62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Setelah melakukan dan menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan media e-learning pada konsep Animalia, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif yang dilaksanakan dengan penelitian bersiklus, yaitu perencanaan (Planning), pelaksanaan (Acting), pengamatan (Observing) dan refleksi (Reflecting). Penelitian dilaksanakan selama 2 siklus dan diperoleh data tentang aktivitas guru dalam menerapkan media e-learning dan data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan media e-learning. Perolehan data aktivitas guru dalam menerapkan media e-learning dan aktivitas siswa diambil selama aktivitas proses pembelajaran berlangsung melalui lembar observasi. Sajian data setiap siklus dapat dilihat sebagai berikut. 1. Siklus I a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP siklus I, LKS siklus I, soal tes formatif siklus I, media E-learning SMA Biologi, kartu indeks (index card), dan laptop. b. Pelaksanaan Pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus I dapat dilihat pada tabel 5. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru pengajar. 62 63 Proses pembelajaran mengacu pada RPP yang telah dipersiapkan. Adapun pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini. Tabel 5 PELAKSANAAN TINDAKAN SIKLUS I Hari/Tanggal Jam Jum’at/ 5 April 5-6 2013 Jum’at/ 12 April 5-6 2013 Materi Phylum Porifera Phylum Cnidaria Phylum Platyhelminthes Phylum Nemathelminthes Phylum Anelida Phylum Mollusca Phylum Arhropoda Jumlah Siswa L P 15 20 15 20 Saat pelaksanaan tindakan berlangsung, peneliti dibantu oleh dua orang observer untuk mengamati semua aktivitas belajar siswa sesuai dengan kategori aktivitas yang ditentukan dan pengamatan dilakukan selama 2 siklus. Observer saat melakukan pengamatan terhadap kegiatan aktivitas belajar siswa, memposisikan diri di tempat yang mudah untuk mengamati seluruh kegiatan aktivitas belajar siswa. Selain itu, untuk mempermudah observer dalam mengamati seluruh kegiatan aktivitas belajar siswa, setiap siswa diberi kode berupa nomor secara berurutan sesuai dengan nomor absen agar tidak terjadi kesalahan pengamatan dan kehilangan fokus walau siswa berubah posisi duduk. Pembelajaran diawali dengan salam, mengecek kehadiran siswa, mengecek kesiapan siswa, memotivasi dengan apersepsi sesuai dengan materi yang akan disampaikan, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. 64 Pada kegiatan inti pembelajaran dimulai dengan pembagian kelompok, penjelasan prosedur kegiatan pembelajaran, pembagian LKS dan meminta setiap kelompok untuk mengerjakan LKS menggunakan media e-learning, dan mencocokan kartu indeks (lampiran 1). Media e-learning dengan kombinasi metode mencocokan kartu indeks mendorong seluruh siswa untuk lebih berperan aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Adapun data hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran siklus I dapat dilihat pada tabel 6 dan grafik 1 di bawah ini (data lengkap lampiran 12). Tabel 6 KEAKTIFAN SISWA SIKLUS I Siklus I Jumlah siswa 0 4 30 1 Kategori % Keaktifan Sangat kurang aktif Kurang aktif Aktif Sangat aktif 0% 11,43% 85,71% 2,86% Grafik 1 KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SIKLUS I 100 80 60 40 20 0 85.71 0 Sangat kurang aktif 11.43 Kurang aktif 2.86 Aktif Sangat aktif jumlah persentase 65 Dari tabel 6 dan grafik 1 dapat dijelaskan keaktifan siswa pada siklus I adalah 11,43 % (masih kurang aktif), 85,71 % (aktif), dan 2,86 % (sangat aktif). Secara klasikal indikator aktivitas siswa sudah tercapai, namun masih ada siswa yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Untuk lebih jelasnya secara terperinci aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 7 dan grafik 2 berikut ini. Tabel 7 PERSENTASE AKTIVITAS SISWA SIKLUS I Obs. 1 2 Jlh (%) 1 92,5 91 183,5 14,63 2 91,5 89 180,5 14,40 3 91 96,5 187,5 14,95 Aktivitas 4 5 87 83,5 92 88,5 179 172 14,27 13,72 Jlh 6 81 91,5 172,5 13,76 7 83,5 95,5 179 14,27 610 644 1254 100 Keterangan: Obs : Observer Jlh : Jumlah Grafik 2 PERSENTASE AKTIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA E-LEARNING SIKLUS I 14.27 13.76 Aktivitas 1 14.63 Aktivitas 2 14.4 13.72 14.95 14.27 Aktivitas 3 Aktivitas 4 Aktivitas 5 Aktivitas 6 Aktivitas 7 66 Keterangan aktivitas 1. Memperhatikan/mendengarkan guru 2. Membaca (buku, LKS, media) 3. Mengerjakan LKS yang diberikan guru 4. Bekerja sama dengan teman satu kelompok 5. Bertanya/menjawab antar siswa 6. Bertanya/menjawab antar siswa dengan guru 7. Mencari pasangan kartu indeks Pada siklus I persentase aktivitas siswa berturut-turut dari yang tertinggi sampai terendah adalah sebagai berikut: pertama adalah mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru sebesar 14,95%, hal ini terjadi karena guru memberikan batas waktu pengerjaan LKS yang menjadikan siswa terpacu waktu untuk menyelesaikannya, dan terlihat tidak ada kesulitan siswa dalam mengerjakan LKS yang diberikan guru. Aktivitas siswa yang kedua adalah memperhatikan/mendengarkan penjelasan prosedur kegiatan pembelajaran dari guru sebesar 14,63%, hal ini terjadi karena siswa yang masih kurang memahami penggunaan media e-learning dan metode Indeks Card Match (mencocokan kartu). Aktivitas siswa yang ketiga adalah membaca (buku, LKS, media) sebesar 14,40%, keadaan ini karena siswa tertarik dengan media yang digunakan sehingga pembelajaran lebih menarik dan menciptakan sikap positif siswa. Aktivitas yang keempat yaitu aktivitas bekerja sama dengan teman satu kelompok, dan aktivitas kelima mencari pasangan kartu indeks memiliki persentase yang sama sebesar 14,27%, sedangkan aktivitas yang keenam yaitu bertanya/menjawab pertanyaan antar siswa dengan guru sebesar 13,76%, dan aktivitas ketujuh bertanya/menjawab 67 pertanyaan antar siswa dengan persentase sebesar 13,72%, keadaan demikian karena siswa asyik dengan media belajar yang digunakan sehingga untuk bertanya masih kurang meskipun ada sebagian siswa yang bertanya hal yang kurang dipahami dengan guru dan menjawab pertanyaan yang disampaikan guru, dan sebagian siswa yang saling bertanya antar siswa yang lebih paham. c. Refleksi Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes pada siklus I (lampiran 12 dan 13), selanjutnya dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melaksanakan siklus II. Data secara umum dari hasil refleksi adalah sebagai berikut: pembelajaran dengan menggunakan media e-learning yang dilaksanakan guru sudah baik dan dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan media e-learning dapat mendorong siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Namun, pada pelaksanaan masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan pada siklus I serta hasil yang diperoleh masih dirasa kurang maksimal. Hal yang perlu ditingkatkan yaitu aktivitas bertanya/menjawab antar siswa dan siswa dengan guru. Hal tersebut terjadi karena pada pelaksanaan siklus I siswa belum terbiasa menggunakan media e-learning dan metode Index Card Match (mencocokan kartu indeks), sehingga setiap tahaptahap pembelajaran belum dapat dimanfaatkan secara optimal oleh siswa untuk belajar. 68 Oleh karena itu pada siklus selanjutnya harus diperhitungkan tindakan yang akan diberikan sehingga seluruh siswa bisa lebih aktif. Beberapa kekurangan yang ada pada siklus I perlu diperbaiki dan ditingkatkan lagi, dan apa yang sudah baik pada siklus I perlu dipertahankan sehingga diharapkan pada perencanaan siklus II semua target awal penelitian dapat tercapai, sehingga masih dirasa perlu untuk melanjutkan ke siklus berikutnya. 2. Siklus II a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP siklus II, LKS siklus II, soal tes formatif siklus II, media E-learning SMA Biologi, kartu indeks (index card), dan laptop. b. Pelaksanaan Pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus II dapat dilihat pada tabel 8. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru pengajar. Proses belajar mengajar mengacu pada RPP yang telah dipersiapkan. Pada siklus II ini dalam proses pembelajaran guru mengoptimalkan dalam mengajar dan memperbaiki kesalahan pada siklus I, sehingga diharapkan pada siklus II siswa akan lebih aktif lagi dalam mengikuti proses pembelajaran menggunakan media e-learning. Adapun pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada tabel 8 berikut. 69 Tabel 8 PELAKSANAAN TINDAKAN SIKLUS II Hari/Tanggal Jam Jum’at/19 April 5-6 2013 Jum’at/26 April 5-6 2013 Materi Phylum Echinodermata Phylum Pisces Phylum Amphibia Phylum Reptilia Phylum Aves Phylum Mammalia Jumlah Siswa L P 15 20 15 20 Saat pelaksanaan tindakan berlangsung, peneliti dibantu oleh dua orang observer untuk mengamati semua aktivitas belajar siswa sesuai dengan kategori aktivitas yang ditentukan dan pengamatan dilakukan selama 2 siklus. Observer saat melakukan pengamatan terhadap kegiatan aktivitas belajar siswa, memposisikan diri di tempat yang mudah untuk mengamati seluruh kegiatan aktivitas belajar siswa. Selain itu, untuk mempermudah observer dalam mengamati seluruh kegiatan aktivitas belajar siswa, setiap siswa diberi kode berupa nomor secara berurutan sesuai dengan nomor absen agar tidak terjadi kesalahan pengamatan dan kehilangan fokus walau siswa berubah posisi duduk. Pembelajaran diawali dengan salam, mengecek kehadiran siswa, mengecek kesiapan siswa, memotivasi dengan apersepsi sesuai dengan materi yang akan disampaikan, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti pembelajaran dimulai dengan pembagian kelompok, penjelasan prosedur kegiatan pembelajaran, pembagian LKS dan meminta setiap kelompok untuk mengerjakan LKS menggunakan media 70 e-learning, dan mencocokan kartu indeks (lampiran 4). Media e-learning dengan kombinasi metode mencocokan kartu indeks mendorong seluruh siswa untuk lebih berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Adapun data hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada tabel 9 dan grafik 3 di bawah ini (data lengkap lampiran 12). Tabel 9 KEAKTIFAN SISWA SIKLUS II Siklus Jumlah siswa 0 0 17 18 II Grafik 3 Kategori % Keaktifan Sangat kurang aktif Kurang aktif Aktif Sangat aktif 0% 0% 48,57% 51,43% KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS II 48.57 60 PROSES 51.43 40 20 0 0 Sangat kurang aktif 0 Kurang aktif jumlah persentase Aktif Sangat aktif Dari tabel 9 dan grafik 3 dapat dijelaskan bahwa keaktifan siswa pada siklus II untuk kategori kurang aktif 0%, aktif 48,57%, dan sangat aktif mencapai 51,43%. Berarti siswa yang aktif sudah mencapai 100%. Hal ini menunjukan bahwa siswa sudah menyenangi pembelajaran menggunakan media e-learning. 71 Untuk lebih jelasnya secara terperinci aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 10 dan grafik 4 berikut ini. Tabel 10 PERSENTASE AKTIVITAS SISWA SIKLUS II Obs. 1 2 Jlh 1 116,5 112 228,5 2 109 107 216 3 105 108,5 213,5 Aktivitas 4 104,5 105,5 210 5 106 106 212 6 109 104 213 7 122 124,5 246,5 Jlh 772 767,5 1539,5 (%) 14,84 14,03 13,87 13,64 13,77 13,84 16,01 100 Keterangan: Obs : Observer Jlh : Jumlah Grafik 4 PERSENTASE AKTIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA E-LEARNING SIKLUS II 16.01 Aktivitas 1 14.84 Aktivitas 2 14.03 13.84 13.87 13.77 13.64 Aktivitas 3 Aktivitas 4 Aktivitas 5 Aktivitas 6 Aktivitas 7 Keterangan aktivitas 1. Memperhatikan/mendengarkan guru 2. Membaca (buku, LKS, media) 3. Mengerjakan LKS yang diberikan guru 4. Bekerja sama dengan teman satu kelompok 5. Bertanya/menjawab antar siswa 6. Bertanya/menjawab antar siswa dengan guru 7. Mencari pasangan kartu indeks 72 Persentase aktivitas siswa berturut-turut dari yang tertinggi sampai yang terendah adalah sebagai berikut: yang pertama adalah mencari pasangan kartu indeks sebesar 16,01%, hal ini terjadi karena guru menjelaskan apa yang harus dilakukan siswa pada setiap pertemuan sehingga pada siklus 2 siswa sudah memahami metode Index Card Match (mencocokan kartu indeks). Aktivitas yang kedua adalah memperhatikan/ mendengarkan guru sebesar 14,84%. Aktivitas memperhatikan/ mendengarkan pada siklus I maupun siklus II tetap berada pada posisi kedua, karena siswa tidak hanya memperhatikan/ mendengarkan guru saja, namun siswa juga memperhatikan siswa lain saat memberikan kuis dan memperhatikan siswa yang menanggapi kuis dari siswa lain. Aktivitas yang ketiga adalah membaca (buku, LKS, media) sebesar 14,03%. Aktivitas ini terlihat tetap pada urutan ketiga, hal ini terjadi karena siswa tertarik dengan media yang digunakan sehingga pembelajaran lebih menarik dan menciptakan sikap positif siswa. Aktivitas yang keempat adalah mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru sebesar 13,87%. Aktivitas ini terlihat dari siklus I ke siklus II mengalami penurunan, hal ini terjadi karena guru kurang mempertahankan yang telah maksimal pada siklus I, dan guru lebih terfokus menanamkan pemahaman metode mencocokan kartu indeks, meskipun demikian siswa tetap semangat mengerjakan LKS yang diberikan guru dan tidak ada kesulitan siswa dalam mengerjakan LKS. Aktivitas yang kelima adalah bertanya/ menjawab antar siswa dengan 73 guru sebesar 13,84%. Aktivitas bertanya/ menjawab antar siswa dengan guru mengalami peningkatan, hal ini karena guru berusaha memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I dengan cara mengupayakan komunikasi dan keakraban guru dengan siswa yang berjalan dengan baik, sehingga siswa termotiviasi untuk bertanya dengan guru tentang hal-hal yang belum dipahami. Aktivitas yang keenam adalah bertanya/menjawab antar siswa sebesar 13,77%, hal ini terjadi karena sebagian besar siswa asyik membaca/ memanfaatkan media e-learning. Pada siklus II Aktivitas bertanya/menjawab antar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan terjadi karena guru mengupayakan sebagian kecil siswa yang kurang membaca media untuk bertanya pada teman satu kelompok yang membaca/memahami konsep Animalia pada media e-learning dan bertukar pikiran, serta mengupayakan siswa yang kurang bertanya/ menjawab antar siswa untuk menjawab kuis yang diberikan siswa lain pada metode Indeks Card Match (mencocokan kartu indeks) dengan demikian guru secara optimal memperbaiki kekurangan pada siklus I. Aktivitas yang ketujuh, bekerja sama dengan teman satu kelompok sebesar 13,64% mengalami penurunan, hal ini terjadi karena guru lebih terfokus pada upaya agar aktivitas siswa bertanya/menjawab antar siswa dengan guru dan antar siswa menjadi lebih baik, meskipun bekerja sama dengan satu kelompok pada siklus I kurang dipertahankan namun siswa 74 tetap antusias mengerjakan tugas kelompok menggunakan media elearning. c. Refleksi Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes pada siklus II (lampiran 12 dan 13), siswa secara keseluruhan sudah aktif dalam proses pembelajaran dan persentase sebagian aktivitas siswa mengalami peningkatan. Pada siklus II siswa sudah terbiasa menggunakan media elearning dan metode Index Card Match (mencocokan kartu indeks), sehingga setiap tahap-tahap pembelajaran cukup dapat dimanfaatkan secara optimal oleh siswa untuk belajar, pada akhirnya semua tujuan awal penelitian dapat tercapai pada siklus II dan tidak melanjutkan ke siklus berikutnya. 3. Data Aktivitas Guru Dalam Menerapkan Media E- Learning Data hasil aktivitas guru diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung pada saat pelaksanaan tindakan menerapkan media e-learning. Aktivitas guru meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Data hasil observasi aktivitas guru dapat dilihat pada tabel 11 berikut. 75 Tabel 11 REKAPITULASI AKTIVITAS GURU MENERAPKAN MEDIA E-LEARNING SIKLUS I DAN II NO I II III ASPEK YANG DIAMATI PENDAHULUAN 1. Membuka pelajaran 2. Memotivasi siswa dengan apersepsi 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran KEGIATAN INTI 4. Membagi kelas menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota masing-masing 4-6 siswa 5. Menjelaskan prosedur kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan 6. Membagikan LKS kepada masing-masing kelompok 7. Meminta masing-masing kelompok bekerja sama mengerjakan LKS menggunakan komputer dan media elearning yang telah disiapkan 8. Melakukan tanya jawab dengan siswa 9. Meminta siswa maju untuk mengambil salah satu kartu indeks (kartu indeks pertanyaan/kartu indeks jawaban 10. Meminta siswa untuk mencari pasangan (kartu indeks pertanyaan dengan kartu indeks jawaban) 11. Meminta siswa yang sudah menemukan pasangannya untuk duduk berdekatan 12. Meminta setiap pasangan untuk memberikan kuis kepada siswa lain dengan membacakan pertanyaan dan menantang siswa lain untuk memberikan jawabann 13. Memberikan klarifikasi kebenaran jawaban menggunakan media E-learning Biologi SMA PENUTUP 14. Membimbing siswa menyimpulkan materi pembelajaran sesuai tujuan 15. Mengevaluasi 16. Memberikan tugas rumah 17. Menutup pelajaran JUMLAH KATEGORI Jumlah Skor Rata-Rata SIKLUS I SIKLUS II 3 3 3 3,5 3,5 3,75 3 3,25 3 4 3.25 4 3 4 3 2,5 3,75 4 2,75 3,75 2,75 3,25 2,75 3,5 3 3,75 2,5 3,5 2,75 3 2,75 49,25 Baik 3,5 3,25 3,75 62 Baik sekali 76 Berdasarkan tabel 11 di atas diketahui bahwa aktivitas guru mulai dari membuka pelajaran sampai dengan menutup pelajaran dari siklus I sampai siklus II meningkat. Hal ini disebabkan guru mengoptimalkan proses pembelajaran di kelas. Hasil observasi aktivitas guru di atas merupakan skor rata-rata dari hasil observasi dua orang observer pada saat proses belajar mengajar berlangsung (data lengkap lampiran 14). B. Pembahasan 1. Aktivitas Siswa Menggunakan Media E-learning Aktivitas sangat diperlukan dalam pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku, yaitu melakukan kegiatan dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak ada belajar apabila tidak ada aktivitas, itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar.49 Media pembelajaran juga sangat penting dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran diartikan sebagai alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.50 Berdasarkan hasil analisis data tentang aktivitas siswa selama 2 siklus (lampiran 12) pada konsep Animalia dengan menggunakan media elearning menunjukan adanya peningkatan aktivitas siswa. Peningkatan 49 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Mengajar, Jakarta: RajaGranfindo Pustaka, 2000, h. 93. 50 Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Bandung:PT. Citra Aditya, 1994,h.12 77 aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat tabel 12 dan grafik 6 berikut. Tabel 12 REKAPITULASI AKTIVITAS SISWA PADA SIKLUS I DAN II Kategori Jumlah Siswa Siklus I Siklus II 0 0 4 0 30 17 1 18 Sangat kurang aktif Kurang aktif Aktif Sangat aktif % Keaktifan Siklus I Siklus II 0% 0% 11,43% 0% 85,71% 48,57% 2,86% 51,43% Presentase (%) Grafik 5 KEAKTIFAN SISWA PADA SIKLUS I DAN II 85.71 48.57 51.43 100 0 0 11.43 2.86 0 0 Siklus I Siklus II Sangat Kurang kurang aktif aktif Aktif Sangat aktif Berdasarkan tabel 12 dan grafik 6 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I untuk kategori siswa kurang aktif sebesar 11,43 % sedangkan pada siklus II sudah tidak ada siswa yang kurang aktif. Untuk kategori aktif pada siklus I sebesar 85,71% sedangkan pada siklus II sebesar 45,71%. Untuk kategori sangat aktif pada siklus I sebesar 2,86% sedangkan pada siklus II sebesar 54,29%. Data aktivitas siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 13 dan grafik 7 berikut ini. 78 Tabel 13 PERSENTASE AKTIVITAS SISWA SIKLUS I DAN II No 1 2 3 4 5 6 7 Aktivitas Siswa Memperhatikan/mendengarkan guru Membaca (buku, LKS, media) Mengerjakan LKS yang diberikan guru Bekerja sama dengan teman satu kelompok Bertanya/menjawab antar siswa Bertanya/menjawab antar siswa dengan guru Mencari pasangan kartu indeks Siklus I 14,63 14,40 14,95 14,27 13,72 13,76 14,27 Siklus II 14,84 14,03 13,87 13,64 13,77 13,84 16,01 Grafik 6 PERSENTASE AKTIVITAS SISWA SIKLUS I DAN II 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 14.84 14.63 14.4 14.03 14.95 13.87 14.27 13.64 13.72 13.77 13.76 13.84 16.01 14.27 Siklus I Siklus II Keterangan aktivitas 1. Memperhatikan/mendengarkan guru 2. Membaca (buku, LKS, media) 3. Mengerjakan LKS yang diberikan guru 4. Bekerja sama dengan teman satu kelompok 5. Bertanya/menjawab antar siswa 6. Bertanya/menjawab antar siswa dengan guru 7. Mencari pasangan kartu indeks Berdasarkan tabel 13 dan grafik 7 dapat dilihat persentase aktivitas siswa pada siklus I dan II berturut-turut dari yang tertinggi sampai yang terendah adalah sebagai berikut: pertama adalah mencari pasangan kartu indeks. Pada siklus I aktivitas siswa mencari pasangan kartu indeks sebesar 79 14,27% dan pada siklus II diperoleh sebesar 16,01%. Terlihat bahwa aktivitas mencari pasangan kartu indeks dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan mencari pasangan kartu indeks terjadi karena siswa sudah paham dan menyukai metode Index Card Match sebagai bagian dari proses pembelajaran. Index Card Match merupakan strategi untuk membuat siswa lebih aktif dan dalam hal ini berhasil diterapkan untuk mengaktifkan siswa. Hal ini sesuai pendapat menurut Bona Marwan adalah Index Card Match metode pemecahan masalah yang digunakan dalam meningkatkan aktivitas siswa. Proses pembelajaran ini lebih menarik karena siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.51 Aktivitas siswa yang kedua selama proses pembelajaran adalah memperhatikan/ mendengarkan guru. Pada siklus I aktivitas siswa memperhatikan/ mendengarkan guru sebesar 14,63% dan pada siklus II diperoleh sebesar 14,84%. Terlihat bahwa aktivitas memperhatikan/ mendengarkan guru dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan persentase aktivitas memperhatikan/mendengarkan guru terjadi karena siswa dalam aktivitas ini tidak hanya memperhatikan atau mendengarkan apa yang dijelaskan atau disampaikan guru saja, namun mereka memperhatikan apa yang dijelaskan oleh siswa lain atau pasangan siswa lain pada saat memberikan kuis dari kartu indeks yang dipegang masing-masing siswa ataupun memperhatikan siswa lain yang menjawab 51 Deddy Kresnanto, 2012, Metode Pembelajaran Index Card Match, http:// nongkrongplus. wordpress. com/2012/03/15/ metode-pembelajaran-index-card-match/ online 16/07/2013 80 kuis tersebut. Menurut Ahmad Rohani prinsip aktivitas belajar bahwa segala pengetahuan harus diperolah melalui pengamatan (mendengar, melihat, dan sebagainya) sendiri dan pengalaman sendiri, sedangkan ketika proses pembelajaran, guru hanyalah merangsang keaktifan siswa dengan jalan menyajikan bahan pelajaran, sedangkan yang mengolah dan mencerna adalah siswa itu sendiri sesuai kemauan, kemampuan, bakat, dan latar belakang masing-masing. Belajar adalah proses dimana siswa harus aktif.52 Belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap untuk mendapatkan hasil pengajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran (proses perolehan hasil pengajaran) secara aktif. 53 Aktivitas siswa yang ketiga selama proses pembelajaran adalah mengerjakan LKS diberikan oleh guru. Pada siklus I aktivitas siswa mengerjakan LKS sebesar 14,95% dan pada siklus II diperoleh sebesar 13,87%. Terlihat bahwa aktivitas mengerjakan LKS diberikan oleh guru dari siklus I ke siklus II mengalami penurunan. Penurunan persentase ini terjadi karena pada aktivitas mencari pasangan kartu indeks naik cukup tinggi, meskipun demikian hal tidak mengurangi antusias siswa mengerjakan LKS menggunakan media elearning yang bertujuan agar siswa dapat berinteraksi dengan melatih siswa 52 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran Edisi Revisi, h. 9-10 53 Ibid., h. 6-7 81 berbagi pendapat, menghargai pendapat siswa lain, menentukan jawaban disaat mereka berdiskusi mengerjakan LKS, melatih tanggung jawab dan melatih keberanian siswa. Hal ini sesuai dengan prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif menurut Made Wena, yaitu adanya saling ketergantungan positif antar siswa dalam mengerjakan tugas.54 Selain itu Wina Sanjaya mengemukakan kelebihan pembelajaran kooperatif yaitu merangsang siswa untuk lebih kreatif memberikan gagasan dan ide-ide, melatih bertukar pikiran, mengemukakan pendapat, dan menghargai pendapat orang lain.55 Dengan demikian dapat menutupi kekurangan pembelajaran e-learning yaitu kurangnya interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Aktivitas siswa yang keempat selama proses pembelajaran adalah membaca (buku, LKS, media). Pada siklus I aktivitas siswa membaca (buku, LKS, media) sebesar 14,40% dan pada siklus II diperoleh sebesar 14,03%. Terlihat bahwa aktivitas dari siklus I ke siklus II mengalami penurunan. Hal demikian terjadi karena pada proses pembelajaran siswa tampak tertarik dengan media e-learning dan membuat siswa menyukai media e-learning tersebut sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Syaiful Bahri Djamarah dan Zain Anwar bahwa media pembelajaran mempunyai arti cukup penting karena 54 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, Jakarta: Bumi Aksara,2011, h.190 55 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjaun Konseptual Operasional, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, h.156. 82 dengan media pembelajaran bisa lebih menarik. Selain itu dengan media kerumitan bahan yang disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dan mengkonkritkan bahan yang abstrak, tanpa bantuan media bahan pelajaran yang rumit dan kompleks akan sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. 56 Aktivitas siswa yang kelima selama proses pembelajaran adalah bekerja sama dengan teman satu kelompok. Pada siklus I aktivitas siswa bekerja sama dengan teman satu kelompok sebesar 14,27% dan pada siklus II diperoleh sebesar 13,64%. Terlihat bahwa aktivitas bekerja sama dengan teman satu kelompok dari siklus I ke siklus II mengalami penurunan. Hal tersebut terjadi karena antar anggota kelompok belum maksimal melaksanakan aktivitas bertanya/menjawab atau dialog. Penurunan persentase tidak begitu signifikan mempengaruhi kerjasama dengan teman satu kelompok karena sebagian kelompok belajar siswa mempunyai kerjasama kelompok dengan interaksi komunikasi dan dialog yang dekat antar anggota kelompok begitu juga saat mencocokan kartu indeks interaksi tatap muka siswa dan ketergantungan positif cukup baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurhadi dan Senduk dalam Made Wena bahwa ada beberapa 56 elemen pokok pembelajaran kooperatif, yaitu saling Syaiful Bahri Djamarah dan Zain Anwar, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h.120 83 ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual, dan keterampilan menjalin hubungan antarpribadi atau keterampilan sosial. 57 Aktivitas siswa yang keenam selama proses pembelajaran adalah bertanya/menjawab antara siswa dengan guru. Pada siklus I aktivitas siswa bertanya/menjawab antara siswa dengan guru sebesar 13,76% dan pada siklus II diperoleh sebesar 13,84%. Terlihat bahwa aktivitas bertanya/ menjawab antara siswa dengan guru dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan, hal ini terjadi karena guru mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi dengan siswa. Berbeda halnya ketika berada pada siklus I sebelumnya yang masih belum terjalinnya komunikasi yang akrab antara siswa dan guru. Dengan adanya keakraban ini sebenarnya dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif bertanya/menjawab pertanyaan dari guru dan berani menjawab kuis dalam pembelajaran. Oleh karena itu guru harus dapat membuat siswa mau dan berani bertanya/ menjawab dengan cara mengajukan pertanyaan yang dapat dijawab oleh siswa dengan caranya sendiri.58 Hal ini sesuai pendapat Ahmad Rohani bahwa aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis. Jalinan komunikasi yang harmonis inilah yang menjadi indikator suatu aktivitas proses pembelajaran berjalan dengan baik.59 Perentase aktivitas ini dimulai 57 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, h.190 58 Uus Toharudin, dkk, Membangun Literasi Sains Peserta Didik, Bandung:Humaniora, 2011, hal.76. 59 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran Edisi Revisi, h. 4 84 dari awal sampai akhir pembelajaran, pada waktu awal kegiatan pembelajaran siswa menjawab salam, menjawab saat diabsensi, saat guru mengajukan pertanyaan berupa motivasi dan apersepsi, pada kegiatan inti saat guru memberikan kesempatan untuk bertanya, dan pada kegiatan akhir guru memberikan pertanyaan sekilas berkaitan dengan materi yang disampaikan, saat membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran, serta menjawab salam. Persentase aktivitas siswa yang ketujuh selama proses pembelajaran adalah bertanya/menjawab antar siswa. Pada siklus I aktivitas siswa bertanya/menjawab antar siswa sebesar 13,72% dan pada siklus II diperoleh sebesar 13,77%. Terlihat bahwa aktivitas bertanya/menjawab antar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan, hal ini terjadi karena siswa sudah bertanya kepada guru hal-hal yang mereka belum pahami atau dimengerti, sehingga intensitas bertanya kepada siswa berkurang. Hasil penelitian terhadap aktivitas siswa menunjukan bahwa pembelajaran yang dilakukan menggunakan media e-learning mampu mengaktifkan siswa. Hal ini sesuai yang diungkapkan Dale dalam Azhar Arsyad bahwa media dapat membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa dan mampu mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan melibatkan imaginasi dan pastisipasi aktif.60 Senada dengan Dale, Rusman menjelaskan bahwa e-learning dapat merubah peran 60 Azhar arsyad, Media Pengajaran, h.24 85 peserta didik dari yang biasanya pasif menjadi aktif dan lebih mandiri.61 Pada pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan media e-learning pada konsep Animalia, tidak mengesampingkan model/metode pembelajaran klasikal. Namun dengan penggunaan model/metode dapat memperkuat media e-learning dalam pembelajaran yaitu metode Index Card Match. Index Card Match adalah metode yang dapat membuat siswa aktif mengikuti pembelajaran sehingga aktivitas siswa meningkat, karena proses pembelajaran lebih menarik dengan mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. 62 Mengenai aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa aktivitas seseorang yang beragama Islam baik laki-laki maupun perempuan diwajibkan untuk menuntut ilmu tanpa dibatasi waktu maupun usia, belajar suatu ilmu pengetahuan untuk mencari ketenangan jiwa (memantapkan kebenaran) agama islam sedalamdalamnya dan memperoleh ridha Allah SWT semata, orang yang berilmu terhindar dari kebodohan/ kefakiran sehingga dapat mengangkat kehormatan diri dan bersikap rendah hati terhadap guru atau orang yang mengajarinya supaya ilmunya bermanfaat. Pada buku Qobasun Min Nuri Muhammad Saw Bab Ilmu Pengetahuan, Rasulallah SAW bersabda : 61 62 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, h. 352 Deddy Kresnanto, 2012, Metode Pembelajaran Index Card Match, http://nongkrongplus. Wordpress .com /2012/03/15/ metode-pembelajaran-index-card-match/ online 16/07/2013. 86 Artinya :”Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu”.(H.R.Athabrani)63 Aktivitas belajar merupakan semua kegiatan yang dilakukan oleh seseorang siswa dalam konteks belajar untuk mencapai tujuan. Tanpa ada aktivitas maka proses belajar tidak akan berlangsung dengan baik. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar tidak hanya mendengarkan dan mencatat saja. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar, maka proses pembelajaran yang terjadi akan semakin baik. 64 Adanya perubahan merupakan suatu hal yang dapat dilihat dari seseorang yang melaksanakan aktivitas belajar. Diantara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar diantaranya, perubahan yang terpenting yang terjadi dalam proses belajar adalah berdasarkan pengalaman atau praktik yang dilakukan dengan disengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan suatu yang kebetulan. Perubahan yang terjadi karena proses belajar yang bersifat positif dan aktif. Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. 63 M. Faiz Almath, Qobasun min Nuri Muhammad SAW (1100 Hadits Terpilih; Sinar Ajaran Muhammad); Penterjemah A.Aziz Salim Basyarahil, Jakarta: Gemma Insani Press, 1991, h. 207 64 Agus Suyatna, Hubungan Hasil Belajar Dengan Sikap dan Aktivitas Siswa Pada pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri, h. 2 87 Konsep Animalia mempunyai cakupan materi yang luas karena materi ini membahas tentang semua jenis hewan. Animalia terdiri dari dari 2 kelompok besar yaitu Invertebrata (hewan tak bertulang belakang) dan Vertebrata (hewan bertulang belakang). Invertebrata terdiri dari 8 phylum yaitu: Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Anelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata, sedangkan Vertebrata terdiri dari 5 kelas yaitu Pisces (Condrycthyes dan Osteicthyes), Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mamalia. Terbentuknya makhluk hidup, dengan cara yang berbeda satu dengan yang lainnya di dunia ini bukan secara kebetulan melainkan berdasarkan aturan penciptaanNya. Allah telah menciptakan dengan sempurna agar manusia dapat mengetahui tanda-tanda kebesaranNya, seperti firman Allah QS Al-Furqaan ayat 2 sebagai berikut. ... Artinya: “...dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”65 Ayat tersebut menjelaskan kepada kita akan tujuan penelitian, studi dan usaha memahami berbagai fenomena di dalam kehidupan ini. Dari langkah itu ilmu modern meneguhkan bahwa semua makhluk hidup terbentuk berdasarkan aturan penciptaanNya dan segala yang terjadi pada dirinya berupa perkembangan evolutif yang berbeda-beda senantiasa menempati sistem aturan yang teliti dan pasti, yang tak dapat diketahui 65 Depertemen Agama RI , Al-Qur’an dan Terjemahannya, Surabaya: Karya Agung, 2002, h.502 88 kecuali oleh Sang Khaliq Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta. Dari arah tebentuknya makhluk hidup, didapatkan kejelasan bahwa semua benda dan segenap makhluk hidup yang ada didunia ini terbentuk dengan cara yang berbeda satu dengan yang lainnya. Selain itu diketahui pula, bahwa satu individu ternyata tersusun oleh sekitar 100 unsur, masing-masing unsur ini akan bersatu membentuk satu susunan tertentu berdasarkan aturan yang kokoh, tak dapat ditentang lagi. Demikian pula halnya dengan tumbuhan dan binatang, masingmasing darinya terbagi menjadi filum, kelas, dan spesies yang berbeda-beda, yang memiliki kelengkapan sifat yang bertingkat-tingkat sejak berupa bakteri bersel satu sampai menjadi satu susunan sel yang kompleks hingga mencapai tingkat manusia sebagai makhluk yang sempurna. Masing-masing jenis makhluk hidup memiliki sifat tersendiri yang diwariskan kepada generasi penerusnya secara beranting. Semua itu berjalan sesuai dengan aturan dan sistem yang pasti lagi teliti, sehingga menunjukan keagungan dan kekuasaan Sang Khaliq (Pencipta), serta ketetapan takdir-Nya. Maha suci Allah dan maha tinggi dari apa yang mereka sekutukan.66 2. Aktivitas Guru Dalam Menerapkan Media E-Learning Pengelolaan pembelajaran merupakan kompetensi guru dalam melaksanakan program pembelajaran yang telah disusun berupa rencana pelaksanaan pembelajaran. Saat pelaksanaan program pembelajaran, kemampuan yang dituntut adalah keaktifan guru dalam menciptakan dan 66 Jamaluddin Mahran dan ‘Abdul Azhim Hafna Mubasyir, Al-Qur’an Bertutur Tentang Makanan Dan Obat-Obatan, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2006, h.48-49 89 menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut.67 Aktivitas guru dalam proses pembelajaran tercermin dari RPP siklus I dan RPP siklus II. Aktivitas guru dalam menerapkan e-learning terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Adapun data hasil observasi aktivitas guru dapat dilihat pada tabel 14 dan grafik 8 berikut (data lengkap lampiran 14). Tabel 14 AKTIVITAS GURU MENERAPKAN MEDIA E-LEARNING SIKLUS I DAN II No 1 Siklus I Jumlah skor 49,25 Kategori Baik 2 II 62 Baik sekali Grafik 7 AKTIVITAS GURU MENERAPAKAN MEDIA E-LEARNING SIKLUS I DAN II 80 60 62 48.5 40 jumlah skor 20 0 Siklus I Siklus II Berdasarkan tabel 14 di atas dapat diketahui bahwa aktivitas guru dalam menerapkan media e-learning yaitu siklus I jumlah skor sebesar 49,25 dengan kategori baik dan siklus II jumlah skor menjadi 62 dengan kategori 67 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1991, h.21 90 baik sekali. Peningkatan siklus I ke siklus II sebesar 12,75. Peningkatan terjadi karena dari siklus I ke siklus siklus II guru memperbaiki kesalahan dan kekurangan dalam proses pembelajaran. Guru juga berusaha menjalin komunikasi lebih dekat dengan siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara umum guru berusaha mengoptimalkan proses pembelajaran dalam menerapkan media e-learning pada konsep Animalia agar dapat memaksimalkan tujuan yang ingin dicapai. Ketika proses pembelajaran guru dituntut untuk dapat memiliki kompetensi/ keterampilan dalam mengelola pembelajaran dan kelas. Keterampilan guru dalam menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif, guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas dalam mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan memungkinkan siswa dapat belajar. 68 Hal tersebut tertuang dalam surah Al-Alaaq ayat 1 sebagai berikut: Artinya: “Bacalah Menciptakan.”69 dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Ayat di atas terkandung realisasi perintah اﻗﺮأyang tidak mengharuskan adanya suatu teks tertulis sebagai objek bacaan, dan tidak 68 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, h. 144 69 Depertemen Agama RI , Al-Qur’an dan Terjemahannya, Surabaya: Karya Agung, 2002, h.904 91 pula harus diucapkan, sehingga terdengar oleh orang lain. Karena dalam beberapa kamus ditemukan beraneka ragam arti dari kata tersebut, antara lain: menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, mengetahui ciri-ciri sesuatu dan lain sebagainya yang semua bermuara pada arti menghimpun.70 Dengan demikian, membaca bukan sekedar fenomena melihat tulisan sebagai catatan, namun juga terkandung maksud agar manusia bisa belajar untuk peka terhadap situasi dan kondisi sekitar.71 Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Dua konsep tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan manakala terjadi interaksi guru - siswa, siswa - siswa pada saat pengajaran itu berlangsung. 70 Shihab, M. Qurais, Tafsir Al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2002,h.454 71 Arif Miftahuddin, “Konsepsi Belajar Dalam Surat Al-'Alaq Ayat 1-5 Dan Implementasinya Dalam Mempelajari Sains Dan Teknologi”, Skripsi: Fakultas Tabiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang ,2008, h.78