Uploaded by User93401

71269797-modul-manajemen-humas

advertisement
MINGGU 3
KONSEP MANAJEMEN PR DALAM ORGANISASI
A. Pengertian Manajemen PR
Dalam pelaksanaan pekerjaannya seorang praktisi humas akan menggunakan
konsep-konsep manajemen untuk mempermudah pelaksanaan tugas-tugasnya. Bahwa
proses humas (tahapan fact finding, planning, communicating, evaluation). sepenuhnya
mengacu pada pendekatan manajerial. Untuk keperluan pembahasan manajemen
hubungan masyarakat, maka sementara manajemen itu dapat dirumuskan sebagai
suatu proses dari kelompok orang-orang yang secara koordinatif, memimpin kegiatankegiatan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan bersama.
Manajemen PR (humas) dapat dikatakan sebagai penerapan fungsi-fungsi
manajemen (perencanaan, pengorganisasian, penstaffan, pemimpinan dan evaluasi)
dalam kegiatan-kegiatan humas.
Manajemen humas berarti melakukan penelitian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap berbagai kegiatan komunikasi yang
disponsori oleh organisasi. Betuk kegiatan komunikasi bisa berupa kegiatan kecil
sampai pada kegiatan yang sangat komplek seperti konferensi pers dengan
menggunakan satelit. Manajemen hmas bisa mencakup :
1. Manajemen terhadap seluruh kegiatan kehumasan yang dilakukan oleh
organisasi
2. Manajemen terhadap kegiatan-kegiatan kehumasan yang lebih spesifik atau
yang berupa satuan-satuan kegiatan kehumasan.
Dalam proses tersebut kita jumpai teknik-teknik dan koordinasi tertentu yang
dipergunakan
oleh
kelompok
orang-orang
yang
disebut
manajer
di
dalam
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan itu sendiri. Proses ini pun mencakup fungsi-fungsi
dasar
dengan
pendekatan
analistik
seperti
perencanaan,
pengorganisasian,
penggerakan, pengawasan dalam melaksanakan manajemen (POAC, Planning,
Organizing, Actuating, Controlling).
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Sri Desti P, M.Si
MANAJEMEN PR
1
Peran Manajer dan Hubungan Masyarakat
Dengan melihat proses peranan manajemen dan hubungan masyarakat (humas)
dalam suatu organisasi yang sudah dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa
manajemen itu adalah upaya menyusun sasaran dan kerja sama melalui orang lain. Di
samping itu, untuk dapat mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif dan agar
pekerjaan terlaksana dengan baik. Fungsi dan tanggung jawab manajer humas
hendaknya mengupayakan terjadinya hubungan yang lancar dan efektif antara semua
bagian dalam perusahaan di satu sisi dan antara perusahaan itu dengan publik internal
dan publik eksternal.
Staf humas harus menerapkan ketiga prinsip dasar fungsi hubungan masyarakat
dan mampu secara objektif menanggapi pendapat dan sikap publik. Dengan demikian ia
dapat memberi masukan pada pimpinan untuk menciptakan lingkungan usaha yang
saling menguntungkan dan berkelanjutan serta mampu bersaing. Dalam pelaksanaan
tugasnya sehari-hari, tiap staf humas harus mempelajari setiap langkah dan sasaran
perusahaan. Memantau keadaannya sejauh mana langkah dan sasaran itu akan
mempengaruhi lingkungan. Apakah pendapat umum terhadap langkah dan sasaran itu.
Hasil pemantauan hari ini dibandingkan lagi dengan hasil pemantauan esoknya dan
begitu seterusnya secara berkesinambungan.
Tanggung jawab khusus manajer hubungan masyarakat ialah mengelola stafnya
agar setiap langkah selalu berlangsung efektif. Melaksanakan koordinasi pekerjaan agar
jangan sampai ada pekerjaan yang tumpang-tindih, mengawasi pekerjaan staf agar
jangan menyimpang jauh dari perencanaan dengan metode kerja yang benar, alat kerja
yang sesuai, dan informasi kerja yang tepat. Penilaian dan hal-hal lain yang khas ada
pada manajer hubungan masyarakat antara lain mungkin perlu penataran baru,
penyaringan baru untuk mendapatkan tenaga inti atau diperlukannya penambahan
tenaga yang berkualitas tertentu. Kualitas yang khas pada manajer hubungan
masyarakat ialah kemampuan menganalisis. Setiap anggota staf humas juga harus
berkemampuan sebagai juru analisis. Manajer hubungan masyarakat harus pula bisa
membenahi dirinya, dan menganggap dirinya mampu bekerja efektif tanpa perintah,
karena manajer humas sendiri bukan mengurus bagian yang memberi perintah.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Sri Desti P, M.Si
MANAJEMEN PR
2
B. Sejarah Manajemen PR
Pada perkembangannya konsep Public Relations di Amerika dimulai sekitar
tahun 1900 an yang dipelopori oleh Ivy Lee dengan " The Declaration of Principles". Ivy
Lee dianggap sebagai " the father of Public Relations" karena deklarasi asasnya itu,
meskipun demikian sebetulnya konsep Public Relations di Amerika sudah ada sejak
tahun 1850.( Broom, 2000; 102). Pada tahun 1906 terjadi pemogokan total buruh di
industri pertambangan batu bara di Amerika Serikat. Akibatnya terancamnya
kelumpuhan total industri batubara terbesar di negara tersebut. Pada saat itu muncul Ivy
Lee yang mengajukan manajemen humas sebagai sebagai salah satu solusi atau
sebagai jalan keluar untuk mengatasi krisis yang tengah terjadi di industri batubara di
Amerika Serikat sebgai akibat pemogokan massal untuk meminta kenaikan upah.
Untuk memecahkan masalah tersebut Ivy Lee mengajukan beberapa usulan
atau persyaratan yang bersifat revolusioner dan merupakan terobosan besar dalam
peranan PR/humas untuk mampu mengatasi masalah besar pada waktu itu melalui
suatu konsepsi prinsip-prinsip dasar yaitu:
Pertama :
a. Membentuk manajemen humas untuk mengatur arus informasi/berita secara
terbuka.
b. Bekerjasama dengan pihak pers
c. Duduk sebagai top pimpinan perusahaan dan langsung sebagai pengambil
keputusan tertinggi (decision maker) dan (policy maker). Dalam hal ini Ivy
Lee ditunjuk sebagai executif assistant to president director dalam struktur
manajemen perusahaan.
Kedua :
Memiliki wewenang penuh dalam melaksanakan fungsi dan peranan sebagai
pejabat humas untuk mengelola manajemen humas?PR.
Ketiga :
Manajemen humas yang notabene terkait dengan manajemen perusahaan
industri pertambangan batubara tersebut, harus bersifat informasi terbuka (open
communication), baik kepada khalayak/publik, pekerja, maupun pihak pers, dan
mengacu pada Declaration of principles atau prinsip-prinsip dasar.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Sri Desti P, M.Si
MANAJEMEN PR
3
Public Relations di Indonesia sendiri dimulai sejak tahun1950. Perkembangan
hubungan masyarakat di Indonesia bergerak menyertai kondisi politik dan kenegaraan
saat itu. Pada waktu itu pemerintah Indonesia menyadari perlunya rakyata Indonesia
untuk mengetahui segala perkembangan yang terjadi sejak pengakuan kedaulatan
Indonesia oleh kerajaan Belanda. Berawal dari pemikiran tersebut maka kegiatan
kehumasan mulai dilembagakan dengan menyandang nama hubungan masyarakat
karena kegiatan yang dilakukan lebih banyak untuk ke luar organisasi (Onong, 1991; 12)
Pentingnya memahami sejarah perkembangan Public Relations adalah untuk
mengawali pemahaman terhadap perkembangan PR di Indonesia. Jika dilihat dari
sejarahnya sebetulnya, PR di Indonesia dimulai sangat jauh dari yang sudah dilakukan
oleh pemikir-pemikir di Eropa atau Amerika bahkan Australia. PR di Indonesia dimulai di
tahun 1950 an dengan konsep yang berbeda dengan konsep yang dianut di negara lain.
Berdasarkan pengamatan peneliti dan juga seperti yang diungkapkan oleh Elizabeth
Goenawan Anantao dalam Public Relations In Asia an Anthology, Public Relations di
Indonesia belum terlalu pesat perkembangannya (Ananto, 2004; 265)
Public Relations digunakan oleh pihak swasta di Indonesia pertama kali oleh
PERTAMINA, sebuah perusahaan minyak. Public Relations di Indonesia memang sudah
banyak digunakan baik itu di pihak pemerintah maupun swasta di berbagai sektor.
Konsep Public Relations dipahami dan digunakan oleh pihak – pihak tersebut dengan
berbagai macam pemahaman dan berbagai macam bentuk implementasinya.
Dari hari ke hari PR di Indonesia mulai berkembang seiring dengan perkembangan PR
di dunia atau Asia. Menurut Rhenald Kasali dalam bukunya Manajemen PR disebutkan
bahwa Public Relations digunakan untuk kepentingan usaha dalam bentuk seperti
Olimpiade Korea Selatan, Glassnot Perestroika, Kasus Lemak Babi 1988,dll. Olimpiade
yang diselenggarakan oleh tuan rumah Korea Selatan di tahun 1988 menggunakan
salah satu jasa konsultan PR. Olimpiade adalah suatu event international yang waktu ini
masih sangat greget dimana seluruh perhatian orang tertuju ke sana. Sebagai tuan
rumah Korea Selatan ingin bangkit menunjukkan eksitensi dirinya yang memang salah
satu keinginannya adalah membuka pasar di dunia untuk memasarakan produk –
produknya.
Konsep manajemen PR ini terbukti berhasil. Dengan publisitas yang intensif dan terbuka
kepada publik melalui pembeitaan media, perusahaan itu akhirnya mendapat simpati
public internal dan eksternal serta terlepas dari keterpurukan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Sri Desti P, M.Si
MANAJEMEN PR
4
Fungsi petugas PR atau PR Officer (PRO) pun berkembang seiring kemajuan
dunia usaha. Ada 4 fungsi utama yang dituntut dari petugas PR. Yaitu sebagai:
1. Communicator
Sebagai juru bicara organisasi, PR berkomunikasi secara intensif melalui media
dan kelompok masyarakat. Hampir semua teknik komunikasi antar pesona (
interpersonal communication) dipergunakan, komunikasi lisan, komunikasi tatap
muka sebagai mediator maupun persuader.
2. Relationship
Relationship yang tidak harmonis beresiko menimbulkan ketidakpuasan public
yang pada akhirnya mengancam kelangsungan bisnis perusahaan. Contoh:
penanganan kasus Lumpur panas PT. Lapindo terus menerus menimbulkan
protes ketidakpuasan dari penduduk yang kecewa karena proses penggantian
kerugian untuk rumah yang terendam tidak segera terealisir.
3. Management backup
Menunjang kegiatan departemen lain dalam perusahaan seperti bagian
pemasaran, operasional, teknik, keuangan , personalia demi terciptanya tujuan
bersama
4. Good image maker
Menciptakan citra perusahaan dan publisitas positif

Dalam dua dekade terakhir, publik mencermati nama - nama pejabat PR yang
kerap muncul sebagai nara sumber perusahaan atau organisasi yang
diwakilinya,
Dalam bukunya Effective Public Relations, Scott Cutlip menyebutkan lima fungsi
PR di organisasi non profit:
1. Mengembangkan awareness dan persepsi masyarakat terhadap misi organisasi
2. Menciptakan salurankomunikasi yang tepat dengan public yang dilayaninya
3. Menciptakan dan mengembangkan iklim dan budaya untuk fundraising
4. Memformulasikan kebijakan public yang berkaitan dengan misi organisasi
5. Memotivasi etos kerja public internal baik manajemen, karyawan, sukarelawan,
dan mitra terkait untuk mencapai misi organisasi
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Sri Desti P, M.Si
MANAJEMEN PR
5
Keberadaan PR dalam suatu organisasi terutama difungsikan untuk menunjang
fungsi-fungsi manajemen perusahaan untuk mencapai tujuan bersama. Adanya
berbagai kemajuan telah mengakibatkan terjadinya pembaruan dalam masyarakat. Cara
hidup mesyarakat yang semakin modern dan semakin terspesialisasi dalam bidangbidang tertentu, semakin mempengaruhi fungsi tersebut. Kondisi di atas jelas
memerlukan keahlian khusus di bidang PR. Praktisi PR dituntut kemempuannya untuk
mengkoordinasikan atau mengelola pemanfaatan sumber daya organisasi untuk
penyelenggaraan komunikasi 2 arah antara organisasi dan publiknya. Kaitan antara PR
dengan konsep manajemen menghasilkan pemahaman akan pentingnya public
relations, seperti dinyatakan oleh Mc Elreath:
“Management PR berarti melakukan penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
terhadap berbagai kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi. Bentuk
kegiatan komunikasi dapat berupa penerbitan brosur perusahaan, pertemuanpertemuan kelompok kecil sampai pada kegiatan yang sangat kompleks seperti
konferensi pers dengan menggunakan satelit”.
Dari pernyataan tersebut manajemen public relations dipahami sebagai bentuk
pengelolaan public relations dengan menerapkan fungsi-fungi manajemen yaitu dengan
menjalankan penelitian, perencanaan dan evaluasi terhadap program yang dijalankan.
Keterangannya sebagai berikut:
1. Penelitian
Pada dasarnya, penelitian merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari publik baik internal maupun eksternal untuk memahami masalah yang
dihadapi dengan akurat dan metode ilmiah.
2. Perencanaan dan pemrograman
Perencanaan dan pemograman merupakan segala informasi atau data masukan atau
input yang diperoleh berkaitan dengan hal atau permasalahan yang dihadapi ke dalam
bentuk rencana tindakan untuk pemecahannya. Perencanaan Public Relations
merupakan suatu proses berkesinambungan dan selalu memerlukan peninjauan agar
tindakan yang diambil sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Sejumlah prinsip yang
harus diperhatikan dalam perencanaan program antara lain: sifat, waktu dan lingkungan.
Perencanaan juga harus memperhatikan situasi di dalam maupun di luar organisasi,
serta pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan tersebut.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Sri Desti P, M.Si
MANAJEMEN PR
6
3. Pelaksanaan program
Pelaksanaan program merupakan tahap dimana rencana program yang telah ditetapkan
dilaksanakan atau diimplementasikan ke dalam suatu bentuk program aksi sebagai
langkah nyata pemecahan masalah PR yang dihadapi. Pelaksanaan Program ini dapat
berupa program tindakan maupun program komunikasi yang kesemuanya merupakan
cara atau proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4. Evaluasi
Merupakan suatu tahapan yang dilaksanakan untuk menentukan atau memperlihatkan
nilai suatu program termasuk pengelolaan maupun hasil atau dampak pelaksanaannya.
Melalui evaluasi, PR akan mengetahui faktor-faktor yang menjadi kegagalan ataupun
keberhasilan suatu program, sehingga dapat ditentukan langkah-langkah selanjutnya
yang seharusnya dilakukan.
Pada dasarnya tujuan sentral PR adalah untuk menunjang manajemen yang
berupaya mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Meskipun tujuan setiap
organisasi berbeda tergantung dari sifat organisasi tersebut, tetapi dalam kegiatan
humas terdapat kesamaan yakni membina hubungan yang harmonis antara organisasi
dengan publik dalam membentuk citra positif.
Hubungan yang baik atau harmonis dalam PR mengandung arti luas, yakni sikap
yang menyenangkan (favorable), itikad baik (goodwill), toleransi (tolerance), saling
pengertian (mutual understanding), saling mempercayai (mutual confidence), saling
menghargai (mutual appreciation), dan citra baik (good image). Penampilan dan sikap
seorang PR dalam mencapai tujuan organisasi dengan cara menciptakan kesan yang
baik akhirnya dapat melekat dan mempengaruhi citra dari perusahaan yang diwakilinya.
Pengertian citra itu sendiri abstrak , tetapi wujudnya dapat dirasakan dari penilaian baik
semacam tanda respek dan hormat dari publik terhadap perusahaan dilihat sebagai
sebuah badan usaha yang baik, dipercaya, profesional dan dapat diandalkan dalam
pemberian pelayanan yang baik (Ruslan, Rosady, 1994: 66)
Menurut Edward L. Bernay, terdapat tiga fungsi utama PR yaitu:
1. Memberikan penerangan kepada masyarakat
2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan anda secara langsung
3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga sesuai
dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Sri Desti P, M.Si
MANAJEMEN PR
7
Adapun ruang lingkup tugas PR dalam sebuah organisasi/lembaga antara lain meliputi
aktivitas:
1. Membina hubungan ke dalam (publik internal)
Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari
unt/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang PR harus mampu
mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam
masyarakat.
2. Membina hubungan keluar (publik eksternal)
Membina hubungan keluar (publik eksternal)
Yang dimaksud publik eksternal adalah publik umum (masyarakat). Mengusahakan
tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang
diwakilinya.Dengan demikian peran PR /Humas tersebut bersifat 2 arah, yaitu
berorientasi ke dalam (inward looking) dan ke luar (outward looking)
Menurut Henry. Fayol beberapa kegiatan dan sasaran PR adalah:
 Membangun identitas dan citra perusahaan (building corporate identity and
image).
 Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif.
 Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak.
 Menghadapi krisis (Facing of Crisis).
 Menangani keluhan (complaint) dalam menghadapi krisis yang terjadi dengan
membentuk manajemen krisis dan PR Recovery of Image yang bertugas
memperbaiki lost of image and damage.
KEDUDUKAN HUMAS STRUKTUR ORGANISASI
Kedudukan humas dalam organisasi dan kewenangan petugasnya tidak selalu
dapat dinyatakan dengan tegas. Menurut John Tondowijojo (2004:9), bila humas diakui
sebagai bagian jajaran kebijakan pimpinan, maka humas harus berada langsung di
bawah direksi. Humas harus mampu menyampaikan kebijaksanaan pimpinan, sehingga
ia harus langsung berada di pihak yang berhubungan dengan pimpinan seluruh jajaran
manajemen. (Tondowidjojo, 2004:9). Sedangkan menurut Renald Khasali, public
relations merupakan fungsi manajemen yang sama pentingnya dengan pemasaran,
produksi, keuangan dan SDM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Sri Desti P, M.Si
MANAJEMEN PR
8
Menurut Tondowidjojo, kegiatan humas haruslah sistematis dan terencana, tetapi
kadang-kadang juga perlu untuk berimprovisasi dan berinovasi. Suatu kebijakan harus
dipertimbangkan, dirumuskan, direncanakan dan evaluasi. Untuk ini diperlukan analisis
data yang diperoleh tentang organisasi dan lingkungannya. Seberapa jauh PR harus
menapakkan kakinya ke peran internal atau fungsi eksternal, tentu saja sepenuhnya
tergantung pada kebijakan manajemen. Hanya saja kalau kita menginjak pada tataran
ideal fungsi PR, tentu saja keseimbangan peran internal dan eksternal adalah perlu.
Seberapa jauh titik keseimbangan tersebut harus dijalankan tentu tergantung pada
bidang gerak perusahaan/organisasi yang bersangkutan.
Semakin kuat kedekatan perusahaan dengan publik dengan sendirinya membutuhkan
banyak konsentrasi untuk memerhatikan publik. Sebaliknya kalau perusahaan lebih
banyak bergerak pada komunitas yang tidak secara langsung menemui publik, maka
peran PR harus dioptimalkan secara internal.
C. Komunikasi dalam Manajemen
Organisasi yang merupakan kerangka kerja (frame of work) dari suatu
manajemen adalah sesuatu yang menunjukkan adanya pembagian tugas, wewenang
dan tanggungjawab yang jelas antara pimpinan dan bawahan dalam suatu suatu sistem
manajemen modern. Jabatan pimpinan dalam manajemen/PR biasanya disebut manajer
humas dan berfungsi sebagai pemimpin sekelompok karyawan. Manajer humas sebagai
pimpinan
puncak
(top
manajer)
cukup
melakukan
komunikasi
dengan
para
penanggungjawab atau ketua unitnya masing-masing.
Komunikasi manajemen adalah yhal yang paling pokok atau nomor satu, hal ini sesuai
dengan pendapat GR Terry “Management is a communication”, yaitu dalam hal
penyampaian instruksi di astu pihak, dan pelaksanaan kewajiban di lain pihak. Dengan
kata lain manajemen komunikasi adalah alat, bukan tujuan dari suatu organisasi.
a) Komunikasi vertikal
Yakni, komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas, adalah
komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada atasan secara
timbal balik. Dalam komuniksi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi,
petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, penjelasan-penjelasan dan lain-lain kepada
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Sri Desti P, M.Si
MANAJEMEN PR
9
bawahannya.
Sementara
bawahan
memberikan
laporan-laporan,
10
saran-saran,
pengaduan-pengaduan kepada pemimpin. Pimpinan perlu mengetahui laporan,
tanggapan, atau saran para karyawan sehingga suatu keputusan atau suatu
kebijaksanaan dapat diambil dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Komunikasi yang lancar, terbuka dan saling mengisi merupakan mencerminkan sikap
kepemimpinan yang demokratis.
Komunikasi dalam organisasi dapat ditijau dari dua aspek, yakni aspek
manajemen komunikasi dan aspek hubungan antar manusianya.. Menurut Onong
perusahan/organisasi bersifat tiga dimensi yaitu :
b) Komunikasi Horizontal
Komunikasi secara mendatar antara anggota staff dengan anggota staff,
karyawan sesama karyawan dan sebagainya. Komunikasi ini seringkali berlangsung
tidak formal, mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu mereka sedang
bekerja, melainkan pada saat istirahat atau waktu pulang kerja. Dalam situasi
komunikasi seperti ini, desas-desus cepat sekali menjalar, dan yang didesas-desuskan
seringkali mengenai hal-hal yang menyangkut pekerjaan atau tindakan pimpinan yang
merugikan mereka.
C) Komunikasi Eksternal
Komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi,
seperti
instansi-instansi
pemerintah,
Departemen-departemen,
jawatan-jawatan,
perusahan-perusahan, dan lain-lain.
Pola strategi komunikasi dan pelaksanaan fungsi manajemen dalam suatu organisasi
berdasarkan plan, do, check and action, plan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Sri Desti P, M.Si
MANAJEMEN PR
Aktivitas komunikasi :
Substansi komunikasi :
- penyampaian informasi
- Kebijaksanaan umum
- pelaksanaan
- Instruksi penugasan
11
- Keputusan/peraturan
perusahaan dan pimpinan
TOP
- penyampaian
- pelaksanaan
MIDLE
- Penyampaian
- Pelaksanaan
- melakukan tugas
- motivasi
- pembinaan
- pengenadalian
- perubahan
- pembinaan
- pengendalian
- pengawasan
Karyawan/bawahan
Sistem manajemen dan komunikasi manajemen
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Sri Desti P, M.Si
MANAJEMEN PR
Download