I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT 1.1 Pendahuluan Pembahasan tentang deret takhingga sebagai bentuk penjumlahan suku-suku takhingga memegang peranan penting dalam fisika. Pada bab ini akan dibahas mengenai pengertian deret dan aplikasinya dalam fisika. Banyak fenomena fisis yang terjadi membutuhkan deret sebagai solusinya, misalnya dalammenyelesaikan masalah bandul sederhana. Selain itu, melalui deret juga dapat memperoleh nilai-nilai numerik untuk bilangan e, ī°, √2, dan sebagainya. Deret takhingga juga bermanfaat untuk perhitungan integral, menyelesaikan persamaan diferensial (baik biasa maupun parsial), deret Fourier, dan sebagainya. 1.2 Barisan dan Deret Barisan adalah urutan suku-suku yang dibentuk mengikuti aturan atau kaidah yang telah ditetapkan. Sebagai contoh, 12 , 22 , 32 , … 1 , 2 , 3 3 32 33 ,… Suku ke-n sebuah barisan dinyatakan dengan đđ . Suku ke-n ini menunjukkan aturan pembentukan suku-suku deret itu. Pada contoh di atas, suku ke-n berturut-turut adalah đ2 dan đ⁄3đ . Deret adalah pernyataan penjumlahan yang ditunjukkan oleh suku-suku barisan. Berdasarkan barisan di atas diperoleh deret 12 + 22 + 32 + … dan 1 3 2 + 32 + 3 33 + …. Jika jumlah suku-sukunya terbatas, barisan atau deret disebut berhingga. Sebaliknya, jika jumlah suku-sukunya tak terbatas, barisan atau deret itu dinamakan barisan atau deret takhingga. Penulisan deret takhingga biasanya digunakan notasi sigma, misalnya: 2 12 + 22 + 32 + … = ∑∞ đ=1 đ . Atau secara umum dapat disimbolkan īĨ u1 īĢ u 2 īĢ u 3 īĢ ī īŊ īĨ u n (1.1) n īŊ1 1.3 Deret Geometri Deret geometri didefinisikan sebagai đ−1 đ + đđ + đđ 2 + ⯠. = ∑∞ . đ=1 đđ (1.2) Sebagai contoh : 2 4 īĻ2īļ īĢ īĢīīĢ ī§ īˇ 3 9 ī¨3ī¸ n Jumlah n suku pertama dapat dihitung dengan rumus đđ = đ(1−đđ ) 1−đ . Contoh: đđ = đ(1−đđ ) 1−đ = 2 2 đ [1−( ) ] 3 3 2 1− 3 2 đ = 2 [1 − (3) ] (1.3) Jumlah deret geometris menurut definisinya đ = lim đđ đĨ→∞ (1.4) Dimana Sn, adalah jumlah suku ke-n dari deret. 1.4 Definisi dan Notasi Deret Tak hingga Ada banyak deret tak hingga lainnya selain deret geometris, sebagai contoh: 1. 12 īĢ2 2 īĢ 32 īĢ 4 2 īĢ ī (1.5a) 2. 1 2 3 4 īĢ īĢ īĢ īĢ ī(1.5b) 2 22 23 24 x2 x3 x4 3. x ī īĢ ī īĢ ī (1.5c) 2 2 2 Secara umum, deret tak hingga di definisikan sebagai a1 īĢ a 2 īĢ a3 īĢ ī īĢ a n īĢ ī, (1.6) Dimana an (satu untuk setiap bilangan bulat positif n) adalah bilangan atau fungsi yang diberikan oleh beberapa formula atau aturan. Sehingga deret (1.5a), (1.5c) dapat dinyatakan dengan notasi sigma īĨ 1 īĢ2 īĢ 3 īĢ 4 īĢ ī īŊ īĨ n 2 (1.7a) 2 2 2 2 nīŊ1 īĨ ī¨ī 1īŠ x n (1.7b) x 2 x3 x 4 īĢ ī īĢī īŊ īĨ ī¨n ī 1īŠ! 2 2 2 nīŊ nī1 xī Dari semua contoh tersebut, kita ingin menentukan limit deret tersebut nī ∞, (jika deret tersebut memiliki limit). Contoh: Tentukan limit nī ∞ dari deret ī¨2n ī 1īŠ4 īĢ 1 īĢ 9n 8 1 ī n3 ī 7n 4 Penyelesaian: Kita bagi bilangan dan penyebut oleh n4 dan hitung limit nī ∞, sehingga semua nilai menjadi nol kecuali 24 īĢ 9 19 īŊī ī7 7 1.5 Deret Divergen dan Deret Konvergen Kita akan membahas deret berikut: đ1 + đ2 + đ3 + ⯠+ đđ (1.8) Penjumlahan beberapa suku pertama akan menghasilkan hal-hal berikut: đ1 = đ1 đ2 = đ1 + đ2 đ3 = đ1 + đ2 + đ3 … đđ = đ1 + đ2 + đ3 + ⯠+ đđ . (1.9) Besaran đđ disebut jumlah per bagian, yaitu jumlah n suku pertama deret. Harga limit dari đđ adalah lim đđ = đ. đĨ→∞ (1.10) a. Jika jumlah per bagian đđ dari deret takhingga cenderung menuju harga tertentu, yaitu đ, maka deretnya disebut konvergen. Sebaliknya, deret divergen. b. Harga S disebut jumlah deret. c. Ada nilai sisa, yaitu đ đ = đ − đđ . lim Rn īŊ lim ī¨S ī S n īŠ īŊ S ī S īŊ 0 nīŽīĨ (1.11) nīŽīĨ 1.6 Aplikasi Deret Banyak aplikasi deret tak hingga yang akan digunakan pada bab berikutnya. Kita akan melihat bagaimana kita dapat menggunakan deret pangkat (yaitu deret yang memiliki pangkat x) untuk memberi makna pada fungsi bilangan kompleks, dan bagaimana mendefinisikan fungsi dari matriks dengan menggunakan fungsi deret pangkat. Dan juga deret pangkat hanyalah contoh pertama dari deret tak hingga. Selanjutnya kita akan belajar tentang deret Fourier (yang istilahnya adalah sinus dan kosinus). Setelah itu, kita akan menggunakan deret pangkat untuk memecahkan persamaan diferensial, dan kita akan membahas deret lain seperti Legendre dan Bessel. Akhirnya, kita akan menemukan bagaimana sebuah studi tentang deret pangkat menjelaskan pemahaman kita tentang fungsi matematika yang kita gunakan dalam aplikasi. 1.7 Uji Konvergensi 1. Uji Awal (preliminary test) menyatakan, jika lim đđ ≠ 0, deret divergen. đ→∞ Adapun syarat uji biasa yaitu : a. Jika đđ = 0 maka harus dilakukan tes atau pengujian lebih lanjut, b. Jika đđ ≠ 0 maka sudah pasti dikatakan sebagai deret divergen Contoh : a. ∑∞ đ=1 lim đ2 5−đ3 đ2 đ→∞ 5−đ3 = lim đ→∞ đ2 đ3 5 đ3 − đ3 đ3 = 0 0−1 0 = −1 = 0 Karena đđ = 0 Maka dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan deret konvergen/ divergen harus digunakan tes lebih lanjut atau uji yang lainnya b. √đ2 + đ + 3 ∑∞ đ=1 (đ−1) (đ+1) = đ2 +đ+3 lim √ đ→∞ đ2 −1 = lim √ đ→∞ đ2 đ 3 + + đ2 đ2 đ2 đ2 1 − đ 2 đ2 Karna đđ ≠ 0 maka dinamakan deret divergen 1 = √1 = √1 = 1 2. Uji Banding Jika suku demi suku dari deret đĸđ ≤ đđ , dengan đđ adalah deret konvergen, maka deret đĸđ juga konvergen. Jika suku demi suku deret đŖđ ≥ đđ , dengan đđ membentuk deret divergen, maka deret đŖđ juga divergen. Syarat : Jika 0 ≤ đđ ≤ đđ , untuk semua nilai n a. ∞ Jika∑∞ đ=1 đđ konvergen , maka ∑đ=1 đđ juga konvergen b. ∞ Jika ∑∞ đ=1 đđ divergen , maka ∑đ=1 đđ juga divergen Contoh : 1 1 1 1 Uji deret ∑∞ n=1 n! = 1 + 2 + 6 + 24 + ⯠yang konvergen dengan uji banding, gunakan 1 1 1 1 sebagai deret pembanding ∑∞ n=1 2n = 2 + 4 + 8 + ⯠yang merupakan deret konvergen N n! 2n 1 1 2 2 2 4 3 6 8 4 24 16 5 120 32 1 < n! 1 2n 1 n! 1 > 1 2 1 6 1 24 1 120 > > < < 1 2n 1 2 1 4 1 8 1 16 1 32 untuk n > 3 1 Maka deret ∑∞ n=1 n! konvergen 3. Uji Integral takberhingga, deret divergen ∞ đŧ = ∫ đđ đđ = { berhingga, deret konvergen Contoh: Uji konvergensi dari deret harmonik berikut 1 1 1 1īĢ īĢ īĢ īĢī 2 3 4 dengan menggunakan tes integral maka, (1.12) īĨ īĨ 1 īĨ ī˛ an dn īŊ ī˛ n dn īŊ ln nī īŊ īĨ Oleh karena integral tersebut takberhingga, maka deret tersebut adalah deret divergen. 4. Uji Nisbah đđ+1 đ = lim đđ = lim | đ→∞ đ→∞ đđ | (1.13) Jika đ < 1, deret konvergen Jika đ > 1, deret divergen Jika đ = 1, Gunakan tes lain Contoh 1. Tinjau ∑∞ đ=1 đđ dengan đđ = đđ +1 lim | đ→∞ đđ | = lim 1 đ→∞ đ+1 1 đ! Dan đđ+1 = 1 , maka berdasarkan uji rasio diperoleh đ!(đ+1) = 0 < 1 . Sehingga dengan demikian berdasarkan uji rasio deret tersebut deret ini adalah deret konvergen, Hal tersebut diatas penjelasannya adalah : 1+ 1 1 1 + + ⯠+ + â¯, 2! 3! đ! dengan menggunakan (1) maka đđ = [ 1 1 ÷ ] (đ + 1)! đ! đ! đ(đ−1)…3.2.1 = (đ+1)! = (đ+1)(đ)(đ−1)…3.2.1 = đ = lim đđ = lim đ→∞ 1 đ→∞ đ+1 1 đ+1 =0 Dengan đ < 1, maka deret ini dikatakan deret konvergen Contoh 2 ∞ ∑ đ=1 2đ = đ2 đđ+1 2đ+1 2đ = ÷ 2 đđ (đ + 1)2 đ = 2đ+1 (đ+1)2 × đ2 2đ 2đ+1 đ2 = đ × (đ + 1)2 2 =2 × đ2 đ2 + 2đ + 1 2đ2 đ2 + 2đ + 1 = Maka, đđ+1 đ→∞ đđ đ = lim 2đ2 = lim đ→∞ đ2 +2đ+1 =1 Karena đ = 1 maka menggunakan tes lain. Contoh 3 ∞ 3đ ∑ = đ! đ=1 đđ+1 3đ+1 3đ = ÷ đđ (đ + 1)! đ! = 3đ+1 đ! × đ (đ + 1)! 3 = 3(đ+1) đ! × đ 3 (đ + 1)! =3 × = 1. .2 … . . đ 1. .2 … . đ(đ + 1) 3 đ+1 Maka, đđ+1 đ→∞ đđ đ = lim = lim 3 đ→∞ đ+1 =0 Karena đ < 1maka deret ini adalah deret konvergen 5. Uji Banding Khusus Ditinjau deret positif ∑∞ đ=1 đđ īˇ Jika deret positif ∑∞ đ=1 đđ konvergen dan lim īˇ Jika deret positif ∑∞ đ=1 đđ divergen dan lim đđ đ→∞ đđ đđ đ→∞ đđ < ∞, deret ∑∞ đ=1 đđ konvergen. > 0, deret ∑∞ đ=1 đđ divergen. Deret Bolak-balik (Alternating Series) Deret bolak-balik adalah deret yang suku-sukunya berganti tanda. Sebagai contoh, 1 1 1 (−1)đ+1 1 − + − + â¯+ 2 3 4 đ đ+1 Deret bolak-balik ∑∞ đđ , dengan đđ positif, konvergen jika memenuhi dua syarat đ=1(−1) berikut: Setiap suku-suku deret ini secara numerik kurang dari suku-suku sebelumnya, |đđ+1 | < i. |đđ |. lim |đđ | = 0. ii. đ→∞ Deret Pangkat Secara umum, deret pangkat dapat dituliskan sebagai ∞ ∑ đđ (đĨ − đ)đ = đ0 + đ1 (đĨ − đ) + đ2 (đĨ − đ)2 + â¯, đ=0 dengan a adalah tetapan yang (boleh) bernilai nol dan đđ disebut koefisien deret pangkat. Sebagai contoh, đĨ đĨ2 2 4 īˇ 1− + īˇ 1− (đĨ−1) 2 − â¯+ + (đĨ−1)2 4 (−đĨ)đ 2đ −â¯+ (−(đĨ−1))đ 2đ Sebuah fungsi đ(đĨ ) dapat dikembangkan ke dalam deret Taylor dengan menggunakan rumus đ (đĨ ) = ∑ ∞ đ=0 đ(đ) (đ) đ! (đĨ − đ)đ . Jika a = 0, uraian deret Taylor berubah menjadi deret Maclaurin: đ (đĨ ) = ∑ ∞ đ=0 đ(đ) (0) đ! đĨđ. Beberapa deret Maclaurin dari fungsi dasar yang sering digunakan dalam fisika adalah 1) sin đĨ = đĨ − 2) cos đĨ = 1 − đĨ3 3! đĨ2 2! 3) đ đĨ = 1 + đĨ + đĨ5 + 5! + đĨ2 2! đĨ4 4! + đĨ7 − đĨ đĨ6 − đĨ3 3! 4) ln(1 + đĨ ) = đĨ − 2 + 6! 3 +⯠đĨ4 + đĨ3 5) (1 + đĨ)đ = 1 + đđĨ + +⯠7! 4! +⯠đĨ4 − +⯠4 đ(đ−1) 2! đĨ2 + đ(đ−1)(đ−2) 3! đĨ 3 + ⯠(deret binomial Newton) Dengan menggunakan beberapa deret fungsi dasar di atas, kita dapat memperoleh deret dengan mudah. Perhatikan beberapa contoh berikut: 1) đ (đĨ ) = đ đĨ cos đĨ = (1 + đĨ + sin đĨ 2) đ (đĨ ) = tan đĨ = cos đĨ = đĨ2 2! + đĨ3 3! + đĨ3 đĨ5 đĨ7 + − +⯠3! 5! 7! đĨ2 đĨ4 đĨ6 đĨ− 1− 2! + 4! − 6! +⯠đĨ4 4! + ⯠) (1 − =đĨ+ đĨ3 3 + 2đĨ 5 15 đĨ2 2! + đĨ4 4! − đĨ6 6! + â¯) = 1 + đĨ − đĨ3 3 … + â¯. tugas: 1. Coba anda jelaskan apa beda baris dengan deret 2. Apa notasi dari deret dan jelaskan defenisi dan lambang dari deret tak hingga mekanisme pengerjaan Tugas: -Anda bagi kelompok maksimal 4 kelompok -semua kelompok mengerjakan soal no 1 dan 2 diatas ditambah latihan masing-masing sub topik minimal 1 soal (tidak boleh sama antara kelompok) yang terkait materi kita pada hari ini (sesuai Mary L Boas dan RPS) -tugas diserahkan ke email bapak: [email protected] -Selamat belajar.