1. Klirens Klirens adalah volume darah yang dibersihkan dari kandungan obat per satuan waktu (Neal, 2006). Klirens dapat didefinisikan sebagai volume bersihan suatu obat dari tubuh per satuan waktu (mL/menit atau L/jam) (Shargel, 2005). Klirens merupakan parameter farmakokinetika yang menggambarkan eliminasi obat yang merupakan jumlah volume cairan yang mengandung obat yang dibersihkan dari kompartemen tubuh setiap waktu tertentu. Eliminasi tersebut tidak dipermasalahkan bagaimanakah prosesnya. Secara umum eliminasi obat terjadi pada ginjal dan hati yang sering dikenal dengan istilah klirens total yang merupakan jumlah dari klirens ginjal (renalis) dan hati (hepatik) (Mutschler, 1999). Nilai klirens dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor fisiologi, seperti fungsi organ dalam mengeliminasi obat dan kecepatan alir darah menuju organ eliminasi obat (Hakim, 2011). Klirens = 𝐋𝐚𝐣𝐮 𝐄𝐤𝐫𝐞𝐬𝐢 𝐊𝐨𝐧𝐬𝐞𝐧𝐭𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐩𝐥𝐚𝐬𝐦𝐚 = µ𝐠/𝐦𝐞𝐧𝐢𝐭 µ𝐠/𝐦𝐥 = ml/menit 2. Volume distribusi Volume distribusi adalah volume yang menunjukkan distribusi obat (Neal, 2006). Volume distribusi adalah volume hipotetik dalam tubuh tempat obat terlarut. Vd adalah salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam memperkirakan jumlah obat dalam tubuh. Vd merupakan suatu parameter yang berguna untuk menilai jumlah relatif obat di luar kompartemen sentral atau dalam jaringan (Shargel dan Yu, 2005) Parameter ini menunjukkan volume penyebaran obat dalam tubuh dengan kadar plasma atau serum. Vd bukanlah volume tubuh yang sebenarnya, tetapi hanya volume semu yang menggambarkan luasnya distribusi obat dalam tubuh. Besarnya Vd ditentukan oleh ukuran dan komposisi tubuh, kemampuan molekul obat memasuki berbagai kompartemen tubuh, dan derajat ikatan obat dengan protein plasma dan dengan berbagai jaringan. Secara sederhana, Vd adalah volume yang dibutuhkan untuk obat menyebar secara homogen pada darah, plasma dan cairan plasma. 𝑣𝑑 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑡𝑢𝑏𝑢ℎ 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑙𝑎𝑠𝑚𝑎 Obat dengan volume distribusi yang sangat besar memiliki konsentrasi yang lebih tinggi di jaringan extravascular, hingga cenderung terjadi penimbunan obat di jaringan tersebut dibandingkan di kompartemen vascular (plasma). Sedangkan obat yang memiliki ikatan yang kuat dengan protein plasma sehingga memiliki konsentrasi dalam plasma yang cukup tinggi, maka volume distribusinya kecil. Hakim L. (2011), Farmakokinetik. Yogyakarta: Bursa Ilmu Neal MJ.(2006), At a Glance Farmakologi Medis [J. Surapsari, trans]. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga