Uploaded by kusumaanitamelia

139689675-Exit-Strategy

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menjalankan roda usaha, tak banyak pengusaha yang berani berpikir untuk
mencoba menerapkan exit strategy atau meninggalkan kerajaan bisnisnya ketika
perusahaannya dirasa cukup mampu untuk dilepas atau berjalan mandiri tanpa peran
kepemimpinannya.
Istilah “exit strategy” mungkin sudah pernah Anda dengar di berbagai kesempatan.
Tapi untuk memperjelas pemahaman Anda mengenai apa itu exit strategy, Berikut akan kami
informasikan kepada para pembaca mengenai pengertian exit strategy dan penerapannya
dalam makalah ini.
B. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Entrepreneurship.
2. Untuk dijadikan bahan dalam kegiatan diskusi
3. Untuk mengetahui pentingnya penerapan exit strategy dalam dunia bisnis.
C. Ruang Lingkup
1. Apa itu exit strategy?
2. Pengertian merger dan akuisisi.
3. Go Public.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Exit Strategy
Dalam konteks bisnis , exit strategy bukan berarti menyerah dalam menjalankan
roda usaha. Namun yang dimaksud dengan exit strategy yaitu langkah yang dipilih para
pelaku usaha untuk sengaja meninggalkan bisnisnya guna merencanakan bidang usaha
baru, menyerahkan kendali usaha kepada generasi penerusnya atau mengembangkan
usahanya ke skala yang lebig besar.
Ketika
memutuskan
untuk
menjalankan
exit
strategy,
tentunya
harus
menyesuaikan kondisi perusahaan dengan rencana usaha yang ingin Anda capai. Hal ini
penting agar bisnis yang sedang berlangsung dapat berjalan beriringan dengan rencana
baru yang Anda susun. Pada kesempatan kali ini sengaja kami informasikan beberapa
pilihan dasar yang dapat diambil dalam exit strategy meliputi merger, akuisisi, dan go
public (IPO).
B. Merger dan Akuisisi
1. Pengertian Merger dan Akuisisi
Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan
yang me-merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang dimerger dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan
perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima
sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus,
1999, p.598). Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan
oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan
nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun
kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan
kehilangan/berhenti beroperasi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.640).
Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli
saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. (Brealey, Myers,
& Marcus, 1999, p.598).
2. Jenis-jenis Merger dan Akusisi
2
Menurut Damodaran 2001, suatu perusahaan dapat diakuisisi perusahaan lain
dengan beberapa cara, yaitu :
a. Merger
Pada merger, para direktur kedua pihak setuju untuk bergabung dengan persetujuan para
pemegang saham. Pada umumnya, penggabungan ini disetujui oleh paling sedikit 50%
shareholder dari target firm dan bidding firm. Pada akhirnya target firm akan menghilang
(dengan atau tanpa proses likuidasi) dan menjadi bagian dari bidding firm.
b. Konsolidasi
Setelah proses merger selesai, sebuah perusahaan baru tercipta dan pemegang saham
kedua belah pihak menerima saham baru di perusahaan ini.
c. Tender offer
Terjadi ketika sebuah perusahaan membeli saham yang beredar perusahaan lain tanpa
persetujuan manajemen target firm, dan disebut tender offer karena merupakan hostile
takeover. Target firm akan tetap bertahan selama tetap ada penolakan terhadap
penawaran. Banyak tender offer yang kemudian berubah menjadi merger karena bidding
firm berhasil mengambil alih kontrol target firm.
d. Acquisistion of assets
Sebuah perusahaan membeli aset perusahaan lain melalui persetujuan pemegang saham
target firm. (p.835).
Pembagian akuisisi tersebut berbeda menurut Ross, Westerfield, dan Jaffe 2002.
Menurut mereka hanya ada tiga cara untuk melakukan akuisisi, yaitu :
a. Merger atau konsolidasi
Merger adalah bergabungnya perusahaan dengan perusahaan lain. Bidding firm tetap
berdiri dengan identitas dan namanya, dan memperoleh semua aset dan kewajiban milik
target firm. Setelah merger target firm berhenti untuk menjadi bagian dari bidding firm.
Konsolidasi sama dengan merger kecuali terbentuknya perusahaan baru. Kedua
perusahaan sama-sama menghilangkan keberadaan perusahaan secara hukum dan
menjadi bagian dari perusahaan baru itu, dan antara perusahaan yang di-merger atau yang
me-merger tidak dibedakan.
b. Acquisition of stock
3
Akuisisi dapat juga dilakukan dengan cara membeli voting stock perusahaan, dapat
dengan cara membeli sacara tunai, saham, atau surat berharga lain. Acquisition of stock
dapat dilakukan dengan mengajukan penawaran dari suatu perusahaan terhadap
perusahaan lain, dan pada beberapa kasus, penawaran diberikan langsung kepada pemilik
perusahaan yang menjual. Hal ini dapat disesuaikan dengan melakukan tender offer.
Tender offer adalah penawaran kepada publik untuk membeli saham target firm, diajukan
dari sebuah perusahaan langsung kepada pemilik perusahaan lain.
c. Acquisition of assets
Perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan membeli semua asetnya. Pada
jenis ini, dibutuhkan suara pemegang saham target firm sehingga tidak terdapat halangan
dari pemegang saham minoritas, seperti yang terdapat pada acquisition of stock (p.817818).
Sedangkan berdasarkan jenis perusahaan yang bergabung, merger atau akuisisi
dapat dibedakan :
a. Horizontal merger terjadi ketika dua atau lebih perusahaan yang bergerak di bidang
industri yang sama bergabung.
b. Vertical merger terjadi ketika suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan supplier atau
customernya.
c. Congeneric merger terjadi ketika perusahaan dalam industri yang sama tetapi tidak
dalam garis bisnis yang sama dengan supplier atau customernya. Keuntungannya adalah
perusahaan dapat menggunakan penjualan dan distribusi yang sama.
d. Conglomerate merger terjadi ketika perusahaan yang tidak berhubungan bisnis
melakukan merger. Keuntungannya adalah dapat mengurangi resiko. (Gitman, 2003,
p.717).
3. Alasan-alasan Melakukan Merger dan Akuisisi
Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui merger
maupun akuisisi, yaitu :
a. Pertumbuhan atau diversifikasi
Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar saham,
maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun akuisisi. Perusahaan tidak
memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu, jika melakukan ekspansi dengan merger
4
dan akuisisi, maka perusahaan dapat mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi
persaingan.
b. Sinergi
Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi (economies of
scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya overhead meningkatkan
pendapatan yang lebih besar daripada jumlah pendapatan perusahaan ketika tidak merger.
Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang melakukan merger berada dalam bisnis yang
sama karena fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan.
c. Meningkatkan dana
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi internal,
tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal. Perusahaan tersebut
menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi sehingga
menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan dan penurunan kewajiban keuangan.
Hal ini memungkinkan meningkatnya dana dengan biaya rendah.
d. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi
Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak adanya efisiensi
pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan yang tidak dapat
mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat membayar untuk mengembangkan
teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki manajemen
atau teknologi yang ahli.
e. Pertimbangan pajak
Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan atau sampai
kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak dapat
melakukan akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk memanfaatkan
kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan yang mengakuisisi akan menaikkan kombinasi
pendapatan setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari
perusahaan yang diakuisisi. Bagaimanapun merger tidak hanya dikarenakan keuntungan
dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan memaksimisasi kesejahteraan pemilik.
f. Meningkatkan likuiditas pemilik
5
Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang lebih
besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas dan saham lebih
mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.
g. Melindungi diri dari pengambilalihan
Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan yang tidak
bersahabat.
Target
firm
mengakuisisi
perusahaan
lain,
dan
membiayai
pengambilalihannya dengan hutang, karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan
menjadi terlalu tinggi untuk ditanggung oleh bidding firm yang berminat (Gitman, 2003,
p.714-716).
4. Kelebihan dan Kekurangan Merger dan Akuisisi
Kelebihan Merger
Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding
pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641)
Kekurangan Merger
Dibandingkan akuisisi, merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada
persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan untuk
mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo,
2001, p.642)
Kelebihan Akuisisi
Keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai berikut:
a. Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham
sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka dapat
menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm.
b. Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan
pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga tidak
diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.
c. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan, akuisisi
saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat (hostile
takeover).
d. Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas
suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi
6
pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi (Harianto dan Sudomo,
2001, p.643-644).
Kekurangan Akuisisi
Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut :
a. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui pengambilalihan
tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan
menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada akuisisi agar
akuisisi terjadi.
b. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger.
c. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik
nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi. (Harianto dan Sudomo, 2001,
p.643)
C.
Go Public
Pengertian Go Public
Pada hakekatnya go public secara terjemahannya adalah proses perusahaan yang
“go public atau pergi ke masyarakat”, artinya perusahaan itu memasyarakatkan dirinya
yaitu dengan jalan memberikan sarana bagi masyarakat untuk masuk dalam
perusahaannya, yaitu dengan menerima penyertaan masyarakat dalam usahanya, baik
dalam pemilikan maupun dalam penetapan kebijakan pengelolaan.
Go public merupakan salah satu cara badan usaha untuk memperoleh dana yaitu
dengan cara menjual dan menawarkan untuk melepaskan hak atas saham dengan
pembayaran. Badan usaha dapat go public dengan cara menjual saham baru yang berasal
dari modal dasar maupun saham lama yang berasal dari modal yang sudah disetor
( Sumantoro, 1990 : 64 )
Arti dari go public yang sering kita dengar adalah istilah yang dipakai oleh suatu
perusahaan yang mengijinkan masyarakat memiliki perusahaan tersebut dengan cara
membeli saham. Go public adalah gaya baru menjadi investor sebuah perusahaan tanpa
bersusah payah membangun perusahaan dari dari nol. Perusahaan terkenal yang baru saja
go public adalah Facebook. Facebook mulai go public semenjak awal 2012 dengan
kisaran $38 per saham.
7
Syarat–syarat Umum Mendirikan PT Go Public
1. Laporan keuangan harus di audit oleh Kantor Akuntan Publik
2. Administrasi pendirian PT harus lengkap (NPWP, akta-kta pendirian perusahaan,dan
surat-surat keputusan dari pemerintah)
3. Harus ada underwriter atau penjamin yang akan melakukan penawaran saham perdana.
(Initial Public Offering/IPO)
4. Track record perusahaan yang baik dari segi financial maupun kinerja perusahaan
keseluruhan
5. Ada tujuan yang jelas atas penerbitan saham. Apakah untuk ekspansi atau tujuan
lainnya.
Sedangkan akta-akta Notariil yang diperlukan untuk perusahaan yang akan
melakukan go public (IPO = Initial Public Offering) di berbagai perusahaan (baik holding
company maupun anak perusahaan), pada umumnya berupa :
1. Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi
2. Perjanjian Perwaliamanatan
3. Perjanjian Agen Pembayaran
4. Pengakuan Hutang
5. Perubahan Addendum Penjaminan Emisi Obligasi
6. Perubahan Addendum Perjanjian Agen Pembayaran
7. Perubahan Addendum Perjanjian
8. Perubahan Addendum Perjanjian Agen Pembayaran
9. Perjanjian Kesanggupan Pembelian Sisa Saham Penawaran Umum Terbatas
10. Pernyataan Kesanggupan
11. Pernyataan Penerbitan Waran
12. Perjanjian Pengadaan Barang Cetakan
13. Perjanjian Pengelolaan Administrasi Waran
14. Perjanjian Pengelolaan Administrasi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu Dalam
Penawaran Umum Terbatas
Proses Go Public
Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari
dalam maupun dari luar perusahaan. Alternatif pendanaan dari dalam perusahaan,
8
umumnya dengan menggunakan laba yang ditahan perusahaan. Sedangkan alternatif
pendanaan dari luar perusahaan dapat berasal dari kreditur berupa hutang, pembiayaan
bentuk lain atau dengan penerbitan surat-surat utang, maupun pendanaan yang bersifat
penyertaan dalam bentuk saham (equity).
Pendanaan melalui mekanisme penyertaan umumnya dilakukan dengan menjual
saham perusahaan kepada masyarakat atau sering dikenal dengan go publik. Untuk go
publik, perusahaan perlu melakukan persiapan internal dan penyiapan dokumentasi sesuai
dengan persyaratan untuk go publik atau penawaran umum, serta memenuhi semua
persyaratan yang ditetapkan BAPEPAM-LK.
Penawaran Umum atau sering pula disebut Go Public adalah kegiatan penawaran
saham atau Efek lainnya yang dilakukan oleh Emiten (perusahaan yang akan go public)
untuk menjual saham atau Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh
UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.
Penawaran Umum mencakup kegiatan-kegiatan berikut:
• Periode Pasar Perdana yaitu ketika Efek ditawarkan kepada pemodal oleh Penjamin
Emisi melalui para Agen Penjual yang ditunjuk
• Penjatahan Saham yaitu pengalokasian Efek pesanan para pemodal sesuai dengan
jumlah Efek yang tersedia;
• Pencatatan Efek di Bursa, yaitu saat Efek tersebut mulai diperdagangkan di Bursa.
Proses Penawaran Umum saham dapat dikelompokkan menjadi 4 tahapan berikut:
1. Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu
yang berkaitan dengan proses Penawaran Umum. Pada tahap yang paling awal
perusahaan yang akan menerbitkan saham terlebih dahulu melakukan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam
rangka Penawaran Umum saham. Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya emiten
melakukan penunjukan penjamin emisi serta lembaga dan profesi penunjang pasar yaitu:
1. Penjamin Emisi (underwriter). Merupakan pihak yang paling banyak keterlibatannya
dalam membantu emiten dalam rangka penerbitan saham. Kegiatan yang dilakukan
penjamin emisi antara lain: menyiapkan berbagai dokumen, membantu menyiapkan
prospektus, dan memberikan penjaminan atas penerbitan.
9
2. Akuntan Publik (Auditor Independen). Bertugas melakukan audit atau pemeriksaan atas
laporan keuangan calon emiten.
3. Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan dan menentukan
nilai wajar dari aktiva tetap tersebut;
4. Konsultan Hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum (legal opinion).
5. Notaris untuk membuat akta-akta perubahan Anggaran Dasar, akta perjanjian-perjanjian
dalam rangka penawaran umum dan juga notulen-notulen rapat.
2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen- dokumen pendukung calon emiten
menyampaikan
pendaftaran
kepada
BAPEPAM-LK
hingga
BAPEPAM-LK
menyatakan Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif.
3. Tahap Penawaran Saham
Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten
menawarkan saham kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli saham tersebut
melalui agen-agen penjual yang telah ditunjuk. Masa Penawaran sekurang-kurangnya
tiga hari kerja. Perlu diingat pula bahwa tidak seluruh keinginan investor terpenuhi
dalam tahapan ini. Misal, saham yang dilepas ke pasar perdana sebanyak 100 juta saham
sementara yang ingin dibeli seluruh investor berjumlah 150 juta saham. Jika investor
tidak mendapatkan saham pada pasar perdana, maka investor tersebut dapat membeli di
pasar sekunder yaitu setelah saham dicatatkan di Bursa Efek.
4. Tahap Pencatatan saham di Bursa Efek
Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut
dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
1. Laporan Keuangan Harus di audit oleh Kantor Akuntan Publik
2. Syarat 2 administrasi pendirian PT harus lengkap (NPWP, Akta2 pendirian
perusahaan, dan surat2 keputusan dr pemerintah)
3. Harus ada Underwriter atau penjamin yg akan melakukan penawaran Saham Perdana.
(Initial Public Offering)
4. Track record perusahaan yang baik dari segi financial maupun kinerja perusahaan
keseluruhan
10
5. Ada tujuan yg jelas Atas penerbitan Saham apakah untuk ekspansi atau tujuan lainnya
(bisa di tanyakan di Bapepam)
6. Perusahaan Go Public berarti menjual saham perusahaan ke para investor dan
membiarkan saham tersebut diperdagangkan di pasar saham.
Beberapa keuntungan dari Perusahaan yang Go Public adalah:
1. Perusahaan dapat meningkatkan Likuiditas dan memungkinkan para pendiri
perusahaan untuk menikmati hasil yang mereka capai. Dan semakin banyak investor
yang membeli saham tersebut, maka semakin banyak modal yang diterima
perusahaan dari investor luar.
2. Para pendiri perusahaan dapat melakukan diversifikasi untuk mengurangi resiko
portofolio mereka.
3. Memberi nilai suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat dinilai dari harga saham
dikalikan dengan jumlah lembar saham yang dijual dipasaran.
4. Perusahaan dapat melakukan merger ataupun negosiasi dengan perusahaan lainnya
dengan hanya menggunakan saham.Meningkatkan potensi pasar. Banyak perusahaan
yang merasa lebih mudah untuk memasarkan produk dan jasa mereka setelah
menjadi perusahaan Go Public atau Tbk.
Beberapa kerugian dari Perusahaan yang Go Public, yaitu:
1. Laporan Rutin.
Setiap perusahaan yang go public secara periodik harus membuat laporan
kepada Bursa Efek Indonesia, bisa saja per kuartal atau tahunan, tentu saja untuk
membuat laporan tersebut diperlukan biaya.
2. Terbuka.
Semua perusahaan go public pasti transparan dan sangat mudah untuk diketahui
oleh para kompetitornya dari segi data dan managementnya.
3. Keterbatasan kekuasaan Pemilik.
Para pemilik perusahaan harus memperhatikan kepentingan bersama para
pemegang saham,tidak bisa lagi melakukan praktek nepotisme, kecurangan dalam
pengambilan keputusan dan lainnya, karena perusahaan tersebut milik publik.
4. Hubungan antar Investor
11
Perusahaan terbuka harus menjaga hubungan antara perusahaan dengan para
investornya dan diinformasikan mengenai perkembangan dari perusahaan tersebut.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Exit strategy adalah semacam backup plan atau rencana cadangan yang akan kita
gunakan apabila rencana utama kita tidak berjalan sesuai target. Yang perlu diperhatikan,
rencana cadangan ini masih berkaitan dengan rencana utama kita, dan apabila dengan
sangat terpaksa dijalankan, tujuan dari exit strategy ini adalah agar kita balik modal atau
setidaknya terhindar dari rasa malu akan kegagalan rencana utama kita.
Perusahaan untuk mengembangkan usahanya melakukan berbagai cara salah
satunya dengan melakukan penawaran umum atau biasa disebut dengan go public. Go
public merupakan penawaran saham atau obligasi kepada masyarakat umum untuk
12
pertama kalinya. Pertama kali di sini berarti bahwa pihak penerbit pertama kalinya
melakukan penjualan saham atau obligasi. Transaksi penawaran umum penjualan saham
pertama kalinya terjadi pada pasar perdana (primary market). Pasar perdana adalah
penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham (emiten) kepada investor
selama waktu yang ditetapkan oleh pihak yang menerbitkan sebelum saham tersebut
diperdagangkan di pasar sekunder (Secondary Market).
DAFTAR PUSTAKA
http://bisnisukm.com/exit-strategy-untuk-mengembangkan-bisnis-anda.html
Dalziel M. The seller’s perspective on acquisition success: empirical evidence from the
communications equipment industry. J Eng Technol Manage 2008;25(3):168–83.
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?
page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/eman/1997/jiunkpens-s1-1997-31493420-14124-keuangan-chapter2.pdf
http://www.wealthindonesia.com/stock-market/keuntungan-dan-kerugian-perusahaan-gopublic.html
13
14
Download