KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmatnya, Karunia, dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun makalah ini sehingga selesai pada waktunya. Makalah yang berjudul “Sediaan Emulsi” ini disusun dan dibuat berdasarkan materi yang telah dirangkum dari sumber yang tepercaya. Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmasetika I, pembuatan makalah ini bertujuan agar dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Ucapan maaf dari penulis sendiri apabila terjadi kesalahan pengetikan kata dan isi dalam makalah ini. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Kendari,10 mei 2015 penulis, DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………………………………i DAFTAR ISI.............................................................................................. BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………… A. LATAR BELAKANG……………………………………………… B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………. C. MAKSUD DAN TUJUAN…………………………………………… BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………… A. DEFENISI EMULSI……………………………………………………… B. TIPE-TIPE EMULSI………………………………………………… C. KOMPONEN EMULSI……………………………………………… BAB III PENUTUP…………………………………………………………… A. KESIMPULAN………………………………………………… B. SARAN………………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar.Salah satu sistem koloid yang ada dalam kehidupan sehari – hari dan dalam industri adalah jenis emulsi. Emulsi merupakan sehinggkan dibutuhkan zat suatu sistem pengemulsi yang atau tidak stabil, emulgator untuk menstabilkannya sehingga antara zat yang terdispersi dengan pendispersinnya tidak akan pecah atau keduannya tidak akan terpisah. Ditinjau dari segi kepolaran, emulsi merupakan campuran cairan polar dan cairan non polar.Salah satu emulsi yang kita kenal sehari-hari adalah susu, di mana lemak terdispersi dalam air. Dalam susu terkandung kasein suatu protein yang berfungsi sebagai zat pengemulsi. Bebera contoh emulsi yang lain adalah pembuatan es krim, sabun, deterjen, yang menggunakan pengemulsi gelatin. Dari hal tersebut diatas maka sangatlah penting untuk mempelajari sistem emulsi karena dengan tahu banyak tentang sistem emulsi ini maka akan lebih mudah juga untuk mengetahui zat – zat pengemulsi apa saja yang cocok untuk menstabilkan emulsi selain itu juga dapat diketahui faktor – faktor yang menentukan stabilnya emulsi tersebut karena selain faktor zat pengemulsi tersebut juga dipengaruhi gaya sebagai penstabil emulsi. Sistem emulsi termasuk jenis koloid dengan fase terdispersinya berupa zat cairnamun dalam makalah ini kita hanya akan membahas mengenai sistem emulsi saja diantaranya dari defenisi emulsi, mekanisme secara kimia dan fisika, teori dan persamaannya dan serta penerapannya dalam kehidupan sehari – hari dan industri. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana defenisi sediaan emulsi? 2. Bagaimanakah tipe-tipe sediaan emulsi? 3. Apakah komponen-komponen sediaan emulsi? C. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan dari makalah ini yaitu selain sebagai salah satu syarat penilaian dari mata kuliah Faramasetika I.Tetapi juga untuk menambah pengetahuan mahasiswa mengenai sediaan emulsi.Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat lebih memahami lagi mengenai sediaan emulsi. BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN EMULSI Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat,terdispersi dalam cairan pembawa,distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok (Depkes,1979). Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi kedalam kedalam cairan lain dalam benuk tetesan kecil (Depkes,1995). Emulsi adalah suatusediaan yang engandung dua zat cair yang tidak mau campur,biasanya air dan minyak dimana cairan satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain.Dispersi ini tidak stabil,butir-butir ini akan bergabung (koalesen) dan membentuk dua lapisan air dan minyak yang terpisah.Flavor dan pengawet yang berada dalam fase air yang mungkin larut dalam minyak harus dalam kadar yang cukup untuk memenuhi yang diinginkan.Emulgator merupakan komponen yang penting untuk memperoleh emulsi yang stabil (Anief,1993) Emulsi adalah sediaan berupa campuran terdiri dari dua fase cairan dalam sistem dispersi,fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainya,umumnya dimantapkan oleh zat pengemulsi ,fase cairan terdispersi disebut fase dalam,sedangkan fase cairan pembayanya disebut fase luar.Jika fase dalam berupa minyak atau larutan dalam minyak dan fase luarnya air atau larutan,maka emulsi disebut emulsi minyakair,sedangkan sebaliknya emulsi disebut air-minyak (Depkes,1978). Emulsi adalah suatu disperse dimana fase terdispers terdiri dari bulatan-bulatan kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak bercampur.Dalam batasan emulsi,fase terdispers dianggap sebagai fase dalam dan medium disperse sebagai fase luar atau fase kontinu.Emulsi yang mempunyai fase dalam minyak dan fase luar air disebut emulsi minyak dalam air tapi sebaliknya emulsi yang memiliki fase dalam air dan fase luar adalah minyak disebut emulsi air dalam minyak(Ansel,1985). Emulsi atau emulsions adalah sistem disperse kasar yang solid termodinamik tidak stabil,terdiri dari minimal dua atau lebih cairan yang tidak bercampur satu sama lain.Dimana cairan yang satu terdispersi didalam cairan yang lain dan untuk memantapkannya diperlukan penambahan emulgator(voight,1994) Oleh karena itu,dari cairan yang tidak dapat bercampur satu sama lain.Yang satu terdistribusi kedalam yang lain dipertahankan untuk melayang.Maka garis tengah tetesan cairan yang terdistribusi sangat penting untuk mengkarakterisasikan sebuah emulsi.(Voight,1994) Semua emulgator bekerja dengan membentuk film ( lapisan) disekeliling butir-butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar mencegah terjadinnya koalesen dan terpisahnya cairan dispers sebgai fase terpisah (Anief,1997) Emulsi adalah sistem heterogen, terdiri dari kurang lebih satu cairan yang tidak tercampurkan yang terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk tetesan-tetesan di mana diameternya kira-kira 0,1 mm atau dapat diartikan sebagai dua fase yang terdiri dari satu cairan yang terdispersi dalam cairan lainnya yang tidak tercampurkan.(Martin,1971) Emulsi yang digunakan dalam farmasi adalah sediaan yang mengandung 2 cairan yang tidak bercampur, satu diantaranya terdispersi secara seragam sebagai globul.(Jenkins,1957) B. TIPE EMULSI Ada dua macam tipe emulsi yang terbentuk yaitu tipe M/A dimana tetes minyak terdispersi kedalam fase air,dan tipe A/M dimana fase intern adalah air dan fase ekstern adalah minyak.Fase intern disebut pula fase dispers atau fase kontinu (Anief,1993). Emulsi yang memliki fase dalam minyak dan fase luar air disebut emulsi minyak dalam air dan biasanya diberi tanda sebagai emulsi “M/A”.Sebaliknya emulsi yang mempunya fase dalam air dan fase luar minyak disebut emulsi air dalam minyak dan dikenal sebaga emulsi “A/M”.Karena fase luar dari suatu emulsi bersifat kontinu,suatu emulsi minyak dalam air bias diencerkan atau ditambah dengan air atau suatu preparat dalam air (Ansel,1985). Emulsi terdiri dari dua fase yang tidak dapat bercampur satu sama lainya,dimana yang satu menunjukkan karakter hidrofil,yang lain lipofil.Hidrofil (lipofod) umumnya adalah air atau suatu cairan yang dapat tercampur dengan air.Sedangkan sebagai fase lipofil (hidrofod) adalah lemak mineral atau minyak tumbuhan atau lemak (minyak lemak,paraffin,lilin,lemak coklat,malam bulu domba) atau juga bahan pelarut lipofil kloroform,benzene dan sebagainya (Voight,1994) Dengan terjadi,apakah demikian fase ada hidrofil dua yang kemungkinan terdispersi yang dapat kedalam fase hidrofod,ataukah fase hidrofod kedalam fase hidrofil.dengan demikian dapat dhasilkan dua macam emulsi yang berbeda.Yaitu yang dinyatakan sebagai emulsi ar dalam minyak ‘’A/M’’ atau emulsi minyak dalam air “M/A’’.(Voight,1994) Jenis emulsi M/A dan A/M adalah sistem emulsi sederhana.Sistem emulsi ganda akan diperoleh apabila didalam bolabola emulsi yang terbentuk terdapat lagi bola-bola dari fase lainya.Sistem semacam ini dikatakan sebagai emulsi A/M/A atau emulsi M/A/M.Komponen-komponen yang terdistribusi didalam sebuah emulsi,dikatakan sebagai fase terdispersi atau fase dalam atau fase terbuka.Komponen-komponen yang mengandung cairan terdispersi,dinyatakan sebagai bahan pendispersi atau fase luar atau fase tertutup.(Voight,1994) Untuk emulsi yang diberika secara oral,tipe emulsi yang diberikan adalah minyak dalam air memungkinkan pemberian obat yang harus dimakan tersebut mempunyai rasa yag lebih enak walaupun sebenarnya diberikan minyak yang tidak enak rasanya,dengan menambahkan pemanis dan pemberi rasa pada pembawa airnya,sehingga mudah dimakan atau ditelan sampai ke lambung.Ukuran partikel yang diperkecil dari bola-bola minyak dapat mempertahankan minyak tersebut agar lebih cepat dicerna dn lebih mudah diabsorpsi,atau jka bukan dimaksudkan untuk itu,tugasnya juga akan lebih efektif,msalnya meningkatkan efikasi minyak mineral sebagai katartik bila diberikan dalam bentuk emulsi.(Ansel,1985) Emulsi yang dipakai pada kulit atau sebagai obat luar bias dibuat sebagai emulsi A/M atau emulsi M/A,tergantung pada berbagai factor seperti sifat zat terapeutik yang akan dimasukkan ke dalam emulsi,keinginan untuk mendapatkan efek amolien atau pelembut jaringan dari preparat tersebut,dan keadaan kulit.Zat obat yang mengiritasi kulit umumnya kurang mengiritasi jika ada dalam fase luar yang mengalami kontak langsung dengan kulit.Tentu saja dapat bercampurnya dan kelarutan dalam air dan dalam minyak dari zat obat yang digunakan dalam preparat yang diemulsikan menentukan banyaknya pelarut yang harus ada sifatnya yang meramalkan fase emulsi yang dihasilkan.Pada kulit yang tidak luka,suatu emulsi air dalam minyak biasanya dapat digunakan lebih rata karena kulit diselaputi oleh suatu lapisan tipis dari sabun dan permukaan ini mudah dibasahi oleh minyak dari pada oleh air.Suatu emulsi air dalam minyak juga lebih lembut ke kulit,karena ia mencegah mengeringnya kulit dan tidak mudah hilang bila kena air.Sealiknya apabila diinginkan preparat yang mudah di hilangkan dari kulit dengan air,digunakan suatu emulsi minyak dalam air(Ansel,1985). Jika tetesan-tetesan minyak didispersikan dalam fase air, fase kontinu, maka emulsi disebut minyak dalam air (M/A). Jika minyak merupakan fase kontinu, emulsi merupakan tipe air dalam minyak (A/M). Telah diamati bahwa emulsi M/A kadang-kadang berubah menjadi emulsi A/M atau sebaliknya (inversi).Dua tipe emulsi tambahan yang digolongkan sebagai emulsi ganda, tampaknya diterima oleh para ahli kimia. Secara keseluruhan memungkinkan untuk membuat emulsi ganda dengan karakteristik minyak dalam air dalam minyak (M/A/M) atau air dalam minyak dalam air (A/M/A) (Lachman,1994) Ketika air terdispersikan atau menjadi fase internal (fase dalam) emulsi disebut air dalam minyak (W/o) emulsi. Dalam minyak ketika medium dispersi atau fase eksternal.Sistem yang mengandung sedikit dari 25% air umumnya emulsi w/o. kadang-kadang, lebih kecil dari 10% air akan dipastikan emulsi w/o.Ukuran partikel dari fase dispersi umumnya 0,05 µ atau lebih kecil.(Martin,1971) C. KOMPONEN EMULSI Komponen dari emulsi dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu 1. Komponen Dasar Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat dalam emulsi. Terdiri atas: a. Fase dispers/ fase internal / fase discontinue Yaitu zat cair yang terbagi-bagi atau butiran kecil kedalam zat cair lain. b. Fase continue / fase external / fase luar Yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut. c. Emulgator Adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi Menurut scovilles halaman 318 emulgator terbagi menjadi: 1. Emulgator alam Emulgator dapat dibagi menjadi beberapa kelompok : a. Berasal dari tumbuhan Karbohidrat,Gum dan bahan-bahan mucilago cocok untuk digunakan dalam emulsi farmasetik. Mereka mempunyai kemampuan mengemulsi banyak substansi secara murni dan menghasilkan emulsi yang Bisaanya bekerja baik jika dilindungi dari fermentasi dengan pengawet. Namun demikian, alkali, sodium borat, caitan alkohol dan garam metalik harus ditambahkan ke dalam gum sangat kationik dan encer, mencegah pemecahan karbohidrat yang banyak digunakan adalah akasia, tragakan, agar, chondrus, dextrum, malt ekstrak dan pektin membentuk minyak dalam air b. Berasal dari hewan Protein Gelatin mengemulsi cairan petrolatum dengan lebih mudah dibanding minyak lain dan membuat suatu sediaan yang sangat putih dan lembut serta rasa yang enak. Protein juga membentuk emulsi yang jika digunakan dalam konsentrasi rendah.Kerugian : Emulsi gelatin sulit dijaga dari kerusakan yang membatasi nilainya Kuning telur Keuntungan Emulsi yang dibuat dengan kuning telur, stabil dengan asam dan garam. Jika kuning telur cukup segar, dapat membentuk menunjukkan emulsi sedikit yang creaming yang kecenderungan untuk memisah.Kerugian Jika digunakan kuning telur, emulsi dapat membentuk koalesens dan dapat terwarnai lebih dalam Albumin atau putih telur Keuntungan Serbuk putih telur lebih efektif dari pada putih telur segar karena lebih kental. Kerugian Diendapakan oleh banyak bahan. Kasein Protein dan susu telah digunakan sebagai bahan pengemulsi tapi tidak memiliki keuntungan di bandingkan akasia dan kurang stabil daripada akasia, tidak digunakan untuk tujuan berarti c. Lain – lain Sabun dan Basa Keuntungan Sering digunakan dalam dermatologi untuk penggunaan luar. Sabun adalah emulgator yang lebih kuat khususnya sabun lembut sebagai bahan yang mengurangi tegangan permukaan sediaan dari yang air tidak Kerugian Menghasilkan bercampur dengan asam dengan berbagai tipe. Alkohol 1. Padatan yang terbagi merata, Bagian emulgator ini membentuk lapisan khusus disekelilin tetesan terdispersi dan menghasilkan emulsi yang meskipun berbutr kasar, mempunyai stabilitas pisik. Hal ini dapat menyebabkan padatan dapat bekerja sebagai emulgator dari efek yang ditimbulkan dari pewarna dan serbuk halus 2. Emulgator sintetik Anionik pada sub bagian ini ialah sulfaktan bermuatan (-) Contoh : Na, K dan garam-garam ammonium dari asam oleat dan laurat yang larut dalam air dan baik sebagai bahan pengemulsi tipe o/w. Bahan pengemulsi ini rasanya tidak menyenangkan dan mengiritasi saluran pencernaan Kationik. Aktivitas permukaan pada kelompok ini bermuatan (+). Komponen ini bertindak sebagai bakterisid dan juga menghasilkan emulsi antiinfeksi seperti ini pada lotion kulit dan krem Non ionic. Merupakan surfaktan tidak berpisah ditempat tersebar luas digunakan sebagai bahan pengemulsi ketika kerja keseimbangan molekul antara hidrofik dan lipofilik 2. Komponen Tambahan Menurut buku scovile’s zat tambahan pada emulsi terdiri dari: 1. Pengawet,Beberapa pengawet dibutuhkan dalam emulsi yang disimpan untuk mencegah proses pembusukan protein dan proses fermentasi pada gum dan struktur sekalian agar efektif, pengawet harus larut dalam fase air emulsi dimana ia dapat menggunakan aksi perlindungannya alkohol dari konsertrasi 7 sampai 12 persen sering digunakan untuk tujuan ini. Asam benzoat 0,2%. Kadang-kadang digunakan tapi kurang efektif. Gusein juga digunakan parahidroksi berzoat dalam konsentasi 0,1 – 0,2 persen telah digunakan tapi penggunaannya dapat dibahasi oleh karena kekuatannya dalam air besar. komponen amonium kuarter dari konsentrasi 0,05 – 0,1 persen telah memberikan komponennya sebagai pengawet untuk buatan gelatin dan sukrosa. Minyak menguap digunakan sebagai pengaroma yang cenderung bekerja sebagai penjawab. Tidak sedikit emulsi yang khusus positif untuk berubah atau dijaga untuk beberapa waktu. Akasia mengandung enzim oksidatif yang cenderung untuk merusak vitamin A dalam emulsi minyak hati ikan. Namun demikian, enzim dapat siap diinaktifkan dengan pemanasan akasia mucilogo untuk beberapa menit noda rat 100oc. 2. Pengaroma, dibutuhkan untuk membuat emulsi enak dengan pertimbangan dibutuhkan dalam penggunanya. Formulasion natural, memberikan sejumlah campuran asumotik yang digunakan dengan efek yang baik. aroma dan rasa tajam tidak menyebar pada minyak sebab pengaruhnya lebih lembut. Untuk minyak hati ikan, ekstrat kering atau ekstrak glicynzhea yang diperoleh dari cengkeh atau mint yang mempunyai rasa dan penyebaran yang paling efektif. Dalam beberapa fomulasi, kedua fase diaromai, Bisaanya 0,1 – 0,5 persen minyak menguap cukup untuk mengaroma emulsi. Semua pengaroma membutuhkan bahan pertonis untuk membuatnya lebih berasa enak sirup, gula, sakarin dapat digunakan untuk tujuan ini, dan alirerin juga mempunyai sifat sebagai pemanis. Namun demikian bahan-bahan harus digunakan dengan pertimbangan agar sediaan lebih baik dan tidak menutupi rasa dan beberapa komponen lain. kombinasi di beberapa bahan ini tidak. 3. pewarna,Sebagian besar emulsi berwarna putih atau kuning dan gelap. Ini dikarenakan oleh perbedaan refleksi cahaya yang diberikan oleh minyak dan air, juga karena larutan gelap atau suspensi dari emulagator yang juga berwarna gelap. Jika larutan dari bahan-bahan jernih dan minyak dan air dapat menerangi pada refleksi yang sama, emulsi dari minyak hati ikan dengan penambahan gula yang cukup untuk menyebabkan refleksi. Gliserin memiliki efek yang sama terhadap minyak emulsi yang transparan dimana pertimbangannya mengandung jumlah minyak Menurut fornas edisi II zat tambahan pada emulsi terdiri dari: 1. zat pengawet,dapat digunakan metil paraben,propel paraben,campuran metal paraben dan propil paraben,asam sorbet,atau zat pengawet lain yang cocok. 2. zat antioksidan,dapat digunakan butilhidroksanisol,butilhidrositoluen,propel galat,asam sitrat atau antioksidan lain yang cocok. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak dapat bercampur, biasanya terdiri dari minyak dan air, dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain.Emulsi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu emulsi vera (emulsi alam) dan emulsi spuria (emulsi buatan). Emulsi vera dibuat dari biji atau buah, dimana terdapat disamping minyak lemak juga emulgator yang biasanya merupakan zat seperti putih telur. Ada dua macam tipe emulsi yang terbentuk yaitu tipe M/A dimana tetes minyak terdispersi kedalam fase air,dan tipe A/M dimana fase intern adalah air dan fase ekstern adalah minyak.Fase intern disebut pula fase dispers atau fase kontinu.Komponen emulsi ada dua yaitu komponen dasar yang terdiri dari fase dispers,fase kotinue,dan emulgator,dan kompnen tambahan terdiri dari pengawet,pewarna,pengaroma,dan antioksidan. B. SARAN Sebagai mahasiswa farmasi sebaiknya memahami lebih dalam lagi mengenai defenisi emulsi,tipe-tipe emulsi,serta komponen emulsi agar dapat di aplikasikan pada saat bekerja baik di rumah sakit,puskesmas maupun di apotek. DAFTAR PUSTAKA Anief,Moh.1993.Farmasetika.Universitas Gajah Mada:Yogyakarta Anief,Moh.1997.Ilmu Meracik Obat.Universitas Gajah Mada:Yogyakarta Ansel,c howard.1985.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.Universitas Indonesia:Jakarta Depkes.1979.Farmakope Indonesia Edisi III.Departemen kesehatan RI:Jakarta Depkes,1995.Farmakope Indonesia Edisi IV.Departemen Kesehatan Ri:Jakarta Depkes.1978.Formularium Nasional Edisi II.Departemen Kesehatan RI:Jakarta Jenkins,Glenn L.1957.Scoville’s the Art of Compounding Nineth edition.The McGraw-Hill Book Company : USA Lahman. L, dkk.1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi III. Universitas Indonesia: Jakarta Martin,W.1971.Dispending of Medication 7th edition.Marck Publishing Company: USA Voight,R.1994.Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi V.Universitas Gajah Mada:Yogyakarta