Adapun proses yang umumnya dilalui adalah: 1) Merumuskan tujuan belajar yang jelas. 2) Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas, jujur dan positif. 3) Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri. 4) Mendorong peserta didik untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri. 5) Siswa di dorong untuk secara bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dariperilaku yang ditunjukkan. 6) Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya. 7) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk maju sesuai dengan kecepatannya. 8) Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa BLOOM DAN KARTHWOHL Selain tokoh-tokoh di atas, Bloom dan Krathwohl juga termasuk penganut aliran humanis. Mereka lebih menekankan perhatiannya pada apa yang mesti dikuasai oleh individu (sebagai tujuan belajar), setelah melalui peristiwa-peristiwa belajar. Tujuan belajar yang dikemukakannya dirangkum ke dalam tiga kawasan yang dikenal dengan sebutanTaksonomi Bloom. Melalui taksonomi Bloom inilah telah brhasil memberikan ispirasi kepada banyak pakar pendidikan dalam mengembangkan teori-teori maupun peraktek pembelajaran. Pada tataran praktis, taksonomi Bloom ini telah membantu para pendidik dan guru untuk merumuskan tujuan-tujuan belajar yang akan dicapai, dengan rumusan yang mudah dipahami. Berpijak pada taksonomi Bloom ini pula para praktisi pendidikan dapat merancang program-program pembelajarannya. Setidaknya di Indonesia, taksonomi Bloom ini telah banyak dikenal dan paling populer di lingkungan pendidikan. Taksonomi Bloom adalah temuan dari Benjamin S. Bloom yang lahir pada tanggal 21 februari 1913 di Lansford Pennsylvania. Dia menerima gelar sarjana dan gelar master dari Pennsylvania States University of Chicago. Pada tahun 1940 dan bertugas sampai 1959 dan ia sekaligus seorang guru penasihat pendidikan dan psikologi pendidikan. Ia meninggal pada tanggal 13 september 1999 di Pennsylvania Secara ringkas, ketiga kawasan dalam taksonomi Bloom adalah sebagai berikut :Domain koognitif, terdiri atas 6 tingkatan, yaitu : 1) Pengetahuan (mengingat, menghafal) 2) Pemahaman (menginterprestasikan) 3) Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan masalah) 4) Analisis (menjabarkan suatu konsep) 5) Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh0 6) Evaluasi (membandingkan nilai-nilai, ide, metode, dsb.) Domain psikomotor, terdiri atas 5 tingkatan, yaitu : 1) Peniruan (menirukan gerak) 2) Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak) 3) Ketepatan (melakukan gerak dengan benar) 4) Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar) 5) Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar) Domain afektif, terdiri atas 5 tingkatan, yaitu : 1) Pengalaman (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu) 2) Merespon (aktif berprtisipasi) 3) Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia pada nilai-nilai tertentu) 4) Pengorganisasan (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercayainya) 5) Pengamalan (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidupnya) Dengan memahami taksonomi Bloom Revisi, kita sebagai guru matematika dapat memahami dan menerapkan jenjang-jenjang itu sesuai dengan kondisi siswa di dlam kelasnya. Beberapa kemungkinan yang dapat diterapkan dalam situasi kelas adalah : 1. Semua siswa melakukan aktivitas mengingat dan memahami, kemudian beberapa siswa dapat melakukan aktivitas pada jenjang yang lebih tinggi (higher order thinking skills). 2. Beberapa siswa bekerja pada keterampilan berfikir jenjang dasar (basic thinking skills), sementara beberapa siswa lain yang lebih cepat berfikirnya bekerja pada jenjang yang lebih tinggi. 3. Beberapa siswa melakukan aktivitas jenjang dasar, kemudian mereka dapat memilih aktivitas pada jenjang yang lebih tinggi. 4. Beberapa aktivitas dikatakan wajib dikerjakan (essensial), sedangkan yang lainnya digolongkan sebagai pilihan (optional). 5. Guru menerapkan proses pembelajaran diawali dengan membawa masalah yang berjenjang kemudian siswa dirangsang untuk aktif berfikir pada tingkatannya. Beberapa diantaranya contoh penerapan taksonomi Bloom Revisi dalam pembelajaran matematika di kelas : 1. Aspek Bilangan Untuk jenjang pendidikan / kelas IV sekolah dasar semester 1 a. Mengingat Buatlah daftar jenis makanan dan minuman yang dapat kamu beli dengan harga Rp 500, Rp 5.000, dan Rp 20.000. b. Memahami Jelaskan besaran uang rupiah yang dapat digunakan untuk membayar barang-barang tersebut. c. Menerapkan Hitunglah kembalian yang kamu terima jika uangmu Rp 1.000, Rp 10.000 atau Rp 20.000 untuk makanan/minuman yang kamu beli. d. Menganalisa Tentukan dan catat operasi hitung apa yang kamu gunakan untuk menghitung kembalian tersebut. e. Mengevaluasi Kriteria apa yang kamu gunakan untuk mengetahui apakah jawabanmu benar atau salah? f. Menciptakan Buatlah daftar pesanan makanan yang terdiri dari 3 macam makanan yang harganya mendekati atau seharga Rp 2.500, Rp 7.500 dan Rp 25.000. Hitung harga total pesananmu ! jika kamu diberikan uang sebesar Rp 50.000, hitung uang kembaliannya! 2. Aspek Geometri dan Pengukuran Untuk kelas V SD semester 1 a. Mengingat Apa pengertian kubus? b. Memahami Sebutkan barang-barang di sekitarmu yang mempunyai bentuk kubus? c. Menerapkan Guntinglah/irislah sebuah karton yang berbentuk kubus menuruti rusuk-rusuknya sehingga terbentuk jarring-jaring kotak tersebut yang disebut juga jarring-jaring kubus. d. Menganalisa Ada berapa banyak jarring-jaring kubus yang terbentuk? Untuk keperluan ini kamu bisa menggunakan kertas berpetk untuk mengeksplorasi bentuk-bentuk yang berbeda. e. Mengevaluasi Jelaskan alasanmu mengatakan banyaknya jarring-jaring kubus di atas. f. Menciptakan Ciptakn suatu desain kotak kado berbentuk kubus dari lembaran karton seperti ini! (guru dapat memilih karton yang berbentuk bangun datar tidak teratur yang ada rincian ukurannya). Gambar sketsa jarring-jaringnya dan berilah alasan mengapa kamu memilih jarring-jring tersebut! 3. Aspek Geometri Untuk kelas VIII SMP semester 2 a. Mengingat Sebutkan dua bentuk bangun ruang. Catatlah komponen-komponen bangun itu! b. Memahami Sebutkan barang-barang di sekitarmu yang mempunyai bentuk-bentuk bangun itu! c. Menerapkan Gambarlah bangun-bangun tersebut dan tentukan ukurannya. Hitunglah luas permukaan dan volum bangun itu. d. Menganalisa Unsur- unsure apakah yang harus diketahui supaya kamu dapat menenukan volume dan luas permukaan bangun tersebut? Catatlah! e. Mengevaluasi Jelaskan alasan mengapa barng-barang yang kamu contohkan mengambil bentuk bangun-bangun itu. f. Menciptakan Ciptakan barang-barang yang mengambil bentuk bangun-bangun ruang yang kamu sebutkan sebelumnya. Gambar desainnya dan berilah keterangan yang menjelaskan ukuran barang-barang itu dan manfaatya. 4. Aspek Aljabar Untuk kelas X SMA semester 1 a. Mengingat Sebutkan dua jenis fungsi yang kamu ketahui. b. Memahami Tuliskan contoh bentuk umum fungsi-fungsi tersebut sebagai fungsi dalam x dan berikan contoh khusus. c. Menerapkan (a) Gambarkan grafik masing-masing contoh itu dalam koordinat cartesius. (b) Tentukan persamaan grafik fungsi berikut ini! (guru memberikan gambar grafik fungsi linear, kuadrrat dengan beberapa informasi yang dibutuhkan). d. Menganalisa Jika kita mau menentukan rumus suatu fungsi yang bentuk grafiknya terbatas, syarat apa yang har us ditambahkan? e. Mengevaluasi Kriteria apa yang kamu gunakan untuk mengetahui apakah jawabanmu benar atau salah? f. Menciptakan Buatlah suatu gambar benda-benda dalam khidupan sehari-hari (missal gambar rumah, perahu, orang dll), yang terdiri dari 3 jenis fungsi yang kamu sebutkan sebelumnya dalam koordinat cartesisus! Berilah penjelasan rumus fungsi yang kamu gunakan beserta domainnya untuk masing-masing grafik. Catatan ; Kegiatan ini juga dapat dirancang untuk siswa SD dengan syarat sudah pngenalan koordinat kartesius dan siswa SMP hanya untuk fungsi linear saja dengan pertanyaan yang dikembangkan lagi. Proses penerapan taksonomi Bloom Revisi tentu saja harus dianalisis tingkat kebutuhan dan karakteristis siswa/peserta didik yang kita ajar, proses pengetahuan gambaran awal kemampuan siswa tertera dalam Kriteria Ketuntasan minimal (KKM) khususnya intake siswa. Tidak bermaksud untuk menggurui, tulisan ini hanyalah sepenggal gambaran dari penerapan taksonomi Bloom revisi dalam pembelajaran matematika yang sebetulnya dapat lebih kita kembangkan lagi mulai dari jenjang berfikir dasar sampai ke jenjang berfikir lebih tinggi. Akan terasa manfaatnya ketika kita mulai mencoba untuk menerapkannya tidak hanya tahu dan memahami tentang taksonomi Bloom revisi. Pepatah bijak mengatakan “Tuliskan apa yang akan kita lakukan dan Lakukan segera apa yang telah kita tuliskan” demi pengembangan kemampuan peserta didik kita khususnya bidang matematika. Aamiiin. #(DW) Referensi _____________. 2006. Lampiran Permendiknas no. 22 dan 41 tahun 2006 tentang Standar Isi dan Standar Proses untuk mata pelajaran matematika SD, SMP dan SMA. Jakarta : Depdiknas. Setiawan, dkk. 2008. Pengembangan pembelajaran dan penilaian untuk memfasilitasi Higher Order Thinking.Bahan ajar Diklat Guru Pengembang Matematika SMA jenjang Lanjut. Yogyakarta : PPPPPTK Matematika. Iriyanti, P. 2008. Taksonomi Bloom Revisi. Yogyakarta : PPPPPTK Matematika