Uploaded by widiantoro987654

SINDROM KORONER AKUT

advertisement
SINDROM
KORONER AKUT
KELOMPOK 1
01.
ROSYITA AMALIA
02.
SANTI SAPUTRI
03.
TIARA ULFA
04.
YUYUN APRIANI
ANGKA KEJADIAN
42%
2,2%
0,8%
Seluruh Dunia (2015)
Kalimantan Selatan, 2013
Banjarmasin, 2013
Sebanyak 7,4 juta dari 17,5 juta
kematian karena
kardiovaskuler disebabkan oleh
sindrom coroner akut
Di Indonesia, pada tahun 2012 angka
mortalitasnya adalah 680 dari 100.000
populasi
PENGERTIAN
Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan kasus
kegawatan dari penyakit jantung coroner (PJK)
yang terjadi karena proses penyempitan pembuluh
darah sehingga aliran darah coroner berkurang
secara mendadak. Sindrom Koroner Akut
mengakibatkan jumlah kematian yang tinggi dan
meningkat setiap tahunnya diakibatkan oleh
ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen pada
jantung dan aliran darah
KLASIFIKASI
Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI: ST
segment elevation myocardial infraction)
Infark miokard dengan non elevasi segmen ST
(NSTEMI: non ST segment elevation myocardial infra
cton)
Angina Pectoris Tidak Stabil (UAP: unstable angina p
ectoris)
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri/ rasa tidak nyaman didada, di substernal, dada kiri, atau epigastrium,
menjalar keleher, bahu kiri, dan tangan kiri, serta punggung
Seperti terterkan , diremas-remas, terbakar atau ditusuk
Dapat disertai keringat dingin, mual, muntah, lemas, pusing melayang, serta
pingsan
Timbul tiba-tiba dengan intensitas tinggi, berat ringan bervariasi
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi sindrom koroner akut, baik angina tidak stabil
maupun non-ST segment elevation myocardial infraction
(NSTEMI) adalah sama, yakni ruptur plak asterosklerosis yang
diikuti pembentukan trombus pada lesi. Trombus yang
terbentuk kemudian kembali di tutupi oleh plak asterosklerosis
sehingga pembuluh darah semakin menyempit. Plak yang
ruptur akan menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan
perubahan pada pemeriksaan EKG yang menunjukkan gambar
an iskemik. Bila iskemik berlanjut, nekrosis dapat terjadi pada
otot miokardium yang ditandai dengan peningkatan level
enzim jantung
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
01.
02.
Pemeriksaan
Elektrokardiografi
Pemeriksaan
Marka Jantung
03.
04.
Pemeriksaan
Laboratorium
Pemeriksaan foto
polos pada dada
PEMBERIAN OBAT-OBATAN
Obat Anti-iskemi, antiplatelet, antikoagulan,
statin, dlll
TERAPI REPERFUSI
STATIFIKASI RISIKO
PENATALAKSANAAN
PENGKAJIAN
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit
BREATHING
AIRWAYS
PRIMER
1. Sumbatan atau
penumpukkan
secret
2. Wheezing atau
krekles
CIRCULATION
Nadi lemah, tidak teratur, takikardi, TD
meningkat, edema, gelisah, akral dingin,
kulit pucat, sianosis, output urine menurun
1. Sesak nafas dengan
aktifitas ringan atau istirahat
2. RR lebih dari 24 kali/menit,
irama ireguler dangkal
3. Ronchi,krekels
4. Ekspansi dada tidak penuh
5. Penggunaan otot bantu
nafas
PENGKAJIAN SEKUNDER
AKTIFITAS
NEUROSENSOSRY
SIRKULASI
NYERI DAN KETIDAKNYAMANAN
INTEGRITAS EGO
PERNAPASAN
ELIMINASI
INTERAKSI SOSIAL
MAKANAN DAN CAIRAN
HYGIENE
RIWAYAT ATAU ADANNYA FAKTORFAKTOR RESIKO
NYERI AKUT
ANSIETAS
PENURUNAN
CURAH JANTUNG
INTOLERANSI
AKTIVITAS
DIAGNOSA
INTERVENSI
NYERI AKUT
PENURUNAN CURAH JANTUNG
• Manajemen Nyeri
• Pemberian Analgetik
• Perawatan jantung akut
• Manajemen syok jantung
ANXIETAS
INTOLERANSI AKTIVITAS
• Anxietas reduction
(penurunan ansietas)
• Energy management
• Activity theraphy
REFERENSI
Irman, Ode., Nelista, Yosefina., Dkk. 2020. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Sindrom Koroner Akut. Pasuruan : CV. Penerbit Qlara Media
Perhimpunan Dokter Spesialias Kardiovaskuler Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindro
m Koroner Akut. Edisi IV. Jakarta : Perki, 2018
Mutarobin. 2018.Modul Sistem Kardiovaskuler Acute Coronary Syndrome (ACS). Jakarta
: Poltekes Kemenkes Jakarta 1
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). Pedoman Tatalaksana
Sindrom Koroner Akut. Edisi Ketiga. 2015
https://www.alomedika.com/penyakit/kardiologi/sindrom-koroner-akut/patofisiologi
Thanks !
Download