Uploaded by User95892

AFEKSI KONSUMEN KELOMPOK 4

advertisement
TUGAS PERILAKU KONSUMEN
AFEKSI KONSUMEN
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Ni Made Metili Carani
195040101111024
Ivan Maulana
195040101111025
Audie Nabiel Akmal
195040101111027
Farah Hanan Nabila
195040101111035
Dewi Sekar Arum
195040101111036
Alifia Qurnia Utami
195040101111037
Amara Jesisca Antinedi
195040101111039
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2021
1. Pendahuluan
Konsep sikap konsumen merupakan konsep paling penting dalam studi
perilaku konsumen. Para manajer harus membelanjakan uangnya untuk meneliti
sikap konsumen terhadap produk, serta upaya untuk mempengaruhi konsumen
melalui periklanan dan promosi. Di bawah ini adalah bagan formasi sikap dan
perubahannya:
Sikap adalah predisposisi yang dipelajari
Apa itu sikap?(1)
sikap memiliki konsistensi
sikap terjadi dalam situasi
Bagaimana sikap dipelajari
Formasi sikap (3)
sumber perngaruh pada pembentukan sikap
faktor personal
3 komponen
kognitif, afektif, konatif
sikap terhadap model objek
Multiatribut
model perilaku sikap
teori tindakan beralasan
model struktural
sikap (2)
Attitude toward
Ad-Model
fungsi utilitarian
consumer attitude
formation and change
Theory of trying to
consume model
fungsi pertahana ego
mengubah fungsi motivasi
fungsi nilai-ekspresif
fungsi pengetahuan
mengkombinasikan beberapa
fungsi
mengaitkan produk dengan kelompok,
acara, atau tujuan khusus
Menyelesaikan 2 sikap yang
bertentangan
mengubah evaluasi relatif dari
sikap
strategi
perubahan sikap
(4)
mengubah komponen model multi
atribut
menambah atribut
mengubah peringkat merk secara
keseluruhan
mengubah keyakinan tentang merk
pesaing
perilaku dapat
berlanjut atau
mengikuti
pembentukan sikap
(5)
mengubah kepercayaan merk
model kemungkinan elaborasi
1.1 Afeksi
Afeksi adalah bentuk tanggapan psikologis yang muncul dalam situasi seperti
saat sedang berbelanja dan mengacu pada tanggapan perasaan (Shinta, 2016).
Menurut Peter dan Olson (1999) afeksi mengacu pada tanggapan internal psikologis
yang dimiliki konsumen terhadap rangsangan dari lingkungan dan kejadian yang
berlangsung yang melibatkan perasaan. Afeksi juga dapat berarti sebuah perasaan
atau emosi konsumen terhadap objek atau produk tertentu (Dwiastuti & Shinta,
2011). Dari penjelasan diatas afeksi dapat disimpulkan suatu tanggapan psikologis
yang mengacu dan melibatkan perasaan konsumen terhadap kejadian yang
berlangsung.
Gambar 1. Jenis Tanggapan Afektif
1.2 Kognitif
Kognitif terdiri dari keyakinan dan pengetahuan konsumen akan produk,
dimana keyakinan dan pengetahuan ini berbeda antara konsumen satu dengan
konsumen yang lain (Sarwoko & Churiyah, 2007). Contohnya pada merek mie
instan, ketika konsumen ditanya bagaimana pandangan akan merek tersebut, maka
bisa jadi jawabannya satu diantara berikut: harga terjangkau, enak, tekstur kenyal,
dan banyak varian dan masih banyak lagi kemungkinan jawaban lainnya. Hal ini
tidak dipermasalahkan, yang terpenting jawaban-jawaban diatas menjelaskan
keyakinan dan pengetahuan akan merek tersebut. Semakin positif keyakinan
konsumen terhadap produk tersebut maka perilaku konsumen akan semakin positif.
1.3 Konatif
Konatif merupakan sikap yang menggambarkan konsumen untuk melakukan
suatu tindakan terhadap objek (produk) yang telah dipertimbangkan dengan baik,
dimana hal tersebut berkaitan dengan objek sikap (produk atau merek tertentu)
(Schiffman & Kanuk, 2008). Sikap terhadap merek merupakan respon konsumen
terhadap suatu merek, dalam hal ini berkaitan dengan logo, simbol dan nama merek,
sehingga dengan proses evaluasi dari individu konsumen dapat memberikan
kesimpulan terhadap produk tersebut dapat disenangi atau tidak disenangi.
2. Karakteristik Sikap
3.1 Karakteristik sikap konsumen
Sebelum hubungan masyarakat dapat merubah sikap dan perilaku masyarakat,
maka ia harus mengetahui terlebih dahulu karakteristik sikap yang biasanya
dimiliki publik sebagai konsumen. Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:222)
karakteristik sikap terdiri dari:
a) Obyek Sikap, kata obyek dalam definisi mengenai sikap yang berorientasi pada
konsumen harus ditafsirkan secara luas meliputi konsep yang berhubungan
dengan konsumsi atau pemasaran khusus, seperti produk, merk, jasa,
kepemilikan, penggunaan produk, isu, orang, iklan, situs internet, harga,
medium, atau pedagang ritel.
b) Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari, hal ini berarti bahwa sikap yang
berkaitan dengan perilaku pembeli dibentuk sebagai hasil dari pengalaman
langsung mengenai produk, informasi secara lisan dari orang lain, iklan media
masa, dan bentuk pemasaran langsung (seperti katalog ritel).
c) Sikap mempunyai konsistensi, hal ini berarti sikap relatif konsisten dengan
perilaku yang dicerminkannya.
d) Sikap terjadi dalam situasi tertentu, maksud situasi disini adalah berbagai
peristiwa atau keadaan yang pada tahap dan waktu tertentu, mempengaruhi
hubungan antara sikap dan perilaku konsumen. Situasi tertentu dapat
menyebabkan para konsumen berperilaku dengan cara yang kelihatannya tidak
konsisten dengan sikap mereka.
Secara umum sikap yang menggambarkan karakteristik konsumen terhadap
sebuah produk dengan berbagai atribut, diantaranya ditandai dengan karakteristik
sikap berikut ini:
a. Sikap Memiliki Obyek
Di dalam konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait dengan obyek, obyek
tersebut bisa terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran seperti
produk, merek, iklan, harga, kemasan, penggunaan, media, dan sebagainya.
b. Konsistensi Sikap
Sikap gambaran perasaan dari seseorang konsumen dan perasaan tersebut akan
direfleksikan oleh perilakunya. Karena itu sikap mempunyai konsistensi dengan
perilaku. Perilaku seseorang konsumen merupakan gambaran dari sikapnya.
c. Sikap Positif, Negatif, dan Netral
Seseorang mungkin menyukai makanan rendang (sikap positif) atau tidak menyukai
minuman alkohol (sikap negatif) atau bahkan ia tidak memiliki sikapsikap netral).
Sikap yang memiliki dimensi positif, negatif dan netral disebut sebagai karakteristik
valance dari sikap.
d. Intensitas Sikap
Sikap seseorang konsumen terhadap suatu merek akan bervariasi tingkatannya, ada
yang sangat menyukainya atau bahkan ada yang sangat begitu menyukainya atau
bahkan ada yang begitu sangat tidak menyukainya. Ketika konsumen menyatakan
derajat tingkat kesukaan terhadap suatu produk, maka ia mengungkapkan intensitas
sikapnya. Intensitas sikap disebut sebagai karakteristik extremity dari sikap.
e. Resistensi Sikap (resistance)
Resistensi adalah seberapa besar sikap konsumen bisa berubah. Pemasar penting
mengetahui sikap konsumen agar bisa menerapkan strategi pemasaran yang tepat.
Pemasaran ofensif bisa diterapkan untuk mengubah sikap konsumen yang sangat
resisten terhadap suatu produk.
f. Persistensi Sikap (persistance)
Persistensi adalah analisis sikap yang menggambarkan bahwa siakp akan berubah
dengan berlalunya waktu. Misalnya seseorang tidak menyukai produk kue Biskuat
Bolu (sikap negative), seiring dengan berjalannya waktu mungkin dia akan berubah
sikap menyukai produk Biskuat Bolu.
g. Keyakinan Sikap (confidence)
Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap yang
dimilikinya. Misalnya sikap konsumen terhadap produk yang sudah lama
digunakan akan lebih tinggi dibandingkan sikap konsumen terhadap produk baru
yang masih asing.
h. Sikap dan Situasi
Sikap seorang terhadap suatu obyek seringkali muncul dalam konteks situasi. Ini
artinya situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu objek. Misalnya
seseorang tidak suka makan Biskuat bolu pada siang hari, tetapi suka makan
Biskuat Bolu pada pagi hari.
3.2 Pembentukan dan Perubahan Sikap
Pada dasarnya sikap bukan merupakan suatu pembawaan, melainkan hasil
interaksi antara individu dengan lingkungan sehingga sikap bersifat dinamis. Sikap
dapat pula dinyatakan sebagai hasil belajar, karenanya sikap dapat mengalami
pembentukan dan perubahan. Menurut (Azwar, 1988:24) berbagai faktor yang
mempengaruhi pembentukan sikap itu antara lain: pengalaman pribadi,
kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, lembaga pendidikan,
dan faktor emosi dalam diri individu. Secara umum ada beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan sikap, yaitu:
1). Faktor internal, yaitu cara individu dalam menanggapi dunia luarnya dengan
selektif sehingga tidak semua yang datang akan diterima atau ditolak.
a Faktor Genetik dan Fisiologik
b Penglaman pribadi
c Kebudayaan
d Faktor Emosional
2). Faktor Eksternal, yaitu keadaan – keadaan yang ada di luar indivuidu yang
merupakan stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap.
a Pengaruh orang tua
b Kelompok sebaya atau kelompok masyarakat
c Media massa
d Institusi / Lembaga Pendidikan dan Agama
Perubahan sikap mempunyai esensi yang sama dengan pembentukan sikap.
Namun, karena sudah ada sikap sebelumnya, maka proses transisi kepada sikap
baru, lebih baik digunakan istilah perubahan sikap. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan sikap sama dengan pembentukan sikap. Sikap konsumen
dapat berubah akibat dari strategi produsen untuk memenangkan pasar persaingan.
Strategi mengubah sikap konsumen, antara lain dengan cara:
1) Mengubah evaluasi relatif terhadap atribut, diantaranya dengan cara
menawarkan produk dengan atribut berbeda dan penting.
2) Mengubah keyakinan merk, salah satu caranya adalah mengklaim merk
perusahaan mempunyai kelebihan.
3) Menambah atribut.
4) Mengubah sikap secara keseluruhan, antara lain dengan cara mengubah
langsung pada merk.
5) Mengubah keyakinan mengenai merk pesaing, yaitu produsen memunculkan
comparative advertising produknya, dengan membandingkannya dengan
produk pesaing.
Untuk mengubah sikap konsumen terhadap produk / jasa / merek dapat
menggunakan pendekatan fungsi sikap antara lain:
a. Fungsi utilarian.
Mengungkapkan manfaat dari produk atau menghindari resiko dari produk. Contoh:
iklan produk lampu hemat listrik, lebih ekonomis dan tahan 6.000 jam.
b. Fungsi mempertahankan ego.
Melindungi seseorang dari keraguan yang muncul dalam dirinya sendiri atau dari
faktor yang mungkin menjadi ancaman bagi dirinya. Sikap akan menimbulkan
kepercayaan diri yang lebih baik untuk meningkatkan citra diri dan mengatasi
ancaman dari luar. Contoh: susu entrasol solusi agar kesehatan tulang dan sendi
agar tetap sehat atau susu sustalac solusi agar terhindar dari rasa takut tua.
c. Fungsi ekspresi nilai.
Menyatakan nilai-nilai, saya hidup dan identitas sosial dari seseorang.
Menggambarkan minat, hobi, kegiatan, opini dari seseorang konsumen.
d. Fungsi pengetahuan.
Konsumen diberi tambahan pengetahuan agar menyukai produk. Keingintahuan
adalah salah satu karakter konsumen yang penting. Ia selalu ingin tahu banyak hal,
hal itu merupakan kebutuhan konsumen. Seringkali konsumen perlu tahu produk
terlebih dahulu sebelum ia menyukai kemudian membeli produk tersebut.
Pengetahuan yang baik mengenai suatu produk seringkali mendorong seseorang
untuk menyukai produk tersebut. Karena itu sikap postif terhadap suatu produk
seringkali mencerminkan pengetahuan konsumen terhadap suatu produk.
3. Model Sikap Konsumen
3.1 Model Sikap ABC
Di dalam model pertama ini disebutkan ada 3 komponen yang bisa
mempengaruhi perilaku konsumen, yang terdiri dari A adalah sikap (affect), B
adalah perilaku (behavior), C adalah kepercayaan (cognitive). Sikap merupakan
perasaan seseorang terhadap suatu objek. Perilaku merupakan kecenderungan
seseorang untuk melakukan sesuatu, sedangkan kognitif adalah kepercayaan
seseorang terhadap objek / subjek (Solomon, 1999).
Model ABC ini menganggap bahwa ketiga komponen tersebut saling
berhubungan satu sama lain dalam mempengaruhi perilaku dari konsumen.
Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Dwiyanti dan Irlianti (2014) yang
menyatakan bahwa tingkah laku manusia timbul karena adanya stimulus, tidak ada
tingkah laku manusia yang terjadi tanpa adanya stimulus, stimulus merupakan
sebab terjadinya perilaku, dan semakin besar stimulus yang ada maka semakin
besar kemampuannya untuk menggerakkan tingkah laku.
Lalu di dalam model sikap ABC ada hirarki atau tingkatannya. Yang terdiri dari
a)
Standrart Learning Hierarchy, perilaku yang terbentuk dari proses mencari
tahu informasi terhadap suatu produk atau jasa.
b)
Low-Involvement Hierarchy, perilaku yang terbentuk dari proses
pembelajaran perilaku terhadap barang atau jasa.
c)
dan Experiental Hierarchy.perilaku yang terbentuk dari sifat hedon
konsumen
Gambar 2. Model Sikap ABC
3.2 Model Sikap Fishbein
Model Fishbein atau sering disebut model sikap multiatribut ini merupakan
model untuk mengukur sikap konsumen terhadap suatu produk atau jasa maupun
pada suatu merek yang spesifik. Model sikap multiatribut juga dapat digunakan
untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan produk yang dimiliki konsumen
dengan sikap terhadap produk berkenaan dengan ciri atau atribut produk (Munandar
et al, 2004).
Model Fishbein didasarkan pada pemikiran bahwa sikap dibentuk oleh
komponen kepercayaan dan evaluasi. Model ini dapat menjelaskan dua jenis sikap
berdasarkan obyek sikap yaitu sikap terhadap obyek dan sikap terhadap perilaku.
Gambar 3. Sikap konsumen dalam model Fishbein
Menurut Sumarwan (2003), model ini menyatakan bahwa sikap seorang
konsumen terhadap objek tertentu akan ditentukan oleh sikapnya terhadap berbagai
atribut yang dimiliki objek. Komponen bi mengukur kepercayaan konsumen
terhadap atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek. Komponen ei mengukur
evaluasi kepentingan atribut-atribut yang dimiliki oleh objek tersebut yang diukur
secara khas pada sebuah skala interval. Kemudian Munandar et al (2004)
menyatakan skala interval yang paling umum digunakan adalah skala interval lima
angka yang berjajar dari sangat baik hingga sangat buruk, seperti ini:
3.3 Model Sikap Poin Ideal
Model ini diawali oleh pemikiran bahwa setiap orang memiliki produk atau
merek yang ideal bagi dirinya (Engel et al., 2006). Model Sikap Poin Ideal (The
Ideal-Point Model) memberikan informasi tentang evaluasi konsumen mengenai
apa yang dirasakan sesungguhnya oleh konsumen dan apa yang diinginkan atau
idealnya oleh konsumen. Model ini akan mengukur gap (perbedaan) antara yang
ideal dengan apa yang sesungguhnya dirasakan oleh konsumen (Devy et al., 2019).
Menurut Irfianti et al. (2007), model ini juga merupakan salah satu cara perusahaan
dalam mendekatkan diri dengan konsumen melalui surveinya.
Model ini dilakukan dengan menentukan atribut yang akan diteliti, membuat
pertanyaan untuk mengukur tingkat kepentingan yang diharapkan (ideal) dan
mengukur tingkat keyakinan. Tingkat kepentingan berguna untuk mengukur
seberapa penting atribut dibenak konsumen. Untuk mengukur tingkat kepentingan
tidak disebut merek tertentu, namun produk secara umum. Pengukuran ideal
berguna untuk menilai atribut yang sesungguhnya diharapkan. Untuk mengukur
ideal juga tidak disebut merek tertentu, namun produk secara umum. Keyakinan
berguna untuk mengukur keyakinan konsumen terhadap atribut. Untuk mengukur
keyakinan konsumen dapat menyebutkan merek tertentu sesuai yang akan dinilai
(Irfianti et al., 2007). Pengukuran sikap dilakukan dengan mengukur keseluruhan
produk dengan rumus berikut.
Ab =  Wi (Ii – Xi)
Ab = sikap terhadap merek
Wi = tingkat kepentingan terhadap atribut
Ii = performans ideal merk terhadap atribut ke-i
Xi = keyakinan terhadap performans merk yang diukur pada atribut ke-i
Ab adalah sikap konsumen terhadap suatu merek yang ditunjukkan dengan
angka dari nol sampai jumlah tertentu. Semakin kecil skor Ab (mendekati nol)
artinya perbedaan yang ideal dengan yang sesungguhnya semakin dekat, maka
artinya merek tersebut semakin disukai oleh konsumen. Sebaliknya jika skor Ab
semakin besar, maka terdapat perbedaan yang lebar antara yang ideal dan apa yang
dirasakan oleh konsumen.
3.4 Model Rosenberg
Milton Rosenberg menyatakan sikap kita terhadap objek merupakan fungsi
tingkat instrumentalis objek untuk memperoleh beranekaragam nilai. Rosenberg
menjelaskan bahwa sikap merupakan tanggapan atas nilai-nilai. Bobotnya
bergantung tingkat kepentingan nilai tersebut secara relative terhadap kita. Nilai
didasarkan pada keseimbangan antara kepercayaan dan evaluasi. Jika kepercayaan
dan evaluasi tidak seimbang maka terjadi inkonsistensi dan hal itu yang akan
dikurangi dengan penataan kembali sikap. Penataan kembali terjadi ketika
perubahan kepercayaan menimbulkan perubahan sikap. Ketika merek produk
sesuai dengan nilai yang ada, maka konsumen akan mempunyai sikap positif,
sebaliknya konsumen akan bersikap negatif jika nilai tidak sesuai (Susanta, 2006).
Ao =  Ij Vj
Ao = sikap terhadap obyek
Ij = tingkat kepentingan nilai j
Vj = instrumentalitas obyek dalam memperoleh nilai j
3.5 Model Sikap Terhadap Iklan
Gambar 4. Model Sikap Terhadap Iklan
Model diatas merupakan model sikap terhadap iklan. Model tersebut
menerangkan bahwa konsumen membentuk berbagai macam perasaan dan
penilaian sebagai hasil dari tampilan iklan. perasaan dan penilaian mempengaruhi
sikap konsumen terhadap iklan dan kepercayaan terhadap merk yang terkait pada
iklan. Pada akhirnya sikap konsumen terhadap iklan dan kepercayaan tentang iklan
akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap merk.
Menurut Suryani (2013) faktor pembentukan sikap yaitu dengan promosi
produknya kepada konsumen melalui media iklan yang bersifat massal seperti
televisi. Penelitian yang dilakukan oleh Khasanah (2012) dan Qolby (2014)
menyatakan bahwa iklan sebagai salah satu variabel yang berpengaruh dalam
pembentukan sikap konsumen. Promosi melalui iklan dari suatu produk yang
efektif dapat menampilkan keunggulan atau manfaat secara baik, serta dapat
menimbulkan sikap yang positif terhadap produk tersebut dan sebaliknya, jika
promosi kurang baik maka akan menimbulkan sikap negatif terhadap produk
tersebut (Lasfita, 2015). Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara kegiatan periklanan yang dilakukan oleh perusahaan
tehadap sikap konsumen.
3.6 Model Sikap terhadap Maksud berperilaku
Gambar 5. Model Sikap terhadap Maksud Berperilaku
Menurut Ivancevich et.al., (2006:87) sikap merupakan perilaku yang
disebabkan karena keduannya berhubungan dengan persepsi, kepribadian,
perasaan, dan motivasi.
Teori ini menguhubungkan antara keyakinan (belief), sikap (attitude), kehendak
(intention) dan perilaku (behavior). sikap mempengaruhi perilaku melalui suatu
proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan, dan dampaknya terbatas
hanya pada tiga hal. Pertama, perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum
tetapi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu. Kedua, perilaku tidak hanya
dipengaruhi oleh sikap tetapi juga oleh norma subyektif (subjective norms) yaitu
keyakinan kita mengenai apa yang orang lain inginkan agar kita lakukan. Ketiga,
sikap terhadap suatu perilaku bersama-sama norma subyektif membentuk suatu
intensi atau niat untuk berperilaku tertentu.
Intensi atau niat (maksud) merupakan fungsi dari suatu determinan dasar, sikap
individu terhadap perilaku (merupakan aspek personal) dan persepsi individu
terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau untuk tidak melakukan perilaku yang
disebut dengan norma subyektif. Secara singkat, praktik atau perilaku menurut
Theory of Reasoned Action (TRA) dipengaruhi oleh niat, sedangkan niat
dipengaruhi oleh sikap dan norma subyektif. Sikap sendiri dipengaruhi oleh
keyakinan akan pendapat orang lain serta motivasi untuk menaati pendapat tersebut.
Secara lebih sederhana, teori ini mengatakan bahwa seseorang akan melakukan
suatu perbuatan apabila ia memandang perbuatan itu positif dan bila ia percaya
orang lain ingin agar ia melakukannya.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifudin (1988). Sikap Manusia. Yogyakarta: Liberty.
Devy, L., Sudiyarto dan Indra Tjahaja Amir. 2019. Analisis Sikap Pembelian dan
Kepuasan Konsumen terhadap Atribut Produk Ikan Kaleng di Kecamatan
Rungkut Kota Surabaya. Agridevina. 8(1): 72-82
Dwiastuti, R dan Shinta, A. 2011. Perilaku Konsumen: Kerangka Kerja Konseptual
Pengambilan Keputusan Konsumen. Malang. Lab Manajemen Agribisnis.
Dwiyanti, E., & Irlianti, A. (2014). Analisis perilaku aman tenaga kerja
menggunakan model perilaku ABC (Antecedent Behavior Consequence).
Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, 3(1), 3812.
Engel,J.F., Blackwell,R.D., & Miniard,P.W. 2006. Consumer Behaviour 10th.
Thomson, SouthWestern. Ohio, USA.
Irfianti, Asti Dwi dan Feby Artwodini Muqtadiroh. 2007. Rancang Bangun Aplikasi
untuk Mengetahui Sikap Perilaku Konsumen pada Karakteristik Produk
dengan Metode Model Angka Ideal. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
Informasi, Yogyakarta: 16 Juni 2007. Hal. 41-46
Ivancevich, John. M, dkk.. 2006. Perilaku dan Manajemen Organisasi Konsumen
edisi ketujuh jilid 1. Ahli Bahasa Gina Gani. Jakarta:Erlangga
Khasanah, Isnaini. 2012. Pengaruh Iklan Provider di Televisi Terhadap Sikap
Pengakses Mobile Internet (Analisis Regresi Iklan, Indosat Versi “3 Hari 3
Malam Lanjuut” pada Siswa MAN Yogyakarta 2 Pengguna Kartu GSM
Indosat). Skripsi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga
Lasfita, Lutfia. 2015, Pengaruh periklanan Mobile dalam bentuk SMS dan Citra
Produk terhadap Sikap konsumen (Survei pada Pengunjung Grapari
Telkomsel Malang). Skripsi. Malang: Fakultas Ilmu Administrasi,
Universitas Brawijaya.
Munandar, J. M., Udin, F., & Amelia, M. (2004). Analisis faktor yang
mempengaruhi preferensi konsumen produk air minum dalam kemasan di
Bogor. Journal of Agroindustrial Technology, 13(3).
Nuri Luluk Khusnaeni, E. Y. (2017). PENGARUH IKLAN TERHADAP SIKAP
KONSUMEN
SERTA
DAMPAKNYA
PADA
KEPUTUSAN
PEMBELIAN (Survei pada Mahasiswa S1 Universitas Brawijaya Malang
Pengguna Kartu Seluler Telkomsel 4G LTE yang Pernah Melihat Iklan
Telkomsel 4G LTE Versi Nixia Gamer". Jurnal Administrasi Bisnis, Vol.
47 No. 2.
Peter dan Olson, 1996. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. D. Sihombing
(penerjemah). Consumen Behavior. Gelora Aksara Pratama. Jakarta.
Qolby, U.S. 2014. Pengaruh Iklan Terhadap Konsumen (Survei pada Pengunjung
yang Pernah Bermain Game Pro Evolution Soccer di Flux Capital of
Entertaiment Kecamatan Blimbing Kota Malang). Jurnal Administrasi
Bisnis. 10(1).
Sarwoko, E dan Churiyah, M. 2007. Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap
Keputusan Pembelian Minuman Merek Aqua Berkaitan dengan Penerapan
Program CSR (Corporate Social Responsibility). Jurnal Ekonomi
Moderenisasi. 3(2): 149. 2007.
Schiffman, Leon dan Leslie L. Kanuk. 2008. Perilaku Konsumen. Edisi Ketujuh.
Alih bahasa oleh Zoelkifli Kasip. Jakarta: PT Indeks.
Shinta, Agustina. (2016). Afeksi Konsumen. UB Press.
Suryani, T. 2013. Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Susanta. 2006. Sikap: Konsep dan Pengukuran. Jurnal Administrasi Bisnis. 2(2):
94-106
Download