Makalah Teori dan Model Keperawatan menurut Imogene M. King dan Dorothea E Orem Disusun oleh : Kelompok 13 1. Aprilianti Pratiwi 2. Keltywanasari 3. Irma Husein Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya , kami dapat menyusun makalah “ Teori dan Model Keperawatan menurut Imogene M. King dan Dorothea E Orem ”. Makalah ini membahas teori dan model keperawatan menurut Imogene M. King yang bersifat terbuka dan dinamis, yang meliputi sistem personal, sistem interpersonal, sistem sosial yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tiga kebutuhan dasar kesehatan manusia, empat konsep hubungan manusia serta asumsi dari Imogene M. King yang meliputi asumsi eksplisit dan implisit serta teori dan model self care yang diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul "Nursing Conceps of Practice Self Care". Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah yang kami susun jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan. Demikian makalah ini kami susun, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun kami selaku penulis. Bontang, 20 September 2020 Kelompok 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komponen penting pengembangan disiplin keperawatan adalah riset keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan atau menvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam praktek keperawatan serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge). Terkadang peneliti kurang tepat dalam menyusun kerangka kerja teori/konsep sesuai dengan variabel yang akan diteliti, sehingga hasil penelitian akan kurang bermakna dalam perkembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge) dan akan mempengaruhi penerapannya dalam praktek keperawatan. Makalah ini menyajikan hasil analisa Theory of Goal Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori pencapaian tujuan merupakan teori yang bersifat terbuka dan dinamis, yang meliputi sistem personal, sistem interpersonal, sistem sosial yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tiga kebutuhan dasar kesehatan manusia, empat konsep hubungan manusia serta asumsi dari Imogene M. King yang meliputi asumsi eksplisit dan implisit dan juga beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care yang diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul "Nursing Conceps of Practice Self Care". Model ini pada awalnya berfokus pada individu kemudian edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada multi person's unit (keluarga, kelompok dan komunitas) dan pada edisi ketiga sebagai lanjutan dari 3 hubungan konstruksi teori yang meliputi : 1. Teori self care 2. Teori self care deficit, dan 3. Teori nursing system 1.2 Tujuan Makalah ini disusun dengan tujuan memberikan wawasan serta pengetahuan bagi pembaca tentang Teori dan Model Keperawatan menurut Imogene M. King dan Dorothea E Orem 1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup makalah ini mencakup pembahasan Teori dan Model Keperawatan menurut Imogene M.King dan Dorothea E Orem 1.4 Metode Penulisan Dalam penyusunan makalah ini menggunakan metode pustaka dan sumber dari internet yang berhubungan dengan Teori dan Model Keperawatan menurut Imogene M.King dan Dorothea E Orem 1.5 Sistematika Penulisan Dalam penulisan makalah ini, penulis membahas Teori dan Model Keperawatan menurut Imogene M.King dan Dorothea E Orem BAB II PEMBAHASAN 1. Model dan Konsep Keperawatan Imogene M.King 1.1.1 Kerangka konsep Imogene M.King King mengemukakan dalam kerangka konsepnya, hampir setiap konsep yang dimiliki oleh perawat dapat digunakan dalam asuhan keperawatan. King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan, sehingga king mengemukakan dalam model konsep interaksi. Dalam mencapai hubungan interaksi, king mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi adanya sistem personal, sistem interpersonal, dan sistem sosial yang berhubungan satu dengan yang lain, yang dapat di gambarkan sebagai berikut: Sistem Sosial Sistem Personal Sistem Interpersonal 1. Sistem Personal Menurut King setiap individu adalah sistem personal (sistem terbuka). Untuk sistem personal konsep yang relevan adalah persepsi diri, pertumbuhan dan perkembangan, citra tubuh, dan waktu. 2. Sistem interpersonal King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interaksi antar manusia. Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan empat orang disebut GROUP. Konsep yang relevan dengann sistem interpersonal adalah interaksi, komunikasi, transaksi, peran dan stres. 3. Sistem sosial King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas peran organisasi sosial, perilaku, dan praktek yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktek-praktek dan aturan. Konsep yang relevan dengan konsep ini adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan keputusan. 1.1.2 Model Konsep Keperawatan King Manusia memilki 3 kebutuhan dasar yaitu kebutuhan terhadap informasi kesehatan, kebutuhan terhadap pencegahan penyakit dan kebutuhan terhadap perawatan ketika sakit. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut King mengemukakan pendekatan teori yang terdiri dari kompenen yang dapat digambarkan dibawah ini. Feedback Perawat Aksi Reaksi Interaksi Transaksi Klien Feedback Berdasarkan gambar tersebut, dapat dijelaskan bahwa konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari kompenen : 1. Aksi Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan dengan digambarkan hubungan perawat dan klien untuk melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan. 2. Reaksi Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari adanya aksi dan merupakan respons dari individu . 3. Interaksi Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi antara perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi . 4. Transaksi Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan. 1.1.3 Asumsi King King mengasumsikan model keperawatan secara eksplisit maupun implisit, asumsi eksplisit meliputi : 1. Fokus Sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan lingkungannya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia. 2. Individu adalah sosial, mengirim, rasional, reaksi penerimaan, kontrol, berorientasi pada kegiatan waktu. 3. Proses dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan klien serta perawat. 4. Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan kehidupannya, kesehatan, dan pelayanan komunitas dan menerima atau menolak keperawatan. 5. Tanggung jawab dari semua anggota tim kesehatan adalah memberikan informasi kepada individu tentang semua aspek kesehatan untuk membantu mereka membuat atau mengambil keputusan. 6. Tujuan dari memberi pelayaan kesehatan dan menerima pelayanan mungkin tidak sama. Sedangkan asumsi implisit meliputi : 1. Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan. 2. Pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam pembuatan atau pengambilan keputusan. 3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri. 4. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan. 2. Model dan Konsep Keperawatan Dorothea E Orem 1.2.1 Biografi Dorothea Elizabeth Orem. Dorothea Elizabeth Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan terkemuka. Di Amerika. Dorothea Orem lahir di Baltimore, Maryland pada tahun 1914. Beliu wafat pada tanggal 22 Juli 2007 di Skidaway. Selama hidupnya, beliau pernah mengikuti pendidikan Diploma (1903), kemudian melanjutkan pendidikannya di Providence School of Nursing di Washington DC dan mendapatkan gelar B.S.NE, kemudian melanjutkan pendidikannya lagi di Catholic University of America di Washington DC dan mendapatkan gelar M.S.NE. ia memperoleh gelar sarjana keperawatan pada tahun 1939 dan Master keperawatan pada tahun 1945. Dorothea Orem adalah anggota subkomite kurikulum di Universitas Katolik. Ia mengakui kebutuhan untuk melanjutkan perkembangan konseptualitas keperawatan. Ia pertama kali mempublikasikan ide- idenya dalam “keperawatan : Konsep praktik” pada tahun 1971, yang kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995. Tahun paling awal dalam keperawatan Dorothea Orem dihabiskan dalam praktek di Providence Hospital, Washington, DC (1934- 1936) dan St John’s hospital, Lowell Massachusetts (1936-1937). Setelah menerima gelar tinggi, Orem berfokus terutama pada pengajaran, penelitian dan administrasi. Dia menjabat sebagai direktur Rumah Sakit Providence sekolah keperawatan di Detroit, Michigan 1945-1948, dimana ia juga mengajar ilmu biologi dan keperawatan (19391941). Di universitas Katolik Amerika, Orem menjabat sebagai ASisten Profesor (1959- 1964), Associate professor (1964- 1970) dan Dekan fakultas Keperawatan (1965-1966). Sebagai konsultan kurikulum, orem bekerja dengan sekolah, departemen dan divisi keperawatan di universitas- universitas dan perguruan tinggi termasuk The University of Alberta, George Brown College Seni Terapan dan Teknologi, Universitas Southern Mississippi, Georgetown University, menjelma Word College, El Paso Komunitas College, Medical College of Virginia dan Washington Lembaga Teknis. Dia juga menjabat sebagai konsultan kurikulum untuk Dinas pendidikan. Pada tahun 1971 diterbitkan orem Perawatan: Konsep Praktek, kerja dimana dia menguraikan teori keperawatan, deficit perawatan Diri teori ilmu keperawatan. Keberhasilan kerja ini dan teori itu menyajikan didirikannya orem sebagai seorang ahli teori terkemukan praktek keperawatan dan pendidikan. Dia juga menjabat sebagai ketua dari Konferensi pembangunan keperawatan Group, dan pada tahun 1973 di edit kerja kelompok dalam buku konsep formalisasi di keperawatan. Dia menulis surat- surat lainnya dan selama 1970-an dan 1980-an berbicara di berbagai konferensi dan lokakarya diseluruh dunia. International Orem Society didirikan untuk mendorong penelitian dan pengembangan lebih lanjut dari teori orem tentang menyusui. Selama hidupnya, Dorothea orem menerima penghargaan untuk kontribusi ke bidang keperawatan, termasuk gelar kehormatan dari Universitas Georgetown menjelma Word college, Illnois Wesleyan University, dan University of Missouri- Columbia. Dia dilantik menjadi American Academy of Nursing, dan menerima penghargaan dari Liga Nasional untuk perawatan dan Sigma Theta Tau Perawatan Honor Society. Beberapa tahun gemilang dalam kehidupan Dorothea Orem: 1. Tahun 1958- 1959 sebagai konsultan di departemen kesehatan pada bagian pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada proyek pelatihan keperawatan. 2. Tahun1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama kali. 3. Tahun 1965 bergabung dengan Universita Katolik di Amerika membentuk model teori keperawatan komunitas. 4. Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan keperawatan yang menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan disiplin keperawatan. 5. Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa. 6. Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universita Katolik Amerika tentang teori keperawatan. 7. Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang perawatan diri sendiri dan dipublikasikan dalam keperawatan (Concept of Pratice tahun 1971) 8. Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi pertama diperluas pada keluarga, kelompok dan masyarakat. 9. Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori, yaitu : Theory self care, theory self care deficit, theory system keperawatan. 1.2.2 Pengertian Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem's adalah : "Suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun sakit " (Orem's, 1980). Pada dasarnya di yakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhankebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebutuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu. 1.2.3 Teori Sistem Keperawatan Orem Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self Care Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu ; 1. Self Care Teori self care meliputi : a. Self care agency Merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri sendiri yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain- lain. Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang perawat yang berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan keberadaannya , keadaan kesehatan dan kesempurnaan. Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam memelihara kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. b. Theurapetic Self Care Demand Tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat. c. Self Care Requisites Kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh. Self Care Requisites terdiri dari beberapa jenis, yaitu : 1) Universal Self Care Requisite Keperluan self care universal ada pada setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia. Universal self care requisite yang dimaksudkan adalah : a) Pemeliharaan kecukupan intake udara b) Pemeliharaan kecukupan intake air c) Pemeliharaan kecukupan intake makanan d) Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi e) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat f) Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social g) Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia h) Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial sesuai dengan potensinya. 2) Developmental self care requisite Terjadi hubungan dengan tingkat perkembangan individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal, yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan. 3) Health Deviation self care requisite Timbul karena kesehatan yang tidak sehat dan merupakan kebutuhan- kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam perilaku self care 2. Self Care Deficit Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem, yang menggambarkan kapan keperawatan di perlukan, oleh karena perencanaan keperawatan pada saat perawatan yang dibutuhkan. Bila dewasa (pada kasus ketergantungan, orang tua, pengasuh) tidak mampu atau keterbatasan dalam melakukan self care yang efektif. Teori self care deficit diterapkan bila ; a. Anak belum dewasa b. Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan c. Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang akan datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan kebutuhan. Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi support, meningkatkan pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain. Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima perawatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya dan memiliki berbagai keterbatasan- keterbatasan dalam mencapai taraf kesehatannya. Perawatan yang diberikan didasarkan kepada tingkat ketergantungan; yaitu ketergantungan total atau parsial. Defisit perawatan diri menjelaskan hubungan antara kemampuan seseorang dalam bertindak/beraktivitas dengan tuntutan kebutuhan tentang perawatan diri. Sehingga bila tuntutan lebih besar dari kemampuan, maka ia akan mengalami penurunan/defisit perawatan diri 3. Nursing system Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan atau direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas "SelfCare". Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System : a. The Wholly compensatory system (system bantuan secara penuh) merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan. Contoh : pemberian bantuan pada pasien koma b. The Partly compensantory system (system bantuan sebagian) merupakan system dalam pemberian perawatan dirir sendiri secara sebagian saja dan ditunjukan kepeda pasien yang memerlukan bantuan secara minimal. Contoh : perawatan pada pasien post operasi abdomen dimana pasien tidak memiliki kemampuan untuk melakukan perawatan luka c. The supportive - Educative system merupakan system bantuan yang diberiakn pada pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri. System ini dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan keperawatan pada pasien yang dilakukan pembelajaran. Contoh : pemberian system ini dapat dilakukan pada pasien yang memerlukan informasi pada pengaturan kelahiran. d. Metode bantuan : Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui lima metode bantuan yang meliputi : 1. Acting atau melakukan sesuatu untuk klien 2. Mengajarkan klien 3. Mengarahkan klien 4. Mensupport klien 5. Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan berkembang. Untuk melaksanakan hal tersebut, lima area utama untuk praktek keperawatan di diskripsikan sebagai berikut: a) Masuk kedalam dan memelihara hubungan perawat – klien dengan ndividu, keluarga atau kelompok sampai klien dapat diizinkan pulang dari perawatan. b) Menetapkan jika dan bagaimana klien dapat dibantu melalui perawatan. c) Merespon keperluan klien, keinginannya dan kebutuhannya untuk kontak dengan perawat dan asisten. d) Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan keperawatan dan kehidupan sehari- hari klien, pelayanan kesehatan yang dibutuhkan atau diterima, atau pelayanan social dan penyuluhan yang dibutuhkan atau yang diterima. 1.2.4 Keyakinan dan nilai – nilai Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah : 1. Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus memperthankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya. 2. Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutan self care yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan perkembangan. 3. Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik. 4. Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan self care yang mencakup integritas struktural, fungsi dan perkembangan. Berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem’s mengembangkan konsep modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. 1.2.5 Tujuan Tujuan keperawatan pada model Orem"s secara umum adalah : 1. Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit. 2. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan self care. 3. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan asuhan dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self care deficit apapun dihilangkan. 4. Jika ketiganya ditas tidak tercapai perawat secara langsung dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien. Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam praktek keperawatan keluarga atau komunitas adalah : a. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara terapeutik b. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri c. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang mengalami gangguan secara kompeten. Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's yang diterapkan pada praktek keperawtan keluaga atau komunitas adalah: 1. Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga 2. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya. 3. Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi 4. Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang teknik dasar yang dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar. 1.2.6 Aplikasi Model Keperawatan Orem Aplikasi model keperawatan orem dapat dilihat contoh kasus berikut : 1. KASUS : Ny. M. (48 tahun ), TB : 160 cm, BB : 70 Kg. Menikah selama 25 tahun dan janda sejak 6 bulan yang lalu. Ia seorang perokok, sehari menghabiskan 1 ½ bungkus, Ny. M dan suaminya menikmati aktifitas sosial seperti main bridge dan koleksi barang-barang antik. Sejak suaminya meningal ia tidak lagi melakukan aktifitas karena kurangnya keinginan / minat. Akhir-akhir ini dia tidak melakukan latihan secara teratur dan makan makanan fast food selama jam kerjanya dan bekerja 12 jam / hari serta makan hingga larut malam sebelum waktu istirahat.Ibu Ny. M meninggal karena stroke dan bapaknya meninggal karena serangan jantung saat usianya 50 tahun. 2. Hasil pemeriksaan: a. Tanda – tanda vital : TD : 138/86 mm Hg, N : 92 x / mnt, P : 30 x/ 0 mnt, Suhu : 98.4 F. Laboratorium : cholesterol dalam darah 280 mg/dl. b. Dokter menganjurkan : untuk menurunkan berat badan sekitar 20 kg, tetapi mengingat bahwa dia memiliki pengetahuan yang tidak adekuat tentang dasar-dasar nutrisi dan tidak mempunyai motivasi untuk menurunkan berat badan, dia diramalkan kemungkinan menderita serangan jantung. 3. Pengkajian (Assessment) Perawat mengumpulkan data meliputi 6 area, yaitu: a. Status kesehatan perseorangan. b. Pandangan dokter terhadap kesehatan individu c. Pandangan individu terhadap kesehatan dirinya. d. Tujuan kesehatan dalam konteks riwayat kehidupan, gaya hidup dan status kesehatan. e. Memenuhi syarat personal untuk self care. 4. Pengumpulan data meliputi pengetahuan individual, keterampilan, motivasi dan orientasi. Dalam tahap ini perlu mencari jawaban terhadap pertanyaan di bawah ini: a. Terapi apakah yang dibutuhkan untuk perawatan saat ini dan yang akan datang. b. Apakah klien mempunyai kekurangan dalam memenuhi self care. b. Jika ada, apa alasan dan latar belakang terjadinya kekurangan untuk self care. c. Haruskah klien ditolong supaya tidak melakukan self care atau melindungi dengan segala kemampuan perkembangan self care untuk tujuan terapi. d. Apakah yang menjadi potensial klien untuk melakukan self care dimasa yang akan datang. 5. Analisa kasus a. Personal faktor Umur 48 tahun, perempuan, suku bangsa Italia, Janda, agama katolik, TB.160 Cm, BB : 70 Kg , pekerjaan staf pengajar di Universitas. b. Kategori kebutuhan universal self care : 1) Menampakkan tidak adekuatnya intake udara, air dan makanan., konsumsi jumlah kalori yang dibutuhkan, kolesterol 280 Mg / dl, makan sampai larut malam, banyak mengkonsumsi lemak. 2) Ny. M. memperlihatkan ketidak seimbangan ativitas dan istirahat serta latihan, berkeja 12 jam / hari. 3) Merokok 1 ½ bungkus perhari, mengkonsumsi makanan siap saji, penurunan interaksi sosial. 4) Riwayat keluarga : Ibu Ny. M meninggal karena stroke, ayah meninggal karena serangan jantung pada usia 50 tahun. 5) Ny. M kurang pengetahuan tentang faktor – faktor risiko dan gangguan fungsi kardiovaskuler. c. Kategori Developmental Self Care : 1) Tidak punya suami (widowed) 2) Kurangnya aktivitas social d. Kategori Health Deviation : Risiko terjadi penyakit kardiovaskuler berhubungan dengan kegemukan, perokok, peningkatan kolesterol, kurangnya latihan dan riwayat keluarga. e. Masalah medis dan perencanaan : Diagnosa obesitas dengan risiko untuk terjadi penyakit kardiovaskuler dan rendahnya motivasi untuk menurunkan berat badan. Anjuran Dokter : Memonitor kolesterol dan tanda-tanda vital, menurunkan intake kolesterol dan meningkatkan latihan. f. Self care deficit : Pengetahuan dasar dan gaya hidup Ny. M dapat meningkatkan risiko untuk serangan jantung atau stoke. 6. Proses Keperawatan 1. Diagnosa Keperawatan : Risiko gangguan fungsi kardiovaskuler berhubungan dengan kurang pengetahuan klien yang dimanifestasikan dengan gaya hidup dan risiko serangan jantung atau stroke. 2. Rencana keperawatan : Tujuan : Menurunkan risiko terjadinya gangguan kardiovaskuler Design Nursing System : Support dan Education (Pendidikan Kesehatan) Metode Bantuan : Memberikan mengajarkan pedoman, dan support, ketentuan pengembangan lingkungan. 3. Implementasi Sepakati bersama untuk mencapai tujuan menurunkan kolesterol. a. Ny. M. mempunyai kemauan untuk memelihara diet makanan harian tiap 3 hari. b. Ny. M. mempunyai kemauan untuk mempelajari kolesterol dan pengaruhnya terhadap fungsi kasdiovaskuler c. Ny. M. mempunyai kemauan untuk mengetahui kandungan kolesterol dalam fast foods. d. Ny. M. mempunyai kemauan untuk mempelajari jenis makanan rendah kolesterol dan bagaimana menurunkan kadar kolesterol. e. Menganalisa bersama makanan sehari-hari dan bagaimana mengkonsumsikannya. f. Menentukan bersama menu makanan. 4. Evaluasi a. Apakah Ny. M mengerti tentang gaya hidupnya dan risiko terjadinya serangan jantung atau stroke? b. Apakah Ny. M. telah memilih jenis makanan rendah kolesterol. c. Apakah kadar kolesterol Ny. M. sudah turun (normal). d. Apakah Ny. M. mengalami penurunan self care dificit. e. Apakah support educative system efektif dalam meningkatkan self care pada Ny. M. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dengan mempelajari model konsep atau teori keperawatan sebagaimana disampaikan dimuka maka dapat disimpulkan bahwa perawat harus memahami apa yang harus dilakukan secara tepat dan akurat sehingga klien dapat memperoleh haknya secara tepat dan benar. Asuhan keperawatan dengan pemilihan model konsep atau teori keperawatan yang sesuai dengan karakteristik klien dapat memberikan asuhan keperawatan yang relevan . Model konsep atau teori keperawatan self care mempunyai makna bahwa semua manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk memperolehya sendiri kecuali jika tidak mampu. Dengan demikian perawat mengakui potensi pasien untuk berpartisipasi merawat dirinya sendiri pada tingkat kemampuannya dan perawatan dapat menentukan tingkat bantuan yang akan diberikan. Untuk dapat menerapkan model konsep atau teori keperawatan ini diperlukan suatu pengetahuan dan ketrampilan yang mendalam terhadap teori keperawatan sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang therapeutik. Model konsep dan teori keperawatan King dapat disimpulkan bahwa konsep keperawatan menurut King adalah sebagai proses aksi,reaksi dan interaksi antara pasien dan klien yang secara bersama-sama memberikan informasi tentang persepsi mereka dalam suatu situasi keperawatan dan sebagai suatu proses interaksi humanis antara perawat dan klien yang masing-masing merasakan situasi dan kondisi yang berlaianan dan melalui komunikasi mereka menentukan tujuan,mengeksploitasi maksud dan menyetujui maksud untuk mencapai tujuan. B. Saran Dengan mengetahui model- model keperawatan yang ada diharapkan perawat bisa mengetahiu metode mana yang pantas dan harus kita terapkan dalam keadaan dan situasi tertentu. Jangan sampai salah mengambil metode karena setiap situasi dan kondisi selalu berubah. BAB IV Daftar Pustaka 1. Hidayat, Aziz Alimul, 2004.Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika 2. http://therizkikeperawatan.blogspot.com/2008/12/model-konsepinteraksi-imogene-m-king.html 3. Tomey, A.M.& Alligod, M.R. (2006). Nursing Theories and Their Works. Sisxt.Ed.St.Louis; Mosby Elsevier