Uploaded by User95787

Paper Biji Kacang Merah

advertisement
BIJI KACANG MERAH (RED KIDNEY BEANS)
PENDAHULUAN
Kacang merah atau disebut juga kacang jogo adalah tanaman yang memiliki nama
ilmiah yang sama dengan kacang buncis yaitu Phaseolus vulgaris L. Namun keduanya
memiliki tipe pertumbuhan dan waktu panen yang berbeda. Kacang merah tumbuh tegak dan
umumnya dipanen setelah polong tua. Sedangkan kacang buncis tumbuh merambat dan
dipanen pada saat polong masih muda. Kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) merupakan
komoditas kacang-kacangan yang sangat dikenal dan digemari masyarakat karena rasanya
yang enak dan gurih. Kacang merah kaya akan vitamin A, vitamin B, dan vitamin C,
terutama pada bagian bijinya (Rukmana, 2009). Klasifikasi ilmiah dari kacang merah adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Plant
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiosspermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Calyciflorae
Ordo : Rosales (Leguminales)
Famili : Leguminosae (Papilionaceae)
Sub famili : Papilionoideae
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus vulgaris L
Kacang merah memiliki karakteristik yaitu dapat tumbuh tinggi sekitar 3,5-4,5 meter dan
memiliki daun agak kasar. Selain itu, kacang merah memiliki tipe polong lebih pipih dari
kacang panjang dengan ukuran polong pendek sekitar 12 cm dan aroma yang agak langu.
Jumlah biji kacang merah yaitu sekitar 2-3 biji dalam satu polong (Zulkan, 2014).
Ketersediaan kacang merah di Indonesia cukup tinggi, namun pemanfaatannya dalam
industri pangan masih jarang. Biji kacang merah umumnya dimanfaatkan dalam pembuatan
sop kacang merah, es kacang merah, bubur kacang merah, tepung kacang merah dan lain-
lain. Pemanfaatan kacang merah sebagai bahan pangan tergantung pada sifat fisik dan sifat
kimia dari biji kacang merah (Handoko, 2016).
SIFAT FISIK BIJI KACANG MERAH
1. Ukuran dan Bentuk Biji
Biji kacang merah memiliki ukuran yang lebih besar daripada biji kacang hijau
ataupun kacang panjang. Biji kacang merah berbentuk bulat agak panjang dengan kulit
biji berwarna merah tua atau merah bata berbintik-bintik putih. Dimana jika kulitnya
dikupas, maka akan terlihat biji kacang yang berwarna putih (Rukmana, 2009).
2. Struktur Biji Kacang Merah
Biji kacang merah termasuk tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Berdasarkan
strukturnya, biji kacang merah terdiri atas kulit biji yaitu lapisan kulit luar dan lapisan
kulit dalam serta inti biji. Kulit biji (spermodermis) berasal dari selaput bakal biji
(integumen). Kulit biji tumbuhan Angiospermae terdiri atas dua lapisan, yaitu:
a. Lapisan kulit luar (testa).
Lapisan ini mempunyai sifat yang bermacam macam, ada yang tipis, ada yang
kaku seperti kulit, dan ada yang keras seperti kayu atau batu. Bagian ini merupakan
pelindung utama bagi bagian biji yang ada di dalam. Lapisan luar ini juga dapat
memperlihatkan warna dan gambaran yang berbeda-beda: merah, biru, perang,
kehijau-hijauan, ada yang licin rata dan ada pula yang keriput. Bagian lain yang ada
pada kulit luar biji adalah pusar biji (hilus), yaitu bagian kulit luar biji yang
merupakan bekas perlekatan dengan tali pusar, biasanya kelihatan kasar dan
mempunyai warna yang berlainan dengan bagian lain kulit biji. Pusar biji jelas
kelihatan pada biji tumbuhan berbiji polong, seperti: kacang merah (Phaseolus
vulgaria L.), kacang panjang (Vigna sinensis), dan lainnya (Imamah, 2016).
b. Lapisan kulit dalam (tegmen)
Lapisan ini umumnya tipis seperti selaput, sering juga dinamakan kulit ari. Tali
pusar (funiculus), merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni. Biji
akan terlepas dari tali pusarnya ketika biji tersebut masak, dan pada biji hanya tampak
bekasnya saja yang dikenal sebagai pusar biji (Imamah, 2016).
Inti biji atau isi biji (nucleus seminis), yaitu semua bagian biji yang terdapat di
dalam kulitnya. Inti biji ini terdiri atas lembaga (embriyo) yang merupakan calon individu
baru dan putih lembaga (albumen) yaitu jaringan berisi cadangan makanan untuk masa
permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah) sebelum dapat mencari makanan
sendiri (Imamah, 2016).
Gambar 1 Struktur Kacang Merah internal (kiri) dan Eksternal (kanan)
3. Sifat Termal Biji Kacang Merah
Kacang merah kering merupakan sumber nutrisi. Khasiat kacang merah dapat
diperoleh secara sempurna dengan cara pengolahan terlebih dahulu, yaitu dengan
perebusan dan perendaman. Perebusan dan perendaman tersebut perlu dilakukan untuk
menghilangkan kemampuan kacang merah memproduksi gas dalam usus yang dapat
menyebabkan perut kembung (Putra, 2008).
Pengaruh suhu perendaman pada biji kacang merah mengakibatkan dimensi
kacang merah (panjang, tinggi, dan lebar) menjadi lebih besar dan akhirnya mencapai
dimensi maksimum. Perubahan dimensi tersebut dikarenakan masuknya air ke dalam
kacang merah melalui proses difusi.
Sebagaimana diketahui, kacang-kacangan
mengandung banyak granula pati yang tersusun dari amilosa (berpilin) dan amilopektin
(bercabang). Masuknya air ke dalam kacang merah dapat merusak kristalinitas amilosa
dan merusak helix sehingga granula membengkak, sedangkan suhu yang panas dapat
menyebabkan pembengkakan yang tinggi dan proses reaksi yang lebih cepat (Putra,
2008).
Menurut Agustina et al (2013), suhu berpengaruh terhadap perubahan berat
kacang merah, semakin tinggi suhu perendaman maka semakin cepat perubahan berat
kacang merah. Perubahan berat kacang merah diduga karena adanya air yang masuk ke
dalam bahan. Masuknya air ke dalam bahan semakin tinggi dengan meningkatnya suhu
dikarenakan adanya perbedaan kadar air antara bahan dan air perendam. Perbedaan ini
merupakan daya dorong (driving force) aliran air masuk ke dalam bahan. Massa akan
berdifusi dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah hingga tercapai kesetimbangan.
SIFAT KIMIA BIJI KACANG MERAH
Biji kacang merah merupakan sumber karbohidrat, protein, mineral, dan vitamin.
Komposisi zat gizi biji kacang merah sangat bervariasi yaitu tergantung pada kondisi
tanaman dan cara perawatannya. Komposisi kimia dari biji kacang merah dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1 Komposisi Kimia per 100gram Kacang Merah Kering
Komponen kimia
Satuan
Nilai per 100g
g
11.75
Energi
Kkal
337
Energi
kJ
1408
Protein
G
22.53
Total lipid
G
1.06
Abu
G
3.37
Karbohidrat
G
61.29
Serat
G
15.2
Gula
G
2.1
Kalsium
Mg
83
Besi, Fe
Mg
6.69
Magnesium, Mg
Mg
138
Fosfor, P
Mg
406
Kalium, K
Mg
1359
Natrium, Na
Mg
12
Seng, Zn
Mg
2.79 mg
Tembaga, Cu
Mg
0.699
Mangan, Mn
Mg
1.111
Selenium, Se
Mikrogram
3.2
Fluoride, F
Microgram
2.2
Vitamin C
Mg
4.5
Thiamin
Mg
4.5
Riboflavin
Mg
0.215
Air
Niacin
Mg
2.11
Asam pantotenat
Mg
0.78
Vitamin B-6
Mg
0.397
Folate, total
Microgram
394
Choline
Mg
65.9
Vitamin E (alpa-tocopherol)
Mg
0.21
Vitamin K (phylloquinone)
Microgram
5.6
Sumber: USDA, 2019.
Komponen yang paling penting dan mempengaruhi dalam pengolahan pangan antara
lain adalah karbohidrat, lemak, dan protein.
1. Karbohidrat
Kacang merah memiliki kadar karbohidrat tertinggi dibandingkan dengan kacangkacangan lainnya. Karbohidrat pada biji kacang merah terdiri dari pati 35,2%, pentose
8,4%, dekstrin 2,7%, sukrosa 2.56%, rafinosa 0.71%, stakiosa 3.77%, gula 1,6%, galaktan
1,3%, dan pektin 0,7%. Sehingga kacang merah cukup banyak dimanfaatkan sebagai
bahan pangan, salah satunya adalah pati kacang merah (Astawan, 2009).
Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuhan dan merupakan
karbohidrat utama yang dimakan oleh manusia sebagai sumber energi utama. Pati terdiri
dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa
dan fraksi tidak terlarut disebut amilopektin. Amilosa memiliki kemampuan membentuk
kristal karena struktur rantai polimernya yang sederhana. Strukturnya yang sederhana ini
dapat membentuk interaksi molekuler yang kuat pada gugus hidroksil molekul amilosa.
Pembentukan ikatan hidrogen ini lebih mudah terjadi pada amilosa dibanding
amilopektin. Namun, pada dasarnya struktur amilopektin sama seperti amilosa, yaitu
terdiri dari rantai pendek α-1,4-D-glukosa dalam jumlah yang besar (Prijambodo, 2014).
Pati kacang merah diperoleh dari bagian biji. Dimana untuk mendapatkan pati
yang baik, biji kacang merah yang mengandung pati harus diolah melalui beberapa
tahapan, yaitu pencucian, pengeringan, penggilingan dan pengayakan. Kandungan pati
dalam kacang merah sebesar 39,45%. Pati kacang merah dipilih sebagai bahan baku
untuk berbagai makanan disebabkan oleh sifat gelatinasinya yang sangat kental. Suhu
gelatinisasi pati kacang merah berkisar antara 71-84oC. Dimana suhu gelatinisasi ini
relatif lebih tinggi daripada pati kacang hijau yang berkisar antara 60-67oC. Hal ini
disebabkan karena kandungan amilosa pati kacang merah yang lebih tinggi dan ukuran
granula pati yang relatif kecil (3,8-13,5 µm). Pati kacang merah mempunyai granula
bentuk oval dengan ukuran antara 20 - 60 mikron dengan kadar amilosa 27%.
Karakteristik fisik dan kimia pati kacang merah dapat dilihat pada Tabel 2 (Prijambodo,
2014).
Tabel 2 Karakteristik fisik dan kimia pati kacang merah
Sifat Pati Kacang Merah
Komposisi
Fisik
1. Bentuk Granula Pati
-
2. Ukuran Granula Pati
-
3. Densitas (g/ml)
0,67
Kimia
1. Kadar Air (%)
7,75
2. Gula Reduksi (%)
0,02
3. Pati (%)
90,49
4. Amilosa (%)
27,00
5. Lipida (%)
0,74
6. Protein (%)
0,45
7. Serat (%)
0,23
8. Abu Mineral (%)
0,21
9. Derajat Asam ( 1 NaOH 0,1 N/100 g)
1,23
Sumber: Prijambodo, 2014
2. Lemak
Kadar total lemak pada kacang merah juga relative rendah yaitu 1,06 g per 100g.
komponen lemak dari biji merah terdiri dari asam lemak jenuh 19% dan asam lemak tidak
jenuh 63,3%. Dimana Sebagian besar asam lemak jenuh dalam bentuk asam palmitat,
sedangkan asam lemak tidak jenuh berbentuk asam oleat, asam linoleate, dan asam
linolenat (Astawan, 2009). Komposisi asam lemak dalam biji kacang merah dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3 Komposisi asam lemak dalam biji kacang merah
Jenis asam Lemak
Asam lemak jenuh
Bentuk Asam Lemak Jumlah (gram)
16:0
0.136
18:0
0.018
Asam lemak total monounsaturated
18:1
0.082
Asam lemak total polyunsaturated
18:2
0.228
18:3
0.358
Sumber: USDA, 2019
3. Protein
Kacang merah juga merupakan sumber protein dimana kandungan proteinnya
hampir setara dengan kacang hijau. Protein yang terkandung dalam kacang terbagi
menjadi tiga fraksi yaitu fraksi albumin, globulin dan glutenin. Kandungan protein yang
dominan terkandung dalam kacang-kacangan adalah protein globulin. Globulin
merupakan jenis protein yang larut dalam larutan garam. Protein globulin memiliki sifat
stabil terutama karena memiliki banyak ikatan disulfida sehingga denaturasi berlangsung
lebih lama. Protein globulin khususnya jenis 11S (Legumin-type) memiliki karakter
fisikokimia yang baik seperti emulsifikasi dan kemampuan pembentukan gel. Sifat yang
dimiliki protein globulin khususnya karakteristik pembentukan gel ini sangat erat
keterkaitannya dengan tekstur pada produk pangan. Protein juga memiliki kemampuan
dalam menciptakan flavor yang khas. Salah satu mekanisme protein dalam membentuk
kualitas flavor yang menyerupai lemak saat berada di indera pengecap manusia adalah
pembentukan mikropartikel akibat denaturasi protein. Proses ini dapat membentuk
partikel koagulan secara mikroskopik yang dapat menyerupai tekstur dan mouthfeel dari
lemak di mulut. Jenis-jenis protein globular yang terdapat dalam biji kacang merah antara
lain yaitu phaseolin 20% (berat kering), phaselin 2%, dan conphaseolin 0.36-0.40%
Kacang merah memiliki susunan asam amino esensial yang lengkap (Prijambodo, 2014).
Komposisi asam amino dalam biji kacang merah dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Komposisi Asam Amino per 100gram Kacang Merah
Asam Amino
Jumlah (gram)
Triptofan
0.267
Threonine
0.948
Isoleusin
0.995
Leusin
1.799
Lisin
1.547
Metionin
0.339
Sistein
0.245
Fenilalanin
1.218
Tirosin
0.634
Valin
1.179
Arginin
1.395
Histidine
0.627
Alanin
0.945
Asam aspartate
2.725
Asam glutamate
3.436
Glisin
0.88
Prolin
0.955
Serin
1.226
Sumber: USDA, 2019
KESIMPULAN
Kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) merupakan komoditas kacang-kacangan yang
tinggi akan kandungan protein dan sangat dikenal masyarakat. Biji kacang merah memiliki
ukuran yang lebih besar daripada biji kacang hijau ataupun kacang panjang dan berwarna
merah. Biji kacang merah memiliki jaringan sel yang tersusun dari kulit biji dan inti biji.
Selain itu, biji kacang merah memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi yaitu meliputi
karbohidrat, protein, mineral, dan vitamin. Sehingga berdasarkan sifat fisik dan kimia yang
diketahui dari biji kacang merah, maka biji kacang merah dapat lebih luas lagi dimanfaatkan
sebagai bahan pangan.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Nanik, Sri Waluyo, Warji, dan Tamrin. 2013. Pengaruh Suhu Perendaman
Terhadap Koefisien Difusi Dan Sifat Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.). Jurnal
Teknik Pertanian Lampung. Vol., 2, No. 1: 35-42
Astawan, M. 2009. Sehat Dengan Hidangan Kacang Dan Biji-Bijian. Jakarta: Penebar
Swadaya
Handoko, Ayu Anggraeni. 2016. Pengaruh tingkat substitusi terigu dan jenis tepung kacang
merah dengan berbagai tingkat pre-gelatinisasi terhadap karakteristik cookies. Skripsi.
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Widya Mandala Catholic Surabaya
Imamah, Noer. 2016. Kandungan Asam Lemak Tidak Jenuh pada Tempe Kacang Merah
(Phaseolus Vulgaris L.). Skripsi. Fakultas MIPA, Universitas Jember
Nurlita, Hermanto, Nur Asyik. 2017. Pengaruh Penambahan Tepung Kacang Merah
(Phaseolus Vulgaris L) Dan Tepung Labu Kuning (Cucurbita Moschata) Terhadap
Penilaian Organoleptik dan Nilai Gizi Biskuit. Jurnal Sains dan Teknologi Pangan.
Vol. 2(3):562-574
Prijambodo, Octavia. 2014. Karakteristik Fisikokimia Dan Organoleptik Sosis Ayam Dengan
Proporsi Kacang Merah Kukus Dan Minyak Kelapa Sawit. Skripsi. Fakultas
Teknologi Pertanian, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Putra, S. N. 2008. Optimalisasi Formula dan Proses Pembuatan Mi Jagung dengan Metode
Kalendering. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Rukmana, R. 2009. Budidaya Buncis. Jakarta: Penerbit Kanisius
USDA. 2019. Beans, Kidney, Red, Mature Seeds, Raw. Https://Fdc.Nal.Usda.Gov/FdcApp.Html#/Food-Details/173744/Nutrients. Diakses Pada 28 April 2020 20.51 WIB
Zebua, A.M. 2009. Pemanfaatan Nata Pati Kacang Merah (Vignea Sinensis) Hasil Isolasi
Sebagai Matriks Teofilin. Skripsi. Program Sarjana Farmasi, Fakultas Farmasi,
Universitas Sumatera Utara
Zulkan. 2014. Analisis Kandungan Asam Lemak Minyak dari Ekstraksi Biji Kacang Merah
Bercorak (Phaseolus Vulgaris L. Varietas Kidney Beans) dengan Menggunakan
Kromatografi Gas dan Cara Mengajarkannya di Sekolah. Skripsi. Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Download