17,197,082,457 19,532,482,446 Total Pengeluaran17,265,282,734 19,532,482,446 (68,200,278) Kenaikan/Penurunan Aset Bersih 2013 43 Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 DONOR KAMI dance4life dance4life adalah lembaga nirlaba yang berpusat di Amsterdam. dance4life bekerja sama dengan anak muda untuk mewujudkan dunia tanpa HIV dan AIDS melalui pendidikan seksualitas di sekolah dan komunitas dengan menggunakan musik dan tarian, untuk memberikan inspirasi dan melibatkan anak muda dengan bermakna. UNI EROPA 44 UNI EROPA Uni Eropa adalah persatuan ekonomi dan politik antara 28 negara Eropa yang hampir mencakup seluruh benua Eropa. Salah satu tujuan utama Uni Eropa adalah untuk mendukung hak asasi manusia baik di lingkup internal Uni Eropa dan seluruh dunia. Martabat, kebebasan, demokrasi, kesetaraan, penegakan hukum dan penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah nilai-nilai utama Uni Eropa Bank Dunia Bank Dunia merupakan lembaga keuangan internasional yang menyediakan pinjaman kepada negara berkembang untuk program pemberian modal. Tujuan Bank Dunia adalah membantu negara-negara berkembang menyusun rencana untuk membangun infrastruktur dan ekonomi sebagai cara mengurangi kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup warganya. KEMENTRIAN LUAR NEGERI BELANDA Kementerian Luar Negeri Belanda menghubungkan pemerintah Belanda dengan pemerintah-pemerintah asing dan organisasiorganisasi internasional. Kementerian ini mengkoordinasi dan melaksanakan kebijakan-kebijakan asing pemerintah Belanda. Kementerian ini berpusat di Den Haag (The Hague) dan mempunyai jaringan misi-misi di seluruh dunia. Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 MITRA KAMI Aliansi Laki-laki baru Rifka Annisa WCC J l. Jambon IV Komples Jatimulya Indah, Yogyakarta 55242 Telp: +6274 553 333 e-mail: [email protected] www.lakilakibaru.or.id PKBI Cabang Papua Kompleks Vuria indah Jl. Angsa Selatan jalur 4 No.186 Kotaraja 99225 Telp: +62 967 58 2415 Faks: +62 967 58 6291 E-mail: [email protected] www.pkbi.or.id Aliansi Remaja Independen Jl. Tebet barat dalam VII C no. 5B, Jakarta 12180 Telp/Faks: +62 21 829 5136 E-mail: [email protected] www.aliansiremajaindependen.org PKBI Cabang Riau Jl. Semangka No.5 Pekanbaru, Riau Telp: +62 761 21233 Faks: +62 (0761) 21233 E-mail: [email protected] www.pkbi.or.id Ardhanary Institute Jl. Amil No. 56, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Telp: +62 21 797 2494 Faks: +62 21 797 2494 E-mail: [email protected] www.ardhanaryinstitute.org CD Bethesda Klitren Lor GK III/374 Yogyakarta 52222 Telp: +62 274 514 100 Faks: +62 274 548 694 E-mail: [email protected] www.cdbethesda.org Jaringan Gaya Warna Lentera Indonesia Jl. Tebet dalam 1 no. 33, Jakarta 12810 Telp: +62 21 8370 4682 E-mail: [email protected] PKBI Cabang Daerah Istimewa Yogyakarta Jl. Tentara Rakyat Mataram Gg. Kapas No. 53. Yogyakarta 55321 Telp: +62 274 58 6767 Faks: +62 274 51 3566 E-mail: [email protected] www.pkbi-diy.info PKBI Cabang DKI Jakarta Jl . Pisangan Baru Timur No. 2, RT 04/09 Kel. Pisangan Baru, Matraman Jatinegara, Jakarta 13110 Telp: +62 21 852 0371 Faks: +62 21 859 09885 E-mail: [email protected] www.pkbi.or.id PKBI Cabang Jambi Jl Dara Jingga No.49 Rt 05 Kel Rajawali, Jambi 36143 Telp: +62 741 755 4579 Faks: +62 741 755 4579 E-mail: [email protected] www.pkbi.or.id PKBI Cabang Jawa Timur Jl. Indragiri No. 24. Surabaya 60341 Telp: +62 31 567 9999 Faks: +62 31 566 4901 E-mail: [email protected] www.pkbi.or.id PKBI Cabang Lampung Jl. Abdi Negara No.1 Gulak Galik, Teluk Betung, Lampung 35214 Telp: +62 721 48 7483 Fax: +62 721 48 3704 E-mail: [email protected] www.pkbi.or.id PMI Jakarta Timur Jl. I gusti Ngurah Rai no 77, Klender Telp: +62 21 861 1832 Faks: +62 21 861 1832 E-mail: [email protected] www.pmi-jakarta.org Rahima Jl. H. Shibi no 70 RT/RW 07/01, Srengseng Sawah, Jakarta 12640 Telp: +62 21 7888 0568 Faks: +62 21 787 3210 E-mail: [email protected] www.rahima.or.id Rifka Annisa WCC Jl. Jambon IV Komples Jatimulya Indah, Yogyakarta 55242 Telp: +6274 553 333 e-mail: [email protected] www.rifka-annisa.or.id WCC Cahaya Perempuan Bengkulu Jl. Indragiri 1 No 3, Padang Harapan. Bengkulu 38225 Telp: +62 736 34 8186 E-mail: [email protected] www.cahayaperempuan.org Yayasan Kalyana Shira Jl. Bunga Mawar No. 9 P. Antasari Cipete Selatan, Jakarta Selatan 12410 Telp: +62 21 7503 223 / 5 Faks: +62 21 7694 318 http://www.kalyanashirafound.org Yayasan Pulih Jl. Teluk Peleng 63 A Komplek AL-Rawa Bambu Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520 Telp: +62 21 788 42 580 Faks: +62 21 782 3021 E-mail: [email protected] http://www.pulih.or.id/ Yayasan Pelita Ilmu Jl. Tebet timur dalam VIII Q6, Jakarta 12820 Telp/Faks: +62 21 831 1577 E-mail: [email protected] www.ypi.or.id Yayasan SIKOK JL. Dara Jingga No. 49 A Jambi 36143 Telp/Faks: +62 741 24 528 E-mail: [email protected] Youth Forum Papua Jl. Jeruk Nipis No. 2, Kotaraja Jayapura E-mail: [email protected] 45 Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 STAFF RUTGERS WPF INDONESIA Direktur : Monique Soesman Sri Kusyuniati (sampai April 2014) 46 PROGRAM PENDUKUNG ADMINISTRASI Andreas Happy Susanto Program Manager Regional DKI Jakarta Dahlia Nur Finance Manager Ismi Wulandari Program Manager Coordinator Fara Mutiara Octavia Finance Officer Lingga Putra Permana Program Officer Maria Meirina Eka Prizela Administration Ramona Sari Spesialis SRHR Jahir Office Boy Sanding Marnowo Bayu Edi S Program Manager Regional Sumatera Narso Security Siska Dewi Noya Program Manager Sexual and Gender Based Violence Ninik Chomsi Accounting Officer Testia Fajar Fitriyanti Program Asisten Sarah Safitri Satar HRD and Officer Manager (sampai April 2014) PENDUKUNG TEKNIS Suhari Security Muhamad Kumbo Lasmono Operational Research Specialist Nurul Agustina Planning, Monitoring, and Evaluation Coordinator Rinaldi Ridwan Communication Officer Roberta Taher Planning, Monitoring, and Evaluation Officer Triyono Office Boy Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 GALERI 47 Laporan Tahunan RutgersWPF Indonesia 2013 48 Rutgers WPF Indonesia office Jalan Pejaten Barat Raya No. 17B Pejaten Barat, Pasar Minggu. Jakarta Selatan Jakarta, Indonesia 12510 T.+62 21 7179 3709 / +62 21 7191 406 F.+62 21 718 0117 E-mail. [email protected] www.rutgerswpfindo.org | facebook : Rutgers WPF Indonesia | @RutgersWPFIndo