Uploaded by User106244

akuntansi keuangan lanjutan

advertisement
Topic 12 & 13. Perlakuan Akuntansi Pelaporan Kepemilikan Antar Perusahaan dan
Konsolidasi
12. Perlakuan akuntansi perlaporan kepemilikan antar perusahaan

Metode Ekuitas
Investasi dicatat sebesar biaya atau harga perolehan awal dan disesuaikan setiap
periode untuk bagian investor atas laba atau rugi investor dan dividen yang diumumkan
oleh investee.

Penggunaan Metode Ekuitas
PSAK No.15 "Akuntansi untuk investasi Dalam Perusahaan Asosiasi" (PSAK.15)
mengharuskan metode ekuitas digunakan untuk pelaporan investasi dimana kepemilikan
investor atas saham berhak suara memberikan investor "kemampuan untuk mempunyai
pengaruh signifikan atas kebijakan operasi dan keuangan " perusahaan.

Ekuitas Investor dan Investee
Investasi dicatat sebesar biaya atau harga perolehan awal dan disesuaikan setiap
periode untuk bagian investor atas laba atau rugi investor dan dividen yang diumumkan
oleh investee. Pengaruh dari laba atau rugi pengumuman dividen investee digambarkan
sebagai berikut :
Dilaporkan oleh Investee
Pengaruh pada akun investor
Laba bersih
Mencatat
pendapatan
dari
investasi Meningkatkan akun
investasi
Rugi bersih
Mencatat kerugian dari
investasi
Menurunkan
akun investasi

Pengakuan Pendapatan
Ilustrasi, PT ABC memperoleh pengaruh signifikan atas PT XYZ dengan membeli
20% saham biasa PT XYZ pada awal tahun. PT XYZ melaporkan laba sebesar Rp
60.000.000,- untuk tahun berjalan . PT ABC mencatat bagiannya atas laba PT XYZ
sebesar Rp 12.000.000,- .
Ayat jurnal sebagai berikut :
(4)
Investasi pada saham PT XYZ
Pendapatan dari Investee
12.000.000,12.000.000,-
(Mencatat pendapatan dari investasi pada PT XYZ)
Ayat jurnal ini disebut sebagai akrual ekuitas dan biasanya dibuat sebagai ayat
jurnal penyesuaian pada akhir periode begitu juga sebaliknya kalau investee melaporkan
rugi berarti mengurangi investasi.

Pengakuan Dividen
Dalam metode ekuitas dividen dari investasi tidak diakui sebagai pendapatan
karena pendapatan atau kerugian diakui pada saat laba tersebut diakui oleh investee serta
telah dikapitalisasi dalam nilai investasi. Sebaliknya dividen yang diumumkan investee
sebagai pengurang ekuitasnya sehingga mengurangi nilai tercatat investasi.Akibatnya
semua dividen dari investee diperlakukan sebagai dividen likuidasi . Oleh karena itu , jika
PT ABC memperoleh 20% saham biasa PT XYZ mengumumkan serta membayar dividen
sebesar Rp 20.000.000,- maka bagaimana ayat jurnal dicatat PT ABC ?
(5)
Kas
4.000.000
Investasi pada saham PT XYZ
4.000.000
(Mencatat penerimaan dividen dari PT XYZ)

Nilai Tercatat Investasi
Ilustrasi, PT ABC mengakuisisi 20% saham biasa PT XYZ senilai Rp
100.000.000,- PT XYZ memperoleh laba sebesar Rp 60.000.000,- dan membayar dividen
Rp 20.000.000,- . Nilai tercatat investasi diawali dengan biaya perolehan awal Rp
100.000.000,- dan bertambah sebesar bagian PT ABC atas laba PT XYZ yaitu sebesar Rp
12.000.000,- Nilai tercatat dikurangi oleh bagian PT ABC atas dividen PT XYZ yaitu Rp
4.000.000,- . Oleh karena itu nilai tercatat investasi pada akhir periode = Rp 108.000.000
(Rp 100.000.000 + Rp 12.000.000- Rp 4.000.000 )
Investasi pada saham PT XYZ
Biaya perolehan awal
100.000.000,-
100.000.000
Akrual Ekuitas
12.000.000,-
112.000.000
Dividen
4.000.000 108.000.000
Kenaikan akun investasi sebesar Rp 8.000.000,- mencerminkan bagian PT ABC sebesar
20% atas laba PT XYZ yang tidak dibagikan pada periode tersebut (Rp 60.000.000,- - Rp
20.000.000,-)

Akuisisi Pada Tanggal Interim
Ilustrasi, PT ABC mengakuisisi 20% saham biasa PT XYZ pada tanggal 1 Oktober
senilai Rp 109.000.000,- PT XYZ mengakui laba secara merata selama tahun tersebut Rp
60.000.000,- dan membayar dividen Rp 20.000.000,- pada tanggal 20 Desember . Nilai
investasi tercatat meningkat Rp 3.000.000,- yang menunjukkan bagian PT ABC atas
laba PT XYZ yang diperoleh
antara tanggal 1 Oktober s.d 31
Desember.dan menurun Rp 4.000.000,-
dari dividen yang
diterima pada akhir tahun.
Investasi pada saham PT XYZ
Biaya perolehan awal
Akrual
Ekuitas
109.000.000,-
109.000.000
3.000.000,-
112.000.000
(60.000.000x0.20x1/4)
Dividen

4.000.000 108.000.000
Perbedaan Antara Biaya Perolehan Investasi Dan Nilai Buku Yang Mendasari
Diferensial adalah selisih antara nilai perolehan dengan nilai buku investee . Ada beberapa
alasan mengapa nilai perolehan melebihi nilai buku aset bersih :
1. Aset investee bernilai lebih dibandingkan nilai bukunya
2. Adanya goodwill yang tidak tercatat karena adanya kemampuan menghasilkan laba lebih.
Dalam metode ekuitas bagian dari deferensial harus diamortisasi selama masa
manfaat ekonomis dari aset tersebut. Sebaliknya kalau terjadi kerugian akibat adanya
penurunan nilai harus diakui jika penurunan nilai aset tersebut tidak bersifat sementara.

Perubahan Jumlah Lembar Saham Yang Dimiiliki
Perubahan jumlah lembar dalam saham biasa yang dimiliki investor diperlakukan
sama dengan metode biaya tidak ada pengakuan formal. Sebaliknya pembelian dan
penjualan saham memerlukan pengakuan formal.

PERBANDINGAN METODE BIAYA DAN METODE EKUITAS
Akuntansi metode biaya untuk investasi pada perusahaan lain konsisten dengan
dasar biaya historis Metode ini mendapat kritik sebagaimana kritik yang ditujukan atas
biaya historis terutama relevansi dari pelaporan harga beli investasi yang diaakuisisi
beberapa tahun sebelumnya. Metode ini mendekati akuntansi tradisional serta realisasi
laba diakui setelah pengumuman dan pembagian dividen. Kriteria pengaruh signifikan,
yang harus dipenuhi dalam metode ekuitas memperhatikan bahwa bahwa pengumuman
dividen oleh investee dapat dipengaruhi oleh investor. Pengakuan pendapatan dari investee
dalam metode ekuitas tanpa memperhitungkan dividen, memberikan perlindungan
terhadap manipulasi laba bersih investee yang dilakukan dengan mempengaruhi
pengumuman dividen investee.Kritik terhadap metode ekuitas karena penilaian aset bukan
berdasarkan biaya historis tetapi mendekati pendekatan nilai pasar.Sebagai gantinya, nilai
tercatat investasi terdiri dari banyak komponen dan tidak ada yang menyerupai penilaian
aset manapun.
Ikhtisar Perbandingan Metode Biaya Dan Metode Ekuitas
Item
Metode Biaya
Metode Ekuitas
Nilai tercatat investasi
Biaya
awal
perolehan
Biaya
perolehan awal pada tanggal akuisisi
Nilai tercatat investasi
Biaya perolehan awal Biaya perolehan awal ditambah
(dikurangi) setelah akuisisi
bagian investor atas laba (rugi)
investasi
dan dikurangi bagian investor atas
dividen investee dan amortisasi atau
penghapusbukuan diferensial.
Diferensial
Tidak diamortisasi
Amortisasi atas penurunan nilai jika
terkait
atau dihapusbukukan dengan
aset
investee
dengan
mana
manfaat
Pengakuan pendapatan
terbatas atas aset yang dilepaskan
Atas dividen yang di Atas laba investee sejak akuisisi, dibagikan
umumkan sejak tgl.
atau tidak dikurangi dengan amortisasi /
akuisisi pengahpusbukuan diferensial
Dividen investee dari
Pendapatan
Pengurang investasi
Pengurang investasi
Pengurang investasi
laba sejak akuisisi
Dividen investee melebihi laba sejak akuisisi
Walaupun metode ekuitas telah dianggap sebagai konsolidasi satu baris jumlah
rincian yang dilaporkan dalam metode ekuitas sangat berbeda dengan konsolidasi. Contoh :
Investor akan melaporkan pendapatan metode ekuitas yang sama dari dua investee berikut
walapupun komposisi laporan laba rugi ke duanya cukup berbeda :
Investee 1
Investee 2
Penjualan
50.000.000
500.000.000
Beban operasi
30.000.000
620.000.000
Laba (rugi) operasi
20.000.000
(120.000.000)
Keuntungan penjualan tanah
Laba bersih
000
140.000.000
20.000.000
20.000.000
Di masa lalu beberapa perusahaan meminjam dalam jumlah banyak melalui anak
perusahaan yang tidak dikonsolidasi dan melaporkan investasinya dalam anak perusahaan
tersebut menggunakan metode ekuitas. Karena dalam situasi seperti ini utang tersebut tidak
dilaporkan maka timbul kekhawatiran mengenai penggunaan metode ekuitas untuk
memfasilitasi pendanaan diluar neraca (off- balance sheet) sehingga DSAK tidak
mengijinkan penggunaan metode ekuitas untuk pelaporan investasi pada anak perusahaan
dan mengharuskan konosolidasi semua anak perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki
oleh perusahaan.

KEPEMILIKAN SELAIN INVESTASI PADA SAHAM BIASA
Bila terjadi kepemilikan perusahaan di entitas lain selain investasi dalam saham
biasa, dapat melibatkan investasi ekuitas di persekutuanatau kepentingan yang tidak
mencerminkan kepemilikan karena keragaman dan kompleksitas dari berbagai jenis
pengaturan, aturan-aturan akuntansi, jika ada , serinbgkali kompleks atau dalam beberapa
kasus tidak dijelaskan dengan spesifik.

BEBERAPA PERTIMBANGAN SEHUBUNGAN DENGAN METODE EKUITAS

Penentuan Pengaruh Signifikan
"Akuntansi untuk investasi Dalam Perusahaan Asosiasi" (PSAK.15) mengharuskan
metode ekuitas digunakan untuk pelaporan investasi dimana kepemilikan investor atas
saham berhak suara memberikan investor "kemampuan untuk mempunyai pengaruh
signifikan atas kebijakan operasi dan keuangan " perusahaan. Jika tidak terdapat bukti
lain, kepemilikan saham biasa 20% atau lebih dianggap sebagai indikasi bahwa
investor dapat mempunyai pengaruh yang signifikan atas investee. ada beberapa faktor
yang dapat menunjukkan bukti lain mengenai kemampuan untuk mempunyai pengaruh
signifikan, yaitu
1. Perwakilan dalam dewan direksi
2. Partisipasi dalam pengambilan kebijakan
3. Transaksi pokok antar perusahaan
4. Pertukaran personel manajerial
5. Ketergantungan teknologi
6. Besaran investasi dalam kaitannya dengan konsentrasi pemegang saham lain.

Laba Antarperusahaan Yang Belum Direalisasi
Metode yang diterapkan dalam PSAK No.15 sering disebut konsolidasi satu baris karena
:
a. laba investor dan ekuitas pemegang saham adalah sama jika investee
dikonsolidasikan.
b. semua penyesuaian metode ekuitas dilakukan melalui akun investasi dan
pendapatan investasi, yang dilaporkan hanya sebagai satu baris dalam neraca dan
satu baris dalam laporan laba rugi.
Pandangan dalam konsolidasi adalah penjualan antarperusahaan tidak menyebabkan
realisasi pendapatan sampai laba antarperusahaan tersebut dijual kepada pihak ekternal
yang tidak terafiliasi. karena dalam membuat laporan konsolidasi hubungan induk anak harus dieliminasi termasuk laba yang belum terealisasi. Pada metode ekuitas
prinsipnya sama harus disesuaikan .Penyesuaian terhadap laba belum terealisasi dalam
penjualan ke afiliasi disebut metode ekuitas disesuaikan penuh.

Aturan Tambahan Dari Psak 15

Bagian Investor Atas Laba Komprehensif Lainnya
PT A membeli 40% saham biasa PT B 2 Januari 2011. Untuk tahun 2011 PT B
melaporkan laba bersih senilai Rp 60.000.000,- dan laba komprehensip sebesar Rp
115.000.000,- termasuk laba konprehensip lainnya sebesar (sebagai tambahan laba
bersih) Rp 35.000.000,- (setelah dikurangi pajak karena peningkatan nilai wajar dari
investasi yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual berdasarkan kriteria yang
ditetapkan dalam pSAK 15 . Selain pencatatan ayat jurnal metode ekuitas yang
umum, PT A mengakui bagian roporsionalnya atau keuntungan belum terealisasi dari
efek tersedia -untuk-dijual yang dilaporkan PT B selama tahun 2011 dengan jurnal :
(16)
Investasi pada saham PT B
14.000.000
Keuntungan belum direalisasi dari investasi pada investee
14.000.000 Mengakui bagian atas keuntungan belum terealisasi investee
dari efek tersedia - untuk- dijual
Ayat jurnal (16) tidak mempengaruhi laba bersih PT A tahun 2011, tetapi
mengakibatkan laba komprehensif lainnya dan juga total laba komprehensifnya
sebesar Rp 14.000.000. PT A akan membuat jurnal yang sama setipa akhir periode
untuk bagian proporsionalnya terhadap peningkatan atau penurunan dalam akumulasi
keuntungan belum terealisasi PT B.

Akuntansi Untuk Investasi Pada Anak Perusahaan
Perusahaan mempunyai tiga pendekatan yang berbeda dalam penggunaan akuntansi untuk
anak perusahaan yang dikonsolidasi :
1. Metode ekuitas disesuaikan penuh
2. Metode ekuitas versi modifikasi
3. Metode biaya
Beberapa versi modifikasi dari metode ekuitas sering ditemukan dalam praktik dan
semuanya biasa disebut sebagai metode ekuitas modifikasi. Beberapa perusahaan
menerapkan metode ekuitas tanpa membuat penyesuaian untuk :
a. laba antarperusahaan yang belum direalisasi
b. amortisasi diferensial
Beberapa perusahaan membuat penyesuaian untuk amortisasi diferensial tetapi tidak
membuat penyesuaian untuk laba antarperusahaan yang belum direalisasi.
Pendekatan terakhir ini disebut metode ekuitas dasar dan digunakan dalam bab-bab
berikutnya mengenai konsolidasi. Walapun metode ekuitas versi modifikasi tidak diterima
untuk tujuan pelaporan keuangan, metode ini memungkinkan adanya penghematan
pencatatan bagi induk perusahaan jika digunakan dalam pembukuan pada kondisi
diharuskannya konsolidasi anak perusahaan.
13. Perlakuan akuntansi entitas konsolidasi dan laporan konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi (consolidated financial statements) menyajikan posisi
keuangan dan hasil operasi induk perusahaan (entitas pengendali) dari satu atau lebih anak
perusahaan (entitas yang dikendalikan) seakan-akan entitas-entitas individual tersebut adalah
satu entitas atau perusahaan.
Konsolidasi diharuskan jika suatu perusahaan memiliki mayoritas saham beredar dari
perusahaan lain. Dua perusahaan dianggap perusahaan dengan hubungan istimewa ketika suatu
perusahaan mengendalikan perusahaan lain atau kedua perusahaan berada dibawah pengendalian
yang sama perusahaan lain. Laporan keuangan konsolidasi dianggap lebih berguna dibanding
laporan keuangan terpisah perusahaan individual jika perusahaan- perusahaan tersebut
berhubungan istimewa. Prinsip akuntansi yang diterapkan dalam pembuatan laporan keuangan
konsolidasi sama dengan prinsip akuntansi yang diterapkan untuk membuat laporan keuangan
perusahaan terpisah.
Kegunaan laporan konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi terutama ditujukan untuk kepentingan pihak-pihak yang
memiliki
kepentingan
jangka
panjang
dengan
induk
perusahaan
seperti
pemegang
saham,kreditor danpenyedia dana lain ke induk perusahaan. Laporan keuangan konsolidasi
sering kali merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari total
sumber daya perusahaan hasil gabungan yang berada dibawah kendali induk perusahaan dan
hasil pengelolaan sumber daya tersebut, terutama ketika jika jumlah perusahaan yang
berhubungan istimewa sangat banyak,kemungkinan tidak ada cara lain yang mudah untuk
mengikhtisarkan jumlah informasi yang banyak sehubungan dengan masing-masing perusahaan
tersebutdan bagaimana
posisi
keuangan
serta operasional
masing-masing perusahaan
mempengaruhi entitas konsolidasi secara keseluruhan.
Keterbatasan Laporan Keuangan Konsolidasi
Walaupun laporan keuangan konsolidasi berguna,tetap harus diingat bahwa laporan keuangan
konsolidasi mempunyai keterbatasan. Beberapa keterbatasan terpenting dari laporan keuangan
konsolidasi adalah sebagai berikut:

Karena hasil operasi dan posisi keuangan dari masing-masing perusahaan yang dimasukkan
dalam laporan konsolidasi tidak diungkapkan,kinerja atau posisi buruk dari satu atau lebih
perusahaan dapat disembunyikan oleh kinerja yangbaik dari perusahaan lainnya.

Tidak semua saldo laba konsolidasi tersedia untuk deviden induk perusahaan karena sebagian
dapat mencerminkan bagian induk perusahaan atas laba anak perusahaan yang belum dibagikan.

Karena rasio-rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi dihitung berdasarkan
informasi gabungan,rasio-rasio tersebut tidak mewakili perusahaan mana pun
yang
dikonsolidasi,termasuk induk perusahaan.

Akun-akun yang sama dari perusahaan-perusahaan berbeda yang digabungkan dalam
konsolidasi,bisa jadi tidak seluruhnya dapat diperbandingkan.

Informasi tambahan tentang masing-masing perusahaan atau kelompok perusahaan yang
termasuk dalam konsolidasi sering diperlukan untuk penyajian wajar,tetapi tambahan
pengungkapan tersebut dapat menyebabkan catatan atas laporan keuangan menjadi sangat
banyak.
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI KONSEP DAN STANDAR
Laporan keuangan konsolidasi ditunjukan untuk memberikan gamaran yang jelas dari
keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu entitas ekonomi yang terdiri dari sejumlah perusahaan
yang memiliki hubungan istimewa. Standar konsolidasi saat ini telah ditetapkan dalam PSAK
No.4 “laporan keuangan konsolidasi”.
PANDANGAN TRADISIONAL MENGENAI PENGENDALIAN
Selama bertahun-tahun satu-satunya criteria yang paling penting untuk menentukan
apakah individual anak perusahaan harus dikonsolidasi adalah pengendalian. PSAK No. 4
menyatakan bahwa laporan keuangan konsolidasi biasanya diterapkan untuk sekelompok
perusahaan ketika salah satunya memiliki pengendalian atas kepentingan keuangan di
perusahaan-perusahaan lainnya.
PENGENDALIAN TIDAK LANGSUNG
Pandangan tradisional dari pengendalian termasuk dari pengendalian langsung dan tidak
langsyng. Pengendalian langsung bisanya terjadi jika satu perusahaan memiliki mayoritas
saham iasa perusahaan lain. Pengendalian tidak langsung atau bentuk piramida terjadi jika
saham biasa suatu perusahaan dimiliki oleh satu atau lebih perusahaan yang semuanya dalam
pengendalian bersama.
KEMAMPUAN UNTUK MEMILIKI PENGENDALIAN.
Dalam situasi tertentu pemegang saham mayoritas anak perusahaan mungkin tidak mamu
untuk mempunyai kendali walaupun mereka mempunya lebih dari 50% saham berhak suara yang
beredar.
PERBEDAAN PERIODE FISKAL
Perbedaan periode fiscal dari induk perusahaan dan anak perusahaan tidak menyebabkan
konsoidasi tidak di terapkan atas anak perusahaan tersebut. Sering terjadi periode fiscal anak
perusahaan jika berbeda dengan induk perusahaan. Alternative lain adalah dengan menyesuaikan
data laporan keuangan anak perusahaan tiap periode untuk meletakan data tersebut dengan
periode fiscal induk perusahaan.
ENTITAS KONSOLIDASI
Diagram beikut ini dapat membantu untuk memahami entitas konsolidasi :
Induk
Perusahaan
Anak
Perusahaan
Kotak yang berisi induk perusahaan dan anak perusahaan mengindikasikan entitas legal.
Transaksi dicatat dalam pembukuan kedua entitas legal. Garis putus-putus melingkar dapat
dianggap sebagai entitas konsolidasi, yang terdiri dari induk perusahaan dan anak perusahaan.
Entitas konsolidasi tidak mempunyai eksistensi legal tetapi dianggap mempunyai realitas
ekonomi.
Transaksi atau hubungan kepemilikan yang terjadi melintasi garis putus-putus melibatkan
pihak luar dan dicerminkan secara tepat dalam laporan keuangan konsolidasi. Transaksi atau
hubungan yang terjadi seluruhnya dalam entitas konsolidasi tidak dicerminkan dalam laporan
keuangan konsolidasi karena tidak melibatkan pihak luar. Sebaliknya, transaksi atau hubungan
tersebut dipandang terjadi dalam satu entitas akuntansi dan karenanya, tidak memenuhi syarat
untuk dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasi.
KEPEMILIKAN ANTARPERUSAHAAN
Saham biasa PT Indah dimiliki oleh pihak luar entitas konsolidasi dan dianggap sebagai
saham biasa dari entitas keseluruhan. Sebaliknya, saham biasa PT Andika, dimiliki seluruhnya
dalam entitas konsolidasi dan bukan saham yang beredar dilihat dari sudut pandang konsolidasi.
Hubungan ini dapat diilustrasikan sebagai berikut.
Saham biasa
PT. Indah
Entitas Konsolidasi
PT. Indah
Saham Biasa
PT. Andika
PT. Andika
Karena suatu perusahaan tidak dapat melaporkan investasi pada dirinya sendiri dalam
laporan keuangannya, saham biasa PT Andika dan investasi PT Indah dalam saham tersebut
harus dieliminasi. Saham biasa PT Indah tetap sebagai saham biasa entitas konsolidasi.
PIUTANG DAN UTANG ANTARPERUSAHAAN
Piutang dan utang antarperusahaan dapat dilihat sebagai berikut.
PT Andika
Satu perusahaan tidak dapat berutang kepada dirinya sendirinya sendiri. Walaupun
sebagai perusahaan terpisah PT Indah melaporkan piutang usaha sebesar RP 1.000.000 dari PT
Andika dan PT Andika melaporkan utang usaha sebesar Rp 1.000.000 ke PT Indah, piutang dan
utang seperti itu tidak ada dari sudut pandang konsolidasi. Karena itu, Rp 1.000.000
dieliminasi dari piutang dan utang dalam mambuat neraca konsolidasi
PENJUALAN ANTAR PERUSAHAAN
Perusahaan tunggal tidak dapat mengakui laba dan menaikkan nilai persediaannya hanya
karena persediaan tersebut ditransfer dari satu departemen/ divisi ke departemen/ divisi yang lain.
Hal ini juga berlaku untuk penjualan antarperusahaan dalam entitas konsolidasi.

Penjualan Antarperusahaan
Contoh penjualan barang dagangan dari PT Indah ke PT Andika juga harus dilihat dari
konteks entitas tunggal, sebagaimana di ilustrasikan dalam diagram berikut :
Harga Pokok
Penjualan
Rp 4.000.000
PT Indah
Penjualan
Enitas Kosolidasi
Rp 6.000.000
PT Andika
Perusahaan tunggal tidak dapat ,mengakui laba dan menaikan nilai persediaan hanya
karena persediaan tersebut di transfer dari satu departemen atau divisi lain. Hal ini juga berlaku
untuk penjualan antar perusahaan dalam entitas konsolidasi. Dalam contoh ini persediaan
antarperusahaan yang tersedia pada akhir periode (Rp.6.000.000)harus dinyatakan kembali
menjadi biaya perolehan awalnya untuk entitas konsolidasi, Rp.4.000.000 yang di bayarkan PT
Indah pada saat membeli persediaan tersebut. Begitu pula, sebesar Rp.2.000.000 yang diakui dari
penjualan antarperusahaan dan termasuk dalam saldo lab antarperusahaantidak boleh dimasukan
dalam neraca konsolidasi. Karena itu, persediaan dan saldo laba dikurangi laba antar
perusahaanyang belum direakisasi sebesar Rp.2.000.000 pada saat pembuatan neraca
konsolidasi. Dalam pembuatan laporan laba rugi konsolidasi, penjualan antarperusahaan sebesar
Rp.6.000.000 juga harus dikeluarkan dari pendapatan gabungan PT Indah dan PT Andika karena
penjualan tersebut tidak mencerminkan penjulan ke pihak eksternal.

Perbedaan antara Biaya Perolehan dan Nilai Buku
PT Indah membeli investasi pada saham biasa PT Andika sebesar nilai bukunya. Dalam
kenyataannya, harga beli anak perusahaan biasanya berbeda dengan nilai buku saham yang
diakuisisi. Diferensial ini diperlakukan dengan cara yang sama dalam pembuatan laporan
keuangan konsolidasi seperti dalam merger. Jika PT indah membayar lebih untukinvestasinya di
PT Andika diatas dinilai buku saham yang diakuisisi (diferensial debit), selisih tersebut dalam
konsolidasi dialokasikan ke aset dan kewajiban tertentu dari PT Andikaatau goodwill.
Sudut Pandang Entitas Tunggal

Mekanisme Proses Konsolidasi
Kertas kerja digunakan untuk memfasilitasi proses penggabungan dan penyesuaian
saldo akun dalam konsilidasi. Induk perusahaan dan anak perusahaan mempunyai pembukuan
masing-masing. Tidak pembukuan untuk entitas konsolidasi. Yang terjadi, saldo akun-akun pada
setiap akhir periode diperoleh dari pembukuan induk perusahaan dan ank perusahaan dan
dimasukan dalam kertas kerja konsolidasi.
PT INDAH DAN ANAK PERUSAHAAN
Kertas Kerja Neraca Konsolidasi
31 Desember 20X1
Eliminasi
Item
PT Indah
PT Andika
Kas
Rp. 5.000.000
Rp.3.000.000
Debit
Kredit
Konsolidasi
Rp. 8.000.000
Piutang(bersih) 84.000.000
30.000.000
(a).Rp.1.000.000 113.000.000
Persediaan
60.000.000
(b).
95.000.000
153.000.000
2.000.000
Aset
Tetap 375.000.000
250.000.000
625.000.000
15.000.000
40.000.000
(bersih)
Aset lain-lain
25.000.000
Investasi pdPT
300.000.000
saham
(c) 300.000.000
Andika
Rp.884.000.000 Rp.358.000.000
Utang
Jk
Rp.60.000.000
Rp. 5.000.000
pendek
Utang
Panjang
Rp.939.000.000
(a)Rp.
Rp. 67.000.000
1.000.000
Jk
200.000.000
50.000.000
250.000.000
Saham biasa
500.000.000
200.000.000
(c)
500.000.000
200.000.000
Saldo laba
124.000.000
100.000.000
(c)
122.000.000
100.000.000
(b)
2.000.000
Rp.
884.000.000
Rp.
Rp.
Rp.358.000.000 303.000.000 303.000.000
Rp.939.000.000
(a) Eliminasi piutang/Utang antarperusahaan
(b) Eliminasi laba antarperusahaan belum terealisasi yang terdapat dalam persediaan akhirv
terhadap saldo laba konsolidasi
(c) Eliminasi investasi dengan ekuitas pemegang saham anak perusahaan
Ketika penambahan jumlah saldo dari kedua perusahaan menimbilkan angka konsolidasi
yang berbeda dengan saldo yang seharusnya akan muncul jika kedua perusahaan adalah
perusahaan tunggal, mak jumalah gabungan harus disesuaikan menjadi angka yang seharusnya.
Hal ini dilakukan melaui pembuatan ayat jurnal eliminasi (eliminating entries).

Kepemilikan Minoritas
Induk perusahaan tidak selalu memiliki 100% saham biasa anak perusahaan yang beredar.
Induk perusahaan dapat memiliki kurang dari 100% saham suatu perusahaan dalam
penggabungan usaha, atau pada awalnya memiliki 100% tapi kemudian dijual atau diberikan
beberapa lembar ke pihak lain. Dalam mengonsolidasi anak perusahaan, induk perusahaan hanya
perlu mempunyai kepemilikian pengendali. Saham lain dari anak perusahaan yang tidak dimiliki
induk perusahaan disebut pemegang saham “non pengendali” atau “minoritas”.
Pemegang saham minoritas jelas mempunyai klaim atas aset dan laba anak perusahaan
karena adanya kepemilikan saham mereka. Karena umumya semua aset, kewajiban dan laba
anak perusahaan dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasi, klaim pemegang saham
minoritas atas hal-hal tersebut dilaporkan. Klaim pemegang saham minoritas atas aset bersih
anak perusahaan umumnya disajikan diantara kewajiban dan ekuitas pemegang saham di neraca
konsolidasi. Bagian laba bersih anak perusahaan yang dialokasikan ke pemilikan minoritas
umumnya dikurangi dari lab yang tersedia untuk semua pemegang saham untuk menghasilkan
laba bersih konsolidasi dalam laporan laba rugi konsolidasi. Walaupun alokasi tersebut tidak
memenuhi beban, biasaya di perlakukan seperti perlakuanbeban umumnya.
LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN
Laporan keuangan gabungan (combined financial statements) merupakan laporan
keuangan yang di dalamnya terdapat kelompok perusahaan – perusahaan yang mempunyai
hubungan istimewa tanpa adanya induk perusahaan atau pemilik lain. Laporan keuangan
gabungan umumnya dibuat jika seseorang, bukan perusahaan, memiliki atau mengendalikan
beberapa perusahaan dan ingin menggabungkan semuanya dalam satu kumpulan laporan
keuangan.
Prosedur yang digunakan untuk membuat laporan keuangan gabungan intinya sama
dengan prosedur yang digunakan untuk membuat laporan keuangan konsolidasi. Semua piutang
dan utang antarperusahaan, transaksi antarperusahaan, serta laba dan rugi antarperusahaan yang
belum direalisasi harus dieliminasi dengan cara yang sama dalam pembuatan laporan keuangan
konsolidasi.
ENTITAS BERTUJUAN KHUSUS DAN ENTITAS KEPEMILIKAN VARIABEL
(VARIABLE INTEREST ENTITIES)
PSAK 4 menetapkan standar konsolidasi dalam kondisi dimana suatu perusahaan
mengendalikan perusahaan lainnya dan menetapkan kepemilikan hak suara mayoritas sebagai
kondisi umum yang menyebabkan perlunya konsolidasi. PSAK 4 juga mengharuskan
konsolidasi terhadap anak perusahaan yang dengan kepemilikan mayoritas. Untuk jenis entitas
khusus, PSAK 4 tidak memberikan dasar yang jelas untuk konsolidasi.
Entitas jenis khusus dikenal dengan istilah entitas bertujuan khusus – EBK yang
merupakan perusahaan, trusts, atau persekutuan yang dibentuk untuk satu tujuan khusus. Entitas
tersebut biasanya tidak mempunyai kegiatan operasi yang substansial dan digunakan hanya
untuk tujuan pendanaan.
PERTIMBANGAN
LAIN
–
PENDEKATAN
YANG
BERBEDA
UNTUK
KONSOLIDASI
TEORI KONSOLIDASI
a. Teori perorangan ( proprietary theory)
Teori perorangan dari akuntansi menganggap perusahaan adalah kepanjangan dari pemiliknya.
Asset, kewajiban, pendapatan dan beban perusahaan dianggap merupakan bagian
dari
pemiliknya. Ketika diaplikasikan dalam pembuatan laporan keuangan konsolidasi, konsep
perorangan menghasilkan konsolidasi pro rata.
b. Teori induk perusahaan ( parent company theory)
Teori induk perusahaan lebih sesuai dengan perusahaan modern dan pembuatan laporan
keuangan konsolidasi dibandingkan pendekatan perorangan. Teori induk perusahaan mengakui
bahwa induk perusahaan mempunyai pengendalian efektif atas semua asset dan kewajiban anak
perusahaan, bukan hanya atas bagian proporsionalnya.
c. Teori entitas (entity theory)
Teori entitas berfokus pada perusahaan sebagai entitas ekonomis terpisah bukan pada hak
kepemilikan dari pemegang saham. Penekanan dalam pendekatan entitas adalah pada entitas
konsolidasi itu sendiri, dengan pemegang saham pengendali dan pemegang saham
nonpengendali dipandang sebagai dua kelompok yang terpisah, masing – masing memiliki
ekuitas yang sama dalam entitas konsolidasi.
PERBANDINGAN ANTARA TEORI – TEORI ALTERNATIF
Dalam teori perorangan, hanya asset dan kewajiban anak perusahaan sebesar bagian
kepemilikan induk perusahaan yang termasuk dalam neraca konsolidasi, dengan jumlah
berdasarkan nilai wajar asset dan kewajiban tersebut per tanggal kepemilikan mayoritas anak
perusahaan diperoleh.
Pendekatan induk perusahaan memasukkan semua asset dan kewajiban anak perusahaan
di neraca konsolidasi. Namun hanya bagian induk atas peningkatan nilai wajar dan goodwill
yang dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasi.
Seluruh nilai asset dan kewajiban anak perusahaan dimasukkan di neraca konsolidasi
berdasarkan metode entitas. Jumlah yang tertera dalam laporan keuangan didasarkan pada nilai
wajar penuh pada tanggal penggabungan usaha, dan nilai penuh goodwill dimasukkan
seluruhnya berapa pun persentase kepemilikan yang dimiliki induk perusahaan.
Praktik Saat Ini
Prosedur yang saat ini digunakan dalam praktik tidak hanya merupakan pendekatan induk
perusahaan, tapi juga termasuk elemen pendekatan entitas. Jumlah dari asset bersih anak
perusahaan yang diakui di neraca konsolidasi pada tanggal akuisisi pada praktiknya sama
dengan pendekatan induk perusahaan. Penentuan laba bersih pada praktiknya mengikuti
pendekatan induk perusahaan, kecuali perlakuan transaksi antarperusahaan yang umumnya
konsisten dengan pendekatan entitas.
Praktik di Masa Depan
Di masa depan, ada kemungkinan perubahan menuju pendekatan entitas, dimana
mengharuskan perhitungan laba neto konsolidasi untuk entitas konsolidasi secara keseluruhan
dan mengalokasikan laba tersebut Antara kepemilikan pengendali dan non pengendali. Maka
laporan laba rugi konsolidasi akan disajikan sebagai berikut :
Pendapatan
Rp 1.800.000.000
Beban
(800.000.000)
Laba Neto Konsolidasi
Rp 1.000.000.000
Dikurangi : Laba Neto Konsolidasi yang
disistribusika ke kepemilika
nonpengendali
(75.000.000)
Laba neto konsolidasi yang didistribusikan
Ke kepemilikan pengendali
Rp 925.000.000
Walaupun bentuk penyajiannya masih berfokus pada kepemilian pengendali, namun
penyajian ini memperlakukan bagian laba untuk kepemilikan nonpengendali.
Praktek Saat Ini
Pendekatan Entitas
Saat neto
Rp 2.580.000.000
Rp 2.600.000.000
Goodwill
Rp
Rp
70.000.000
87.500.000
Berdasarkan praktik saat ini, jumlah yang dialokasikan ke aset neto entitas konsolidasi
adalah nilai buku induk perusahaan (Rp2.000.000.000) ditambah nilai buku penuh aset neto anak
perusahaan (Rp500.000.000) ditambah bagian induk perusahaan atas kenaikan nilai aset neto
anak perusahaan (Rp l00.000.000 x 0,80). Goodwill dalam praktik saat ini dihitung sebagai
selisih antara harga beli (Rp550.000.000) yang lebih besar dari bagian induk perusahaan atas
nilai wajar aset neto anak perusahaan pada tanggal penggabungan usaha (Rp600.000.000 x 0,80).
Goodwill sebesar Rp87.500.000 dihitung dari perbedaan antara nilai wajar keseluruhan PT
Sarden (Rp687.500.000) dan nilai wajar aset netonya (Rp600.000.000).
Download