ISSN Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. V, No. , Desember , KAJIAN KEAMANAN PEMAKAIAN OBAT ANTIHIPERTENSI DI POLIKLINIK USIA LANJUT INSTALASI RAWAT JALAN RS DR SARDJITO Zullies Ikawati, Sri Djumiani, I Dewa Putu P.S Program Studi Magister Farmasi Klinik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Dr Sardjito, Yogyakarta ABSTRACT Increasing age is generally followed by increasing chronic diseases so that the elderly needs much therapy using drugs for therapy of numerous diseases they have. Hypertension is one of diseases of which its prevalence increases along with increasing age. Most of the elderly diagnosed as having hypertension finally take therapy using antihypertension drugs. Physiological changes that happen to the elderly lead to use of drugs for side effect diseases of which their consumption should be considered while having antihypertension drugs. Changes in biological system to the elderly will affect the process of drug molecular interaction, which finally affects clinical efficacy and pharmacotherapeutic safety. Meanwhile, minimizing the problem of drug use insecurity is one of good prescription demands in the implementation of clinical pharmacy. To identify and study safety of antihypertension drug use at the elderly polyclinic of Dr. Sardjito Hospital Outpatient Installation by identifying and evaluating contraindication, interaction and side effect of antihypertension drugs. This was a descriptive study with data taken prospectivelly from patients of the elderly polyclinic of Dr. Sardjito Hospital Outpatients Installation from November to December , . Data were obtained from medical records, interviews and questionnaires. The study on contraindication, interaction and side effect of drugs which happened was based on a guideline book. There was . of patients took antihypertension drugs which were not beneficial to patients clinical condition, so the that use of antihypertension drugs needs monitoring. As much as . of patients took combined drugs potential to cause interaction, . of which had clinical symptoms presumed to be related with possibility of increasing drug interaction effect. As much as . of patients had at least one drug side effect considered to be related or possibly related with antihypertension medication. Use of antihypertension drugs among the elderly had not been relatively safe because there was drug combination potential of causing interaction, light drug side effect and the possibility of contraindication due to use of antihypertension drugs which was not beneficial to patients clinical condition so that monitoring to use of antihypertension drugs was needed. Keywords elderly, hypertension, contraindication, interaction, drug side effect. Corresponding author Email ikawatiyahoo.com ikawatizugm.ac.id. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji keamanan pemakaian obat antihipertensi di Poliklinik usia lanjut Instalasi rawat jalan RS Dr. Sardjito Yogyakarta, dengan mengetahui dan mengkaji kontraindikasi, interaksi dan efek samping obat antihipertensi. Merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara prospektif dari pasien poliklinik usia lanjut instalasi rawat jalan RS Dr. Sardjito periode November sampai dengan Desember . Data diambil dari rekam medik, wawancara dan mengajukan kuesioner kepada pasien. Kemudian mengkaji kontraindikasi, interaksi dan efek samping obat yang terjadi berdasarkan buku pedoman. Hasil penelitian menunjukkan terdapat , pasien menerima obat antihipertensi yang tidak menguntungkan terhadap kondisi klinis pasien, sehingga pemakaiannya diperlukan pengawasan. Terdapat , pasien menerima kombinasi obat yang potensi terjadi interaksi, , diantaranya mempunyai gejala klinis yang diperkirakan berkaitan dengan kemungkinan berkembangnya efek interaksi obat. Sebanyak , pasien mengalami sedikitnya satu efek samping obat yang dipertimbangkan berkaitan atau kemungkinan berkaitan dengan pengobatan antihipertensi. Kata kunci Usia lanjut, Hipertensi, Kontraindikasi, Interaksi, Efek samping. PENDAHULUAN Seiring meningkatnya usia maka penyakit kronis juga meningkat, sehingga usia lanjut lebih banyak membutuhkan terapi dengan obat untuk penatalaksanaan berbagai penyakit yang diderita . Hipertensi adalah suatu penyakit yang prevalensinya meningkat dengan bertambahnya usia. Sebanyak usia dewasa dengan tekanan darah normal berkembang menjadi hipertensi tingkat satu . Sebagian besar usia lanjut yang didiagnosis hipertensi pada akhirnya menjalani terapi menggunakan obat antihipertensi. Pengobatan hipertensi secara farmakologi pada usia lanjut sedikit berbeda dengan usia muda karena adanya perubahanperubahan fisiologis akibat proses menua. Perubahan fisiologis yang terjadi pada usia lanjut menyebabkan konsentrasi obat menjadi lebih besar, waktu eliminasi obat menjadi panjang, terjadi penurunan fungsi dan respon dari organ, adanya berbagai penyakit lain, adanya obatobat untuk penyakitpenyakit penyerta yang sementara dikonsumsi harus diperhitungkan dalam pemberian obat antihipertensi . Perubahan sistem biologis pada usia lanjut akan mempengaruhi proses interaksi molekul obat yang pada akhirnya mempengaruhi kemanfaatan klinik dan keamanan farmakoterapi. Frekuensi terjadinya efek samping pada kelompok usia lanjut lebih tinggi di Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, Juni , Jakarta. Vol. V, No., Desember . pola hidup. Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV. Juni . Pengkajian Kontraindikasi Berdasarkan JNC dan WHOISH Guidelines . . Dilakukan sampling secara accidental sampling. sedangkan kondisi hipertensi pasien . Pengawasan dilakukan terhadap a. yaitu pasien . lama hipertensi. menerima obat antihipertensi yang tidak menguntungkan terhadap kondisi klinis pasien. Sardjito periode November sampai dengan Desember . dan munculnya efek samping obat HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Subyek Penelitian Keseluruhan subyek penelitian merupakan pasien ASKES. dosis. Selengkapnya gambaran subyek penelitian pada tabel . Berkaitan dengan pelayanan farmasi klinis. Sebagian besar populasi. CARA PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif evaluatif dengan pengambilan data secara prospektif. untuk memenuhi unsur tuntutan bagi peresepan yang baik salah satunya adalah meminimalkan risiko pengobatan. Selanjutnya dianalisis terhadap adanya kontraindikasi obat. Jakarta. MAJALAH ILMU KEFARMASIAN . melakukan aktivitas olahraga secara rutin. Data yang diambil adalah kelompok umur. kondisi hipertensi. dengan lama hipertensi lebih dari tahun. Subyek penelitian adalah pasien hipertensi usia lanjut di Instalasi rawat jalan RS Dr. maka pada penelitian ini terdapat pasien . b. interaksi dan kontraindikasi . lalu pengambilan data rekam medik.bandingkan populasi pada umumnya . Sardjito dengan melihat berapa besar potensi terjadinya kontraindikasi. interaksi obat dan efek samping obat. Meminimalkan risiko pengobatan dilaksanakan dengan meminimalkan masalah ketidakamanan pemakaian obat. sehingga diperlukan pengawasan dalam pemakaian obat antihipertensi tersebut seperti tercantum pada tabel . mengatur pola makan dan pasien . Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui deskripsi keamanan pemakaian obat antihipertensi di Poliklinik usia lanjut Instalasi rawat jalan RS Dr. maka populasi usia lanjut yang mempunyai karakteristik seperti disebut di atas dapat dipilih sebagai populasi pelayanan farmasi klinis. wawancara serta mengajukan kuesioner subyek penelitian setiap hari. pasien . Selain itu pasien usia lanjut merupakan salah satu pasien yang rentan terhadap interaksi obat . dan peresepan. adanya interaksi obat. riwayat alergi obat. riwayat penyakit keluarga. Dari aspek genetik yang mempunyai keluarga dengan riwayat penyakit hipertensi atau diabetes mellitus sebanyak pasien . telah terkontrol. Mekanisme pengamanannya berupa pemantauan efek samping. . . Lama hipertensi Kondisi hipertensi Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV. .. . . . . . . . . . . . . Profil subyek penelitian pasien hipertensi usia lanjut rawat jalan RS Dr. . Pendidikan Pekerjaan Pensiunan Guru Ibu Rumah tangga Pensiunan PNS Pensiunan ABRI Swasta ASKES Ada riwayat penyakit keluarga Tidak ada / tidak tahu Status pasien Riwayat penyakit keluarga Hipertensi. Sardjito Karakteristik Subyek Usia Uraian tahun Young Old tahun Old Old gt tahun Oldest Old Tidak Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus lulus pendidikan formal setingkat SD setingkat SLTP setingkat SLTA setingkat Akademi setingkat Sarjana setingkat Pasca Sarjana Jumlah Pasien Persentase n . . Desember . . . V. . . diabetes Riwayat alergi obat Penisilin. . . Juni . . Jakarta. .Tabel . sulfa Pola hidup Ada alergi Tidak ada / tidak tahu Mengatur pola makan Tidak mengatur Olahraga secara teratur Tidak olahraga/ fisik menurun Tidak tahu / lupa lt tahun gt tahun Terkontrol lt / lt mmHg Tidak terkontrol gt / gtmmHg . Vol. . No. . Daftar obat antihipertensi yang Precautions pada subyek penelitian pasien hipertensi usia lanjut rawat jalan RS Dr. . Banyak efek samping yang terjadi ditemukan terjadi pada dosis yang tinggi. . . sehingga dapat segera diantisipasi dan dilakukan pengambilan tindakan apakah menambah kombinasi obat. . Pemakaian dosis besar tidak dapat menambah efektivitas antihipertensinya akan tetapi dikaitkan dengan terjadinya hipokalemia dan efek samping lainnya yang lebih besar . Untuk meminimalkan risiko hipokalemia dan efek metabolik lainnya direkomendasikan penggunaan dosis efektif serendah mungkin dan umumnya untuk dewasa tidak lebih setara dengan dosis Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV. mengurangi dosis atau mengganti pilihan obat antihipertensi apabila muncul gejala yang tidak menguntungkan. akan tetapi diuretik tiasid mempunyai efek abnormalitas pada proses metabolik. . trigliserida. . . . Efek yang terjadi tergantung besar dosis yang digunakan. . . pencetus gout. Efek tersebut kecil pada pemakaian jangka panjang dengan menggunakan dosis rendah .Tabel . . Pemakaian tiazid pada usia lanjut mempunyai keuntungan menurunkan risiko osteoporosis sekunder. Jakarta. low density lipoprotein cholesterol LDL dan insulin plasma. . Juni . . Diuretik meningkatkan asam urat serum. MAJALAH ILMU KEFARMASIAN . sebagai contoh terjadi pada HCT dosis mg/hari. meningkatkan glukosa darah. adalah penggunaan obat disertai pengawasan data laboratorium dan gejala kelainan klinis. . . kondisi klinis pasien dan data hasil uji laboratorium. . . Efek ini bersifat sementara dan sering tidak bertalian. . pada dosis yang lebih kecil efeknya lebih sedikit . . .Sardjito periode NovemberDesember Obat AntiHT dan status pemakaian HCT P Kondisi klinis spesifik Hiperkolesterolemia Dislipidemia HCT HCT HCT Nifedipin Diltiazem P P P P P Hiperurisemia Hiperglikemia Gagal ginjal kronik CLcr lt ml/mt Gagal jantung Nomor pasien . . . . Total pasien Keterangan Status pemakaian P Precautions posssible indications atau possible contraindications . . Pemakaian HCT pada kondisi pasien hiperurisemia pada penelitian ini. HCT merupakan derivative sulfonamida sehingga dipertimbangkan kemungkinan adanya reaksi cross allergy . Akan tetapi reaksi alergi ini tidak dapat diprediksi karena pasien tidak mempunyai riwayat alergi obat golongan sulfa atau riwayat penyakit asma bronkial. efek samping lisinopril. dosis hidroklortiazid yang diberikan tidak lebih dari mg/hari. Sedangkan belum terkontrolnya hipertensi karena pemakaian HCT kurang efektif untuk kondisi gangguan ginjal. Belum terkontrolnya hipertensi dan munculnya gejala klinis seperti gambaran suatu reaksi hipersensitivitas diperkirakan karena pemilihan HCT yang tidak menguntungkan. Farmakoterapi pasien hipertensi disertai kondisi gagal jantung pada tahap awal dipilih golongan obat yang dapat mengatasi kedua kondisi tersebut. seperti penghambat ACE. efek interaksi antara alopurinol dan HCT. efek interaksi antara alopurinol dan lisinopril.hidroklortiazid mg/hari . Pemakaian HCT pada kondisi pasien gagal ginjal kronik pada penelitian ini dialami oleh pasien. Biasanya pada pasien DM tipe II gangguan metabolisme glukosa telah ada jauh sebelum pasien didiagnosis DM. No. maka dipertimbangkan penambahan penyekat reseptor angiotensin II atau Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV. V. Juni . nifedipin dan alopurinol. Pemakaian HCT pada kondisi pasien hiperglikemia pada subyek penelitian ini sulit diketahui apakah diabetes mellitus DM yang diderita pasien diperparah atau ada kaitannya dengan pemilihan antihipertensi yang tidak menguntungkan atau karena komplikasi perkembangan penyakit hipertensi. karena kebanyakan pasien menderita hipertensi dalam jangka waktu puluhan tahun sehingga data kadar glukosa serum awal tidak dapat diketahui selain itu beberapa pasien yang didiagnosis hipertensi bersamaan dengan diagnosis DM. disebabkan juga oleh komplikasi dari nefropati yang diderita pasien. adanya bintikbintik merah hitam serta luka seperti bekas garukan pada kulit. . Pemakaian HCT pada kondisi pasien hiperkolesterolemia dan dislipidemia pada penelitian ini telah dilakukan koreksi dengan pemberian penurun lemak darah terutama antihiperlipidemia golongan statin. ketaatan pasien meminum obat antihipertensi serta faktor genetik. penyekat dan diuretik. Jakarta. selain itu penambahan terapi dengan alopurinol telah dilakukan pada sebagian besar subyek penelitian ini. Desember .. Reaksi tersebut seperti gambaran reaksi hipersensitivitas. Jika hipertensi belum terkontrol setelah terapi secara optimal dengan golongan obat antihipertensi tersebut di atas. Diantaranya terdapat pasien dengan kondisi hipertensi belum terkontrol dan muncul gatalgatal. kemungkinan adanya sindroma uremik akibat azotemia yang dipercepat oleh tiazid serta efek komplikasi dari gangguan fungsi ginjal itu sendiri. Vol. . sehingga mengurangi manfaatnya untuk mencegah komplikasi . Risiko terjadinya efek pada kardiovaskuler dapat dikurangi dengan penggunaan sediaan bentuk lepas lambat. pasien .penyekat kanal kalsium generasi ke seperti amlodipin. pace dan lainlain. Diltiazem memperburuk gagal jantung pada pasien dengan gangguan fungsi ventrikel. Pasien usia lanjut pada penelitian ini mengkonsumsi obat tradisional berasal dari tumbuhan makuto dewo. kendatipun demikian perlu dilakukan pengawasan untuk mencegah peningkatan kegagalan fungsi jantung. Pada subyek penelitian ini pasien yang mendapat obat antihipertensi nifedipin. Pemakaian bersama ferosulfat dengan penghambat ACE berpotensi terjadi interaksi antara ion feri dengan penghambat ACE pada sistem pencernaan mengakibatkan penurunan absorpsi dan efektivitas penghambat ACE. Pada interaksi obat antihipertensi dengan obatobat yang dibeli bebas terdapat pasien berpotensi terjadi interaksi obat. mendapat kombinasi obat antihipertensi. suatu penghambat ACE dengan struktur tanpa gugus sulfhidril. Nifedipin formulasi kerja pendek tidak dianjurkan untuk pengobatan jangka panjang hipertensi. yaitu aktivitas menghambat kontraksi otot polos vaskuler lebih besar dari pada otot jantung. akan tetapi pasien mengkonsumsinya tidak rutin. diltiazem dan kebanyakan dihidropiridin serta vasodilator yang bekerja secara langsung contoh minoksidil . c. Nifedipin jarang menimbulkan gagal jantung. felodipin. merupakan sediaan kronoterapi yang didesain untuk menurunkan tekanan darah berdasar prinsip perubahan sirkadian . dari rekam medik diketahui terjadi disfungsi diastolik sedangkan fungsi ventrikel kiri baik dan pasien tidak mengeluhkan adanya sesak napas pada saat beraktivitas. Pengobatan yang seharusnya dihindari adalah penyekat kanal kalsium dengan inotropik negatif contoh verapamil. MAJALAH ILMU KEFARMASIAN . Pemakaian penyekat kanal kalsium pada kondisi pasien gagal jantung pada penelitian ini terjadi pada pasien. kebanyakan diresepkan dalam bentuk sediaan lepas lambat. karena menimbulkan variasi tekanan darah yang besar. Juni . Pada pasien gagal jantung yang menerima diltiazem pada penelitian ini. buah merah. Jakarta. sehingga pengaruh efek interaksi obat antihipertensi yang diresepkan dokter dengan obat tradisional tersebut sulit untuk dikaji. Pengkajian Interaksi obat Pada penelitian ini umumnya pasien menerima sampai jenis obat. Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV. karena efek inotropik negatifnya diimbangi oleh pengurangan kerja ventrikel kiri selain itu nifedipin bersifat vaskuloselektif. Efek tersebut dapat terhindari karena pasien pada penelitian ini mendapatkan jenis lisinopril. yaitu interaksi antara penghambat ACE dan ferosulfat. selengkapnya dirangkum dalam tabel . Desember . Vol. Penatalaksanaannya dengan memonitor adanya perubahan efek nifedipin dan bila terjadi toksisitas maka dilakukan pemberhentian atau merubah dosis nifedipin dan dilakukan pengawasan pada saat titrasi dosis nifedipin . diperkirakan interaksi obat berkembang faktual pada pasien. terdapat empat kombinasi obat yang diperkirakan efek interaksi obat berkembang sehingga perlu dikaji lebih lanjut. maka terkontrolnya tekanan darah tidak hanya disebabkan oleh efek interaksi antara nifedipin dan ranitidin. Efek nifedipin dapat meningkat sebagai hasil dari interaksi dengan golongan H antagonis. jenis kombinasi obat diantaranya diperkirakan efek interaksi obat berkembang sehingga dikaji lebih lanjut. Juni . Diantaranya terdapat pasien . suatu peringkat yang beralasan untuk dipertimbangkan kemungkinan terjadi. Sardjito periode NovemberDesember . Berdasarkan kondisi tekanan darah. mempunyai gejala klinis yang diperkirakan berkaitan dengan terjadinya perkembangan interaksi obat. seperti pada gambar . tingkat keparahan efek interaksinya moderate dan laporan terjadinya suspected.Sedikitnya satu kejadian kombinasi obat yang potensial berinteraksi diterima oleh pasien . Ranitidin memberikan efek peningkatan kadar plasma nifedipin lebih kecil daripada simetidin. . Berdasarkan kondisi klinis pasien. adalah pada pasien usia lanjut tampak adanya gangguan metabolisme lintas pertama untuk beberapa macam obat. Akan tetapi efek interaksi dengan ranitidin lebih kecil daripada dengan simetidin. Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV. Interaksi antara nifedipin dan H antagonis ranitidin Kemaknaan klinis interaksinya berperingkat . Mengenai kombinasi obat yang potensial berinteraksi dapat dilihat pada tabel . Jakarta.. V. No. Persentase interaksi obat antihipertensi pada subyek penelitian pasien hipertensi usia lanjut rawat jalan RS Dr. Mula kerja interaksinya delayed. Penyebab lain yang menyumbang terkontrolnya hipertensi. pasien tanpa interaksi obat pasien dengan kombinasi obat yang potensial berinteraksi pasien dengan interaksi obat yang mungkin berkembang Gambar . Kombinasi obat yang potensial berinteraksi berjumlah jenis. Kendatipun hanya pasien yang mendapat obat antihipertensi kombinasi. . tekanan darah kelima pasien tersebut telah terkontrol pada / mmHg. atau memberikan perubahan yang tidak bermakna. Interaksi obat ini diterima oleh pasien. urut Kombinasi obat / golongan obat Nifedipin H antagonis Penghambat ACE Alopurinol Diuretik tiazid Alopurinol Diuretik tiazid Garam Ca Penyekat Nifedipin Penghambat ACE Antasid Diuretik tiazid Sulfonil Urea Penghambat ACE Furosemid Penghambat ACE Digoksin Penyekat Dilitiazem Diltiazem HMG Co A reduktase inhibitor Loop diuretik Glikosida digitalis Penghambat ACE Preparat K Diuretik hemat K Preparat K Loop diuretik Salisilat Penyekat Eritromisin Diltiazem Amiodaron Diltiazem Nifedipin Penghambat ACE Ferosulfat Jumlah kejadian pasien kejadian pada pasien Interaksi berkembang kejadian no. menurunkan kapasitas metabolisme intrinsik hati pada usia lanjut.. pasien Total kejadian pada Sumber Data penelitian Keterangan tabel Diperkirakan interaksi berkembang.. Jakarta. diantaranya nifedipin. Kelima pasien telah melengkapi terapi obat dengan nir obat yaitu melakukan pengaturan pola hidup dan pola makan. pasien . Juni . pasien kejadian.Tabel . akan tetapi belum terjadi komplikasi terhadap perkembangan penyakit penyerta yang lebih serius yang menyebabkan sulit terkontrolnya tekanan darah. Keadaan tersebut bersamasama dengan penurunan aliran darah hati menjadi penyebab utama dalam peningkatan bioavailabilitas obat yang mengalami lintas pertama. no. Sardjito periode NovemberDesember No. Kombinasi obat yang potensial berinteraksi pada pasien hipertensi usia lanjut rawat jalan RS Dr.. tahun. kejadian. no. Selain itu walaupun lama hipertensi ratarata lebih dari tahun. sehingga dilakukan pengkajian terhadap kondisi klinis yang berkaitan dengan efek interaksi. no. Adanya reduksi massa hati sebanyak mulai usia . pasien kejadian. sehingga efek hipotensif dari nifedipin meningkat secara bermakna pada pasien usia lanjut . MAJALAH ILMU KEFARMASIAN . Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV. . Interaksi antara penghambat ACE kaptopril. pasien mendapat antihipertensi yang tidak menguntungkan. . Satu pasien dikaji lebih lanjut karena menunjukkan kodisi klinis sesuai dengan gambaran efek interaksi. Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV. Jakarta. V. Setelah dikaji lebih lanjut. yang merupakan komplikasi dari gangguan ginjal yang diderita pasien. munculnya efek interaksi obat yang diberikan. Hanya pasien yang muncul gejala seperti gambaran reaksi hipersensitivitas berupa gatalgatal dan munculnya bintikbintik merah hitam rash serta adanya luka seperti bekas garukan pada kulit kaki dan tangan pasien. seperti telah diuraikan pada interaksi obat sebelumnya. Kombinasi kedua obat ini diterima oleh pasien. Reaksi ini terjadi lebih sedikit pada obat yang berstruktur tanpa gugus sulfhidril lisinopril. Interaksi antara diuretik tiazid HCT dan alopurinol Kombinasi obat HCTalopurinol diterima oleh pasien.. mengakibatkan beberapa reaksi yang tidak menguntungkan. yaitu interaksi antara penghambat ACE dan alopurinol serta antara HCT dan alopurinol. Maka gejala klinis yang ada disebabkan oleh terjadinya sindroma uremik sebagai akibat azotemia. Pasien menerima lisinopril suatu penghambat ACE yang tidak mengandung gugus sulfhidril sehingga kemungkinan kecil terjadi reaksi interaksi. Pada gagal ginjal melemahkan keluarnya oksipurinol suatu metabolit utama alopurinol. lisinopril dan alopurinol Efek interaksinya berupa peningkatan risiko reaksi hipersensitivitas terhadap alopurinol . tetapi pada subyek dengan fungsi ginjal normal tidak dapat ditemukan adanya perubahan dalam proses bersihan clearance yang disebabkan tiazid. Perubahan proses bersihan oleh tiazid ini merupakan suatu matarantai farmakokinetika pada pemakaian tiazid dan toksisitas alopurinol. yang berarti kemaknaan klinis tidak kuat. Penatalaksanaannya bila manifestasi dari reaksi hipersensitivitas berkembang adalah menghentikan penggunaan kedua obat sementara. risiko munculnya reaksi hipersensitivitas diperkirakan bukan hanya disebabkan oleh efek interaksi obat karena kemaknaan klinis interaksi berperingkat . Juni . Vol. diantaranya mempercepat azotemia. Beberapa penga. Penelitian lain menunjukkan bahwa efek alopurinol pada proses metabolisme pirimidin menigkat dengan pemakaian tiazid . No. adanya kemungkinan munculnya efek samping gatalgatal karena lisinopril dan nifedipin serta rash yang merupakan efek samping lisinopril efek samping alopurinol dan/atau diperberat oleh pemakaian alopurinol. Gejala yang muncul karena reaksi hipersensitivitas segera diterapi . dalam hal ini pemilihan diuretik tiazid untuk kondisi pasien yang mengalami gangguan ginjal dengan bersihan kreatinin lebih kecil ml/menit. Desember . . Interaksi antara penghambat ACE dan antasid merupakan interaksi dengan mekanisme yang melibatkan aspek farmakokinetika obat. mengakibatkan bioavailabilitas obat golongan penghambat ACE berkurang. dengan dokumentasi kejadian berderajat possible. Kemaknaan klinisnya berperingkat . . alopurinol dan pasien mengalami reaksi hipersensitivitas. akan tetapi nilai tekanan darah setelah mendapatkan tambahan antasid dan ranitidin tidak dipantau karena melewati batas waktu Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV. Jakarta. Secara langsung menurunkan adsorpsi pada bioavailabilitas obat . menunda serta menurunkan kadar puncak obat. pasien menerima antasid pada kontrol terakhir November . . sedangkan kontrol pada bulan sebelumnya tidak pernah diresepkan antasid. Pelepasan ion aluminium dan magnesium secara bebas di dalam lambung berpotensi mempunyai efek terhadap fungsi lambung dan farmakokinetika obat. Juni .wasan perlu dilakukan apabila kedua obat dipergunakan bersama khususnya penggunaan HCT dan alopurinol secara bersama pada pasien dengan fungsi ginjal terganggu . Penatalaksanaannya dengan memberi selang waktu minum jam atau lebih pada kedua obat bila interaksi dicurigai terjadi . penghambat ACE. . Pemakaian secara bersama kaptopril dan antasid dapat menurunkan kecepatan dan jumlah kaptopril yang diabsorpsi pada sistem pencernaan. Interaksi antasidobat lain dapat menyebabkan terjadinya perubahan sekunder motilitas gastrointestinal atau perubahan pH lambung dan urin. pasien menerima kombinasi HCT. Interaksi antara penghambat ACE lisinopril dan antasid Interaksi penghambat ACE dan antasid mempunyai mula kerja rapid. MAJALAH ILMU KEFARMASIAN . Terdapat pasien perlu dilakukan pengawasan karena pasien tersebut menunjukkan adanya tandatanda gangguan fungsi ginjal. yang dapat diketahui dari meningkatnya nilai BUN dan kreatinin diatas nilai normal. Pemberian kaptopril dosis tunggal mg peroral menit setelah antasid. tingkat keparahan minor. Bioavailabilitas penghambat ACE menurun pada pemakaian bersama makanan atau antasid yang menyebabkan perlambatan pengosongan lambung dan peningkatan pH lambung . Pada beberapa kejadian interaksi tersebut secara klinis tidak penting dan masih memerlukan penelitian lebih lanjut . Kombinasi antara penghambat ACE dan antasid berpotensi untuk berinteraksi pada nomor pasien dan . Pada pasien nomor kondisi hipertensi telah terkontrol / mmHg. menurunkan bioavailabilitas kaptopril. yang berarti tidak utama . . Efek interaksi antara penghambat ACE dan antasid berupa pengurangan efek antihipertensi dengan mekanisme penurunan kecepatan dan jumlah absorbsi obat golongan penghambat ACE dalam sistem pencernaan. pasien tidak disertai penyakit penyerta diabetes. Profil efek samping obat antihipertensi pada subyek penelitian pasien hipertensi usia lanjut rawat jalan RS Dr. . Pengkajian Efek Samping Obat Sedikitnya satu efek samping obat yang dipertimbangkan berkaitan atau kemungkinan berkaitan terhadap pengobatan.. Gambar menunjukkan pada penelitian ini efek samping lebih banyak muncul pada pasien usia lanjut lakilaki sebanyak pasien . dari total pasien yang menerima lisinopril. sehingga pengaruh efek interaksi penghambat ACE dan antasid tidak dapat diketahui. . Juni . menopause . Desember . Apabila jumlah subyek diperbesar dapat diperkirakan efek samping obat pada wanita lebih banyak muncul. akan tetapi tekanan darah pasien nomor belum terkontrol / mmHg. wanita dilaporkan mengalami efek samping obat lebih besar daripada lakilaki. Pada pasien nomor meskipun mempunyai faktorfaktor positif sebagai penyumbang penurunan tekanan darah. Hal ini disebabkan wanita lebih sering mendapat perhatian akan pengobatan. Lisinopril lebih sering diresepkan. . masa Gambar . dan dari pemakaian tersebut. Jakarta. diantaranya menerima kombinasi obat antihipertensi HCT dan lisinopril. Faktor lain yang kemungkinan sebagai penyumbang belum terkontrolnya hipertensi diantaranya ketidakpatuhan pasien dalam meminum obat. muncul gejala yang dikaitkan dengan efek samping lisinopril dialami oleh pasien . Sardjito periode NovemberDesember hamil. Vol. Pada beberapa rangkaian. Diperkirakan terjadinya interaksi antara penghambat ACE dan antasid merupakan salah satu penyebab belum terkontrolnya hipertensi. menyusui.penelitian. gejalagejala seperti infeksi pernafasan atas serta peningkatan kadar kreatinin Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV. usia pasien serta faktor genetik. pasien melakukan pengaturan pola makan. pasien tidak obesitas. Efek samping lisinopril yang muncul berupa batuk. d. dislipidemia atau gangguan ginjal. yaitu diresepkan pada pasien . karena dalam kehidupan wanita ada beberapa periode saat obat mengalami perubahan farmakokinetika yaitu masa menarche. No. dialami oleh pasien . Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah subyek. Pada tabel memuat obat antihipertensi yang diresepkan dalam penelitian ini serta persentase munculnya efek samping dari pemakaian obat tersebut. V. sedangkan pada pasien usia lanjut wanita sebanyak pasien . Sumber Data penelitian serum dan BUN. Persentase pemakaian dan munculnya efek samping obat antihipertensi dalam kelompok obat No. n n n n n n n n n n n Persentase muncul ESO . Perhatian terbesar pada aspek kurang optimalnya penggunaan obat pada usia lanjut dihubungkan dengan Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV. MAJALAH ILMU KEFARMASIAN . . Jakarta. . . Hasil rekapitulasi penentuan probabilitas efek samping obat dengan menggunakan algoritma Naranjo seperti pada tabel . . . Untuk memperkirakan efek samping obat dalam penelitian ini digunakan algoritma Naranjo karena lebih diakui secara luas penggunaannya. . . urut Obat antihipertensi Lisinopril HCT Nifedipin Kaptopril Diltiazem Terazosin Furosemid Bisoprolol Irbesartan Spironolakton Amlodipin Persentase pemakaian n . hasilnya dapat teruji dan cepat . Sardjito periode NovemberDesember Tabel . selengkapnya pada tabel . . . . Distribusi efek samping obat antihipertensi pada subyek penelitian pasien hipertensi usia lanjut rawat jalan RS Dr. .Gambar . . Juni . . . . . . . . . konstipasi. batuk. . . . Adanya penambahan suatu pengobatan menempatkan pasien pada posisi mendapat tambahan risiko berkembangnya efek samping obat yang terkait dengan pengobatan yang sebenarnya tidak dibutuhkan . sakit kepala. . . Aliran peresepan dimulai ketika timbulnya suatu efek samping obat disalahinterpretasikan sebagai suatu kondisi medis baru. sehingga terdapat beberapa penyakit penyerta pada satu pasien. Terazosin Furosemid Pos Prb Pos Prb suatu aliran peresepan. Berdasarkan hal tersebut dalam penentuan efek samping obat berupa hipotensi postural. . . . HCT Lisinopril Kaptopril Nifedipin Diltiazem Pos Prb Pos Prb Pos Prb Pos Prb Pos Prb . . Efek samping obat berupa gejala ISPA Beberapa hal perlu dipertimbangkan dalam menentukan apakah ISPA sebagai suatu kondisi medis Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV.. . . Keterangan Gjl. diuresis dan efek samping lainnya dipertimbangkan juga pengaruh kegagalan tubuh dalam mempertahankan fungsi normal tubuh homeostasis pada usia lanjut. V. Persentase dan derajat efek samping obat antihipertensi dalam kelompok obat n Batuk Gjl ISPA HP Dizziness Cr Diuresis Pruritus Constipation Palpitation Rash . . Jakarta. . . . . nilai algoritma Naranjo . . . Desember . ISPA Gejala infeksi saluran pernafasan atas HP Hipotensi postural Cr Peningkatan kadar kreatinin serum Derajat efek samping obat berdasar algoritma Naranjo. . . Pos Possible. nilai algoritma Naranjo Prb Probable. adalah. Juni . Vol. . .Tabel . No. . . Diperkirakan efek samping berupa ISPA berkaitan dengan neutropenia. immediate release Lisinopril t . Neutropenia merupakan efek samping penghambat ACE yang jarang. jam jam Sumber McEvoy et al. Kendatipun uji hipotensi postural pada penelitian ini menunjukkan hasil positif. MAJALAH ILMU KEFARMASIAN . Bila kreatinin serum mg/dl dosis penghambat ACE diturunkan dan dilakukan pengawasan pasien terhadap adanya gejalagejala neutropenia seperti tenggorokan sakit. tmax Waktu kadar obat dalam plasma mencapai puncak. atau suara menjadi serak. baru ataukah suatu efek samping berkaitan obat lisinopril dan/atau nifedipin yang diterima pasien. pilek. Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV. ooa Onset of action mula kerja aksi obat. Jakarta. sehingga perlu dipertimbangkan faktorfaktor lain yang memberi tambahan terjadinya hipotensi postural. jam jam jam tmax . terjadi tenggorokan sakit dan hidung tersumbat . efek samping obat hanya salah satu dari beberapa faktor penyebab hipotensi postural. Pada rekam medik pasien terdapat ISPA sebagai diagnosis pada beberapa kali kunjungan bulan sebelumnya dan pada masa tersebut pasien mendapat obat antihipertensi lisinopril dan/atau nifedipin. demam . Efek samping obat berupa hipotensi postural Pada penentuan efek samping obat antihipertensi berupa hipotensi postural dilakukan uji tensi. . Pasien tidak disertai penyakit penyerta seperti penyakit paru obstruksi kronik. Keterangan t Waktu paruh eliminasi obat. suatu gejala seperti terjadinya ISPA.. terjadi terutama pada pasien hipertensi dengan collagen vascular atau penyakit renal parenchymal. bronkitis kronik atau faringitis. Dari hasil wawancara pasien mengatakan sering batuk.. Pertimbangan ISPA sebagai suatu efek samping didasarkan pada adanya laporan yang mengatakan bahwa terjadinya gejala seperti ISPA pada pemakaian lisinopril adalah sekitar dan pada pemakaian nifedipin dilaporkan sekitar . jam . Killion et al. doa Duration of action lama kerja aksi obat. . Perubahan baroreflex yang terkait . jam . Juni . flu. jam menit jam jam ooa jam jam jam Doa jam . Parameter farmakokinetika obat antihipertensi Nama obat HCT Furosemid oral Nifedipin oral..Tabel . sakit menelan. Beberapa sistem yang biasanya mengalami gangguan pada usia lanjut. renin. Dengan mengkaitkan parameter farmakokinetika obat seperti tercantum dalam tabel . Selain itu usia lanjut lebih peka terhadap pengosongan volume sekuncup dan hambatan simpatetik. sehingga lebih peka terjadi hipotensi postural daripada usia yang lebih muda . Vol.. luka pada usus besar. Jakarta. maka pasien meminum obat sekitar jam . obatobatan serta deconditioning . diantaranya fungsi usus dan kandung kemih. . vascular compliance. diuretika dapat mengakibatkan incontinensia pada pasienpasien tersebut. Berdasarkan parameter famakokinetika obat antihipertensi yang diberikan pada pasien.. jam menit. Diperkirakan rentang waktu uji hipotensi postural dengan waktu makan pagi pasien sekitar . Pada hipotensi postural post prandial. Dalam penelitian ini uji hipotensi dilakukan sekitar jam . Peningkatan terjadinya konstipasi pada usia lanjut dihubungkan dengan immobility. perubahan kepekaan baroreceptor. termasuk diantaranya Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV. Penyebab hipotensi postural yang bersifat akut dan reversible diantaranya dehidrasi. maka terjadinya suatu hipotensi postural post prandial tidaklah mudah dikaitkan. tekanan darah turun sampai menit setelah makan .. Juni . perubahan pada reseptorreseptor spesifik dan tempat sasaran perlu dipertimbangkan dalam respon obat pada pasien usia lanjut. merupakan faktor yang memberi tambahan meningkatnya risiko hipotensi postural. angiotensin dan kemampuan pemekatan pada ginjal. Jika diperkirakan pasien telah meminum obat antihipertensi sebelum berangkat ke poliklinik usia lanjut. No. perubahan respon heart rate. bertambah lamanya waktu transit dalam usus. Pengobatan yang menyebabkan konstipasi. V. maka obat antihipertensi dapat diperkirakan sebagai faktor yang menambah terjadinya hipotensi postural. Penurunan dalam kemampuan menjaga keseimbangan homeostatik.. Tiga pasien yang mengalami hipotensi postural menerima kombinasi dua jenis obat antihipertensi sehingga menghasilkan efek aditif terhadap penurunan tekanan darah dan menambah risiko hipotensi pos tural. gangguan sensasi anorectal. kurangnya asupan cairan dan zat serat serta pemakaian obatobat yang menyebabkan konstipasi. Manifestasi efek samping obat lainnya Perubahanperubahan farmakodinamika pada pasien usia lanjut dapat merubah proses terhadap obat. maka dipertimbangkan juga rentang waktu minum obat antihipertensi dengan waktu dilaksanakan uji hipotensi postural tersebut.. vasopresin. Ketidakstabilan kandung kemih sering terjadi. Konstipasi sering muncul pada usia lanjut sebagai akibat penurunan motilitas gastrointestinal . Desember . penyakit neurologik.oleh usia. Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV. Pada tabel menunjukkan efek samping terbanyak muncul adalah batuk . dapat membaik bila obat diberhentikan. MAJALAH ILMU KEFARMASIAN . pasien . sedangkan peningkatan nilai BUN dilaporkan terjadi dengan angka kejadian . diantaranya mempunyai gejala klinis yang diperkirakan berkaitan dengan kemungkinan berkembangnya efek interaksi obat. menerima obat antihipertensi yang tidak menguntungkan terhadap kondisi klinis pasien. KESIMPULAN Terdapat pasien . menerima kombinasi obat yang potensial terjadi interaksi obat. Pada pasien berusia lebih dari tahun terdapat peningkatan kreatinin serum dari . sering bersifat sementara transient. pasien dengan renovascular hypertension . sehingga pada umumnya pasien tidak menganggap sebagai suatu efek samping obat yang merugikan. Kondisi gagal jantung. yang merupakan efek samping lisinopril. Pada American Hospital Formulary Service AHFS menyatakan bahwa batuk sering diabaikan sebagai efek samping potensial dari obat antihipertensi golongan penghambat ACE dan dapat terjadi pada lebih banyak pasien. . sodium depletion atau hipovolemia. mg/ dl menjadi gt . Pada umumnya batuk yang persistent dan merupakan batuk tidak produktif. Juni . Meningkatnya kadar kreatinin serum yang disebabkan lisinopril. kaptopril dan nifedipin. dehidrasi dan infeksi kemungkinan merupakan faktor penambah meningkatnya kreatinin serum. sehingga diperlukan pengawasan dalam pemakaian obat antihipertensi tersebut. Jakarta. Sebanyak pasien . Terdapat pasien . Peningkatan serum kreatinin dan BUN yang bersifat sementara ini dapat terjadi pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal. mengalami sedikitnya satu efek samping obat yang dipertimbangkan berkaitan atau kemungkinan berkaitan dengan pengobatan antihipertensi. Terjadi penghambatan konversi bradikinin ke bentuk metabolit tidak aktif . Seringkali terjadinya efek samping obat pada pasien usia lanjut dihubungkan dengan proses penuaan daripada disebabkan oleh obat. mg/dl yang disebabkan pemberian lisinopril selama tahun dengan prevalensi . Batuk kering ini disebabkan penumpukan kinin dalam sistem pernafasan karena penghambat ACE. Meskipun demikian terjadinya efek samping obat antihipertensi yang tidak kentara perlu mendapat pengawasan . Pada penelitian ini tidak semua efek samping batuk yang muncul mengganggu kualitas hidup pasien usia lanjut. .beberapa obat antihipertensi yaitu obat golongan penyekat kanal kalsium . No. Bakri S. . Saseen JJ. . . J Djafar. Fradgley S. A Prayitno.aafp. Jakarta. DW Jones. MV Gibson. . MA Papadakis. McGrawHill. B Sanborn. JL Izzo Jr. Chapter . Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. McGrawHill. . . www. Perkembangan Farmasi Klinis. . . Vol. A Prayitno. RL Talbert. Clinical Pharmacology. Suhardjono. Juni . SJ McPhee.. Elex Media Komputindo kelompok Gramedia. New Development in the Management of Hypertension. Hipertensi pada Keadaankeadaan Khusus. Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach. . Diakses September . Magill MK. Farmasi Klinis Menuju Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien. Co. Masalah Kesehatan Lanjut Usia. LA Green.. www. BL Carter. . Hypertension. dalam B Darmojo. th ed. in SG Carruthers.. org/afp. American Family Physician. DW Nierenberg. JL Bakris. McPhee SJ. Desember . SS Shrier. PT. Bellmount California. The th report of The Joint National Committee on prevention. . Jakarta. B Santoso. GC Yee. Eighty Five Plus. Interaksi obat. . . Systemic Hypertension in LM Tierney. dalam M Aslam. et al.. Geriatric Pharmacology. GR Matzke. . CK Tan. Management of Hypertension in Older Person. Wadswort Publishing Company. in JT DiPiro. interaksi obat. th ed. LTD.aafp. Elex Media Komputindo kelompok Gramedia. Pusat Studi Farmakologi Klinik dan Kebijakan Obat Universitas Gadjah Mada.SARAN Penting bagi para klinisi dan praktisi farmasi klinis untuk mengenali terjadinya kontraindikasi. . . dalam konteks strategi manajemen risiko klinis secara umum untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. KI Melmom. JH Gurwitz. WC Cushman. . Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. DickErson LM. . CK Tan. A Prayitno. Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV. Santoso B.org/afp. . . The Oldest Old. Prinsip Farmakoterapi pada Kelompok Lanjut Usia. . V. Tan CK. . HR Black. Bould S. . . BG Welss. . Jakarta. BB Hoffman. Mc Graw Hill. Basic principles in therapeutics. . K Gunning.. DAFTAR ACUAN .. PT. BM Massie. Current Medical Diagnosis amp Treatment. serta efek samping obat. Vestal RE. LM Posey. in American Family Physician. dalam M Aslam. . Jakarta. edisi ke. C Gay. Farmasi Klinis Menuju Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien. dalam S Suyono. . . Chobanian AV. L Reif. diterjemahkan oleh Azwar Agoes.thed. Missouri. et al. .. . . . . Chapter . JH Horenkamp. .. th ed. . . PMID . . Mc Graw Hill. KL Melmon. McEvoy GK. Informatorium Obat Nasional Indonesia IONI . evaluation and treatment of high blood pressure.. . JH Patterson. BB Hoffmann. . . . Jakarta. th ed. . LTD. K Litvak. JG Ousland Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV.. . Heart Failure in JT DiPiro. CH Reilly. th ed. MAJALAH ILMU KEFARMASIAN . . Drug Interaction Facts. .ahajournals. DV Nierenberg. Clinical Pharmacology Basic principles in Therapeutics. edisi ke. PMID . . . McGrawHill. . EK Snow. . Medication Use. Co. OH Welsh Jr. . in WR Hazzard. Drug Safety . Diakses April . MD Higbee.medscape. GR Matzke. . Drug interactions with antacids. Juni . Elex Media Komputindo kelompok Gramedia. . . www. Bates DW. Tatro DS. . Parker RB. Louis. . Hudson. DR Dewey. .. Mycek MJ. Drug Facts and Comparisons.medscape. www. JA Johnson. A Prayitno. Shionoiri H.K. . .. Jakarta. Jakarta. Widya Medika. . . . JL Miller. Geriatric Dosage HandbookMonitoring. et al. . dalam M Aslam. Lexicomp. BG Welss. Sadowski DC. . . Ohio. L Leape. KD Harms.com/ medline. clinical importance and management. in SG Carruthers. Drug Interactions a source book of adverse interactions. their mechanisms. EK Kastrup. American Hospital Formulary Service AHFS American Society of Health System Pharmacist.org/cgi/ content/full///. KK Novak. Pharmacokinetics drug interactions with ACE inhibitors. . St. GC Yee. . PA Fong. Facts and Comparisons. Diakses Maret . RL Talbert.. Farmakologi ulasan bergambar. USA. Penggunaan Obat pada Lanjut Usia. JL Beizer. JH Gurwitz. Farmasi Klinis Menuju Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien. . Facts and Comparisons Prest M. LM Posey. Rochon PA. Adverse Drug Reactions. JP Blass. . . Semla TP. BD Fisher. Killion KH.. Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach. Clin Pharmacokinet . . RA Harvey. JB Halter. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. detection. and OBRA Guidelines. Stockley IH.. Mechanisms and clinical significance. Clinical Recommendations.. PT. CK Tan. Blackwell Science Ltd. . . Diakses Mei . .. rd ed. LM Jones. http//hyper. U. PC Champe.com/ medline.. BM Psaty.B. JB Halter. V. Edwin K. R Freeman. Geriatrics . WB Applegate. . JG Ouslander. Renin and Angiotensin. in WR Hazzard. Hypertension. McGrawHill. . . Biology of aging.. McGrawHill.geri.com. LE Limberd. CD Furberg. EL Schneider. Orthostatic Hypotension. Juni . Saunders Company. . . . JP Blass. Principles of Geriatric Medicine and Gerontology. Chapter . Principles of Geriatric Medicine and Gerontology. A Gilman. a primary care primer for assessment and treatment. in JC Bennet. No. ME Tinetti.er. Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV. ME Tinetti.. . McGrawHill. Chapter . The Pharmacological Basics of Therapeutics. J Garrison. Finch CE. MM Pahor. in LS Goodman. JG Hardman. . . th ed. Sclater A. . Cecil Textook of Medicine. www. Kaufmann H. F Plum. Desember . . DiBari M. NM Kaplan. Jakarta. . K Alagiakrishnan. W. Vol. Treatment of orthostatic and postprandial hypotension. .