Uploaded by User99823

Makalah sediaan emulsi

advertisement
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
dengan rahmatnya, Karunia, dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun
makalah ini sehingga selesai pada waktunya.
Makalah yang berjudul “Sediaan Emulsi” ini disusun dan dibuat
berdasarkan materi yang telah dirangkum dari sumber yang tepercaya.
Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmasetika I, pembuatan
makalah ini bertujuan agar dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca. Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat untuk kita semua.
Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada
yang
telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata, penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Ucapan maaf dari penulis sendiri
apabila terjadi kesalahan pengetikan kata dan isi dalam makalah ini. Oleh
karena itu, diharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Kendari,10 mei 2015
penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………i
DAFTAR ISI..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………
A. LATAR BELAKANG………………………………………………
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………….
C. MAKSUD DAN TUJUAN……………………………………………
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………
A. DEFENISI EMULSI………………………………………………………
B. TIPE-TIPE EMULSI…………………………………………………
C. KOMPONEN EMULSI………………………………………………
BAB III PENUTUP……………………………………………………………
A. KESIMPULAN…………………………………………………
B. SARAN…………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari,
terutama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat
karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk
mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara
homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar.Salah
satu sistem koloid yang ada dalam kehidupan sehari – hari dan
dalam industri adalah jenis emulsi.
Emulsi
merupakan
sehinggkan dibutuhkan zat
suatu
sistem
pengemulsi
yang
atau
tidak
stabil,
emulgator
untuk
menstabilkannya sehingga antara zat yang terdispersi dengan
pendispersinnya tidak akan pecah atau keduannya tidak akan
terpisah. Ditinjau dari segi kepolaran, emulsi merupakan campuran
cairan polar dan cairan non polar.Salah satu emulsi yang kita kenal
sehari-hari adalah susu, di mana lemak terdispersi dalam air. Dalam
susu terkandung kasein suatu protein yang berfungsi sebagai zat
pengemulsi. Bebera contoh emulsi yang lain adalah pembuatan es
krim, sabun, deterjen, yang menggunakan pengemulsi gelatin.
Dari hal tersebut diatas maka sangatlah penting untuk
mempelajari sistem emulsi karena dengan tahu banyak tentang
sistem emulsi ini maka akan lebih mudah juga untuk mengetahui zat
– zat pengemulsi apa saja yang cocok untuk menstabilkan emulsi
selain itu juga dapat diketahui faktor – faktor yang menentukan
stabilnya emulsi tersebut karena selain faktor zat pengemulsi
tersebut juga dipengaruhi gaya sebagai penstabil emulsi.
Sistem
emulsi
termasuk
jenis
koloid dengan
fase
terdispersinya berupa zat cairnamun dalam makalah ini kita hanya
akan membahas mengenai sistem emulsi saja diantaranya dari
defenisi emulsi, mekanisme secara kimia dan fisika, teori dan
persamaannya dan serta penerapannya dalam kehidupan sehari –
hari dan industri.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana defenisi sediaan emulsi?
2. Bagaimanakah tipe-tipe sediaan emulsi?
3. Apakah komponen-komponen sediaan emulsi?
C. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari makalah ini yaitu selain sebagai
salah satu syarat penilaian dari mata kuliah Faramasetika I.Tetapi
juga untuk menambah pengetahuan mahasiswa mengenai sediaan
emulsi.Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat
lebih memahami lagi mengenai sediaan emulsi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN EMULSI
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair
atau larutan obat,terdispersi dalam cairan pembawa,distabilkan
dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok (Depkes,1979).
Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya
terdispersi kedalam kedalam cairan lain dalam benuk tetesan kecil
(Depkes,1995).
Emulsi adalah suatusediaan yang engandung dua zat cair
yang tidak mau campur,biasanya air dan minyak dimana cairan satu
terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain.Dispersi
ini tidak stabil,butir-butir ini akan bergabung (koalesen) dan
membentuk dua lapisan air dan minyak yang terpisah.Flavor dan
pengawet yang berada dalam fase air yang mungkin larut dalam
minyak harus dalam kadar yang cukup untuk memenuhi yang
diinginkan.Emulgator merupakan komponen yang penting untuk
memperoleh emulsi yang stabil (Anief,1993)
Emulsi adalah sediaan berupa campuran terdiri dari dua fase
cairan dalam sistem dispersi,fase cairan yang satu terdispersi
sangat halus dan merata dalam fase cairan lainya,umumnya
dimantapkan oleh zat pengemulsi ,fase cairan terdispersi disebut
fase dalam,sedangkan fase cairan pembayanya disebut fase
luar.Jika fase dalam berupa minyak atau larutan dalam minyak dan
fase luarnya air atau larutan,maka emulsi disebut emulsi minyakair,sedangkan sebaliknya emulsi disebut air-minyak (Depkes,1978).
Emulsi adalah suatu disperse dimana fase terdispers terdiri
dari bulatan-bulatan kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh
pembawa
yang
tidak
bercampur.Dalam
batasan
emulsi,fase
terdispers dianggap sebagai fase dalam dan medium disperse
sebagai fase luar atau fase kontinu.Emulsi yang mempunyai fase
dalam minyak dan fase luar air disebut emulsi minyak dalam air tapi
sebaliknya emulsi yang memiliki fase dalam air dan fase luar adalah
minyak disebut emulsi air dalam minyak(Ansel,1985).
Emulsi atau emulsions adalah sistem disperse kasar yang
solid termodinamik tidak stabil,terdiri dari minimal dua atau lebih
cairan yang tidak bercampur satu sama lain.Dimana cairan yang
satu
terdispersi
didalam
cairan
yang
lain
dan
untuk
memantapkannya diperlukan penambahan emulgator(voight,1994)
Oleh karena itu,dari cairan yang tidak dapat bercampur satu
sama lain.Yang satu terdistribusi kedalam yang lain dipertahankan
untuk melayang.Maka garis tengah tetesan cairan yang terdistribusi
sangat
penting
untuk
mengkarakterisasikan
sebuah
emulsi.(Voight,1994)
Semua emulgator bekerja dengan membentuk film ( lapisan)
disekeliling butir-butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi
agar mencegah terjadinnya koalesen dan terpisahnya cairan dispers
sebgai fase terpisah (Anief,1997)
Emulsi adalah sistem heterogen, terdiri dari kurang lebih satu
cairan yang tidak tercampurkan yang terdispersi dalam cairan
lainnya dalam bentuk tetesan-tetesan di mana diameternya kira-kira
0,1 mm atau dapat diartikan sebagai dua fase yang terdiri dari satu
cairan
yang
terdispersi
dalam
cairan
lainnya
yang
tidak
tercampurkan.(Martin,1971)
Emulsi yang digunakan dalam farmasi adalah sediaan yang
mengandung 2 cairan yang tidak bercampur, satu diantaranya
terdispersi secara seragam sebagai globul.(Jenkins,1957)
B. TIPE EMULSI
Ada dua macam tipe emulsi yang terbentuk yaitu tipe M/A
dimana tetes minyak terdispersi kedalam fase air,dan tipe A/M dimana
fase intern adalah air dan fase ekstern adalah minyak.Fase intern
disebut pula fase dispers atau fase kontinu (Anief,1993).
Emulsi yang memliki fase dalam minyak dan fase luar air
disebut emulsi minyak dalam air dan biasanya diberi tanda sebagai
emulsi “M/A”.Sebaliknya emulsi yang mempunya fase dalam air dan
fase luar minyak disebut emulsi air dalam minyak dan dikenal sebaga
emulsi “A/M”.Karena fase luar dari suatu emulsi bersifat kontinu,suatu
emulsi minyak dalam air bias diencerkan atau ditambah dengan air
atau suatu preparat dalam air (Ansel,1985).
Emulsi terdiri dari dua fase yang tidak dapat bercampur satu
sama lainya,dimana yang satu menunjukkan karakter hidrofil,yang lain
lipofil.Hidrofil (lipofod) umumnya adalah air atau suatu cairan yang
dapat tercampur dengan air.Sedangkan sebagai fase lipofil (hidrofod)
adalah lemak mineral atau minyak tumbuhan atau lemak (minyak
lemak,paraffin,lilin,lemak coklat,malam bulu domba) atau juga bahan
pelarut lipofil kloroform,benzene dan sebagainya (Voight,1994)
Dengan
terjadi,apakah
demikian
fase
ada
hidrofil
dua
yang
kemungkinan
terdispersi
yang
dapat
kedalam
fase
hidrofod,ataukah fase hidrofod kedalam fase hidrofil.dengan demikian
dapat dhasilkan dua macam emulsi yang berbeda.Yaitu yang
dinyatakan sebagai emulsi ar dalam minyak ‘’A/M’’ atau emulsi minyak
dalam air “M/A’’.(Voight,1994)
Jenis
emulsi
M/A
dan
A/M
adalah
sistem
emulsi
sederhana.Sistem emulsi ganda akan diperoleh apabila didalam bolabola emulsi yang terbentuk terdapat lagi bola-bola dari fase
lainya.Sistem semacam ini dikatakan sebagai emulsi A/M/A atau
emulsi
M/A/M.Komponen-komponen
yang
terdistribusi
didalam
sebuah emulsi,dikatakan sebagai fase terdispersi atau fase dalam
atau fase terbuka.Komponen-komponen yang mengandung cairan
terdispersi,dinyatakan sebagai bahan pendispersi atau fase luar atau
fase tertutup.(Voight,1994)
Untuk emulsi yang diberika secara oral,tipe emulsi yang
diberikan adalah minyak dalam air memungkinkan pemberian obat
yang harus dimakan tersebut mempunyai rasa yag lebih enak
walaupun
sebenarnya
diberikan
minyak
yang
tidak
enak
rasanya,dengan menambahkan pemanis dan pemberi rasa pada
pembawa airnya,sehingga mudah dimakan atau ditelan sampai ke
lambung.Ukuran partikel yang diperkecil dari bola-bola minyak dapat
mempertahankan minyak tersebut agar lebih cepat dicerna dn lebih
mudah diabsorpsi,atau jka bukan dimaksudkan untuk itu,tugasnya
juga akan lebih efektif,msalnya meningkatkan efikasi minyak mineral
sebagai katartik bila diberikan dalam bentuk emulsi.(Ansel,1985)
Emulsi yang dipakai pada kulit atau sebagai obat luar bias
dibuat sebagai emulsi A/M atau emulsi M/A,tergantung pada berbagai
factor seperti sifat zat terapeutik yang akan dimasukkan ke dalam
emulsi,keinginan untuk mendapatkan efek amolien atau pelembut
jaringan dari preparat tersebut,dan keadaan kulit.Zat obat yang
mengiritasi kulit umumnya kurang mengiritasi jika ada dalam fase luar
yang mengalami kontak langsung dengan kulit.Tentu saja dapat
bercampurnya dan kelarutan dalam air dan dalam minyak dari zat
obat yang digunakan dalam preparat yang diemulsikan menentukan
banyaknya pelarut yang harus ada sifatnya yang meramalkan fase
emulsi yang dihasilkan.Pada kulit yang tidak luka,suatu emulsi air
dalam minyak biasanya dapat digunakan lebih rata karena kulit
diselaputi oleh suatu lapisan tipis dari sabun dan permukaan ini
mudah dibasahi oleh minyak dari pada oleh air.Suatu emulsi air dalam
minyak juga lebih lembut ke kulit,karena ia mencegah mengeringnya
kulit dan tidak mudah hilang bila kena air.Sealiknya apabila diinginkan
preparat yang mudah di hilangkan dari kulit dengan air,digunakan
suatu emulsi minyak dalam air(Ansel,1985).
Jika tetesan-tetesan minyak didispersikan dalam fase air, fase
kontinu, maka emulsi disebut minyak dalam air (M/A). Jika minyak
merupakan fase kontinu, emulsi merupakan tipe air dalam minyak
(A/M). Telah diamati bahwa emulsi M/A kadang-kadang berubah
menjadi emulsi A/M atau sebaliknya (inversi).Dua tipe emulsi
tambahan yang digolongkan sebagai emulsi ganda, tampaknya
diterima oleh para ahli kimia. Secara keseluruhan memungkinkan
untuk membuat emulsi ganda dengan karakteristik minyak dalam air
dalam minyak (M/A/M) atau air dalam minyak dalam air (A/M/A)
(Lachman,1994)
Ketika air terdispersikan atau menjadi fase internal (fase
dalam) emulsi disebut air dalam minyak (W/o) emulsi. Dalam minyak
ketika medium dispersi atau fase eksternal.Sistem yang mengandung
sedikit dari 25% air umumnya emulsi w/o. kadang-kadang, lebih kecil
dari 10% air akan dipastikan emulsi w/o.Ukuran partikel dari fase
dispersi umumnya 0,05 µ atau lebih kecil.(Martin,1971)
C. KOMPONEN EMULSI
Komponen dari emulsi dapat digolongkan menjadi 2 macam
yaitu
1. Komponen Dasar
Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat dalam
emulsi. Terdiri atas:
a. Fase dispers/ fase internal / fase discontinue
Yaitu zat cair yang terbagi-bagi atau butiran kecil kedalam zat
cair lain.
b. Fase continue / fase external / fase luar
Yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar
(pendukung) dari emulsi tersebut.
c. Emulgator
Adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan
emulsi
Menurut scovilles halaman 318 emulgator terbagi menjadi:
1. Emulgator alam
Emulgator dapat dibagi menjadi beberapa kelompok :
a. Berasal dari tumbuhan

Karbohidrat,Gum dan bahan-bahan mucilago cocok
untuk digunakan dalam emulsi farmasetik. Mereka
mempunyai
kemampuan
mengemulsi
banyak
substansi secara murni dan menghasilkan emulsi
yang Bisaanya bekerja baik jika dilindungi dari
fermentasi dengan pengawet. Namun demikian, alkali,
sodium borat, caitan alkohol dan garam metalik harus
ditambahkan ke dalam gum sangat kationik dan
encer,
mencegah
pemecahan
karbohidrat
yang
banyak digunakan adalah akasia, tragakan, agar,
chondrus,
dextrum,
malt
ekstrak
dan
pektin
membentuk minyak dalam air
b.
Berasal dari hewan

Protein

Gelatin mengemulsi cairan petrolatum dengan
lebih mudah dibanding minyak lain dan membuat
suatu sediaan yang sangat putih dan lembut serta
rasa yang enak. Protein juga membentuk emulsi
yang
jika
digunakan
dalam
konsentrasi
rendah.Kerugian : Emulsi gelatin sulit dijaga dari
kerusakan yang

membatasi nilainya
Kuning telur Keuntungan Emulsi yang dibuat
dengan kuning telur, stabil dengan asam dan
garam. Jika kuning telur cukup segar, dapat
membentuk
menunjukkan
emulsi
sedikit
yang
creaming
yang
kecenderungan
untuk
memisah.Kerugian Jika digunakan kuning telur,
emulsi dapat membentuk koalesens dan dapat
terwarnai lebih dalam

Albumin atau putih telur Keuntungan Serbuk
putih telur lebih efektif dari pada putih telur segar
karena lebih kental. Kerugian Diendapakan oleh
banyak bahan.

Kasein Protein dan susu telah digunakan sebagai
bahan pengemulsi tapi tidak memiliki keuntungan
di bandingkan akasia dan kurang stabil daripada
akasia, tidak digunakan untuk tujuan berarti
c. Lain – lain

Sabun dan Basa Keuntungan Sering digunakan
dalam dermatologi untuk penggunaan luar. Sabun
adalah emulgator yang lebih kuat khususnya sabun
lembut sebagai bahan yang mengurangi tegangan
permukaan
sediaan
dari
yang
air
tidak
Kerugian Menghasilkan
bercampur dengan
asam
dengan berbagai tipe.

Alkohol
1. Padatan yang terbagi merata, Bagian emulgator ini membentuk
lapisan khusus disekelilin tetesan terdispersi dan menghasilkan
emulsi yang meskipun berbutr kasar, mempunyai stabilitas
pisik. Hal ini dapat menyebabkan padatan dapat bekerja
sebagai emulgator dari efek yang ditimbulkan dari pewarna dan
serbuk halus
2. Emulgator sintetik

Anionik pada sub bagian ini ialah sulfaktan bermuatan (-)
Contoh : Na, K dan garam-garam ammonium dari asam
oleat dan laurat yang larut dalam air dan baik sebagai bahan
pengemulsi tipe o/w. Bahan pengemulsi ini rasanya tidak
menyenangkan dan mengiritasi saluran pencernaan

Kationik. Aktivitas permukaan pada kelompok ini bermuatan
(+). Komponen ini bertindak sebagai bakterisid dan juga
menghasilkan emulsi antiinfeksi seperti ini pada lotion kulit
dan krem

Non ionic. Merupakan surfaktan tidak berpisah ditempat
tersebar luas digunakan sebagai bahan pengemulsi ketika
kerja keseimbangan molekul antara hidrofik dan lipofilik
2. Komponen Tambahan
Menurut buku scovile’s zat tambahan pada emulsi
terdiri dari:
1.
Pengawet,Beberapa pengawet dibutuhkan dalam emulsi yang
disimpan untuk mencegah proses pembusukan protein dan
proses fermentasi pada gum dan struktur sekalian agar efektif,
pengawet harus larut dalam fase air emulsi dimana ia dapat
menggunakan aksi perlindungannya alkohol dari konsertrasi 7
sampai 12 persen sering digunakan untuk tujuan ini. Asam
benzoat 0,2%. Kadang-kadang digunakan tapi kurang efektif.
Gusein juga digunakan parahidroksi berzoat dalam konsentasi
0,1 – 0,2 persen telah digunakan tapi penggunaannya dapat
dibahasi oleh karena kekuatannya dalam air besar. komponen
amonium kuarter dari konsentrasi 0,05 – 0,1 persen telah
memberikan komponennya sebagai pengawet untuk buatan
gelatin dan sukrosa. Minyak menguap digunakan sebagai
pengaroma yang cenderung bekerja sebagai penjawab. Tidak
sedikit emulsi yang khusus positif untuk berubah atau dijaga
untuk beberapa waktu. Akasia mengandung enzim oksidatif
yang cenderung untuk merusak vitamin A dalam emulsi minyak
hati ikan. Namun demikian, enzim dapat siap diinaktifkan
dengan pemanasan akasia mucilogo untuk beberapa menit
noda rat 100oc.
2. Pengaroma, dibutuhkan untuk membuat emulsi enak dengan
pertimbangan dibutuhkan dalam penggunanya. Formulasion
natural,
memberikan
sejumlah
campuran
asumotik
yang
digunakan dengan efek yang baik. aroma dan rasa tajam tidak
menyebar pada minyak sebab pengaruhnya lebih lembut. Untuk
minyak hati ikan, ekstrat kering atau ekstrak glicynzhea yang
diperoleh dari cengkeh atau mint yang mempunyai rasa dan
penyebaran yang paling efektif. Dalam beberapa fomulasi,
kedua fase diaromai, Bisaanya 0,1 – 0,5 persen minyak
menguap cukup untuk mengaroma emulsi.
Semua pengaroma
membutuhkan bahan pertonis untuk membuatnya lebih berasa
enak sirup, gula, sakarin dapat digunakan untuk tujuan ini, dan
alirerin juga mempunyai sifat sebagai pemanis. Namun
demikian bahan-bahan harus digunakan dengan pertimbangan
agar sediaan lebih baik dan tidak menutupi rasa dan beberapa
komponen lain. kombinasi di beberapa bahan ini tidak.
3. pewarna,Sebagian besar emulsi berwarna putih atau kuning dan
gelap. Ini dikarenakan oleh perbedaan refleksi cahaya yang
diberikan oleh minyak dan air, juga karena larutan gelap atau
suspensi dari emulagator yang juga berwarna gelap. Jika
larutan dari bahan-bahan jernih dan minyak dan air dapat
menerangi pada refleksi yang sama, emulsi dari minyak hati
ikan dengan penambahan gula yang cukup untuk menyebabkan
refleksi. Gliserin memiliki efek yang sama terhadap minyak
emulsi yang transparan dimana pertimbangannya mengandung
jumlah minyak
Menurut fornas edisi II zat tambahan pada emulsi terdiri dari:
1. zat pengawet,dapat digunakan metil paraben,propel
paraben,campuran metal paraben dan propil paraben,asam
sorbet,atau zat pengawet lain yang cocok.
2. zat antioksidan,dapat digunakan
butilhidroksanisol,butilhidrositoluen,propel galat,asam sitrat atau
antioksidan lain yang cocok.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang
tidak dapat bercampur, biasanya terdiri dari minyak dan air, dimana
cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan
yang lain.Emulsi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu emulsi
vera (emulsi alam) dan emulsi spuria (emulsi buatan). Emulsi vera
dibuat dari biji atau buah, dimana terdapat disamping minyak lemak
juga emulgator yang biasanya merupakan zat seperti putih telur.
Ada dua macam tipe emulsi yang terbentuk yaitu tipe M/A
dimana tetes minyak terdispersi kedalam fase air,dan tipe A/M dimana
fase intern adalah air dan fase ekstern adalah minyak.Fase intern
disebut pula fase dispers atau fase kontinu.Komponen emulsi ada dua
yaitu komponen dasar yang terdiri dari fase dispers,fase kotinue,dan
emulgator,dan
kompnen
tambahan
terdiri
dari
pengawet,pewarna,pengaroma,dan antioksidan.
B. SARAN
Sebagai mahasiswa farmasi sebaiknya memahami lebih dalam
lagi mengenai defenisi emulsi,tipe-tipe emulsi,serta komponen emulsi
agar dapat di aplikasikan pada saat bekerja baik di rumah
sakit,puskesmas maupun di apotek.
DAFTAR PUSTAKA
Anief,Moh.1993.Farmasetika.Universitas Gajah Mada:Yogyakarta
Anief,Moh.1997.Ilmu Meracik Obat.Universitas Gajah
Mada:Yogyakarta
Ansel,c howard.1985.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.Universitas
Indonesia:Jakarta
Depkes.1979.Farmakope Indonesia Edisi III.Departemen kesehatan
RI:Jakarta
Depkes,1995.Farmakope Indonesia Edisi IV.Departemen Kesehatan
Ri:Jakarta
Depkes.1978.Formularium Nasional Edisi II.Departemen Kesehatan
RI:Jakarta
Jenkins,Glenn L.1957.Scoville’s the Art of Compounding Nineth edition.The
McGraw-Hill Book Company : USA
Lahman. L, dkk.1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi III.
Universitas Indonesia: Jakarta
Martin,W.1971.Dispending of Medication 7th edition.Marck Publishing
Company: USA
Voight,R.1994.Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi V.Universitas
Gajah Mada:Yogyakarta
Download