Hay guys bersama sahabat pena ya,, ini dikisahkan dari kehidupan sorang anak cacat yang ingin sekali untuk menggapai cita-citanya,,, uhh pasti seru ini!!! Untuk selanjutnya ini kisahnya. Cerita hidup keterbatasan fisik yang sukses Namaku Mutia, aku tinggal bersama ayah dan mamah dengan kehidupan yang indah. Namun itu semua masih tak ada artinya ketika kasih sayang mamah tak menyertainya. Aku sayaaang banget sama papa dan mama. Namun mamahku tak menyukaiku bahkan sering mengucilkanku karena aku cacat. Memang fisikku tak sesempurna adikku. Hanya ayahku yang menyayangiku, aku ingin merasakan kasih sayang yang diberikan dari orang tuaku, yah.. seperti adikku. Namun, aku bersyukur masih mempunyai ayah yang sangat sayang sama aku. Pada pagi itu, sebelum papa mau berangkat kekantor aku menyiapkan sepatu papa dan menyemir sepatunya, “ini yaaah sepatunya sudah siap!” (sambil menghampiri ayah) “terima kasih sayang” (sahut ayah) “Iyah paah” (jawabku) “kamu itu memang pantes jadi semir sepatu, anak tak berguna” (bentak mama) “(tiba-tiba air mataku keluar) “kenapa sih maah? Mamah selalu memerahi aku?” (tanyaku) “karena kamu cacat, dan tak berguna!” (bentak mama lagi) “ sudah, jaga ucapanmu! (bela ayah kepadaku) “ ya sudah sayang, ayah berangkat kerja dulu ya sayang?” (sambil memeluk aku) “ iyah ayah, hati-hati di jalan ya yah” (sambil mencium tangan ayah). Hari-hari yang telah kulewati masih sama seperti hari sebelumnya. Mamah selalau menimang adik, memanja penuh dengan kasih sayang. Sedangkan aku, harus mengerjakan pekerjaan rumah, namun itu aku lakukan biar mamah sayang lagi sama aku dan dan mau bercanda bersamaku. *** Pada hari minggu bertepatan dengan libur kantor ayah, ayah mengajak kami sekeluarga liburan di taman kota, mamah menghindar dariku sehingga meninggalkan aku, ayah sama adik. Tiba-tiba ayah dari telfon dari kantor. “sayang papah mau angkat telfon dari kantor yaah?” “iyah pah” Kemudian papah meninggalkan kami berdua, dan tiba-tiba adik merebut mainanku. “aku tidak mau main sama kakak, kakak cacat aku malu sama kaka” “ dek, ayo main lagi sama kakak” Karena adikku takut aku kejar, akhirnya dia mengayuh sepeda bermain sepeda di jalan taman. Aku berusaha menjaga adik dan mengejarnya semampuku agar adik tidak terlalu kencang mengayuhnya. Tiba-tiba ada motor ugal-ugalan di jalan berbeda arah. Dan pada akhirnya “brrrrrrreeeeeeeeaaaaaakkkan” adikku tertabrak motor, dan pengendara motor itu lalu pergi. Adikku kini dirawat di rumah sakit kota karena ada luka dalam di tubuhnya. *** Malam yang cerah, angkasa raya menyapa, rembulan pun tersenyum, menyambut kedatangan adik dari rumah sakit, aku bahagiaa karena adik sudah sembuuh. Kemudian pada tengah malam tiba-tiba mamah ke kamarku mengajakku keluar naik taksi. Setelah tibanya di pasar, tapi aku tak tahu pasar mana itu, dan mamah mengeluarkanku dari mobil taksi. “mah, kenapa berhenti disini maah?” (sambil menangis) “mulai detik ini kamu jangan lagi mengganggu kehidupan lagi kami dan jangan kamu kembai kerumah!” (bentak mamah) dan mamah bergegas meninggalkanku. *** Keesokan harinya, matahari sudah agak meninggi, perutku terasa laper sekali dan aku nggak punya uang untuk beli makan. “ya Allah apalagi yang harus aku lakukan, sekarang aku sudah nggak punya siapa-siapa lagi,”. (dan aku teringat saat menyemirkan sepatu saat ayah mau pergi kerja) lalu aku berpikir “apakah aku menjadi tukang semir sepatu saja ya? Tapi uang dari mana?, Dan akhirnya aku menjadi kuli angkat, walaupun kakiku tidak seperti anak lainnya yang normal. Untuk membeli peralatan semir sepatu. Dan aku menjadi tukang semir sepatu keliling, “aku laparr tapi uangku belum cukup buat beli makan” kemudian hasil semir sepatu aku buat beli roti. Berhari-hari telah kulewati, aku kangen sama ayah. Entah mengapa, tiba-tiba ayah didepanku bersama temannya. Tak lama kemudian temannya ayahku pergi dan ayah mendekatiku. “Mutia, kamu seperti ini nak sekarang?” (tanya papah) “iyah paah” (sahutku) sambil terisak-isak. “papah ada hadiah buat mutia, mutia besok kesini lagi di jam sama ya sayang ya” “insyaAllah pah” ( sambil tersenyum bahagia) Ternyata dalam pertemuanku sama sama ayah mamah telah mnguntip dari kejauhan. Begitu ayah pergi kemudian mamah menghampiri. “sudah bilang jangan temui apalagi mendekati suamiku!” (bentak mamah) “maafin aku maah” (jawabku) sambil menangis, “Apasih biar mamah sayang sama aku mah?” “kamu harus sukses. Dan besok, jangan lagi kamu menemui suami saya, Paham!??” (bentak mama lagi) “iyah mah, mutia harus sukses” (jawabku) *** Keesokan harinya, ayah menungguku ditempat yang sama seperti kemarin dengan membawa hadiah buat aku. Namun aku harus menepati janjiku kepada ibu, tidak boleh menemui ayah sebelum aku menjadi orang sukses. “maafin aku paah, aku hanya bisa melihat papa dari kejauhan. Aku janji aku harus sukses biar bisa hidup bersama-sama lagi dengan papah dan mamah. Sekali lagi maafin aku paaaah”. (terlihat ayah gelisah menungguku di jalan seberang). *** (Sepuluh tahun kemudian), ku duduk didepan ruko-ruko, sambil menyiapkan semir sepatu dan design sepatu yang ku buat jika aku lagi nggak ada pekerjaan. (“aku harus giat dalam mencari uang, kelak biar jadi orang sukses dan hidup bersama ayah dan mamah lagi”). Lalu ku keliling dan mau menunaikan sholat dhuha di masjid. Dan tiba-tiba ada seorang anak muda yang memanggilku.“mbaak,,, mbaknya semir sepatu ya?” undang anak muda sambil mengawe-awe tangannya. “iyah mas, ini sandal jepitnya untuk ganti” jawab mutia dengan menyodorkan sandal untuk ganti. “iyah mbak makasih, owh yaah ini design gambar sepatunya mbak?” tanya anak muda itu sambil melihat-lihat design gambaran mutia. “hehe,, apa to mas itu Cuma iseng-iseng diwaktu senggang mas” jawab mutia sambil melanjutkan menyemir sepatunya itu. “ini bagus loh, beneran. Kamu mau nggak bekerja sama dengan perusahaanku sepatuku?” seketika mutia menga-nga dan berdiam sejenak. “oh, yang bener saja mas?” jawab mutia gembira. “iyah mbak, kalo berkenan besok mbak datang ke kantorku dengan membawa semua designnya mbak. Ini kartu nama saya.” Seru pemuda itu penuh harap “iyah mas terimakasih banyak.” Senyum bahagia. “ya Allah terimakasih banyak ya Allah. Engkau telah mengabulkan do’a-do’a hambamu ini”. *** Disisi lain, kini ayahnya sudah bangkrut perusahaannya, karena ada membernya yang terjerat korupsi, sehingga perusahaan mempunyai banyak hutang. Sementara itu kakak yang dulunya dimanja dan di sayang mama juga mempunyai hutang banyak, sehingga rumah, tanah dan semua aset yang dimiliki ayah disita. Dan saking banyaknya hutang kakakku di penjara. Sekarang papah dan mamah tidak punya apa-apa lagi. *** Dan setelah bertemu dengan pemuda kemarin, keesokan harinya sesegera aku menemui pemuda itu di kantornya. Sampainya dikantor. “design kamu ini bagus, mau bekerja sama dengan kami?” tanya pemuda pemilik perusahaan sepatu itu. “ yang bener pak,? Ya sama mau bergabung dengan bapak.” Jawab mutia sambil keduanya bejabat tangan. Akhirnya mutia bekerja disigner di perusahaan sepatu tersebut. Sambil menabung buat kehidupan yang akan adatang. *** Setengah tahun kemudian mutia mempunyai rumah sendiri dan dia sesegera menemui ayah dan mamahnya, “Alhamdulillah ya Allah sekarang aku sudah sukses, dan aku ingin menemui ayah dan mamah saya, sebagaimana ucapan mamah dulu.” Kemudia Mutia keliling mencari ayah dan mamahnya tersebut sambil berbagi sedekah ketika bertemu orang miskin. Tak lama kemudian mutia bertemu ayah dan mamahnya, mutia segera mungkin menghampiri ayah dan mamahnya untuk mengajaknya kerumah barunya. Sesampai depan pintu rumah tiba-tiba mamah berhenti. “Mutia,, maafiin mamah ya, mamah dulu jahaat banget sama mutia” ucap mamah sambil menangis. “Iyah mah nggak apa-apa kok. Karena mamah juga, mutia seperti ini.” Jawab mutia senyum dan sambil mata membrambang. “mamah dulu berkata padamu seperti itu, anggapan mamah nggak mungkin kamu seperti ini, sekali lagi maafin mamah yaah nak.” Sahut mamah sambil menangis bahagia. Kemudian mutia, papah, mamah dapat hidup bersama-sama lagi seperti yang selama ini mutia inginkan. Sekian .....!! Oleh: kang Alfin jaya