BAB VI

advertisement
87
BAB VIII
PEMBAGIAN, SUMBER-SUMBER DAN
PRINSIP-PRINSIP
MANAJEMEN PADA UMUMNYA
A. Pembagian Manajemen
Pembagian manajemen tidak dapat dilepaskan dari macammacam manajemen yang dapat dilihat dari berbagai segi. Oleh
karena itu, pembagian manajemen yang akan dibahas berikut ini
akan ditinjau dari berbagai macam manajemen yang umumnya di
dapati di dalam literature-literatur administrasi dan manajemen.
Timbulnya berbagai macam manajemen tidak lepas pula dari
struktur masyarakat. Dalam sejarah banyak dikenal tentang struktur
masyarakat zaman dahulu, yang tampaknya terdapat perbedaan
fungsi
dan
status
diantara
mereka.
Seperti
halnya
dalam
masyarakat kerajaan dengan rakyat biasa, dalam agama Hindu
terdapat kasta-kasta yang satu dengan kasta yang lain berbeda.
Secara fakta menurut sosio masyarakat, status mereka berada
88
antara seorang pimpinan dengan masyarakat biasa baik pimpinan
pemerintah, swasta atau wiraswasta maupun dalam sosial,
keagamaan.
Dari benturan inilah muncul macam-macam manajemen atau
pembagiannya.
1. Pembagian Berdasarkan Sistem Pelaksanaan Manajemen.
Meneropong keadaan suatu masyarakat yang berkembang
memang terdapat perbedaan-perbedaan, demikian fitrah dan
hikmah manusia yang diciptakan berkelompok, bersuku dan
berbangsa. Sebagaimana yang disebutkan dari segi statusnya,
yaitu dari :
a. Sudut Kemanusiaan.
b. Sudut perindustrian, Perdagangan dan
c. Sudut startegi dan taktik atau politik.
Dari pembagian tersebut macam-macam manajemen
berdasarkan
sistem
pelaksanaan,
atau
sistem-sistem
manajemen yang diterapkan oleh manager diantaranya adalah
sebagai berikut :

Manajemen Tradisional

Manajemen Bapaisme

Manajemen Sistematis

Manajemen Ilmiah atau Scientific Management
Bagi negara yang menganut manajemen tradisional,
kepemimpinan
pemerintahan
mereka
berdasarkan
dari
keturunan nenek moyang mereka yang terdahulu. Jadi ciri khas
manajemen tradisoinal ialah mengikuti tradisi yang sudah
berjalan. Sebagai contoh dari negara-negara yang menganut
89
manajemen tradisional antara lain : Arab Saudi, Belanda, Inggris
dan Iran dimasa silam.
Manajemen Bapaisme, yaitu bahwa anggota masyarakat
setempat beranggapan bahwa yang lebih tualah yang lebih tepat
menjadi pemimpin mereka, hal ini ada kalanya berdasar kepada
perasaan, rasa hormat dan menghargai kepada orang yang lebih
tua, sedikit berdasar kepada kemampuan ,maupun konsepsional
yang memadai. Kepemimpinan Bapaisme ini, juga berdasarkan
atas adanya rasa segan dan lebih terhormat apabila orang yang
lebih tua mendudukinya. Kejadian seperti ini masih terdapat di
dalam masyarakat kita, terutama di kampung yang mempunyai
keturunan bangsawan.
Manajemen Sistematis, yaitu segala sesuatunya telah
diatur sebelumnya dengan seksama, menetapkan langkah,
dengan menggerakkannya sesuai perencanaan untuk mencapai
hasil.
Manajemen Ilmiah, ialah manajemen yang berdasar kepada :
a. Mempergunakan ilmu pengetahuan ( The Use of Science ).
b. Mempergunakan metode-metode ilmiah (The use of scientific
methods ) di dalam menghadapi masalah-masalah, kasuskasus dan tindakan-tindakan yang perlu diambil.
Manajemen berdasarkan ilmu pengetahuan ini tidak
menerima suatu cara manajemen semata-mata, oleh karena cara
itu di waktu yang lampau telah dipakai dengan hasil yang baik,
melainkan menetapkan dengan seksama persoalan-persoalan
yang dihadapi, membuat suatu patokan sebagai pegangan untuk
bekerja,
90
mengumpulkan
bahan-bahan,
mencapai
cara
pemecahan sementara dan memeriksa kembali cara pemecahan
itu.
Sejalan dengan dasar pembagian manajemen tesebut di
atas, ada lagi yang membagi macam-macam manajemen
sebagai berikut :

Manajemen Ilmiah (Scientific Management)

Manajemen Bapak (Follow the leader Management)

Manajemen Tradisional

Manajemen Sistematis

Manajemen Terbuka (Open Management)

Manajemen Demokrasi (Democratic Management)
Selain dari pada itu pembagian manajemen berdasarkan sistem
pelaksanaannya
mempunyai
banyak
persamaan
dengan
pembagian tersebut diatas.
Adapun pembagian tersebut adalah sebagai berikut :

Manajemen Tradisional

Manajemen Ilmiah

Manajemen Terbuka

Manajemen Tertutup
Diantara pembagian Manajemen yang telah disebutkan
ada yang perlu mendapat sorotan, yaitu yang merupakan
tambahan dari macam-macam manajemen yang disebutkan
pertama yaitu Manajemen terbuka, Manajemen demokratis dan
Manjemen tertutup.
Istilah Manajemen Terbuka atau open management, yaitu
pimpinan sebelum mangambil langkah-langkah atau keputusan
terlebih dahulu memberikan kesempatan terhadap staf-stafnya,
91
pembantunya serta anggotanya untuk menyampaikan saran, ide
dan pertimbangan terhadap segala kebijaksanaan yang akan
diambil. Tetapi meskipun demikian pengambilan keputusan akhir,
tetap ada di tangan pimpinan dengan memperhatikan segala
saran-saran, pertimbangan-pertimbangan dan sebagainya dari
anggotanya. Keikutsertaan anggota ini, mengingat kelompok ini
adalah milik bersama, jadi memikirkan segala sesuatunya juga
dalam kebersamaan.
Berbeda dengan manajemen tertutup dimana tidak ada
social kontrol maupun social partisipation sehingga secara
praktis pula social responsibility dan support tidak tumbuh.
Dalam organisasi yang menganut manajemen tertutup ini rahasia
dipegang oleh beberapa orang saja, dan manager tidak
mengkomunikasikan keadaan organisasi dan keputusan diambil
tanpa melibatkan bawahan.
Manajemen Demokrasi pada dasarnya sama dengan
manajemen terbuka,namun perbedaannya masih tetap ada yaitu
pada manajemen demokratis,. Staf, pembantunya dan segenap
anggota
berperan
sangat
menentukan
dalam
mengambil
keputusan, bukan sekedar memberikan saran-saran saja,
disamping itu keikut sertaan anggota merupakan kegiatan yang
tidak dapat dipisahkan, karena pengambilan keputusan harus
dengan cara musyawarah untuk mencapai kebulatan atau
mufakat dari segenap anggotanya.
2. Pembagian Ditinjau dari Sudut Filosofi
92
Manajemen dapat pula ditinjau dari sudut filosofi yang
antara lain dapat terbagi sebagai berikut :
1) Manajemen Otokratis/ Diktatorial
Ciri-cirinya
pendapat
ialah
manajemen
bawahannya,
hanya
paksa,
tidak
menghargai
pendapatnya
saja yang
dianggap benar.
2) Manajemen Liberal
Ciri-cirinya ialah ketentuan-ketentuan dibuat oleh pengikutpengikut atau bawahan. Pimpinan hanya sebagai simbol saja
dan pimpinan tidak ikut serta dalam kegiatan kelompok.
Bawahan nanti mendapat petunjuk dan saran-saran dari
pimpinan apabila bawahan itu sendiri memintanya.
3) Manajemen Demokratis
Ciri-cirinya pengambilan keputusan senantiasa didasarkan
atas musyawarah. Terdapat sinkronisasi antara tujuan
individu dengan tujuan organisasi. Pengutamaan kerja sama
dalam pencapaian tujuan, dan senantiasa berusaha agar
bawahan lebih sukses dari pada pimpinan itu sendiri.
Menghargai bawahan sebagai manusia yang bermartabat.
Terdapat pelimpahan wewenang kepada bawahan.
3. Pembagian diilihat dari segi materi yang dipersoalkan
Apabila dilihat dari segi materi yang dipersoalkan atau
bidang-bidangnya, maka manajemen dapat dibagi sebagai
berikut :
a. Manajemen Personalia (Manajemen sumber daya manusia)
93
Dalam manajemen personalia ini pembahasan lebih dititik
beratkan pada unsur-unsur manusia pekerja.
Bagaimana memperoleh pegawai yang baik, bagaimana
pembinaan pegawai yang baik, bagaimana memanfaatkan
pegawai dan lain-lain yang berhubungan dengan factor
kepegawaian.
b. Manajemen Biaya
Pokok pembahasan dalam bidang ini menyangkut masalah
bagaimana caranya agar harga pokok barang yang dihasilkan
relatif
rendah
sedangkan
kualitasnyanya
baik.
Jadi
membahas tentang material, efvesiensi, biaya dan lain-lain.
c. Manajemen Pemasaran.
Dalam bidang ini pembahasan lebih dititik beratkan pada cara
merebut pasar, supaya produksi yang dihasilkan dapat dijual
dan konsumen merasa tertarik pada barang yang dihasilkan.
Pembahasan meliputi produksi barang, distribusi barang
danlain-lain.
d. Manajemen Perkantoran
Dalam hal ini, pembahasan lebih dititik beratkan pada cara
mengatur / mengelola kantor, kegiatan tata usaha, dan lainlain.
e. Manajemen Permodalan
Dalam hal ini pembahasan lebih di fokuskan dalam hal uang,
yakni bagaimana menarik dan mengelola dana agar rental
yang dihasilkan wajar atau lebih besar dari tingkat bunga
bank.
f. Manajemen Produksi
94
Permasalahan
dalam
bidang
ini
ialah
bagaimana
memproduksi barang agar kualitasnya relatif baik. Jadi
membahas pengertian produksi, tata ruang perusahaan,
perawatan, dll.
4. Pembagian Manajemen berdasarkan struktur / tingkatantingkatan hierarchy.
Yang dimaksud dengan hierarchy adalah tata hubungan
antara alasan dan bahasan dan sebaliknya, yang lahir akibat
terbentuknya struktur dan posisi tangga-tangga organisasi.
Berdasarkan ini maka management dapat di bagi atas tiga
tingkatan yaitu :
1) Top Management (Manajemen tingkat atas)
2) Midle Management (Manajemen tingkat menengah)
3) Lower Management (Manajemen tingkat bawah), biasa juga
disebut Supervisory Management, Gang Leader, Mandor atau
operational Management.
Dilihat dari tingakatan diatas
tampak ada perbedaan,
demikian pula menurut fungsinya, tetapi semua aktivitas mereka
sama pentingnya dalam rangka mencapai tujuan sebagaimana
yang telah ditetapkan pembagian manajemen tersebut, sejalan
pula
dengan
tingkatan-tingkatan
pimpinan
dalam
suatu
organisasi, yaitu pimpinan tingkat atas, pimpinan tingkat
menengah dan pimpinan tingkat bawah.
Dalam
hubungan
itu
perlu
diketahui
bahwa
dalam
pelaksanaan tugas pekerjaan baik dalam pemerintah maupun
swasta pada prinsipnya dapat dibagi atas bidang administrasi
dan bidang teknik fungsional. Bidang teknik fungsional, yaitu
95
yang menyangkut bidang teknis sesuai dengan tugas pokok
organisasi yang bersangkutan.
Oleh karena itu, pada setiap pimpinan pekerjaan diperlukan
dua macam keterampilan, yaitu keterampilan administrative /
management dan keterampilan teknis.
Henry Fayol mengemukakan bahwa setiap tingkatan
pimpinan sebagaimana disebutkan tadi mempunyai beban tugas
yang berbeda dalam penyelesaian pekerjaan.
Pimpinan
yang
berada
pada
tingkat
atas
(Top
Management) adalah orang-orang yang memikul tanggung jawab
atas berhasilnya misi organisasinya. Dan oleh karena itu mereka
harusmempunyai
pandangan
yang
luas,
mempunyai
kemampuan melihat kedepan, yang dapat membawa kemajuan
bagi organisasinya. Sebagai pimpinan mereka wajib menentukan
kebijaksanaan yang menggariskan tentang arah, Tujuan dan
sarana yang akan dicapai. Disamping itu, mereka harus
melakukan pembinaan, pengarahan dan bimbingan terhadap
pimpinan yang lebih rendah terutama pada pimpinan tingkat
menengah (Midle Management). Atas dasar beban tugas
pekerjaan tersebut, maka pada pimpinan tingkat atas banyak
diperlukan
keterampilan
(administrative/managerial
skill),
administrative/management
dan
sedikit
menggunakan
keterampilan teknik (technical skill).
Bagi pimpinan yang berada pada tingkat menengah,
mereka ini merupakan penghubung kebijaksanaan pimpinan
tingkat atas dengan keperluan pimpinan tingkat bawah. Dalam
hubungan ini mereka memerlukan kecakapan dan keterampilan
96
untuk menterjemahkan kebijaksanaannya itu secara terperinci,
sehingga dengan mudah dapat menjadi pedoman atau petunjuk
dalam pelaksanaan tugas oleh pimpinan tingkat bawah. Menurut
Henry Fayol, bagi pimpinan tingkat menegah ini sangat
memerlukan keterampilan administrative / management lebih
besar disbanding dengan keterampilan teknis.
Pada pimpinan tingkat bawah, mereka ini secara langsung
menangani tugas-tugas yang bertugas operasional dan oleh
karena itu mereka memerlukan kecakapan dan
keterampilan
teknis lebih besar, sebab mereka secara langsung memimpin
pelaksanaan kerja dengan memberikan petunjuk, bimbingan dan
pengendalian kerja operasional secara terus menerus kepada
bawahannya.
Henry Fayol dengan hasil penelitiannya pada Perusahaan
Industri
Pertambangan
di
Perancis
pada
tahun
1888,
menggambarkan tingkat-tingkat managemen seperti berikut:
Tingkat-Tingkat Kecakapan / Keterampilan Dalam Bidang
Administrasi/ Manajemen Dan Teknis Operasional.
Tingkat-Tingkat
Management
Top management
Middle
management
Supervisory
(lower
managemant)
Administrative
Ability / Skill
Managerial
Ability / Skill
Technical
Skill
Ministery State
Departement
General Manager
Plant Manager
Departement
Head
60 %
50 %
32 %
40 %
8%
10 %
40 %
35 %
45 %
35 %
15 %
30 %
Manager
Foreman
25 %
15 %
30 %
25 %
45 %
60 %
Jabatan / Staff
1.
2.
3.
4.
5.
6.
97
7.
pelaksanaan
Work Man
5%
10 %
85%
Keterangan : sebagai asehmasi jabatan pada tingkat departemen
maka :
1. Ministery State Departement : Menteri
2. General Manager
: Dirjen/Sekjen/Irjen
3. Plan Manager
: Direktur / Kep. Biro / Pusat
4. Departement Head
: Kep. Sub Direktorat / Bagian /
Bidang
5. Shop Manager
: Kep. Seksi / Sub. Bagian
6. Foreman
: Kasubsi / Konrusan
7. Workman
: Pegawai / Pekerja
Berdasarkan pendapat Henry Fayol di atas, maka tingkat-tingkat
manajemen
pada
organisasi
negara
dan
niaga
dapat
digambarkan sebagai berikut :
ESELON
TOP
MANAGEMENT
92 %
K.A/M
8%
90 %
IA
KTO 10 % I B
MIDDLE
MANAGEMENT
85 %
K.A/M
70 %
55 %
LOWER
MANAGEMENT
98
40 %
15 %
II
30 %
III
45 %
IV
60 %
V
K.T.O
K.T.O
Keterangan : K.A/M : Keterampilan Administrasi / Management
K.T.O : Keterampilan Teknis Operasional
Menurut H. Foyal bila seorang pemimpin tingkat bawah akan
dipromosikasn pada tingkat jabatan yang lebih tinggi maka ia
harus menambah K.A/M baik melalui pendidikan pengajaran atau
latihan di bidang tersebut. Demikian pula bila seseorang
pimpinan tingkat menengah akan dipromosikan pada jabatan
yang lebih tinggi maka ia sudah harus memiliki K.A/M yang lebih
tinggi.
Dalam pengertian ini berlaku suatu aksioma semakin tinggi
kedudukan/jabatan seseorang di dalam organisasi, semakin
banyak
memerlukan
administrasi/manajemen
(KA/M),
dan
semakin berkurang memerlukan keterampilan teknis (K.T),
sebaliknya semakin rendah kedudukan seseorang didalam suatu
organisasi
maka
ia
semakin
lebih
banyak
memerlukan
keterampilan teknis dan kurang memerlukan keterampilan
administrasi/ manajemen.
5. Berdasarkan tipe-tipe manajemen
Herbison Myers dalam bukunya “Management in the
Industrial world” mengemukakan tipe-tipe manajemen sebagai
berikut :
1) Patrimonial Management, perusahaan dimiliki dan dipimpin
serta kedudukakan-kedudukan yang penting dipegang oleh
anggota-anggota keluarga sendiri. Tujuan perusahaan adalah
untuk kepentingan dan aspirasi keluarga.
99
2) Political Management, kedudukan-kedudukan yang amat
penting di dalam organisasi atau perusahaan diduduki oleh
orang-orang
yang
mempunyai
hubungan
politic
dan
didasarkan pada kesetiaan terhadap partai politik atau
golongan tertentu.
3) Professional Management, kedudukan penting di dalam
organisasi atau perusahaan diserahkan kepada para ahli,
mereka yang benar-benar telah membuktikan kecakapannya.
Jadi tidak didasarkan pada golongan atau hubungan tertentu,
tetapi semata-mata di dasarkan pada kemampuan dan
prestasi.
B. Sumber-Sumber Management
Dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah
ditetapkan, maka seorang pemimpin harus melakukan rangkaian
kegiatan atau fungsi-fungsi yang tepat. Secara fisik dia tidak
menjalankan sendiri kegiatan itu (biasanya ini telah didelegasikan
kepada bawahan). Tetapi sebagai pimpinan jelas harus meyakini
dan memperhatikan perlunya ada rangkaian kegiatan demi
tercapainya tujuan yang sudah ditetapkan. Rangkaian kegiatan
yang dimaksud pada pokoknya adalah berupa kegiatan-kegiatan :

Perencanaan (Planning)

Pengorganisasian (Organizing)

Penggerakan (Actuating)

Pengawasan (controlling)
Jadi yang dimaksudkan kegiatan-kegiatan disini adalah tidak
lain dari fungsi-fungsi manajemen seperti yang telah diuraikan pada
100
bab terdahulu. Henry Fayol menyebutkan pengertian yang sama
yaitu proses / fungsi adalah unsur (elements).
Keempat
kegiatan
atau
fungsi
tersebut
diatas
harus
dilaksanakan dengan cara setepat-tepatnya sehingga tujuan
organisasi dapat dicapai dengan setepat-tepatnya pula. Tetapi itu
semua tidak mungkin dilaksanakan tanpa sumber-sumber (resource
elements,tools). Yang harus dimanfaatkan dan di daya gunakan
dengan tepat waktu pula.
Sumber-sumber yang dimaksud pada pokoknya meliputi :

Manusia atau tenaga kerja (man)

Uang atau biaya (money)

Bahan-bahan (materials) baik dalam arti teknik (bahan-bahan
baku) maupun non teknik (data-data informasi)

Mesin atau peralatan (machines)

Tata kerja atau metode (methods)

Pasar (market)
Sumber-sumber inilah yang disebut oleh G.R Terry sebagai “
The six M’s in Management” atau “ Enam M di dalam Management”.
Dan menurut Terry keenam factor-faktor, unsur-unsur di dalam
manajemen, baik di dalam rangka proses pencapaian tujuan
organisasi, maupun dalam rangka proses pelaksanaan masingmasing fungsi dari masyarakat.
Untuk jelasnya, maka dibawah ini dengan singkat diuraikan
arti pentingnya, dan saling hubungnnya antara masing-masing
sumber itu di dalam rangka proses manajemen.
1. Sumber Tenaga Kerja
101
Untuk menjalankan fungsi-fungsi pimpinan dengan setepattepatnya maupun untuk mencapai keseluruhan kerja tujuan yang
sudah ditetapkan dengan setepat-tepatnya maka salah satu
sumber yang diperlukan ialah adanya tenaga kerja yang cukup.
Pimpinan
suatu
organisasi
apapun
tidak
mungkin dapat
mencapai tujuan dan juga tidak dapat melaksanakan fungsifungsi tadi hanya atas usahanya sendiri secara individual. Dia
sebagai pimpinan sudah tentu memerlukan bantuan dan kerja
sama dari orang-orang lain (yakni para bawahannya, atau para
anggota organisasinya atau para pegawainya). Jadi, tenaga kerja
atau tepatnya manusia adalah merupakan unsur mutlak
diperlukan bahkan yang terpenting bagi berhasilnya pencapaian
tujuan organisasi. Tanpa manusia tidak akan ada kegiatan tanpa
kegiatan tujuan tak kan tercapai.
2. Sumber Biaya (Uang)
Manusia bukanlah merupakan sumber satu-satunya yang
diperlukan dalam organisasi. Tetapi uang merupakan sumber
terpenting pula yang diperlukan dalam organisasi dan erat
hubungannya dengan sumber pertama tadi. Manusia akan
memberikan segenap tenaga, pikiran dan waktunya dengan
sebaik-baiknya dalam rangka pencapaian tujuan organisasinya
apabila ia merasa yakin bahwa ia akan menerima balas jasa
yang setimpal dengan jerih payahnya itu. Dan salah satu bentuk
perangsang yang paling penting dalam hal ini ialah uang.
Disamping
itu,
uang
juga
diperlukan
untuk
membiayai
palaksanaan kerja dan pelaksanaan fungsi pimpinan demi
102
tercapainya tujuan. Jadi, uang merupakan sumber terpenting
pula dalam rangka pelaksanaan manajemen.
3. Sumber Material
Material atau bahan-bahan adalah juga merupakan sumber
yang diperlukan bagi pelaksanaan manajemen dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi. Kemacetan suatu organisasi
menjalankan kegiatan-kegiatannya sering disebabkan tidak
cukup tersedianya bahan-bahan atau material yang diperlukan.
Material dalam rangka Manajemen meliputi material dalam
arti luas, yakni meliputi pengertian dalam arti fisiknya seperti
bahan-bahan baku, dan bahan-bahan atau data-data dan
informasi-informasi baik tertulis maupun yang tidak tertulis, yang
amat diperlukan bagi pencapaian Tujuan dan bagi pelaksanaan
fungsi-fungsi Manajemen.
Kiranya jelas, bahwa “material” haruslah diartikan baik fisik
(bahan-bahan baku) maupun non fisik (data-data dan informasiinformasi tertulis maupun tidak).
Dengan demikian, kiranya jelas pula bahwa material, yang di
samping manusia dan uang, adalah merupakan sumber yang
juga diperlukan dalam rangka proses manajemen.
4. Sumber mesin dan Peralatan Kerja
Dalam organisasi perusahaan maupun instansi pemerintah,
mesin dan peralatan merupakan hal yang sangat dibutuhkan
dalam proses kerja. Manusia tidak dapat berbuat lebih banyak
103
dan lebih efektif dan efisien tanpa di tunjang peralatan kerja yang
memadai.
Sesungguhnya mesin dan peralatan diperlukan terutam
dengan maksud untuk menghemat tenaga dan energi manusia,
dan juga demi mengakui arti pentingnya manusia dalam
organisasi serta untuk mempercepat proses kerja.
Khusus
mengenai
mesin
seyogyanya
(dibenarkan)
digunakan bila pekerjaan itu terlalu berat atau terlalu lambat
kalau dikerjakan dengan tangan, dan juga bila pekerjaan
memerlukan ketelitian kerja yang optimal dan karenanya
memerlukan daya pikir manusia yang optimal pula. Penggunaan
mesin-mesin hitung seperti kalkulator, computer dan sebagainya,
antara lain adalah untuk menghindarkan sering terjadinya
kesalahan-kesalahan karena kelelahan dan kelalaian manusia.;
Dengan alasan-alasan diatas, tampak bahwa mesin
merupakan sumber yang diperlukan pula dalam rangka proses
Manajemen dengan setepat-tepatnya. Ide tentang arti pentingnya
mesin yang kemudian di hubungkan dengan arti pentingnya
mesin yang kemudian dihubungkan dengan arti pentingnya
manusia dan pengertian kedayagunaan (efesiensi) di dalam
proses manajemen adalah yang kemudian melahirkan adanya
gerakan otomatisasi (automation) di dalam proses pekerjaanpekerjaan kantor dan pabrik-pabrik.
5. Sumber tata kerja atau metode
Metode ialah cara-cara kerja yang digunakan dalam usaha
untuk mencapai tujuan.
FX. Soedjadi mendefinisikan metode
kerja atau tata kerja ini sebagai suatu pola cara-cara
104
pelaksanaan kerja yang seefisien mungkin atas sesuatu tugas
yang diperoleh dengan mengingat segi-segi tujuan, peralatan,
fasilitas, tenaga kerja, waktu, ruang, dan biaya, jadi metode kerja
penting karena akan memberikan efektivitas dan efisiensi
terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam usaha kerja
sama manusia. Tanpa metode karja, maka kemungkinan untuk
mencapai tujuan akan gagal sama sekali, atau jika berhasil
tercapai mungkin dengan menelan berbagai pemborosan,
sedangkan
factor
efesiensi
adalah
tuntutan
mutlak
bagi
administrasi dan Manajemen.
6. Market (Pasar)
Sumber ini dimaksudkan sebagai tempat menjual output
atau barang dan jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Atau
dengan kata lain market adalah tempat bertemunya penawaran
dan permintaan. Tempatnya dan prosesnya untuk usaha-usaha
memperluas pemasaran (marketing) agar hasil yang telah
diperoleh dapat segera dijual. Sumber yang keenam ini bagi
Public Adsministration tidak begitu banyak diperlukan, tetapi di
dalam Business Administration, seperti umpamanya usahausaha dagang, unsur ini sangat penting.
Demikianlah sumber-sumber manajemen yang dikenal
dengan berbagai istilah seperti unsur-unsur manajemen, saranasarana manajemen (tools of Management) dan sebagainya.
Sumber-sumber tersebut diatas diperlukan dalam rangka
melaksanakan kegiatan-kegiatan atau fungsi-fungsi manajemen,
baik untuk masing-masing dari keempat kegiatan manajemen
yaitu
perencanaan,
pengorganisasian,
penggerakan
dan
105
pengawasan maupun untuk seluruhnya. Berdasarkan uraian
tersebut
Soedjadi, memberiklan gambaran secara skematis
tentang pengertian pokok dari manajemen tersebut, yang
digambarkan sebagai berikut dengan perubahan seperlunya.
Perencanaan
Pengorganisasian
Penggerakan
Pengawasan
Kegiatan
MANAGEMENT
Tujuan
Tenaga Kerja
Uang
Material
Mesin
Metode
Pemasaran
SumberSumber
Gambar : Manajemen sebagai proses kegiatan pencapaian
tujuan dengan pemanfaatan sumber-sumber yang
ada dengan setepat-tepatnya.
C. Prinsip-Prinsip Management.
Prinsip-prinsip atau asas-asas yang dimaksudkan disini
adalah pedoman-pedoman yang perlu dilaksanakan agar suatu
organisasi dapat berjalan dengan lancar. Apabila asas-asas ini
diabaikan,
organisasi.
106
maka
akan
terjadi
kesulitan-kesulitan
di
dalam
Adapun prinsip-prinsip manajemen yang umum (General
Principles Of Management) yang baik harus diterangkan menurut
Henry Fayol adalah sebagai berikut :
1. Division of work (asas pembagian kerja).
2. Authority and Responsibility (asas wewenang dan tanggung
jawab).
3. Discipline (asas disiplin).
4. Unity of command (asas kesatuan perintah).
5. Unity of direction (asas kesatuan arah).
6. subordinat of individual interest in to general interest (asas
kepentingan umum diatas kepentingan pribadi).
7. Renumeration of personnel (asas pemberian gaji yang wajar).
8. Centralization (asas pemusatan wewenang).
9. Scolor of chain (asas hierarki atau jalur kekuasaan).
10. Order (asas keteraturan).
11. Equity (asas keadilan).
12. Stability of tenure of personnel (asas kestabilan masa jabatan
pegawai).
13. Initiative (asas inisiatif).
14. Esprit de corps (asas kesatuan atau kerja sama).
Keterangan secara ringkas dari prinsip-prinsip management
tersebut diatas diuraikan sebagai berikut :
1. Division of work.
Asas ini penting karena adanya limit factors atau
keterbatasan-keterbatasan manusia dalam mengerjakan semua
pekerjaan, yaitu :
a) Keterbatasan waktu.
107
b) Keterbatasan dalam pengetahuan.
c) Keterbatasan dalam kemampuan.
d) Keterbatasan dalam perhatian.
Keterbatasan-keterbatasan itu mengharuskan diadakannya
pembagian
kerja.
Tujuannya
untuk
mencapai
efesiensi
organisasi dan pembagian kerja yang berdasarkan spesialisasi
sangat diperlukan baik dalam bidang teknis maupun dalam
bidang kepemimpinan. Asas pembagaian kerja mutlak harus
diadakan pada setiap organisasi, karena tanpa itu berarti tidak
ada organisasi dan kerja sama di antara para anggotanya.
Dengan pembagian kerja, maka daya guna dan hasil guna
organisasi dapat ditingkatkan demi tercapainya Tujuan.
2. Authority and Responsibility (asas wewenang dan tanggung
jawab).
Diperlukan adanya pembagian wewenang dan tanggung
jawab yang seimbang antara atasan dan bawahan. Wewenang
melahirkan hak dan tanggung jawab melahirkan kewajiban. Hak
dan kewajiban menyebabkan interaksi antara atasan dan
bawahan.
Wewenang adalah hak yang sah yang dimiliki seseorang
untuk memerintah orang lain melakukan atau tidak melakukan
sesuatu.
Top manager, Middle manager dan lower manager baru boleh
melakukan tugas/pekerjaan jika ia memepunyai wewenang
dibidang pekerjaan tersebut. Orang dan mempunyai wewenang
harus mempertanggungjawabkan (responsibility), wewenang
yang diterimanya itu kepada atasannya. Wewenang harus sama
108
besarnya dengan tanggung jawab. Wewenang seorang manajer
merupakan kombinasi dari wewenang formal yang berasal dari
kedudukan/posisi resmi seorang pemimpin dalam organisasi dan
wewenang pribadi (personality Authority) yang timbul dari
kepribadian, intelegensi, popularitas, dan keahlian seorang
manajer akan lebih berwibawa apabila wewenang formal
didukung oleh wewenang pribadi.
3. Discipline (asas disiplin)
Semua perintah, perjanjian, dan peraturan yang telah
ditetapkan atasan, harus dihormati, dipatuhi dan dilaksanakan
sepenuhnya.
4.
Unity of command (asas kesatuan perintah)
Asas ini memberi pedoman bahwa setiap bawahan hanya
boleh menerima perintah dari seorang atasan saja dan
bertanggung jawab hanya kepada seorang atasan. Asas ini perlu
untuk mencegah kemungkinan bawahan diperintah
oleh dua
atau lebih atasan yang dapat mengakibatkan bawahan yang
bersangkutan menjadi bingung.
5. Unity of Direction (asas kesatuan arah)
Setiap orang atau setiap kelompok bawahan hanya
mempunyai suatu rencana, satu tujuan, satu perintah dan satu
atasan supaya terwujud kesatuan arah, kesatuan gerak,
kesatuan tindakan menuju sasaran yang sama. Unity of
command berhubungan dengan pegawai, sedang unity of
direction
bersangkutan
dengan
seluruh
perusahaan
atau
organisasi.
109
6. Subordinatin of individual interest into general Interest (asas
kepentingan umum diatas asas kepentingan pribadi).
Menurut asas ini bahwa kepentingan bersama terletak di
atas kepentingan pribadi. Dan setiap orang dalam organisasi
harus mengutamakan kepentingan bersama. Misalnya pekerjaan
kantor sehari-hari
harus diutamakan dari pekerjaan diluar
pekerjaan kantor.
7. Remuneration of Personnel (asas pemberian gaji yang
wajar)
Gaji dan jaminan social harus adil dan seimbang dengan
kebutuhan, sehingga memberikan kepuasan yang maksimal baik
bagi bawahan maupun bagi atasan.
8. Centralization (asas pemusatan wewenang).
Setiap organisasi harus mempunyai pusat wewenang.
Artinya wewenang itu dipusatkan atau dibagi-bagi tanpa
mengabaikan situasi-situasi khas, yang akan memberikan hasil
keseluruhan yang memuaskan. Centralization bersifat relatif,
sebagian besar wewenang tetap dikuasai oleh manajer, hanya
sebagian kecil darinya disebarluaskan kepada para bawahan.
Misalnya 75% wewenang tetap dikuasai pimpinan secara mutlak,
dan sisanya 25% wewenang milik bersama yaitu milik pimpinan
bersama bawahannya. Jadi para bawahan dapat juga mengambil
keputusan dalam rangka tugas-tugasnya, hanya tentu saja
sebesar wewenang yang dimilikinya.
9. Scalar of Chain (Hierarchy atau jalur kekuasaan)
Saluran perintah atau wewenang yang mengalir dari atas
ke bawah harus merupakan mata rantai vertical yang jelas, tidak
110
terputus. Maksudnya, perintah harus berjenjang dari jabatan
tertinggi ke jabatan terendah dengan cara yang berurutan.
Misalnya, perintah dari direktur utama kepada bawahannya
harus melalui tingkatan-tingkatan yang ada. Apabila seorang
direktur utama kan memberi perintah kepada seorang buruh
maka perintah itu disampaikan melalui manajer madya, dari
bagian ini kepada kepala bagian buruh tersebut. Jadi urutannya
top management ke middle management lalu ke lower
management kemudian keburuh bersangkutan. Demikian juga
dalam hal memberikan tanggung jawab.
Asas rantai berkala yang dijalankan dengan baik akan
mendorong terbinanya kerja sama yang harmonis serta dapat
meningkatkan wibawa setiap atasan terhadap bawahannya..
Namun kelemahannya, perintah maupun laporan terlambat
sampai pada tujuannya, karena harus melalui tingkatan-tingkatan
atau hirarki yang ada dalam perusahaan. Menurut Henry Fayol
dalam keadaan darurat tindakan dumping sampai pada batas
tertentu dapat dilakukan.
10. Order
Asas ini dibagi atas material order dan social order, yakni
keteraturan dan ketertiban dalasm penempatan benda dan
orang. Barang-barang atau alat-alat organisasi perusahaan
harus ditempatkan pada tempat yang sebenarnya. Misalnya alatalat kantor tidak disimpan dirumah. Penempatan karyawan harus
sesuai dengan keahlian atau bidang spesialisasinya.
11. Equity (Keadilan)
111
Pemimpin
karyawan/pegawai
harus
berlaku
adil
terhadap
semua
sesuai dengan hak yang ditetapkan oleh
perusahaan baginya. Adil dalam hal gaji, jaminan-jaminan social,
fasilitas, pembagian pekerjaan, penilaian prestasi kerja pegawai
dan sebagainya. Misalnya jika perusahaan menetapkan bahwa
setiap karyawan dijemput, maka semua karyawan harus dijemput
tanpa terkecuali.
Perlakuan yang adil akan mendorong para bawahan untuk
mematuhi perintah-perintah atasannya dan sebaliknya. Asas
keadilan ini penting karena merupakan suatu upaya perusahaan
mendorong para bawahan untuk melakukan perintah-perintah
yang diberikan atasannya. Dan keadilan disini tidak berarti
semua rata, melainkan didasarkan pada prestasi, pengalaman,
pendidikan,
kedudukan
besarnya
tanggung
jawab
dan
sebagainya.
12. Stability
of
Tenure
of
Personnel
(Kestabilan
jabatan
pegawai)
Pimpinan perusahaan harus berusaha agar mutasi atau
keluar masuknya pegawai tidak terlalu sering, karena akan
mengakibatkan ketidakstabilan organisasi , biaya-biaya makin
besar,
perusahaan
tidak
mendapat
pegawai
yang
berpengalaman. Pimpinan harus berusaha agar setiappegawai
betah bekerja sampai masa pensiunnya. Jika sering terjadi
keluar masuknya pegawai, maka manajer harus menyelidiki
penyebabnya. Apakah gaji terlalu rendah, perlakuan terhadap
pegawai kurang baik, pekerjaan terlalu berat dan sebagainya.
13. Initiatif (Inisiatif)
112
Setiap
pimpinan
harus
mendorong
memberikan
kesempatan kepada para bawahannya untuk berinisiatif, yaitu
memberikan kebebasan agar dia secara aktif memikirkan dan
menyelesaikan sendiri tugas-tugasnya dan sebagainya.
14. Esprit de corps (asas kesatuan).
Kesatuan kelompok harus dikembangkan dan dibina
melalui system komunikasi yang baik, sehingga terwujud
kekompakkan kerja (team Work) dan timbul keinginan untuk
mencapai hasil yang baik. Pimpinan perusahaan harus membina
bawahannya sedemikian rupa, agar para karyawan merasa turut
memiliki perusahaan.
Semua asas diatas, berlaku untuk semua organisasi
(organisasi kecil, organisasi besar, organisasi pemerintah,
organisasi swasta, organisasi perusahaan, organisasi social dan
lain-lain).
Namun didalam praktek sebagai pemimpin, seorang
manajer, seorang kepala atau ketua yang menjalankan prinsipprinsip tersebut harus lebih selektif mempertimbangkan kondisi
kebutuhan.
Diantara
prinsip
dari
manajemen
diatas,
ada
yang
menyebutkan dengan prinsip KIS, yaitu Koordinasi, Integrasi,
Sinkronisasi atau KISS, yaitu Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi dan
simplifikasi.
Dalam hubungn itu, perlu dijelaskan sebagai berikut :
Koordinasi
adalah
usaha
secara
teratur,
ditujukan
untuk
memberikan petunjuk-petunjuk pelaksanaan, waktu dan arah
113
pelaksanaan, agar dengan demikian dapat dicapai tindakantindakan harmonis dan disatukan guna mencapai sasaran yang
sudah ditetapkan.
James D. Mooney memberikan batasan pengertian koordinasi
sebagai “pengaturan usaha sekelompok orang secara teratur untuk
menciptakan kesatuan tindakan dalam mengusahakan tercapainya
suatu tujuan bersama. Selanjutanya ia berpendapat bahwa prinsip
yang harus menjadi landasan dari semua usaha kerja sama ialah
koordinasi”.
Koordinasi mutlak diperlukan dalam setiap organisasi karena
adanya pembagian kerja dan adanya spesialisasi dalam rangka
organisasi mencapai tujuannya. Hasil dari pada koordianasi adalah
ketertiban dan ketidak simpang siuran. Tanpa satuan organisasi
akan berjalan sendiri-sendiri yang mungkin menuju keberbagai
arah.
Jadi koordinasi pada hakekatnya adalah usaha bersama
untuk menghimpun dan sekaligus mengarahkan kegiatan-kegiatan,
semua sarana atau alat di dalam organisasi (orang, uang, metode
dan sebagainya) kepada tujuan organisasi.
Menyangkut kegiatan kordinasi ini sebagai prinsip yang
sangat penting dalam setiap usaha kerja sama, di Indonesia
terutama di bidang pemerintahan (administrasi Negara) menjadi
popular istilah KISS, namun pada akhir-akhir ini unsur “S” yang
terakhir (Simplikasi) dipandang kurang dekat hubungannya dengan
ketiga unsur lainnya maka kini rangkaian kata-kata itu menjadi KIS
saja.
114
Oleh Dr. Awaluddin Djamin, MPA kata-kata KIS itu diberi arti
masing-masing sebagai berikut :
a. Koordinasi
adalah
badan/instasnsi
/unit
suatu
usaha
kerja
dalam
pelaksanaan
sama
tugas
antara
tersebut
sedemikian rupa sehingga terdapat saling pengertian, saling
mengisi, saling membantu dan saling melengkapi.
b. Integrasi, adalah suatu usaha untuk menyatukan tindakantindakan
berbagai
badan/instansi/unit
tersebut
sehingga
merupakan suatu kebulatan pemikiran dan kesatuan tindakan
yang terarah kepada suatu sasaran yang telah ditentukan dan
dipahami bersama.
c. Sinkronisasi,
menyelaraskan
adalah
suatu
usaha
tindakan-tindakan
untuk
dari
menyesuaikan/
berbagai
badan/instansi/unit tersebut sehingga di dapat keserasian.
115
Download