KLIPING BAHASA INDONESIA BIOGRAFI PAHLAWAN NASIONAL DISUSUN OLEH : PUTRI ANANDARI RIZKI XI MIA 1 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG UPTD SMA NEGERI 1 RIAU SILIP TAHUN AJARAN 2020/2021 KLIPING BAHASA INDONESIA BIOGRAFI PAHLAWAN NASIONAL DISUSUN OLEH : IKE SINTIA XI MIA 2 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG UPTD SMA NEGERI 1 RIAU SILIP TAHUN AJARAN 2020/2021 Drs. H. Mohammad Hatta Nama Saat Lahir Tempat Lahir Tanggal Lahir Wafat Istri Anak Agama : Muhammad Athar : Kota Bukittinggi, Sumatera Barat : 12 Agustus 1902 : 14 Maret 1980 ( umur 77 ) di Jakarta : Rahmi Rachim : Meutia Hatta, Gemala Hatta, Halida Hatta : Islam Biografi Singkat Drs. H. Mohammad Hatta Bung Hatta merupakan nama yang populer untuk dirinya. Beliau adalah Wakil Presiden Indonesia pertama. Selain itu beliau merupakan negarawan, pejuang dan ekonom. Bung Hatta pun merupakan seseorang yang memiliki peranan penting dalam kemerdekan Indonesia dari penjajah Belanda saat itu. Dan juga sebagai proklamator pada tanggal 17 Agustus 1945. Selama hidupnya ia pernah menjabat sebagai Perdana Menteri dalam Kabinet RIS, Hatta I dan Hatta II. Setelah itu ia memilih untuk mundur sebagai Wakil Presiden Indonesia pada tahun 1956. Alasannya karena berselisih pendapat dengan Presiden Soekarno. Bung Hatta pun terkenal dengan sebutan Bapak Koperasi Indonesia. Sebagai penghormatan atas jasa-jasanya terhadap Bangsa Indonesia. Nama beliau dicantumkan sebagai nama bandar udara internasional yang terletak di Tangerang Banten yaitu Bandar Udara Soekarno Hatta. Selain itu nama beliau juga dijadikan nama jalan di kawasan perumahan Zuiderpolder, Harlem yang terletak di Negara Belanda. Sekitar tahun 1980, beliau wafat dan dimakamkan di Tanah Kusir, Jakarta. Semenjak itu Bung Hatta ditetapkan sebagai pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 23 Oktober 1986 yang tercantum pada Keppres Nomor 081/TK/1986. Dr. Ir. H. Soekarno Nama Kelahiran Tanggal Lahir Tempat Lahir Wafat Agama Partai Politik : Kusno Sosrodiharjo : 6 Juni 1901 : Surabaya, Jawa Timur : 21 Juni 1970 ( umur 69 ) di Jakarta : Islam : Partai Nasional Indonesia Biografi Singkat Dr. Ir. H. Soekarno Bung Karno merupakan Presiden Indonesia Pertama yang menjabat pada periode 1945 sampai 1966. Dan beliau itu memegang peranan penting dalam kemerdakaan Bangsa Indonesia. Beliau juga merupakan Proklamator Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Bung Karno adalah orang yang pertama sebagai pencetus konsep Pancasila yang sekarang menjadi dasar negara Indonesia. Dan beliau pun yang menamainya dengan nama Pancasila. Ki Hadjar Dewantara Tanggal Lahir Tempat Lahir Wafat Agama : 2 Mei 1889 : Pakualaman, Yogyakarta : 26 April 1959 ( umur 69 tahun ) di Yogyakarta : Islam Biografi Singkat Ki Hadjar Dewantara Beliau merupakan pelopor pendidikan, politisi dan aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ki Hadjar Dewantara juga merupakan pendiri suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan untuk para pribumi jelata dalam menuntut ilmu seperti halnya priyayi ataupun orang-orang Belanda lainnya. Hari Pendidikan Nasional ditetapkan sesuai dengan tanggal kelahiran beliau untuk menghormati jasajasanya. Salah satu semboyan Ki Hadjar Dewantara pun dijadikan slogan untuk Kementrian Pendidikan Nasional Indonesia. Raden Dewi Sartika Tanggal Lahir Tempat Lahir Wafat : 4 Desemeber 1884 : Cicalengka, Bandung, Jawa Barat : 11 Septembet 1947 ( umur 62 ) di Tasikmalaya, Jawa Barat Biografi Singkat Dewi Sartika Ketika anak-anak beliau selalu memainkan peran sebagai seorang guru dengan teman-temannya setelah sekolah. Sepeninggalan ayahnya yang sudah meninggal. Beliau tinggal bersama pamannya. Saat itu beliau mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan budaya sunda. Sekitar tahun 1899, Dewi Sartika pindah ke kota Bandung. Dan pada tanggal 16 Januari 1904, beliau mendirikan sekolah yang diberi nama Sekolah Isteri di darah Pendopo Kabupaten Bandung. Setelah itu sekolah yang didirikannya itu berkembang menjadi 9 sekolah yang tersebar di seluruh Jawa Barat. Dan kemudian semakin berkembang menjadi satu sekolah di setiap kota maupun kabupaten pada tahun 1920. Kemudian pada bulan September 1929 berubah nama menjadi Sekolah Raden Dewi. Thomas Matulessy Pattimura Nama Populer Tanggal Kelahiran Tempat Kelahiran Wafat : Pattimura : 08 Juni 1783 : Saparua, Maluku : 16 Desember 1817 di Ambon, Maluku Biografi Singkat Pattimura Kapitan Pattimura merupakan pahlawan nasional yang berasal dari Maluku. Beliau pernah menjadi sersan Militer Inggris. Dan beliau pun pernah melakukan perlawanan terhadap VOC Belanda. Tahun 1816, Inggris memberikan kekuasaan terhadap Belanda. Setelah itu pihak Belanda melakukan kebijakan pajak atas tanah atau landrente, pemindahakan penduduk, pelayaran Hongi atau Hongi Tochten dan poltik monopoli. Tahun 1817, rakyat maluku mengangkat senjata untuk bangkit melawan Belanda yang dipimpin langsung oleh Kapitan Pattimura. Maka pada saat itu terjadilah peperangan dengan penjajah Belanda. Sebagai panglima, Kapitan Pattimura mengatur strategi perang bersama pembantunya. Dan juga berhasil mempersatukan Raja-raja Patihserta menggalang bantuan dari Kerajaan Jawa, Sulawesi, Bali, Tidore dan Ternate. Pertempuran itu pun berhasil menghancurkan pasukan penjajah Belanda. Pangeran Diponegoro Nama Asli Tanggal Lahir Tempat Lahir Wafat : B.R.M Antawirya : 11 November 1785 : Ngayogyakarta Hadiningrat : 8 Januari 1855 ( umur 69 tahun ) di Makassar, Sulawesi Selatan Biografi Singkat Pangeran Diponegoro Perang Diponegoro itu berawal dari pihak Belanda yang mematok tanah milik Diponegoro yang terletak di desa Tegalrejo. Ketika itu Pangeran Diponegoro sudah merasa muak atas kelakuan belanda yang tidak menghargai adat istiadat dan juga mengeksploitasi rakyat dengan beban pajak. Akhirnya Pangeran Diponegoro menentukan sikap untuk menentang Belanda secara terbuka. Dan banyak dukungan yang dari rakyat terhadap beliau. Perang yang dibawanya ketika itu adalah perang sabil, perlawanan menghadapi kaum kafir. Selama perang sabil Belanda mengalami kerugian yang sangat besar. Berbagai cara Belanda upayakan untuk menangkap menangkap Pangeran Diponegoro. Bahkan sampai melakukan sayembara untuk mendapatkan Pangeran Diponegoro. Tuanku Imam Bonjol Nama Asli Tahun Lahir Wafat Agama : Muhammad Shahab : 1772, Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat : 6 November 1864 di Minahasa : Islam Biografi Singkat Tuanku Imam Bonjol Tuanku Imam Bonjol terkenal dalam perang Padri ketika melawan penjajah Belanda. Perang Padri merupakan salah satu perang terlama karena berlangsung dari tahun 1803 sampai 1838. Perang tersebut melibatkan sesama orang Batak atau Mandailing dan orang Minang. Perang ini penyebabnya yaitu kaum Padri yang didominasi kaum ulama ingin menerapkan syariat islam. Namun kaum yang memegang adat istiadat masih berpegang teguh dengan pendiriannya. Sehingga terjadinya perpecahan antar saudara. Kaum adat yang sudah terdesak meminta bantuan Belanda. Ikut campurnya Belanda dalam perang saudara ini membuat situasi semakin kacau. Walaupun Belanda ikut campur dalam perang Padri, tetapi pihak Belanda cukup kesulitan melawan Kaum Padri yang dipimpin Tuanku Imam Bonjol. Dan pada akhirnya Kaum Adat dan Kaum Padri bersatu melawan Belanda. Karena campur tangannya Belanda dalam perang ini malah menambah kesengsaran masyarakat Minangkabau. Belanda yang tidak menyerah dalam perang ini melakukan pengepungan dan penyerangan ke Benteng Kaum Padri. Penyerangan dan pengepungan itu dilakukan selama 6 bulan. Akhirnya pada tanggal 16 Agustus 1837, Benteng Kaum Padri dapat ditembus setelah sekian lamanya. Tuan Imam Bonjol yang ditangkap oleh Belanda dan kemudian diasingkan ke Cianjur. Selanjutnya dibawa ke Ambon, dipindahkan kembali di Lotak, Minahasa, dekat Manado. Cut Nyak Dhien Tahun Lahir Tempat Lahir Wafat Agama : 1848 : Lampadang, Aceh : 6 November 1908 di Sumedang, Jawa Barat : Islam Biografi Singkat Cut Nyak Dhien Cut Nyak Dhien merupakan seorang pahlawan wanita yang berasa dari Aceh yang melawan penjajah Belanda ketika masa Perang Aceh. Pada saati itu suaminya Ibrahim Lamnga meninggal di medang perang sekitar tanggal 29 Juni 1878. Sehingga Cut Nyak Dhien bersumpah untuk menghancurkan Belanda. Teukur Umar yang merupakah salah satu tokoh dari Aceh yang melawan Belanda itu melamar Cut Nyak Dhien. Awalnya Cut Nyak Dhien menolak, akan tetapi Teuku Umar tidak melarang ia untuk pergi perang. Sehingga lamarannya diterima oleh Cut Nyak Dhien. Setelah pernikahannya dan dikarunai anak yang diberi nama Cut Gambang. Mereka bertempur bersama melawan penjajah Belanda. Tetapi, Teuku Umar gugur di medan perang saat menyerang Meulaboh pada tanggal 11 Februari 1899. Sehingga Cut Nyak Dhien harus berjuang sendirian di pedalaman Meulaboh dengan pasukan yang terbilang cukup kecil. Saat itu ia sudah tua dan mempunyai berbagai penyakit seperti rabun dan encok. Salah satu dari pasukannya melaporkan keberadaannya karena merasa iba dengan keadaannya. Dan akhirnya ia ditangkap dan dirawat sampai membaik. Karena ia masih berkomunikasi dengan par pejuang Aceh. Berakibat diasingkannya beliau ke Sumedang. Pangeran Antasari Tahun Lahir Tempat Lahir Wafat : 1797 : Kesultanan Banjar : 11 Oktober 1862 di Bayan Begok ( Umur 53 tahun ) Biografi Singkat Pangeran Antasari Pangeran Antasari merupakan seorang Sultan Banjar. Beliau dinobatkan sebagai pemimpin tertinggi di Kesultanan Banjar. Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin adalah gelar yang diberikan kepada Pangeran Antasari. Pangeran Antasari terkenal dalam Perang Banjar. Perang ini terjadi saat Pangeran Antasari bersama 300 prajuritnya menyerang tambang batu bara yang dimiliki oleh Belanda di daerah Pengaron pada tanggal 25 April 1859. Kemudian peperangan demi peperangan dipimpin oleh Pangeran Antasari di seluruh Wilayah Kerajaan Banjar. Pasukan Belanda yang dibantu Batavia dan persenjataan Modern berhasil mendesak pasukan Pangeran Antasari. Pangeran Antasari pun memindahkan benteng pertahanannya. Banyak cara yang dilakukan oleh pihak Belanda untuk merayu Pangeran Antasari agar menyerah. Namun Pangeran Antasari masih tetap kepada pendiriannya. Menjelang wafatnya, beliau terkena penyakit cacar dan paru-paru akibat peperangan di bawah kaki Bukit Bagantung. Akhirnya perjuangannya diteruskan oleh anaknya yaitu Muhammad Seman. Teuku Umar Tahun Lahir Tempat Lahir Wafat Agama : 1854 : Meulaboh, Aceh : 1899 ( sekitar umur 44-45 tahun ) di Meulaboh, Kesultanan Aceh : Islam Biografi Singkat Teuku Umar Dalam perjuangannya Teuku Umar berpura-pura berkerjasama dengan Belanda. Strategi ini beliau lakukan untuk bisa mendapatkan senjata dari pihak Belanda. Tahun 1883 Belanda melakukan perdamaian dengan pasukan Teuku Umar. Lain halnya dengan Belanda yang bermaksud mengangkat Teuku Umar masuk dinas militer untuk merebut hari rakyat Aceh. Agar meyakinkan Belanda, Teuku Umar melakukan penyerangan terhadap pos-pos pertahanan Aceh. Setelah mendapatkan senjata dan uang yang cukup banyak. Teuku Umar kembali berpihak untuk bersama melawan penjajah Belanda. Dan beliau pun mengajak seluruh Uleebalang untuk memerangi Belanda. Pada tahun 1896 perang Aceh di bawah komando Teuku Umar. Februari 1899, Jenderal Van Heutsz mendapatkan informasi dari mata-matanya tentang keberadaan Teuku Umar di Meulaboh dan dengan cepat dia menaruh pasukan yang cukup kuat di Meulaboh untuk melawan Teuku Umar. Ketika pasukan Teuku Umar datang di Meulaboh. Betapa kagetnya, ternyata sudah ada pasukan Belanda yang telah mencegat. Saat itu posisi pasukan tidak menguntungkan. Sehingga pilihan satusatunya adalah berperang melawan Belanda. Dan pada akhirnya Teuku Umar gugur setelah tertembak peluru yang menembus dadanya. Bung Tomo Nama Asli Tahun Lahir Tempat Lahir Wafat Agama : Sutomo : 1920 : Surabaya, Jawa Timur : 1981 ( sekitar umur 61 tahun ) di Padang Arafah, Arab Saudi : Islam Biografi Singkat Bung Tomo (Lahir di Surabaya, Jawa Timur, 3 Oktober 1920 – meninggal di Padang Arafah, Arab Saudi, 7 Oktober 1981 pada umur 61 tahun). Sutomo adalah pahlawan yang terkenal karena peranannya dalam membangkitkan semangat rakyat untuk melawan kembalinya penjajah Belanda melalui tentara NICA, yang berakhir dengan pertempuran 10 November 1945 yang hingga kini diperingati sebagai Hari Pahlawan. Sutomo dilahirkan di Kampung Blauran, di pusat kota Surabaya. Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjojo, seorang kepala keluarga dari kelas menengah. Ia pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahan, sebagai staf pribadi di sebuah perusahaan swasta, sebagai asisten di kantor pajak pemerintah, dan pegawai kecil di perusahan ekspor-impor Belanda. Ia mengaku mempunyai pertalian darah dengan beberapa pendamping dekat Pangeran Diponegoro yang dikebumikan di Malang. Ibunya berdarah campuran Jawa Tengah, Sunda, dan Madura.dan batak Ayahnya adalah seorang serba bisa. Ia pernah bekerja sebagai polisi di kotapraja, dan pernah pula menjadi anggota Sarekat Islam, sebelum ia pindah ke Surabaya dan menjadi distributor lokal untuk perusahaan mesin jahit Singer. Jenderal Besar Raden Soedirman Biografi Singkat Jenderal Besar Raden Soedirman (EYD: Sudirman; lahir 24 Januari 1916 – meninggal 29 Januari 1950 pada umur 34 tahun) adalah seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Menjadi panglima besar Tentara Nasional Indonesia pertama, ia secara luas terus dihormati di Indonesia. Terlahir dari pasangan rakyat biasa di Purbalingga, Hindia Belanda, Soedirman diadopsi oleh pamannya yang seorang priyayi. Setelah keluarganya pindah ke Cilacap pada tahun 1916, Soedirman tumbuh menjadi seorang siswa rajin; ia sangat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, termasuk mengikuti program kepanduan yang dijalankan oleh organisasi Islam Muhammadiyah. Saat di sekolah menengah, Soedirman mulai menunjukkan kemampuannya dalam memimpin dan berorganisasi, dan dihormati oleh masyarakat karena ketaatannya pada Islam. Setelah berhenti kuliah keguruan, pada 1936 ia mulai bekerja sebagai seorang guru, dan kemudian menjadi kepala sekolah, di sekolah dasar Muhammadiyah; ia juga aktif dalam kegiatan Muhammadiyah lainnya dan menjadi pemimpin Kelompok Pemuda Muhammadiyah pada tahun 1937. Setelah Jepang menduduki Hindia Belanda pada 1942, Soedirman tetap mengajar. Pada tahun 1944, ia bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang disponsori Jepang, menjabat sebagai komandan batalion di Banyumas. Selama menjabat, Soedirman bersama rekannya sesama prajurit melakukan pemberontakan, namun kemudian diasingkan ke Bogor. Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, Soedirman melarikan diri dari pusat penahanan, kemudian pergi ke Jakarta untuk bertemu dengan Presiden Soekarno. Ia ditugaskan untuk mengawasi proses penyerahan diri tentara Jepang di Banyumas, yang dilakukannya setelah mendirikan divisi lokal Badan Keamanan Rakyat. Pasukannya lalu dijadikan bagian dari Divisi V pada 20 Oktober oleh panglima sementara Oerip Soemohardjo, dan Soedirman bertanggung jawab atas divisi tersebut. Pada tanggal 12 November 1945, dalam sebuah pemilihan untuk menentukan panglima besar TKR di Yogyakarta, Soedirman terpilih menjadi panglima besar, sedangkan Oerip, yang telah aktif di militer sebelum Soedirman lahir, menjadi kepala staff. Sembari menunggu pengangkatan, Soedirman memerintahkan serangan terhadap pasukan Inggris dan Belanda di Ambarawa. Pertempuran ini dan penarikan diri tentara Inggris menyebabkan semakin kuatnya dukungan rakyat terhadap Soedirman, dan ia akhirnya diangkat sebagai panglima besar pada tanggal 18 Desember. Selama tiga tahun berikutnya, Soedirman menjadi saksi kegagalan negosiasi dengan tentara kolonial Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia, yang pertama adalah Perjanjian Linggarjati –yang turut disusun oleh Soedirman – dan kemudian Perjanjian Renville –yang menyebabkan Indonesia harus mengembalikan wilayah yang diambilnya dalam Agresi Militer I kepada Belanda dan penarikan 35.000 tentara Indonesia. Ia juga menghadapi pemberontakan dari dalam, termasuk upaya kudeta pada 1948. Ia kemudian menyalahkan peristiwa-peristiwa tersebut sebagai penyebab penyakit tuberkulosis-nya; karena infeksi tersebut, paru-paru kanannya dikempeskan pada bulan November 1948. Pada tanggal 19 Desember 1948, beberapa hari setelah Soedirman keluar dari rumah sakit, Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta. Di saat pemimpin-pemimpin politik berlindung di kraton sultan, Soedirman, beserta sekelompok kecil tentara dan dokter pribadinya, melakukan perjalanan ke arah selatan dan memulai perlawanan gerilya selama tujuh bulan. Awalnya mereka diikuti oleh pasukan Belanda, tetapi Soedirman dan pasukannya berhasil kabur dan mendirikan markas sementara di Sobo, di dekat Gunung Lawu. Dari tempat ini, ia mampu mengomandoi kegiatan militer di Pulau Jawa, termasuk Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto. Ketika Belanda mulai menarik diri, Soedirman dipanggil kembali ke Yogyakarta pada bulan Juli 1949. Meskipun ingin terus melanjutkan perlawanan terhadap pasukan Belanda, ia dilarang oleh Presiden Soekarno. Penyakit TBC yang diidapnya kambuh; ia pensiun dan pindah ke Magelang. Soedirman wafat kurang lebih satu bulan setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Kematian Soedirman menjadi duka bagi seluruh rakyat Indonesia. Bendera setengah tiang dikibarkan dan ribuan orang berkumpul untuk menyaksikan prosesi upacara pemakaman. Soedirman terus dihormati oleh rakyat Indonesia. Perlawanan gerilyanya ditetapkan sebagai sarana pengembangan esprit de corps bagi tentara Indonesia, dan rute gerilya sepanjang 100-kilometer (62 mil) yang ditempuhnya harus diikuti oleh taruna Indonesia sebelum lulus dari Akademi Militer. Soedirman ditampilkan dalam uang kertas rupiah keluaran 1968, dan namanya diabadikan menjadi nama sejumlah jalan, universitas, museum, dan monumen. Pada tanggal 10 Desember 1964, ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Raden Ajeng Kartini Nama asli : Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat Nama terkenal : Raden Adjeng Kartini Tempat lahir : Jepara Jawa Tengah Tanggal lahir : Senin, 21 April 1879 Zodiac : Taurus Wafat : 17 September 1904, Kabupaten Rembang Ayah : Raden mas Adipati Ario Sosroningrat Ibu : M.A Ngasirah Garis keturunan : Hamengkubuwono VI Warga Negara : Indonesia Agama : Islam Pasangan : K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat Anak : Soesalit Djojoadhiningrat Dikenal karena : emansipasi wanita Biografi Singkat RA Kartini Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat merupakan nama lengkap RA Kartini. Ia lahir pada tanggal 21 April 1879 di Mayong, Jepara, Jawa Tengah. Ayahnya bernama Raden mas Adipati Ario Sosroningrat yang merupakan seorang bupati Jepara. Kartini adalah keturunan ningrat. Hal ini bisa dilihat dari silsilah keluarganya. Kartini adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A Ngasirah yang merupakan putri dari Nyai Haji Siti Aminah buy testosterone cypionate dan Kyai Haji Madirono yang merupakan seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Dari sisi ayahnya, silsilah Kartini dapat dilacak sampai Hamengkubuwana VI. Sudah banyak yang mengupas mengenai pahlawan wanita berpengaruh di Indonesia bahkan dunia yang satu ini. Ibu kita kartini memang menjadi salah satu tokoh pahlawan wanita yang fenomenal di tanah Jawa tepatnya berasal dari Jawa Tengah. Banyak penulis menuturkan biografi RA Kartini dan menceritakan perjalanan sustanon 250 hidupnya yang menginspirasi. Seperti halnya yang dilakukan oleh Sitisoemandari Soeroto dalam bukunya yang berjudul ‘Kartini : Sebuah Biografi’. Dalam buku ini diterangkan tentang silsilah keluarga Kartini, sisi kehidupan yang menjadi saksi perjuangan melalui tulisannya yang sarat akan kritik penyetaraan gender, nasionalisme yang mengunggah sampai ke negeri Belanda. Kumpulan tulisan kepada sahabat – sahabat penanya di Belanda atau surat – surat yang pernah ia buat dirangkum Armijn Pane dalam sebuah buku yang berjudul ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’ yang juga menjadi salah satu tema yang pernah ia tuliskan. KH. Hasyim Asy’ari Biografi Singkat KH.Hasyim Asy’ari Mungkin banyak diantara kawula muda saat ini yang tidak mengenali sosok KH. Hasyim Asy’ari. Beliau adalah pendiri organisasi Islam Nahdlatul Ulama. Pria yang bernama lengkap Mohammad Hasjim Asy’arie ini merupakan Anak dari Kyai Asy’ari. KH. Hasyim Asy’ari dilahirkan tepat pada tanggal 14 Februari 1871 di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Bukan hanya sebagai pendiri Organisasi Islam Terbesar di Indonesia, KH. Hasyim Asy’ari juga merupakan seorang tokoh pendiri pesantren terbesar di wilayah Pulau Jawa pada abad 20, pesantren tersebut bernama Tebuireng. Sekitar tahun 1899, KH. Hasyim Asy’ari melihat bahwa sisi religius masyarakat Jawa secara umum masih sangat kental dengan bentuk praktik yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Ditambah lagi, beragam praktik yang menyalahi aturan Islam tersebut berada tepat di sekitar lingkungan pesantren Tebuireng yang ia dirikan. Keadaan ini pun mengundang prihatin bagi KH. Hasyim Asy’ari, ia merasa bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan islamiah, pengajaran seputar akhlak dan meluruskan kekeliruan umat terhadap beragam bentuk praktik yang menyalahi aturan syariat Islam. Pendidikan Perjalanan pendidikan KH. Hasyim Asy’ari dalam menimba ilmu tentu bukanlah sebuah proses yang singkat. Sejak usia dini, KH. Asy’ari, yaitu ayah dari KH. Hasyim Asy’ari telah memberikan beragam pengetahuan dasar seputar ajaran Islam kepada Hasyim Asy’ari kecil. Sejak kecil Hasyim Asy’ari tidak pernah mengecap pendidikan formal. Karena sebagaimana yang kita ketahui, saat itu Indonesia masih berada di bawah penjajahan negara Belanda, dan hanya orang orang tertentu sajalah yang akan mendapatkan hak untuk duduk di bangku sekolah formal saat itu. Saat berusia remaja (sekitar 15 tahun), Hasyim Asy’ari pun mulai lebih serius dalam mendalami ilmu agama. Hal ini dapat terlihat, dimana beliau melakukan safari menuntut ilmu dari satu pesantren ke beberapa pesantren lainnya, agar dapat lebih mengenal dan mempelajari intisari dari ajaran agama Islam yang mulia. Mulai dari Pesantren Langitan di daerah Tuban, Pesantren Siwalan di wilayah Sidoarjo, Pesantren Wonokoyo di Probolinggo, Pesantren Trenggilis di daerah Semarang, hingga Pesantren Kademangan di daerah Bangkalan telah beliau singgahi dalam perjalanannya menuntut ilmu syari. Dan puncak dari itu semua adalah perjalanan menuntut ilmu syari yang beliau lakukan ke kota suci Mekkah di tahun 1892. Saat di Mekkah, Hasyim Asy’ari berguru pada ulama terkemuka di timur tengah seperti: Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau, Syaikh Ahmad Amin Al-Aththar, Syaikh Muhammad Mahfudz atTarmasi, Syaikh Ibrahim Arab, Sayyid Husein Al-Habsyi, Syaikh Rahmaullah, Syaikh Sholeh Bafadlal, Sayyid Abbas Maliki, Sayyid Alwi bin Ahmad As-Saqqaf, dan Syaikh Said Yamani. Selain nama nama ulama diatas, KH. Hasyim Asy’ari juga menimba ilmu hadits, kepada salah seorang ulama asal Indonesia pertama yang mengajarkan kitab Shahih Bukhori di kota Mekkah saat itu, beliau adalah Syaikh Mafudz. Keluarga Mohammad Hasjim Asy’arie adalah anak ketiga dari sepuluh bersaudara dari pasangan Kyai Asy’ari dan Halimah. Ayah beliau, yaitu Kyai Asy’ari adalah seorang pemimpin sebuah pesantren di wilayah Jombang, Jawa Timur. Sedangkan kakek beliau juga merupakan pimpinan dari pondok pesantren Nggedang di Daerah Jombang, Jawa Timur. Dari kakek dan ayahnya inilah, jiwa kepemimpinan itu mengalir kepada KH. Hasyim Asy’ari. Jika dirunut kembali, KH. Hasyim Asy’ari ternyata memiliki garis keturunan dari keluarga bangsawan kesultanan Majapahit dan Sultan Brawijawa dari garis keturunan sang ibu. Lihat silsilah keturunan ibu dari KH. Hasyim Asy’ari di bawah ini Prabu Brawijaya V memiliki anak bernama Joko Tingkir (Mas Karebet). Dan Joko Tingkir memiliki anak yang bernama Pangeran Benowo. Kemudian Pangeran Benowo memiliki anak yaitu Pangeran Sambo, Pangeran Sambo adalah ayah dari Ahmad, Ahmad ayah dari Abdul Jabar, Abdul Jabar adalah ayah dari Sihah. Dan Sihah memiliki putri bernama Layyinah dan cucu yang bernama Halimah. Halimah merupakan ibu kandung dari KH Hasyim Asy’ari. Wafat Pada tanggal 21 Juli tahun 1947, KH. Hasyim Asy’ari menghembuskan nafas terakhirnya. Beliau wafat pada usia 76 tahun. Dengan menimbang banyak hal, salah satunya peran beliau dalam dunia pendidikan dan membentuk karakter anak bangsa saat itu, Presiden Ir. Soekarno memberikan gelar pahlawan nasional pada KH. Hasyim Asy’ari di tahun 1964.