TUGAS INDIVIDU LAPORAN PRATIKUM Oleh: DEWI RUTH NAINGGOLAN 170254245010 PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2019 LEMBAR PENGESAHAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini, dengan ini menyatakan bahwa, Laporan Praktikum Mata Kuliah Ekonomi Wisata Bahari adalah asli dari hasil praktikum yang di lakukan Pada Hari: Sabtu 14 Desember 2019 Tempat: Pantai Trikora Serumpun Padi Emas Hormat saya Dewi Ruth Nainggolan NIM.170254245010 Dosen Pengampu 1 Dosen Pengampu 2 Khairunnisa S.Pi, M.Si Khairul Hafsar S.Pi,M.Si NIDN. 00249005 NIDN. 0013079006 Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan FITRIA ULFAH S.P,M.M NIDN.1012097701 ii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................................ii DAFTAR ISI............................................................................................................................iii BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................................1 1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................................1 1.3 Tujuan Pratikum .................................................................................................................2 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3 2.1 Wisata Bahari .....................................................................................................................3 2.2 Wisata Pantai .....................................................................................................................3 2.3 Trikora ................................................................................................................................4 BAB 3 METODE PENELITIAN ...........................................................................................5 3.1 Waktu dan Tempat ..............................................................................................................5 3.2 Analisis Data .......................................................................................................................5 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................................6-9 BAB 5 PENUTUPAN ..............................................................................................................10 5.1 Kesimpulan .........................................................................................................................10 5.2 Saran ...................................................................................................................................10 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia negara kepulauan yang memiliki kawasan yang sangat luas merupakan negara yang banyak sekali potensi pariwisatanya, dan sangat potensial untuk dikembangkan. Seperti yang kita rasakan pada saat ini pariwisata memang sedang berkembang dengan sangat pesat dari tahun ketahun, bahkan telah menjadi industri ungulan untuk pembangunan ekonomi di beberapa negara, karena sangat strategis bagi negara-negara terutama Indonesia untuk menambah devisanya dari sektor non migas, ditambah lagi usaha. Wisata bahari merupakan kegiatan wisata yang mengandalkan daya tarik alami lingkungan pasir dan lautan yang berupa kegiatan berenang, snorkeling, menyelam, berlayar, berselancar, memancing, berjemur, rekreasi pantai, fisiografi bawah air dan lain-lain.(Yani, 2018). Pantai timur Pulau Bintan merupakan pantai yang dimanfaatkan sebagai kawasan wisata pantai dan kawasan konservasi padang lamun. Pemanfaatan pantai timur Pulau Bintan sebagai kawasan wisata pantai menyebabkan begitu banyak pembangunan infrastruktur penunjang kegiatan wisata seperti hotel, resort dan sarana penunjang kegiatan wisata lain di beberapa lokasi di sepanjang pantai timur Pulau Bintan. Potensi wisata yang dimiliki pantai timur Pulau Bintan tentu harus ditunjang oleh kondisi kawasan pantai yang memadai(Pascasarjana, 2016). Wisata bahari Kepulauan Riau yang tercatat sebagai destinasi penyumbang wisatawan mancanegara nomer 3 di Indonesia setelah Bali dan Jakarta. Dengan lebih dari 96% wilayahnya adalah lautan atau 242.825 Lm2, telah menjadikan Kepulawan Riau sebagai sektor bahari dan paket wista yang diunggulkan. Beragam keindahan alam bahari Kepulauan Riau siap untuk digali, dibangun, dikembangkan lalu dipasarkan baik ketingkat nasional maupun internasional(Belakang, n.d.). 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari praktikum lapang dipantai Trikora VI adalah bagaimana cara mencari nilai ekonomi kawasan wisata pantai Trikora IV? 1 1.3 Tujuan Pratikum Tujuan pada pratikum lapang dari pantai Trikora VI adalah Untuk Mengetahui cara nilai ekonomi kawasan wisata pantai trikora IV. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata Bahari Wisata bahari merupakan kegiatan wisata yang mengandalkan daya tarik alami lingkungan pasir dan lautan yang berupa kegiatan berenang, snorkeling, menyelam, berlayar, berselancar, memancing, berjemur, rekreasi pantai, fisiografi bawah air dan lain-lain, yang memanfaatkan area sekitar laut sebagai wahana utamanya. (Yulianda, 2007) Pengertian tentang wisata dapat dilihat dalam Undang -Undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, yaitu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela bersifat sementara. Pantai adalah perbatasan antara daratan dan laut, sedangkan laut adalah kumpulan air dalam jumlah banyak yang membagi daratan atas benua- benua dan pulau-pulau. Jadi, wisata pantai dapat diartikan sebagai wisata yang memanfaatkan potensi umber daya alam pantai beserta komponen pendukungnya, baik alami maupun buatan atau gabungan keduanya itu (Ii et al., 2009). 2.2 Wisata Pantai Objek wisata pantai adalah elemen fisik dari pantai yang dapat dijadikan lokasi untuk melakukan kegiatan wisata, obyek terse but yaitu (John 0. Simond, 1978): 1. Pantai, merupakan daerah transisi antara daratan dan lautan. Pantai merupakan primadona obyek wisata dengan potensi pemanfaatan, mulai dari kegiatan yang pasif sampai aktif. Permukaan laut, terdapatnya ombak dan angin sehi ngga permukaan tersebut memiliki potensi yang berguna dan bersifat rekreatif. 3. Daratan sekitar pantai, merupakan daerah pendukung terhadap keadaan pantai, yang berfungsi sebagai tempat rekreasi dan olah raga darat yang membuat para pengunjung akan lebih lama menikmatinya. John 0. Simond (1978) juga menyebutkan bahwa pantai dapat dibagi menjadi berbagai wilayah, yaitu: 1. Beach, yaitu batas antara daratan dan lautan. Biasanya berupa pantai berpasir dan landai. 2. Dune, yaitu daerah yang lebih tinggi dari beach. Bia sanya berupa hamparan pasir yang permukaannya bergelombang atau berubah secara perlahan karena aliran laut. 3. Coastal, yaitu daerah yang secara periodik digenangi air yang merupakan gabungan antara beach dan dune. 3 2.3 Trikora Pantai trikora terletak di bagian timur Pulau Bintan. Asal usul nama Trikora ternyata mempunyai dua versi: yang pertama dihubungkan dengan kata-kata “three corrals” konon yang diucapkan oleh pedagang asing pertamadi pulau tersebut beberapa puluh tahun yang lalu(Ii, n.d.a). Pada kawasan pariwisata pantai, kegiatan perdagangan jasa menjadi prasarana penunjang kegiatan wisata. Kegiatan perdagangan dan jasa membutuhkan arahan yang jelas sehingga kegiatan operasional tidak mengganggu kegiatan wisata dan lingkungan. Ketentuan kawasan perdagangan dan jasa termasuk memiliki prasarana persampahan, air bersih(Ii, n.d.-b). Pulau Bintan adalah pulau yang terbesar diantara 3.200 pulau di kepulauan Riau yang baru saja diresmikan sebagai provinsi,dengan Tanjungpinang sebagai Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau. Pulau Bintan ini terletak sekitar 50 mil sebelah selatan Singapore, 6.2 mil timur Pulau Batam dan memiliki garis pantai sepanjang 105 kilometer (65 mil). Bintan. Bintan merupakan salah satu daerah tujuan wisata terkemuka. Tidak hanya di Indonesia tetapi juga di kawasan ASEAN. Tidak dipungkiri lagi bahwa kepariwisataan di Bintan yang merupakan leading sector bagi pembangunan di daerah ini yang memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi perekonomian masyarakat dan daerah. Apalagi dengan bertambahnya hotel-hotel yang bertaraf internasional di kawasan wisata Lagoi, tentu saja semakin membawa keuntungan yang sangat besar bagi pembangunan daerah. 4 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan praktikum lapang mata kuliah ekonomi wisata bahari dilakukan pada : Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Desember 2019 Tempat : Pantai Trikora VI ( Serumpun Padi Emas). 3.2 Analisis Data Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang digunakan untuk meneliti status sekelompok manusia, objek, set kondisi, sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (current condition). Adapun tujuan penggunaannya adalah untuk memberikan deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar-fenomena yang diselidiki. Analisis pengumpulan data yang di gunakan dalam pratikum terpadu yaitu dengan data yang digunakan Travel Cost Method (TCM) dan Contingent Valuation Method (CVM). 1. Travel Cost Method (TCM) Travel Cost Method (TCM) Untuk mengetahui kondisi permintaan (demand) dengan pendekatan TCM dibutuhkan beberapa variabel yang digunakan untuk menghitung biaya perjalanan. Dalam penelitian ini, variabel yang diduga memengaruhi fungsi permintaan adalah berupa variabel bebas yakni 1) biayaperjalanan(X1),yakni biaya yang dikeluarkan dari tempat asal menuju tempat wisata dan yang dikeluarkan saat berwisata sampai kembali ke daerah asal; 2) jumlah rombongan (X2), yaitu jumlah rombongan yang ikut berwisata; 3) waktu yang dibutuhkan ke lokasi (X3), merupakan waktu tempuh dari daerah asal menuju lokasi wisata; 4) waktu berwisata (X4), yakni waktu yang dihabiskan di lokasi wisata; 5) umur (X5), yaitu umur responden; 6) pendidikan (X6), yakni pendidikan responden; dan 7) pendapatan(X7),merupakanpendapatanyang dimiliki responden. 5 2. Contingent Valuation Method (CVM) Contingent Valuation Methods adalah metode yang digunakan untuk mengukur nilai nonpemanfaatan sumber daya dan kawasan atau sering dikenal dengan nilai keberadaan/ExsistenceValue (Sobari, 2008). Dengan melakukan wawancara secara langsung terhadap masyarakat yang ada disana tentang nilai atau harga yang mereka berikan terhadap komoditi yang tidak memiliki pasar seperti barang lingkungan, apakah harga yang diberi tersebut diterima atau ditolak pada wasatawan yang ada di pantai tersebut. sehingga dapat dihitung menggunakan rumus berikut. WTPi = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + εi (5) dengan WTPi adalah nilai WTP individu;X1 adalah pendapatan;X2 adalah umur;X3 adalah pendidikan; X4 adalah tanggungan keluarga; X5 adalah lama tinggal; β1,β2,β3,β4,β5 adalah koefisienregresi;dan εi adalah galat. Sama dengan pendekatan estimasi surplus konsumen, setelah mengetahui tingkat WTP yang dihasilkan per individu (WTPi) yang dihasilkan dari Persamaan(5),makatotalnilaiekonomisumberdaya berdasarkan preferensi secara sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan formula: (6)TB = WTPi×Pt dengan TB adalah total benefit; WTPi adalah nilai WTP individu; dan Pt adalah total populasi pada tahun ke-t yang relevan dengan analisis. Totalbenefitinidapatdilakukanuntukmultiyears dengan mendiskon sesuai dengan prosedur yang berlakudenganmenggunakantingkatdiskonyang sesuai dengan karakteristik sumber daya yang dihitung 6 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil yang di dapatkan pada pratikum terpadu adalah data Travel Cost Method (TCM) dan data Contingent Valuation Method (CVM). Dilihat dari hasil tabel dibawah ini yang di dapat kan dalam pembahasan mencari nilai ekonomi TCM yaitu ; Parameter Koefisien T star P - value Konstanta 25.83994618 0.763752472 0.479483417 BiayaperjalananX1 -0.133076045 0.812078456 0.453657698 umurX3 0.23368344 0.359638378 0.733808082 PendidikanX4 0.596652943 0.313416455 0.766617105 jumlahrombonganX5 -0.930682377 1.040875625 0.345623659 PendapatanX6 -2.119707725 0.749845641 0.487109366 Waktu perjalanan x6 -0.214512062 0.384075125 0.716713649 1.48154677 1.584196847 0.174001236 Waktu wisata x7 tingkat kunjungan ke Kawasan pantai trikora apabila penggunaan variabel biaya perjalanan berdasarkan teori permintaan, sehingga semakin tinggi biaya perjalanan, maka permintaan akan manfaat wisata semakin rendah. Seseorang yang melakukan kegiatan wisata atau rekreasi pasti melakukan mobilitas atau perjalanan dari rumah menuju objek wisata, dan dalam melaksanakan kegiatan tersebut pelaku memerlukan biaya untuk mencapai tujuan rekreasi, sehingga biaya perjalanan (travel cost) dapat memberikan korelasi positif dalam menghitung nilai ekonomi suatu kawasan wisata yang sudah berjalan dan berkembang. Variabel pendapatan memiliki nilai koefisien positif,artinyasemakinbesarpendapatan,makaakan semakin \tinggi tingkat kunjungan. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil pendapatan, maka akan semakin rendah tingkat kunjungan ke Kawasan pantai trikora menyatakan bahwapendapatan merupakan sesuatu yang paling penting dalam hal berwisata ataupun mengunjungi tempat wisata. Orang yang berpenghasilan besar akan lebih sering mengunjungi tempat wisata disbandingkan orang yang berpenghasilan kecil.Jarak menuju tempat wisata memang sedikit berpengaruh terhadap kunjungan, tetapi ketika seseorang yang berpenghasilan besar telah berencana mengunjungi 7 tempat wisata, walaupun jaraknya jauh, hal itu tidak menjadi masalah karena dianggap mampu untuk membeli atau membiayai biaya perjalanan. Pada tingkat kunjungan wisatawan ke Kawasan pantai trikora yakni umur dengan koefisien sebesar 0,23368344. Variabel umur memiliki nilai koefisien positif , artinya semakin muda umur, maka semakin tinggi tingkat kunjungan ke kawasan pantai trikora Tiga variable yang tidak berpengaruh terhadap tingkat kunjungan adalah jumlah rombongan dengan nilai koefisien --0,930682377, waktu berwisata dengan nilai koefisien 1.48154677, dan pendidikan dengan nilai koefisien 0,596652943 Nilai Adj R2 fungsi permintaan model log berganda di atas sebesar 0,617584008 Artinya, variabel tetap (jumlah kunjungan) dapat dijelaskan oleh variabel bebas (biaya perjalanan, jumlah rombongan, waktu yang dibutuhkan ke Kawasan pantai trikora waktu berwisata, biaya perjalanan, pendidikan, dan pendapatan). Nilai ekonomi tersebut didapat dari nilai surplus konsumen,yakni dengan mengalikan nilai surplus konsumen rata-rata individu dengan total kunjungan ke kawasan pantai trikora pada tahun tertentu. Nilai surplus konsumen rata-rata individu adalah sebesar 179 kunjungan. total kunjungan kawasan pantai trikora pada 2018 adalah sebanyak 522,399 orang, sehingga hasil perhitungan nilai ekonomi TCM yang diperoleh kawasan pantai trikora adalah sebesar 93633461.87 per tahun. Dilihat dari hasil tabel dan grafik dibawah ini yang di dapat kan dalam pembahasan mencari nilai ekonomi CVM yaitu Pada grafik di bawah ini menunjukkan bahwa dari empat bid yang telah dibagi kepada masing-masing responden, semuanya terdapat penerimaan. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, sebagian besar responden bersedia berkontribusi untuk menjaga kebersihan pantai trikora, karna bid yang di tanyak masih rendah Kurva WTP 8 Respon Parameter Koefisien S star P value WTP -7.144830692 -0.19044613 0.855239831 PendaptanX1 0.933936577 0.299617866 0.774576897 umurX2 0.017197498 0.023873715 0.981727519 pendidikanX3 -3.042466013 -1.644908681 0.151091393 Jumlahtanggunganx4 0.110177602 0.110928536 0.915290633 waktuperjalananX5 0.226120113 0.376172017 0.71973143 waktu wisatax6 -0.048839458 -0.047419295 0.963718026 Berdasarkan hasil data di atas terdapat dua variabel yang memengaruhi nilai WTP, yakni pendapatan (X1) dengan nilai koefisien 0.933936577 dan jumlah tanggungan (X4) dengan nilai koefisien 0.110177602. Sedangkan yang memengaruhi adalah waktu perjalanan (X5) dengan nilai koefisien 0.226120113. Variabel yang tidak memengaruhi nilai WTP responden adalah variabel umur (X2) dan pendidikan (X3). Nilai koefisien pendapatan dan waktu perjalanan bertanda positif, artinya semakin tinggi tingkat pendapatan responden, maka akan meningkatkan nilai keinginan membayar. Pendapatan yang tinggi akan memengaruhi responden untuk membayar lebih tinggi dalam menjaga kelestarian Kawasan pantai trikora. Begitu pula dengan variabel waktu perjalanan. Fungsi WTP bagi wisatawan yang ada doi pantai trikora diperoleh dengan memasukkan koefisien hasil regresi ke dalam fungsi WTP. Variabel bebas yang diduga memengaruhi WTP responden antara lain pendapatan, umur, pendidikan, jumlah tanggungan, danwaktu perjalanan. Nilai R2sebesar -0.073901876 artinya variable terikat WTP responden dapat dijelaskan oleh variable bebasyakni pendapatan usiapendidikan jumlah tanggungan dan waktu perjalanan,nilai rata rata WTP perindividu adalah 9230.769231 orang. Nilai ini merupakan biaya yang sanggup dibayar oleh masyarakat,lokal kawasan pantai,trikora untuk menjaga kebersihan dan menjaga keberlanjutan. Nilai ekonomi kawasan pantai trikora dihitung dengan memasukkan nilai rata rata WTP per individu,dikalikan dengan jumlah kunjungan,yakni sebesar 522.399 orang. Sehingga didapatkan nilai ekonomi CVM kawasan pantai Trikora adalah sebesar 4.822.144.615 9 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas adalah nilai ekonomi menggunakan metode TCM jauh lebih besar dari nilai ekonomi seharusnya. Sementara itu, nilai ekonomi mengggunakan metode CVM lebih kecil karena kesanggupan membayar masyarakat lokal relatif lebih kecil. penelitian ini mengkaji bagaimana nilai ekonomi kawasan pantai trikora dari sisi responden dengan menggunakan metode TCM dan dari sisi masyarakat lokal dengan menggunakan metode CVM. 5.2 Saran Adapun saran yang dapat saya sampaikan yaitu pada pelaksanaan pratikum terpadu selanjutnya adalaha supaya memilih lokasi yang lebih dekat dan bisa di jangkau agar tidak banyak menghabiskan waktu dijalan saja pada mengambilan data tersebut. 10 DAFTAR PUSTAKA Yulianda F. 2007. Ekowisata Bahari sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. Disampaikan pada Seminar Sains 21 Februari 2007 pada Departemen Manajenem Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Ii, B. A. B. (n.d.-b). Pedoman Pemanfaatan Ruang Tepi Pantai oleh Departemen Pekerjaan Umum; hal 6., 20–41. Ii, B. A. B., Definisi, K., & Pariwisata, P. (2009). Bab ii tinjauan pustaka 2.1, 1–46. Pascasarjana, S. (2016). Analisis perubahan garis pantai di pantai timur pulau bintan provinsi kepulauan riau mario putra suhana. 11 LAMPIRAN Lampiran 1. Foto bersama dengan respondem Lampiran 2. Wawancara dengan responden 12