Uploaded by User95632

Klp 1 Gol IV Jurnal Awal PK 3

advertisement
JURNAL AWAL
PRAKTIKUM KIMIA FARMASI
TITRASI ARGENTOMETRI
PENETAPAN KADAR NATRIUM KLORIDA
Oleh :
Kelompok 1
Golongan D
Luhde Manik Sugiantina
(1908551074)
Ni Luh Putu Taksayani Putri
(1908551075)
Putu Ayuning Dinda Nirmalayanthi
(1908551076)
G.A. Desya Pradnyaswari
(1908551077)
Ni Putu Dinda Mirayanti
(1908551078)
I Gusti Agus Tusan Wira Darma
(1908551079)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
TITRASI ARGENTOMETRI
PENETAPAN KADAR NATRIUM KLORIDA
I.
TUJUAN
1.1 Mahasiswa mampu memahami prinsip metode titrasi argentometri.
1.2 Mahasiswa mampu melakukan standarisasi larutan perak nitrat.
1.3 Mahasiswa dapat menetapkan kadar natrium klorida dengan metode
titrasi argentometri.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Titrasi Argentometri
Titrasi argentometri merupakan salah satu metode umum yang
digunakan dalam penetapan kadar senyawa halogenida dan senyawa lain
yang membentuk endapan dengan perak nitrat pada suasana tertentu.
Titrasi ini dapat disebut juga metode pengendapan karena diperlukan
senyawa yang relatif tidak larut atau mengendap. Indikator yang
digunakan dalam titrasi argentometri adalah kalium kromat yang akan
menghasilkan warna merah dengan kelebihan ion Ag+ (Watson, 2010).
Titrasi argentometri didasarkan pada reaksi:
AgNO3 + Cl- → AgCl(s) + NO3(Watson, 2010)
2.2 Metode Titrasi Argentometri
Terdapat beberapa metode dalam titrasi argentometri, yaitu metode
Mohr, metode Volhard, metode K. Fajans, dan metode Leibig.
1) Metode Mohr
Metode Mohr digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan
bromida dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan
penambahan larutan kalium kromat sebagai indikator. Pada awal
titrasi akan terjadi endapan perak klorida dan setelah tercapai titik
ekivalen, maka penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan
kromat dan membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah.
Metode Mohr memiliki kerugian, yaitu bromida dan klorida kadarnya
dapat ditetapkan dengan metode Mohr, namun untuk iodida dan
1
tiosianat tidak memberikan hasil yang memuaskan karena endapan
perak iodida atau perak tiosianat akan mengadsorbsi ion kromat
sehingga memberikan titik akhir yang kacau; titik akhir kurang
sensitif jika digunakan larutan yang encer (Gandjar dan Rohman,
2007).
2) Metode Volhard
Metode Volhard merupakan metode yang digunakan dalam
penetapan kadar klorida, bromida, dan iodida dalam suasana asam.
Caranya adalah dengan menambahkan larutan baku perak nitrat
berlebih. Kemudian kelebihan larutan baku perak nitrat dititrasi
kembali dengan larutan baku tiosianat (Gandjar dan Rohman, 2007).
3) Metode K. Fajans
Metode K. Fajans merupakan metode yang menggunakan
indikator adsorbsi, dimana pada titik ekivalen, indikator akan
teradsorbsi oleh endapan. Indikator ini tidak memberikan perubahan
warna kepada larutan, tetapi pada permukaan endapan. Hal yang perlu
diperhatikan pada metode ini, yaitu endapan harus dijaga sedapat
mungkin dalam bentuk koloid; garam netral dalam jumlah besar dan
ion bervalensi banyak harus dihindari karena mempunyai kemampuan
mengkoagulasi;
larutan
tidak
boleh
terlalu
encer,
karena
menyebabkan endapan yang terbentuk sedikit, sehingga perubahan
warna indikator tidak terlihat jelas (Gandjar dan Rohman, 2007).
4) Metode Leibig
Metode Leibig merupakan metode yang titik akhir titrasinya
tidak ditentukan dengan indikator, akan tetapi ditunjukkan dengan
terjadinya kekeruhan. Ketika larutan perak nitrat ditambahkan kepada
larutan alkali sianida akan terbentuk endapan putih, tetapi pada
penggojogan akan larut kembali karena terbentuk kompleks sianida
yang stabil dan larut (Gandjar dan Rohman, 2007).
2
2.3 Natrium Klorida
Natrium Klorida mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak
lebih dari 101,0% NaCl, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Tidak mengandung zat tambahan. Natrium klorida memiliki BM 58,44
g/mol dengan pemerian hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk
hablur putih; rasa asin. Memiliki kelarutan mudah larut dalam air; sedikit
lebih mudah larut dalam etanol air mendidih; larut dalam gliserin; sukar
larut dalam etanol (Kemenkes RI., 2014).
2.4 Perak Nitrat
Perak nitrat memiliki pemerian berupa hablur, tidak berwarna atau
putih, bila dibiarkan terpapar cahaya dengan adanya zat organik menjadi
berwarna abu-abu atau hitam keabu-abuan, pH larutan lebih kurang 5,5.
Senyawa ini memiliki BM 169,87 dengan sifat kelarutan sangat mudah
larut dalam air, terlebih dalam air mendidih, agak sukar larut dalam
etanol, mudah larut dalam etanol mendidih, sukar larut dalam eter.
Menurut Farmakope Indonesia Edisi V, tiap 1000 ml larutan
mengandung 16,99 g AgNO3 (BM 169,9). Pembuatan perak nitrat 0,1 N
dilakukan dengan melarutkan lebih kurang 17,0 g perak nitrat P dalam
air hingga 1000 ml (Kemenkes RI, 2014).
2.5 Indikator Kalium Kromat
Kalium kromat mengandung tidak kurang dari 99,0% K2CrO4
berupa massa hablur, berwarna kuning. K2CrO4 sangat mudah larut
dalam air, berupa larutan jernih. Larutan kalium kromat P memiliki
konsentrasi 5% b/v (Depkes RI, 1979).
2.6 Infus Intravenus Natrium Klorida
Infus Natrium Klorida mengandung Natrium Klorida, NaCl, tidak
kurang dari 0,85% dan tidak lebih dari 0,95%. Pemerian larutan jernih,
tidak berwarna, agak asin. Memiliki berat molekul sebesar 58,44
gram/mol (Depkes RI, 1979).
3
2.7 Penetapan Kadar Klor dalam Sediaan Infus NaCl 0,9% b/v
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, penetapan kadar klor
dalam sediaan infus NaCl 0,9% b/v dilakukan dengan dipipet larutan
infus sebanyak 25 mL. Dititrasi dengan perak nitrat 0,1 N menggunakan
indikator larutan kalium kromat P. 1 ml perak nitrat 0,1 N setara dengan
5,844 mg NaCl (Depkes RI, 1979).
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
 Neraca analitik
 Erlenmeyer
 Beaker glass
 Pipet ukur
 Pipet tetes
 Bulb filler
 Aluminium foil
 Labu ukur
 Buret
 Statif
 Sendok tanduk
 Batang pengaduk
3.2 Bahan
IV.

Larutan NaCl 0,1 N

Akuades

Larutan AgNO3 0,1 N

Larutan Infus NaCl 0,9% b/v

Larutan Kalium Kromat 5% b/v
PROSEDUR PRAKTIKUM
4.1 Perhitungan
4.1.1 Pembuatan Larutan Standar Perak Nitrat 0,1 N
Diketahui : Normalitas AgNO3 = 0,1 N
4
BM AgNO3
= 169,873 gram/mol
Volume AgNO3
= 1000 mL
Ditanya : Massa AgNO3
Jawab
=….?
:
M AgNO3 =
0,1 N
= 0,1 M
1
M
=
Massa 1000
× V
BM
Massa
=
M × BM × V
1000
=
0,1 M × 169,87 gram/mol x 100 mL
1000
= 16,989 gram
Jadi, massa AgNO3 yang dibutuhkan yaitu sebesar 16,989 gram
4.1.2 Pembuatan Larutan Baku NaCl 0,1 N
Diketahui : Normalitas NaCl = 0,1 N
NaCl
= 58,4 gram/mol
Volume NaCI
= 1000 mL
Ditanya : Massa NaCI….?
Jawab
:
M NaCI =
0,1 N
= 0,1 M
1
Massa
M × BM × V
1000
=
=
0,1 M × 58,4 gram/mol × 1000 mL
1000
= 5,844 gram
Jadi, massa NaCI yang ditimbang yaitu 5,844 gram
4.1.3 Pembuatan Indikator Kalium Kromat 5% b/v
Diketahui : % b/v Kalium Kromat: 5% b/v
Volume Kalium Kromat: 100 mL
Ditanya : Massa Kalium Kromat….?
5
Jawab
:
5% b/v artinya yaitu 5 gram kalium kromat dalam 100 mL air
Maka, didapatkan
5 gram massa kalium kromat
=
100 mL
100 mL
Massa kalium kromat = 5 gram
Jadi, massa Kalium Kromat yang ditimbang yaitu sebanyak 5
gram dan massa NaCI yang ditimbang yaitu 5,844 gram.
4.2 Prosedur Kerja
4.2.1 Pembuatan Larutan Standar Perak Nitrat 0,1 N
AgNO3 ditimbang sebanyak 16,989 gram, dimasukkan ke
dalam gelas beaker. Ditambahkan akuades secukupnya sambil
diaduk dengan batang pengaduk hingga larut. Larutan AgNO3
dipindahkan ke dalam labu ukur 1000 mL dan ditambahkan
akuades hingga tanda batas pada labu ukur 1000 mL, digojog
hingga homogen, kemudian ditampung di dalam botol dan
dilapisi dengan aluminium foil dan diberi label.
4.2.2 Pembuatan Indikator Kalium Kromat 5%
Kalium kromat ditimbang sebanyak 5 gram, dimasukkan ke
dalam gelas beaker. Ditambahkan akuades secukupnya diaduk
dengan batang pengaduk hingga larut. Larutan dipindahkan ke
dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan akuades hingga tanda
batas 100 mL, digojog hingga homogen, diberi label.
4.2.3 Pembuatan Larutan NaCl 0,1 N
NaCl ditimbang sebanyak 5,844 gram, dimasukkan ke
dalam gelas beaker. Ditambahkan akuades secukupnya sambil
diaduk dengan batang pengaduk hingga larut. Larutan NaCl
dipindahkan ke dalam labu ukur 1000 mL dan ditambahkan
akuades hingga tanda batas 1000 mL, digojog hingga homogen,
diberi label.
6
4.2.4 Standarisasi Larutan Perak Nitrat
Pipet 10 mL larutan NaCl 0,1 N, tambahkan 1 mL indikator
larutan Kalium kromat 5% b/v . Titrasi dengan menggunakan
larutan AgNO3. Terbentuknya endapan AgCl terjadi mendekati
titik akhir, teruskan penambahan AgNO3 hingga larutan berwarna
merah kecoklatan.
4.2.5 Penetapan Kadar NaCl
Penetapan kadar infus natrium klorida dengan melakukan
penetapan kadar menurut cara yang tertera pada Natrium klorida
dengan menggunakan 25 mL. Timbang seksama 250 mg ,
larutkan dalam 25 mL air, Titrasi dengan nitrat 0,1 N
menggunakan indikator larutan kalium kromat P. 1 mL perak
nitrat 0,1 N setara dengan 5,844 mg NaCl.
V.
SKEMA KERJA
5.1 Pembuatan Larutan Standar Perak Nitrat 0,1 N
Ditimbang AgNO3 sebanyak 16,989 gram, dimasukkan ke dalam gelas
beaker.
Ditambahkan akuades secukupnya diaduk dengan batang pengaduk
hingga larut
Dipindahkan larutan AgNO3 ke dalam labu ukur 1000 mL dan
ditambahkan akuades hingga tanda batas labu ukur 100 mL
Digojog hingga homogen
Ditampung di dalam botol dan dilapisi dengan aluminium foil serta diberi
label
7
5.2 Pembuatan Indikator Kalium Kromat 5%
Ditimbang Kalium kromat sebanyak 5 gram, kemudian dimasukan ke
dalam gelas beaker.
Ditambahkan akuades secukupnya diaduk dengan batang pengaduk
hingga larut
Dipindahkan larutan ke dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan
akuades hingga tanda batas 100 mL
Digojog hingga homogen
Diberi label
5.3 Pembuatan Larutan NaCl 0,1 N
Ditimbang NaCl sebanyak 5,844 gram, kemudian dimasukkan ke dalam
gelas beaker.
Ditambahkan akuades secukupnya diaduk dengan batang pengaduk
hingga larut.
Dipindahkan larutan NaCl ke dalam labu ukur 1000 mL dan ditambahkan
akuades hingga tanda batas 1000 mL.
Digojog hingga homogen.
Diberi label.
8
5.4 Standarisasi Larutan Perak Nitrat
Dipipet 10 mL larutan NaCl 0,1 N, kemudian dimasukkan ke dalam labu
Erlenmeyer.
Ditambahkan 1 mL indikator larutan Kalium kromat 5% b/v.
Dititrasi dengan menggunakan larutan AgNO3, hingga larutan yang mulamula berwarna kuning menjadi merah kecokelatan.
Dicatat Volume AgNO3 yang digunakan
Titrasi diulangi sebanyak 3 kali
5.5 Penetapan Kadar NaCl
Dipipet 25 mL infus NaCl 0,9 % b/v, kemudian dimasukkan ke dalam
labu erlenmeyer.
Ditambahkan larutan indikator kalium kromat 5% b/v.
Dititrasi dengan menggunakan larutan standar AgNO3 0,1 N hingga
berwarna merah kecoklatan.
Dicatat volume AgNO3 yang digunakan.
Titrasi diulang sebanyak 3 kali.
9
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. 404, 690.
Gandjar, I. G. dan A. Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Jakarta: Pustaka
Pelajar. 147-149.
Kemenkes RI. 2014. Farmakope Indonesia. Edisi V. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. 903, 904, 995.
Watson, D. G. 2010. Analisis Farmasi. Edisi 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
81.
10
Download