Mobilitas Sosial

advertisement
Mobilitas Sosial:
Konsep dan Indikator
Mata Kuliah Stratifikasi Sosial
Program Studi Sarjana Sosiologi FISIP UI
2 Oktober 2013
Mengapa Kita Perlu Melakukan
Studi Mobilitas Sosial?
Mengapa Perlu Melakukan Studi Mobilitas Sosial? (1)
 Isu equal opportunity society
Mobilitas sosial mengindikasikan apakah sebuah masyarakat memiliki struktur
dan sistem sosial masyarakat yang menerapkan kesamaan kesempatan (equal
opportunity society).
Bagaimana dengan realitas sosial di Indonesia?
Masih terdapat kelompok-kelompok yang menghadapi kondisi
ketidaksetaraan dakam memperoleh hak-hak sosial (social rights) mereka.
Mengapa Perlu Melakukan Studi Mobilitas Sosial? (2)
 Isu degree of openess masyarakat
 Mobilitas sosial memperlihatkan tingkat keterbukaan (degree of openess)
suatu masyarakat.
 Semakin terbuka suatu masyarakat  semakin memungkinkan seseorang
mencapai posisi sosial yang lebih tinggi melalui usaha/prestasinya.
Mencerminkan apakah anggota masyarakat dapat meningkatkan posisi sosial
mereka karena pencapaian prestasi (achieved) atau karena memiliki sesuatu
yang “diwariskan” kepadanya (ascribed). Masyarakat meritokrasi?
 Keterbukaan ini juga memperlihatkan seberapa jauh seseorang bisa
melakukan mobilitas sosial. Sistem meritokrasi adalah sistem yang
mendasarkan pada prestasi.
Mengapa Perlu Melakukan Studi Mobilitas Sosial? (3)
 Isu social justice (keadilan sosial)
 Terkait dengan isu keadilan yang diperoleh kelompok-kelompok dalam masyarakat,
khususnya kelompok yang terpinggirkan/marginal, seperti: kelompok miskin,
minoritas, perempuan.
Keadilan sosial terkait erat dengan kesamaan kesempatan diantara kelompokkelompok dalam masyarakat.
Keadilan sosial merupakan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum dalam dasar
negara Indonesia.
Presiden Sukarno: “keadilan sosial merupakan suatu masyarakat atau sifat suatu
masyarakat adil dan makmur, berbahagia buat semua orang, tidak ada penghinaan,
tidak ada penindasan, tidak ada penghisapan” (Tjamkan Pantja Sila! Pancasila Dasar
Falsafah Negara, 2001:170).
Definisi Konsep
Definisi umum: perubahan status sosial atau status pekerjaan
seseorang.
Giddens: “the movement of individuals and groups between different
socioeconomic” (Giddens: 2001, 300).
Lipset dan Bendix: “social mobility refers to the process by which
individuals move from one position to another in society” (Lipset &
Bendix, 1966:1).
Posisi tersebut dapat berupa posisi yang lebih tinggi ataupun lebih
rendah.
Martin Lipset dan Hans Zetterberg (1)
Fokus telaah:
A. Penyebab mobilitas sosial
B. Dimensi mobilitas sosial
A. Penyebab mobilitas sosial:
1. Adanya supply dari posisi status yang tidak terisi.
2. Terjadinya pergantian ranking.
Interchange mobility secara luas dapat terjadi jika orang-orang dari posisi sosial
bawah diberi cara/saluran untuk berkompetisi untuk menaikkan posisi mereka.
B. Dimensi mobilitas sosial terdiri dari:
1. Ranking okupasi.
Okupasi merupakan indikator umum dalam stratifikasi sosial.
Pendapat para peneliti: pekerjaan merupakan salah satu faktor penting yang membedakan
keyakinan, nilai, norma, kebiasan dan kadang-kadang ekspresi emosional seseorang (Tumin,
1970:436).
2. Ranking konsumsi
Merujuk pada aspek gaya hidup.
Orang-orang yang memiliki gaya hidup dan prestise yang kurang lebih sama dapat dikatakan
berada dalam kelas konsumsi yang sama.
Cara yang paling tepat dalam menghitung indeks konsumsi kelas dari penghasilan yang
dihabiskan untuk kegiatan-kegiatan yang prestigious dan bersifat kultural (Bendix, 1966:563).
3. Kelas Sosial
Seorang individu dikatakan berada dalam kelas sosial yang sama individu lain
jika mereka menerima individu lain secara sama dan memiliki kedekatan
hubungan.
4. Ranking kekuasaan
Merujuk pada hubungan peran berupa hubungan otoritas atau kekuasaan,
yang melibatkan posisi subordinate disatu sisi dan superordinate di sisi lain.
Kekuasaan merupaka kendaraan mobilitas sosial.
Ralph Turner (1)
Turner mengkaitkan sistem pendidikan di Amerika dan Inggris dengan
mobilitas vertikal di kedua negara tersebut.
Asumsi pemikiran Turner: dalam sistem kelas yang terbuka, dengan
dibukanya sekolah-sekolah umum, membuka peluang bagi lahirnya
mobilitas sosial vertikal.
Temuan penelitian: terdapat dua jenis mobilitas berdasarkan norma
masyarakat yang terorganisir:
Mobilitas sponsor (sponsored mobility)
Mobilitas kontes (contest mobility).
Ralph Turner (2)
Mobilitas kontes: “a system in which elite status is the prize in an
open contest and is taken by the aspirants own efforts” (Tumin,
1970:296).
• Dalam kontes, para peserta mempertarungkan kemampuan, strategi,
determinasi mereka
• Persaingan bersifat adil.
Mobilitas sponsor: penentuan kelompok elite dipilih, dan status elite
diberikan berdasarkan pada kualifikasi tertentu.
Ralph Turner (3)
Kedua jenis mobilitas sosial tersebut merupakan tipe ideal 
digunakan untuk menganalisis penelitian mengenai sistem stratifikasi
dan pendidikan.
Dalam kenyataannya, mobilitas sosial vetikal yang terjadi di seluruh
masyarakat mengandung kedua jenis mobilitas kontes maupun dan
sponsor, walaupun dengan kadar yang berbeda-beda.
Pitirim Sorokin (1)
Definisi mobilitas sosial: perpindahan orang dalam ruang sosial
(social space).
Fokus perhatian
Perpindahan posisi sosial individu-individu
Konsekuensi dari perpindahan tersebut bagi kelompok-kelompok sosial dan
struktur sosial secara keseluruhan.
Melihat mobilitas sosial sebagai mobilitas kolektif dan tidak melihatnya
sebagai fenomena individual.
Pitirim Sorokin (2)
Dua tipe mobilitas sosial
Mobilitas horisontal: perpindahan dari satu posisi sosial ke posisi sosial lain dalam
tingkat yang sama
Mobilitas vertikal: perpindahan orang dari satu strata sosial ke strata sosial lain.
Mobilitas vertikal berupa:
 Mobilitas vertikal ke atas (upward mobility)
 Mobilitas vertikal ke bawah (downward mobility)
Sorokin mengidentifikasi saluran-saluran mobilitas vertikal, mekanisme
seleksi sosial, dan distribusi individu-individu dalam strata sosial yang
berbeda-beda.
Saluran mobilitas vertikal: keikutsertaan dalam tentara, gereja, sekolah,
menjadi politikus profesional, dan organisasi ekonomi.
Tipe Mobilitas Sosial (2)
Dua tipe mobilitas sosial:
Mobilitas antar generasi.
 “Intergenerational mobility examines the relationship between people's current
circumstances and those in which they originated” (Breen, 2004: 3).
 Tipe mobilitas ini menguji hubungan status sosial dari satu generasi ke generasi lain dari
generasi orang tua ke generasi anak.
Mobilitas intra generasi.
 “Intragenerational mobility looks at the change in circumstances during an individual's
own (working) life” (Breen, 2004:3).
 Pola yang paling lazim digunakan adalah dengan menganalisis hubungan antara kelas
sosial dari pekerjaan pertama seseorang dengan pekerjaan sekarang. Penelitian ini
mengkaji “jalur” karir” atau riwayat pekerjaan seseorang secara terperinci.
Analisis Mobilitas Sosial (1)
Analisis mobilitas antar generasi dilakukan dalam:
Mobilitas absolut.
 “Absolute mobility analysis is understood simply as movement between origins
and destinations” (Breen, 2004: 4).
 Mobilitas absolut dipahami sebagai pergerakan antara kelas asal dan kelas
tujuan.
Mobilitas relatif.
 “Relative mobility or social fluidity concerns the relationship between class
origins and current class position: specifically it is based on the comparison,
between people of different class origin, of their chances of being found in one
destination class rather than another” (Breen, 2004:4).
Analisis Mobilitas Sosial (2)
Analisis Mobilitas Sosial (1)
• Pendapat Breen: “the degree of social fluidity is generally taken as
indicator of societal openess” – tingkat kecairan sosial biasanya
dianggap sebagai indikator keterbukaan masyarakat (Breen, 2004: 4).
• Berbicara mengenai kecairan sosial tidak dapat lepas dari perhatian
kita pada konsep kekakuan (rigidity).
• Sistem stratifikasi dikatakan sangat kaku, jika pendapatan, kekuasaan,
atau prestise seseorang dapat secara akurat diprediksi berdasarkan
status masa lalu mereka atau status orang tua mereka.
Referensi
• Breen, Richard. 2004. Social Mobility in Europe. Oxford: Oxford University Press.
• Coser, Lewis A. 1977. Masters of Sociological Thoughts. Ideas in Historical and Social
Context. 2nd edition. USA: Harcourt Brace Jovannovich, Inc.
• Giddens, Anthony. 2001. Sociology.
• Grusky, David B. “Social Stratication”, paper pada Departemen of Sociology and Center for
the Study of Inequality, Cornell University.
• Haralambos & Holborn. 2004. Sociology, Themes and Perspectives. 6th edition. London:
HarperCollins Publishers Limited.
• Lipset, Seymour & Reinhard Bendix. 1966. Class, Status, and Power. 2nd edition. New
York: The Free Press.
• Tjamkan Pantja Sila! Pancasila Dasar Falsafah Negara. 2001. Jakarta: Yayasan Kepada
Bangsaku.
• Tumin, Melvin M (editor). 1970. Readings on Social Stratification. Engelwood Cliffs, New
Jersey: Prentice Hall, Inc.
Diskusi Kelompok (1)
Kelompok 1
Kelompok 2
Diskusi Kelompok (2)
Kelompok 3
Kelompok 4
Download