Uploaded by User79686

KELOMPOK 5 KEBUMIAN

advertisement
Model-model
model Struktur Bumi dan Teori Tektonik Lempeng
(Makalah Fisika Kebumian dan Keantariksaan)
Oleh:
Adeliya Ayu Anggraeni
Ani Latifatun Naj’iyah
Reny Widyanti
Sestika Sari
1923022004
1923022012
1923022018
1923022014
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... iv
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ................................................................................... 2
II. PEMBAHASAN
A. Bentuk dan Ukuran Bumi ........................................................................ 3
B. Interior Bumi........................................................................................... 4
C. Litosfer Dan Strukturnya ......................................................................... 8
D. Teori Tektonik Lempeng ....................................................................... 12
III. PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 18
B. Saran .................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Ukuran Bumi ................................................................................................ 4
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.
Tipe gelombang seismic ............................................................................. 5
2.
Pembagian Lapisan Bumi ........................................................................... 6
3.
Pembagian Interior Bumi ............................................................................ 6
4.
Penampang Bumi...................................................................................... 10
5.
Peta tektonik kepulauan Indonesia, tampak zona subduksi dan sesar aktif 16
iv
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa adalah ilmu yang mempelajari bumi
dalam tata surya dan lapisan-lapisannya dari pusat bumi sampai puncak
atmosfer atau rumbai-rumbai bumi (fring of the earth). Sains ini terkait
dengan disiplin ilmu geologi, geofisika, geodesi, geografi, oseanografi,
metereologi, klimatologi, sains atmosfer, aeronomi dan astronomi. Di dalam
ilmu pengetahuan bumi dan antariksa dipelajari lapisan-lapisan bumi seperti
litosfer, hidrosfer, atmosfer dan ruang angkasa diluar atmosfer bumi yang
disebut antariksa.
Bentuk bumi sebagai mana yang telah kita tahu selama ini adalah bulat tetapi
seberapa besar ukuran bumi itu sendiri akan dibahas dalam makalah ini.
Interior bumi merupakan bagian dalam bumi lapisan-lapisan apa saja yang
ada didalamnya, sedangkan Litosfer yaitu lapisan kerak bumi yang paling luar
dan terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Litosfer adalah
lapisan kerak bumi yang paling atas yang terdiri dari batuan. Kemudian teori
tektonika Lempeng (Plate Tectonics) adalah teori dalam bidang geologi yang
dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti
pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Dalam hal ini
penulis akan membahas struktur bumi meliputi bentuk dan ukuran bumi,
interior bumi, litosfer, dan lempeng tektonik.
B. Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya:
1.
Bagaimana bentuk dan ukuran bumi?
2.
Apa saja interior bumi?
1
3.
Apa pengertian litosfer dan bagaimana strukturnya?
4.
Bagaimana teori mengenai tektonik lempeng?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penyusunan makalah diantaranya:
1.
Penulis dapat menjelaskan tentang bentuk dan ukuran bumi.
2.
Penulis dapat menjelaskan tentang interior bumi.
3.
Penulis dapat menjelaskan tentang litosfer dan strukturnya.
4.
Penulis dapat menjelaskan tentang lempeng tektonik dan bentuknya.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi mahasiswa
Penulis melakukan penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi para mahasiswa, diantaranya untuk menambah pengetahuan tentang
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa umumnya dan struktur bumi yang
meliputi bentuk dan ukuran, interior bumi, litosfer, dan lempeng tektonik
khususnya, serta menjadi referensi bagi mahasiswa untuk membuat
makalah dalam bahasan serupa.
2. Bagi penulis
Manfaat untuk penulis yaitu memperluas wawasan dan pengetahuan
tentang Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa, terutama masalah struktur
bumi yang meliputi bentuk dan ukuran, interior bumi, litosfer, dan
lempeng tektonik,
serta sebagai bahan acuan dalam pembuatan makalah
selanjutnya.
3. Manfaat untuk penulis selanjutnya
Manfaat penulisan makalah ini untuk penulis selanjutnya adalah dapat
digunakan sebagai contoh dalam pembuatan makalah yang akan datang.
2
I. PEMBAHASAN
A. Bentuk dan Ukuran Bumi
1. Bentuk Bumi
Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid),
sebuah bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang
menyebabkan buncitan pada bagian khatulistiwa. Buncitan ini terjadi
karena rotasi Bumi, menyebabkan ukuran diameter katulistiwa 43 km lebih
besar dibandingkan diameter dari kutub ke kutub. Diameter rata-rata dari
bulatan Bumi adalah 12.742 km, atau kira-kira 40.000 km/π. Karena
satuan meter pada awalnya didefinisikan sebagai 1/10.000.000 jarak antara
katulistiwa ke kutub utara melalui kota Paris, Perancis.
Topografi lokal sedikit bervariasi dari bentuk bulatan ideal yang mulus,
meski pada skala global, variasi ini sangat kecil. Bumi memiliki toleransi
sekitar satu dari 584, atau 0,17% dibanding bulatan sempurna (reference
spheroid), yang lebih mulus jika dibandingkan dengan toleransi sebuah
bola biliar, 0,22%. Lokal deviasi terbesar pada permukaan bumi adalah
gunung Everest (8.848 m di atas permukaan laut) dan palung Mariana
(10.911 m di bawah permukaan laut). Karena buncitan khatulistiwa,
bagian bumi yang terletak paling jauh dari titik tengah bumi sebenarnya
adalah gunung Chimborazo di Ekuador.
Proses alam endogen/tenaga endogen adalah tenaga Bumi yang berasal
dari dalam Bumi. Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan
Bumi ini. Tenaga alam eksogen berasal dari luar Bumi dan bersifat
merusak. Jadi kedua tenaga itulah yang membuat berbagai macam relief di
muka Bumi ini seperti yang kita tahu bahwa permukaan Bumi yang kita
3
huni ini terdiri atas berbagai bentukan seperti gunung, lembah, bukit,
danau, sungai, dan sebagainya. Adanya bentukan-bentukan tersebut,
menyebabkan permukaan Bumi menjadi tidak rata. Bentukan-bentukan
tersebut dikenal sebagai relief Bumi.
2. Ukuran Bumi
Ukuran bumi dinyatakan dalam Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Ukuran Bumi
Ciri Fisik Bumi
Jari-jari Rata-rata
Jari-Jari Khatulistiwa
Jari-Jari Kutub
Kepepatan
Keliling
Luas permukaan
Volume
Massa
Massa jenis rata-rata
Gravitasi permukaan di
khatulistiwa
Kecepatan lepas
Kecepatan rotasi
Kemiringan sumbu
Albedo
6,371.0 km
6.378,1 km
6.356,8 km
0,0033528
40.075,02 km (khatulistiwa)
40.007,86 km (meridian)
40.041,47 km (rata-rata)
510.072.000 km²
148.940.000 km² daratan (29,2 %)
361.132.000 km² perairan (70,8 %)
1,0832073×1012 km3
5,9736×1024 kg
5,5153 g/cm3
9,780327 m/s²
0,99732 g
11,186 km/s
1674,4 km/jam
23,439281o
0,367
B. Interior Bumi
1. Meneliti interior bumi
Susunan interior bumi dapat diketahui berdasarkan dari sifat-sifat fisika
bumi (geofisika). Sebagaimana kita ketahui bahwa bumi mempunyai sifatsifat fisik seperti misalnya gaya tarik (gravitasi), kemagnetan, kelistrikan,
merambatkan gelombang (seismik), dan sifat fisika lainnya. Melalui sifat
4
fisika bumi inilah para akhli geofisika mempelajari susunan bumi, yaitu
misalnya dengan metoda pengukuran gravitasi bumi (gaya tarik bumi),
sifat kemagnetan bumi, sifat penghantarkan arus listrik, dan sifat
menghantarkan gelombang seismik.
Metoda seismik adalah salah satu metoda dalam ilmu geofisika yang
mengukur sifat rambat gelombang seismik yang menjalar di dalam bumi.
Pada dasarnya gelombang seismik dapat diurai menjadi gelombang Primer
(P) atau gelombang Longitudinal dan gelombang Sekunder (S) atau
gelombang Transversal. Sifat rambat kedua jenis gelombang ini sangat
dipengaruhi oleh sifat dari material yang dilaluinya. Gelombang P dapat
menjalar pada material berfasa padat maupun cair, sedangkan gelombang
S tidak dapat menjalar pada materi yang berfasa cair. Perbedaan sifat
rambat kedua jenis gelombang inilah yang dipakai untuk mengetahui jenis
material dari interior bumi.
Gambar 1 Tipe gelombang seismic (Adapted from, Beatty, 1990.)
5
2. Model interior bumi
Model interior bumi disajikan dalam gambar 2 berikut
Gambar 2 Pembagian Lapisan Bumi (Adapted from, Beatty, 1990.)
Berdasarkan studi terhadap gelombang seismik ini, model interior bumi
adalah inti dalam, inti luar, mantel bawah, daerah transisi, dan kerak
bumi.
Gambar 3 Pembagian Interior Bumi (Adapted from, Beatty, 1990.)
Inti dalam merupakan 1,7% masa bumi; kedalaman 5.150-6.370
kilometer (3.219 - 3.981 mil). Inti dalam padat, terlepas dari mantel,
6
melayang di dalam inti luar yang melebur. Di percaya merupakan bagian
padat akibat tekanan dan pendinginan.
a) Inti luar merupakan 30,8% masa bumi; kedalaman 2.890-5.150
kilometer (1.806 - 3.219 mil). Inti luar panas, merupakan fluida
konduktif serta terjadi gerakan konveksi. Perpaduan lapisan
konduktif dan rotasi bumi menghasilkan efek
dinamo yang
memelihara sistem kemagnetan bumi. Inti luar juga bertanggung
jawab untuk menghaluskan lonjakan rotasi bumi.
b) Mantel bawah terdiri dari 49,2% masa bumi; kedalaman 650-2.890
kilometer (406 -1.806 mil). Mantel bawah mengandung 72,9% masa
mantel-kerak
dan
komposisinya
sebagian
besar
silikon,
magnesium,gan oksigen. Mungkin juga mengandung besi, kalsium,
dan aluminium.
c) Daerah Transisi adalah 7,5% dari masa bumi; kedalaman 400-650
kilometer (250-406 mil). Daerah Transisi atau mesosphere ,kadangkadan disebut juga fertile layer, mengandung 11,1% masa mantelkerak, sumber magma basaltik. Daerah Transisi juga mengandung
kalsium, aluminum, dan garnet, yaitu mineral kompleks aluminumbearing silikat. Adanya garnet pada lapisan ini menyebabkan mudah
padat jika dingin dan mengapung jika meleleh karena panas. Bagian
yang meleleh bisa naik ke lapisan lebih tinggi sebagai magma.
d) Mantel Atas merupakan 10,3% dari masa bumi; kedalaman 10-400
kilometer (6 - 250 mil). Mantel atas mengandung 15,3% masa
mantel-kerak. Fragmen dari lapisan ini pernah diamati pada sabuk
pegunungan yang tererosi dan pada letusan gunung api. Olivine
(Mg,Fe)2SiO4 dan pyroxene (Mg,Fe)SiO3 adalah mineral utama
yang
ditemukan
disini.
Bagian
atas
Mantel
Atas
disebut
asthenosphere.
e) Kerak Samudra merupakan 0,099% of dari masa bumi; Kedalaman
0-10 kilometer (0 - 6 mil). Lempeng samudra mengandung 0,147%
masa mantel-kerak. Sebagian besar kerak bumi terbentuk melalui
aktivitas vulkanik.Sistem Punggung Samudra (oceanic ridge
7
system), yaitu sebuah jaringan gunung api selebar 40.000-kilometer
(25.000 mil) , membentuk kerak samudra baru dengan kecepatan 17
km3 per tahun, menutupi lantai samudra dengan basalt. Hawaii dan
Iceland adalah contoh akumulasi onggokan basalt.
f)
Kerak Benua merupakan 0,374% dari masa bumi; kedalaman 0-50
kilometer (0 - 31 mil). Kerak Benua mengandung 0,554% masa
mantel-kerak. Lapisan ini adalah bagian terluar dari bumi dan berupa
batuan crystalline.Terdiri dari mineral berdensitas rendah didominasi
oleh kwarsa (SiO2) dan feldspars (metal-poor silicates). Kerak bumi
(Kerak
samudra
dan
benua)
adalah
permukaan
bumi;yang
merupakan bagian terdingin dari planet ini. Karena batuan dingin
mengalami deformasi secara perlahan, kita menyebut lapisan ini
sebagai lithosphere (lapisan yang kuat).
C. Litosfer dan Strukturnya
1.
Pengertian Litosfer
Kata litosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu lithos artinya batuan, dan
sphera artinya lapisan. Litosfer yaitu lapisan kerak bumi yang paling luar
dan terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km, umumnya
lapisan ini terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan SO2. Itulah
sebabnya lapisan litosfer seringkali dinamakan lapisan silikat. Menurut
Klarke dan Washington, batuan atau litosfer di permukaan bumi ini
hampir 75% terdiri dari silikon oksida dan aluminium oksida.
Penyusun utama lapisan litosfer adalah batuan yang terdiri dari campuran
antar mineral sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara gembur
atau padat. Induk batuan pembentuk litosfer adalah magma, yaitu batuan
cair pijar yang bersuhu sangat tinggi dan terdapat di bawah kerak bumi.
Magma akan mengalami beberapa proses perubahan sampai menjadi
batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
8
Litosfer memegang peranan penting dalam kehidupan tumbuhan. Tanah
terbentuk apabila batu-batuan di permukaan litosfer mengalami
degradasi, erosi maupun proses fisika lainnya menjadi batuan kecil
sampai pasir. Selanjutnya bagian ini bercampur dengan hasil pemasukan
komponen organis mahluk hidup yang kemudian membentuk tanah yang
dapat digunakan sebagai tempat hidup organisme.
Tanah merupakan sumber berbagai jenis mineral bagi mahluk hidup.
Dalam wujud aslinya, mineral-mineral ini berupa batu-batuan yang
treletak berlapis di permukaan bumi. Melalui proses erosi mineralmineral yang menjadi sumber makanan mahluk hidup ini seringkali
terbawa oleh aliran sungai ke laut dan terdeposit di dasar laut.
2. Struktur Lapisan Kulit Bumi (Litosfer)
Batuan bukanlah benda yang keras saja berupa batu dalam kehidupan
sehari-hari, namun juga dalam bentuk tanah liat, abu gunung api, pasir,
kerikil dan sebagainya. Tebal kulit bumi tidak merata, kulit bumi di
bagian benua atau daratan lebih tebal daripada di bawah samudra. Bumi
tersusun atas beberapa lapisan yaitu:
a.
Barisfer yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bahan padat yang
tersusun dari lapisan nife (niccolum = nikel dan ferum = besi) jari
jari barisfer ± 3.470 km.
b.
Lapisan antara yaitu lapisan yang terdapat di atas nife tebal 1700
km. Lapisan ini disebut juga asthenosfer mautle/mautel, merupakan
bahan cair bersuhu tinggi dan berpijar. Berat jenisnya 5 gr/cm3.
c.
Litosfer yaitu lapisan paling luar yang terletak di atas lapisan antara
dengan ketebalan 1200 km berat jenis rata-rata 2,8 gram/cm3.
Litosfer, atau yang disebut juga kulit bumi terdiri dua bagian, yaitu:
1) Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam
silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3.
Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat
batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan
9
batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan sial dinamakan
juga lapisan kerak bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata 35 km.
Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
-
Kerak benua : merupakan benda padat yang terdiri dari batuan
granit di bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian
bawahnya. Kerak ini yang merupakan benua.
-
Kerak samudra : merupakan benda padat yang terdiri dari
endapan di laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan
batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan
beku gabro dan peridolit. Kerak ini menempati dasar samudra.
2) Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang
tersusun oleh logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk
senyawa SiO2 dan MgO lapisan ini mempunyai berat jenis yang
lebih besar dari pada lapisan sial karena mengandung besi dan
magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt.
Lapisan merupakan bahan yang bersipat elastis dan mepunyai
ketebalan rata-rata 65 km. Perhatikan gambar penampang bumi
berikut ini:
Gambar 4. Penampang Bumi
3. Material Pembentuk Litosfer
Litosfer tersusun atas tiga macam material utama dengan bahan dasar
pembentukannya adalah magma dengan berbagai proses yang berbedabeda. Berikut merupakan material batuan penyusun litosfer:
10
1) Batuan Beku (Igneous Rock)
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang
membeku menjadi padat, dengan sekitar 80% material batuan yang
menyusun batuan kerak bumi adalah batuan beku. Berdasarkan
tempat terbentuknya magma beku. batuan beku dibagi menjadi tiga
macam :
a.
Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik)
Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang
berlangsung perlahan-lahan ketika masih berada jauh di dalam
kulit bumi. Contoh batuan beku dalam adalah granit, diotit, dan
gabbro.
b.
Batuan Beku Gang/Korok
Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong
antara dapur magma dan permukaan bumi. Magma yang
meresap di antara lapisan-lapisan litosfer mengalami proses
pembekuan yang berlangsung lebih cepat, sehingga kristal
mineral yang terbentuk tidak semua besar. Campuran kristal
mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri batuan beku
korok.
c.
Batuan Beku Luar
Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur
magma membeku di permukaan bumi (seperti magma hasil
letusan gunung berapi). Contoh batuan beku luar adalah : basalt,
diorit, andesit, obsidin, scoria, batuan apung (bumice).
2) Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)
Batuan Sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk
dipermukaan bumi yang mengalami pelapukan. Bagian - bagian
yang
lepas
dari
hasil
pelapukan
tersebut
terlepas
dan
ditansportasikan oleh aliran air, angin, maupun oleh gletser yang
kemudian terendapkan atau tersedimentasi dan terjadilah proses
diagenesis yang menyebabkan endapan tersebut mengeras dan
menjadi bantuan sedimen.
11
Batuan Sedimen berdasar proses pembentukannya terdiri atas :
1. Batuan Sedimen Klastik
2. Batuan Sedimen Kimiawi
3. Batuan Sedimen Organik
Berdasar tenaga yang mengangkutnya Batuan Sedimen terdiri atas :
1. Batuan Sedimen Aeris atau Aeolis
2. Batuan Sedimen Glasial
3. Batuan Sedimen Aquatis
4. Batuan Sedimen Marine
3) Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan Malihan terbentuk karena terjadinya penambahan suhu atau
penambahan tekanan yang tinggi dan terjadi secara bersamaan pada
batuan sedimen.
4.
Pemanfaatan litosfer
Litosfer merupakan bagian bumi yang langsung berpengaruh terhadap
kehidupan dan memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan di
bumi. Litosfer bagian atas merupakan tempat hidup bagi manusia, hewan
dan tanaman. Manusia melakukan aktifitas di atas litosfer. Selanjutnya
litosfer bagian bawah mengandung bahan-bahan mineral yang sangat
bermanfaat bagi manusia. Bahan-bahan mineral atau tambang yang
berasal dari litosfer bagian bawah diantaranya minyak bumi dan gas,
emas, batu bara, besi, nikel dan timah.
D. Teori Tektonik Lempeng
Teori Tektonika Lempeng (Plate Tectonics) adalah teori dalam bidang
geologi yang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya
bukti-bukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori
ini menyatakan bahwa lapisan terluar bumi terbuat dari suatu lempengan
tipis dan keras masing saling bergerak relatif terhadap yang lainnya. Teori
ini telah mencakup dan juga menggantikan Teori Pergeseran Benua yang
12
lebih dahulu dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan konsep
seafloor spreading yang dikembangkan pada tahun 1960-an.
Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas
terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang
kaku dan padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk
padat tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam
skala waktu geologis yang sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser
(shear strength) yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah
astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang
lebih dingin, melainkan tekanan yang tinggi.
Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates).
Di bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang
lebih kecil. Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer.
Mereka bergerak relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng,
baik divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan), ataupun transform
(menyamping). Setiap lempeng tektonik adalah kaku dan bergerak sebagai
unit mekanis tunggal. Hal ini mengakibatkan bila sebagian bergerak maka
satu unit lempeng akan bergerak. Perubahan kecil akan terjadi pada bagian
tengah dan tentu saja kerusakan besar timbul pada bagian tepi karena
bersinggungan langsung dengan lempeng yang lain. Gempa bumi, aktivitas
vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung samudera
meurpakan contoh akibat dari pergerakan lempeng yang umumnya terjadi di
daerah sepanjang batas lempeng.
1.
Pergerakan Lempeng (Plate Movement)
Lempeng-lempeng kulit bumi ber-gerak dari punggungan tengah samudera (mid oceanic ridge), dimana dibentuknya kerak baru, menuju garis
busur vulkanik lainnya dan menuju rantai pegunungan aktif. Lempenglempeng tersebut saling bergerak, dengan cara bertumbukan, berpapas-an
maupun menjauh. Batas lempeng secara luas digam-barkan oleh zona
13
gempa kegempaan aktif. Selain zona gempa aktif, pada kontak antara dua
lempeng tersebut dapat terbentuk zonasi-zonasi lain yang memiliki aspek
manfaat dan aspek kendala dengan ciri-cirinya yang khas. Zonasi-zonasi
akibat gejala tumbukan lem-peng-lempeng dalam kerak bumi tersebut
berupa:
1) Zonasi Gempa: Zona seismik yang aktif digunakan untuk identifikasi batas-batas plate
2) Zonasi Vulkanisme: Gunungapi (vulcano) banyak muncul di se-kitar
sabuk seismik yang aktif (the active seismic belt) dari bumi.
Munculnya gunungapi dapat di-gunakan untuk identifikasi batasbatas plate
3) Zonasi Magmatisme: Magmatisme berkaitan erat dengan kontak dua
buah lempeng dari kerak bumi. Retakan-retakan akan terbentuk
sebagai hasil deformasi gaya-gaya yang bekerja . Retakan-retakan
yang dalam merupakan daerah lemah sebagai jalan aliran mag-ma ke
permukaan bumi.
4) Zonasi Mineralisasi : Akibat munculnya gejala magmatisme
5) Zonasi Endapan Hidrokarbon: Daerah akumulasi minyakbumi &
batubara
6) Zonasi Gerakan Tanah: Pada dae-rah tumbukan dua lempeng struktur geologi banyak berkembang dan merupakan daerah yang le-mah
karena
mempunyai
aspek
kebencanaan
bagi
pengembangan
wilayah/lahan.
Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik
yang satu dengan lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu
divergen, konvergen, dan transform. Selain itu ada jenis lain yang cukup
kompleks namun jarang, yaitu pertemuan simpang tiga (triple junction)
dimana tiga lempeng kerak bertemu.
1) Batas Divergen
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai
(break apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan
litosfer menipis dan terbelah, membentuk batas divergen. Pada
14
lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut
(seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini
menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat
adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.
Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu
contoh divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke
selatan di sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan
Afrika dengan Benua Amerika.
2) Batas Konvergen
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan ke arah kerak bumi
yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama
lain. Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah
lempeng benua atau lempeng samudra lain disebut dengan zona
tunjaman (subduction zones). Di zona inilah sering terjadi gempa.
Pematang gunung api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic
trenhes) juga terbentuk di wilayah ini.
3) Batas Transfrom
Terjadi
apabila
dua
lempeng
tektonik
bergerak
saling
menggelangsar, yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah.
Keduanya tidak saling memberai maupun saling menumpu. Batas
transfrom umumnya berada didasar laut, namun ada juga yang
berada didaratan, salah satunya adalah Sesar San Andreas di
California, USA. Sesar ini meruppakan pertemuan antara Lempeng
Amerika Utara yang bergerak ke Tenggara, degan lempeng Pasifik
yang bergerak ke arah barat laut.
2. Batas Konvergen
Batas konvergen ada 3 macam, yaitu:
1) antara lempeng benua dengan lempeng samudra
2) antara dua lempeng samudra, dan
3) antara dua lempeng benua.
15
Konvergen Lempeng Benua - Samudra (Oceanic - Continental)
Apabila dua lempeng yang berbeda sifat saling mendekat, seperti
lempeng samudra mendekati lempeng benua, maka umumnya lempeng
samudra akan masuk ditekuk ke bawah lempeng benua. Tipe ini disebut
sebagai tumbukan tipe Cordilera. Kadang-kadang lempeng samudra
yang bergerak mendekati lempeng benua akan ditekuk ke atas sehingga
seolah tersesar-sungkupkan, gejala tumbukan seperti ini disebut sebagai
obdaksi. Ketika suatu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng
benua, lempeng ini masuk ke lapisan astenosfer yang suhunya lebih
tinggi, kemudian meleleh. Pada lapisan litosfer tepat di atasnya,
terbentuklah deretan gunung berapi (volcanic mountain range).
Sementara di dasar laut tepat di bagian terjadi penunjaman, terbentuklah
parit samudra (oceanic trench). Pegunungan Andes di Amerika Selatan
adalah salah satu pegunungan yang terbentuk dari proses ini. Pegunungan
ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng Nazka dan Lempeng
Amerika Selatan.
Konvergen Lempeng Samudra - Samudra (Oceanic - Oceanic)
Salah satu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng samudra
lainnya, menyebabkan terbentuknya parit di dasar laut, dan deretan
gunung berapi yang pararel terhadap parit tersebut, juga di dasar laut.
Puncak sebagian gunung berapi ini ada yang timbul sampai ke
permukaan, membentuk gugusan pulau vulkanik (volcanic island chain).
Pulau Aleutian di Alaska adalah salah satu contoh pulau vulkanik dari
proses ini. Pulau ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng Pasifik
dan Lempeng AmerikaUtara.
Konvergen Lempeng Benua - Benua (Continental - Continental)
Salah satu lempeng benua menunjam ke bawah lempeng benua lainnya.
Karena keduanya adalah lempeng benua, materialnya tidak terlalu padat
dan tidak cukup berat untuk tenggelam masuk ke astenosfer dan meleleh.
Wilayah di bagian yang bertumbukan mengeras dan menebal,
membentuk deretan pegunungan non vulkanik (mountain range).
16
Pegunungan Himalaya dan Plato Tibet adalah salah satu contoh
pegunungan yang terbentuk dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk
dari konvergensi antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia.
3. Lempeng - Lempeng Utama
Lempeng-lempeng tektonik utama yaitu:
a.
Lempeng Afrika, meliputi Afrika - Lempeng Benua
b.
Lempeng Antarktika, meliputi Antarktika - Lempeng Benua
c.
Lempeng Australia, meliputi Australia (tergabung dengan Lempeng
India antara 50 sampai 55 juta tahun yang lalu) - Lempeng Benua
d.
Lempeng Eurasia, meliputi Asia dan Eropa - Lempeng Benua
e.
Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia Timur
Laut - Lempeng Benua
f.
Lempeng Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan - Lempeng
Benua
g.
Lempeng Pasifik, meliputi Samudera Pasifik - Lempeng Samudera
Lempeng-lempeng penting lain yang lebih kecil mencakup Lempeng
India, Lempeng Arabia, Lempeng Karibia, Lempeng Juan de Fuca,
Lempeng Cocos, Lempeng Nazca, Lempeng Filipina, dan Lempeng
Scotia. Pergerakan lempeng telah menyebabkan pembentukan dan
pemecahan benua seiring berjalannya waktu, termasuk juga pembentukan
superkontinen yang mencakup hampir semua atau semua benua.
Superkontinen Rodinia diperkirakan terbentuk 1 miliar tahun yang lalu
dan mencakup hampir semua atau semua benua di Bumi dan terpecah
menjadi delapan benua sekitar 600 juta tahun yang lalu. Delapan benua
ini selanjutnya tersusun kembali menjadi superkontinen lain yang disebut
Pangaea yang pada akhirnya juga terpecah menjadi Laurasia (yang
menjadi Amerika Utara dan Eurasia), dan Gondwana (yang menjadi
benua sisanya).
17
Gambar 5 Peta tektonik kepulauan Indonesia, tampak zona subduksi dan
sesar aktif
Subduksi antara dua lempeng menyebabkan terbentuknya deretan gunung
berapi dan parit samudra. Demikian pula subduksi antara Lempeng IndoAustralia dan Lempeng Eurasia menyebabkan terbentuknya deretan
gunung berapi yang tak lain adalah Bukit Barisan di Pulau Sumatra dan
deretan gunung berapi di sepanjang Pulau Jawa, Bali dan Lombok, serta
parit samudra yang tak lain adalah Parit Jawa (Sunda). Lempeng tektonik
terus bergerak. Suatu saat gerakannya mengalami gesekan atau benturan
yang cukup keras sehingga mengakibatkan terjadi gempa bumi.
Gempa bumi merupakan peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan
energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya
lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi energi penyebab terjadinya
gempa bumi dihasilkan dari lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan
dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempa bumi sehingga
efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi. Gempabumi
mempunyai sifat berulang, dalam arti bahwa suatu gempa bumi di suatu
daerah akan terjadi lagi di masa yang akan datang dalam periode waktu
tertentu (biasanya ratusan tahun). Istilah perulangan gempabumi ini
dinamakan earthquake cycle.
18
Selanjutnya di dalam satu earthquake cycle terdapat beberapa fase atau
tahapan mekanisme terjadinya gempa bumi yaitu fase interseismic,
pre-seismic,
co-seismic,
dan post-seismic.
tahapan-tahapan
ini
biasanya disertai dengan terjadinya deformasi pada sebagian kerak
bumi.
- Tahapan interseismic merupakan tahapan awal dari suatu siklus
gempabumi. Pada tahap ini, energi dari dalam bumi menggerakkan
lempeng kemudian terjadi akumulasi energi dibeberapa bagian
lempeng tempat biasanya terjadi gempabumi (batas antar lempeng
dan sesar)
- Gempabumi (batas antar lempeng dan sesar)
- Tahapan pre-seismic adalah tahapan sesaat sebelum terjadinya
gempabumi
- Tahapan co-seismic adalah tahapan ketika terjadinya gempabumi
- Tahapan afterslip adalah tahapan ketika sisa-sisa energi gempa
terlepaskan melalui gempa susulan yang kekuatannya lebih kecil
dari kekuatan gempa utama
- Tahapan post-seismic adalah tahapan ketika sisa-sisa energi gempa
terlepaskan secara perlahan dalam kurun waktu yang lama sampai
kondisi kembali ke tahap kesetimbangan awal yang baru.
Sementara akibat dari gempa bumi juga dapat menimbulkan tsunami
yang menghancurkan dan menghanyutkan bangunan-bangunan ringan di
desa-desa atau dusun-dusun di tepi pantai. Berdasarkan jenis kerusakan
akibat gempa bumi, yang paling banyak menimbulkan korban jiwa
adalah tsunami dan gaya-gaya inersia yang ditimbulkan oleh gempa
bumi. Sehubungan dengan uraian tersebut di atas, maka untuk
menanggulangi bencana akibat gempa bumi dan bencana ikutannya,
perlu disusun suatu petunjuk teknik penanggulangan bencana gempa di
Indonesia. Tercakup di dalamnya pengkajian ulang terhadap Peta Zona
Gempa yang telah digunakan oleh berbagai instansi di Indonesia
untuk keperluan perancangan infra struktur tahan gempa.
19
II.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab II maka dapat diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1.
Bentuk Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid), sebuah
bulatan
yang
tertekan
ceper
pada
orientasi
kutub-kutub
yang
menyebabkan buncitan pada bagian khatulistiwa. Diameter rata-rata dari
bulatan Bumi adalah 12.742 km.
2.
Interior bumi terdiri dari inti dalam, inti luar, mantel bawah, daerah
transisi, dan kerak bumi. Litosfer adalah lapisan kerak bumi yang paling
atas dengan ketebalan rata-rata 1200 km dan terdiri dari batuan. Lapisan
litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Teori
Tektonika
Lempeng
adalah
teori
dalam
bidang
geologi
yang
dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti
pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Di bumi,
terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih
kecil. Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer.
Mereka bergerak relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng,
baik divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan), ataupun transform
(menyamping). Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung,
dan pembentukan palung samudera semuanya umumnya terjadi di daerah
sepanjang batas lempeng.
B. Saran
Setelah membahas dan mengkaji tentang struktur bumi yang meliputi bentuk
dan ukuran bumi, interior bumi, litosfer dan lempeng tektonik, kita ketahui
20
bahwa materi makalah ini tidak terbatas pada materi ilmu pengetahuan alam
(fisika) saja, tetapi juga ilmu pengetahuan sosial yang berupa ilmu bumi
(geografi) karena kedua bidang studi tersebut memiliki keterkaitan dalam
makalah ini. Sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam pembahasan tersebut
nantinya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, G., Kahar, S., Awaluddin, M., & Meilano, I. (2012). Kajian Regangan
Selat Bali Berdasarkan Data GNSS Kontinu Tahun 2009-2011. Jurnal
Geodesi Undip, 1(1): 1-12
Alzair,
Hendra.
2016.
Pengertian
lempeng
tektonik.
http://hendraalzair.blogspot.co.id/2016/05/tektonik-lempeng.html.
Diakses
pada 03/10/2017
Honggorahardjo, Aris Phyrus. 2009. Pemodelan tingkat aktivitas sesar cimandiri
berdasarkan data deformasi permukaan. Skripsi. FITK, Teknik Geodesi dan
Geomatika, Institut Teknologi Bandung.
Tyasjono, Bayong. 2009. Ilmu Kebumian dan Antariksa (Cetakan Ketiga).
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Zakaria, Z., 2004, Kebencanaan Geologi dan Hubungannya dengan Aktivitas
Tektonik di Jawa Barat Bagian Selatan. Jurnal Alami. 9 (2): 60-67.
Zakaria, Zulfialdi. 2007. Aplikasi Tektonik Lempeng Dalam Sumber Daya
Mineral,
Energid
An
Kewilayahan.
Jurnal Bulletin
of
Scientific
Contribution. 5 (2) 123-131
22
Download