Reka Racana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional ©Teknik Sipil Itenas | No | Vol Agustus 2014 Pemanfaatan Abu Vulkanik terhadap Dosis Superplasticizer dalam Self Compacting Concrete TITO PANDU SETYOLAKSONO1, BERNARDINUS HERBUDIMAN2 1 Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional, Bandung 2 Pembimbing, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional, Bandung Email : [email protected] ABSTRAK Indonesia berada dalam garis Ring Of Fire yaitu dimana banyak memiliki gunung berapi yang tersebar di seluruh wilayahnya. Letusan gunung berapi menghasilkan lahar dan abu vulkanik, hal ini mengakibatkan banyaknya limbah abu vulkanik akibat erupsi gunung berapi. Salah satu cara memanfaatkan limbah abu vulkanik adalah dengan cara pemanfaatan abu vulkanik sebagai bahan pembuatan campuran beton pada self compacting concrete. Untuk menghasilkan self compacting concrete dengan biaya murah dilakukan usaha sebagai berikut: 1) pembatasan ukuran agregat maksimum sebesar 20 mm; 2) menentukan komposisi campuran acuan; 3) penambahan abu vulkanik sebesar 10%, 20% dan 30% dari berat agregat keseluruhan; 4) penambahan pemakaian superplasticizer 1,3%, 1,4% dan 1,5% dari berat semen. Benda uji yang digunakan adalah silinder berdiameter 10 cm dengan tinggi 20 cm. Pengujian pada beton segar yaitu slump flow dan pada beton keras yaitu kuat tekan beton. Nilai slump flow dan kuat tekan beton pada komposisi campuran acuan adalah 645 mm dan 24,44 MPa, dengan penambahan abu vulkanik 10%, 20%, 30%, dan superplasticizer 1,5% nilai slump flow mengalami penurunan sebesar 1,55%, 14,73% dan 32,56% dari komposisi campuran acuan. Nilai kuat tekan beton mengalami penurunan terhadap kuat tekan prediksi. Untuk komposisi beton acuan sebesar 38,9%, sedangkan untuk beton dengan komposisi penambahan abu vulkanik 10%, 20%, dan 30% berturut – turut adalah 9,09%, 16,88%, dan 46,8%. Kata kunci: komposisi campuran acuan, slump flow, superplasticizer, abu, vulkanik, beton murah (low cost). Reka Racana – 1 Pengaruh Pemanfaatan Abu Vulkanik terhadap Dosis Superplasticizer dalam Self Compacting Concrete ABSTRACT Indonesia lies in the line Ring Of Fire where many volcanoes scattered across this area. Volcanic eruptions produces lava and volcanic ash, this process makes amount of volcanic ash waste. One way of utilizing waste ash is to use a volcanic ash as an ingredient in the manufacture of self compacting concrete mix concrete. To produce self compacting concrete made with low- cost operations is described as follows: 1) restrictions on the maximum aggregate size of 20 mm; 2) determine the composition of the reference mixture; 3) increase the addition of volcanic ash by 10%, 20% and 30% of the weight overall aggregate; 4) increase the use of superplasticizer addition of 1,3% , 1,4% and 1,5% of the cement weight. Specimens used in this test is cylinder with 10 cm diameter and 20 cm height. Test on fresh concrete is slump flow and on hard concrete is compressive strength of concrete. The value of slump flow and compressive strength of concrete on the composition of the reference mixture is 645 mm and 24.44 MPa, with the addition of volcanic ash 10%, 20%, 30%, and 1,5% superplasticizer slump flow value decreased by 1,55%, 14,73,% and 32,56% of the composition of the reference mixture. The compressive strength of concrete decreased to predictive value of compressive strength. Concrete with reference composition at 38.9%, whereas concrete with the addition of volcanic ash composition 10%, 20%, and 30% respectively - also were 9.09%, 16.88%, and 46.8%. Key words: reference mixture composition, slump flow, superplasticizer, volcanic ash, concrete cheap (low cost). 1. PENDAHULUAN Indonesia berada dalam garis Ring of Fire yaitu dimana banyak memiliki gunung berapi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Letusan gunung berapi menghasilkan keluarnya lahar dan abu vulkanik dan hal itu yang membuat banyaknya limbah abu vulkanik akibat erupsi gunung berapi, seperti yang dijelaskan oleh Amin, M. (2010). Salah satu cara memanfaatkan limbah abu vulkanik adalah dengan cara pemanfaatan abu vulkanik sebagai bahan pembuatan campuran beton pada self compacting concrete. 2. TINJAUAN PUSTAKA Abu vulkanik berasal dari letusan gunung berapi yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi, dan peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar mencapai permukaan bumi melalui retakan dalam kerak bumi atau melalui sebuah pita sentral (yang disebut terusan kepundan atau diatrema). Magma yang keluar sampai ke permukaan bumi disebut lava. Magma dapat bergerak naik karena memiliki suhu yang tinggi dan mengandung gas-gas yang memiliki cukup energi untuk mendorong batuan di atasnya. Self compacting concrete (SCC) dapat didefinisikan sebagai suatu jenis beton yang dapat dituang, mengalir dan menjadi padat dengan memanfaatkan berat sendiri, tanpa memerlukan proses pemadatan dengan getaran atau metode lainnya. Beton segar jenis self Reka Racana – 2 Pengaruh Pemanfaatan Abu Vulkanik terhadap Dosis Superplasticizer dalam Self Compacting Concrete compacting concrete bersifat kohesif dan dapat dikerjakan tanpa terjadi segregasi atau bleeding, seperti yang dijelaskan oleh Okamura, H., dan Ozawa, K. (1994). Material penyusun self compacting concrete terdiri dari air, powder, agregat kasar, agregat halus dan superplasticizer. Pada penelitian ini dilakukan dua macam pengujian, yaitu slump flow test pada beton segar untuk mengetahui diameter slump flow dari beton segar, dan uji kuat tekan beton pada beton keras untuk mengetahui kekuatan beton. Syarat minimum diameter slump flow pada self compacting concrete yaitu sebesar 500 mm. 3. METODE PENELITIAN Prosedur pengujian adalah: 1) mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan seperti agregat kasar, agregat halus, semen, abu vulkanik, air dan superplasticizer; 2) melakukan pemeriksaan fisik pada agregat kasar dan agregat halus, kemudian menghitung komposisi campuran tiap-tiap bahan yang akan digunakan pada campuran beton; 3) setelah semua bahan bercampur dan menjadi beton segar dilakukan pengujian slump flow test, apabila hasil slump flow test tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan (yaitu sebesar 500 mm) maka dilakukan komposisi ulang agar hasil slump flow test memenuhi persyaratan; 4) beton segar yang telah memenuhi persyaratan nilai slump flow test dituangkan pada benda uji yang berukuran diameter 10 cm dengan tinggi 20 cm dan apabila sudah mengeras dilakukan perendaman selama 28 hari; 5) pada benda uji yang sudah direndam selama 28 hari dilakukan tes kuat tekan beton, hasil dari nilai kuat tekan beton dianalisis dan dibuat kesimpulan dan saran dari percobaan yang sudah dilakukan. 4. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pengujian pada beton segar yaitu slump flow test dan pengujian pada beton keras yaitu uji tekan beton. Slump flow test dilakukan untuk mengetahui kemampuan mengalir dari beton segar tersebut. Pada saat slump flow test berlangsung dilakukan pula pengamatan visual pada campuran beton segar untuk melihat efek segregasi. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada saat umur beton mencapai 28 hari. Komposisi campuran acuan sebagai komposisi awal yang akan digunakan sebelum menggunakan penambahan abu vulkanik pada komposisi selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi Campuran Acuan Berat Komposisi Bahan Campuran (kg/m3) Air 204 Semen 450 Agregat Kasar 884 Agregat Halus 784 SP 6,75 (1,5%) Abu Vulkanik - Nilai slump flow test pada komposisi campuran acuan sebesar 645 mm. Selain slump flow test dilakukan juga tes kuat tekan beton terhadap benda uji pada umur 28 hari dengan hasil pada Tabel 2. Reka Racana – 3 Pengaruh Pemanfaatan Abu Vulkanik terhadap Dosis Superplasticizer dalam Self Compacting Concrete Tabel 2. Hasil Kuat Tekan Beton Komposisi Campuran Acuan Benda Uji Beton Campuran Acuan Umur (Hari) Kuat Tekan Beton (MPa) 28 24,64 28 25,18 28 23,50 Rata- rata 24,44 Setelah didapat komposisi campuran acuan, komposisi berikutnya adalah dengan menambahkan abu vulkanik sebagai bahan tambahan dengan mengurangi jumlah agregat keseluruhan seperti komposisinya dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Komposisi Campuran Acuan dengan Menggunakan Abu Vulkanik Komposisi Bahan (kg/m3) campuran Air Semen Agregat Kasar Agregat Halus SP Abu Vulkanik I (Acuan ) 204 450 884 784 6,75 II 204 450 884 617,2 6,75 166,8 III 204 450 884 617,2 6,3 166,8 IV 204 450 884 617,2 5,85 166,8 V 204 450 884 450 6,75 334 VI 204 450 884 450 5,85 334 VII 204 450 884 283,6 6,75 500,4 Setelah didapat komposisi campuran dengan menggunakan abu vulkanik kemudian pada beton segar dilakukan slump flow test dan beton keras dilakukan tes kuat tekan beton pada umur 28 hari hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4, Gambar 1, dan Gambar 2. Tabel 4. Hasil Slump Flow Test dan Kuat Tekan Beton Hasil Uji Beton Kuat Tekan Komposisi Rata-rata Prediksi Slump Flow Campuran Kuat Tekan (MPa) (mm) (MPa) I (Acuan ) 40 645 24,44 II 32 635 29,09 III 32 625 27,38 IV 32 615 24,75 V 26 550 21,61 VI 26 525 21,38 VII 25 435 13,3 Reka Racana – 4 Pengaruh Pemanfaatan Abu Vulkanik terhadap Dosis Superplasticizer dalam Self Compacting Concrete Gambar 1. Hasil pengujian slump flow test Gambar 2. Hasil pengujian kuat tekan beton 700 35 600 30 500 25 Kuat Tekan (MPa) Slump Flow (mm) Dari Tabel 4, Gambar 1, dan Gambar 2 dengan penambahan abu vulkanik 10%, 20% dan, 30% didapat hasil slump flow test mengalami penurunan. Nilai kuat tekan beton komposisi campuran acuan dan penambahan abu vulkanik 10%, 20%, dan 30% mengalami penurunan dari nilai kuat tekan beton prediksi. 400 300 200 100 0 20 15 10 5 0 0 10 20 30 Abu Vulkanik (%) 0 10 20 30 Abu Vulkanik (%) (a ) (b) Gambar 3.a. Hasil pengujian slump flow test pada penambahan superplasticizer 1,5% Gambar 3.b. Hasil pengujian kuat tekan beton pada penambahan superplasticizer 1,5% Reka Racana – 5 Pengaruh Pemanfaatan Abu Vulkanik terhadap Dosis Superplasticizer dalam Self Compacting Concrete 640 30 635 29 630 Kuat Tekan (MPa) Slump Flow (mm) Hasil uji slump flow test pada beton komposisi acuan diperoleh nilai slump flow sebesar 645 mm. Pada Gambar 3 penambahan superplasticizer 1,5% pada komposisi acuan dan komposisi dengan penambahan abu vulkanik 10%, 20%, dan 30% didapat nilai slump flow test mengalami penurunan sebesar 1,55%, 14,73%, dan 32,56% dari nilai slump flow test komposisi acuan sebesar 635 mm, 550 mm dan 435 mm. Pada penambahan abu vulkanik 10%, penurunan nilai slump flow test tidak terlalu besar, tetapi pada penambahan abu vulkanik 20% dan 30% nilai slump flow test mengalami penurunan yang signifikan karena abu vulkanik lebih banyak menyerap air dibandingkan agregat halus. Hal itu dikarenakan luas permukaan spesifik dari abu vulkanik sehingga membuat penyebaran flow tidak terlalu besar. Nilai kuat tekan beton pada komposisi campuran acuan dan komposisi dengan penambahan abu vulkanik 10%, 20%, 30% mengalami penurunan yaitu sebesar 38,9% dan 9,09%, 16,88%, 46,8% dari nilai kuat tekan beton prediksi. 625 620 615 610 28 27 26 25 24 23 605 22 1,3 1,4 1,5 Superplasticizer (%) Superplasticizer 1,3 1,4 1,5 Superplasticizer Superplasticizer (%) (a) (b) Gambar 4.a. Hasil pengujian slump flow test pada penambahan abu vulkanik 10% Gambar 4.b. Hasil pengujian kuat tekan beton pada penambahan abu vulkanik 10% W. H. Glanville, A. R Collins dan D. D. Matthews (1994) melakukan penelitian terhadap partikel agregat dimana hasil penelitian mereka menunjukkan agregat lebih kecil dari 150 µm atau lolos saringan No.100 ASTM mampu bertindak sebagai pelumas dalam campuran beton. Hasil penelitian yang dipaparkan pada jurnal ini menunjukan dengan penambahan abu vulkanik 10% dan superplasticizer 1,3%, 1,4%, dan 1,5% terjadi penurunan pada nilai slump flow test dari komposisi campuran acuan yaitu sebesar 615 mm, 625 mm, dan 635 mm (Gambar 4), karena abu vulkanik lebih banyak menyerap air dibandingkan agregat halus dan bukan sebagai pelumas sesuai dengan yang dijelaskan oleh W. H. Glanville, A. R Collins dan D. D. Matthews. Pada nilai kuat tekan beton dengan penambahan abu vulkanik 10% dan superplasticizer 1,3%, 1,4%, dan 1,5% mengalami kenaikan kekuatan terhadap komposisi campuran acuan yaitu sebesar 24,75 MPa, 27,38 MPa, dan 29,09 MPa, tetapi nilai kuat tekan tersebut masih dibawah dari nilai kuat tekan prediksi sebesar 32 MPa. 5. KESIMPULAN Dari hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. abu vulkanik dengan kadar yang lebih banyak membuat luas permukaan spesifik agregat dalam campuran beton semakin besar, sehingga menyerap air lebih banyak dibanding agregat halus. Untuk mempertahankan workability diperlukan penambahan kebutuhan superplasticizer; Reka Racana – 6 Pengaruh Pemanfaatan Abu Vulkanik terhadap Dosis Superplasticizer dalam Self Compacting Concrete 2. 3. pemanfaatan abu vulkanik sebagai bahan pelumas hanya dapat berfungsi pada kadar dibawah 10%; Nilai kuat tekan beton maksimum adalah 29,09 MPa pada penambahan abu vulkanik 10% dan superplasticizer 1,5%. 6. DAFTAR PUSTAKA Okamura, H., dan Ozawa, K. (1994). Self-Compactable High Performance Concrete. Detroit : American Concrete Institute. W. H. Glanville, A. R. Collins, dan D. D. Matthews. (1947). The grading of aggregates and workability of concrete. Road Research Tech. Paper no. 5. London, H.M.S.O. http://m-amin.com/2010/11/19/abu-vulkanik-gunung-merapi-berpotensi-sebagai-materialkeramik/ Reka Racana – 7