BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pangan Asal Hewan (PAH) merupakan salah satu sumber pangan yang berasal dari hewan dan produk olahanya, di dalam pangan asal hewan terkandung protein hewani yang sangat penting untuk pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan manusia. Daging, susu, dan telur merupakan salah satu produk pangan asal hewan yang lazim dikonsumsi dan banyak dimanfaatkan. Ada juga pangan asal hewan yang banyak dimanfaatkan oleh manusia namun tidak lazim dikonsumsi, salah satunya adalah jamu darah ular kobra. Jamu darah ular kobra merupakan ramuan darah ular kobra Jawa (Naja sputatrix) yang diracik dengan madu dan suplemen. Jamu ini banyak sekali ditemukan di Jawa terutama di Yogyakarta. Konsumenya tidak hanya berasal dari Yogyakarta, tetapi berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, bahkan wisatawan mancanegara. Sebagian masyarakat menganggap jamu darah ular kobra mampu menyembuhkan berbagai penyakit kulit seperti gatal-gatal (Arifah, 2009). Maulana (2006) menjelaskan bahwa jamu darah ular kobra juga dipercaya mampu mendongkrak kejantanan pria, dapat menyembuhkan hampir semua penyakit berat seperti kanker, paru-paru, tumor, dan penyakit berat lainya. Jamu dengan bahan baku darah merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme patogen. Pangan asal hewan sangat berpotensi menjadi media pembawa dan 1 2 penyebar penyakit asal hewan (zoonosis) atau penyakit yang ditularkan melalui makanan (foodborne disease) (Lubis, 2011). Pengolahan bahan makanan yang kurang higienis juga berpotensi mampu menyebarkan berbagai macam sumber penyakit (Sartika dkk., 2005). Tentu hal ini sangat beresiko menimbulkan berbagai penyakit bagi konsumenya Salah satu sumber penyakit yang penting melalui makanan (foodborne disease) disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Center For Disease Control and Prevention (CDC) (2012) melaporkan bahwa Escherichia coli termasuk salah satu bakteri penyebab foodborne disease diantara 9 agen penyebab foodborne disease yang lainnya yaitu Salmonella, Campylobacter, Shigella, Yersinia, Listeria, Vibrio, Cyclospora, dan Cryptosporidium. Escherichia coli merupakan flora normal pada saluran pencernaan baik manusia maupun hewan, bakteri ini ada yang tidak berbahaya dan sangat berbahaya (patogen) bagi kehidupan manusia. Health Protection Agency United Kingdom (2007) mempublikasikan bahwa pada tahun 2005-2006, ditemukan strain dari Escherichia coli yaitu Escherichia coli O157 mewabah di daratan Inggris dan Wales. Strain tersebut diketahui lebih berbahaya daripada strain yang lain. Escherichia coli O157 juga pernah dipublikasikan oleh CDC pada tahun 1994 karena mampu menyebabkan foodborne disease dan penyakit diare. Mader (1996), menjelaskan bahwa Escherichia coli merupakan bakteri penyebab zoonosis yang terisolasi bersama dengan bakteri lainnya pada reptil seperti Staphylococcus sp., Actinobacillus sp., 3 Bacteroides sp., Citrobacter sp., Clostridium sp., Corynebacterium sp., Edwardsiella tarda, Leptospira sp., Mycobacterium sp., Neiseria sp., Pasteurella sp., dan Streptococcus sp. Chitrita dan Elisabeth (2006) menemukan bahwa Escherichia coli dapat diisolasi dari hewan yang dipelihara di kebun binatang termasuk ular, meskipun demikian penelitian lebih lanjut belum diketahui secara pasti strain Escherichia coli yang mampu menginfeksi ular. Berdasarkan kejadian tersebut di atas, potensi cemaran bakteri Escherichia coli O157 pada produk pangan asal hewan khususnya jamu darah ular kobra sangat tinggi. Bahkan saat ini belum ada standar keamanan yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait produk pangan ini. Perlu dilakukan sebuah kajian mengenai cemaran mikroba yang ada di dalam jamu darah ular kobra yang dijual di Yogyakarta. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi ilmiah mengenai keamanan konsumsi jamu darah ular kobra yang dijual di Yogyakarta. Rumusan Masalah 1. Apakah ada cemaran Escherichia coli O157 pada jamu darah ular kobra (Naja sputatrix)? 2. Berapa besar kejadian Escherichia coli O157 pada jamu darah ular kobra (Naja sputatrix) yang dijual di Yogyakarta? 3. Bagaimana cara identifikasi tahap kritis pembuatan jamu darah ular kobra? 4 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui adanya cemaran Escherichia coli O157 pada jamu darah ular kobra (Naja sputatrix). 2. Mengetahui kejadian Escherichia coli O157 pada jamu darah ular kobra (Naja sputatrix) yang dijual di Yogyakarta. 3. Identifikasi tahap kritis pembuatan jamu darah ular kobra. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi tentang keamanan jamu darah ular kobra (Naja sputatrix) yang dijual di Yogyakarta dari bahaya cemaran Escherichia coli O157. Data yang diperoleh dapat dijadikan informasi bagi penjual dan konsumen jamu, sehingga jamu yang diolah dapat dapat ditingkatkan kualitas dan keamanannya dari bahaya cemaran Escherichia coli O157. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan landasan ilmiah pada penelitian selanjutnya.