KARAKTERISTIK PREDISPOSISI DAN PENDUKUNG YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMANFAATAN POLIKLINIK GIGI DAN MULUT DI RSUD H.PADJONGA DG NGALLE KABUPATEN TAKALAR PREDISPOSING CHARACTERISTICS AND THE ENABLING FACTORS THAT INFLUENCE THE UTILIZATION OF DENTAL AND MOUTH CARE POLYCLINIC AT H.PADJONGA DG NGALLE LOCAL GENERAL HOSPITAL, TAKALAR REGENCY Adriyaningsih, Sukri Palutturi, Arsunan Arsin Bagian Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Alamat Koresponden: Jl. Mapala Komp. UNM Blok A4 No. 4 Makassar Hp. 082195774442 Email: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik dan pendukung terhadap pemanfaatan poli gigi Rumah Sakit Umum H.Padjonga Dg Ngalle Kabupaten Takalar Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan kajian potong lintang. Populasi penelitian sebanyak 1753 orang dan sampel penelitian sebanyak 95 orang dengan teknik penentuannya secara aksidental. Pengumpulan data melalui kuesioner. Data dianalisis dengan uji chi-Square dengan confident interval (CI) 95% dan =0,05. Kesimpulan dari hasil uji dilihat dari derajat kemaknaannya (nilai p). Uji statistic yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik menggunakan software SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap, fasilitas kesehatan dan asuransi terhadap pemanfaatan poli gigi RSUD Takalar. Faktor umur, jenis kelamin, suku/ras, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, kepercayaan, dan tenaga kesehatan tidak memiliki hubunhan dengan keputusan pasien memanfaatkan pelayanan poli gigi. Variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan memanfaatkan pelayanan poli gigi adalah asuransi berdasarkan hasil analisis multivariat menggunakan SPSS R18. Kesimpulannya adalah Tidak ada pengaruh signifikan umur, pekerjaan, pendapatan, pasien terhadap keputusan pasien memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut di Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab. Takalar, dan berpengaruh signifikan yaitu pendidikan, pengetahuan, dukungan keluarga, Kepercayaan, sikap, pengolahan informasi. Kata kunci :Karakteristik predisposisi, karakteristik pendukung, Pemanfaatan pelayanan poli gigi Abstract This research aimed to analyze the influence of the pedisposing and enabling factors on the utilization of the dental and mouth care at H. Pajonga Dg. Ngalle Local General Hospital, Takalar Regency.The research type was quantitative with the cross-sectional design approach. The population covered 1753 people and 95 sample. The data werw collected by using questionnaires. The collected data were then analyzed using the Chi-square and the logistic regression analyses assisted by the SPSS software program.The research results revealed that there was a correlation between the knowledge, attitude, health facilities, and insurance and utilization of dental care policlinic at H. Pajonga Dg. Ngalle Local General Hospital, Takalar Regency. However, the factors of age, sex, ethnic group/race, education, occupation, income,belief, and health force showed no correlation with the utilization of dental care policlinic. On the other hand the multivariat analysis using the SPSS software Package R16 revealed that variable of the health insurance was the most influential on the utilization of the dental and mouth care at H. Pajonga Dg. Ngalle Local General Hospital, Takalar Regency. Keywords: Predisposing characteristics, enabling, utilization, dental care polyclinic. PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari pelayana kesehatan secara keseluruhan. Hasil studi morbiditas SKRT-SURKESNAS 2001 menunjukkan bahwa dari 10 kelompok penyakit terbanyak yang dikeluhkan masyarakat, penyakit gigi dan mulut menduduki urutan pertama (60 % penduduk). Kondisi ini tentunyan menpengaruhi kualitas hidup jika dikaitkan dengan gangguan produktivitas kerja. Hasil Surkesnas 1998 menunjukkan bahwa 62.4 % pendududk merasa terganggu pekerjaan/sekolah karena sakit gigi, selama rata-rata pertahun 3.86 hari. Kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit gigi walaupun tidak menimbulkan kematian tetapi dapat menurunkan produktifitas kerja. Prevalensi penduduk Indonesia yang mengalami masalah gigi dan mulut menunjukkan peningkatan dalam kurun waktu lima tahun terakhir, berdasarkan data Riskesdas tahun 2007 dan tahun 2013 yang dapat dilihat pada lampiran (1).Tahun 2007 sebanyak 23,3% penduduk Indonesia yang bermasalah gigi mulut, hanya 29,7% yang menerima perawatan dari tenaga medis gigi dan Effektif Medical Demand (EMD) 6,9%. Pada tahun 2013 sebanyak 25,9% penduduk Indonesia yang bermasalah gigi mulut, hanya 31,1 % yang menerima perawatan dari tenaga medis gigi dan EMD 8,1%. Ini menunjukkan masih kurangnya penduduk yang memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut. Khusus untuk Tahun 2013 provinsi sulawesi selatan, jika dibandingkan dengan rata-rata nasional, merupakan salah satu propinsi dengan penduduk yang mengalami masalah gigi dan mulut tertinggi lampiran (2).yaitu sebanyak 36,2% yang bermasalah gigi mulut, hanya 28,5 % yang menerima perawatan dari tenaga medis gigi dan EMD 10,3%. (Kementerian Kesehatan RI, 2013b), Ini menunjukkan masih kurangnya penduduk yang memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut. Penduduk kabupaten Takalar berdasarkan hasil perhitungan dana alokasi umum DAU 2012, berjumlah 275.034 jiwa yang tersebar di 9 kecamatan, dengan jumlah penduduk terbesar berada di Kecamatan Polombangkeng Utara, yakni 46.748 jiwa.Rasio jumlah penduduk berjenis perempuan lebih banyak dari penduduk yang berjenis kelamin laki-laki perkabupaten, dimana 132.325 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 142.709 jiwa berjenis kelamin perempuan (Badan Pusat Statisitik, 2013). Prevalensi penyakit gigi-mulut berdasarkan rekapitulasi laporan dari Puskesmas dalam wilayah kerja Kabupaten Takalar berdasarkan lampiran (3), jumlah kasus kesehatan gigi dan mulut pada tahun 2011, prevalensi penyakit gigi mulut yang terbanyak adalah penyakit pulpa sebanyak 7672 kasus, prevalensi pada jenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu 5177 sedangkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 2495.. Total kunjungan kasus pada tahun 2011 adalah 20.427 kunjungan,jenis kelamin perempuan sebanyak 13.055 kunjungan dan laki-laki sebanyak 7372 kunjungan (Dinas Kesehatan, 2012). Menurut Andersen R 1968, perilaku orang sakit berobat ke pelayanan kesehatan secara bersama dipengaruhi oleh faktor predisposisi (predisposing factors), faktorpemungkin (enabling factors), dan faktor kebutuhan (need factors). Menurut teori perilaku Lawrence L. Green (1980) dalam Notoatmojo (2012), perilaku dipengaruhi oleh faktor predisposisi (Predisposing factors), faktor pendukung(Enabling factors), faktor pendorong (Reinforcing factors). Beberapa faktor yang mempengaruhi pemanfaatan oleh konsumen atau pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen sampai pada akhirnya melakukan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah karakteristik konsumen yang terdiri dari budaya, sosial, personaldan psikologi. Faktor kedua adalah marketing stimuli yang terdiri dari product, price, place, dan promotion.Danfaktor ketiga adalah stimuli lain yang terdiridari ekonomi, teknologi, politik dan budaya. Beberapa penelitian sebelumya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan perawatan gigi dan mulut, dipengaruhi oleh kualitas pelayanan dan sikap pegawai rumah sakit yang bersahabat (Al-Hussyeen, 2010). Faktor lain adalah kemudahan akses, biaya perawatan, sikap pasien terhadap perawatan gigi dan ketakutan pada dokter gigi (Heaton, et al., 2004). Selanjutnya motivasi, persepsi dan sikap memiliki hubungan terhadap pemanfaatan kesehatan gigi dan mulut (Barmo, et al., 2013). Faktor pendapatan berpengaruh pada keputusan pasien dalam memilih pemanfaatan layanan perawatan gigi pada rumah sakit pemerintah (Wallace & Entee, 2012). Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh karakteristik predisposisi dan pendukung terhadap pemanfaatan layanan Poli Gigi dan Mulut RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kab. Takalar. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional study, yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk melihat suatu hubungan pada waktu yang sama antara variabel-variabel independen dan variabel dependen. Study dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel independen (Umur, Jenis Kelamin, Suku/Ras, Pendidikan, Pekerjaan Pengetahuan, Sikap, Keyakinan (health belief), Penghasilan Keluarga, Tenaga Kesehatan, Sarana Pelayanan Kesehatan dan Asuransi Kesehatan)terhadap variabel dependen yaitu pemanfaatan layanan poliklinik gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab. Takalar. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang pernah memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Kab. Takalar. Data kunjungan pasien untuk tahun 2013 adalah sebanyak 1.753 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013). Teknik pengambilan sampel secara accidental sampling, dimana pengambilan sampling responden yang secara kebetulan ada atau sampel yang tersedia saat penelitian (Notoatmodjo, 2003). Sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus penentuan sampel untuk penelitian survey (Notoatmodjo, 2003). Besar sampel dihitung menggunakan rumus Slovin dalam Notoatmodjo (2003), sebagai berikut : Keterangan : n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi d = Presisi 10 % Dengan demikian besarnya sampel sebagai berikut : Jumlah sampel (n) digenapkan menjadi 95 orang. Prosedur Pengambilan Data Prosedur pengambilan data di lokasi penelitian dilakukan dengan dua tahapan sebagai berikut: (a). Pemberian informasi awal kepada calon responden. (b). Pelaksanaan wawancara dan pembagian kuesioner. Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Data primer adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak memalui perantara).Data primer secara khusus dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui wawancara langsung berpedoman pada kuesioner yang telah disiapkan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang tersedia (kuesioner). Data sekunder adalah data yang secara tidak langsung diperoleh dari sumbernya, tetapi melalui pihak kedua.Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen tertulis/registrasi pasien tentang kunjungan pasien ke poli gigi dan mulut RSUD H.Padjonga Dg Ngalle Takalar dan data yang berhubungan dengan pelayanan poli gigi RSUD H.Padjonga Dg Ngalle Takalar. Analisis Data Analisis univariat adalah untuk mengetahui gambaran/menjelaskan/mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabelyang akan diteliti. Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara dua variabelyaitu variabel independen dan variabel dependen. Untuk data kategorik, Jenis ujistatistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi Square denganconfident interval (CI) 95% dan α= 0,05. Kesimpulan dari hasil uji dilihat dariderajat kemaknaanya (nilai p). Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresilogistik ganda karena variabel dependen dalam penelitian ini adalah variabelkategorik. Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui Variabel independen mana yang paling besar pengaruhnya terhadap variabeldependen. Apakah variabel independen berhubungan dengan variabel dependendipengaruhi variabel lain atau tidak. Bentuk hubungan beberapa variabel independen dan variabel dependen apakah berhubungan langsung atau pengaruh tidak langsung. HASIL Analisis Univariat Pada table 1 terlihat bahwa Penilaian responden terhadap proses keputusan memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut dapat diukur melalui empat item pernyataan, yang terdiri dari responden merasa perlu untuk memeriksa penyakit gigi mulut enam bulan sekali, pada saat sakit gigi berobat di poli gigi, lebih memilih poli gigi daripada tempat pengobatan lain,menyampaikan pada keluarga untuk berobat di poli gigi. Pad table 2 terlihat bahwa Dari 95 responden semuanya memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut di Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab. Takalar. Analisis Bivariat Berdasarkan table 2 terliaht bahwa hasil analisis bivariat dengan menggunakan chisquare sebelumnya telah diketahui bahwa variabel independenyang berhubungan dengan variabel keputusan memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut yaitu variabel pengetahuan, sikap,fasilitas kesehatan, dan asuransi kesehatan. Sedangkan variabel umur,jenis kelamin, Suku/Ras, Pendidikan, Pekerjaan, Penghasilan, Kepercayaan, tenaga kesehatantidak berhubungan dengan keputusan pasienmemanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut. Analisis Multivariat Tabel 3 menunjukkan variabel pendidikan (p=0,047), pengetahuan (p=0,011), keluarga (p=0,027), Kepercayaan (p=0,002), pengetahuan (p=0,033), sikap (p=0,042) dan pengolahan informasi (p=0,018) memiliki nilai p≤0,05, yang berarti secara statistik variabel tersebut memiliki pengaruh secara simultan terhadap keputusan pasienmemanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut, sedangkan variabel umur (p=0,064) tidak memiliki pengaruh secara simultan terhadap keputusan pasienmemanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut di Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab. Takalar. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat model akhir persamaan regresi logistik untuk menentukan variabel independen yang paling mempengaruhi variabel dependen. Interpretasi dapat dilakukan dengan melihat nilai wald (nilai estimasi odds rasio) atau nilai koefisien persamaan regresi yang terbentuk. Model ini dapat menunjukkan besar pengaruh variabel perilaku konsumen secara simultan yang ada dalam hubungannya dengan keputusan pasienmemanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut yakni dengan melihat nilai OverallPercentage sebesar 88,3%. Hasil regresi logistik tersebut juga menunjukkan bahwa variabel perilaku konsumen yang sangat berpengaruh terhadap keputusan pasienmemanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut adalah dengan melihat nilai pengaruh yang paling tinggi yakni pada variabel keluarga dengan nilai wald sebesar 4,888 kali terhadap keputusan pasienmemanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut dengan nilai p = 0,027. PEMBAHASAN Pada penelitian ini terlihat bahwa Tidak ada pengaruh signifikan umur, pekerjaan, pendapatan, pasien terhadap keputusan pasienmemanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut di Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab. Takalar, dan berpengaruh signifikan yaitu pendidikan, pengetahuan, dukungan keluarga, Kepercayaan, sikap, pengolahan informasi. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Hasan (2008), kelompok umur dewasa muda mempunyai pola permintaan pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok umur yang lain, disebabkan oleh karena kelompok umur ini mempunyai kebutuhan akan perawatan kesehatan gigi yang lebih tinggi, berdasarkan pola kecendrungan menderita karies gigi tahap awal dan gejala awal dari kelainan jaringan gingiva. Sebaliknya pada umur tua yang banyak menderita kehilangan gigi asli ternyata kurang menyadari kebutuhan perawatan gigi pada giginya, sehingga mengakibatkan rendahnya permintaan akan perawatan gigi pada usia lanjut, (Hendrartini & yulita, 1995). Lebih lanjut Hendrartini & yulita (1995), menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di RS Sardjito dan RS Bethesda, menyimpulkan bahwa faktor umur mempunyai pengaruh bermakna terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi. Pendidikan responden merupakan jenjang pendidikan formal terakhir yang ditempuh dan ditamatkan oleh responden. Pendidikan diklasifikasikan sesuai dengan jenjang pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNomor 47 Tahun 2008 TentangWajib Belajar. Berdasarkan hal tersebut, maka pendidikan dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua, yaitu pendidikan tinggitamat PT) dan pendidikan rendah (tidak tamat PT). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,223, karena nilai p >0,05 maka tidak ada hubungan antara pendidikan dengan Keputusan Pasien memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut di Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab. Takalar. Pendidikan dianggap penting karena merupakan dasar dari seseorang untuk mengerti dalam hal menerima informasi. Di mana informasi dapat lebih mudah diterima dan diadopsi pada orang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi daripada pendidikan rendah (Murniati, 2007). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hendrartini & yulita (1995), menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif dan bermakna antara tingkat pendidikan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di RS Sardjito dan RS Bethesda, yang berarti semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di RS. Diantara faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, faktor pengetahuan merupakan faktor yang mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam dari perilaku konsumen serta merupakan penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang (Kotler & Keller, 2009). Adapun definisi kepengetahuanan menurut Stanton dalam Dharmmesta & Handoko (2013), adalah simbol dan fakta yang kompleks yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi, sebagai penentu dan pengatur perilaku manusia yang ada dalam masyarakat. Sedangkan menurut Hasan (2013), pengetahuan merupakan sekumpulan nilai, kebiasaan, persepsi, preferensi, dan perilaku tertentu yang diperoleh dari lingkungan keluarga, agama, kebangsaan, ras, dan geografis. Pencarian tempat pelayanan kesehatan berorientasi pada sosial- pengetahuan masyarakat daripada hal- hal yang masih dianggap asing. Dimana lingkungan pengetahuan tersebut sangat mempengaruhi tingkah laku manusia yang memiliki pengetahuan tersebut sehingga keanekaragaman pengetahuan menimbulkan variasi dalam perilaku manusia dalam segala hal, termasuk dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2003). Selanjutnya hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji regresi logistik multivariat diperoleh p pengetahuan = 0,011 (p ≤0,05) dan nilai wald sebesar 2,561. Halini menunjukkan bahwa variabel pengetahuan memiliki pengaruh sebesar 2,561 kali terhadap keputusan pasienmemanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut di Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab. Takalar. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang ditemukan dalam penelitian Ghoni & Bodroastuti (2012), yang menemukan ada pengaruh yang signifikan antara faktor pengetahuan (X1) terhadap perilaku konsumen (Y). Dimana pengaruh faktor pengetahuan terhadap perilaku konsumen diperoleh t hitung 2,019. Demikian juga dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Juliwanto (2009), yang menunjukkan ada pengaruh signifikan antara faktor pengetahuan dengan pengambilan keputusan memilih penolong persalinan dengan nilai p =0,000 dan nilai OR sebesar 24,00. hal ini berarti bahwa pasien bersalin dengan pengetahuan positif yang memilih dukun bayi sebagai penolong persalinan akan 24 kali lebih besar dibandingkan dengan pasien bersalin dengan pengetahuan negatif. Sumber daya atau Kepercayaan merupakan potensi yang dimiliki baik oleh pasien, keluarga, maupun masyarakat yang mendukung dalam pemanfaatan layanan kesehatan gigi mulut. Menurut Anderson dalam Aeni (2012), sumber daya terdiri dari dua, yaitu (1) Sumber daya yang dimiliki keluarga, seperti: penghasilan, simpanan, dan jaminan kesehatan; dan (2) sumber daya yang dimiliki komunitas atau masyarakat, seperti: ketersediaan tenaga dan fasilitas, lama menunggu pelayanan, dan lamanya waktu untuk mencapai pelayanan). Selanjutnya untuk ketersediaan pelayanan kesehatan gigi mulut yang sesuai standar pelayanan kesehatan gigi mulut (7T) di Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab. Takalar, masih terdapat 18 responden (23,4%) yang menyatakan masih kurang. Adapun jenis pelayanan yang dianggap tidak diperoleh oleh pasien ketika melakukan pemeriksaan penyakit gigi mulut yaitu tes penyakit menular, yaitu sebanyak 9 responden (11,7%). Sebenarnya pelayanan tes penyakit menular sudah disediakan di Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab. Takalar, namun karena ketidaktahuan pasien, sehingga mereka menganggap bahwa mereka tidak mendapatkan pelayanan tes penyakit menular ketika melakukan pemeriksaan penyakit gigi mulut. Selanjutnya hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji regresi logistik multivariat diperoleh p Kepercayaan =0,002 dan pengaruh sebesar 4,583 (nilai wald= 4,583). Karena nilai p Kepercayaan≤0,05, maka hal ini menunjukkan bahwa variabel Kepercayaan memberikan pengaruh sebesar 4,583 kali terhadap keputusan pasienmemanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut di Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab. Takalar. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tuladhar & Dhakal (2011), di mana dalam penelitian ini ditemukan bahwa variabel penting yang terkait dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi mulut adalah Kepercayaan fisik layanan. Kedekatan pelayanan kesehatan, terutama di negara-negara berkembang, memainkan peran penting dalam pemanfaatan pelayanan ini. Jarak geografis ditemukan menjadi salah satu faktor penentu yang paling penting dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan di daerah pedesaan. Pasien yang memiliki akses yang lebih baik ke layanan kesehatan (jarak yang dekat dan waktu yang singkat untuk mencapai klinik kesehatan) 3 kali lebih mungkin untuk menerima perawatan kesehatan gigi mulutyang rutin. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa, Tidak ada pengaruh signifikan umur, pekerjaan, pendapatan, pasien terhadap keputusan pasienmemanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut di Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab. Takalar, dan berpengaruh signifikan yaitu pendidikan, pengetahuan, dukungan keluarga, Kepercayaan, sikap, pengolahan informasi terhadap keputusan pasien memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi mulut di Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab. Takalar. Pihak Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab. Takalar agar meningkatkan penyuluhan-penyuluhan kesehatan khususnya penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan penyakit gigi mulut oleh tenaga kesehatan. Baik pada saat konseling maupun dengan memberikan leaflet ataupun media penyuluhan yang lebih menarik dan mudah dipahami oleh pasien gigi mulutyang berkunjung. DAFTAR PUSTAKA Aeni, N. (2012). Faktor- Faktor Penyebab Kematian Ibu di Kabupaten Pati. Retrieved 15 Maret 2014, from Kantor Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Pati 2014 http://litbang.patikab.go.id/index.php/kajian-isu-strategis/195-faktor-faktor-penyebabkematian-ibu-di-kabupaten-pati/174-faktor-faktor-penyebab-kematian-ibu-di-kabupatenpati Al-Hussyeen, A. J. A. (2010). Factors Affecting Utilization Of Dental Health Servises And Satisfaction Among Adolescent Females in Riyadh City. The Saudi Dental Journal, 22, 19-25. Badan Pusat Statisitik. (2013). Kabupaten Takalar Dalam Angka. Takalar: BPS Kab. Takalar. Barmo, S., Balqis, & Nurhayani. (2013). Hubungan Faktor Perilaku Konsumen Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Puskesmas Antang Perumnas Kota Makassar Tahun 2013. Jurnal AKK Fakultas Kesehatan Masyarakat UNHAS(Tahun 2013), 1-12. Dharmmesta, B. S., & Handoko, T. H. (2013). Manajemen Pemasaran: Analisis Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE. Dinas Kesehatan. (2012). Profil Dinas Kesehatan Tahun 2012. Takalar. Hasan, A. (2013). Marketing dan Kasus- Kasus Pilihan. Yogyakarta: CAPS. Hasan, H. F. A. (2008). Service Quality and Student Satisfaction: A Case Study at Private Higher Education Institutions. International Business Research, Vol. 1(No. 3), 163-175. Heaton, L. J., A.Smith, T., & Raybould, T. P. (2004). Factors Influencing Use Of Dental Servis in Rural and Urban Communities:Considerations for Practitioners in Underserved Areas. Journal Of Dental Education, 1081-1089. Hendrartini, & yulita. (1995). Analisi pemanfaatan unit pelayanan kesehatan gigi di Rumah Sakit : Kajian di Rumah Sakit Sardjito dan Rumah Sakit Bethesda. Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. (c.1 (630/H/95)) Juliwanto, E. (2009). Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Memilih Penolong Persalinan pada Ibu Hamil di Kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2008 Tesis, Universitas Sumatera Utara, Medan. Kementerian Kesehatan RI. (2013b). Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta. Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran Edisi Kedua Belas Jilid 1. Indonesia: Indeks. Murniati. (2007). Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Oleh Ibu Hamil di Kecamatan Aceh Tenggara. Tesis, Universitas Sumatera Utara, Medan. Retrieved from http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6760/1/057012021.pdf Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmojo, S. (2012). Promosi kesehatan dan perilaku keshata. jakarta bhinneka cipta. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Tuladhar, & Dhakal. (2011). Impact of Antenatal Care on Maternal and Perinatal utcome: A Study at Nepal Medical College Teaching Hospital. NJOG, 6(2), 37-43. Wallace, B. B., & Entee, M. M. (2012). Access to Dental care for Low-Income Adults: Perceptions of Affordability, Availability and Acceptability. Journal Community Health, 37, 32-39. Tabel 1. Distribusi Penilaian Responden Terhadap Keputusan Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan gigi mulutdi Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab. Takalar Tahun 2014 NO INDIKATOR SETUJU TIDAK SETUJU n % TOTAL n % n % 75 78,9 20 21,1 95 100 2 Pada saat saya mengalami sakit gigi, saya langsung berobat ke Poli Gigi RSUD Takalar. 71 74,7 15 15,8 95 100 3 Saya lebih memilih Poli Gigi RSUD Takalar dari pada tempat pengobatan lain jika mengalami sakit gigi. 71 74,7 24 25,3 95 100 4 Saya akan menyampaikan kepada keluarga dan kerabat saya untuk berobat ke poli gigi RSUD Takalar apabila mereka mengalami sakit gigi dan mulut. 81 85,3 14 14,7 95 100 1 Sayamemeriksakan kesehatan gigi dan mulut di Poli Gigi RSUD Takalar minimal setiap enam bulan sekali. Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Keputusan Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan gigi mulut di Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab. Takalar Tahun 2014 No. Keputusan Memanfaatkan Frekuensi Pelayanan Kesehatan gigi mulut 1. Memanfaatkan 2. Tidak Memanfaatkan Total Sumber : Data Primer, 2014 n 95 0 95 % 100 0 100 Tabel 3. Hubungan Masing-Masing Variabel Perilaku Konsumendengan Variabel Keputusan PasienMemanfaatkan Pelayanan Kesehatan gigi mulut di Poliklinik Gigi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Kab. Takalar Tahun 2014 Variabel Umur Jenis Kelamin Suku/Rasa Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Pengetahuan Sikap Kepercayaan Fasilitas Kesehatan Asuransi Kesehatan Sumber : Data Primer, 2014 Sig. 1,000 0,544 0,877 0,499 0,388 0,001 0,001 0,665 0,003 0,001