ALAT DAN MESIN PENGENDALIAN GULMA MAKALAH Disusun untuk Memenuhi sebagian Tugas Terstruktur Mata Kuliah Mekanisasi Pertanian yang dibimbing oleh Ahmad Hadi. MSc. OLEH CINCIN ARABIA 41171218 PRODI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 BANYUWANGI 2019 i KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan atas hadirat-Nya dimana atas berkat-Nya saya selaku penulis dan penyusun Makalah ini dapat bekerja dengan baik. Makalah ini saya selesaikan atas dasar tugas yang diberikan kepada saya dimana dosen pengampu saya adalah Ahmad Hadi selaku dosen Mekanisasi Pertanian saya. Terima kasih atas kepercayaan Bapak untuk memberikan tugas ini kepada saya. s aya. Makalah ini berjudul “Alat “Alat dan Mesin Pengendalian Gulma”. Gulma ”. Dalam Makalah ini terdapat banyak kesalahan-kesalahan kesalahan -kesalahan baik itu dalam hal pengetikan, penyusunan makalah yang kurang sempurna, saya selaku penulis dan penyusun Makalah ini meminta maaf dan saya membutuhkan saran dan kritik yang membangun guna memperbaiki Makalah yang kurang sempurna ini. Saya selaku penulis dan penyusun Makalah ini mengucapkan terima kasih. Banyuwangi, 12 Maret 2019 Cincin Arabia ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii BAB I PENDAHULUAN 1 1. 1 Latar Belakang 1 1. 2 Rumusan Masalah 2 1. 3 Tujuan 2 BAB II PEMBAHASAN 3 2. 1 Ekobetor 3 2. 2 Metrok (ngrambet) 8 2. 3 Spreyer 10 2. 4 Mesin Penyiang Bermotor 11 2. 5 Alat Pengendalian Secara Mekanis (Cangkul,Koret,Dan Gosrok) 13 BAB III PENUTUP 14 3. 1 Kesimpulan 14 3. 2 Saran 14 DAFTAR PUSTAKA 15 iii BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan perkembangannya mengikuti dengan perkembangan kebudayaan manusia. Pada awalnya alat dan mesin pertanian masih sederhana dan terbuat dari batu atau kayu kemudian berkembang menjadi bahan logam. Susunan alat ini mula-mula sederhana, kemudian sampai ditemukannya alat mesin pertanian yang komplek. Dengan dikembangkannya pemanfaatan sumber daya alam dengan motor secara langsung mempengaruhi perkembangan dari alat mesin pertanian (Sukirno, 1999). Sesuai dengan defenisi dari mekanisasi pertanian (agriculture mechanization), maka penggunaan alat mekanisasi pertanian adalah untuk meningkatkan daya kerja kerj a manusia dalam proses produksi pertanian dan dalam setiap tahapan dari proses produksi tersebut selalu memerlukan alat mesin pertanian per tanian (Sukirno, 1999). Pada budidaya tanaman untuk mengendalikan gulma, hama dan penyakit tanaman umumnya digunakan pestisida berbentuk cair dan tepung. Untuk mengaplikasikannya pestisida cair digunakan alat penyemprot yang disebut sprayer , sedangkan untuk pestisida berbentuk tepung digunakan alat yang disebut duster. Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yangsangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Sprayer adalah alat/mesin yang berfungsi untuk memecah suatu cairan, larutan ataususpensi menjadi butiran cairan (droplets) (droplets) atau spray. Sprayer Sprayer merupakan alat aplikatorpestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama &penyakit tumbuhan. Sprayer juga didefinisikan sebagai alat aplikator pestisida yang sangatdiperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan.Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan. Alat penyemprot (Sprayer) digunakan untuk mengap mengaplikasikan likasikan sejumlah tertentu bahan kimia aktif pemberantas hama penyakit yang terlarut dalam air ke objek semprot (daun, tangkai, buah) dan sasaran semprot (hama-penyakit). Efesiensi dan efektivitas alatsemprot ini ditentukan oleh kualitas dan kuantitas bahan aktif tersebut yang terkandung didalam setiap butiran larutan tersemprot (droplet) yang melekat pada objek dan 1 sasaran semprot.Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan. Aplikasi herbisida dan alat aplikasinya pada prinsipnya tergantung dari formulasi yang digunakan. Dalam aplikasi herbisida yang memakai pelarut banyak kegagalan yang terjadi akibat kesalahan pemakaian alat dan kesalahan melakukan kalibrasi. Sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai bagian dari alat-alat semprot dan kalibrasinya sangat diperlukan. 1. 2 Rumusan Masalah Apa saja alat-alat pertanian untuk mengendalikan gulma? Dan bagaimana cara kerja alat-alat pengendali gulma tersebut? 1. 3 Tujuan Untuk mengetahui apa saja alat-alat pertanian untuk mengendalikan gulma serta cara kerja alat-alat tersebut. 2 BAB II PEMBAHASAN 2. 1 Ekobetor Berawal dari menemukan masalah dalam pengelolaan budidaya tanaman padi di Sawah yaitu kurangnya kurangnya tenaga kerja dalam pengendalian Gulma/ngerambet , maka saya berpikir untuk membuat alat penyiang gulma dengan menggunakan motor penggerak .Mencoba merancang untuk mebuat pisau penyiang gulma padi sawah yang aman bagi tanaman dan penggunanya penggunanya serta aman bagi lingkungan lingkungan dengan menggunakan menggunakan motor penggerak. Pada Pekan Peramalan OPT bulan Juni 2016 lalu, alat ini mendapat juara II bidang Karya Ilmiah. Dari beberapa kali percobaan maka terciptalah AKOBETOR (Alat Kuswana Ngerambet Ngerambet Pakai Motor) pada tahun tahun 2015, 2015, yang yang saat ini belum dikenal dimasyarakat dimasyarakat tani khususnya dan msyarakat secara umum. Alat ini dibuat terinpirasi dari gangsing (mainanan anak). Saya mengakui mengakui Alat ini merupakan modifikasi modifikasi dari Mesin rumput yang sudah mempunyai mempunyai hak paten dari Balai Pengembangan Mekanisasi Pertanian Provinsi Jawa Barat dengan hasil Uji Nomor : 521.31/34/PLT/Mektan/PNYG/2015 model/Tipe : K-01 . AKOBETOR berfungsi untuk menyiang gulma gulma padi sawah yang dapat bekerja cepat, efektiv dan efesien serta Ramah lingkungan. Selain bekerja mengendalikan Gulma di sawah juga secara tidak langsung dapat mengendalikan OPT, dikarenakan semua serangga OPT yang ada di rumpun Padi dapat terusik, serhingga memberi peluang bagi predator khususnya Capung sebagai pemangsanya. pemangsanya. Manfaat lain dari alat ini, juga dapat Melancarkan Sirkulasi Udara disekitar tanaman padi dan Tanah menjadi Subur serta dapat menggemburkan tanah. Pengendalian hama terpadu (PHT) sebagai kebijakan perlindungan tanaman telah diperkuat secara hukum dengan UU no 12 Tahun 1992 tentang system budidaya tanaman , PP no 6 tahun 1995 tentang perlindungan tanaman , dan keputusan mentri pertanian No 887/kpts/ot.210/9/97 (pedoman pengamatan Perlindungan tanaman Departemen pertanian 2008) , Permentan pertanian Organik no 64/OT.140/5/2013 .Organisme Pengganggu Tumbuhan selain Serangga dan hewan, juga adanya adanya tumbuhan yang menjadi kompetitif bagi bagi kehidupan tanaman yaitu terjadinya perebutan unsur hara/nutrisi di dalam tanah sehingga pertumbuhan tanaman pokok menjadi terhambat. Pesaing tanaman pokok adalah “ Gulma 3 Gulma adalah tumbuhan pengganggu yang nilai negatif apabila tumbuhan tersebut merugikan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung dan sebaliknya tumbuhan dikatakan memiliki nilai positif apabila mempunyai daya guna manusia. menurut (Mangoensoekarjo (1983). Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh tumbuh tidak sesuai dengan tempatnya dan tidak dikehendaki serta mempunyai nilai negatif. menurut sutidjo (1974). Gulma merupakan tumbuh-tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan sehingga menimbulkan kerugian bagi kehidupan manusia. Kerugian yang ditimbulkan antara lain pengaruh persaingan (kompetisi) yang mempengaruhi ketersediaan unsur hara bagi tanaman, mendorong efek alelopati (Nasution,1986). Gulma didefinisikan sebagai tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang tidak diingikan oleh manusia. Dengan demikian apa saja yang termasuk tanaman budidaya ,dapat dipandang sebagai gulma apabilah tumbuh pada tempat yang tidak diingkan.Tumbuhan yang lebih lazim sebagai gulma biasanya cendrung mempunyai sifat-sifat atau ciri khas tertentu yang memungkinkanya untuk mudah tersebar luas dan mampu menimbulkan kerugian dan ganmgguan (Anderson, 1977). Gulma yaitu tumbuhan liar yang yang dapat berkembang berkembang biak secara vegetatif maupun generatif dan biji yang dihasilkan secara vegetatif maupun generatif adalah dengan hizoma,stolon,dll. Pembiakan melalui spora umumnya dilakukan oleh bangsa pakisan sedangkan pembiakan biji dilakukan oleh bangsa gulma semusim atau tahunan, (Sukman dan Yakub,1995). Yakub,1995). Gulma merupakan pesaing alami yang kuat bagi bagi tanaman budidaya dikarenakan mampu memproduksi biji dalam jumlah yang banyak sehingga kerapatannya tinggi, perkecambahannya cepat, pertumbuhan awal cepat dan daur hidup lama (Ashton dan dan Monaco, Monaco, 1991). Sifat gulma umumnya mudah beradaptasi dengan lingkungan yang berubah dibandingkan dengan tanaman budidaya. Daya adaptasi dan daya saing yang kuat merupakan sifat umum gulma (Tjirtosoedirdjo et. al., 1984). Tumbuhan yang bepotensi sebagai gulma cenderung mempunyai ciri tetentu yang memungkinkan untuk mudah tersebar luas dan mampu menimbulkan gangguan dan kerugian (Hasution 1986, ) Suatu tumbuhan yang tumbuhnya tidak dikendaki oleh manusia (Soerjani 1974; theo 197; Tjitosoedirdjo alet al 1984) Tumbuhan yang keberadaanya dapat menimbulkan gangguan gangguan dan kerusakan bagi tanaman budidaya maupun aktivitas manusia dalam mengelola usaha taninya. (kustono, 2004) adalah segala segala tanaman yang tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan. diinginkan. Bunga mawar pun, jika tumbuh di tengah sayuran juga termasuk Gulma. Kebanyakan Gulma adalah tanaman yang cepat tumbuh dan dapat menghasilkan sejumlah besar biji dalam waktu 4 singkat. (yakup 1994 ).Pengendalian Gulma merupakan bagian dari Pelaksanaan Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Karena gulma merupakan inang alternatif bagi OPT dan mengganggu kesuburan akibat dari persaingan pengambilan unsur hara di tanah sekitar tanah. Masalah yang kerap terjadi di lapangan adalah Gulma merupakan pesaing alami yang kuat bagi tanaman budidaya dikarenakan mampu memproduksi biji dalam jumlah yang banyak sehingga kerapatannya tinggi, perkecambahannya perkecambahannya cepat, dalam Pengendalian Gulma di sawah, Petani banyak menggunakan herbisida sehingga dimana pestisida tersebut menyebabkan matinya banyak Organisme hidup yang berguna berguna sebagai musuh alami dan pengurai bahan Organik. Organik. Petani belum tahu mengendalikan Gulma yang yang ramah lingkungan dengan menggunakan Akobetor,1.2.4. Akobetor,1.2.4. Kurangnya Kurangnya Tenaga kerja disawah khususnya tenaga kerja kerja penyiang Gulma /ngerambet (sunda), keadaan ini mendorong mendorong saya melakukan inovasi agar petani dapat mengendalikan gulma tepat pada pada waktunya (sesuai dengan waktu yang dijadwalkan)., agar Petani tidak selalu menggunakan H Herbisida erbisida dalam pengendalian Gulma, bagaimana agar Petani dapat menggunakan alat yang ramah lingkungan dalam hal Pengendalian Pengendalian Gulma/ngerambet, Bagaimana agar lebih Efektif dan efesien dalam Pengendalian Gulma. Intinya adalah agar Petani mau dan mampu mengendalikan gulma padi sawah yang yang ramah lingkungan serta tepat waktu yakni yakni dengan dengan menggunakan “ AKOBETOR” sebagai alat pengendalian Gulma padi sawah yang ramah lingkungan bekerja efektif dan efesien karena tidak menggunakan menggunakan banyak banyak tenaga kerja serta dapat menghemat menghemat biaya. Secara umum mesin penyiang gulma ini terdiri atas Pisau penyiang dan Motor penggerak dibuat dari bahan Logam/besi terdiri dari beberapa komponen yakni : Stang kemudi , Piringan rotor dilengkapi dengan gigi penyiang yang terbuat dari besi diameter 6 mm, piringan rotor dilengkapi dengan rumah piringan yang berfungsi untuk mencegah agar serpihan tanah atau kotoran lain tidak terlempar serta untuk mencegah agar putaran piringan rotor tidak terkena tanaman padi . Deskripsi alat sebagai berikut : 5 a. Unit demensi alat Panjang : 160 mm Lebar : 160 mm Tinggi : 120 mm b. Panjang Stang kemudi Panjang : 2150 mm Diameter : 26 mm c. Unit Penyiang Diameter Jumlah gigi penyiang : 160 mm : 4 Buah Diameter gig penyiang : 6 mm Panjang gigi penyiang : 19 mm Jarak antar gigi penyiang : 70 mm Diameter dudukan gigi : 131 mm Cara kerja dari Akobetor Akobetor adalah dengan sistim memotong dan merabut rumput/gulma serta mengacak tanah disekitar tanaman .Untuk menguji menguji efektivitas Akobetor Akobetor tersebut maka alat ini dilakukan Pengujian yang yang dilaksanakan oleh team penguji dari Balai Pengembangan Pengembangan Mekanisasi Pertanian Provinsi Jawa Barat pada tanggal 12 Juni 2015 di Kecamatan Pasawahan Kabupaten Purwakarta. 6 Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan di beberapa tempat dan berulangulang dapat dilihat dilihat pada lahan lahan sawah yang sudah dilakukan penyiangan, dibandingkan dengan yang belum dilakukan penyiangan, bahwa pada lahan yang sudah dilakukan penyiangan dengan menggunakan Akobetor menunjukkan bahwa rumput/gulma berbagai jenis dan golongannya yang ada disekitar tanaman padi 98 % dari tersiangi, namun tanaman pokok(Padi) masih berdiri tegak tidak terganngu. Sawah yang pengendaliannya menggunakan Akobetor, tanahnya menjadi gembur , karena tanah lapisan atas(Top soil) secara tidak langsung terkena pengolahan . Dengan terusiknya tanaman padi Akobetor maka banyak serangga “Organisme Pengganggu Tumbuhan” (OPT) , seperti imago Wereng batang coklat , Wereng daun hijau, ngengat Hama putih dan ngengat Penggerek Batang padi, secara tidak langsung langsung dapat mengendalikan OP OPT T . Maka dengan banyaknya serangga yang terbang karena terusik oleh Akobetor menunjukkan banyaknya capung disekitar perlakuan penyiangan, dimana capung tersebut merupakan predator /pemangsa daripada OPT. Dalam melakukan penyiangan gulma dengan A Akobetor kobetor tidak memerlukan banyak tenaga kerja hanya cukup operator yang menjalankan alat tersebut, karena menggunakan motor penggerak berbahan bakar bensin yang relatif cukup irit hanya 0,5/l/jam . sehingga mengakibatkan pengurangan pengurangan biaya dalam untuk untuk penyiangan. Dilihat dari aspek Keamanan, baik terhadap tanaman maupun terhadap manusia sebagai operatornya 99% aman, karena pisau penyiang yang kerjanya sentrifugal ,ditutup dengan cover protektif sehingga tanaman tidak terpotong. Antara Pisau penyiang penyiang dan pemakai atau operator operator relatif cukup aman karena dibatasi oleh stang kemudi yang panjangnya sekitar 1,20 cm. penyiangan menggunakan Mengerjakan Akobetor dapat membersihkan gulma hingga 98 % , dengan waktu tempuh hanya hanya dalam 8 (delapan) jam /Ha atau 2 (dua) HOK,sehingga penyiangan gulma padi sawah menjadi menjadi efektif dan efesien . Berdasarkan hasil percobaan perlakuan dilapangan yang dilanjutkan dengan pengujian oleh Balai pengembangan Mekanisasi Pertanian Provinsi Jawa Barat dapat disimpulkan sebagai berikut berikut penyiangan Gulma padi sawah dengan menggunakan Akobetor dapat membersihkan gulma hingga 98 % ,perlakuan penyiangan gulma secara tidak langsung dapat mengendalikan Organisme Pengganggu Tumbuhan ,aman bagi Operator (pengguna Akobetor) hingga 99 %, dapat menghemat tenaga kerja dan biaya , tanah menjadi gembur sehingga tanaman menjadi subur, Terciptanya kelestarian lingkungan . Ketika tanaman Padi yang dibudidayakan petani itu bersih dari 7 Gulma maka pertumbuhannya tidak akan terhambat oleh adanya tumbuhan kompetitif kompetiti f / pesaing dalam hal pengambilan unsur hara dalam tanah. Secara tidak langsung Akobetor dapat menggemburkan tanah, karena karena terjadi perubahan struktur pada pada tanah, serta melancarkan sirkulasi udara di sekitar tanaman. Selain Akobetor itu dapat mengendalikan Gulma , sekaligus dapat mengendaliakan Organisme Penggannggu Tumbuhan (OPT) karena terusik. Sesuai dengan prinsip Pengendalian Hama Terpadu yakni ; Budidaya tanaman sehat , Lestari linggkungan, Pengamatan routin (mengamati agro ekosistem ) serta petani menjadi ahli dalam mengelola agro ekosistem khususnya pada pertanaman padi, maka fotensi produktifitas tanaman padi yang yang dibudidayakan dapat tercapai . Saran agar hasilnya maksimal penyiangan Gulma perlu dilakukan tepat pada waktunya dan penyiangan gulma dapat menggunakan menggunakan alat efektif dan efesien seperti Akobetor ini. 2. 2 Metrok (ngrambet) Ngarambet adalah kegiatan penyiangan padi setelah ngalandak. Kegiatan ini dilakukan kurang lebih 1 mg setelah ngalandak, dilakukan oleh ibu tani tanpa menggunakan alat bertujuan mencabut gulma yang tidak terjangkau oleh landakan. Kelemahannya adalah tangan menjadi sakit ketika tanahnya kering. METROK adalah alat ngarambet dengan cara kerja dikerok. Alat ini merupakan inovasi baru baru yang diciptakan untuk mempermudah kerja penyiangan padi. Fungsi masing-masing dari bagian-bagian alat 8 Kayu : berfungsi untuk sebagai gangang pada besi untuk tempat pengangan dan menpermudah pengerjaan. Hubungan kerja alat ini dengan mata pisau adalah sebagai tempat untuk melengketnya pisau pada gagang gagang memudahkan kita dalam dalam mengunakannya. Mata pisau : berfungsi untuk memotong gulma yang menggangu menggangu pada tanaman padi ynag di budidayakan . Fungsi Penyiangan Membersihkan gulma sehingga tidak terjadi persaingan akan kebutuhan metabolisme tanaman. Memasok udara ke dalam tanah sehingga terjadi aerasi yang baik. Memotong akar tanaman. dengan terpotongnya akar tanaman akan memacu partumbuhan cabang cabang akar yang lebih banyak dengan banyaknya akar maka pertumbuhan tanaman akan lebih bagus. bagus. Cara kerja alat cara kerja alat ini sangat sesuai dengan keinginan petani karena alat ini tercipta dari ide praktis seorang petani. yaitu pengerat rumput yang sangat efektip digunakan baik di lahan kering maupun dilahan sawah. Perawatan alat Agar alat yang digunakan dapat tahan lama, maka harus ada pemeliharaan alat setelah pekerjaan selesai. Setelah alat sel selesai esai digunakan, bersihkan alat dengan cara me mencuci ncuci dengan air hingga bersih dari kotoran kotoran tanah. Karingkan alat dengan lap atau dijemur dibawah sinar matahari. Setelah kering alat dilap dengan kain yang diberi minyak pelumas atau minyak sayur, kemudian simpan pada tempat yang kering, jauh dari jangkauan anak. 9 2. 3 Spreyer Bagian-bagian alat dan hubungan kerjanya Berdasarkan prinsip kerjanya, maka alat penyemprot tipe gendong ini memiliki bagian utama yang terdiri : 1. Tangki dari bahan plat tahan karat, berfungsi untuk menampung cairan pestisida 2. Unit pompa, yang terdiri dari silinder pompa, piston dari kulit 3. Tangkai pompa, berfungsi untuk memompa cairan yang ada dalam tangki 4. Saluran penyemprot, terdiri dari kran, katup serta pipa yang bagian ujungnya dilengkapi nosel.Manometer, berfungsi untuk mengukur tekanan udara di dalam tangki.hubungan kerjanya adalah untuk mengetahui berpa tekanan yang ada dalam tangki agar menpermudah mengeluarkan hembusan melewati nozel. 5. Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki Katup pengendali aliran cairan bertekanan yang ke luar dari selang karet Laras pipa penyalur aliran alira n cairan bertekanan dari selang menuju ke nosel 6. Nosel, berfungsi untuk memecah cairan menjadi pertikel halus sehingga hasil semburan menjadi merata. 7. Mesin pengerak, berfungsi untuk menbantu memompa tangki untuk mengeluarkan cairan pestisida melalui nozel hubungan kerja alat ini dengan nozel yaitu untuk memonpa air yang ada dalam tangki . 8. Tutup sprayer berfungsi untuk menutup agar air tidak tumpah pada tangki hubungan kerjanya adalah pada tangki yang saling untuk melengkapi agar air tidak tumpah. 10 Kemanpuan kerja Alat ini menpunyai kemanpuan kerja yang cukup tinggi karna di gerakkan oleh mesin pengerak dan dalam pengerjaan sangat cepat karna dalam penggunaan tidak perlu lagi menggunakan pompa dalam mengendalikan hama yang menyerang pada penbudidayaan tanaman padi. prinsip Cara kerja Prinsip kerja alat penyemprot handsprayer adalah memecah cairan menjadi butiran partikel halus yang menyerupai kabut. Dengan bentuk dan ukuran yang halus ini maka pemakaian pestisida akan efektif dan merata ke seluruh permukaan daun atau at au tajuk tanaman. Untuk memperoleh butiran halus, biasanya dilakukan dengan menggunakan proses pembentukan partikel dengan menggunakan tekanan (hydraulic atomization), atomizati on), yakni cairan cai ran di dalam tangki dipompa sehingga mempunyai tekanan yang tinggi, dan akhirnya mengalir melalui selang karet menuju ke alat pengabut. Cairan dengan tekanan tinggi dan mengalir melalui celah yang sempit dari alat pengabut, sehingga cairan akan pecah menjadi partikelpartikel yang sangat halus. 2. 4 Mesin Penyiang Bermotor Spesifikasi Teknis: • Tipe : Walking Type • Penggerak : Motor Motor Bensin, 2 Tak, 2 HP /6500 rpm • Pajang : 1.550 mm • Lebar : 620 mm • Tinggi : 960 mm • Berat : 21 Kg (termasuk mesin) • Kecepatan Jalan : 2 – 2,5 km/jam 11 • Lebar Kerja : 2 baris x 20 cm, 2 baris x 25 cm • Kapasitas Kerja : a) Satu Arah : 0,067 Ha/ jam; b) Dua Arah : 0,037 Ha/ jam. Mesin penyiang bermotor untuk gulma padi lahan sawah sudah sangat diperlukan oleh petani karena kegiatan pengendalian hama, melalui penyiangan merupakan salah satu kegiatan penting dalam budidaya tanaman padi secara intensif untuk meningkatkan produktivitas hasil persatuan luas. Adanya kecenderungan pergeseran tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor jasa dan industri; di beberapa daerah telah mengalami kesulitan mendapatkan tenaga kerja untuk penyiangan. Bagian-bagian alat, fungsinya dan hubungan kerjanya 1. Stang kemudi : berfungsi untuk mengatur arah jalannya mesin penyiang hubungan kerjanya dengan tuas gas yang mengatur tingginya gas. 2. Tuas gas : berfungsi untuk mengatur gas hubungan kerjanya dengan stang kemudi untuk mengatur jalan mesin penyiang. 3. Tangki bahan bakar berfungsi untuk menyimpan bahan bakar agar selalu tersedia kalau dalam pemakaiannya. Hubungan kerjanya dengan komponen yang di transper agar menjadi bahan bakar agar mesin dapat di fungsikan. 4. Mesin pengerak berfungsi untuk menberi daya kepada komponen-komponen yang ada agar menpermudah pengerjaan dalam penyiangan gulma. 5. Pelindung weeder berfungsi untuk melingdungi petani agar terhindar dari resiko bahaya. 6. Rangka berfungsi untuk tempat untuk memasang dari suatu system. 7. Ekor peluncur berfungsi untuk menahan saat mesin penyiang selesai di gunakan. 8. Cakar penyiang merupakan eksekutor dalam mesin ini, cakar terdiri dari roda yang yang terbuat dari plat besi, dan cakar sendiri dibuat dari bahan paku baja yang dibengkokkan di ujungnya. Untuk membuat roda diperlukan plat besi yang dibentuk menggunakan pahat. 12 Cara pengoprasian mesin penyiang Kerja mesin penyiang mekanis ini akan baik apabila kondisi lahan dan tanaman sesuai dengan persyaratan mesin ini, yaitu kondisi lahan tergenang air macak-macak setinggi 1- 5 cm, kedalaman lapisan lumpur sawah (diukur dengan cara orang berdiri di lumpur) maksimum 25 cm. Syarat dari kondisi tanaman yang dikehendaki alat ini adalah jarak tanam antar baris harus lurus dan tetap. Apabila diinginkan penyiangan dalam dua arah membujur dan melintang tanaman padi harus ditanam dalam dua arah lurus, biasanya petani menggunakan caplak untuk membentuk alur sebelum ditanam. Jarak tanam padi sawah di Indonesia sangat bervariasi tergantung kebiasaan petani. 2. 5 Alat Pengendalian Secara Secara Mekanis (Cangku (Cangkul,Koret,Dan l,Koret,Dan Gosrok) Gosrok) Menurut Smith dan Wilkes (1990) alat yang pertama yang digunakan untuk pengendalian gulma adalah cangkul. Di zaman dahulu, hampir kebanyakan tanaman ditanam dengan cara disebar, dan cangkul merupakan satu-satunya alat yang dapat digunakan untuk membasmi gulma di antara tanaman. Hal ini diperkuat oleh Sukman (2002) yang menyatakan bahwa meskipun cangkul merupakan alat pengolah tanah tetapi dapat juga digunakan untuk pengendalian gulma terutama untuk pertanian da lahan kerin, meskipun tidak keseluruhan akar gulma terpotong. Selain cangkul, alat sederhana lain yangdigunakan untuk mengendalikan gulma secara mekanis adalah sabit, kored dan gosrok/lalandak. Alat pemotong berupa parang atau sabit/celurit biasanya hanya memotong bagian atas saja sehingga untuk pertanaman semusim kurang dianjurkan dan pemotonganbaiasa dilakukan untuk mengurangi pertumbuhan semak belukar. Sedangkan lalandak/gosrok alat pengendali gulma pada tanah sawah dan untuk mendapatkanhasil yang lebih baik biasanya penggunaan lalandak disertai dengan pencabutan. 13 BAB III PENUTUP 3. 1 Kesimpulan Alat yang biasa digunakan petani dalam penyiangana gulma secara mekanik adalah sprayer yang berfungsi berfungsi untuk memecah suatu cairan, larutan atau suspensi menjadi butiran cairan (droplets) atau spray. Sprayer merupakan alat aplikatorpestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama &penyakit tumbuhan. Sprayer juga didefinisikan sebagai alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan. Selain sprayer, alat sederhana lain yang digunakan untuk mengendalikan gulma secara mekanis adalah cangkul, kored dan gosrok. 3. 2 Saran Di zaman modern saat ini, akan lebih baik menggunakan alat-alat yang lebih praktis. Walaupun harganya mahal, tetapi alat modern seperti penyiangan bermotor sangat membantu cepatnya mengendalikan gulma. 14 DAFTAR PUSTAKA Moernadis. 1990. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Pengendalian Gulma (Ilmu Gulma-Buku Gulma-Buku I). I). Jakarta: Rajawali Pers. Rukman, Rahmat, dan Sugandi Saputra. 1999.Gulma 1999.Gulma dan Teknik Pengendalian. Pengendalian. Jogjakarta: Kanisius. Tjitrosoepomo. 2001. Sprayer Gulma. Gulma. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Widia.2004. Alat Pengendalian Gulma. Gulma. Institud Pertanian Bogor. Jawa Barat. Wudianto, R. 1988. Petunjuk Penggunaan Penggunaan Pestisida Pestisida.. Jakarta: Penebar Swadaya. Wawan Hermawan. Hermawan.2012. Kinerja Sprayer Bermotor dalam Aplikasi Pupuk Pupuk Daun di Perkebunan Tebu.Jurnal Tebu.Jurnal Teknikan Pertanian. Institut Pertanian Bogor vol. 26, No. 2 Rukman, Rahmat dan Sugandi Saputra. 1999.Gulma 1999.Gulma dan Teknik Pengendalian. Pengendalian. Jogjakarta: Kanisius. 15