STIKes Surya Global TRAUMA MUSKULOSKELETAL Suib.S.Kep.,Ns.,M.Kep.,CWCS 085643031865 [email protected] Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id Trauma Muskuloskeletal Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id Trauma Muskuloskeletal • Tauma muskuloskeletal adalah suatu cedera yang mempengaruhi sistem muskuloskeletal yang dapat terjadi pada tendon, otot, sendi, pembuluh darah dan atau saraf pada anggota gerak. • Trauma tumpul atau tembus • Dapat disertai kehilangan darah yang cukup besar Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id Ada beberapa macam mekanisme trauma muskuloskeletal diantaranya: 1. Direct injury : Dimana terjadi fraktur pada saat tulang berbenturan langsung dengan benda keras seperti dashboard atau bumper mobil. 2. Indirect injury: Terjadi fraktur atau dislokasi karena tulang mengalami benturan yang tidak langsung seperti frkatur pelpis yang disebabkan oleh lutut membentur dashboard mobil pada saat terjadi tabrakan. Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id 3. Twisting injury: Menyebabkan fraktur, sprain, dan dislokasi, biasa terjadi pada pemain sepak bola dan pemain sky, yaitu bagian distal kaki tertinggal ketika seseorang menahan kaki ke tanah sementara kekuatan bagian proksimal kaki meningkat sehingga kekuatan yang dihasilkan menyebabkan fraktur. 4. Powerfull muscle contractio: Seperti terjadinya kejang pada tetanus yang mungkin bisa merobek otot dari tulang atau bisa juga membuat fraktur. Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id 5. Fatique fracture: Disebabkan oleh penekanan yang berulang-ulang dan umumnya terjadi pada telapak kaki setelah berjalan terlalu lama atau berjalan dengan jarak yang sangat jauh. 6. Pathologic fracture: Dapat dilihat pada pasien dengan penyakit kelemahan pada tulang seperti kanker yang sudah metastase. Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id Fraktur • Fraktur adalah terputusnya kontinuitas korteks tulang menjadi dua bagian atau lebih sehingga menimbulkan gerakan yang abnormal disertai krepitasi dan nyeri. • Apabila terjadi fraktur maka tulang harus diimobilisasi untuk mengurangi terjadinya cedera berkelanjutan dan untuk mengurangi rasa sakit pasien. Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id Penyebab Fraktur 1. Fraktur terjadi karena tekanan yang menimpa tulang lebih besar dari pada daya tulang akibat trauma 2. Fraktur karena penyakit tulang seperti Tumor Osteoporosis yang disebut Fraktur Patologis. 3. Fraktur Stress/ Fatique (akibat dari penggunaan tulang yang berulang-ulang). Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id Patofisiologi • • Ketika patah tulang, akan terjadi kerusakan di korteks, pembuluh darah, sumsum tulang dan jaringan lunak. Akibat dari hal tersebut adalah terjadi perdarahan, kerusakan tulang dan jaringan sekitarnya. Keadaan ini menimbulkan hematom pada kanal medulla antara tepi tulang dibawah periostium dengan jaringan tulang yang mengatasi fraktur. Terjadinya respon inflamasi akibat sirkulasi jaringan nekrotik adalah ditandai dengan vasodilatasi dari plasma dan leukosit. Ketika terjadi kerusakan tulang, tubuh mulai melakukan proses penyembuhan untuk memperbaiki cidera, tahap ini menunjukkan tahap awal penyembuhan tulang Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id • Hematom yang terbentuk bisa menyebabkan peningkatan tekanan dalam sumsum tulang yang kemudian merangsang pembebasan lemak dan gumpalan lemak tersebut masuk kedalam pembuluh darah yang mensuplai organ-organ yang lain. • Hematom menyebabkan dilatasi kapiler di otot, sehingga meningkatkan tekanan kapiler, kemudian menstimulasi histamin pada otot yang iskhemik dan menyebabkan protein plasma hilang dan masuk ke interstitial. Hal ini menyebabkan terjadinya edema, sehingga mengakibatkan pembuluh darah menyempit dan terjadi penurunan perfusi jaringan Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id Manifestasi klinis Gejala yang paling umum pada fraktur adalah rasa nyeri yang terlokalisir pada bagian fraktur. 1. Swelling: Terjadi karena kebocoran cairan ekstra seluler dan darah dari pembuluh darah yang telah rupture pada fraktur pangkal tulang. 2. Deformitas: Pada kaki dapat menandakan adanya trauma skeletal. 3. Tenderness: Sampai palpitasi biasanya terlokalisir diatasbare trauma skeletal yang dapat dirasakan dengan penekanan secara halus di sepanjang tulang. 4. Krepitasi: Terjadi bila bagian tulang yang patah bergesekan dengan tulang yang lainnya. Hal ini dapat dikaji selama pemasangan splin. Jangan berusaha untuk mereposisi karena dapat menyebabkan nyeri trauma lebih lanjut. Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id 5. Disability: Juga termasuk karakteristik dari kebanyakan trauma skeletal pasien dengan fraktur akan berusaha menahan lokasi trauma tetap pada posisi yang nyaman dan akan menolak menggerakannya. Bahkan pada pasien dengan dislokasi akan menolak untuk menggerakkan ekstremitas yang mengalami dislokasi. 6. Exposed bone ends: Didiagnosa sebagai trauma terbuka atau compound fraktur. Periksa pulsasi, gerakan dan sensori di bagian distal pada setiap pasien dengan trauma musculoskeletal. Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id Jenis Fraktur 1. Fraktur Tertutup (Simple Fracture): Fraktur tertutup adalah keadaan patah tulang tanpa disertai hilangnya integritas kulit, Fraktur tertutup biasanya disertai dengan pembengkakan dan hematom. Fraktur tertutup dapat menjadi salah satu pencetus terjadinya perdarahan internal . Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id 2. Fraktur Terbuka (Compound Fracture) Fraktur terbuka adalah keadaan patah tulang yang disertai gangguan integritas kulit. Hal ini biasanya disebabkan oleh ujung tulang yang menembus kulit atau akibat laserasi kulit yang terkena benda-benda dari luar pada saat cedera.Komplikasi yang dapat terjadi pada fraktur terbuka adalah perdarahan eksternal, kerusakan lebih lanjut pada otot-otot dan saraf serta terjadinya kontaminasi. Sangat penting untuk mengenal adanya luka didekat fraktur karena bisa menjadi pintu masuk dari kontaminasi kuman. Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id Tipe Fraktur 1. Fraktur Trasversal Garis frakturnya memotong melintang dari arah luar sampai menembus bagian tengah secara tegak lurus dari tulang biasanya disebabkan oleh kecelakaan langsung. 2. Fraktur Greenstick Terjadi pada anak dimana tulang masih bisa dibengkokan seperti dahan yang masih muda dan garis frakturnya melintang lurus pada bagian luar dari tulang perpendicular sampai batas tengah tulang. Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id 3. Fraktur Spiral Biasanya terjadi karena kecelakaan memutar (terpelintir) dan garis frakturnya tidak rata 4. Fraktur Oblique Garis fraktur melintang pada tulang tegak lurus dan oblik. 5. Fraktur Comminuted Dimana tulang terbagi menjadi lebih dari dua bagian. Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id Pemeriksaan fisik a. b. c. d. e. Nyeri pada lokasi fraktur terutama pada saat digerakan Adanya pembengkakan Pemendekan ekstrmitas yang sakit Paralisis (kehilangan daya gerak) Krepitasi (sensasi keripik yang ditimbulkan bila mempalpasi patahan-patahan tulang f. Spasme otot g. Peretesia (penurunan sensasi) Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id Pemeriksaan Penunjang • Pemeriksaan rontgen: Untuk menentukan lokasi, luas dan jenis fraktur • Scan tulang, tomogram, CT-scan/ MRI: Memperlihatkan fraktur dan mengidentifikasikan kerusakan jaringan lunak. • Pemeriksaan darah lengkap: Hb menurun terutama fraktur terbuka, peningkatan leukosit adalah respon stres normal setelah trauma Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id Prinsip Penatalaksanaan Fraktur a. Penatalaksanaan Fraktur • Stabilkan jalan napas. • Kontrol perdarahan. • Tutup sucking chest wound (luka terbuka pada dada). • Resusitasi cairan. • Jika ada fraktur terbuka, balut luka sebelum melakukan pembidaian dan jangan mendorong kembali tulang yang terlihat. Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id • Jangan pernah berusaha untuk meluruskan fraktur termasuk sendi-sendi, meskipun ada beberapa tulang pada fraktur yang dapat diluruskan. • Tourniket tidak dianjurkan pada fraktur terbuka kecuali pada trauma amputasi atau anggota gerak yang sudah tidak dapat diselamatkan lagi. • Imobilisasi ekstremitas sebelum memindahkan pasien dan imobilisasi sendi bagian atas dan bawah dari tulang yang fraktur. Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id b. Tujuan Imobilisasi • Untuk menjaga fraktur tertutup agar jangan menjadi fraktur terbuka. Hal ini mungkin terjadi jika ujung tulang yang fraktur masih dapat bergerak bebas ketika pasien dipindahkan. • Untuk mencegah kerusakan sekitar nervus, pembuluh darah dan jaringan yang lain dari ujung tulang yang fraktur. • Untuk meminimalkan perdarahan dan bengkak. • Untuk mengurangi nyeri. Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id Fraktur Mandibula Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id Agamis Humanis Kompeten www.stikessuryaglobal.ac.id