Uploaded by triana.amaliah

1

advertisement
KARAKTERISTIK PREDISPOSISI DAN PENDUKUNG YANG
BERPENGARUH TERHADAP PEMANFAATAN POLIKLINIK GIGI DAN
MULUT DI RSUD H.PADJONGA DG NGALLE KABUPATEN TAKALAR
PREDISPOSING CHARACTERISTICS AND THE ENABLING FACTORS THAT
INFLUENCE THE UTILIZATION OF DENTAL AND MOUTH CARE
POLYCLINIC AT H.PADJONGA DG NGALLE LOCAL GENERAL HOSPITAL,
TAKALAR REGENCY
Adriyaningsih, Sukri Palutturi, Arsunan Arsin
Bagian Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin
Alamat Koresponden:
Jl. Mapala Komp. UNM Blok A4 No. 4
Makassar
Hp. 082195774442
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik dan pendukung terhadap pemanfaatan poli
gigi Rumah Sakit Umum H.Padjonga Dg Ngalle Kabupaten Takalar Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian kuantitatif dengan rancangan kajian potong lintang. Populasi penelitian sebanyak 1753 orang dan sampel
penelitian sebanyak 95 orang dengan teknik penentuannya secara aksidental. Pengumpulan data melalui kuesioner.
Data dianalisis dengan uji chi-Square dengan confident interval (CI) 95% dan =0,05. Kesimpulan dari hasil uji
dilihat dari derajat kemaknaannya (nilai p). Uji statistic yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik
menggunakan software SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap,
fasilitas kesehatan dan asuransi terhadap pemanfaatan poli gigi RSUD Takalar. Faktor umur, jenis kelamin,
suku/ras, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, kepercayaan, dan tenaga kesehatan tidak memiliki hubunhan dengan
keputusan pasien memanfaatkan pelayanan poli gigi. Variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan
memanfaatkan pelayanan poli gigi adalah asuransi berdasarkan hasil analisis multivariat menggunakan SPSS R18.
Kesimpulannya adalah Tidak ada pengaruh signifikan umur, pekerjaan, pendapatan, pasien terhadap keputusan
pasien memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut di Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab.
Takalar, dan berpengaruh signifikan yaitu pendidikan, pengetahuan, dukungan keluarga, Kepercayaan, sikap,
pengolahan informasi.
Kata kunci :Karakteristik predisposisi, karakteristik pendukung, Pemanfaatan pelayanan poli gigi
Abstract
This research aimed to analyze the influence of the pedisposing and enabling factors on the utilization of the dental
and mouth care at H. Pajonga Dg. Ngalle Local General Hospital, Takalar Regency.The research type was
quantitative with the cross-sectional design approach. The population covered 1753 people and 95 sample. The data
werw collected by using questionnaires. The collected data were then analyzed using the Chi-square and the logistic
regression analyses assisted by the SPSS software program.The research results revealed that there was a correlation
between the knowledge, attitude, health facilities, and insurance and utilization of dental care policlinic at H.
Pajonga Dg. Ngalle Local General Hospital, Takalar Regency. However, the factors of age, sex, ethnic group/race,
education, occupation, income,belief, and health force showed no correlation with the utilization of dental care
policlinic. On the other hand the multivariat analysis using the SPSS software Package R16 revealed that variable of
the health insurance was the most influential on the utilization of the dental and mouth care at H. Pajonga Dg.
Ngalle Local General Hospital, Takalar Regency.
Keywords: Predisposing characteristics, enabling, utilization, dental care polyclinic.
PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari pelayana kesehatan
secara keseluruhan. Hasil studi morbiditas SKRT-SURKESNAS 2001 menunjukkan bahwa dari
10 kelompok penyakit terbanyak yang dikeluhkan masyarakat, penyakit gigi dan mulut
menduduki urutan pertama (60 % penduduk). Kondisi ini tentunyan menpengaruhi kualitas hidup
jika dikaitkan dengan gangguan produktivitas kerja. Hasil Surkesnas 1998 menunjukkan bahwa
62.4 % pendududk merasa terganggu pekerjaan/sekolah karena sakit gigi, selama rata-rata
pertahun 3.86 hari. Kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit gigi walaupun tidak menimbulkan
kematian tetapi dapat menurunkan produktifitas kerja.
Prevalensi penduduk Indonesia yang mengalami masalah gigi dan mulut menunjukkan
peningkatan dalam kurun waktu lima tahun terakhir, berdasarkan data Riskesdas tahun 2007 dan
tahun 2013 yang dapat dilihat pada lampiran (1).Tahun 2007 sebanyak 23,3% penduduk
Indonesia yang bermasalah gigi mulut, hanya 29,7% yang menerima perawatan dari tenaga
medis gigi dan Effektif Medical Demand (EMD) 6,9%. Pada tahun 2013 sebanyak 25,9%
penduduk Indonesia yang bermasalah gigi mulut, hanya 31,1 % yang menerima perawatan dari
tenaga medis gigi dan EMD 8,1%.
Ini menunjukkan masih kurangnya penduduk yang
memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut.
Khusus untuk Tahun 2013 provinsi sulawesi selatan, jika dibandingkan dengan rata-rata
nasional, merupakan salah satu propinsi dengan penduduk yang mengalami masalah gigi dan
mulut tertinggi lampiran (2).yaitu sebanyak 36,2% yang bermasalah gigi mulut, hanya 28,5 %
yang menerima perawatan dari tenaga medis gigi dan EMD 10,3%. (Kementerian Kesehatan RI,
2013b), Ini menunjukkan masih kurangnya penduduk yang memanfaatkan pelayanan kesehatan
gigi mulut.
Penduduk kabupaten Takalar berdasarkan hasil perhitungan dana alokasi umum DAU
2012, berjumlah 275.034 jiwa yang tersebar di 9 kecamatan, dengan jumlah penduduk terbesar
berada di Kecamatan Polombangkeng Utara, yakni 46.748 jiwa.Rasio jumlah penduduk berjenis
perempuan lebih banyak dari penduduk yang berjenis kelamin laki-laki perkabupaten, dimana
132.325 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 142.709 jiwa berjenis kelamin perempuan (Badan
Pusat Statisitik, 2013).
Prevalensi penyakit gigi-mulut berdasarkan rekapitulasi laporan dari Puskesmas dalam
wilayah kerja Kabupaten Takalar berdasarkan lampiran (3), jumlah kasus kesehatan gigi dan
mulut pada tahun 2011, prevalensi penyakit gigi mulut yang terbanyak adalah penyakit pulpa
sebanyak 7672 kasus, prevalensi pada jenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu 5177
sedangkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 2495.. Total kunjungan kasus pada tahun 2011
adalah 20.427 kunjungan,jenis kelamin perempuan sebanyak 13.055 kunjungan dan laki-laki
sebanyak 7372 kunjungan (Dinas Kesehatan, 2012).
Menurut Andersen R 1968, perilaku orang sakit berobat ke pelayanan kesehatan secara
bersama dipengaruhi oleh faktor predisposisi (predisposing factors), faktorpemungkin (enabling
factors), dan faktor kebutuhan (need factors). Menurut teori perilaku Lawrence L. Green (1980)
dalam Notoatmojo (2012), perilaku dipengaruhi oleh faktor predisposisi (Predisposing factors),
faktor pendukung(Enabling factors), faktor pendorong (Reinforcing factors). Beberapa faktor
yang mempengaruhi pemanfaatan oleh konsumen atau pengambilan keputusan yang dilakukan
konsumen
sampai
pada
akhirnya
melakukan
keputusan
pembelian.
Faktor pertama
adalah karakteristik konsumen yang terdiri dari budaya, sosial, personaldan psikologi. Faktor
kedua adalah marketing stimuli yang terdiri dari product, price, place, dan promotion.Danfaktor
ketiga adalah stimuli lain yang terdiridari ekonomi, teknologi, politik dan budaya.
Beberapa penelitian sebelumya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan
pelayanan perawatan gigi dan mulut, dipengaruhi oleh kualitas pelayanan dan sikap pegawai
rumah sakit yang bersahabat (Al-Hussyeen, 2010). Faktor lain adalah kemudahan akses, biaya
perawatan, sikap pasien terhadap perawatan gigi dan ketakutan pada dokter gigi (Heaton, et al.,
2004). Selanjutnya motivasi, persepsi dan sikap memiliki hubungan terhadap pemanfaatan
kesehatan gigi dan mulut (Barmo, et al., 2013). Faktor pendapatan berpengaruh pada keputusan
pasien dalam memilih pemanfaatan layanan perawatan gigi pada rumah sakit pemerintah
(Wallace & Entee, 2012). Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh karakteristik
predisposisi dan pendukung terhadap pemanfaatan layanan Poli Gigi dan Mulut RSUD H.
Padjonga Dg. Ngalle Kab. Takalar.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional study,
yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk melihat suatu hubungan pada waktu yang sama
antara variabel-variabel independen dan variabel dependen. Study dilakukan untuk menganalisis
pengaruh variabel independen (Umur, Jenis Kelamin, Suku/Ras, Pendidikan, Pekerjaan
Pengetahuan, Sikap, Keyakinan (health belief), Penghasilan Keluarga, Tenaga Kesehatan, Sarana
Pelayanan Kesehatan dan Asuransi Kesehatan)terhadap variabel dependen yaitu pemanfaatan
layanan poliklinik gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab. Takalar.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien
yang pernah memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle Kab. Takalar. Data kunjungan pasien untuk tahun 2013 adalah sebanyak 1.753 orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2013). Teknik pengambilan sampel secara accidental sampling, dimana pengambilan
sampling responden yang secara kebetulan ada atau sampel yang tersedia saat penelitian
(Notoatmodjo, 2003). Sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus penentuan
sampel untuk penelitian survey (Notoatmodjo, 2003). Besar sampel dihitung menggunakan
rumus Slovin dalam Notoatmodjo (2003), sebagai berikut :
Keterangan :
n
= Jumlah Sampel
N
= Jumlah Populasi
d
= Presisi 10 %
Dengan demikian besarnya sampel sebagai berikut :
Jumlah sampel (n) digenapkan menjadi 95 orang.
Prosedur Pengambilan Data
Prosedur pengambilan data di lokasi penelitian dilakukan dengan dua tahapan sebagai
berikut: (a). Pemberian informasi awal kepada calon responden. (b). Pelaksanaan wawancara dan
pembagian kuesioner. Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Data primer
adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak memalui
perantara).Data primer secara khusus dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data
primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui wawancara langsung berpedoman
pada kuesioner yang telah disiapkan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang tersedia
(kuesioner). Data sekunder adalah data yang secara tidak langsung diperoleh dari sumbernya,
tetapi melalui pihak kedua.Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen
tertulis/registrasi pasien tentang kunjungan pasien ke poli gigi dan mulut RSUD H.Padjonga Dg
Ngalle Takalar dan data yang berhubungan dengan pelayanan poli gigi RSUD H.Padjonga Dg
Ngalle Takalar.
Analisis Data
Analisis univariat adalah untuk mengetahui gambaran/menjelaskan/mendeskripsikan
karakteristik masing-masing variabelyang akan diteliti. Analisa bivariat dilakukan untuk melihat
hubungan antara dua variabelyaitu variabel independen dan variabel dependen. Untuk data
kategorik, Jenis ujistatistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi Square
denganconfident interval (CI) 95% dan α= 0,05. Kesimpulan dari hasil uji dilihat dariderajat
kemaknaanya (nilai p). Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresilogistik ganda karena variabel dependen dalam penelitian ini adalah variabelkategorik.
Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui Variabel independen mana yang paling besar
pengaruhnya terhadap variabeldependen. Apakah variabel independen berhubungan dengan
variabel dependendipengaruhi variabel lain atau tidak. Bentuk hubungan beberapa variabel
independen dan variabel dependen apakah berhubungan langsung atau pengaruh tidak langsung.
HASIL
Analisis Univariat
Pada table 1 terlihat bahwa Penilaian responden terhadap proses keputusan
memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut dapat diukur melalui empat item pernyataan,
yang terdiri dari responden merasa perlu untuk memeriksa penyakit gigi mulut enam bulan
sekali, pada saat sakit gigi berobat di poli gigi, lebih memilih poli gigi daripada tempat
pengobatan lain,menyampaikan pada keluarga untuk berobat di poli gigi. Pad table 2 terlihat
bahwa Dari 95 responden semuanya memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut di Poliklinik
Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab. Takalar.
Analisis Bivariat
Berdasarkan table 2 terliaht bahwa hasil analisis bivariat dengan menggunakan chisquare sebelumnya telah diketahui bahwa variabel independenyang berhubungan dengan
variabel keputusan memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut yaitu variabel pengetahuan,
sikap,fasilitas kesehatan, dan asuransi kesehatan. Sedangkan variabel umur,jenis kelamin,
Suku/Ras,
Pendidikan,
Pekerjaan,
Penghasilan,
Kepercayaan,
tenaga
kesehatantidak
berhubungan dengan keputusan pasienmemanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut.
Analisis Multivariat
Tabel 3 menunjukkan variabel pendidikan (p=0,047), pengetahuan (p=0,011), keluarga
(p=0,027), Kepercayaan (p=0,002), pengetahuan (p=0,033), sikap (p=0,042) dan pengolahan
informasi (p=0,018) memiliki nilai p≤0,05, yang berarti secara statistik variabel tersebut
memiliki pengaruh secara simultan terhadap keputusan pasienmemanfaatkan pelayanan
kesehatan gigi mulut, sedangkan variabel umur (p=0,064) tidak memiliki pengaruh secara
simultan terhadap keputusan pasienmemanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut di Poliklinik
Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab. Takalar.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat model akhir persamaan regresi logistik untuk
menentukan variabel independen yang paling mempengaruhi variabel dependen. Interpretasi
dapat dilakukan dengan melihat nilai wald (nilai estimasi odds rasio) atau nilai koefisien
persamaan regresi yang terbentuk. Model ini dapat menunjukkan besar pengaruh variabel
perilaku konsumen secara simultan yang ada dalam hubungannya dengan keputusan
pasienmemanfaatkan
pelayanan
kesehatan
gigi
mulut
yakni
dengan
melihat
nilai
OverallPercentage sebesar 88,3%.
Hasil regresi logistik tersebut juga menunjukkan bahwa variabel perilaku konsumen yang
sangat berpengaruh terhadap keputusan pasienmemanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut
adalah dengan melihat nilai pengaruh yang paling tinggi yakni pada variabel keluarga dengan
nilai wald sebesar 4,888 kali terhadap keputusan pasienmemanfaatkan pelayanan kesehatan gigi
mulut dengan nilai p = 0,027.
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini terlihat bahwa Tidak ada pengaruh signifikan umur, pekerjaan,
pendapatan, pasien terhadap keputusan pasienmemanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut di
Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab. Takalar, dan berpengaruh signifikan yaitu
pendidikan, pengetahuan, dukungan keluarga, Kepercayaan, sikap, pengolahan informasi.
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Hasan (2008), kelompok umur dewasa muda
mempunyai pola permintaan pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dibandingkan dengan
kelompok umur yang lain, disebabkan oleh karena kelompok umur ini mempunyai kebutuhan
akan perawatan kesehatan gigi yang lebih tinggi, berdasarkan pola kecendrungan menderita
karies gigi tahap awal dan gejala awal dari kelainan jaringan gingiva. Sebaliknya pada umur tua
yang banyak menderita kehilangan gigi asli ternyata kurang menyadari kebutuhan perawatan gigi
pada giginya, sehingga mengakibatkan rendahnya permintaan akan perawatan gigi pada usia
lanjut, (Hendrartini & yulita, 1995).
Lebih lanjut Hendrartini & yulita (1995), menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di RS Sardjito dan RS Bethesda, menyimpulkan bahwa
faktor umur mempunyai pengaruh bermakna terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi.
Pendidikan responden merupakan jenjang pendidikan formal terakhir yang ditempuh dan
ditamatkan oleh responden. Pendidikan diklasifikasikan sesuai dengan jenjang pendidikan
sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNomor 47 Tahun
2008 TentangWajib Belajar. Berdasarkan hal tersebut, maka pendidikan dalam penelitian ini
dikategorikan menjadi dua, yaitu pendidikan tinggitamat PT) dan pendidikan rendah (tidak tamat
PT).
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,223, karena
nilai p >0,05 maka tidak ada hubungan antara pendidikan dengan Keputusan Pasien
memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut di Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle
Kab. Takalar. Pendidikan dianggap penting karena merupakan dasar dari seseorang untuk
mengerti dalam hal menerima informasi. Di mana informasi dapat lebih mudah diterima dan
diadopsi pada orang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi daripada pendidikan rendah
(Murniati, 2007).
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hendrartini &
yulita (1995), menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif dan bermakna antara tingkat
pendidikan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di RS Sardjito dan RS Bethesda, yang
berarti semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan
pelayanan kesehatan gigi di RS. Diantara faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, faktor
pengetahuan merupakan faktor yang mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam
dari perilaku konsumen serta merupakan penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku
seseorang (Kotler & Keller, 2009). Adapun definisi kepengetahuanan menurut Stanton dalam
Dharmmesta & Handoko (2013), adalah simbol dan fakta yang kompleks yang diciptakan oleh
manusia, diturunkan dari generasi ke generasi, sebagai penentu dan pengatur perilaku manusia
yang ada dalam masyarakat. Sedangkan menurut Hasan (2013), pengetahuan merupakan
sekumpulan nilai, kebiasaan, persepsi, preferensi, dan perilaku tertentu yang diperoleh dari
lingkungan keluarga, agama, kebangsaan, ras, dan geografis.
Pencarian tempat pelayanan kesehatan berorientasi pada sosial- pengetahuan masyarakat
daripada hal- hal yang masih dianggap asing. Dimana lingkungan pengetahuan tersebut sangat
mempengaruhi tingkah laku manusia yang memiliki pengetahuan tersebut sehingga
keanekaragaman pengetahuan menimbulkan variasi dalam perilaku manusia dalam segala hal,
termasuk dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2003).
Selanjutnya hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji regresi logistik multivariat
diperoleh p pengetahuan = 0,011 (p ≤0,05) dan nilai wald sebesar 2,561. Halini menunjukkan
bahwa variabel pengetahuan memiliki pengaruh sebesar 2,561 kali terhadap keputusan
pasienmemanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut di Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg
Ngalle Kab. Takalar. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang ditemukan dalam penelitian Ghoni
& Bodroastuti (2012), yang menemukan ada pengaruh yang signifikan antara faktor pengetahuan
(X1) terhadap perilaku konsumen (Y). Dimana pengaruh faktor pengetahuan terhadap perilaku
konsumen diperoleh t hitung 2,019.
Demikian juga dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Juliwanto (2009), yang
menunjukkan ada pengaruh signifikan antara faktor pengetahuan dengan pengambilan keputusan
memilih penolong persalinan dengan nilai p =0,000 dan nilai OR sebesar 24,00. hal ini berarti
bahwa pasien bersalin dengan pengetahuan positif yang memilih dukun bayi sebagai penolong
persalinan akan 24 kali lebih besar dibandingkan dengan pasien bersalin dengan pengetahuan
negatif.
Sumber daya atau Kepercayaan merupakan potensi yang dimiliki baik oleh pasien,
keluarga, maupun masyarakat yang mendukung dalam pemanfaatan layanan kesehatan gigi
mulut. Menurut Anderson dalam Aeni (2012), sumber daya terdiri dari dua, yaitu (1) Sumber
daya yang dimiliki keluarga, seperti: penghasilan, simpanan, dan jaminan kesehatan; dan (2)
sumber daya yang dimiliki komunitas atau masyarakat, seperti: ketersediaan tenaga dan fasilitas,
lama menunggu pelayanan, dan lamanya waktu untuk mencapai pelayanan).
Selanjutnya untuk ketersediaan pelayanan kesehatan gigi mulut yang sesuai standar
pelayanan kesehatan gigi mulut (7T) di Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab.
Takalar, masih terdapat 18 responden (23,4%) yang menyatakan masih kurang. Adapun jenis
pelayanan yang dianggap tidak diperoleh oleh pasien ketika melakukan pemeriksaan penyakit
gigi mulut yaitu tes penyakit menular, yaitu sebanyak 9 responden (11,7%). Sebenarnya
pelayanan tes penyakit menular sudah disediakan di Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg
Ngalle Kab. Takalar, namun karena ketidaktahuan pasien, sehingga mereka menganggap bahwa
mereka tidak mendapatkan pelayanan tes penyakit menular ketika melakukan pemeriksaan
penyakit gigi mulut.
Selanjutnya hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji regresi logistik multivariat
diperoleh p Kepercayaan =0,002 dan pengaruh sebesar 4,583 (nilai wald= 4,583). Karena nilai p
Kepercayaan≤0,05, maka hal ini menunjukkan bahwa variabel Kepercayaan memberikan
pengaruh sebesar 4,583 kali terhadap keputusan pasienmemanfaatkan pelayanan kesehatan gigi
mulut di Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab. Takalar.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tuladhar & Dhakal
(2011), di mana dalam penelitian ini ditemukan bahwa variabel penting yang terkait dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi mulut adalah Kepercayaan fisik layanan. Kedekatan
pelayanan kesehatan, terutama di negara-negara berkembang, memainkan peran penting dalam
pemanfaatan pelayanan ini. Jarak geografis ditemukan menjadi salah satu faktor penentu yang
paling penting dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan di daerah pedesaan. Pasien yang
memiliki akses yang lebih baik ke layanan kesehatan (jarak yang dekat dan waktu yang singkat
untuk mencapai klinik kesehatan) 3 kali lebih mungkin untuk menerima perawatan kesehatan
gigi mulutyang rutin.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa, Tidak
ada
pengaruh
signifikan
umur,
pekerjaan,
pendapatan,
pasien
terhadap
keputusan
pasienmemanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut di Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg
Ngalle Kab. Takalar, dan berpengaruh signifikan yaitu pendidikan, pengetahuan, dukungan
keluarga, Kepercayaan, sikap, pengolahan informasi terhadap keputusan pasien memanfaatkan
pelayanan kesehatan gigi mulut di Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab. Takalar.
Pihak Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab. Takalar agar meningkatkan
penyuluhan-penyuluhan kesehatan khususnya penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan
penyakit gigi mulut oleh tenaga kesehatan. Baik pada saat konseling maupun dengan
memberikan leaflet ataupun media penyuluhan yang lebih menarik dan mudah dipahami oleh
pasien gigi mulutyang berkunjung.
DAFTAR PUSTAKA
Aeni, N. (2012). Faktor- Faktor Penyebab Kematian Ibu di Kabupaten Pati. Retrieved 15 Maret
2014, from Kantor Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Pati 2014
http://litbang.patikab.go.id/index.php/kajian-isu-strategis/195-faktor-faktor-penyebabkematian-ibu-di-kabupaten-pati/174-faktor-faktor-penyebab-kematian-ibu-di-kabupatenpati
Al-Hussyeen, A. J. A. (2010). Factors Affecting Utilization Of Dental Health Servises And
Satisfaction Among Adolescent Females in Riyadh City. The Saudi Dental Journal, 22,
19-25.
Badan Pusat Statisitik. (2013). Kabupaten Takalar Dalam Angka. Takalar: BPS Kab. Takalar.
Barmo, S., Balqis, & Nurhayani. (2013). Hubungan Faktor Perilaku Konsumen Terhadap
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Puskesmas Antang Perumnas
Kota Makassar Tahun 2013. Jurnal AKK Fakultas Kesehatan Masyarakat UNHAS(Tahun
2013), 1-12.
Dharmmesta, B. S., & Handoko, T. H. (2013). Manajemen Pemasaran: Analisis Perilaku
Konsumen. Yogyakarta: BPFE.
Dinas Kesehatan. (2012). Profil Dinas Kesehatan Tahun 2012. Takalar.
Hasan, A. (2013). Marketing dan Kasus- Kasus Pilihan. Yogyakarta: CAPS.
Hasan, H. F. A. (2008). Service Quality and Student Satisfaction: A Case Study at Private Higher
Education Institutions. International Business Research, Vol. 1(No. 3), 163-175.
Heaton, L. J., A.Smith, T., & Raybould, T. P. (2004). Factors Influencing Use Of Dental Servis
in Rural and Urban Communities:Considerations for Practitioners in Underserved Areas.
Journal Of Dental Education, 1081-1089.
Hendrartini, & yulita. (1995). Analisi pemanfaatan unit pelayanan kesehatan gigi di Rumah
Sakit : Kajian di Rumah Sakit Sardjito dan Rumah Sakit Bethesda. Pasca Sarjana,
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. (c.1 (630/H/95))
Juliwanto, E. (2009). Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Memilih Penolong
Persalinan pada Ibu Hamil di Kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara
Tahun 2008 Tesis, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Kementerian Kesehatan RI. (2013b). Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran Edisi Kedua Belas Jilid 1. Indonesia:
Indeks.
Murniati. (2007). Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal
Oleh Ibu Hamil di Kecamatan Aceh Tenggara. Tesis, Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Retrieved
from
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6760/1/057012021.pdf
Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmojo, S. (2012). Promosi kesehatan dan perilaku keshata. jakarta bhinneka cipta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Tuladhar, & Dhakal. (2011). Impact of Antenatal Care on Maternal and Perinatal utcome: A
Study at Nepal Medical College Teaching Hospital. NJOG, 6(2), 37-43.
Wallace, B. B., & Entee, M. M. (2012). Access to Dental care for Low-Income Adults:
Perceptions of Affordability, Availability and Acceptability. Journal Community Health,
37, 32-39.
Tabel 1. Distribusi Penilaian Responden Terhadap Keputusan Memanfaatkan Pelayanan
Kesehatan gigi mulutdi Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab.
Takalar Tahun 2014
NO
INDIKATOR
SETUJU
TIDAK
SETUJU
n
%
TOTAL
n
%
n
%
75
78,9
20
21,1
95
100
2
Pada saat saya mengalami
sakit gigi, saya langsung
berobat ke Poli Gigi RSUD
Takalar.
71
74,7
15
15,8
95
100
3
Saya lebih memilih Poli Gigi
RSUD Takalar dari pada
tempat pengobatan lain jika
mengalami sakit gigi.
71
74,7
24
25,3
95
100
4
Saya akan menyampaikan
kepada keluarga dan kerabat
saya untuk berobat ke poli gigi
RSUD Takalar apabila mereka
mengalami sakit gigi dan
mulut.
81
85,3
14
14,7
95
100
1
Sayamemeriksakan kesehatan
gigi dan mulut di Poli Gigi
RSUD Takalar minimal setiap
enam bulan sekali.
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Keputusan Memanfaatkan Pelayanan
Kesehatan gigi mulut di Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab.
Takalar Tahun 2014
No.
Keputusan Memanfaatkan
Frekuensi
Pelayanan Kesehatan gigi mulut
1.
Memanfaatkan
2.
Tidak Memanfaatkan
Total
Sumber : Data Primer, 2014
n
95
0
95
%
100
0
100
Tabel 3. Hubungan Masing-Masing Variabel Perilaku Konsumendengan Variabel
Keputusan PasienMemanfaatkan Pelayanan Kesehatan gigi mulut di Poliklinik
Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab. Takalar Tahun 2014
Variabel
Umur
Jenis Kelamin
Suku/Rasa
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Pengetahuan
Sikap
Kepercayaan
Fasilitas Kesehatan
Asuransi Kesehatan
Sumber : Data Primer, 2014
Sig.
1,000
0,544
0,877
0,499
0,388
0,001
0,001
0,665
0,003
0,001
Download