Uploaded by hasyafadhilar

rangkuman prak biper

advertisement
Secara umum morfologi yang dapat ditemukan di ikan cupang yaitu mata, mulut, bibir, operculum,
sirip (dorsal, anal, caudal, pectoral, dan ventral) dan caudal penducale (Gambar 2.1). Sirip anal
terbagi menjadi dua yaitu bagian anterior yang lebih runcing dan bagian posterior yang lebih lunak.
Sirip digunakan untuk mendorong air, membantu lokomosi ikan dan menjaga keseimbangan
tubuhnya (Chia, 2004). Warna tubuh cupang bervariasi, hal ini disebabkan perbedaan kematangan
gonad, faktor genetic, jenis kelamin dan faktor geografis. Warna cupang pada betina lebih cerah
dibandingkan dengan cupang jantan. Operculum digunakan sebagai temapat keluar masuknya air
Morfologi pada ikan cupang adu memiliki tubuh lebih pendek, beersirip pendek, mulut tebal, warna
tubuh gelap dan gigi runcing sedangkan ikan cupang hias tubuh lebih panjang, sirip lebar, warna
tubuh terang, dan mulut tipis.
agonistik bertujuan untuk mempertahankan teritori dan merebutkan pasangan kawin sebagai
kebutuhan reproduksinya.
Dan berikut adalah beberapa parameter perilaku agonistic capung yang diketahui antara lain :
1. Approach (Ap) : mendekat, berenang cepat kemudian berhenti di dekat
bayangannya / ikan lain
2. Bite : menggigit lawan
3. Chase (Ch) : mengejar lawan yang melarikan diri
4. Frontal threat (FT) : mengancam dari depan dengan membuka operculum, dagu
direndahkan dan melebarkan sirip dada saat berhadapan dengan lawan
5. Side Threat (ST) : mengancam dari pinggir dengan membuka operculum, dagu
direndahkan kea rah lawan dan semua sirip dikembangkan
6. Mouth to mouth contact (MC) : Kontak mulut ke mulut yaitu dua individu akan
saling mendorong, menarik, dan mencengkram dengan mulut
7. Flight (Fl) : melarikan diri
8. Tail flagging (TF) : mengibaskan ekor
9. Circle (Cl) : bergerak memutar arah setelah mendekati lawan
10. Explore (Ex) : menjelajah area tanpa arah yang jelas
Secara umum, taksonomi mencit adalah sebagai berikut.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Mus
Spesies : Mus musculus
Sistem sensori merupakan seperangkat organ yang berfungsi untuk menerima berbagai stimulus
yang berasal dari lingkungan. Reseptor sensori merupakan sel yang memiliki kemampuan untuk
menerima respon dan menghantarkannya ke sistem saraf pusat. Impuls listrik yang dihantarkan
oleh saraf akan diterjemahkan sebagai sensasi. Pada mencit, sebagian besar sistem sensori ini
terletak dibagian kepalanya.
Lokomosi merupakan suatu pergerakan atau perpindahan yang dilakukan individu sebagai suatu
upaya untuk mempertahankan kesintasannya. Lokomosi biasanya dilakukan hewan untuk
mengeksplorasi wilayah baru atau mencari makanan. Dalam kegiatan tersebut tentunya
membutuhkan aktivitas dari sistem sensori dan motorik. Pada mencit, jenis lokomosi yang biasa
dilakukannya adalah berjalan dan berenang. Kerjasama antara sistem sensori dan motorik pada
mencit juga digunakan sebagai navigasi, sehingga kegiatan eksplorasi atau pencarian makannya
dapat bersifat lebih efisien. Lokomosi berenang mencit merupakan salah satu jenit perilaku
innate yang dimiliki oleh setiap individunya (Poucet, 1986), sedangkan lokomosi berjalan pada
mencit memiliki suatu pola yang biasa disebut sebagai alternate stepping gait
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada lokomosi berjalan mencit, diketahui bahwa pola
yang terbentuk cenderung sedikit berbelok-belok. Pada hewan rodentia seperti mencit,
umumnya lokomi berjalan dilakukan dengan alternate stepping gait, dimana lokomosi dimulai
dengan kaki depan yang kemudian diikuti oleh kaki belakang namun pada sisi yang berlawanan.
Kemudian diikuti oleh kaki depan pada sisi yang sama dan diikuti kaki yang berlawanan sisi,
sehingga membentuk pola lokomosi yang terlihat berkelok.
uji lapangan terbuka adalah tes eksperimental yang digunakan untuk menguji tingkat aktivitas
lokomotor umum, kecemasan , dan kemauan untuk mengeksplorasi pada hewan (biasanya
tikus) dalam penelitian ilmiah. Hewan seperti tikus dan tikus menunjukkan keengganan alami
untuk area terbuka yang terang benderang. Namun, mereka juga memiliki dorongan untuk
mengeksplorasi stimulus yang dirasakan mengancam. Penurunan tingkat kecemasan
menyebabkan peningkatan perilaku eksplorasi. Meningkatnya kecemasan akan menghasilkan
lebih sedikit gerak dan preferensi untuk tetap dekat dengan dinding lapangan ( thigmotaxis )
Pola perilaku yang diukur dalam open field test meliputi: [8]
Garis penyeberangan - Frekuensi dimana tikus melewati garis kisi dengan keempat cakar
(ukuran aktivitas alat gerak), kadang-kadang dibagi menjadi aktivitas di dekat dinding dan
aktivitas di tengah.
Entri kuadrat tengah - Frekuensi hewan pengerat memasuki kuadrat pusat dengan keempat
cakar
Durasi persegi tengah - Durasi waktu yang dihabiskan di alun-alun pusat
Pemeliharaan - Frekuensi dimana hewan pengerat berdiri di atas kaki belakangnya di lapangan.
Perilaku pemeliharaan di mana forepaw hewan tidak didukung dan perilaku serupa di mana
forepaw bersandar pada dinding kandang memiliki mekanisme genetik dan saraf yang berbeda
dan pemeliharaan yang tidak didukung mungkin merupakan ukuran kecemasan yang lebih
langsung. [9] [10] [4]
Peregangan postur petugas - Frekuensi dimana tikus menunjukkan perpanjangan kepala dan
bahu diikuti dengan penarikan ke posisi semula. Frekuensi tinggi menunjukkan tingkat
kecemasan yang tinggi.
Buang Air Besar dan Buang Air Kecil - Frekuensi buang air besar dan buang air kecil masih
kontroversial. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa peningkatan buang air besar
menunjukkan peningkatan kecemasan. Ilmuwan lain tidak setuju dan menyatakan bahwa buang
air besar dan buang air kecil menunjukkan tanda-tanda emosi tetapi tidak dapat dianggap
sebagai kecemasan
Download