Uploaded by Fitrotuul Hawa

1. titrasi asam basa &koloid

advertisement
NAMA : Fitrotul Hawa
NIM
: 4301419103
ROMBEL : PK3/19C
Buatlah alur kerja Skematis dari masing masing pembahasan
Jawab :
A. Percobaan 1 : Titrasi asam basa
a) Membuat larutan baku primer asam oksalat
Menimbang
C2H2O4
1,2607 gram
Melarutkan C2H2O4
dalam aquades dengan
labu takar 100 ml
Menepatkan
sampai tanda
batas
b) Standarisasi larutan NaOH dengan larutan baku asam oksalat
Reaksi : 2NaOH(aq) + (COOH)2(aq)
Membilas buret dengan
NaOH sebanyak 2 kali
masing” 5 ml
Mencatat volume (ml)
NaOH yang dipakai
Melakukan secara
duplo
(COONa)2(aq) + H2O(l)
Mengisi buret dengan
larutan NaOH sampai
angka 0 ml
Mengisi 10 ml larutan
baku asam oksalat ke
dalam 2 labu erlenmyer
Meneteskan larutan
NaOH ke dalam larutan
asam sambil diguncang,
hingga terjadi
perubahan warna
menjadi merah muda
Menambahkan 2-3 tetes
indikator pp ke dalam
masing” labu erlemeyer
Rumus perhitungan :
V1 . N1 = V2 . N2
c) Menentukan konsentrasi larutan HCL dengan larutan baku sekunder NaOH
Reaksi : NaOH(aq) + HCL(aq)
NaCl(aq) + H2O(l)
1
Mengisi buret dengan larutan
NaOH yang telah ditentukan
konsentrasinya.ditentukan
konsentrsinya
Mengisi 10 ml larutan HCL ke
dalam 2 labu erlenmeyer. Dan
tambahkan 2-3 tetes larutan PP
Meneteskan larutan NaOH ke
dalam larutan asam sambil
diguncang, hingga terjadi
perubahan warna menjadi merah
muda
Mencatat volume (ml) NaOH
yang dipakai Dan dilakukan
secara duplo
Rumus perhitungan :
V1 . N1 = V2 . N2
d) Membuat kurva titrasi
Memasukkan 10 ml
larutan HCl 0,1 M ke
dalam erlenmeyer
Mengukur pH
setiap
penambahan
NaOH.
Mengukur dan
mencatat pH
larutan HCl
Menambahkan 1 ml
larutan NaOH dari buret
pada larutan HCl
kemudian guncangkan
2
Menyiapkan buret dan
mengisi dengan larutan
NaOH sampai tepat angka
0 ml
Menyiapkan buret dan
mengisi dengan larutan
NaOH sampai tepat angka
0 ml
Memasukkan 10 ml
larutan CH3COOH 0,1 M
ke dalam erlenmeyer
Menyiapkan buret dan
mengisi dengan larutan
NaOH sampai tepat angka
0 ml
Mengukur dan
mencatat pH
larutan
CH3COOH
Menambahkan 1 ml
larutan NaOH dari buret
pada larutan CH3COOH
kemudian guncangkan
Mengukur pH
setiap
penambahan
Menyiapkan buret dan
mengisi dengan larutan
NaOH sampai tepat angka
0 ml.
B. Percobaan 2 : Koloid
a. Pembuatan koloid dengan cara kondensasi
 Pembuatan sol Fe(OH)3
Menyediakan dua gelas
kimia 250 ml yang
bersih
Gelas kimia I di isi
dengan 100 ml air suling
dan menambahkan tetes
demi tetes larutan FeCl3
jenuh 5 ml
Menambahkan tetes
demi tetes larutan FeCl3
jenuh 5 ml kedalam
larutan yang sedang
mendidih sambil diaduk
Gelas kimia II diisi air
suling 100 ml dan
dipanaskan sampai
mendidih
Mengamati dan
mencatat warna kedua
larutan
3
 Pembuatan sol As2S3
b.
Memasukkan serbuk As2O3
5 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑘𝑒 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑙𝑎𝑏𝑢 𝑒𝑟𝑙𝑒𝑛𝑚𝑒𝑦𝑒𝑟 250 𝑚𝑙
Mengamati dan
mencatat warna yang
terbentuk
Menambahkan sedikit
demi sedikit air suling
sebanyak 100 ml
Ke dalam larutan tadi
alirkan gas H2S
sampai jenuh
Memanaskan
campuran sampai
mendidih sambil terus
diaduk
Setelah larut,
dinginkan hingga
mencapai temperatur
kamar
Pembuatan koloid dengan cara dispersi
Memasukan satu
sendok teh amilum dan
10 ml air suling ke
dalam gelas kimia I 50
ml
Aduk campuran
tadi dan saring
Menambahkan kedua
filtrat masing" 3 tetes
larutan Iodium.
bandingkan warna
kedua filtrat tersebut
Menampung kedua
filtrat dalam tabung
reaksi kecil dan amati
warna pada filtrat
4
Memasukkan satu
sendok teh amilum
yang telah digerus dan
10 ml air suling ke
dalam gelas kimia II
Aduk
campuran tadi
dan saring
c. Pembuatan emulsi
Memasukkan 2 ml
kerosin dan 4 ml air
suling ke dalam
tabung reaksi besar
Mengocok dengan
kuat dan letakkan
tabung dalam rak
Menambahkan 2 ml
larutan sabun, kocok
dengan kuat
Meletakkan tabung di
rak dan amati
perubahan selama 510 menit
Mengamati waktu
yang diperlukan untuk
pemisahan kedua
komponen
d. Pembuatan Gel
Memasukkan 1,5 ml larutan kalsium asetat jenuh
ke dalam tabung reaksi besar
Menambahkan 8,5 ml alkohol 95% dan
mengamati perubahan yang terjadi
Memasukkan sedikit hasil pencampuran ke dalam
cawan porselin
Membakar campuran tadi kemudian mengamati
perubahan yang terjadi
5
e. Efek tyndall
Menyediakan 4
gelas kimia 250
ml
Menempatkan
keempat gelas
kimia di ruang
gelap
Memasukkan 100
ml hasil percobaan
a.1 (lar FeCl3) ke
dalam gelas kimia I
Memasukkan 100
ml air suling ke
dalam gelas kimia
IV
Memasukkan 100
ml hasil percobaan
a.2 (Fe(OH)3) ke
dalam gelas kimia II
Memasukkan 100
ml hasil
percobaan b ke
dalam gelas
kimia III
Melewatkan cahaya
dari lampu senter
melalui lubang kecil
dengan arah tegak
lurus pada gelas kimia
Mengamati
berkas cahaya
dengan arah tegak
lurus
Mencatat hasil
pengamatan
f. Koagulasi
 Pengaruh elektrolit
Menyiapkan 3
tabung reaksi
Memasukkan 2 ml sol
Fe(OH)3 hasil
percobaan a.2 ke
dalam 3 tabung
Memasukkan 1 ml
larutan BaCl2 1 M ke
dalam tabung reaksi
kedua
Memasukkan 1 ml
larutan AlCl3 1 M ke
dalam tabung reaksi
ketiga
Mengamati urutan
kecepatan koagulasi dan
mencatat waktu sampai
terjadinya penggumpalan
Membandingkan
hasil percobaan
tersebut
6
Memasukkan 1 ml
larutan NaCl 1 M ke
dalam tabung reaksi
pertama
Di masukkan
secara bersama
 Pengaruh sol lain
1.
• Mencampurkan 5 ml Fe(OH)3
dengan 5 ml sol As2S3
2.
• Mengamati apakah terjadi
koagulasi
3.
• Mencatat waktu yang
diperlukan untuk menggumpal
g. Adsorpsi
Menyediakan 2 buah
tabung reaksi kecil
Memasukkan 5 ml air
suling dan 1/2 sendok
teh gula aren ke
dalam masing"
tabung
Mengocok hingga
larut
Meletakkan tabung
kedua dalam gelas
kimia yang berisi air
panas sambil di aduk
Menambahkan 1/4
sendok teh norit atau
karbon aktif ke
dalam tabung kedua
Tabung pertama
disimpan sebagai
pembanding
Setelah 10 menit
saring campuran tsb
dan filtratnya di
tampung ke dalam
tabung reaksi lain
Membandingkan
warna filtrat hasil
ssaringan dengan
larutan gula pada
tabung pertama
7
2. Persiapan teoritik
A. Percobaan 1: titrasi asam basa
1. Tujuan titrasi adalah
Jawab : Menentukan konsentrasi atau kadar suatu zat yang tidak diketahui dengan
menggunakan zat yang telah diketahui kadarnya.
2. Apa yang dimaksud dengan larutan baku primer dan larutan baku sekunder?
Jawab : Larutan baku primer adalah larutan yang mengandung zat padat murni
yang konsentrasi larutannya diketahui secara tepat melalui metode gravimetri (perhitungan
massa), dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain yang belum diketahui,
sedangkan Larutan baku sekunder merupakan larutan yang mengandung suatu zat yang
konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena berasal dari zat yang tidak pernah
murni. Konsentrasi larutan ini ditentukan dengan pembakuan menggunakan larutan baku
primer, biasanya melalui metode titrimetri.
3. Kesalahan titrasi terjadi bila?
Jawab : Titik akhir titrasi dan titik ekivalen tidak berimpit sehingga didapatkan selisih antara
titik akhir titrasi dan titik ekivalen .
4. Larutan 1 M artinya?
Jawab : didalam 1 liter larutan terdapat 1 mol zat terlarut.
5. Hitung molaritas 250 ml larutan yang mengandung 6,3 gram kristal asam oksalat?
Jawab :
Di ket : massa kristal asam oksalat
Volume
M=
: 6,3 gram
: 250 ml
X
=
X
= 0,199 M
0,2 M
6. Berapa pH air murni?
Jawab : Air murni bersifat netral dengan pH = 7 pada suhu 25 .
7. Berapa pH larutan garam yang berasal dari basa kuat-asam kuat yang ekivalen?
Jawab : Larutan garam dari asam kuat dan basa kuat umumnya tidak mengubah perbandingan
konsentrasi
atau
dalam air. Oleh karena itu, larutannya bersifat netral dengan pH = 7.
8
8. Berapa pH larutan garam yang berasal dari basa kuat-asam lemah?
Jawab : Larutan garam dari asam lemah dan basa kuat akan meningkatkan konsentrasi
dalam air. Sehingga larutannya bersifat basa dengan pH > 7.
9. Tulis reaksi ion dari hidrolisis garam dari basa kuat-asam lemah!
Jawab : contoh garam : CH3COONa
Raksi Ion : CH3COONa(aq)
CH3COO-(aq) + 𝑎
(aq)
Ion 𝑎 bereaksi dengan air membentuk kesetimbangan sebagai berikut :
Reaksi Hidrolisis : CH3COO-(aq) + H2O(l)
CH3COOH(aq) +
(aq)
(bersifat basa)
10. Tuliskan rumus pH hidrolisis garam tersebut diatas?
=√
= - log [
= 14 – pOH
B. Percobaan 2 : Koloid
1. Jelaskan apakah perbedaan dari larutan sejati, koloid, dan suspensi!
Jawab :
 Larutan sejati adalah campuran antara fase terdispersi yang berwujut zat padat atau zat
cair dengan medium pendispersi yang berupa zat cair.
 Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi.
 Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair.
NO
1.
CIRI
Ukuran
BENTUK CAMPURAN
LARUTAN SEJATI
KOLOID
SUSPENSI
Kurang dari 1 nm
Antara 1-100 nm
Lebih besar dari 100
partikel
2.
Sifat alami
3.
Penampakan
nm
Homogen
heterogen
heterogen
Tidak tampak
Tampah dibawah
Tampak dengan mata
mikroskop
telanjang
Stabil
Tidak stabil
parikel
4.
Kestabilan
Stabil
9
5.
Kemampuan
Mudah melewati
Mudah menembus
Tidak bisa menembus
menyaring
kertas saring dan
kertas saring tapi tidak
kertas saring dan
membran sel
bisa menembus
membran sel
membran sel
6.
Pengaruh
Partikel tidak diam
Partikel tidak
Partikel dalam kondisi
gravitasi
dipengaruhi oleh
diam
pada partikel
gravitasi, tetapi bisa
diendapkan dengan
sentrifuge
7.
Difusi
Berdifusi dengan
Berdifusi dengan
Tidak berdifusi
partikel
cepat
perlahan
8.
Fasa
Satu fasa
Dua fasa
Dua fasa
9.
contoh
Larutan gula, spirtus,
Sabun, susu, santan,
Air sungai keruh,
garam, cuka, udara,
jelli, selai, mentega,
campuran air dan pasir,
air laut
dan mayonais
air kopi, minyak
dengan air.
2. Tuliskan reaksi hidrolisis pada pembuatan sol besi!
Jawab : FeCl3(aq)+ 3H2O(l)
Fe(OH)3(s) +3HCl(aq)
3. Apa yang dimaksud dengan :
a. Efek tyndall : peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Contoh : sorot
lampu mobil di udara yang berkabut.
b. Gerak brown : gerak acak partikel koloid dalam medium pendispersi. Terjadi karena
adanya tumbukan antara partikel” pendispersi dan partikel” terdispersi.
c. Adsorpsi : proses penyerapan suatu zat yang bermuatan dipermukaan partikel koloid.
Contoh : penjernihan air dengan tawas.
d. Koagulasi atau penggumpalan : peristiwa pengendapan partikel-partikel koloid sehingga
fase terdispersi terpisah dari medium pendispersinya. Contoh : pembentukan delta pada
muara sungai.
10
Jawaban pertanyaan
A. Percobaan 1 : titrasi asam basa
A. Pertanyaan
1. Tentukan molaritas dan normalitas larutan baku asam oksalat ?
Jawab
D1. Ms asam oksalat (COOH)2.2H2O = 1,2607 gram
Mr = 126,070
V = 100 mL
D2. M = …..?
N = …..?
D3. Molaritas larutan asam oksalat =
=
= 0,01 × 10
= 0,1 M
Normalitas larutan asam oksalat = M × valensi asam
= 0,1 × 2
= 0,2 N
2. Tentukan normalitas dan molaritas larutan NaOH ?
Jawab
D1. Volume larutan asam oksalat
Normalitas larutan baku asam oksalat
Volume larutan NaOH rata-rata
D2. N NaOH = …..?
M NaOH = …..?
D3.
NaOH = (COOH)2.2H2O
N1 × V1 = N2 × V2
N × 19,5 = 0,2 × 10
N=
=
= 0,1025 N
11
= 10 mL
= 0,2 N
= 19,5 mL
N NaOH = M × valensi
0,1025 = M × 1
M = 0,1025 M
3. Tentukan normalitas dan molaritas larutan HCl ?
Jawab
D1. Volume larutan HCl
Normalitas larutan NaOH
Volume larutan NaOH rata-rata
= 10 mL
= 0,1025 M
= 10,75 mL
D2. N HCl = …..?
M HCl = …..?
D3.
HCl = NaOH
N1 × V1 = N2 × V2
N × 10 = 0,1025 × 10,75
N=
=
= 0,1102 N
N = M × valensi
0,1102 = M × 1
M = 0,1102 M
4. Berdasarkan data yang diperoleh, buatlah kurva titrasi dengan mengalurkan pH terhadap
volume NaOH yang ditambahkan (volume NaOH sebagai absis).
Jawab
12
Kurva Titrasi HCl-NaOH
berdasarkan percobaan
12
10
pH
8
6
4
2
10,6
10,8
11
12
10,6
10,8
11
12
10,4
10,2
10,1
10
9,9
9,8
9,7
9,6
9,4
9,2
9
8
7
5
3
1
0
Volume NaOH yang ditambahkan
Kurva Titrasi CH3COOH-NaOH
berdasarkan percobaan
12
10
6
4
2
10,4
10,2
10,1
10
9,9
9,8
9,7
9,6
9,4
9,2
9
8
7
5
3
0
1
pH
8
Volume NaOH yang ditambahkan
13
5. Buatlah grafik kurva titrasi HCl-NaOH dan CH3COOH–NaOH secara teoritis/
perhitungan!
Jawab
Kurva Titrasi HCl-NaOH
berdasarkan perhitungan
14
12
pH
10
8
6
4
2
10,6
10,8
11
12
10,6
10,8
11
12
10,4
10,2
10,1
10
9,9
9,8
9,7
9,6
9,4
9,2
9
8
7
5
3
1
0
Volume NaOH yang ditambahkan
Kurva Titrasi CH3COOH-NaOH
berdasarkan perhitungan
14
12
8
6
4
2
10,4
10,2
10,1
10
9,9
9,8
9,7
9,6
9,4
9,2
9
8
7
5
3
0
1
pH
10
Volume NaOH yang ditambahkan
14
6. Dari kurva titrasi HCl-NaOH, berapa pH campuran pada saat titik ekivalen secara
empiris/ grafis ?
Jawab
7
7. Dari kurva titrasi CH3COOH-NaOH , tentukan harga Ka asam asetat?
Jawab
D1. pH = 9
D2. Ka = …..?
D3.
pH = 14 – pOH
9 = 14 – pOH
pOH = 14 – 9
=5
pOH = - log [OH-]
5 = - log [OH-]
= [OH-]
10-5 = [OH-]
[OH-] = √
10-5 = √
0
10-5 = √
10-10 =
Ka =
= 10-5
8. Berapa perkiraan pH campuran ekivalen CH3COOH-NaOH secara grafis/ empiris?
Jawab
9 (lebih dari 7)
15
9. Berapa pH campuran ekivalen CH3COOH-NaOH secara teoritis, jika Ka CH3COOH =
1,8.10-5
Jawab
D1. Ka CH3COOH = 1,8 × 10-5
D2. pH = …..?
D3. [OH-] = √
=√
0
= √0 5
0
-5
= 0,7 × 10
pOH = - log [OH-]
= - log 0,7 × 10-5
= 5 – log 0,7
= 5 – (-0,15)
= 5 + 0,15
= 5,15
pH = 14 – pOH
= 14 – 5,15
= 8,85
B. Percobaan 2 : koloid
1. Mengapa warna larutan FeCl3 berubah ?
Jawab : Karena adanya reaksi kimia yang terjadi pada H2O saat pencampuran FeCl3 reaksi
kimia tersebut adalah reaksi hidrolisis yang merupakan salah satu bagian dari pembuatan
koloid dengan cara kondensasi. Perubahan warna yang terjadi menjadi warna yang gelap
tersebut menandakan bahwa sol sudah terbentuk.
2. Mengapa warna larutan As2O3 berubah ?
(Percobaan tidak dilakukan)
3. Apakah perbedaan amilum yang tidak digerus dengan amilum yang digerus?
Jawab :
Amilum tanpa digerus : ukuran partikelnya besar sehingga pada saat disaring partikelpartikel yang ukurannya lebih besar dari koloid tidak dapat melewati kertas saring
Amilum yang digerus : amilum yang gumpalan materinya diubah menjadi lebih kecil
sehingga tersebar dan berukuran koloid dan koloid merupakan partikel diskrit yang terdapat
dalam suspensi air baku, dimana partikel inilah yang menjadi penyebab utama kekeruhan.
16
4. Mengapa Kalsium asetat sampai membentuk gel ? Apa yang terjadi pada pembakaran gel
itu?
Jawab : Karena saat Kalsium asetat jenuh ditambah dengan pelarut alkohol akibatnya
terjadi pergantian pelarut antara pelarut air dan alkohol, karena kalsium asetat sukar larut
dalam alkohol terbentuklah koloid yang berupa gel. Apabila gel kemudian dibakar maka
terbentuk api yang berwarna biru tapi tidak terlalu nampak dan sisa pembakaran berupa
kalsium asetat padat.
5. Apakah pengaruh larutan elektrolit terhadap kestabilan koloid ?
Jawab : Semakin banyak elektrolit yang ditambahkan maka semakin stabil koloid tersebut.
6. Apa kesimpulan dari hasil pengamatan 5 dihubungkan dengan efek Tyndall ?
Jawab : Efek Tyndall adalah peristiwa terhamburnya cahaya oleh partikel koloid. Partikel
koloid dan suspensi cukup besar untuk dapat menghamburkan sinar, sedangkan partikelpartikel larutan berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat menghamburkan cahaya.
7. Dari hasil pengamatan anda, anion atau kationkah yang berpengaruh terhadap terjadinya
koagulasi sol Fe(OH)3 dan sol As2O3 ? Bagaimana pendapat anda tentang muatan dari sol
Fe(OH)3 dan sol As2O3 ? Jelaskan.
(Percobaan tidak dilakukan)
8. Kesimpulan apa yang dapat saudara ambil dari pencampuran Fe(OH)3 dan As2S3 ?
(Percobaan tidak dilakukan)
9. Apakah kesimpulan anda tentang sifat molekul sabun ? manakah gugus yang bersifat
hidrofil dan mana yang hidrofob ?
Jawab : Sabun memiliki rumus umum RCOONa. Dalam air, ion-ion Na+ terlepas dari ionion RCOO-. Rantai R bersifat nonpolar sehingga tidak dapat menarik air, tetapi mampu
menarik minyak. Sedangkan -COO bersifat hidrofil mampu menarik air.
17
Download