TUGAS PERANCANGAN TAPAK MIX USE BUILDING • DIMAS YULINKO ISHLAH • 2TB03 • 22316068 DATA VARIABLE DAN PEMILIHAN SITE PERANCANGAN TAPAK – MIXED USE BUILDING PENGERTIAN PERANCANGAN TAPAK Rancangan Tapak (Site Plan) adalah gambaran/peta rencana peletakan bangunan atau kavling dengan segala unsur penunjangnya dalam skala batas-batas luas lahan tertentu. (Anonim, 2009). Perencanaan tapak adalah pengolahan fisik tapak untuk meletakkan seluruh kebutuhan rancangan di dalam tapak. Tujuan dari perencanaan tapak adalah agar keseluruhan program ruang dan kebutuhan-kebutuhannya dapat diwujudkan secara terpadu dengan memperhatikan kondisi, lingkungan alam, lingkungan fisik buatan dan lingkungan social disekitarnya. Jadi pengertian tapak cukup luas, dan sangat tergantung dari kontekstual permasalahan yang dibahas. Sumber: (http://bujurplanologi.blogspot.com/2014/03/pengertian-perencanaan-tapak.htm) menurut saya Perencanaan Tapak adalah suatu proses yang kreatif yang mengkehendaki kemampuan pengolahan dari berbagai faktor-faktor kemungkinan. Hal ini melibatkan lokasi,penempatan dan perhubungan dari seluruh elemen-elemen tapak. Berbicara mengenai perancangan tapak ada beberapa hal yang perlu diperhatikan Antara lain : Lokasi Lokasi adalah tempat atau area di mana banguan itu akan di bangun atau di dirikan Jadi sebelum melakukan pembangunan sebaiknya kita harus mengetahui kondisi lokasi itu sperti apa , luas area itu seperti apa dan lain – lain yang berhubungan dengan lokasi itu Peraturan tata kota Setelah kita mengetahui persis kondisi lahan tempat pembangunan maka yang ke-2 yang harus kita lakukan adalah mengetahui peraturan – peraturan yang berlaku di lokasi tersebut. Peraturan ruang bangunan Terkadang pada suatu daerah itu memiliki peraturan mengenai bentuk bangunan . contohnya pada era pemerintahan sebelumnya di makassar di daerah pantai losari itu tinggi suatu bangunan di batasi dengan alasan jika bangunan didaerah pantai tinggi maka otomatis akan menghalangi pemandangan. Dan masih ada banyak contoh lain lagi. NO KRITERIA KETERANGAN SUMBER 1 RENCANA POLA RUANG Bangunan mixed use merupakan bangunan fungsi usaha yang berada di kawasan perdagangan dan jasa PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 1 TAHUN 2015 PASAL 88B 2 KAWASAN STATEGIS Kawasan wilayah strategis Kota Depok yang dapat digunakan sebagai bangunan perdagangan dan jasa PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK 2 TAHUN 2009 PASAL 16 AYAT 2 Perdagangan dan jasa skala regional, perumahan kepadatan tinggi (vertical) termasuk kegiatan utama dalam PPK PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 1 TAHUN 2015 PASAL 16 Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa berskala regional dengan pembangunan pusat grosir di PPK Margonda PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 1 TAHUN 2015 PASAL 47 AYAT 5 Pusat niaga dan perbelanjaan dilakukan di pusat kota dan wilayah utara yaitu di PPK Margonda dan SPK Cinere PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 1 TAHUN 2015 PASAL 47 AYAT 4 Rencana pengembangan hypermarket hanya boleh berlokasi pada akses sistem jaringan jalan arteri atau kolektor primer atau arteri sekunder. PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 1 TAHUN 2015 PASAL 47 AYAT 3 Pusat niaga dan perbelanjaan dikembangkan pada jalan kolektor primer dan jalan arteri primer PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 1 TAHUN 2015 PASAL 47 AYAT 4 3 4 RENCANA STRUKTUR RUANG RENCANA PENYEDIAAN JARINGAN JALAN DATA SURVEI Lokasi : setelah lampu merah margonda-juanda sampai setelah jalan dewi sartika Lokasi dibagi menjadi 2 kawasan : 1. Wilayah sekitar d-mall (hasil survey yang saya masukan ke ppt karena site yg dipakai) 2. Wilayah sekitar itc depok Saya melakukan pengamatan langsung Bersama kelompok di lokasi site untuk mendapatkan data atau informasi. Observasi sangat membantu dalam pengumpulan data primer karena dilakukan dengan langsung mengamati kondisi lokasi tersebut. Penulis melakukan studi banding bangunan di Kota depok, jawa barat untuk mendapatkan data dan dokumentasi berupa foto pada lokasi yang dikunjungi. WILAYAH SEKITAR D-MALL WILAYAH SEKITAR D-MALL PADA SIANG HARI WILAYAH SEKITAR D-MALL PADA MALAM HARI Pukul 19.00 Kawasan sekitar lenggang, intensitas kendaraan rendah FOTO SURVEY DI SEKITAR SITE LINGKUNGAN SEBELAH KANAN DMALL TERDAPAT LAHAN KOSONG LINGKUNAN BELAKANG DMALL LINGKUNGAN SEKITAR SITE DI MARGONA RESIDENCE PARKIRAN SEBELAH KIRI DI SITE DMALL LINGKUNGAN SEKITAR DEPAN DMALL MIXED USE BUILDING Mixed–Use Building merupakan bangunan multifungsi dimana dalam suatu area atau site terdapat bangunan yang memiliki fungsi lebih dari satu (fungsi hotel, fungsi apartemen, fungsi perbelanjaan, tempat wisata). Lokasi berada di daerah Dilihat dari minimnya ruang yang tersedia di daerah perkotaan serta semakin berkurangnya area untuk menyaring radiasi panas, maka bentuk 5 bangunan vertikal merupakan pilihan yang tepat untuk diterapkan. Penambahan ruang hijau sebagai upaya mendukung perkembangan suatu kota juga perlu diperhatikan untuk mengurangi temperatur udara panas. Mixed-use building merupakan solusi untuk mengurangi kepadatan, disamping adanya beberapa fasilitas akan memberikan kemudahkan bagi para pengunjung yang datang. ANALISIS SITE analisis mengenai permasalahan yang ada pada pusat perbelanjaan di sekitar site margonda, Adapun hal yang akan dibahas adalah: I. Analisis Tapak II. Analisis program kegiatan pengguna III. Analisis aspek bangunan multifungsi bangunan dan ruang IV. Analisis bentuk I. ANALISIS TAPAK Dasar pemilihan tapak Lokasi untuk Perancangan Mixed Use Building dipilih karena kriteria yang dimiliki oleh pusat perbelanjaan dengan skala Regional Shopping Center, harus berada di Kawasan pemukiman yang lokasinya strategis di pusat kota depok. lokasi yang berada di “Jl. Margonda Raya Kav. 88, Kemiri Muka, Beji, Kemiri Muka, Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16423” yang merupakan jalan utama dan Lokasi tersebut berdekatan dengan fasilitas umum seperti akses tol menuju pusat bisnis, pusat perbelanjaan seperti mal, sarana Pendidikan seperti Kampus UI dan Gunadarma, fasilitas kesehatan, dan jarak dengan pusat kota menjadi indikasi peluang investasi di bidang properti. Oleh karena itu Perancangan Mix Use Building memilih ini sebagai lokasi tapak dikarenakan paling pas untuk pengoperasian Mix Use Building. Lokasi strategis akan mendukung Mix Use building yang ada di pusat kota depok Lokasi site : Jl. Margonda Raya Kav. 88, Kemiri Muka, Beji, Kemiri Muka, Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16423 Kondisi lahan Bentuk dan ukuran site : 16235.16 m²/ 1.62 hectar Kontur => perbedaan tinggi rendahnya tanah Alat untuk pengukuran tanah: 1. Meteran 2. Tenaga, minimal 2 orang 3. Peralatan tulis 4. Kamera AKSESBILITAS SITE Tersedia alat Transportasi full 24 jam. Dapat di capai hanya 5 menit dari: Kampus: Universitas Indonesia, Gunadarma, BSI, Univ. Pancasila Statiun KA : UI dan Pondok Cina Dekat dengan Pusat perbelanjaan Margo city Mall, Depok Town Square, ITC Depok, Depok Mall RS.Bunda Margonda, dekat dengan Jakarta Selatan akses Tol Cijago dan Tol JORR. Kondisi tanah: Tanah terbagi atas 3 jenis Tanah keras Tanah lembek Tanah berawa , pada tanah ini biasanya memakai pondasi pancang. Kebisingan dan frekuensi lalu lintas: Ada beberapa tempat yang mempunyai tingkat frekuensi lalu lintas yang tinggi, Pada daerah yang menadaki atau pun menurun Pada daerah ini tingkat frekuensi lalu lintas atau pun kebisingan tinggi karena pada umumnya para pengendara ketika melewati jalanan yang menanjak menggunakan poersenelin yang rendah dan secara otomatis hal ini menimbulkan suara yang tinggi. kemudian menurun, pada track ini para pengendara pada umumnya juga menggunakan porsenelin yang rendah , di tambah dengan suara gesekan ban. Daerah yang padat lalu lintas / jalan pros atau jalan primer LALU LINTAS SEKITAR SITE Kinerja Jalan Margonda Raya dapat dilihat dari hasil perhitungan tingkat pelayanan (Level Of Service). Hasil yang didapat pada kondisi Volume Lalu Lintas Maksimum kinerja Jalan Margonda Raya adalah sebagai berikut: Segmen Batasan Bundaraan UI sampai pertigaan I Waktu DS LOS a. Jakarta-Depok 17.00-18.00 0.84 D b. Depok Jakarta 0.81 D jalan Margonda RayaJalan Ir.H.Juanda Pertigaan Jalan Margonda Raya- II Jalur 08.00-09.00 a. Jakarta-Depok 19.00-20.00 0.84 D b. Depok Jakarta 07.00-08.00 0.81 D a. Jakarta-Depok 17.00-18.00 0.81 D b. Depok Jakarta 0.8 D Jalan Ir.H.Juanda sampai pertigaan Jalan Margonda Raya-Jalan Arief Rahman Hakim Pertigaan Jalan Margonda Raya- III Jalan Arief Rahman Hakim sampai Pertigaan Jalan Margonda RayaDepok II-Bojong Gede 07.00-08.00 D yang artinya “Arus mendekati tidak stabil kecepatan masih dapat dikendalikan. terutama keadaan seperti ini dapat dilihat pada tiga lokasi survey yaitu depan Kampus D Universitas Gunadarma, depan Mall Depok dan depan Terminal Depok. *Live traffic: Penjelasan kepadatan Lalu Lintas Dengan melihat keadaan actual map traffic di jalan Margonda Raya yang memiliki tipe jalan 4 lajur 2 jalur, kemacetan yang timbul disepanjang jalan tersebut disebabkan oleh: • Angkutan kota yang berhenti tidak sesuai dengan tempat pemberhentian (Halte). • Pejalan kaki yang tidak disiplin, karena tidak memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan (jembatan penyebrangan) terutama dilokasi survey di depan Mall Depok dan Terminal Depok II. ANALISA KEGIATAN PENGGUNA Pelaku Kegiatan Pelaku kegiatan secara umum dalam fasilitas komersial multi fungsi ini adalah Konsumen : Konsumen sebagai obyek utama adalah pelaku kegiatan yang membutuhkan pelayanan barang dan jasa. Kondisi sosial ekonomi konsumen sangat mempengaruhi jumlah dan jenis kebutuhannya. Semakin tinggi kondisi sosial maka makin tinggi pula tuntutan pelayanan-dan kebutuhannya. Penyewa atau Tenant : Dengan menyediakan modal, membutuhkan tempat atau wadah untuk menjualkan berbagai macam dagangannya baik dalam bentuk barang maupun jasa dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. investor atau penyelenggara atau Pemilik: Sebagai penanam modal terbesar memberi pelayanan dengan menyediakan wadah lengkap dengan fasilitas ruang servis yang memadai agar penyewa ingin menyewa seluruh lantai dengan mendapatkan pemasukan yang maksimal dalam waktu singkat untuk pemulihan modal dan keuntungan. Pengelola: Pengelola disini meliputi komponen yang terlibat langsung dalam menjalankan fungsi-fungsi perdagangan dan jasa yang membutuhkan fasilitas-fasilitas yang memadai untuk menunjang pelayanan kepada konsumen. Adapun sistem-sistem kegiatan yang didasarkan pada macam kegiatan adalah sebagai berikut : Jual Beli Sistem kegiatan jual beli adalah sistem retail atau eceran dengan pelayanan secara swalayan maupun secara tidak langsung untuk mempermudah konsumen untuk mendapakan barang yang dibutuhkan dan memberikan alternatif yang beragam. Kegiatan jual beli secara swalayan juga untuk menunjang kegiatan rekreasi. Pelayanan Jasa Sistem pelayanan jasa pada pusat perdagangan (Trade Center) adalah sistem pelayanan langsung dan tidak langsung, secara langsung konsumen dapat langsung datang sendiri dan tidak langsung dapat memesan via telepon Pelayanan Akomodasi Yang dimaksud dengan akomodasi adalah sarana untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan yang dapat dilengkapi dengan pelayanan makan dan minum serta jasa lainnya. Hiburan dan Rekreasi Sistem kegiatan hiburan dan rekreasi adalah sistem pelayanan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung melalui fasilitas area hiburan dan rekreasi yang tersedia, sedangkan yang tidak langsung bersamaan dengan menikmati kegiatan shopping atau berbelanja. III. ANALISIS ASPEK BANGUNAN MULTIFUNGSI Bangunan multifungsi merupakan salah satu upaya pendekatan perancangan yang dipakai dalam upaya menyatukan beberapa aktivitas dan fungsi yang berbeda karakteristiknya dalam satu wadah sehingga menjada suatu struktur yang kompleks, Dalam hal ini semua bangunan dan fasilitas saling berkaitan satu sarna lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut maka bangunan multifungsi merupakan faktor utama dalam perancangan bangunan. Hal tersebut memunculkan konsep fungsi yang beragam dimana selanjutnya diperoleh suatu konsep perancangan multifungsi. ANALISIS FUNGSI BANGUNAN Apartemen Bangunan bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horisontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah,terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama. Adapun sistem kepemilikkan yang dipilih adalah sistem sewa. Sewa adalah setiap hak yang timbul dalam nama atau bentuk apapun, bertujuan untuk memperoleh hak penggunaan suatu perumahan atau apartemen dengan membayar harga sewa secara periodik, biasanya perbulan. Jenis sewa terdiri dari: Sewa biasa adalah penghuni membayar uang sewa kepada pemilik bangunan sesuai dengan perjanjian tanpa terikat batas waktu. Sewa beli adalah uang sewa berfungsi sebagai angsuran pembelian, bila angsuran sudah memenuhi harga yang ditetapkan, maka bangunan menjadi milik penghuni. Sewa kontrak adalah penghuni membayar uang sewa secara periodik sesuai dengan persetujuan, apabila masa kontrak berakhir dapat diadakan perjanjian baru. KEBUTUHAN RUANG APARTEMEN STANDAR RUANG Pengelompokkan ruang-ruang yang dibutuhkan : 1. Ruang unit hunian. 2. Ruang pengelola dan service 3. Fasilitas penunjang 4. Bagian Pemasaran 5. Bagian personalia 6. Ruang Rapat 7. Ruang PABX dan Operator 8. Toilet Ruang unit hunian. Ruang unit hunian berupa ruang yang digunakan untuk tempat tinggal penghuni apartemen dan terdiri dari ruangruang : 1. Ruang Tidur Utama 2. Ruang Tidur tambahan (anak-anak, pembantu) 3. R. makan 4. R. Keluarga 5. K. Mandi/WC 6. Balkon 7. Dapur/Pantry 8. Gudang 9. R. Jemur Fasilitas penunjang 1. Kolam Renang 2. Klinik Bersama 3. Laundry 4. Restoran 5. coffee shop 6. Mini market 7. Gym 8. Swimming pool 9. Barbeque area 10. Children playground 11. Spacious parking lot. 12. Tempat Parkir Basement 13. Ruang Serba Guna 14. Trek lari 15. Ruang santai Ruang pengelola dan service 1. R. Manager 2. Bagian Keuangan 3. Bagian Administrasi Shopping Mall Globalisasi ekonomi, informasi dan budaya telah mempengaruhi kehidupan saat ini yang mempengaruhi lingkungan, kebudayaan dan gaya hidup. shopping mall menjadi pintu perubahan gaya hidup yang semakin global dimana sistem transaksi (jual beli) yang biasa dijumpai di pasar tradisional telah berubah menjadi kegiatan multidimensi. Shopping mall menjadi tujuan dalam berbelanja karena situasi mall yang menawarkan kemewahan dengan adanya pengolahan intrior dan ekterior bangunan dan juga penggunaan material dengan teknologi yang modern yang kesemuannya itu sangat jarang ditemui di pasar tradisional. “Shopping Mall adalah suatu penemuan ruang dimana kita dapat menemukan banyak barang yang primer sampai yang tersier.” 5 (Budi Pradono, IAI) Secara umum masyarakat saat ini mempunyai berbagai kecenderungan dalam berbelanja seperti : Membeli barang dengan mengandalkan merk dagang dan mementingkan mode. Mecari semua kebutuhan dalam satu tempat belanja (one stop shopping) Mendatangi pusat perbelanjaan walaupun hanya sebagai sarana rekreasi. Mencari tempat istirahat setelah berbelanja untuk sekedar makan-minum. Dari kecenderungan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai kehidupan berubah dari belanja menjadi kesenangan. Bangunan pusat perbelanjaan yang memadai baik kualitas dan kuantitasnya sebagai tempat untuk mendapatkankebutuhan sehari-hari dan berkala, berkembang fungsinya sesuai dengan tuntutan kecenderungan masyarakat, yaitu menjadi tempat rekreasi dan tempat untuk bersenang-senang bagi keluarga dan masyarakat. KEBUTUHAN RUANG MALL