SOAL STUDI KASUS PENILAIAN KINERJA Bacalah studi kasus di bawah ini dengan seksama! Letjes merupakan badan usaha yang bergerak dalam bidang pengolahan kertas bekas menjadi mie kertas. Letjes berdiri tahun 2014 bertempat di Darmo Indah RR-31. Pada tahun 2015, kantor Letjes berpindah ke alamat baru yaitu di Manukan Tama 1G- 35. Letjes menjual mie kertas, yaitu bahan yang dapat digunakan sebagai bahan baku kertas daur ulang seperti kertas nota maupun kertas koran. Mie kertas juga dapat digunakan sebagi bahan pengaman packing yang murah dan efektif. Letjes mendapat bahan baku dari para supplier seperti: rumah tangga, home industry, sekolah serta instansiinstansi usaha. Selanjutnya,standard operational procedure (SOP) kegiatan produksi Letjes adalah sebagai berikut: 1. Menyortir kertas sesuai jenis. 2. Membersihkan kertas dari isi stapler serta kotoran lain. 3. Menghancurkan kertas dengan menggunakan mesin penghancur kertas, yang kemudian menghasilkan produk mie kertas dan melakukan pengepakan yang dilanjutkan menimbang ulang. 4. Mengirimkan produk kepada pelanggan. Sejak Letjes berdiri pada tahun 2014, perusahaan mengadapi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kinerja sumber daya manusia. Berbagai permasalahan sumber daya manusia bisa muncul seperti ini karena Letjes sebenarnya tidak memiliki standar baku mengenai cara mengukur kinerja karyawan. Bangun (2012:231) menjelaskan bahwa standar kerja sangat diperlukan untuk menilai atau mengevaluasi keberhasilan karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Penilaian kinerja karyawan dilakukan dengan membandingkan hasil kerja yang dicapai karyawan dengan standar pekerjaan. Bila hasil kerja yang diperoleh sampai atau melebihi standar pekerjaan dapat dikatakan bahwa karyawan berkinerja baik. Sebaliknya, jika hasil kerja karyawan tidak dapat mencapai standar pekerjaan, maka karyawan berkinerja rendah. Permasalahan yang sering dihadapi perusahaan adalah ketepatan waktu pengiriman hasil produksi ke tangan konsumen. Kegiatan produksi bubur kertas di Letjes seringkali memakan waktu yang panjang dan produk yang dihasilkan belum mampu memenuhi permintaan konsumen. Rendahnya hasil produksi bubur kertas Letjes bukan hanya disebabkan karena permasalahan mesin, tetapi juga permasalahan dari sumber daya manusianya. Karyawan yang bekerja sebagai operator mesin bukanlah seorang expert pada mesin produksi kertas yang dibuat secara custom. Kurangnya pengetahuan karyawan terhadap mesin juga berdampak pada kualitas hasil produksi, ketepatan waktu pengiriman produk dan meningkatnya biaya produksi. Berkaitan dengan permasalahan individu karyawan, perusahaan juga sedang berusaha mengelola kedisiplinan, meningkatkan kerjasama diantara karyawan dan berusaha mendorong karyawan untuk bisa lebih bertanggungjawab terhadap pekerjaannya. Dispilin karyawan Letjes sangat kurang. Karyawan seringkali tidak mentaati peraturan dan ketentuan yang sudah diberikan oleh pimpinan. Para karyawan juga cenderung bekerja secara individual. Kurangnya kerja sama ini telah menimbulkan adanya gap diantara karyawan. Kurangnya rasa tanggung jawab karyawan dapat dilihat dari seringnya karyawan memperpanjang waktu istirahat kerja tanpa alasan yang jelas.Permasalahan karyawan bagian produksi tidak hanya mengganggu aktivitas produksi mie kerja di Letjes, tetapi juga telah menyebabkan kerugian materil bagi Letjes, seperti penurunan omset dan kerugian akibat dijualnya sisa produksi mie kertas dijual kepada pengepul barang bekas (loak) yang beroperasi di sekitar wilayah Manukan hingga Lontar Surabaya. Tugas : Buat sistem penilaian kinerja programmer dengan meggunakan Metode Rating Scale! Data dan informasi yang dibutuhkan silakan asumsikan sendiri! 1 dari 1 halaman PENILAIAN KINERJA Nama Karyawan : Departemen : Nama Pekerjaan : Tanggal : Nama Penilai : Faktor Penilaian Sangat Baik Baik Sedang Cukup Bobot Absensi Kehadiran Skill Pengetahuan Taat aturan Tanggung jawab Kerja sama Self – Motivation Catatan Dibawah ini merupakan rincian dari skor item Sangat Baik :5 Baik :4 Sedang :3 Cukup :2 Kurang :1 Kurang 2 dari 1 halaman PERUMUSAN PENILAIAN FAKTOR Faktor Penilaian Absensi Kehadiran Skill Pengetahuan Taat Aturan Rating Acuan 5 Hadir tepat waktu dan tidak pernah absen 4 Hadir tepat waktu dan absensi < 20%. 3 Sering terlambat meskipun tidak pernah absen 2 Tingkat absensi > 20%. 1 Datang selalu terlambat, tingkat absensi > 20%. 5 Sangat ahir dan terlihat profesional 4 Mahir dalam pekerjaan 3 Cukup mahir namun terdapat beberapa kesalahan. 2 Cukup mahir namun sedikit lambat. 1 Sangat lambat dan melakukan kesalahan. 5 memahami penggunaan mesin yang digunakan. 4 Memahami penggunaan mesin namun sesekali diberi panduan untuk mesin. 3 Memahami pengetahuan panduan untuk mesin. 2 Kurang memahami pengetahuan dan butuh panduan mesin. 1 Sangat membutuhkan panduan mesin. 5 Selalu mentaati peraturan. 4 Sesekali mentaati aturan dan mematuhi instruksi yang diperintahkan atasan. 3 Tidak mentaati aturan tetapi mematuhi instruksi yang diperintahkan atasan. 2 Sesekali melakukan pelanggaran dari instruksi atasan. 1 Tidak mentaati aturan ataupun instruksi. 5 Kerja sama sangat baik antar pekerja. 4 Memiliki komunikasi yang baik namun sesekali sulit berpendapat. 3 Memiliki komunikasi yang baik, hanya mengetahui tugas secara garis besar. Kerja Sama 3 dari 1 halaman tetapi membutuhkan Self-Motivation 2 Tidak mengetahui tugas secara garis besar, dan adanya pertentangan pendapat. 1 Sama sekali tidak dapat berkoordinasi. 5 Mengerjakan tugas dengan penuh motivasi. 4 Mengerjakan tugas dengan sebagaimana mestinya. 3 Mengerjakan tugas namun perlu waktu rehat yang banyak. 2 Membutuhkan dorongan untuk mengerjakan tugas. 1 Mengabaikan tugas. 4 dari 1 halaman