SURVEI REKAYASA TEORI 08 FEBRUARI 2021 MINGGU 1 Deskripsi Mata Kuliah - Membahas aplikasi survei pengukuran pada beberapa bidang rekayasa seperti pada pekerjaan rute jalan, pekerjaan konstruksi bangunan, perencanaan dan pemeliharaan bandara, serta survei bawah tanah atau pertambangan mulai dari perencanaan pengukuran, samapi dengan perhitungan volume galian dan timbunan. - Juga memahami apa yang disebut profil memanjang (lebih spesifik). Ada profil memanjang dan profil melintang. - Bagaimana survei untuk menentukan jalan yang berbelok dan jalan akan dibuat seperti apa. Tujuan Mata Kuliah Mahasiswa dapat mendesain, melaksanakan pemetaan skala besar, mengidentifikasi masalah dan menyelesaikan masalahmasalah pada pekerjaan rekayasa menggunakan perlatan survei modern melalui kerjasama yang baik dan komunikatif dalam sebuah tim. *peralatan survei modern yang digunakan adalah laser scanner (titik yang didapatkan akan lebih banyak). Ruang Lingkup Pekerjaan Survei Rekayasa 1. Studi kelayakan proyek (teknis, ekonomi, dan lingkungan). 2. Desain proyek (pra desain dan detail desain). 3. Staking out (memasang hasil desain di lapangan). 4. Konstruksi. 5. Monitoring. Peran Survei Pemetaan dalam Bidang Rekayasa 1. Peta merupakan data dasar yang harus tersedia. *peta merupakan gambaran permukaan bumi dalam bidang datar Type equation here.dengan skala tertentu serta orientasi arah harus jelas. 2. Merencanakan kegiatan rekayasa jauh lebih mudah dilakukan di atas peta. 3. Hasil perencanaan perlu dipasang di lapangan. 4. Membantu dalam hal monitoring proses konstruksi. Petunjuk Teknis Pekerjaan (TOR) 1. Pengertian TOR Kerangka acuan kerja suatu survei. 2. Fungsi TOR Memastikan semua kegiatan dalam survei rekayasa tadi sesuai dengan TOR yang direncanakan. 3. Siapa yang membuat TOR Sebaiknya orang yang membuat TOR memahami hal tekniks yang akan ditetapkan di lapangan. Ex : TOR yang digunakan adalah dengan ketelitian sekian, namun alat yang digunakan tidak memenuhi ketelitian tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa hal tersebut tidak relevan. 4. Contoh TOR : a. TOR untuk kegiatan survei titik kontrol. b. TOR untuk kegiatan survei irigasi. c. TOR untuk kegiatan survei desain persawahan. d. TOR untuk kegiatan survei jalan raya. e. TOR untuk kegiatan survei jembatan. f. TOR untuk kegiatan survei bangunan gedung bertingkat. Contoh TOR untuk Survei Kontrol Konstruksi - Pekerjaan-pekerjaan survei untuk konstruksi perlu diikatkan pada suatu titik kontrol pada jaring (kerangka) kontrol. - Titik-titik kontrol harus bersifat permanen dan ditentukan dengan ketelitian (akurasi) yang tinggi. - - - USA, Canada, Australia, dll telag memiliki standar pengukuran (baku) untuk JKH dan JKV. Untuk survei konstruksi, Canada dan Eropa menggunakan ISO (International Organization for Standarization) 4463. Indonesia menyusun JKH dan JKV dalam suatu SNI tahun 2000. Orde : untuk menentukan akurasi Kelas : untuk prinsip pengukuran Pengukuran Tradisional - Sebelum berkembang teknologi GPS, untuk mendaparkan akurasi tinggi, surveyor harus menggunakan peralatan dan teknik pengamatan dengan presisi tinggi. - Contoh peralatan presisi tinggi : a. Theodolit Kern DKM 3 (bacaan sudut terkecil 0.5 detik) b. EDM Kern Mekometer ME3000 (SE = 0.2mm + 1 ppm) c. Sipat datar teliti otomatis Zeiss Ni 1 (nominal akurasi = 0.2 mm √𝐷 dg D adalah jarak total pengukuran sipat datar. - Contoh teknik pengamatan untuk presisi tinggi bisa dilihat pada contoh standar pengukuran poligon di USA, misalnya untuk first order : a. Pengukuran sudut horizontal dilakukan sebanyak 16 kali. b. Jarak antar titik 10 – 15 km. c. Kesalahan penutup sudut 1” per titik atau 2” √𝑛 dg n adalah jumlah sudut yang diukur. ISO 4463 Kerangka kontrol untuk kegiatan konstruksi terdiri dari : 1. Primary system control stations, biasanya diikatkan ke jaring kontrol nasional yang ada (koordinat orde yang lebih tinggi) dg poligon atau jaring triangulasi teliti. o Deviasi jarak dan sudut yang diperoleh saat pengukuran primary points dengan jarak dan sudut yang dihitung dari perataan koordinat titik-titik tersebut adalah : Jarak = 0.75 √𝐿 𝑚𝑚 Sudut = 0.045 / √𝐿 𝑑𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 Dimana L adakah jarak dalam meter. o Deviasi jarak dan sudut saat checking posisi primary points : Jarak = 2.00√𝐿 𝑚𝑚 Sudut = 0.135 √𝐿 𝑑𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 o Jarak diukur dengan pita ukur baha, atau EDM minimal 2 kali. o Pengukuran sudut dilakukan dengan theodolit ketelitian 1” dengan pengamatan dua seri rangkap 2. Secondary system control stations, diikatkan ke primary station dengan pemotongan ke muka, pemotongan ke belakang, atau pengikatan dengan koordinat kutub. o Deviasi jarak hitungan antara primary point dan secondary point tidak boleh lebih dari 2 √𝐿 𝑚𝑚 o Deviasi jarak antara dua secondary poinys pada sistem yang sama yang diperbolehkan adalah 2 √𝐿 𝑚𝑚 o Sedangkan deviasi sudut adalah 0.135 √𝐿 𝑑𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 Deviasi yang diperoleh untuk jarak dua titik pada secondary sistem yang berbeda adalah K √𝐿 𝑚𝑚 o Pengukuran sudut dengan theodolit dengan bacaan minimal 1 menit = 1 seri o Pengukuran jarak dapat dilakukan dengan pita baja atau EDM diukur minimal 2 kali. 3. Lay out points, diikatkan ke secondary stations. o Deviasi yang diperbolehkan untuk jarak antara secondary points dan lay out points atau antara lay out points adalah K √𝐿 𝑚𝑚 o Nilai K ditentukan : 10 : earthwork tanpa permintaan akurasi tertentu (rough exvacation, embankments) 5 : earthwork dg akurasi tertentu (jalan, saluran pipa, bangunan) 2 : poured concrete structure 1 : precast concrete structures (jembatan, gedung) o Deviasi sudut antara 2 garis adalah (0.0675 / √𝐿 ) 𝐾 Spesifikasi untuk Garis (jarak) Pendek - Pada Engineering Survey o Jaring survey kontrol terdiri dari garis dengan jarak kurang dari 3 km, panjang sumbu panjang ellip kesalahan pada tingkat kepercayaan 95% untuk masing-maisng titik harus sama dengan atau kurang dari : r = c (d + 0.02) Dimana : r : panjang dalam cm c : faktor sesuai orde survei d : jarak dalam km ke titik lain - Pada legal (property) survey r = 10 (2d + 0.1) cm - Pada pengembangan kota r = 12 (d2/3 + 0.1) cm