PERFORASI APP Faktor resiko penyebab obstruksi - kebiasaan makan makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi - erosi mukosa apendiks karena parasit - hiperlpasia jaringan limfosit - pembengkakan dinding usus besar Obstruksi Apendiks Bendungan Mucus Penekanan dinding appendiks Aliran limfe terganggu Edema pada dinding appendiks Merangsang tunika serosa peritoneal visceral PENGERTIN APENDIKS: apendisitis merupakan peradangan yang terjadi pada appendiks (kantung buntu yang berhubungan dengan akhir secum) yang disebabkan oleh obstruksi pada lumen appendiks. D.0142 Resiko Infeksi Infeksi bakteri dan ulserasi Berisi pus (nanah) Gangguan aliran vena Gangguan aliran arteri Peradangan ke peritoneum Suplai O2 ke appendiks menurun Merangsang nervus X Nyeri pada perut bagian kuadran kanan bawah Gangguan perfursi pada appendiks Hipersekresi gaster D,0077 Nyeri Mual, muntah Nekrosis pada jaringan appendiks akut D.0077 nyeri akut Kh : - tingkat nyeri - control nyeri - perfusi miokard - status kenyamanan Intervensi : manajemen nyeri (i.08238) 1. Identifikasi karakteristik nyeri 2. Identifiksi reaksi non verbal 3. Fasilitasi istirahat dan tidur 4. Kolaborasipemberian analgetik Apendisitis Perforasi D.0076 Nausea D.0076 Nausea KH : - Tingkat Nausea - Fungsi Gastrointestinal 1. manajemen muntah 2. manajemen mual 3. pemberian obat 4. manajemen efek samping obat Tindakan bedah laparatomi Anastaesi Efek Anastasi PENGERTIAN PERFORASI APENDIKS : Apendisitis perforasi adalah pecahnya apendiks yang sudah gangren yang menyebabkan pus masuk ke dalam rongga perut sehingga terjadi peritonitis umum. Pada dinding apendiks tampak daerah perforasi dikelilingi oleh jaringan nekrotik (Rukmono, 2011). PENGERTIAN LAPARATOMI: Laparatomi merupakan prosedur pembedahan yang melibatkan suatu insisi pada dinding abdomen hingga ke cavitas abdomen (Sjamsurihidayat dan Jong, 2010) D.0142 Resiko Infeksi KH: - tingkat infeksi - kontrol risiko - status imun 1. pencegahan infeksi 2. manajemen lingkungan 3. pemberian obat 4. dukungan perawatan diri 5. pemantauan nutrisi B1(Breathing) Depresi pusat pernapasan Kelemahan otot diafragma dan intercostalis Pengembangan paru kurang maksimal D.0005 Pola nafas tidak efektif D.0005 pola napas tidak efektif KH : - frekuensinapas - tingkat nyeri Intervensi :pemantauan respirasi (I.01014) 1. Monitor frekuesni, kedalaman dan upaya napas 2. Monitor AGD 3. Monitorx-ray dada 4. Berikan O2 B2 (Blood) Depresi otot jantung B3 (Brain) Menyebar melalui vaskular Penurunan curah jantung dan dilatasi PD Menuju hipotalamus B5 (Bowel) Blokade saraf parasimpatis Penurunan peristaltik usus Distensi abdomen D.0130 Hipertermia D.0023 Hipovolemia KH : - Status cairan - perfusi perifer - balancae cairan 1. Manajemen Hipovolemia 2. pemantauan cairan 3. katerisasi urin 4. pemantauan elektrolit 5. pemntauan tanda vital Kelemahan otot-otot fusi periferekstre mitas bawah Perubahan termostat Penurunan TD D.0023 Hipovolemia B6 (Bone) D.0130 Hipertermia KH : - Termogulasi - Status Neurologis - Status cairan 1. 2. 3. 4. 5. manajemen hipertermia Regulasi temperatur manajemen cairan kompres dingin Terapi intravena Mual, muntah D.0076 Nausea D.0076 Nausea KH : - Tingkat Nausea - Fungsi Gastrointestinal 5. manajemen muntah 6. manajemen mual 7. pemberian obat 8. manajemen efek samping obat D.0054 Gangguan Mobilitas fisik D.0054 Gangguan Mobilitas fisik KH : - Kordinasi Pergerakan - Pergerakan sendi - Status neurologis 1. dukungan ambulasi 2. dukungan mobilisasi 3. pencegahan jatuh 4. pencegahan luka tekan 5. pengaturan posisi