Uploaded by tamalatri

Pengantar Praktikum

advertisement
Pengantar Praktikum
Tien
Bagian Biokimia
Fakultas Kedokteran
Universitas Halu Oleo
OUTLINE
•
•
•
•
•
•
Uji Makromolekul: Karbohidrat, Lipid, Protein
Membran Biologi
Larutan Penyangga
Spektrofotometer
Enzim
Bioinformatika
Tes Karbohidrat
•
•
•
•
•
Tes Molisch
Tes Seliwanoff
Tes Benedict
Tes Barfoed
Tes Amilum dengan iodium
Tes Molisch
Tujuan: Mengidentifikasi adanya karbohidrat baik
monosakarida,
disakarida,
dan
polisakarida
Prinsip: Adanya karbohidrat dideteksi melalui
pembentukan senyawa furfural atau
turunannya akibat reaksi dehidrasi oleh
asam sulfat
Hasil positif: terbentuk warna ungu pada sampel
yang mengandung karbohidrat
Tes Seliwanoff
Tujuan: Mengidentifikasi adanya ketosa
Prinsip: Pembentukan 4-hidroksil furfural
Hasil positif: terbentuk warna merah pada
sampel yang mengandung ketika
Tes Benedict
Tujuan: Mengidentifikasi adanya gula pereduksi
Prinsip: Reaksi reduksi larutan tembaga alkalis
oleh gula yang memiliki gugus aldehid
atau keton
Hasil positif: terbentuk endapan warna merah
bata pada sampel yang mengandung
ketika
Tes Barfoed
Tujuan:Membedakan
monosakarida
dan
disakarida
Prinsip: Reaksi reduksi oleh gugus aldehid atau
keton pada suasana asam
Hasil positif: terbentuk endapan warna merah
bata pada sampel yang mengandung
ketika
Tes Amilum dengan iodium
Tujuan: Mengidentifikasi adanya polisakarida
seperti pati (amilum)
Prinsip: Pembentukan kompleks iod amilum
Hasil positif: terbentuk warna biru keunguan
atau merah anggur pada sampel yang
mengandung ketika
Pati dapat bereaksi dengan iodin
9
Tes Lipid
• Daya Larut Lemak
• Ikatan Tidak Jenuh
• Reaksi Liebermann-Buchard Terhadap
Kolesterol
Daya Larut Lemak
Tujuan:Mengidentifikasi kelarutan lemak pada
berbagai macam pelarut
Prinsip: Like dissolve like
Hasil positif:
Lemak tidak larut pada air dan alkohol dingin
Lemak larut pada alkohol panas dan eter
Ikatan Tidak Jenuh
Tujuan:Mengidentifikasi adanya asam lemak
jenuh atau asam lemak tidak jenuh
Prinsip:Terjadi reaksi adisi pada ikatan rangkap
asam
lemak
tidak
jenuh
dan
menghilangkan warna pereaksi KMnO4
Hasil positif: Warna KMnO4 hilang
Reaksi Liebermann-Buchard Terhadap
Kolesterol
Tujuan: Mengidentifikasi adanya kolesterol
Prinsip:Kolesterol dengan asam asetat anhidrida
dan asam sulfat pekat membentuk
senyawa yang berwarna biru hijau
Hasil positif: Terbentuk senyawa berwarna biru
hijau
Tes Protein
• Reaksi Biuret
• Reaksi Ninhidrin
• Uji Pengendapan ion logam dan
senyawa organik
Reaksi Biuret
Tujuan:Mengidentifikasi adanya ikatan peptida
Prinsip:Pembentukan
senyawa
kompleks
berwarna ungu oleh reaksi ion tembaga
dan ion logam pada suasana basa
Hasil positif: warna berubah menjadi ungu
Reaksi Ninhidrin
Tujuan:Mengidentifikasi adanya gugus amina
Prinsip:Asam amino bereaksi dengan ninhidrin
membentuk aldehid yang lebih rendah
dengan melepaskan NH3 dan CO2
Hasil positif: Terbentuk warna biru dan tercium
bau amoniak
Reaksi Ninhidrin
O
O
OH
RCHCOO
+
OH
O
O
N
NH 3+
O

O
anion berwarna ungu
+ RCHO+ CO2 + H2O + H+
Uji Pengendapan ion logam dan
Pereaksi Alkaloid
Tujuan: mengidentifikasi protein berdasarkan
pengendapan dengan logam dan pereaksi
alkaloid
Prinsip: pembentukan garam proteinat yang tidak
larut
Hasil positif: terbentuk presipitat (endapan)
Membran Biologi
• Hemolisis sel darah merah
• Pengaruh larutan hipertonik/hipotonik
terhadap membran sel darah merah
Red Blood Cells
(erythrocytes)
The figure is found at http://www.biosbcc.net/doohan/sample/htm/Blood%20cells.htm (March 2007)
Penyusun Sel Darah Merah
Fragilitas Osmotik
•
•
•
Disebut juga uji resistensi osmotik eritrosit
Osmotik : gerakan molekul pelarut melewati
membran semi permeabel ke larutan yang
lebih pekat
Tes untuk mengukur resistensi sel darah
merah menahan terjadinya hemolisis
(destruksi sel darah merah) ketika terpapar
oleh perubahan salinitas lingkungan di
sekitarnya
What happens to red blood cells when placed in
hypotonic, hypertonic, and isotonic solutions?
• osmolarity
(285 mosmol/l)
• acanthocytes
• hemolysis
(blood, plasma)
The figure is found at http://www.vet.purdue.edu/depts/bms/nour/bms520/content/blood/b9.htm (March 2007)
Lingkungan Sel Darah Merah
• Isotonis: larutan fisiologis NaCl 0,9%
yang sama dengan cairan tubuh atau
darah
• Hipotonis: larutan fisiologis lebih kecil
dari NaCl 0,9 % (0,8 %; 0,6 %; 0,3 %;
0,1 %)
• Hipertonis: larutan fisiologis lebih besar
dari NaCl 0,9 % ( 1 %; 2 %)
Hemolisis Sel Darah Merah
Tujuan: Memperlihatkan bahwa membran sel darah
merah dapat mengalami lisis dalam pelarut
organik
Prinsip:Membran sel darah merah (SDM) antara lain
mengandung lipid. Bila SDM dimasukkan
kedalam larutan yang mengandung pelarut
organic, maka lipid membrane akan larut,
sehingga terjadi hemolisis
Hasil
 NaCl 0,9%
 Alkohol
 Kloroform, eter, aseton, toluene
Pengaruh Larutan Hipertonik/Hipotonik
Terhadap Membran Sel Darah Merah
Tujuan: Memperlihatkan pengaruh larutan hiper/
hipotonik terhadap membrane sel darah merah
Prinsip:SDM akan mengkerut bila berada dalam larutan
hipertonik terhadap tekanan osmotic plasma.
Dalam larutan yang hipotonik, cairan dari luar sel
masuk kedalam sel sehingga SDM akan
membengkak, dan akhirnya terjadi hemolisis.
Haemoglobin dalam SDM akan larut dalam
larutan, sehingga member warna merah jernih
pada larutan.
Hasil positif: Terjadi hemolisis, krenasi, atau tidak
berwarna pada konsentrasi NaCl tertentu
Derajat Hemolisis
•
•
•
•
0 = tidak merah
1 = merah pudar
2 = merah
3 = merah terang
Larutan Penyangga (Buffer)
Tujuan :Menentukan pH buffer asetat berdasarkan
rumus
Henderson-Hasselbach
dan
menggunakan pH-meter
Prinsip : Berdasarkan persamaan HendersonHasselbach menyatakan ketika [A-]
sebanding dengan [HA], maka pH
sebanding dengan pKa
Larutan Penyangga (Buffer)
Buffer : Larutan asam lemah / basa lemah dengan
garam konjugasinya
Penambahan sedikit asam, basa, atau pengenceran
pada larutan penyangga hanya menimbulkan
sedikit
Sistem Kimia Buffer
Henderson-Hasselbalch Equation

Rearranged form of Ka equilibrium equation:
[H  ][ A  ]
Ka 
[HA]
Take log of both sides:
[H  ][ A ]
[ A ]

log K a  log
 log[H ]  log
[HA]
[HA]
rearrange:
[A-]/[HA]
pH
100:1
pKa + 2
10:1
pKa + 1
1:1
pKa
1:10
pKa - 1
1:100
pKa - 2
[ A ]
 log[H ]   log K a  log
[HA]

pH
pKa
 [ A ] 

pH  pK a  log 
 [HA] 


Sistem Buffer
• Intracellular Buffers
– Proteins
– Haemoglobin
– Phosphate
• Extracellular Buffers
– Proteins
– Phosphate
– Bicarbonate
Spektrofotometer
Tujuan:
Mengetahui prinsip kerja
spektrofotometer
Spektrofotometer
 Instrumen yang digunakan untuk menentukan
kadar suatu zat dalam sampel
Hubungan antara konsentrasi dengan jumlah
cahaya yang diserap dinyatakan dalam hukum
Beer-Lambert :
A=kxcxl
SPECTROPHOTOMETER
Electromagnetic spectrum
• Visible light (400-700 nm) constitutes only a small portion of
the spectrum that ranges from gamma rays (less than 1 pm
long) to radio waves that are thousands of meters long
SPECTROPHOTOMETER
Percobaan Menggunakan
Spektrofotometer
1. Menentukan
panjang
gelombang
maksimum
2. Membuat kurva standar
3. Menentukan
kadar
sampel
berdasarkan kurva standar
1. Menentukan panjang gelombang
maksimum
LARUTAN
TABUNG B
TABUNG U
-
2 ml
5 ml
5 ml
5 ml
3 ml
Larutan glukosa 1 mg/mL
Larutan DNS
Dipanaskan dalam air mendidih selama 5 menit
Didinginkan dalam es batu
Air suling
Ukur absorbansi pada panjang gelombang 500-600 nm
Hasil Percobaan
Panjang
gelombang (nm)
Serapan
(abs)
Panjang gelombang
(nm)
500
560
510
570
520
580
530
590
540
600
550
Serapan
(abs)
Kurva panjang gelombang maksimum
2. Membuat kurva standar
LARUTAN
TABUNG B
TABUNG U
Larutan glukosa 1 , 2, 4, 6, 8, 10 mg/mL
-
2 ml
5 ml
5 ml
5 ml
3 ml
Larutan DNS
Dipanaskan dalam air mendidih selama 5 menit
Didinginkan dalam es batu
Air suling
Ukur absorbansi pada panjang gelombang yang diperoleh pada percobaan 1
Hasil Percobaan
Kadar glukosa (mg/ml)
1
2
4
6
8
10
Serapan (A) pada λmaks
Kurva panjang gelombang maksimum
Tentukan persamaan linier kurva
standar; y = ax + b
3. Menentukan kadar sampel
berdasarkan kurva standar
LARUTAN
TABUNG B
TABUNG U
-
2 ml
5 ml
5 ml
5 ml
3 ml
Larutan G1, G2, G3
Larutan DNS
Dipanaskan dalam air mendidih selama 5 menit
Didinginkan dalam es batu
Air suling
Ukur absorbansi pada panjang gelombang yang diperoleh pada percobaan 1
Hasil Percobaan
Larutan
Serapan (Abs)
Kadar (%)
G1
G2
G3
Hitung kadar masing-masing larutan
menggunakan persamaan linier kurva
standar; y = ax + b
Faktor-faktor yang mempengaruhi
aktivitas enzim
Tujuan : Memahami faktor yang mempengaruhi
aktivitas enzim
Faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim :
1. Suhu
2. pH
3. Kadar enzim
4. Kadar substrat
5. Pengaruh ion logam
Enzim Amilase Saliva
Membuat liur 100X:
0,5 mL + 49,5 mL
Suhu
• Tujuan : Mengetahui bahwa aktivitas enzimatik
dapat dipengaruhi oleh suhu
• Prinsip : Pada suhu tertentu (suhu optimum)
akan mencapai kecepatan reaksi yang tinggi
untuk mengubah substrat menjadi produk.
Prosedur
LARUTAN
Larutan pati 1%
TABUNG B
1 ml
TABUNG
U
1 ml
Keram pasangan tabung dari tiap suhu minimal selama 5 menit
Liur (diencerkan 100x)
-
200 µl
Campurkan baik-baik, inkubasi lagi dari tiap suhu tepat 1 menit
Larutan DNS (untuk suhu 60oC dan
100 oC penambahan dilakukan
diluar penangas)
Air suling
Ukur absorbansi
spektrofotometer
2 ml
2 ml
7 ml
7 ml
pada panjang gelombang di percobaan
Hasil Percobaan
SUHU
0 oC
25 oC
Suhu ruang (..oC)
37 oC
60 oC
100 oC
Abs Blanko (B)
Abs Uji (U)
∆Abs/MENIT (V)
Kurva Suhu vs Absorbansi
pH
• Tujuan : Membuktikan bahwa keasaman (pH)
dapat mempenguhi kecepatan reaksi enzimatik
• Prinsip : Pada pH tertentu (pH optimum) akan
mencapai kecepatan reaksi yang tinggi untuk
mengubah substrat menjadi produk.
Prosedur
LARUTAN
TABUNG B
Larutan pati dgn berbagai pH (1, 3,
5, 7, 9, 11)
Liur (diencerkan 100x)
1 ml
TABUNG
U
1 ml
-
200 µl
Campurkan baik-baik, inkubasi pada suhu 37oC tepat 1 menit
Larutan DNS
2 ml
2 ml
Air suling
7 ml
7 ml
Ukur absorbansi
spektrofotometer
pada panjang gelombang di percobaan
Hasil Percobaan
pH
1
3
5
7
9
11
Abs Blanko (B)
Abs Uji (U)
∆Abs/MENIT (V)
Kurva pH vs Absorbansi
Kadar Enzim
• Tujuan : Membuktikan bahwa kadar enzim ikut
mempengaruhi aktivitas enzim
• Prinsip : Semakin tinggi kadar enzim maka
kecepatan reaksi enzimatik akan semakin tinggi
dan hal ini akan menghasilkan kurva yang linier
Prosedur
LARUTAN
TABUNG B
TABUNG
U
1 ml
Larutan pati dgn berbagai pH (1, 3,
1 ml
5, 7, 9, 11)
Liur 100x, 200x, 300x, 400x dan
200 µl
500x
Campurkan baik-baik, inkubasi pada suhu 37oC tepat 1 menit
Larutan DNS
2 ml
2 ml
Air suling
7 ml
7 ml
Ukur absorbansi
spektrofotometer
pada panjang gelombang di percobaan
Membuat larutan saliva dengan
berbagai kadar
• Liur 100x sebanyak 50 mL (pipet 0,5 mL liur + 49,5 mL
aquadest)
• Liur 200x sebanyak 1 mL (pipet 0,5 mL liur 100x + 0,5 mL
aquadest)
• Liur 300x sebanyak 3 mL (pipet 1 mL liur 100x + 2 mL
aquadest)
• Liur 400 x sebanyak 2 mL (pipet 0,5 mL liur 100x + 1,5
mL aquadest)
• Liur 500x sebanyak 5 mL (pipet 1 mL liur 100x + 4 mL
aquadest)
Hasil Percobaan
Kadar Enzim Abs Blanko (B)
100X
200X
300X
400X
500X
Abs Uji (U)
∆Abs/MENIT (V)
Kurva kadar enzim vs Absorbansi
Kerja Beberapa Enzim
1. Enzim Urease
2. Enzim Schardinger dalam susu
3. Enzim peroksidase susu
Enzim Urease
Tujuan : Membuktikan bahwa kacang kedelai
mengandung enzim urease
Prinsip: Urease merubah uream menjadi CO2 dan
NH3. Terbentuknya NH3 dapat dilihat
dengan
perubahan
warna
dari
fenolftalein
Enzim Schardinger dalam susu
Tujuan:
Membuktikan bahwa susu segar
mengandung enzim Schardinger
Prinsip: Penangkapan atom hidrogen dari aldehid
dan sebagai H akseptor digunakan biru
metil. Enzim schardinger mengkatalisis
reaksi oksidasi formaldehid menjadi
asam dalam suasana anaerob
Hasil : Terjadi perubahan warna dari biru menjadi
putih
Enzim peroksidase susu
Tujuan:Membuktikan
bahwa
susu
segar
mengandung enzim peroksidase
Prinsip:Oksidasi benzidin yang menimbulkan
warna biru
Download